tugas makalah - prashenda eko (15105020)

19
GD 4221 ASPEK TEKNIK HUKUM LAUT DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Sistem Proyeksi Peta untuk Pembuatan Peta LautDISUSUN OLEH PRASHENDA EKO WIBOWO ( 15105020 ) DOSEN Dr.Ir. EKA DJUNARSJAH, M.T.

Upload: prashenda-eko-wibowo

Post on 18-Jun-2015

599 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Makalah - Prashenda Eko (15105020)

GD 4221 ASPEK TEKNIK HUKUM LAUT

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

“Sistem Proyeksi Peta untuk Pembuatan Peta Laut”

DISUSUN OLEH

PRASHENDA EKO WIBOWO ( 15105020 )

DOSEN

Dr.Ir. EKA DJUNARSJAH, M.T.

Institut Teknologi Bandung

2009

PRAKATA

Page 2: Tugas Makalah - Prashenda Eko (15105020)

Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan

hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah Aspek Teknik Hukum

Laut berjudul “Sistem Proyeksi Peta untuk Pembuatan Peta Laut “ ini

lancar dan tepat pada waktunya.

Dalam proses pembuatan makalah ini penulis banyak sekali

menemui kendala diantaranya banyaknya referensi dalam pembuatan

makalah ini yang berbahasa inggris dan kurangnya ilmu yang dimiliki

penulis dalam pembahasan makalah ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Allah SWT yang

telah memberikan kesehatan kepada penulis.

Semoga makalah ini kelak dapat berguna bagi banyak pihak. Saran

dan kritik yang membangun sangat penulis tunggu dalam upaya

pengembangan diri penulis.

Penulis

BAB I

Page 3: Tugas Makalah - Prashenda Eko (15105020)

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Nautical chart atau peta laut didefenisikan sebagai suatu peta

yang dirancang khusus untuk keperluan navigasi kelautan.

Peta ini menyajikan batas-batas wilayah perairan dan mempunyai

nilai yang tinggi,karena tidak hanya menggambarkan batas-batas

terdalam dan terluar wilayah yurisdiksi nasional,tetapi juga garis

pembatas suatu area di laut yang bertampalan dengan negara lain.

Peta laut dibuat oleh negara pantai yang terkait dan harus

disajikannya dengan detail yang cukup,konfigurasi pantai dan

morfologi zona pantai,termasul dasar laut.Garis-garis

pangkal ,garis-garis batas terluar wilayah perairan,serta garis batas

antar negara harus diperlihatkan dengan jelas dalam peta laut.

Permukaan bumi (alam hal ini lautan) tidak dapat di gambarkan

pada suatu bidang datar tanpa mengalami distorsi jarak,luas,dan

sudut. Proyeksi peta yang akan digunakan diusahakan seoptimal

mungkin untuk meminimalkan atau mengeliminasi beberapa distorsi

pada area tertentu,karena tidak mungkin semua distorsi dihilangkan

Peta Laut yang digunakan untuk penentuan batas wilayah perairan

sebaiknya menggunakan proyeksi konform,yang dapat

menyediakan pengukuran sudut,jarak,dan arah terbaik. Banyak Peta

Laut menggunakan proyeksi mercator,dimana loxodrome

digambarkan sebagai garis lurus (mempunyai azimuth yang

tetap),namun mempunyai kelemahan distorsi jarak dan luas

bertambah besar dengan semakin besarnya lintang.

Page 4: Tugas Makalah - Prashenda Eko (15105020)

Sifat-sifat matematis dari proyeksi peta laut menimbulkan

konsekuensi bahwa peta akan mengalami distorsi yang

berpengaruh pada penentuan batas-batas laut.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, yang akan dijelaskan adalah beberapa

Sistem Proyeksi yang cocok untuk keperluan praktis,berdasarkan

ketersediaan peta dan karakteristik area yang dicakup, bagi Peta

Laut sesuai dengan tujuan utamanya yaitu Navigasi Kelautan dan

penentuan batas wilayah perairan.

1.3 Teknik Pengumpulan Data

Semua data pada makalah ini diperoleh dari beberapa

literatur diantaranya buku-buku yang berkaitan dengan aspek

teknis penetapan batas laut seperti Diktat Mata Kuliah Aspek

Teknis Hukum Laut oleh Dr.Ir. Eka Djunarsjah, M.T.dan sumber-

sumber lain di internet, data-data yang telah terkumpul dipilah-pilah

sesuai dengan aspek yang diteliti dan yang akan dibahas dalam

makalah ini.

Page 5: Tugas Makalah - Prashenda Eko (15105020)

BAB ll

ISI

2.1 Sistim Proyeksi Peta

Untuk dapat memberikan gambaran keadaan permukaan bumi

pada bidang datar, lazim dibuat suatu peta. Pada dasarnya, peta

merupakan gambaran keadaan permukaan bumi pada bidang datar,

artinya letak titik-titiknya dinyatakan dengan suatu koordinat-koordinat di

bidang datar.

Bentuk permukaan bumi tidaklah datar dan juga tidak dapat

didatarkan, bahkan tidak merupakan bidang teratur, sehingga segala

sesuatu yang berada di atas permukaan bumi tidak secara mudah

digambarkan pada bidang datar

Peta seperti tersebut di atas, merupakan gambaran permukaan

bumi pada bidang datar, maka untuk menggambarkan titik-titik di

permukaan bumi pada bidang datar harus diambil cara-cara tertentu,

yang sebaiknya di-tentukan oleh syarat-syarat (sifat-sifat) apa yang harus

dipenuhi oleh gambar yang akan dihasilkan. Pemindahan titik-titik harus

dirumuskan secara tertentu, supaya didapat hubungan antara unsur-

unsur sebenarnya di ellipsoid dengan unsur-unsur korespondennya di

dalam bidang datar; jadi unsur-unsur di bidang peta (dengan perbedaan

Page 6: Tugas Makalah - Prashenda Eko (15105020)

besar atau kecil) bukannya unsur sebenarnya di ellipsoid, melainkan

hasil pemindahannya ke bidang datar.

Untuk dapat menyajikan unsur-unsur dipermukaan bumi (bentuk

ellipsoid) ke bidang datar (dalam hal ini, peta), dilakukan suatu

transformasi dengan menggunakan rumus matematis tertentu, cara ini

disebut Proyeksi Peta

Ditinjau dari distorsi yang diakibatkan Sistem Proyeksi Peta dibagi

menjadi 3:

1. Proyeksi konform, sudut dipermukaan bumi sama dengan sudut

pada bidang proyeksi; daerah-daerah kecil pada peta sama

sebangun dengan yang ada dipermukaan bumi. Pemakaian

proyeksi konform baik untuk memperlihatkan arah.

2. Proyeksi equivalent, luas di atas peta sama dengan luas di atas

muka bumi pada skala yang sama.

3. Proyeksi equidistant, jarak di peta sama dengan jarak di muka bumi

pada skala yang sama.

Berdasarkan Tujuan dari Peta Laut maka Proyeksi yang sesuai dan

yang akan dibahas selanjutnya nanti ialah Proyeksi Konform yang dapat

menyediakan pengukuran sudut,jarak,dan arah terbaik.

Page 7: Tugas Makalah - Prashenda Eko (15105020)

2.2. Proyeksi Transverse Mercator

Proyeksi Transverse Mercator adalah proyeksi silinder transversal

yang bersifat konform. Pada proyeksi ini secara geometris silindernya

menyinggung bola bumi pada sebuah meridian yang disebut meridian

sentral (meridian tengah). Pada meridian sentral, faktor skala = 1 (tidak

ada distorsi), perbesaran sepanjang meridian akan menjadi lebih besar

bila meridian-meridian tersebut makin jauh ke Barat atau ke Timur dari

meridian tengah. Perbesaran sepanjang paralel akan menjadi lebih

besar jika lingkaran-lingkaran paralel tersebut mendekati ekuator.

Proyeksi Transverse Mercator mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

• konform;

• proyeksi dari meridian sentral adalah sebuah garis lurus dan equidistant;

• proyeksi dari lingkaran-lingkaran meridian dan paralel merupakan garis-

garis lengkung, kecuali meridian sentral dan ekuator yang merupakan

garis-garis lurus yang saling tegak lurus;

• proyeksi dari meridian sentral dan ekuator diambil sebagai sumbu X

(U) dan Y (T). Pada proyeksinya lingkaran-lingkaran meridian, kecuali

meridian sentral tergambar lebih panjang. Dengan perkataan lain, kecuali

meridian sentral, lingkaran lingkaran meridian dan paralel mengalami

distorsi.

Adanya distorsi yang makin membesar menjauhi meridian sentral,

maka pada proyeksi TM diusahakan suatu cara memperkecil distorsi

tersebut dengan membagi daerah-daerah dalam zone-zone (daerah

pada permukaan bumi yang dibatasi oleh dua buah meridian) yang

sempit dan lebar zone ditentukan sebesar 3 derajat. Setiap zone pada

proyeksi TM mempunyai meridian sentral sendiri, ini berarti seluruh

permukaan bumi tidak dipetakan pada satu silinder

Page 8: Tugas Makalah - Prashenda Eko (15105020)

Gambar 1.0 Proyeksi Transverse Mercator

2.3. Proyeksi Mercator

Sistem ini pertama kali diturunkan secara empirik oleh Mercator

tahun 1550. untuk dapat merepresentsikan garis yang mempunyai

azimuth konstan terhadap meridian (garis Loxodrome) sehingga

tergambar sebagai garis lurus.

Karakteristik Proyeksi Mercator ialah:

Konform

Tidak ada perubahan skala pada garis ekuator

Page 9: Tugas Makalah - Prashenda Eko (15105020)

Titik “nol” sumbu y dari system koordinat peta terletak pada garis

ekuator

Bidang proyeksinya adalah silinder dengan orientasi normal.

Proyeksi Mercator cocok untuk daerah sekitar ekuator (pada lintang

< 15°) dengan pilihan skala yang sesuai,karena distorsi akan bertambah

besar pada peta skala kecil.

Gambar 1.1 Proyeksi Silindris dan Proyeksi Mercator

2.4. Proyeksi Lambert

Proyeksi konform lambert cocok untuk delimitasi (penentuan batas )

kebanyakan wilayah,untuk wilayah lintang dari 4° hingga 72° dengan

distorsi luas yang cukup kecil,kurang lebih 2%,namun arah dan bentuk

area dapat dipertahankan.Proyeksi ini memiliki satu atau dua standar

referensi paralel. Kegunaan dua standar referensi paralel tersebut ialah

untuk mereduksi distorsi skala di peta. Distorsi area yang berada di dekat

Page 10: Tugas Makalah - Prashenda Eko (15105020)

standar referensi paralel mendekati 2% dan kedua arah dan bentuk area

disimpan.

Paralel referensi secara umum ditarik dari 1/6 jarak dari batas atas

dan batas bawah chart (peta) dengan tujuan untuk mencapai distribusi

yang lebih baik dari kesalahan skala di lintang. Skala yang benar hanya

di aerah sekitar paralel referensi. Sedang di area antara paralel referensi

tersebut dimampatkan dan diperbesar. Ketelitian dalam jarak dan arah

baik ketika mengukur suatu daerah dengan luas yang kecil di daerah

sekitar lintang.

Page 11: Tugas Makalah - Prashenda Eko (15105020)

2.5. Proyeksi Stereografik

Proyeksi Stereografik tergolong proyeksi azimutal. Berpusat di

kutub,disebut juga “Polar” Stereografik Projection . Proyeksi ini baik

untuk daerak kutub utara dan selatan yang mempunyai lintang diatas

80°.Proyeksi Stereografik juga berguna untuk kalkulasi di daerah lain.

Proyeksi ini tergolong konformal.

Page 12: Tugas Makalah - Prashenda Eko (15105020)

2.6. Proyeksi Gnomomic

Proyeksi Gnomomic terbentuk lebih mirip sebagai Proyeksi

azimuthal Stereografik,tapi titik pusat proyeksi terletak di pusat lapisan.

Distorsi jaraknya dianggap,kecuali bila sudut proyeksi (tangent point)

kecil / dekat dengan tangent point. Parameter yang paling penting dari

proyeksi ini ialah segala garis geodesic (garis yang nenunjukkan jarak

terpendek dari dua titik disuatu kurva ruang),termasuk garis equator dan

semua meridian terpetakan sebagai garis lurus,sedemikian rupa

sehingga memudahkan untuk mencari rute terpendek dari 2 titik.

Page 13: Tugas Makalah - Prashenda Eko (15105020)

BAB III

PENUTUP

Berkaitan dengan penetapan batas daerah dan pemetaan di laut dalam

kaitannya dalam pembuatan Peta Laut, secara prinsipil RPP Batas

Daerah telah memberikan standarisasi serta spesifikasi teknis yang

cukup baik. Meskipun begitu untuk menghindari interpretasi yang

beragam, ada beberapa aspek yang perlu diperinci lebih lanjut. aspek-

aspek yang perlu penjelasan lebih detil ataupun perlu penambahan

antara lain menyangkut :

- jenis muka air rendah untuk penentuan garis pantai,

- metode-metode alternatif untuk penentuan garis pantai,

- standarisasi dan spesifikasi teknis metode survei GPS untuk

penentuan koordinat titik acuan,

- spesifikasi ketelitian untuk koordinat titik acuan dan titik batas,

- metode perhitungan koordinat titiktitik batas,

- datum geodetik dari peta batas daerah,

- Sistem proyeksi dari peta laut seperti yang telah dijelaskan pada

makalah ini dalam pembuatan peta Lingkungan Laut Nasional,

serta peta Lingkungan Pantai Indonesia yang telah ditetapkan

sebagai peta dasar untuk penetapan batas secara kartometrik,

Untuk memperinci ataupun menambahkan hal-hal tersebut di atas, pihak

Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah yang berwenang dalam

penyusunan RPP Batas Daerah ini sebaiknya melibatkan sebanyak

mungkin pihak yang berkompeten dan berkepentingan, termasuk para

pakar dari perguruan tinggi.

Page 14: Tugas Makalah - Prashenda Eko (15105020)

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org

Djunarsjah,Eka.2006.Diktat GD-4221 ASPEK TEKNIS HUKUM LAUT.

Penerbit ITB.Bandung

International Hydrographic Organization, International Association of

Geodesy, International Oceanographic Commision.2006.Technical

Aspects on the Law of The Sea (TALOS).International Hidrographic

Burreau.Monaco

Dept. Dalam Negeri dan Otonomi Daerah (2001). Rancangan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Tentang Batas Daerah. Direktorat

Jenderal Umum Pemerintahan, Direktorat Bina Perbatasan.