tugas makalah farmakologi

24
Tugas makalah FARMAKOLOGI “OBAT anti HIPERTENSI“ Bab i Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik > 140 mmHg dan tekanandiastolik > 0 mmHg !Kee " Ha#es$.Tekanan %arah !T%$ didistri&'sikan ter'smener's(tidakada de)inisi a&sol't 'nt'k hipertensi !%a*e#$.+&at antihipertensi adalah o&at #ang dig'nakan 'nt'k men'r'nkan tekanan darah t men,apai tekanan darah normal.-em'a o&at antihipertensi &eker a pada sat' ata' le&i kontrol anatomis dan e)ek terse&'t ter adi dengan mempengar'hi mekanisme normal reg T%. EKG. /akarta 1 . Hipertensi dalam kehamilan mer'pakan 21 3 pen#'lit kehamilan dan mer'pakan sat tiga pen#e&a& tertinggi mortalitas dan mor&iditas i&' &ersalin. %i ndonesia mortal mor&idotas hipertensi dalam kehamilan 'ga masih ,'k'p tinggi. Hal ini dise&a&kan s etiologi tidak elas ( iiga oleh pera5atan dalam persalinan masih dtangani oleh pe nonmedik dan s#stem r' 'kan #ang &el'm semp'rna. Hipertensi dalam kehamilan dapat d oleh setiap lapisan i&' hamil sehingga pengetah'an tentang pengelolaan hipertensi d kehamilan har's &anar2&enar dipahami oleh sem'a tenaga medi, &aik p'sat ma'p'n daer Apap'n #ang seorang 5anita hamil makan ata' min'm dapat mem&erikan pengar'h pada aninn#a. -e&erapa &an#ak 'mlah o&at #ang akan terpapar ke anin tergant'ng dari & o&at terse&'t dia&sorpsi !diserap$( *ol'me distri&'si( meta&olisme( dan ekskresi !p sisa o&at$. 6en#erapan o&at dapat melal'i sal'ran ,erna( sal'ran napas( k'lit( ata' pem&'l'h darah !s'ntikan intra*ena$. Kehamilan sendiri menggangg' pen#erapan o&at le&ih laman#a pengisian lam&'ng #ang dikarenakan peningkatan hormon progesteron. 7ol'me distri&'si 'ga meningkat selama kehamilan( estrogen dan progesteron meng akti*itas en8im dalm hati sehingga &erpengar'h dalam meta&olisme o&at. Ekskresi ole 'ga meningkat selama kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan dapat dialami oleh seti

Upload: danar-pembayun

Post on 05-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

f

TRANSCRIPT

Tugas makalah FARMAKOLOGI OBAT anti HIPERTENSI

Bab i Pendahuluan A. LATAR BELAKANGHipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg (Kee & Hayes).Tekanan Darah (TD) didistribusikan terus menerus, tidak ada definisi absolut untuk hipertensi (Davey).Obat antihipertensi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tingggi hingga mencapai tekanan darah normal.Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat kontrol anatomis dan efek tersebut terjadi dengan mempengaruhi mekanisme normal regulasi TD. EKG. Jakarta 1996.Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan merupakan satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Di Indonesia mortalitas dan morbidotas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan selain oleh etiologi tidak jelas , jiiga oleh perawatan dalam persalinan masih dtangani oleh petugas nonmedik dan system rujukan yang belum sempurna. Hipertensi dalam kehamilan dapat dialami oleh setiap lapisan ibu hamil sehingga pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan harus banar-benar dipahami oleh semua tenaga medic baik pusat maupun daerah.Apapun yang seorang wanita hamil makan atau minum dapat memberikan pengaruh pada janinnya. Seberapa banyak jumlah obat yang akan terpapar ke janin tergantung dari bagaimana obat tersebut diabsorpsi (diserap), volume distribusi, metabolisme, dan ekskresi (pengeluaran sisa obat). Penyerapan obat dapat melalui saluran cerna, saluran napas, kulit, atau melalui pembuluh darah (suntikan intravena). Kehamilan sendiri mengganggu penyerapan obat karena lebih lamanya pengisian lambung yang dikarenakan peningkatan hormon progesteron. Volume distribusi juga meningkat selama kehamilan, estrogen dan progesteron mengganggu aktivitas enzim dalm hati sehingga berpengaruh dalam metabolisme obat. Ekskresi oleh ginjal juga meningkat selama kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan dapat dialami oleh setiap lapisan ibu hamil sehingga pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan harus banar-benar dipahami oleh semua tenaga medic baik pusat maupun daerah.

B.RUMUSAN MASALAH Apa yang Dimaksud Dengan Hipertensi dan Hipertensi pada kehamilan? Apa Jenis Obat Antihipertensi Yang Aman Bagi Ibu Hamil? Pengobatan Hipertensi Pada Ibu Hamil dan Tingkat keamanan menurut FDA Klasifikasi OBAT ANTI HIPERTENSI didasarkan pada tempat regulasi utama atau titik tangkap kerjanya dan Tingkat keamanan obat (FDA)C.TUJUAN Mahasiswa Diharapkan Mampu Mengetahui Tentang : Mengetahui pengertian Hipertensi Pada Kehamilan. Mengetahui Jenis Obat Antihipertensi Yang Aman Bagi Ibu Hamil Mengetahui Pengobatan Hipertensi Pada Ibu Hamil.Memahami Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Penyebabnya Memahami Pengobatan Farmakologis Memahami Klasifikasi OBAT ANTI HIPERTENSI didasarkan pada tempat regulasi utama atau titik tangkap kerjanya dan Tingkat keamanan obat (FDA)

BAB IIPEMBAHASAN A. Definisia. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah di atas 140/90mmHg (WHO).KlasifikasiSistol (mmHg)Diastol (mmHg)

Normal100

(Klasifikasi tekanan darah untuk usia 18 tahun atau lebih berdasarkan JNC VII, 2003)Masa kehamilan adalah kondisi yang memerlukan perhatian khusus akan kesehatan ibu dan janin atau bayi. Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah hipertensi.Hipertensi merupakan penyakit umum yang didefinisikan secara sederhana sebagai peningkatan tekanan darah. Penyakit tersebut dapat menjadi penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian baik pada ibu dan janin/ bayi yang dilahirkan. Wanita hamil dengan hipertensi memiliki resiko terjadinya komplikasi lebih, seperti penyakit pembuluh darah dan organ, sedangkan janin atau bayi berisiko terkena komplikasi penghambatan pertumbuhan. Oleh karena itu, perlu adanya penatalaksanaan khusus pada ibu hamil. Sebagian besar ibu hamil tidak menyadari bahwa mereka mengalami hipertensi karena ibu hamil terlihat sehat dan tidak menunjukkan gejala yang spesifik. Oleh karena itu diperlukan monitoring terhadap tekanan darah, yang dapat diukur menggunakan tensimeter. Pada kehamilan normal tekanan sistolik sedikit berubah, sedangkan tekanan diastolik menurun kurang lebih 10 mmHg pada awal kehamilan (minggu ke 13-20) dan akan naik kembali pada trimester ketiga. Anief, Moh, 1996

Hipertensi pada kehamilan digambarkan sebagai kondisi dengan variasi tekanan darah yang besar. Dalam melakukan penatalaksanaan ini, perlu dipahami klasifikasi hipertensi pada kehamilan. Menurut laporan National High Blood Pressure Education Program Working Group tahun 2000 tentang hipertensi pada kehamilan, terdapat klasifikasi hipertensi pada ibu hamil yaitu hipertensi kronik, hipertensi gestasional, dan preeklamsia. Diagnosis hipertensi kronik didasarkan pada riwayat hipertensi sebelum kehamilan atau kenaikan tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg sebelum kehamilan minggu ke-20 dengan minimal dua kali pengukuran menunjukkan hasil yang relatif sama. Hipertensi kronik sendiri dibagi menjadi dua yaitu hipertensi kronik ringan dengan tekanan diastolik kurang dari 110 mmHg dan hipertensi kronik parah dengan tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih.

Wanita hamil dengan hipertensi kronik ini dapat meningkatkan resiko terjadinya preeklamsia, pengasaran plasenta, morbiditas dan mortalitas bayi, penyakit kardiovaskuler dan ginjal. Hipertensi gestasional sendiri merupakan perkembangan peningkatan tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg tanpa gejala preeklamsia, setelah kehamilan minggu ke-20. Umumnya tekanan darah akan kembali normal tanpa terapi obat. Preeklamsia digambarkan sebagai kejadian hipertensi, udem, dan proteinuria (protein dalam urin) setelah kehamilan minggu ke-20 dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Preeklamsia dapat dibagi menjadi preeklamsia ringan dan parah. Preeklamsia disebabkan oleh kegagalan perpindahan trompoblastik ke arteri uterus sehingga terjadi kerusakan pada plasenta dan kegagalan adaptasi sistem kardiovaskuler (peningkatan volume plasma dan penurunan resistensi pembuluh sistemik). Perubahan tersebut menyebabkan pengurangan perfusi pada plasenta, ginjal, liver, dan otak. Resiko preeklamsia pada ibu hamil adalah kejang, hemoragi otak, pengasaran plasenta, udem pada paru, gagal ginjal, hemoragi hati dan kematian. Pada bayi dapat beresiko pertumbuhan yang lambat, hipoksemia, asidosis, prematur, dan kematian. Oleh karena hipertensi kronik ini dapat berkembang menjadi preeklamsia atau lebih parah, maka deteksi dini dan pengobatan pada keadaan ini diperlukan. Sasaran terapi dalam pengobatan hipertensi kronik pada kehamilan adalah tekanan darah.

Tujuan terapi adalah untuk menurunkan tekanan darah pada level tekanan darah diastolik dibawah 110 mmHg, yang akan mengurangi morbiditas dan mortalitas, menurunkan insiden preeklamsia, pengasaran plasenta, kematian janin/ bayi dan ibu, komplikasi strok dan kardiovaskuler. Strategi terapi dapat dilakukan dengan terapi nonfarmakologi maupun terapi farmakologi. Terapi nonfarmakologis merupakan terapi tanpa obat yang umum dilakukan pada wanita hamil, terutama pada hipertensi kronik ringan (tekanan diastolik kurang dari 110 mmHg). Penatalaksanaan yang dilakukan antara lain pembatasan aktivitas, banyak istirahat, pengawasan ketat, pembatasan konsumsi garam, mengurangi makan makanan berlemak, tidak merokok, dan menghindari minuman beralkohol. Dari beberapa obat yang telah disebutkan diatas, metildopa merupakan obat pilihan utama untuk hipertensi kronik parah pada kehamilan (tekanan diastolik lebih dari 110 mmHg) yang dapat menstabilkan aliran darah uteroplasenta dan hemodinamik janin. Obat ini termasuk golongan 2-agonis sentral yang mempunyai mekanisme kerja dengan menstimulasi reseptor 2-adrenergik di otak. Stimulasi ini akan mengurangi aliran simpatik dari pusat vasomotor di otak. Pengurangan aktivitas simpatik dengan perubahan parasimpatik akan menurunkan denyut jantung, cardiac output, resistensi perifer, aktivitas renin plasma, dan refleks baroreseptor. Metildopa aman bagi ibu dan anak, dimana telah digunakan dalam jangka waktu yang lama dan belum ada laporan efek samping pada pertumbuhan dan perkembangan anak.

C. Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Penyebabnya1. Hipertensi Esensial/ PrimerUsia, stress psikologis, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90%.2. Hipertensi SekunderKelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit adrenal. Sekitar 10%. D. Klasifikasi OBAT ANTI HIPERTENSI dan berdasarkan pada tempat regulasi utama atau titik tangkap kerjanya1. DIURETIKBekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung dan menyebabkan ginjal meningkatkan ekskresi garam dan air.

Khasiat antihipertensi diuretik :adalah berawal dari efeknya meningkatkan ekskresi natrium, klorida, dan air, sehingga mengurangi volume plasma dan cairan ekstrasel. TD turun akibat berkurangnya curah jantung, sedangkan resistensi perifer tidak berubah pada awal terapi. Pada pemberian kronik, volume plasma kembali tetapi masih kira-kira 5% dibawah nilai sebelum pengobatan. Curah jantung kembali mendekati normal.TD tetap turun karena sekarang resistensi perifer menurun. Vasodilatasi perifer yang terjadi kemudian tampaknya bukan efek langsung tiazid tetapi karena adanya penyesuaian pembuluh darah perifer terhadap pengurangan volume plasma yang terus-menerus. Kemungkinan lain adalah berkurangnya volume cairan interstisial berakibat berkurangnya kekakuan dinding pembuluh darah dan bertambahnya daya lentur (compliance) vaskular.A. DIURETIK TIAZIDMenghambat reabsorpsi natrium dan klorida pada pars asendens ansa henle tebal, yang menyebabkan diuresis ringan. Suplemen kalium mungkin diperlukan karena efeknya yang boros kalium. 1) ( TABLET HYDROCLOROTHIAZIDE ( HTC ) ) Golongan obat antihipertnsi ini merupakan obat antihipertensi yang prosesnya melalui pengeluaran cairan tubuh via urin. Golongan antihipertensi ini cukup cepat menurunkan tekanan darah namun dengan prosesnya yang melalui pengeluaran cairan, ada kemungkinan besar potassium ( kalium ) terbuang. Sediaan obat : Tablet Mekanisme kerja : mendeplesi (mengosongkan) simpanan natrium sehingga volume darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer menurun. Dan menghambat reabsorpsi natrium dan klorida dalam pars asendens ansa henle tebal dan awal tubulus distal. Hilangnya K+, Na+, dan Cl- menyebabkan peningkatan pengeluaran urin 3x. Hilangnya natrium menyebabkan turunnya GFR. Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Didistribusi keseluruh ruang ekstrasel dan hanya ditimbun dalam jaringan ginjal. Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat gagal jantung, cirrhosis hati, gagal ginjal kronis, hipertensi, Obat awal yang ideal untuk hipertensi, edema kronik, hiperkalsuria idiopatik. Digunakan untuk menurunkan pengeluaran urin pada diabetes inspidus (GFR rendah menyebabkan peningkatan reabsorpsi dalam nefron proksimal, hanya berefek pada diet rendah garam) Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia, hyponatremia, hipertensi pada kehamilan, hiperurisemia, hiperkalsemia, oliguria, anuria, kelemahan, penurunan aliran plasenta, alergi sulfonamide, gangguan saluran cerna. Tingkat Keamanan Menurut FDA : Katagori C Dosis : o Dewasa 25 50 mg/hro Anak 0,5 1,0 mg/kgBB/ 12 24 jamB. LOOP DIURETICLebih potensial dibandingkan tiazid dan harus digunakan dengan hati-hati untuk menghindari dehidrasi. Obat-obat ini dapat mengakibatkan hipokalemia, sehingga kadar kalium harus dipantau ketat. (Furosemid/Lasix)1) FUROSEMIDE Nama paten : Cetasix, farsix, furostic, impungsn, kutrix, Lasix, salurix, uresix. Sediaan obat : Tablet, capsul, injeksi. Mekanisme kerja : mengurangi reabsorbsi aktif NaCl dalam lumen tubuli ke dalam intersitium pada ascending limb of henle dan menghambat reabsorpsi klorida dalam pars asendens ansa henle tebal. K+ banyak hilang ke dalam urin. Indikasi : Diuretik yang dipilih untuk pasien dengan GFR rendah dan kedaruratan hipertensi. Juga edema, edema paru dan untuk mengeluarkan banyak cairan. Kadangkala digunakan untuk menurunkan kadar kalium serum.Edema paru akut, edema yang disebabkan penyakit jantung kongesti, sirosis hepatis, nefrotik sindrom, hipertensi. Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui Efek samping : pusing. Lesu, kaku otot, hipotensi, mual, diare. Hiponatremia, hipokalemia, dehidrasi, hiperglikemia, hiperurisemia, hipokalsemia, ototoksisitas, alergi sulfonamide, hipomagnesemia, alkalosis hipokloremik, hipovolemia. Interaksi obat : indometasin menurunkan efek diuretiknya, efek ototoksit meningkat bila diberikan bersama aminoglikosid. Tidak boleh diberikan bersama asam etakrinat. Toksisitas silisilat meningkat bila diberikan bersamaan. Tingkat Keamanan Menurut FDA : Katagori C Dosis : Dewasa 40 mg/hrAnak 2 6 mg/kgBB/hr

C. DIURETIK HEMAT KALIUMMeningkatkan ekskresi natrium dan air sambil menahan kalium. Obat-obat ini dipasarkan dalam gabungan dengan diuretic boros kalium untuk memperkecil ketidakseimbangan kalium. (Spirinolactone)1) AMILORID (MIDAMOR) Mekanisme Kerja : secara langsung meningkatkan ekskresi Na+ menurunkan sekresi K+ dalam tubulus kontortus distal. Indikasi : Digunakan bersama diuretik lain karena efek hemat K+ mengurangi efek hipokalemik. Dapat mengoreksi alkalosis metabolik. Efek tak diinginkan : Hiperkalemia, kekurangan natrium atau air. Pasien dengan diabetes militus dapat mengalami intoleransi glukosa. Tingkat Keamanan Menurut FDA : Katagori C2) SPIRONOLAKTON (ALDACTONE) Mekanisme Kerja : antagonis aldosteron (aldosteron menyebabkan retensi Na+). Juga memiliki jerja serupa dengan amilorid. Indikasi : digunakan dengan tiazid untuk edema (pada gagal jantung kongestif), sirosis, dan sindrom nefrotik. Juga untuk mengobati atau mendiagnosis hiperaldo-steronisme. Efek tak diinginkan : seperti amilorid. Juga menyebabkan ketidakseimbangan endokrin (jerawat, kulit berminyak, hirsutisme, ginekomastia). Tingkat Keamanan Menurut FDA : Katagori C

3) TRIAMTERIN (DYRENIUM) Mekanisme Kerja : secara langsung menghambat reabsorpsi Na+ serta sekresi K+ dan H+ dalam tubulus koligentes. Indikasi : tidak digunakan untuk hiperaldosteronisme. Lain-lain seperti Spironolakton. Efek tak diinginkan : dapat menyebabkan urin menjadi biru dan menurunkan aliran darah ginjal. Lain-lain seperti amilorid. D. DIURETIK OSMOTIKMenarik air ke urin, tanpa mengganggu sekresi atau absorpsi ion dalam ginjal. (Manitol/Resectisol)1) MANITOL (MIS. RESECTISOL) Mekanisme kerja : secara osmotic menghambat reabsorpsi natrium dan air. Awalnya menaikkan volume plasma dan tekanan darah. Indikasi : gagal ginjal akut, glaucoma, sudut tertutup akut, edema otak, untuk menghilangkan kelebihan dosis beberapa obat. Efek tak diinginkan : sakit kepala, mual, muntah, menggigil, pusing, polidipsia, letargi, kebingungan, dan nyeri dada. Tingkat Keamanan Menurut FDA : Katagori C2. ANTI ADRENERGIK Agonis adrenergik meningkatkan tekanan darah dengan merangsang jantung (reseptor 1) dan/atau membuat konstriksi pembuluh darah perifer (reseptor 1). Pada pasien hipertensi, efek adrenergik dapat ditekan dengan menghambat pelepasan agonis adrenergik atau melakukan antagonisasi reseptor adrenergik.a. Penghambat pelepasan adrenergik prasinaptik; dibagi menjadi antiadrenergik sentral dan perifer. Antiadrenergik sentral mencegah aliran keluar simpatis (adrenergic) dari otak dengan mengaktifkan reseptor 2 penghambat. Antiadrenergik perifer mencegah pelepasan norepinefrin dari terminal saraf perifer (misal yang berakhir di jantung). Obat-obat ini mengosongkan simpanan norepinefrin dalam terminal-terminal saraf.

b. Blocker alfa dan beta bersaing dengan agonis endogen memperebutkan reseptor adrenergik. Penempatan reseptor 1 oleh antagonis menghambat vasokontriksi dan penempatan reseptor 1 mencegah perangsangan adrenergik pada jantung.

A. ANTAGONIS RESEPTOR BETABekerja pada reseptor Beta jantung untuk menurunkan kecepatan denyut dan curah jantung.1) ASEBUTOL (BETA BLOKER) Nama Paten : sacral, corbutol,sectrazide. Sediaan obat : tablet, kapsul. Mekanisme kerja : menghambat efek isoproterenol, menurunkan aktivitas renin, menurunka outflow simpatetik perifer. Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia,feokromositoma, kardiomiopati obtruktif hipertropi, tirotoksitosis. Kontraindikasi : gagal jantung, syok kardiogenik, asma, diabetes mellitus, bradikardia, depresi. Efek samping : mual, kaki tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, lesu Interaksi obat : memperpanjang keadaan hipoglikemia bila diberi bersama insulin. Diuretic tiazid meningkatkan kadar trigleserid dan asam urat bila diberi bersaa alkaloid ergot. Depresi nodus AV dan SA meningkat bila diberikan bersama dengan penghambat kalsium Dosis : 2 x 200 mg/hr (maksimal 800 mg/hr). ]Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C2) ATENOLOL (BETA BLOKER)Golongan ini merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah bekerja dengan melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar pembuluh darah. Nama paten : Betablok, Farnomin, Tenoret, Tenoretic, Tenormin, internolol. Sediaan obat : Tablet Mekanisme kerja : pengurahan curah jantung disertai vasodilatasi perifer, efek pada reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi adrenoseptor di ginjal. Indikasi : hipertensi ringan sedang, aritmia Kontraindikasi : gangguan konduksi AV, gagal jantung tersembunyi, bradikardia, syok kardiogenik, anuria, asma, diabetes. Efek samping : nyeri otot, tangan kaki rasa dingin, lesu, gangguan tidur, kulit kemerahan, impotensi. Interaksi obat : efek hipoglikemia diperpanjang bila diberikan bersama insulin. Diuretik tiazid meningkatkan kadar trigliserid dan asam urat. Iskemia perifer berat bila diberi bersama alkaloid ergot. Dosis : 2 x 40 80 mg/hr ]Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C

3) METOPROLOL (BETA BLOKER) Nama paten : Cardiocel, Lopresor, Seloken, Selozok Sediaan obat : Tablet Mekanisme kerja : pengurangan curah jantung yang diikuti vasodilatasi perifer, efek pada reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi adrenoseptor beta 1 di ginjal. Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Waktu paruhnya pendek, dan dapat diberikan beberapa kali sehari. Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat perangsangan simpatik, sehingga menurunkan denyut jantung dan tekanan darah. Penghambat beta dapat menembus barrier plasenta dan dapat masuk ke ASI. Indikasi : hipertensi, miokard infard, angina pektoris Kontraindikasi : bradikardia sinus, blok jantung tingkat II dan III, syok kardiogenik, gagal jantung tersembunyi Efek samping : lesu, kaki dan tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, diare Interaksi obat : reserpine meningkatkan efek antihipertensinya Dosis : 50 100 mg/kg ]Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C4) PROPRANOLOL (BETA BLOKER) Nama paten : Blokard, Inderal, Prestoral Sediaan obat : Tablet Mekanisme kerja : tidak begitu jelas, diduga karena menurunkan curah jantung, menghambat pelepasan renin di ginjal, menghambat tonus simpatetik di pusat vasomotor otak. Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Waktu paruhnya pendek, dan dapat diberikan beberapa kali sehari. Sangat mudah berikatan dengan protein dan akan bersaing dengan obat obat lain yang juga sangat mudah berikatan dengan protein. Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat perangsangan simpatik, sehingga menurunkan denyut jantung dan tekanan darah. Penghambat beta dapat menembus barrier plasenta dan dapat masuk ke ASI. Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren, stenosis subaortik hepertrofi, miokard infark, feokromositoma Kontraindikasi : syok kardiogenik, asma bronkial, brikadikardia dan blok jantung tingkat II dan III, gagal jantung kongestif. Hati hati pemberian pada penderita biabetes mellitus, wanita haminl dan menyusui. Efek samping : bradikardia, insomnia, mual, muntah, bronkospasme, agranulositosis, depresi. Interaksi obat : hati hati bila diberikan bersama dengan reserpine karena menambah berat hipotensi dan kalsium antagonis karena menimbulkan penekanan kontraktilitas miokard. Henti jantung dapat terjadi bila diberikan bersama haloperidol. Fenitoin, fenobarbital, rifampin meningkatkan kebersihan obat ini. Simetidin menurunkan metabolism propranolol. Etanolol menurukan absorbsinya. Dosis : dosis awal 2 x 40 mg/hr, diteruskan dosis pemeliharaan. ]Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C

B. ANTAGONIS RESEPTOR-ALFAMenghambat reseptor alfa diotot polos vaskuler yang secara normal berespon terhadap rangsangan simpatis dengan vasokonstriksi.OBAT ANTI ADREGERNIK SENTRAL.1) METILDOPA Nama Dagang: Dopamet (Alpharma), Medopa (Armoxindo), Tensipas (Kalbe Farma), Hyperpax (Soho) Indikasi: Hipertensi, bersama dengan diuretika, krisis hipertensi jika tidak diperlukan efek segera. Kontraindikasi: depresi, penyakit hati aktif, feokromositoma, porfiria, dan hipersensitifitas Efek samping: mulut kering, sedasi, depresi, mengantuk, diare, retensi cairan, kerusakan hati, anemia hemolitika, sindrom mirip lupus eritematosus, parkinsonismus, ruam kulit, dan hidung tersumbat Peringatan: mempengaruhi hasil uji laboratorium, menurunkan dosis awal pada gagal ginjal, disarqankan untuk melaksanakan hitung darah dan uji fungsi hati, riwayat depresi Tingkat keamanan obat menurut (FDA) : Metildopa memiliki faktor resiko B pada kehamilan Dosis dan aturan pakai: oral 250mg 2 kali sehari setelah makan, dosis maksimal 4g/hari, infus intravena 250-500 mg diulangi setelah enam jam jika diperlukan.OBAT ANTIADRENERGIK PERIFER1) RESERPIN (MIS. SERPASIL)Mekanisme kerja : sebagian mengosongkan simpanan katekolamin pada system saraf perifer dan mungkin pada SSP. Menurunkan resistensi perifel total, frekuensi jantung, dan curah jantung.Indikasi : jarang digunakan untuk hipertensi ringan sampai sedang. Tidak dianjurkan pada kelainan psikiatri.Efek tak diinginkan : dominan parasimpatik (brakikardi, diare, bronkokonstriksi, peningkatan sekresi), penurunan kontraktilitas dan curah jantung, hipotensi postural (mengosongkan norepinefrin sehingga menghambat vasokonstriksi), ulkus peptikum, sedasi, dan depresi bunuh diri, gangguan ejakulasi, ginekomastia. Risiko hipertensi balik rendah karena durasi kerja lama. Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C2) GUANETIDIN (MIS. ESIMEL)Mekanisme kerja : ditempatkan ke dalam ujung saraf adrenergic. Awalnya melepaskan norepinefrin (meningkatkan tekanan darah dan frekuensi jantung). Lalu mengosongkan norepinefrin dari terminal dan mengganggu pelepasannya. Kemudian tidak terjadi refleks takikardi karena kosongnya norepinefrin.Indikasi : hipertensi berat jika obat lain gagal. Jarang digunakan.Efek tak diinginkan : peningkatan awal frekuensi jantung dan tekanan darah (disebabkan pelepasan norepinefrin). Hipotensi ortostatik dan saat istirahat. Brakikardi, menurunnya curah jantung, dispnea pada pasien PPOM, kongesti hidung berat. Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C3) GUANEDREL (HYLOREL)Mekanisme kerja : seperti guanetidin, tapi bekerja lebih cepat, melepaskan norepinefrin pada awalnya (peningkatan sementara tekanan darah), dan mempunyai aktivitas sedikit.Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang.Efek tak diinginkan ; seperti guanetidin tapi kurang berat.Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C4). PARGILIN (EUTONYL)Mekanisme kerja : menghambat monoamine oksidase dalam saraf adrenergik. Menghambat pelepasan norepinefrin.Indikasi : karena efek berbahaya, obat ini merupakan obat antihipertensi pilihan terakhir.Efek tak diinginkan : efek yang mengancam jiwa (stroke, krisis hipertensi, infark miokardial, aritmia) dapat terjadi bila diminum bersama makanan (produk fermentasi, keju) dan obat-obat (pil diet, obat-obat flu) yang mengandung simpatomimetik. ] Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori CC. ANTAGONIS KALSIUMMenurunkan kontraksi otot polos jantung dan atau arteri dengan mengintervensi influks kalsium yang dibutuhkan untuk kontraksi. Penghambat kalsium memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menurunkan denyut jantung. Volume sekuncup dan resistensi perifer.1) DILTIAZEM (KALSIUM ANTAGONIS) Nama paten : Farmabes, Herbeser, Diltikor. Sediaan obat : Tablet, kapsul Mekanisme kerja : menghambat asupan, pelepasan atau kerja kalsium melalui slow cannel calcium. Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI, penyakit vaskuler perifer. Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui, gagal jantung. Efek samping : bradikardia, pusing, lelah, edema kaki, gangguan saluran cerna. Interaksi obat : menurunkan denyut jantung bila diberikan bersama beta bloker. Efek terhadap konduksi jantung dipengaruhi bila diberikan bersama amiodaron dan digoksin. Simotidin meningkatkan efeknya. Dosis : 3 x 30 mg/hr sebelum makan Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C

2) NIFEDIPIN (ANTAGONIS KALSIUM) Nama paten : Adalat, Carvas, Cordalat, Coronipin, Farmalat, Nifecard, Vasdalat. Sediaan obat : Tablet, kaplet Mekanisme kerja : menurunkan resistensi vaskuler perifer, menurunkan spasme arteri coroner. Indikasi : hipertensi, angina yang disebabkan vasospasme coroner, gagal jantung refrakter. Kontraindikasi : gagal jantung berat, stenosis berat, wanita hamil dan menyusui. Efek samping : sakit kepala, takikardia, hipotensi, edema kaki. Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker menimbulkan hipotensi berat atau eksaserbasi angina. Meningkatkan digitalis dalam darah. Meningkatkan waktu protombin bila diberikan bersama antikoagulan. Simetidin meningkatkan kadarnya dalam plasma. DOSIS : 3 X 10 MG/HR ]Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C3) VERAPAMIL (ANTAGONIS KALSIUM) Nama paten : Isoptil Sediaan obat : Tablet, injeksi Mekanisme kerja : menghambat masuknya ion Ca ke dalam sel otot jantung dan vaskuler sistemik sehingga menyebabkan relaksasi arteri coroner, dan menurunkan resistensi perifer sehingga menurunkan penggunaan oksigen. Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren. Kontraindikasi : gangguan ventrikel berat, syok kardiogenik, fibrilasi, blok jantung tingkat II dan III, hipersensivitas. Efek samping : konstipasi, mual, hipotensi, sakit kepala, edema, lesu, dipsnea, bradikardia, kulit kemerahan. Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker bias menimbulkan efek negative pada denyut, kondiksi dan kontraktilitas jantung. Meningkatkan kadar digoksin dalam darah. Pemberian bersama antihipertensi lain menimbulkan efek hipotensi berat. Meningkatkan kadar karbamazepin, litium, siklosporin. Rifampin menurunkan efektivitasnya. Perbaikan kontraklitas jantung bila diberi bersama flekaind dan penurunan tekanan darah yang berate bila diberi bersama kuinidin. Fenobarbital nemingkatkan kebersihan obat ini. Dosis : 3 x 80 mg/hr ]Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C3. VASODILATORContoh vasodilator antara lain:a. Penghambat angiotensin converting enzyme (ACE)Menekan sintesis angiotensin II, suatu vasokonstriktor poten. Selain itu, penghambat ACE dapat menginduksi pembentukan vasodilator dalam tubuh. A. ACE INHIBITORBerfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat enzim yang diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Hal ini menurunkan tekanan darah baik secara langsung menurunkan resisitensi perifer. Dan angiotensin II diperlukan untuk sintesis aldosteron, maupun dengan meningkatkan pengeluaran netrium melalui urine sehingga volume plasma dan curah jantung menurun.1) KAPTOPRIL Nama paten : Capoten, Zestril Sediaan obat : Tablet Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga menurunkan angiotensin II yang berakibat menurunnya pelepasan renin dan aldosterone.dan menghambat ACE pada paru-paru, yang mengurangi sintesis vasokonstriktor, angiotensin II. Menekan aldosteron, mengakibatkan natriuesis. Dapat merangsang produksi vasodilator (bradikinin, prostaglandin). Indikasi : hipertensi, gagal jantung. hipertensi, terutama berguna untuk hipertensi dengan rennin tinggi. Obat yang disukai untuk pasien hipertensi dengan nefropatidiabetik karena kadar glukosa tidak dipengaruhi. Kontraindikasi : hipersensivitas, hati hati pada penderita dengan riwayat angioedema dan wanita menyusui. Dan semua penghambat ACE : dosis pertama hipotensi, pusing, proteinuria, ruam, takikardi, sakit kepala. Kaptopril jarang menyebabkan agrunolositosis atau neutropenia. Dosis : 2 3 x 25 mg/hr. Tingkat keamanan obat menurut (FDA) : Meskipun ACE Inhibitor dan ARBs memiliki factor resiko kategori C pada kehamilan trimester satu, dan kategori D pada trimester dua dan tiga Efek samping : batuk, kulit kemerahan, konstipasi, hipotensi, dyspepsia, pandangan kabur, myalgia. Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika. Tidak boleh diberikan bersama dengan vasodilator seperti nitrogliserin atau preparat nitrat lain. Indometasin dan AINS lainnya menurunkan efek obat ini. Meningkatkan toksisitas litium.2) RAMIPRIL Nama paten : Triatec Sediaan obat : Tablet Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II terganggu, mengakibatkan menurunnya aktivitas vasopressor dan sekresi aldosterone. Indikasi : hipertensi Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, hipersensivitas. Hati hati pemberian pada wanita hamil dan menyusui. Dosis : awal 2,5 mg/hr Tingkat keamanan obat menurut (FDA) : kategori C pada kehamilan trimester satu, dan kategori D pada trimester dua dan tiga .namun obat tersebut berpotensi menyebabkan tetatogenik. Efek samping : batuk, pusing, sakit kepala, rasa letih, nyeri perut, bingung, susah tidur. Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika. Indometasin menurunkan efektivitasnya. Intoksitosis litiumm meningkat.BLOCKER PINTU MASUK KALIUMMencegah influks kalsium ke dalam sel-sel otot dinding pembuluh darah. Otot polos membutuhkan influks kalsium ekstrasel untuk kontraksinya. Blockade influks kalsium mencegah kontraksi, yang menyebabkan vasodilatasi.C. VASODILATOR LANGSUNGMerelaksasi sel-sel otot polos yang mengelilingi pembuluh darah dengan mekanisme yang belum jelas, tetapi mungkin melibatkan pembentukan nitrik oksida oleh endote vascular.1) Hidralazin Nama paten : Aproseline Sediaan obat : Tablet Mekanisme kerja : merelaksasi otot polos arteriol sehingga resistensi perifer menurun, meningkatkan denyut jantung. Indikasi : hipertensi, gagal jantung. Kontraindikasi : gagal ginjal, penyakit reumatik jantung. Dosis : 50 mg/hr, dibagi 2 3 dosis. Tingkat keamanan obat menurut (FDA) : Efek samping : sakit kepala, takikardia, gangguan saluran cerna, muka merah, kulit kemerahan. Interaksi obat : hipotensi berat terjadi bila diberikan bersama diazodsid. Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C2) DIAZOKSID (HYPERSTAT) Mekanisme kerja : menurunkan resistensi vascular perifer, mungkin dengan mengantagonis kalsium. Juga meningkatkan kadar glukosa serum dengan menekan pelepasan insulin dan meningkatkan pelepasan glukosa hati. Indikasi : kontrol jangka pendek hipertensi berat di rumah sakit. Hipoglikemia akibat hiperinsulinisme yang refrakter terhadap bentuk pengobatan lain. Efek tak diinginkan : retensi air dan natrium dan efek kardiovaskular yang disebabkannya. Hiperglikemia, gangguan saluran cerna, hirsurisme, efek samping skstrapiramidal. Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C

5 NAMA OBAT ANTI HIPERTENSI YANG BEREDAR DI PASARAN Tabel (Deuritik)GolonganObat Merek dagangIndikasiKontraindikasiEfek tak diharapkan

TiazidHydrodiurilIdeal untuk hipertensi, dan edema-kronikIbu hamil, anuriaHipokalemia,Hiperglikemi,Oliguria, anuria, hiperkalsemia

Loop diureticLasik (furosemid)Untuk darurat hipertensi, edema, dan edema paruKekurangan elektrolit, anuriaDehidrasi, hipokalemia, hiperglikemi, hipovolemia

Antagonis reseptor aldosteronMidamor (amilorid)Dapat mengoreksi alkalosis metabolikHiperkalemia berat dengan suplemen kalsiumHiperkalemia, kekurangan natrium atau air

Tabel (Simpatolitik)GolonganObat Merek dagangindikasikontraindikasiEfek tak diharapkan

blockerKlonidin (Catapresan)Baik untuk hipertensiBradikardi,hipotensi,sindrom simpul sinusMulut kering, hipotensi, bradikardi, sedasi

blockerAtenolol (Tenormin)Baik untuk hipertensi ringan dan sedangDiabetes berat, bradikardi, gagal jantung, asmaDepresi dan sedasi susunan saraf pusat

Tabel (Penghambat Angiotensin)GolonganObat Merek DagangindikasikontraindikasiEfek tak diharapkan

ACE inhibitorKaptopril(Capoten)Hipertensi dengan renin tinggi,Hipotensi, pusing, ruam, takikardi

ARBLosartan (Lozaar)Hipertensi esensialGangguan fungsiginjal, anak-anak, kehamilan, masa menyusuiVertigo, ruam kulit, gangguan ortostatik

Tabel (Vasodilatator)GolonganObat Merek dagang indikasikontraindikasiEfek tak diharapkan

HidralazinApresolineHipertensi sedangPenyakit jantung iskemikRetensi cairan, palpitasi, refleks takikardi

MonoksidilLonitenHipertensi yang belum terkontrolPenyakit jantung iskemikLesi otot jantung, hidralazin, hirsutisme,

NitroprusidNiprideKrisis hipertensiHipotensi berat, hepatotoksisitas

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanHipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg (Kee & Hayes). Obat antihipertensi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tingggi hingga mencapai tekanan darah normal. Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat kontrol anatomis dan efek tersebut terjadi dengan mempengaruhi mekanisme normal regulasi TD.

Pengobatan Farmakologis1. Diuretik2. Antagonis Reseptor- Beta3. Antagonis Reseptor-Alfa4. Kalsium Antagonis5. ACE inhibitor6. Vasodilator

B. SaranAgar kiranya makalah ini digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu, terutama tentang obat antihipertensi.

DAFTAR PUSTAKA Katzung, Bertam G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 2 Ed.8. Jakarta : Salemba Medika Glance. Mycek, Merry J dkk. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar Ed2.Jakarta : Media medika. Neal, M. J. 2006. At a Glance Farmakologi Medis Ed. 5. Jakarta : Erlangga. Setiawati, Arini dkk. 2001. Farmakologi dan Terapi ed. 4. Jakarta : FKUI. Ansel, Howard C, 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Anief, Moh, 1996, Penggolongan Obat berdasarkan khasiat dan penggunaan, UGM Press; Yogakarta Ansel, Howard C, 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, UI Press; Jakarta http://www.docstoc.com/docs/7804134/DIURETIK; diakses hari selasa tanggal 20 maret 2012