tugas makalah energi kelautan
DESCRIPTION
Teknik MesinTRANSCRIPT
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
MAKALAH
PEMANFAATAN ENERGI KELAUTAN DAN OTEC
Oleh:
MUH.NAWAWI SAMUR
D211 11 300
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Makassar
2015
1
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
ABSTRAK
Krisis energi telah diprediksikan akan melanda dunia pada tahun 2020.
Hal ini dikarenakan semakin langkanya minyak bumi dan semakin meningkatnya
permintaan energi. Untuk itu diperlukan sebuah terobosan untuk memanfaatkan
energi lain, selain energi yang tidak terbarukan. Karena kalau kita tergantung pada
energi tidak terbarukan, maka di masa depan kita juga akan kesulitan untuk
memanfaatkan energi ini karena keterbatasan populasi dari energi tersebut. Untuk
itu akan dicoba untuk menggali informasi tentang tenaga ombak yang sebenarnya
sudah dimanfaatkan oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan survei
yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan
Pemerintah Norwegia sejak tahun 1987, terlihat bahwa banyak daerah-daerah
pantai yang berpotensi sebagai pembangkit listrik bertenaga ombak. Ombak di
sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa, di atas Kepala Burung Irian Jaya, dan
sebelah barat Pulau Sumatera sangat sesuai untuk menyuplai energi listrik.
Kondisi ombak seperti itu tentu sangat menguntungkan, sebab tinggi ombak yang
bisa dianggap potensial untuk membangkitkan energi listrik adalah sekitar 1,5
hingga 2 meter, dan gelombang ini tidak pecah hingga sampai di pantai.
2
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
DAFTAR ISI
Abstrak…………………………………………………………….…….…..……
2Daftar Isi………………………………………………………….………..
…......3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………..………4
1.2 Permasalahan …………………………………………….…..………..4
1.3 Tujuan………………………………………………………..………..5
1.4 Manfaat …………………………………………………………...…..5
BAB II PEMANFAATAN ENERGI KELAUTAN
BAB III OTEC
BAB IV KESIMPULAN……………………………………………...………..20
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..21
3
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk bisa melangsungkan hidupnya, manusia harus berusaha
memanfaatkan sumber daya hayati yang ada di bumi ini dengan sebaik-
baiknya. Akan tetapi penggunaan tersebut haruslah mempunyai tujuan yang
positif yang nantinya tidak akan membahayakan manusia itu sendiri. Sehingga
manusia harus mencari sumber energi alternatif lain untuk menghidupi
kebutuhan sehari-harinya. Misalnya sumber daya hayati yang ada di planet
bumi ini salah satunya adalah lautan. Selain mendominasi wilayah di bumi ini,
laut juga mempunyai banyak potensi pangan (beranekaragam spesies ikan dan
tanaman laut) dan potensi sebagai sumber energi. Energi yang ada di laut ada
3 macam, yaitu: energi ombak, energi pasang surut dan energi panas laut.
Salah satu energi di laut tersebut adalah energi ombak. Sebenarnya ombak
merupakan sumber energi yang cukup besar. Ombak merupakan gerakan air
laut yang turun-naik atau bergulung-gulung. Energi ombak adalah energi
alternatif yang dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat
fluktuasi pergerakan gelombang.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sabagai
berikut:
1. Bagaimana potensi sumber energi kelautan
2. Bagaimana pemanfaatan energi kelautan
3. Apa itu OTEC
4. Bagaimana cara pemanfaatan OTEC
4
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sabagai berikut:
1. Memahami potensi sumber energi kelautan di dunia
2. Memahami pemanfaatan energi kelautan
3. Memahami pengertian OTEC
4. Memahami pemanfaatan OTEC
1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan
pengetahuan kepada pembaca tentang pemanfaatan energi kelautan dan
OTEC.
5
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
BAB II
PEMANFAATAN ENERGI KELAUTAN
1. Energi Pasang Surut
Energi Pasang Surut adalah energi yang terbentuk oleh gradient pasang dan
surut air laut
Gambar 1 : Pasang Surut Air Laut
Pada dasarnya ada dua metodologi untuk memanfaatkan energi pasang surut:
a. Dam pasang surut (tidal barrages)
Cara ini serupa seperti pembangkitan listrik secara hidro-elektrik yang
terdapat di dam/waduk penampungan air sungai. Tetapi pemanfaatan siklus
pasang surutnya jauh lebih besar daripada air sungai. Dam ini biasanya
dibangun di muara sungai dimana terjadi pertemuan antara air sungai
dengan air laut.
Gamabr 2 : Prinsip Kerja Dam Pasang Surut
6
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
Kekurangan terbesar dari pembangkit listrik tenaga pasang surut adalah
mereka hanya dapat menghasilkan listrik selama ombak mengalir masuk
(pasang) ataupun mengalir keluar (surut), yang terjadi hanya selama kurang
lebih 10 jam per harinya.
b. Turbin lepas pantai (offshore turbines)
Pilihan lainnya ialah menggunakan turbin lepas pantai yang lebih
menyerupai pembangkit listrik tenaga angin versi bawah laut. Keunggulan
Turbin lepas pantai (offshore turbines) dibandingkan metode pertama yaitu:
lebih murah biaya instalasinya, dampak lingkungan yang relatif lebih kecil
daripada pembangunan dam, dan persyaratan lokasinya pun lebih mudah
sehingga dapat dipasang di lebih banyak tempat.
Beberapa perusahaan yang mengembangkan teknologi turbin lepas pantai
adalah: Blue Energy dari Kanada, Swan Turbines (ST) dari Inggris, dan
Marine Current Turbines (MCT) dari Inggris.
Gambar 3 : Turbin Lepas Pantai
7
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
2. Energi Angin
Energi Angin adalah energi yang terbentuk oleh pergerakan udara yang
memutar kincir angin.
Gambar 4 : Energi Angin Laut
Kelebihan dan kekurangan energi angin
Keuntungan energi angin adalah sumber energi yang bersih dan tidak
mencemari lingkungan. Dari segi ekonomi, energi angin termasuk energi yang
paling murah dari berbagai jenis energi terbarukan lainnya. Dengan
menggunakan energi angin, maka bumi kita tidak akan kehabisan sumber
energi, seperti energi yang kita dapat dari bahan bakar fosil.
Kekurangan energi angin yaitu tidak semua daerah dibumi mempunyai
ketersediaan angin yang cukup. Sehingga menimbulkan harga yang mahal
dalam proses pembuatannya.
3. Energi Gelombang
Energi Gelombang adalah energi yang terbentuk oleh gelombang air laut.
Pada umumnya, potensi energi gelombang air laut yang dapat menghasilkan
listrik dapat dibagi ke dalam 3 jenis potensi energi diantaranya energi pasang
surut (tidal power), energi gelombang laut (wave energy) dan energy panas laut
(ocean thermal energy).
8
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan air laut
akibat perbedaan pasang surut. Energi gelombang laut adalah energi yang
dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya.
Sedangkan energi panas laut memanfaatkan perbedaan temperatur air laut di
permukaan dan di kedalaman.
Dalam pemanfaatan energi gelombang laut, digunakanlah teknologi yang
mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi listrik. Prinsip kerja
teknologi yang mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi listrik
adalah mengakumulasi energi gelombang laut untuk memutar turbin generator.
Singkatnya proses konversi energi arus atau gelombang laut adalah dengan
memanfaatkan energi kinetik yang ada pada gelombang laut untuk
menggerakkan turbin. Air Ombak naik ke dalam ruang generator.
4. Energi OTEC
Energi OTEC (Ocean Thermal Energy Coversion) adalah konversi energi dari
panas air laut menjadi energi listrik atau energi lainnya.
Sistem kerja OTEC mempunyai kemiripan dengan mesin uap yaitu fluida di
evaporasi dan di kondensasi, perbedaan tekanan yang terjadi inilah yang
memutar turbine dan kemudian menghasilkan listrik. Namun, pada
OTEC menggunakan air laut yang tak terbatas jumlahnya sehingga OTEC
dapat menjadi salah satu sumber energi terbaharukan
9
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
BAB III
OCEAN THERMAL ENERGY CONVERSION ( OTEC )
Konversi energi termal lautan (Ocean Thermal Energy Conversion/OTEC) adalah
metode untuk menghasilkan energi listrik menggunakan perbedaan temperatur
yang berada di antara laut dalam dan perairan dekat permukaan untuk
menjalankan mesin kalor. Seperti pada umumnya mesin kalor, efisiensi dan energi
terbesar dihasilkan oleh perbedaan temperatur yang paling besar. Perbedaan
temperatur antara laut dalam dan perairan permukaan umumnya semakin besar
jika semakin dekat ke ekuator. Pada awalnya, tantangan perancangan OTEC
adalah untuk menghasilkan energi yang sebesar-besarnya secara efisien dengan
perbedaan temperatur yang sekecil-kecilnya.
Gambar 5 : OTEC
Permukaan laut dipanaskan secara terus menerus dengan bantuan sinar matahari,
dan lautan menutupi hampir 70% area permukaan bumi. Perbedaan temperatur ini
menyimpan banyak energi matahari yang berpotensial bagi umat manusia untuk
dipergunakan. Jika hal ini bisa dilakukan dengan cost effective dan dalam skala
yang besar, OTEC mampu menyediakan sumber energi terbaharukan yang
diperlukan untuk menutupi berbagai masalah energi.
10
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
Siklus kalor yang sesuai dengan OTEC adalah siklus Rankine, menggunakan
turbin bertekanan rendah. Sistem dapat berupa siklus tertutup ataupun terbuka.
Siklus tertutup menggunakan cairan khusus yang umumnya bekerja sebagai
refrigeran, misalnya ammonia. Siklus terbuka menggunakan air yang dipanaskan
sebagai cairan yang bekerja di dalam siklusnya.
Prinsip Kerja Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC)
Secara sederhana dapat disebutkan bahwa OTEC bekerja dengan memanfaatkan
perbedaan temperatur untuk membangkitkan tenaga listrik dengan cara
memanfaatkannya untuk menguapkan Ammonia atau Freon. Tekanan uap yang
timbul kemudian dipergunakan untuk memutar turbin.
Gambar 6 : Prinsip Kerja OTEC
Adapun prinsip kerja dari OTEC secara umum adalah:
1. Konversi energi panas laut atau OTEC menggunakan perbedaan temperatur
antara permukaan yang hangat dengan air laut dalam yang dingin, minimal
sebesar 77 derajat Fahrenheit (25°C) agar bisa digunakan untuk membangkitkan
listrik.
11
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
2. Laut menyerap panas yang berasal dari matahari. Panas matahari membuat
permukaan air laut lebih panas dibandingkan air di dasar laut. Hal ini
menyebabkan air laut bersirkulasi dari dasar ke permukaan. Sirkulasi air laut ini
juga dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan energi
listrik.
3. Dalam beroperasinya OTEC, pipa-pipa akan ditempatkan di laut yang berfungsi
untuk menyedot panas laut dan mengalirkannya ke dalam tangki pemanas guna
mendidihkan fluida kerja. Umumnya digunakan ammonia sebagai fluida kerja
karena mudah menguap. Dari uap fluida tersebut selanjutnya akan digunakan
untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik. Selanjutnya, uap fluida dialirkan
ke ruang kondensor. Didinginkan dengan memanfaatkan air laut bersuhu 5 derajat
Celcius. Air hasil pendinginan kemudian dikeluarkan kembali ke laut. Begitu
siklus seterusnya. (Zaiki, 2009)
Jenis Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC)
1. Closed-Cycle (Siklus Tertutup):
Closed-cycle system menggunakan fluida dengan titik didih rendah,seperti
ammonia, untuk memutar turbin guna membangkitkan listrik. Air laut permukaan
yang hangat dipompa melewati sebuah heat exchanger (penukar panas) di mana
fluida dengan titik didih rendah tadi diuapkan. Fluida yang mengalami perubahan
wujud menjadi uap akan mengalami peningkatan tekanan. Uap bertekanan tinggi
ini kemudian dialirkan ke turbin untuk menghasilkan listrik. Kemudian air dingin
dari dasar lautan dipompa melewati heat exchanger yang kedua, mengembunkan
hasil penguapan tadi menjadi fluida lagi, di mana siklus ini berputar terus
menerus.
12
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
Gambar 7 : Closed Cycle OTEC
2. Open-Cycle (Siklus Terbuka):
Open-Cycle OTEC menggunakan air laut permukaan yang hangat untuk
membangkitkan listrik. Ketika air laut hangat dipompakan ke dalam kontainer
bertekanan rendah, air ini mendidih. Uap yang mengembang menggerakkan turbin
tekanan rendah untuk membangkitkan listrik. Uap ini,meninggalkan garam-garam
di belakang kontainer. Jadi uap ini hampir merupakan air murni. Uap ini
kemudian dikondensasikan kembali dengan menggunakan suhu dingin dari air
dasar laut.
Gambar 8 : Open Cycle OTEC
13
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
3. Hybrid System (Siklus Gabungan):
Siklus hybrid menggunakan keunggulan sistem siklus terbuka dan tertutup. Siklus
hybrid menggunakan air laut yang diletakkan di tangki bertekanan rendah
(vacuum chamber) untuk dijaikan uap. Lalu uap tersebut digunakan untuk
menguapkan fluida bertitik didih rendah (amonia atau yang lainnya) yang akan
menggerakkan turbin guna menghasilkan listrik. Uap air laut tersebut lalu
dikondensasikan untuk menghasilkan air tawar desalinasi.
Gamabr 9 : Hybrid Cycle OTEC
14
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
Kekurangan dan Kelebihan
Kelebihan:
• Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya.
• Tidak membutuhkan bahan bakar.
• Biaya operasi rendah.
• Produksi listrik stabil.
• Dapat dikombinasikan dengan fungsi lainnya: menghasilkan air pendingin,
produksi air minum, suplai air untuk aquaculture, ekstraksi mineral, dan produksi
hidrogen secara elektrolisis.
Kekurangan:
• Belum ada analisa mengenai dampaknya terhadap lingkungan.
• Jika menggunakan amonia sebagai bahan yang diuapkan menimbulkan potensi
bahaya kebocoran.
• Efisiensi total masih rendah sekitar 1%-3%.
15
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
Benefit Lingkungan dan “Produk Samping” Teknologi OTEC
Sebagai sumber energy terbarukan dan ramah lingkungan, penggunaan OTEC
mengurangi dampak buruk penggunaan energy fosil seperti pembukaan lahan
untuk ekploitasi, emisi gas buang bahan bakar fosil dan limbah lain yang
dihasilkan, dan secara ekologi berdampak positif karena akan memperkaya nutrisi
pada permukaan air laut. Namun begitu, belum ada analisa komprehensif dampak
pengembangan fasilitas OTEC terhadap lingkungan.
Walaupun biaya investasi awal OTEC masih dipandang terlalu mahal, namun riset
termutakhir menunjukkan berbagai potensi produk samping OTEC yang
bermanfaat, sehingga dapat meningkatkan nilai ke-ekonomian dari teknologi
OTEC. “Produk Samping” dari OTEC tersebut antara lain :
1. Pendingin suhu permukaan. Konsepnya adalah residu air dingin yang
dipompakan dari dasar laut dapat digunakan untuk mendinginkan suhu
permukaan dan mengurangi efek pemanasan global, apalagi suhu daerah
tropis yang panas. Aplikasinya bisa bermacam-macam, mulai dari
penggunaan sebagai air conditioner pemukiman warga, dapat juga sebagai
aplikasi pertanian dan perikanan, sehingga dimungkinkan pembudidayaan
produk yang membutuhkan suhu sejuk dalam proses pembudidayaannya.
Selain itu dapat dikurangi efek buruk naiknya temperatur permukaan
seperti badai.
2. Air tawar. Air tawar yang dihasilkan dari proses vaporisasi dan kondensasi
dapat digunakan sebagai konsumsi atau irigasi pertanian terutama untuk
pulau kecil sekitar fasilitas yang sulit mendapat akses air tawar.
3. Nutrisi air laut dalam. Air laut dalam kaya akan nutrient dan rendah
pathogen, sehingga sangat baik untuk budidaya organisme laut.
16
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
Potensi Pengembangan OTEC di Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di daerah tropis, di mana
perairan di wilayah Indonesia umumnya memiliki perbedaan suhu air permukaan
dan laut dalam yang sangat tinggi, serta memiliki intensitas gelombang laut dan
kemungkinan badai yang kecil, sehingga sangat cocok dalam pengembangan
teknologi OTEC. potensi panas yang dihasilkan panas laut sebesar 2,5 x 1023
joule dengan efisiensi listrik 3 persen atau hampir setara 240.000 MW.
Gambar 10 : Potensi OTEC di Indonesia
Perbedaan temperatur antara permukaan dan dasar laut
Selain itu, demografi masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil atau daerah
pesisir terpencil masih belum tersentuh pengembangan infrastruktur listrik, yang
memang sulit mengembangkan pembangkit di daerah seperti itu. Dengan
pengembangan infrasturktur dan hasil sampingannya seperti ini, diharapkan
pembangunan bangsa juga dirasakan di daerah rural, dengan lebih merata.
Tipikal laut Indonesia dalam dan mempunyai perbedaan temperatur tinggi .
Sehingga OTEC dapat dikembangkan di daerah selatan Pulau Sumatra, Jawa, dan
Bali untuk pengembangan dengan pasar yang besar dan hampir di seluruh
kepulauan daerah Indonesia tengah dan timur untuk menjangkau daerah rural
dengan pasar yang kecil.
17
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
Beberapa pihak swasta di Indonesia sebenarnya telah mengembangkan teknologi
ini hingga mencapai tahap komersial, namun jumlahnya masih terbatas sehingga
pemanfaatan teknologi ini belum memberikan andil yang besar. Di samping itu
perlu adanya perhatian dan keterlibatan dari pemerintah yang besar untuk
pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif dari laut tersebut, sebagai salah
satu upaya menghadapi krisis energi yang terjadi di masa kini.
Satu kendala lagi adalah ketergantungan terhadap pembangkit listrik berbahan
bakar fosil. Bahkan untuk konversi BBM atau batubara ke gas alam, yang
cadangan dan potensinya besar di Negara ini, itupun membutuhkan proses lama,
dan masih besar keengganan untuk mengembangkan pembangkit energi
terbarukan. Solusinya memang masih subsidi, dan subsidi sangat besar kaitannya
dengan kebijakan, yang kemungkinan tiap 5 tahun bisa berganti.
Gamabr 11 : Laut Indonesia
18
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
BAB IV
KESIMPULAN
Lautan luas, puluhan ribu kilometer panjang bibir pantai, garis ekuator, dan
guyuran sinar matahari sepanjang tahun. Artinya apa? Negeri yang panas, yang
penduduknya terpisah pulau-pulau sehingga pengembangan negaranya menjadi
sulit. Namun, dari semua faktor tersebut ada sebuah potensi energi yang
dinamakan Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC), yang di masa depan
dapat dipertimbangkan untuk dikembangkan karena seharusnya disadari, negeri
ini bukan negeri yang kaya sumber energi fosil dan masih saja menggantungkan
kebutuhan energi dan devisa dari sektor ini.
19
Pemanfaatan Energi Kelautan dan OTEC
DAFTAR PUSTAKA
http://www.beritanet.com/Technology/ombak-pembangkit-tenaga-listrik.html
http://kontaktuhan.org/news/news182/ga_41.htm
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1125749769
http://agusset.wordpress.com/2006/01/05/energi-dari-laut/
http://www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=v&id=2232
http://geton.nedw.org/pembangkit-listrik-tenaga-ombak/gerakan-tolak-nuklir/
http://portal.djlpe.esdm.go.id/modules/news/index.php?_act=detail&sub=news_m
edia&news_id=839
http://www.indomedia.com/intisari/2001/Sept/khas_infotekno_pompa.htm
http://www.energiterbarukan.net/index.php?
option=com_content&task=view&id=79&Itemid=80
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1103304274&8
http://www.energiportal.com/mod.php?
mod=publisher&op=viewarticle&cid=37&artid=731
http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1994/11/16/0008.html
http://www.hupelita.com/baca.php?id=28372
https://ganarfirmannanda.wordpress.com/2013/06/
20