tugas lengkap tphp

66
TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN MATERIAL HANDLING Oleh : Nurul Widyanawati (0711020008) Pricillia Azhani (0711020031) Isnaini Rokhmah H. (0711020022) Ni’matul Izza (0711020081) Esther Ayu Dian N. (0711020095) JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Upload: nimah-al-izza

Post on 25-Jun-2015

2.264 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Lengkap TPHP

TUGAS KULIAH

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

MATERIAL HANDLING

Oleh :

Nurul Widyanawati (0711020008)

Pricillia Azhani (0711020031)

Isnaini Rokhmah H. (0711020022)

Ni’matul Izza (0711020081)

Esther Ayu Dian N. (0711020095)

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2010

Page 2: Tugas Lengkap TPHP

BELT CONVEYOR

1. Fungsi dan Prinsip Kerja Belt Conveyor

Fungsi belt conveyor adalah untuk mengangkut berupa muatan satuan (unit load)

atau muatan curah (bulk load) dengan kapasitas yang cukup besar, dan sesuai dengan

namanya maka media yang digunakan berupa ban (Anonim1, 2010).

Prinsip kerja belt conveyor dipakai untuk memindah material baik satuan atau bulk

curah, dengan putaran dari motor sebagai pengerak utama yang terhubung dengan drum

atau yang disebut Pulley (Mubaraq, 2010).

2. Bagian Utama Belt Conveyor

Konstruksi dari belt conveyor adalah (Anonim1, 2010):

1. Konstruksi arah pangangkutan horizontal

2. Konstruksi arah pengangkutan diagonal atau miring

3. Konstruksi arah pengangkutan horizontal dan diagonal

Alat ini banyak dipakai, disamping bersifat kontinyu, penggunaan powernya lebih rendah

(Perry, 1999).

Jarak tempuh dapat bermil-mil.

Kecepatan s/d 5,08 m/detik = 1000 ft/menit.

Kapasitas s/d 4539 metric ton/jam = 5000 ton/jam.

Kemiringan : maksimum 30o, biasanya 18 – 20o.

Sifat alat (Perry, 1999) :

1. bahan yang ditransfer tidak mengalami pengecilan ukuran,

2. sederhana, paling banyak digunakan,

3. sudut naik ( elevasi) terbatas,

4. baik untuk mengangkut tepung, granular, gumpalan,

5. tidak baik untuk mengangkut bahan yang mudah terbawa angin.

Kapasitas (banyaknya padatan/watu) belt conveyor tergantung (Brown, 1950) :

a. bulk density bahan,

b. sudut gelincir bahan

c. ukuran bahan,

d. lebar belt,

e. kecepatan belt,

f. elevasi pengankutan.

Kecepatan belt tergantung (Wallas, 1988) :

1. ukuran bahan

Page 3: Tugas Lengkap TPHP

2. sifat material yang dibawa

3. lebar belt

Kecepatan maksimum dibatasi oleh timbulnya pendebuan bahan yang dibawa karena

resistansi udara. Kecepatan minimum dibatasi oleh keperluan discharge sistemnya.

Bagian-bagian belt conveyor dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Bagian Belt Conveyor

Dimana :

L          = jarak 2 rol bagian atas

2 L       = jarak 2 rol bagian bawah, return roller

Kalau belt panjang, perlu dipakai training roller, kalau belt pendek tanpa training roller

tidak masalah. Pada training roller sering dipasang pemutus arus, untuk menjaga kalau belt

menerima beban maksimum, sehingga belt dapat menyentuh training dan akibatnya

arusnya terputus.

Feed hopper    = peralatan untuk menjaga agar bahan dapat dibatasi untuk melebihi

kapasitas pada waktu inlet.

Outlet chuter   = untuk pengeluaran material

Idle drum        = drum yang mengikuti putaran drum yang lain

Page 4: Tugas Lengkap TPHP

Gambar 2. Tipe Idler dan Plate-Support Belt Conveyor

Take up           = peralatan untuk mengatur tegangan ban agar selalu melekat pada

drum, karena semakin lama ban dipakai akan bertambah panjang,

kalau tidak diatur ketegangannya ban akan menjadi kendor.

Belt cleaner     = peralatan pembersih belt agar belt selalu dalam keadaan bersih.

Belt cleaner ada beberapa macam :

1. Semacam plat yang agak runcing (Skrapper)

2. Semacam kawat baja yang berputar (revolving brush)

Belt conveyor terdiri dari beberapa bagian –bagian penting, antara lain (Ismanto, 2009):

A. Cover Rubber

Cover rubber adalah lapisan karet sintetis yang mempunyai elastisitan tinggi dan

tahan gesek. Cover rubber berfungsi untuk melindungi lapisan penguat dari curahan,

gesekan dan benturan material pada saat loading (pemuatan) agar ply sobek atau

rusak.

Alasan penggunaan karet adalah untuk melindungi ply karena karet memiliki

elastisitas tinggi dan tahan gesek, namun karet tidak memiliki tegangan tarik yang

baik. Sedangkan lapisan ply tidak tahan terhadap gesekan dan benturan namun

memiliki tegangan tarik yang baik.

Penentuan pemakaian jenis Grade Cover Rubber adalah berdasarkan kondisi

operasi dan jenis material yang dibawa. Selain itu ada cover rubber sintetis, antara lain

(Nieman,1994):

• SBR : Styrene Butadiene Rubber untuk membawa material panas mulai dari

temperature 100 (heat resistant)

• ABR : Acrylonitrile Butadiene Rubber untuk membawa material yang

mengandung minyak dan bahan kimia (oil resistant)

• NEOPRENE : dipakai pada tambang bawah tanah (flame/Fire Resistant conveyor

Belting)

Cover rubber terdiri atas dua bagian, yaitu (Nieman, 1994) :

a. Top cover

Adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan material. Top cover

biasanya disebut Carry cover (lapisan pembawa). Top cover selalu menghadap keatas

dan lebih tebal daripada bottom cover. Pada operasi normal, top cover akan lebih

cepat rusak daripada bottom cover karena top cover langsung mengalami benturan

dan gesekan pada saat material dimuat. Tebal dari top cover adalah 1 mm s/d 8 mm

untuk Fabric belt dan 5 mm s/d 18 mm untuk Steel cord belt.

Page 5: Tugas Lengkap TPHP

b. Bottom Cover

Adalah karet lapisan bawah yang berhadapan langsung dengan pully dan roller

pembalik (Return Roller). Bottom cover sering juga disebut dengan pully cover. Pada

umumnya bottom cover lebih tipis dari pada top cover, karena bottom cover tidak

bersentuhan langsung dengan material. Tebal Bottom cover adalah 1 mm s/d 4 mm

untuk fabric belt dan 2 mm s/d 8 mm untuk steel cord belt.

B. Tie Rubber

Tie Rubber adalah lapisan karet diantara ply. Tie rubber juga sering disebut Tie

gum atu Skim rubber. Tie rubber berfungsi untuk melekatkan ply satu dengan yang

lainnya pada fabric belt, dan melekatkan sling baja dengan cover rubber pada steel cord

belt. Tebal tie rubber adalah 0.5 mm s/d 1 mm untuk fabric belt dan 2 mm untuk steel

cord belt. Tie rubber tidak tahan benturan dan gesekan. Spesifikasi tie rubber yang

umum digunakan untuk belt conveyor adalah sebagai berikut:

• Tensile strange : 250 Kg/m2

• Elongation : 500%

• Abrasion : 110 M3

C. Reinforcement – Lapisan penguat (Ply)

Reinforcement adalah lapisan penguat untuk belt conveyor itu sendiri. Kekuatan

atau tegangan pada belt tergantung lapisan penguat yang dipakai. Pada umumnya

lapisan penguat terbuat dari serat (carccas) dan sling baja (steel cord).

Sedangkan untuk steel cord belt lapisan penguatnya hanya terdiri dari satu jenis

saja, yaitu kawat sling baja. Disamping jenis lapisan penguat yang telah disebut di atas,

terdapat juga konstruksi khusus yang dirancang untuk melindungi lapisan penguat dari

sobek yang memanjang. Lapisan ini disebut dengan Rip Guard. Ada beberapa

konstruksi dari Rip Guard, yaitu (Landy, 2005):

• Belt fabric dengan carccas di dalam top cover yang disusun melintang.

• Nylon cord yang disusun melintang pada top cover.

• Nylon cord yang disusun melintang pada top dan bottom cover.

3. Kelebihan Belt Conveyor

Kelebihan dari belt conveyor adalah (Ismanto, 2009):

Menurunkan biaya produksi pada saat memindahkan material.

Memberikan pemindahan yang terus menerus dalam jumlah yang tetap sesuai

dengan keinginan.

Membutuhkan sedikit ruang.

Menurunkan tingkat kecelakaan saat pekerja memindahkan material.

Page 6: Tugas Lengkap TPHP

Menurunkan polusi udara.

Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan sudut maksimum sampai

dengan 18°.

Sabuk disanggah oleh plat roller untuk membawa bahan.

Kapasitas tinggi.

Serba guna.

Dapat beroperasi secara continiue.

Kapasitas dapat diatur.

Kecepatannya sampai dengan 600 ft/m.

Dapat naik turun.

Perawatan mudah.

4. Kekurangan Belt Conveyor

Kelemahan -kelemahan dari belt conveyor (Peters, 1984):

Jaraknya telah tertentu.

Biaya relatif mahal.

Sudut inklinasi terbatas.

5. Kemungkinan Letak Kerusakan Belt Conveyor

Kemungkinan letak kerusakan pada belt conveyor (Anonim1. 2010) :

Pada belt akan kendor atau tidak kencang lagi bila digunakan pada beban yang

berubah- ubah.

Idle drum dapat terganggu bila Skrapper depan kotor katena material yang diangkut

berdebu atau berbatu.

Impact roller (rol penyangga utama) bila belt terkena pukulan beban atau beban

yang keras.

6. Cara Mengatasi Kerusakan Belt Conveyor

Cara mengatasi kerusakan pada belt conveyor (Anonim1. 2010) :

Untuk belt yang sudah kendor atau tidak kencang dapat menggunakan Take Up

yang berfungsi untuk mengencangkan belt agar tidak kendor.

Skrapper depan di periksa secara berkala sehingga tidak ada material masuk pada

idle drum dengan belt.

Impact roller (rol penyangga utama) umumnya bagian depan sering diberi sprocket

dari karet sehingga belt bertahan lama.

Page 7: Tugas Lengkap TPHP

SCREW CONVEYOR

1. Fungsi dan Prinsip Kerja Screw Conveyor

Jenis konveyor yang paling tepat untuk mengangkut bahan padat berbentuk halus

atau bubur adalah konveyor sekrup (screw conveyor). Alat ini pada dasarnya terbuat dari

pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu sehingga bentuknya mirip sekrup. Pisau

berpilin ini disebut flight.

Alat ini terdiri atas pisau-pisau yang berbentuk spiral, yang dipasang pada as yang

berputardalam saluran yang berbentuk U. Alat ini cocok untuk pengangkut bahan

berbentuk butir ataupasta. Karena prinsip kerja alat ini mendorong bahan, maka selama

transportasi juga terjadipengecilan ukuran bahan. Pemasangan alat biasanya miring ( untuk

membantu pengaliranbahan) dan ukuran tidak terlalu panjang. Kapasitas dibatasi s/d 4,72

m3/menit (= 10000 ft3/jam) (Perry, 1999).

2. Bagian Utama Screw Conveyor

Macam-macam flight adalah (Perry, 1999):

Sectional flight

Helicoid flight

Special flight, terbagi:

Cast iron flight

Ribbon flight

Cut flight

Bagian utama screw conveyor (Gambar. 3) adalah (Zainuri, 2006):

a. Conveyor screw

b. Coupling

c. Hanger and bearing

d. Troughs ends

e. Troughs, covers, clamps, and shrouds

f. Weld flange

g. Feed and discharge sprouts

h. Supporting feet and saddles

Page 8: Tugas Lengkap TPHP

Gambar 3. Bagian Utama Screw Conveyor

Konveyor berfiight section (Gambar 4-a) dibuat dari pisau-pisau pendek yang

disatukan -tiap pisau berpilin satu putaran penuh- dengan cara disimpul tepat pada tiap

ujung sebuah pisau dengan paku keling sehingga akhirnya akan membentuk sebuah

pilinan yang panjang.

Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang berpilin mengelilingi

suatu poros (Gambar 4-b). Untuk membentuk suatu konveyor, flight- flight itu disatukan

dengan cara dilas tepat pada poros yang bersesuaian dengan pilinan berikutnya.

Flight khusus digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi adalah flight

cast iron. Flight-flight ini disusun sehingga membentuk sebuah konveyor (Gambar 4-c).

Untuk bahan yang lengket, digunakan ribbon flight (Gambar 4-d). Untuk mengaduk

digunakan cut flight (Gambar 4-e). Flight pengaduk ini dibuat dari flight biasa, yaitu

dengan cara memotong-motong flight biasa lalu membelokkan potongannya ke berbagai

arah.

Untuk mendapatkan konveyor panjang yang lebih sederhana dan murah, biasanya

konveyor tersebut itu disusun dari konveyor-konveyor pendek. Sepasang konveyor

pendek disatukan dengan sebuah penahan yang disebut hanger dan disesuaikan pasangan

pilinannya.

Tiap konveyor pendek mempunyai standar tertentu sehingga dapat dipasang dengan

konveyor pendek lainnya, yaitu dengan cara memasukkan salah satu poros sebuah

konveyor ke lubang yang terdapat pada poros konveyor yang satunya lagi (Gambar 5).

Page 9: Tugas Lengkap TPHP

Gambar 4. Screw Conveyor : a Sectional ; b. Helicoid; c. Cast Iron; d. Riboon ; e. Cut

Flight

Gambar 5. Screw Conveyor Coupling

Wadah konveyor biasanya terbuat dan lempeng baja (Gambar 6), Panjang sebuah

wadah antara 8, 10, dan 12 ft. Tipe wadah yang paling sederhana (Gambar 6-a) hanya

bagian dasarnya, yang berbentuk setengah lingkaran dan terbuat dari baja, sedangkan sisi-

sisi lurus lainnya terbuat dari kayu.

Untuk mendapatkan sebuah wadah yang panjang, wadah-wadah pendek disusun

sehingga sesuai dengan panjang konveyor. Gambar 6-b menunjukkan wadah yang lebih

rumit yang konstruksinya semuanya terbuat dari besi.

Gambar 6. Wadah Screw Conveyor

Page 10: Tugas Lengkap TPHP

Perlu diketahui bahwa poros konveyor harus digantung pada persambungan yang

tetap sejajar. Dua buah persambungan dibuat pada ujung wadah, dan sepanjang wadah

harus tetap ada hanger atau penahan, Biasanya ada sebuah hanger untuk tiap bagian.

Gambar 7. menunjukkan beberapa tipe hanger. Gbr 7-a menunjukkan tipe paling

sederhana dan paling murah. Gbr 7-b menunjukkan tipe yang mempunyai persambungan

terpisah dan ditempatkan di wadah baja. Bentuk yang lebih rumit mempunyai

persambungan yang dapat disetel dan juga dengan cara meminyaki yang lehih baik.

Jika bahan yang diangkut konveyor bersentuhan dengan persambungan hanger,

seringkali minyak atau pelumas tidak dapat dipakai karena akan mencemari bahan

tersebut, dan wadah kayu akan basah oleh minyak. 0leh karena itu, wadah dalam hanger

dibuat dari besi putih cor (Gbr 7-c) sehingga tempat bergerak dapat digunakan walaupun

tanpa pelumas.

Gambar 7. Screw Conveyor Hanger

Ujung dari wadah konveyor disebut box ends. Umumnya box ends awal berbeda

konstruksinya dengan box ends akhir. Box ends awal memiliki roda gigi (gears) bevel

untuk memutar poros konveyor.

Gambar 8. Screw Conveyor Box End

Page 11: Tugas Lengkap TPHP

Gambar 9. Tipe pengaturan Pengumpan

Page 12: Tugas Lengkap TPHP

Gambar 10. Tipe Pengaturan Masukan

3. Kelebihan Screw Conveyor

Screw conveyor mudah dalam hal perencanaan, maintenance, dimensi kecil, dapat

mengeluarkan material pada titik yang dikendaki. Ini penting untuk meterial yang berdebu

(dusty) dan material panas, material yang bau, dan menjijikkan (obnoxious odour). Karena

gesekan material terhadap screw dan trough dapat mengakibatkan kondumsi daya yang

tinggi, maka screw conveyor digunakan untuk kapasitas rendah sampai sedang (sampai

100 m3/jam) dan panjang biasanya 30 samai 40 meter (Zainuri, 2006).

4. Kekurangan Screw Conveyor

Penerapan Screw conveyor terbatas karena material yang dapat dipindahkan dengan

sempurna tidaklah banyak. Screw conveyor tidak dapat digunakan untuk bongkahan besar

Page 13: Tugas Lengkap TPHP

(large-lumped), mudah hancur (easily-crushed), abrasive, dan material mudah menempel

(sticking materials). Beban berlebih akan mengakibatkan kemacetan (bottleneck) dekat

intermediate bearing, merusak poros, dan screw berhenti (Zainuri, 2006).

5. Kemungkinan Letak Kerusakan Screw Conveyor

a. Poros

Poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara

puntir dan lentur, juga ada poros yang mendapatkan beban tarik atau tekan. Hal

ini menyebabkan terjadinya kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi

tegangan. Poros dengan diameter berbentuk tirus dan atau mempunyai alur pasak

akan lebih rawan mengalami kerusakan.

Timbulnya getaran yang merugikan dan suara yang berisik, yang diakibatkan

lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar.

Korosif bila kontak dengan fluida (Anonim2, 2010).

b. Pasak

Mudah mengalami pemanasan, karena kekuatan pasak yang lebih rendah dibanding

dengan poros (Anonim2, 2010).

6. Cara Mengatasi Kerusakan Screw Conveyor

a. Poros

Cara mengatasi kerusakan poros transmisi yang mengalami beban puntir atau

lentur atau gabungan antara puntir dan lentur, juga ada poros yang mendapatkan

beban tarik atau tekan adalah dengan lebih memperhatikan penggunaannya dan

menyesuaikan bentuk poros sesuai dengan beban yang akan dipindahkan.

Cara mengatasi kerusakan akibat timbulnya getaran yang merugikan adalah

dengan memperhatikan kakuatan poros dan menyesuaikan dengan mesin yang

akan memakai poros tersebut.

Cara mengatasi kerusakan akibat korosif adalah dengan memilih bahan tahan

korosif sam pai batas tertentu dapat pula diperlakukan perlindungan terhadap

korosif (Anonim2, 2010).

b. Pasak lebih mudah mengalami kerusakan dibandingkan dengan poros, sehingga

perencanaan ukuran pasak berdasarkan torsi yang terjadi pada poros akan

mencegah kerusakan pada pasak (Anonim2, 2010).

Page 14: Tugas Lengkap TPHP

CHAIN CONVEYOR

Konveyor rantai adalah konveyor dimana rantainya tidak terputus dari jenis

seluruh konveyor yang melakukan tarikan dari unit penggerak daripada beberapa hasil

pembawa beban untuk transport. Konveyor rantai terutama cocok untuk sistem konveyor

yang membutuhkan penutupan sempurna untuk menahan debu, seksi penyilangan kecil,

kemampuan penahanan atau pengisian berlipat atau sedang, kombinasi horizontal dan

garisedar vertikal, penanganan material pada temperatur tinggi tetapi membutuhkan

keamanan yang diperbaiki oleh pabrik. Pada banyak industri, pengunaan konveyor rantai

telah berkurang selama 30 tahun yang lalu karena dipertimbangkan pada pemiliharaan

tinggi yang tidak pantas. Banyak masalah yang dihadapi meskipun demikian di sebabkan

oleh ketidak cukupan engineering dan atraksi ekonomi besar “penawaran rendah“. Hal ini

terlihat begitu sederhana untuk pembuat baja kecil untuk merakit sistem konveyor rantai

yang menggunakan komponen standar murah.

Sistem konveyor yang dibuat dengan baik dengan komponen kwalitas tinggi terbuat

dari baja logam campuran yang diperlakukan panas atau tuangan yang tidak pasti murah.

1. Prinsip Kerja Alat

Maretial / bahan besar dapat dibawa secara langsung pada rantai, pada pencantelan

khusus yang diikatkan pada rantai baik untuk pengangkatan yang ditekan atau digandeng

oleh rantai atau dapat ditekan / ditarik oleh rantai dengan pencantelan khusus pada rantai.

Peralatan haruslah dengan hati-hati ditekankan pada material terhadap marerial untuk

ditangani terutama pada penggetaman pada mereka. Program pemeliharaan preventive

biasanya dapat menghindari kerusakan tidak pada waktunya dan interupsi/ ganguan pada

proses produksi.

2. Spesifikasi Pokok (Bagian Utama Mesin + Gambar )

Pertimbangan dalam perencanaan erat hubungannya terhadap jenis konveyor adalah

kelas konveyor. Empat kelas konveyor telah ditentukan pada dasar faktor friksi/gesekan

yang disertakan dengan pergerakan rantai (penyorong atau penggulungan ) dan pergerakan

material (penyorongan atau dibawah). Empat kelas ini digambarkan pada istilah rantai dan

pergerakan material pada tabel berikut ini. (Tabel 1)

Page 15: Tugas Lengkap TPHP

Chain Sliding ( Penyorongan rantai ) ( Gambar 11 )

Metode ini adalah sederhana didalam kontruksi, memiliki bagian pergerakan yang

lebih sedikit dan biasanya paling rendah / murah biayanya untuk beban yang diberikan. Hal

ini paling efektif pada peralatan “kotor” dan kontruksi tak datar, baik/cocok untuk

pengaruh kondisi. Peralatan daya kuda adalah lebih tinggi daripada untuk ranatai

penggulung.

Gambar 11. Chain Sliding

Chain Rolling (Penggulungan rantai) (Gambar 12)

Metode ini memiliki operasi yang lebih halus, pulsasi yang lebih sedikit bila

dibandingkan dengan penyorongan rantai. Semakin lebih rendah gesekan pada pusat yang

lebih rendah, maka semakin sedikit pergerakan dan semakin rendah biaya operasi. Hal ini

tidak cocok untuk peralatan “kotor” sebagaimana bahan luar dapat mengganggu

penggulungan.

Gambar 12. Chain Rolling

Dengan sederhana didefinisikan “Rantai adalah untai material yang fleksibel,

biasanya metal dibuat dari jenis elemen yang keras, biasanya disebut lingkaran, saling

dikuncu atau dihubungkan satu sama lain tetapi bebas untuk bergerak pada satu atau

banyak bidang. Beberapa jenis rantai yang umum digunakan :

Page 16: Tugas Lengkap TPHP

a. Rantai Lingkaran yang dapat dilepaskan

Rantai ini adalah rantai lunak pertama yang dikembangkanrantai ini adalah rantai

yang paling sedarhana dari seluruh rantai konveyor. Hal ini agaknya rectagular dan

memiliki kaitan terbuka pada ujung yang ditutup pada yang lain, kaitan pada suatu

lingkaran menghubungkan atau memasangkan dengan bar atau barrel pada lingkaran

berikutanya untuk membentuk untai rantai . Lingkaran ini pada awalnya dibentuk sebagai

transmisi kekuatan atau rantai pergerakan dan digunakan secara luas pada mesin kebun.

Sejak itu disesuaikan untuk tugas ringan, konveyor kecepatan rendah dan elevator bila

digunakan dengan bervariasi pencanelan. Jarak pada kisar dari kira-kira 1” hingga 4 “ dan

dengan kekuatan pekerjaan 200 1bs hingga 3.000 1bs.

b. Rantai Pintle Kelas 400

Rantai ini dikembangkan untuk perbaiokan pada rantai yang dapat dilepas tidak

memiliki kontruksi sambungan tertutup, mengizinkan material luar. Rantai pintle adalah

juga lingkaran balutan dengan barrel penuh pada satu ujung dan terbuka pada yang lain,

lingkaran kemudian dipasangkan bersama-sama dengan paku keliling baja atau

pemasangan pena, memberikan sambungan tertutup. Rantai inidipolakan pada dasarnya

sama dengan kisar seperti pada rantai yanga dapat dilepaskan, didalam rencana untuk

bergerak atas sprcoket/ roda rantai yang sama. Kisar bergerak lagi kira-kira 1 “- 3/8”

hingga 5000 1bs.

c. Rantai Penggilinagn “H”

Rantai Penggilingan H adalah perbaikan lebih lanjut dari rantai pintle yang pada

dasranya memiliki lingkaran offset yang sam hubungan pena, tetapi memiliki peralatan

pengunci yang lebih baik untuk memegana pena ditempat untuk mencegah pergerakan, dan

lebih lanjut memperata seluruh pemakian kepermulaan panjang melalui barrel.

Ditambahkan dibawah sisi dari sidebar adalah dibilahkan untuk memberikan permukaan

pemakain luas untuk penarikan atas pergerakan atau lembaga diantara gelombang-

gelombang.

Rantai ini telah digunakan secara luas pada penggilingan kayu dan juga digunakan

sebagai rantai mesin dan rantai pengungkit. Biasanya bergerak dari 2,308.” Kisa ke kisar

4” dengan kekuatan pekerjaan 1200 hingga 5000 lbs.

d. Rantai tarikan “H”

Rantai ini dimodifikasikan jenis penggilingan “H” tetapi lebih luas dan memilki

permukaam pemakaian yang lebih panjang melalui barrel rantai. Pengarahan muka laras

rata untuk menekan atau material penarik pada saat punggung laras dibulatkan untuk

kontak lebih pantas dengan roda rantai. Rantai ini memiliki permulaan penyorongan

Page 17: Tugas Lengkap TPHP

flat/datar luas dan ditambahkan, memilki pembawa pada sidebar untuk dilindungi kepala

dari pena. Rantai ini terutama cocok untuk pelayanan konveyor tarikan, menangani kayu,

bilah, sawdust, debu, refuse dan lain-lain.

Juga dapat digunakan pada rantai berlipat untuk penganan batangan , tungkul, drum

dan lain-lain. Kisar berjarak dari 5” dengan 8” dengan kekuatan pekerjaan 3500 lbs hingga

6500 lbs.

e. Rantai Tarikan “C”

Jenis kombinasi rantai tarikan “C” sama terhadap jenis “H” kecuali berkaitan

dengan kekuatan yang lebih tinggi, yang memiliki pena diameter yang lebih besar dan

terdiri dari lingkaran blok besi lunak yang menghubungkan dengan sidebar baja. Rantai ini

tersedia pada kisar 5”, 6” dan 8” dengan kekuatan pekerjaan 7000 lbs hingga 9300 lbs.

f. Rantai Tarikan SD

Jenis rantai ini sama terhadap refuse “H” dan rantai tarikan “C” kecuali rantai ini

dibuat dari bahan berat, baja lapisan yang diperlakukan panas dengan pena baja logam

campuran yang diperlakukan panas dan memiliki sidebar lebar, flat rata. Rantai ini secara

prinsip digunakan material penggosok seperti clinker semen, dan debu. Dibuat dari kisar 6”

dan 9” dengan nilai pekerjaan 6700 lbs hingga 23400 lbs.

g. Rantai PINTLE KELAS 700

Rantai ini sama pada kontruksi terhadap kelas 400 atau rantau penggilingan “H”

Kecuali pada kisar lebih panjang. Hal ini adalh paling luas digunakan sebagai rantai kisar

6” dengan cantelan F (lihat Pencantelan) dan pembalutan rantai besi lunak pada kontruksi

offset dan sambungan tertutup, digunakan secara luas pada perlakuan pembuangan limbah

dan pengumpulan limbah juga digunakan pada peralata elevator bocket tertntu kekuatan

pekerjaannya adalah pada 3200 lbs hingga 3800 lbs.

h. Rantai Bushed kelas 800

Rantai kelas 800 dikembangkan pada awalnya untuk tugas berat dari beberapa

rantai yang lain dan ditemukan pada industri semen. Alat ini juga memiliki besi lunak

tetapi untuk polanya dengan menggunakan laras khusus untuk menerima bushing yang

dapat diperbaharui yang akan menjadi baja keras atau baja manganese dan kuat di ikat

ditempat. Laras begitu terbalut bushing disingkapkan untuk kontak dengan sporcket dan

juga memberikan resistasi pemakain yang ulung diantara pin dan bushing . Rantai ini

dibuat pada kisar 4” dan6” dengan nilai pekerjaan 3200 lbs sampai 10000 lbs.

i. Rantai Kombinasi

a. Rantai kombinasi adalah langkah pertama terhadap rantai baja. Hal ini hanya sebagai

nama yang digunakan, dimana pusat pusat lingkaran blok adalah pembalut besi lunak, sec

Page 18: Tugas Lengkap TPHP

ara pilihan dihungkan dengan sidrbar baja dan pena. Rantai ini masih luas digunakan pada

elevator bocket dan berlari dari 2,609” hingga 6”. Memiliki kekuatan pekerjaan kira-kira

2000 lbs hingga 8300 lbs.

b. Pengubahan rantai atas adalah rantai kombinasi “PW” yang dikembangkan unntuk

industri kayu pulp. Ranai kombinasi memiliki permukaan pemakain besar tambahan untuk

tujuan penyorongan dan pencantelan khusus.

j. Rantai Penggulung lunak/dapat tempa

Dengan jelas lebih sedikit gesekan disertakan, maka semakin sedikit rantai

menarik. Rantai penggulung lunak adalah rantai yang dipolakan sejak 1882 dan paling

sedikit biayanya pada beberapa rantai penggulung pada penggunaan. Bergerak dengan

kisar 2” sampai 6” dan dari 700 lbs hingga 4700 lbs pada kekuatan pekerjaan. Penggunaan

utama mereka adalah pada tugas cahaya apron atau konveyor pengikis.

k. Rantai Baja Mesin yang dibus-kan

Rantai ini dibuat dari sidebar yang dibubuhi dengan akurat(harus atau offset dengan

thimbles atau penggosok tekanan bushing kedalam sisi bar dan baja) yang dikunci kedalam

sidebar yang dirivetkan. Mereka dapat memilki penggulung atau tanpa penggulung. Rantai

ini dengan luas dipergunakan sebagai penggerak rantai pada kisar 4” hingga 30” dan

kekuatan pekerjaan 2000 lbs hingga 25000 lbs.

l. Rantai tanpa paku yang ditempa

Rantai paku tanpa ditempah dikembangkan karena kekuatan tingginya perunit

bobot dan kesederhanaan bentuknya yang mampu dirakit atau dilepaskan tanpa peralatan .

m. Rantai baja yang dilas

Rantai ini biasanya pada jenis offset yang terdiri dari laras baja yang dipatrikan

dsiantara sidebar baja dan dasar roda rantai disatukan dengan pena yang diperlakuak panas.

Merek direncanakan untuk bergerak secara dasar roda rantai sama sebagaimana rantai

pembalut yang mereka gantikan. Alay ini tersedia pada kisar dari2,609”hingga 9” dari 300

lbs hingga 17000 lbs kekuatan pekerjaan juga tersedia untuk rantai tarikan pada kisar 5”,

6” dan 8” dengan kekuatan pekerjaan 10000 lbs hinga 15000 lbs.

n. Rantai Khusus

Rantai ini telah dibuat dengan kekuatan dasar 3.000.000 lbs. Gambar 3.14

memperlihatkan jenis tempat rantai yang sungguh popular di Eropa untuk tujuan

penyampain, disebut rsntai lingkaran Fork. Secara umum dibuat darai baja tempa dan

diperlakukan panas pada logam campuran Jerman No. 1.0401 atau British No. ENZE.

Pemcantelan seperti bar pengakatan dapat dengan terintegrasikan disatukan dengan

lingkaran atau dibautkan.

Page 19: Tugas Lengkap TPHP
Page 20: Tugas Lengkap TPHP
Page 21: Tugas Lengkap TPHP

Gambar 13. Type of Chain

3. Kelebihan

Chain conveyor dapat dibagi atas beberapa jenis conveyor, yaitu :

Scraper Conveyor

Apron Conveyor

Bucket Conveyor

Bucket Elevator

Scraper conveyor (gambar 4) merupakan konveyor yang sederhana dan paling

murah diantara jenis -jenis conveyor lainnya. Conveyor jenis ini dapat digunakan dengan

kemiringan yang besar. Conveyor jenis ini digunakan untuk mengangkut material –

material ringan yang tidak mudah rusak, seperti : abu, kayu dan kepingan.

Gambar 14. Scraper Conveyor

Page 22: Tugas Lengkap TPHP

Karakteristik dan performance dari scaper conveyor:

Dapat beroperasi dengan kemiringan sampat 45°.

Mempunyai kecepatan maksimum 150 ft/m. i Kapasitas pengangkutan hingga 360

ton/jam. i Harganya murah.

Apron Conveyor (Gambar 5) digunakan untuk variasi yang lebih luas dan untuk

beban yang lebih berat dengan jarak yang pendek. Apron Conveyor yang sederhana terdiri

dari dua rantai yang dibuat dari mata rantai yang dapat ditempa dan ditanggalkan dengan

alat tambahan A. Palang kayu dipasang pada alat tambahan A diantara rantai dengan

seluruh tumpuan dari tarikan conveyor. Untuk bahan yang berat dan pengangkutan yang

lama dapat ditambahkan roda (roller) pada alat tambahan A. Selain digunakan roller,

palang kayu dapat juga digantikan dengan plat baja untuk mengangkut bahan yang berat.

Gambar 15. Apron Conveyor

Karakteristik dan performance dan apron conveyor:

Dapat beroperasi dengan kemiringan hingga 25°.

Kapasitas pcngangkutan hingga 100 ton/jam.

Kecepatan maksimum 100 ft/m.

Dapat digunakan untuk bahan yang kasar, berminyak maupun yang besar.

Perawatan murah.

Page 23: Tugas Lengkap TPHP

Bucket Conveyor sebenarnya merupakan bentuk yang menyerupai conveyor apron yang

dalam.

Karakteristik dan performance dari bucket conveyor:

Bucket terbuat dari baja

Bucket digerakkan dengan rantai

Belt, scraper maupun apron conveyor mengangkut material dengan kemiringan

yang terbatas. Belt conveyor jarang beroperasi pada sudut yang lebih besar dari 15-20° dan

scraper jarang melebihi 300. Sedangkan kadangkala diperlukan pengangkutan material

dengan kemiringan yang curam. Untuk itu dapat digunakan Bucket Elevalor. Secara umum

bucket elevator terdiri dari timba -timba (bucket) yang dibawa oleh rantai atau sabuk yang

bergerak. Timba -timba (bucket) yang digunakan memiliki beberapa bentuk sesuai dengan

fungsinya masing -masing.

Bentuk - bentuk dari timba -timba (bucket) dapat dibagi atas :

Minneapolis Type

Buckets for Wet or Sticky Materials

Stamped Steel Bucket for Crushed Rock

Minneapolis Type

Bentuk ini hampir dipakai di seluruh dunia. Dipergunakan untuk mengangkut

butiran dan material kering yang sudah lumat.

Buckets for Wet or Sticky Materials.

Bucket yang lebih datar.

Dipergunakan untuk mengangkut material yang cenderung lengket.

Stamped Steel Bucket for Crushed Rock

Dipergunakan untuk mengangkut bongkahan -bongkahan besar dan material yang

berat.

Ketiga jenis bucket tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Page 24: Tugas Lengkap TPHP

Gambar 16. Bucket Elevator

4. Kekurangan

Kelemahan – kelemahan pada scraper conveyor:

Mempunyai jarak yang pendek.

Tenaganya tidak konstan.

Biaya perawatan yang besar seperti service secara teratur. i Mengangkut beban yang

ringan dan tidak tetap.

Kelemahan -kelemahan apron konveyor :

Kecepatan yang relatif rendah

Kapasitas pengangkutan yang kecil

Hanya satu arah gerakan

Kelemahan -kelemahan bucket conveyor:

Ukuran partikel yang diangkut 2-3 in

Investasi mahal.

5. Kemungkinan Letak Kerusakan

Penagausan disebabkan oleh goyangan pena pada bushing dan dengan kontak gesek

bushing pada roda rantai. Pada kasus jenis rol rantai, pemakaian juga terjadi pada diameter

luar penggulung dan diantara rol dan bush. Seluruh rantai dan seluruh penyorangan.

6. Cara Mengatasi Kerusakan

Pengausan pada sambungan rantai biasnya pembatasi pada umur rantai. Setiap

pemakian yang dihasilkan pada pemanjangan rantai, dengan kata lian kisar rantai adalah

ditingkatkan. Hal ini meningkatkan kisar yang mengizinkan rantai untuk perjalanan pada

roda rantai yang direncanakan, untuk mengizinkan pemanjangan kisar, jarak sedang. Bila

kelebihan pemanjangan terjadi, rantai haruslah digantikan sebelu halini merusak roda

Page 25: Tugas Lengkap TPHP

rantai /sprocket. Dan peminyakan yang baik permukaan bearing sambungan rantai adalah

sangat penting pada umur pemakian.

Pengausan pada rol diluar diameter dan pemakian diantara diameter sisi ban bush

haruslah dimasukkan dalam perhitungan karena pengawasan dari daerah rantai ini akan

membuat rantai mencoba untuk mengikuti lingkaran kisar yang lebih kecil pada roda

rantai. Hal inI memilikI hal yang sama sebagaimana pemanjangan kisar pada rantai.

Page 26: Tugas Lengkap TPHP

PNEUMATIC CONVEYOR

Konveyor yang digunakan untuk mcngangkul bahan yang ringan atau berbentuk

bongkahan kecil adalah konvenyor aliran udara (pneumatic conveyor).

Pada jenis konveyor ini bahan dalam bentuk suspensi diangkut oleh aliran udara.

1. Prinsip Kerja Alat

Pada konveyor ini banyak alat dipakai, antara lain:

Sebuah pompa atau kipas angin untuk menghasilkan aliran udara.

Sebuah cyclone untuk memisahkan partikel-partikel besar.

Sebuah kotak penyaring (bag filter) untuk menyaring debu.

Pada tipe yang sederhana (Gambar 17), sebuah pompa cycloida akan menghasilkan

kehampaan yang sedang dan sedotannya dihubungkan dengan sistem pengangkulan.

Bahan -bahan akan terhisap naik melalui selang yang dapat dipindah- pindahkan ujungnya.

Kemudian, aliran udara yang mengangkut bahan padat dalam bentuk suspensi akan menuju

siklon dan selanjutnya menuju ke pompa.

Karenanya, sebuah kotak penyaring ditempatkan diantara siklon dan pompa. Jenis

konveyor ini terutama digunakan untuk mengangkut bahan yang kebersihannya harus tetap

terjaga baik (seperti biji-bijian, bahan-bahan lumat seperti soda abu, dan lain-lain) supaya

keadaannya tetap baik dan tidak mengandung zat-zat beracun seperti timbal dan arsen.

Kecepatan aliran udara pada kecepatan rendah adalah 3000-7500 fpm dan pada

kecepatan tinggi adalah 10000-20000 fpm. Sedangkan jumlah udara yang digunakan untuk

mengangkut tiap ton bahan per jam adalah 50-200 cfm, tergantung pada keadaan dan berat

bahan,jarak dan kemiringan pengangkutan, dan lain-lain.

2. Spesifikasi Pokok (Bagian Utama Mesin + Gambar )

Gambar 17. Pneumatic Conveyor

Page 27: Tugas Lengkap TPHP

BAN

PERJALAN

KONVEYOR

APRON

KONVEYOR

FLIGHT

KONVEYOR

SEKRUP

Kemiringan

maksimum

pengankutan

terhadap

bidang datar

18° 25° 45°

15° dapat juga

sampai 90°

tetapi muatan

akan jatuh

cepat sekali

Kapasitas

pengankutan

9ton/jam) jika

berat bahan 50

lb/ft3

2160 100 360 150

Kecepatan

maksimum

(fpm)

600 100 150 100 rpm

Penggunaan

untuk bahan

kasar

dapat

digunakan dapat digunakan

Tidak

dianjurkan Tidak Boleh

3. Kelebihan

Konveyor ini juga dapat dipakai untuk mengangkut bahan-bahan yang berbentuk

bongkahan kecil seperti chip kayu, bit pulp kering, dan bahan lainnya yang sejenis.

Kadang-kadang juga digunakan bila jalan yang dilalui bahan berkelok- kelok atau jika

bahan harus diangkat dan lain-lain hal yang pada tipe konveyor lainnya menyebabkan

biaya pengoperasian lebih tinggi.

4. Kekurangan

Kerugian menggunakan jenis konveyor ini adalah pemakaian energinya lebih besar

dibanding jenis konveyor lainnya untuk jumlah pengangkutan yang sama. Perhitungan-

perhitungan pada konveyor pneumatik sama sekali empiris dan memuat

faktor-faktor yang tidak terdapat di luar data-data peralatan pabrik.

Page 28: Tugas Lengkap TPHP

5. Kemungkinan Letak Kerusakan

Kemungkinan letak kerusakan pada conveyor ini adalah jika bahan-bahan yang

akan diangkut mengandung debu, debu ini tentunya akan merusak pompa dan debu ini juga

akan membahayakan jika dibuang ke udara, dengan kala lain debu adalah produk yang

tidak diinginkan.

6. Cara Mengatasi Kerusakan

Sebuah kotak penyaring ditempatkan diantara siklon dan pompa hal ini

dimaksudkan untuk mencegah debu yang dapat membahayakan pompa.

Page 29: Tugas Lengkap TPHP

GRAVITY CONVEYOR

Gravity konveyor adalah jenis peralatan material handling yang tidak bermotor dan

menggunakan gaya gravitasi atau momentum untuk membantu dalam pergerakan produk,

paket, makanan atau peralatan dari satu tempat ke tempat lain, atau melalui berbagai

tahapan manufaktur otomatis atau finishing. Gravity conveyor lebih murah dibanding

dengan conveyor bermotor (powered conveyor), gravity conveyor menggunakan tekanan

minimum saat bekerja sehingga dapat mudah dipindahkan (portable) dan ringan. Gravity

konveyor biasanya digunakan untuk aplikasi yang memerlukan kemudahan rotasi dan

transportasi seperti distribusi, pergudangan, material handling, pengolahan makanan,

pengiriman, dan produksi. Industri yang cocok untuk menggunakan Gravity conveyor

antara lain pengemasan, industri manufaktur, farmasi, otomotif, dirgantara dan banyak

bagian fabrikasi.

Gravity conveyor dapat bekerja sendiri ataupun digabungkan dengan sistem

conveyor lainnya. Gravity conveyor menggunakan gaya gravitasi untuk mendapatkan

momentum dengan menempatkan salah satu ujung konveyor pada tempat yang lebih

tinggi, sehingga produk yang diletakkan diatas conveyor dapat bergerak tanpa

menggunakan motor listrik. Gravity konveyor memiliki dua jenis utama yaitu Gravity

roller Conveyor dan Gravity Wheel Conveyor.

Gambar 18. Gravity Roller Conveyor (Konveyor Rol)

http://www.hytrolonline.com/onlinestores/abc/abc.html

Gambar 19. Gravity Wheel Conveyor (Konveyor Roda)

http://www.hytrolonline.com/onlinestores/abc/abc.html

Tampak Atas

Tampak Atas

Page 30: Tugas Lengkap TPHP

Dalam penggunaannya, rol atau roda dimasukkan ke dalam suatu batang / rangka

(frame spacer) yang kemudian disatukan dalam satu badan (channel frame) seperti pada

gambar berikut :

Gambar 20. Susunan Frame spacer & Channel Spacer

Frame dapat dibuat dengan bahan baja atau aluminium. Penyusunan frame spacer pada

channel frame dapat dilakukan dengan jarak yang berbeda. Tetapi jumlah minimal rol/roda

harus memenuhi, sehingga bahan yang dipindahkan dapat bergerak sempurna mengikuti

putaran rol/roda.

a. Konveyor Rol (Gravity Roller Conveyor)

1. Prinsip Kerja :

Gravity conveyor Rol (Gravity Roller Conveyor) memindahkan produk horizontal

di sepanjang lintasan yang berisi serangkaian rol yang ditempatkan tegak lurus terhadap

arah perjalanan dan bibantu bantalan dan poros. Karena konveyor rol didorong oleh

gravitasi, produk dapat bebas bergerak secara manual (horizontal) atau produk dapat

dibiarkan jatuh jarak tertentu dengan penurunan sedikit.

Konveyor Rol dapat dipakai untuk memindahkan bahan yang permukaan bagian

bawahnya rata seperti kardus dan pallet ataupun yang permukaan bawahnya tidak rata

seperti drum, kaleng, bongkahan, dll.

2. Spesifikasi Alat (Bagian-bagian Utama Alat) :

Bagian-bagian utama Konveyor Rol (Gravity Roller Conveyor) antara lain rol,

frame, channel frame, hook/butt couplings, shoulder bolt (bahu baut). Bagian-bagian

tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 31: Tugas Lengkap TPHP

Gambar 21. Bagian-bagian Konveyor Rol

Pemasangan rol harus minimal 3 rol yang berada dibawah bahan yang diangkut,

jika tidak, bahan akan bergerak tidak sempurna dan menimbulkan kerusakan pada bahan

yang diangkut, seperti dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 22. Pemasangan Rol

3. Kelebihan :

Konveyor rol memiliki kelebihan antara lain :

- Relatif murah dibandingkan konveyor lain yang menggunakan motor.

- konstruksinya sederhana.

- Ringan, Fleksibel dan mudah dipindahkan

- Dapat beroperasi dengan kemiringan hingga 45º

- Dapat digunakan untuk bahan yang berukuran besar dan berat.

- Dapat digunakan untuk mengangkut bahan yang bagian bawahnya tidak rata

- Kapasitas pengangkutan yang besar.

4. Kekurangan :

Disamping memiliki banyak kelebihan, konveyor rol ini juga memiliki beberapa

kekurangan, antara lain :

- Biaya perawatan tinggi.

- Hanya dapat digunakan untuk 1 arah gerakan.

Rol

Hook/Butt

Couplingsframe

Channel frame

Page 32: Tugas Lengkap TPHP

b. Konveyor Roda (Gravity Wheel Conveyor)

1. Prinsip Kerja

Gravity wheel conveyor, atau konveyor roda, sangat mirip dengan Gravity Roller

Conveyor, perbedaannya terletak pada lintasannya yang bukan rol melainkan roda.

konveyor roda memungkinkan untuk dijalankan dengan sudut kemiringan lebih kecil dari

roller konveyor, sehingga, mereka umumnya digunakan untuk aplikasi beban yang lebir

ringan.

Konveyor roda hanya dapat digunakan untuk memindahkan bahan yang permukaan

bawahnya rata, seperti kardus, pallet, kayu lapis, kotak jinjing, nampan, dan lain-lain.

Konstruksi alatnya juga sederhana dan lebih ringan dari pada konveyor rol sehingga mudah

dipindahkan, fleksibel serta perawatan mesin lebih mudah.

2. Spesifikasi Alat (Bagian-bagian Utama Alat)

Bagian-bagian utama Konveyor Roda (Gravity Roller Conveyor) tidak jauh

berbeda dengan konveyor rol antara lain roda, framedan channel frame. Bagian-bagian

tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 23. Bagian-bagian Konveyor Roda

Pemasangan roda pada frame harus minimal harus 10 roda yang berada dibawah

bahan, agar bahan diatasnya dapat berjalan sempurna, seperti pada gambar berikut :

Gambar 24. Pemasangan Roda

Roda

Channel frame

frame

Page 33: Tugas Lengkap TPHP

3. Kelebihan :

- Relatif murah dibandingkan konveyor lain yang menggunakan motor.

- konstruksinya sederhana.

- Lebih ringan, fleksibel dan mudah dipindahkan

- Dapat beroperasi dengan kemiringan hingga 45º

- Kapasitas pengangkutan yang besar.

4. Kekurangan :

- Biaya perawatan tinggi.

- Hanya dapat digunakan untuk 1 arah gerakan.

- Tidak dapat digunakan untuk barang yang permukaan bawahnya tidak rata.

Kemungkinan Letak Kerusakan pada Konveyor Rol dan Konveyor Roda :

Secara umum, Gravity roll conveyor terbuat dari logam, sehingga kerusakan sering

terjadi karena logam mengalami korosi, misalkan pada sambungan antara frame dan

channel frame, ini akan menghambat perputaran roller, biasanya ditandai dengan bunyi

decit, jika ini terus berlanjut, maka roller tidah dapat berputar dan pengangkutan akan

macet.

Cara mengatasi kerusakan pada Konveyor Rol dan Konveyor Roda :

Kerusakan dapat dicegah dengan melakukan perawatan secara intensif pada mesin,

misalnya dengan membersihkan dan memberi pelumas atau minyak gemuk terutama pada

sambungan-sambungan, sehingga mencegah terjadinya korosi pada bahan logam.

Page 34: Tugas Lengkap TPHP

BUCKET ELEVATOR

1. Prinsip Kerja

Bucket elevator merupakan salah satu jenis alat pemindah bahan yang berfungsi

untuk menaikkan muatan curah (bulk loads) secara vertikal atau dengan kemiringan

(incline) lebih dari 70° dari bidang datar. Bucket elevator biasa digunakan untuk

mengangkut berbagai macam material berbentuk serbuk, butiran-butiran kecil, dan

bongkahan. Contoh material adalah semen, pasir, batubara, tepung, dll. Bucket elevator

dapat digunakan untuk menaikkan material dengan ketinggian hingga 50 meter,

kapasitasnya bisa mencapai 50 m3/jam, dan konstruksinya dapat mencapai posisi vertikal.

Prinsip kerja alat ini adalah memindahkan bahan secara vertikal dengan meletakkan

bahan pada ember-ember (bucket) yang dikaitkan dengan rantai atau sabuk dengan jarak

tertentu yang berputar pada pulley sehingga bucket dapat bergerak secara vertikal.

2. Spesifikasi Alat (Bagian-bagian Utama Alat)

Bucket elevator terdiri dari pulley atau sprocket penggerak, bucket yang berputar

mengelilingi sprocket atas dan bawah, bagian penggerak, dan transmisi penggerak. Bucket

elevator dan bagian-bagiannya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 25. Bagian-bagian Bucket Elevator

http://www.kfsa.com/Training/Grain%20Training/Unit01.htm

Page 35: Tugas Lengkap TPHP

Gambar 26. Bucket Elevator

http://www.unitrak.com/equipment_brands/open_tiptrak

Bagian-bagian utama dari Bucket elevator ini adalah Pulley atau sprocket

penggerak, bucket, rantai atau belt, dan motor penggerak. Cara kerja bucket elevator ini

yaitu material curah (bulk material) masuk ke corong pengisi (feed hopper) pada bagian

bawah elevator (boot). Kemuadian material curah ditangkap oleh bucket yang bergerak dan

dibawa ke atas oleh bucket. Setelah sampai pada roda gigi atas, material dikeluarkan ke

arah corong keluar (discharge sprout).

3. Kelebihan

Secara umum, kelebihan dari bucket elevator antara lain :

1. Dapat memindahkan bahan secara vertikal dengan kemiringan yang curam.

2. Lebih aman, lebih beragam penggunaannya, variasi kapasitas yang lebih luas dan

kontinyu.

3. Konstruksi mesin sederhana.

4. Dapat mengangkut bahan yang berbentuk bongkahan

4. Kekurangan

Bucket elevator juga memiliki kekurangan sebagai berikut:

1. Biaya investasi mahal

Motor

Pulley atas

Rantai

Bucket

Pulley bawah

Page 36: Tugas Lengkap TPHP

2. Kecepatan rendah

3. Tidak dapat digunakan untuk mengangkut bahan yang bersifat lengket.

Berdasarkan sistem transmisi, bucket elevator dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

1. Menggunakan transmisi sabuk (belt)

2. Menggunakan transmisi rantai (chain)

Keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pertimbangan yang digunakan untuk

memilih salah satu dari kedua jenis transmisi tersebut adalah temperatur material yang

diangkut, transmisi yang dihantarkan, perawatan dan usia pakai.

Kekurangan Bucket elevator yang menggunakan transmisi sabuk diantaranya :

1. Apabila material yang diangkut bersuhu tinggi (>150°C), sabuk akan mengalami

pemuaian panjang sehingga kekuatannya menurun.

2. Jika material yang diangkut berupa serbuk maka ada kemungkinan serbuk halus

masuk ke sisi permukaan pulley penggerak sehingga dapat terjadi slip pada pulley

dan belt.

3. Belt lebih banyak memerlukan perawatan akibat robek dan suhu operasi tinggi.

Sedangkan kelebihan dari bucket elevator dengan transmisi sabuk diantaranya :

1. Meskipun memerlukan perawatan yang lebih intens, sabuk yang digunakan

harganya lebih murah dibandingkan dengan jika menggunakan rantai,

perawatannya pun lebih mudah dengan konstruksi yang sederhana.

2. Tidak ada resiko korosi pada transmisinya.

Bucket elevator yang menggunakan rantai mempunyai kelebihan dibandingkan

dengan sabuk, yaitu :

1. Kemungkinan terjadi muai panjang akibat suhu tinggi material relatif kecil

2. Kemungkinan terjadi slip pada sistem transmisi sangat kecil karena roda penggerak

menggunakan sprocket sehingga daya motor diteruskan dengan baik.

3. Perawatan lebih sedikit, karena kemungkinan terjadi kerusakan pada rantai relatif

kecil.

4. Usia pakai lebih lama.

Bucket elevator yang menggunakan rantai juga mempunyai kekurangan,

diantaranya :

1. Biaya yang dikeluarkan lebih mahal.

2. Perawatan lebih susah.

3. Resiko korosi karena bahan rantai dibuat dari besi atau baja.

Page 37: Tugas Lengkap TPHP

5. Kemungkinan Letak Kerusakan dan Cara Mengatasi Kerusakan

Kerusakan yang mungkin terjadi pada bucket elevator adalah pada bagian rantai,

baik karena kotor atau korosi sehingga terjadi slip, atau karena rantai longgar, ataupun

karena terjadi ketidaknormalan pada bagian-bagian rantai lainnya seperti, sambungan dan

pengencang rantainya. Kerusakan pada rantai kadangkala ditandai dengan adanya bunyi

asing yang terdengar ketika mesin berjalan atau biasanya terjadi kemacetan dan penurunan

kecepatan putaran rantai. Kerusakan ini bisa dicegah dengan melumasi rantai dengan

pelumas khusus rantai yang bermutu tinggi, sehingga mengurangi gesekan pada tiap-tiap

sambungan rantai. Hal lain yang bisa dilakukan untuk mencegah kerusakan rantai adalah

dengan melakukan perawatan rutin agar rantai tetap bersih dari debu dan kotoran lainnya

karena debu dan kotoran dapat mempercepat keausan/kerusakan.

Kerusakan yang juga sering terjadi pada bucket elevator adalah pada pulley, baik

karena posisi kedua pulley yang tidak sejajar sehingga menyebabkan rantai atau sabuk

yang rusak, atau karena adanya korosi pada poros pulley. Kerusakan ini biasanya ditandai

dengan bunyi berdecit pada pulley yang kalau dibiarkan akan menimbulkan penurunan

kecepatan putaran atau kemacetan. Kerusakan ini bisa diatasi dengan melakukan

perawatan pada pulley dengan cara selalu memeriksa posisi pulley, apabila terjadi geseran

segera diperbaiki. Perawatan juga dilakukan dengan memberikan pelumas atau minyak

gemuk pada poros pulley.

Page 38: Tugas Lengkap TPHP

ALAT PENGANGAKT (CRANE)

1. Prinsip kerja crane

Alat pengangkat yang biasa digunakan didalam proyek konstruksi adalah crane. Prinsip

kerja crane adalah dengan mengangkat material yang akan dipindahkan, memindahkan

secara horizontal, kemudian menurunkan material ditempat yang diinginkan. Beberapa tipe

crane yang umum dipakai adalah:

a. Crane Beroda Crawle

Tipe ini mempunyai bagian atas yang dapat bergerak 3600. dengan roda crawler

maka crane tipe ini dapat bergerak didalam lokasi proyek saat melakukan pekerjaannya.

Pada saat crane akan digunakan diproyek lain maka crane diangkut dengan menggunakan

lowbed trailer. Pengangkutan ini dilakukan dengan membongkar boom menjadi beberapa

bagian untuk mempermudah pelaksanaan pengangkutan.

Gambar 27. Crane Beroda Crawle

b. Truck Crane

Crane jenis ini dapat berpindah tempat dari satu proyek ke proyek lainnya tanpa

bantuan dari alat pengangkutan. Akan tetapi bagian dari crane tetap harus dibongkar untuk

mempermudah perpindahan. Seperti halnya crawler crane, truck crane ini dapat berputar

360 derajat. untuk menjaga keseimbangan alat, truck crane memiliki kaki. Di dalam

pengoperasiannya kaki tersebut harus dipasangkan dan roda diangkat dari tanah sehingga

keselamatan pengoperasian dengan boom yang panjang akan terjaga.

Page 39: Tugas Lengkap TPHP

Gambar 28. Truck Crane

c. Crane untuk Lokasi Terbatas

Crane tipe ini diletakan di atas dua buah as tempat kedua as ban bergerak secara

simultan. Dengan kelebihan ini maka crane jenis ini dapat bergerak dengan leluasa. Alat

penggerak crane jenis ini adalah roda yang sangat besar yang dapat meningkatkan

kemampuan alat dalam bergerak dilapangan dan dapat bergerak di jalan raya dengan

kecepatan maksimum 30 mph. Letak ruang operator crane biasanya pada bagian-bagian

deck yang dapat berputar.

d. Tower Crane

Tower crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material secara

vertical dan horizontal kesuatu tempat yang tinggi pada ruang gerak yang terbatas. Tipe

crane ini dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri yaitu crane yang dapat berdiri

bebas (free standing crane), crane diatas rel (rail mounted crane), crane yang ditambatkan

pada bangunan (tied-in tower crane) dan crane panjat (climbing crane).

2. Bagian pokok mesin crane

Bagian dari crane adalah mast atau tiang utama, jib dan counter jib, counterweight,

trolley dan tie ropes. Mast merupakan tiang vertical yang berdiri di atas base atau dasar. Jib

merupakan tiang horizontal yang panjangnya ditentukan berdasarkan jangkauan yang

diinginkan.

3. Kelebihan mesin crane

1. Digunakan untuk memindahkan material secara horizontal

2. menurunkan material bias ditempat yang diinginkan

3. Pemilihan Jenis crane bisa disesuaikan untuk memindahkan material

Page 40: Tugas Lengkap TPHP

4. Kekurangan mesin crane

Pemilihan jenis crane untuk memindahkan material mempertimbangkan situasi

proyek kecepatan alat untuk memindahkan material.

5. Kemungkinan letak kerusakan

1. Mekanis dalam penggunaan mesin crane

6. Cara mengatasi kerusakan

1. Harus diperhatikan kapasitas untuk memindahkan material, sehingga ada kapasitas

berat material yang diangkut agar tidak terjadi jungkir. Untuk mesin beroda crawler

adalah 75% dari kapasitas alat, untuk mesin beroda ban karet adalah 85% dari

kapasitas alat, untuk mesin yang memilliki kaki adalah 85% dari kapasitas alat

2. Faktor luar seperti Kekuatan angin terhadap alat, ayunan beban pada saat

dipindahkan, kecepatan pemindahan material, pengereman mesin dalam

pergerakannya harus diperhatikan.

Page 41: Tugas Lengkap TPHP

LIFT, CARRYING TRUCK AND CARTS

A. Lift

1. Prinsip kerja alat

Elevator atau sering juga disebut dengan lift digunakan khusus untuk mengangkat

barang atau penumpang secara vertikal didalam sangkar yang tersedia bergerak pada rel

penuntun tetap.

2. Bagian-bagian utama mesin

Gambar 29. Bagian-bagian Lift

Keterangan Gambar :

1. Rangka

2. Ruang penumpang (Car-Llift )

Kerangka sangkar terbuat dari baja profil (L) siku DIN 1028 sheet 1 dengan kode

(L 1,5 x 2 x 2,5 ), bahan ini diambil karena sangat cocok untuk dipakai pada

konstruksi kerangka dan plat dasar.

3. Box Controller

Sangkar di dalam lorong pada rel penuntun yang terpasang tetap dan kedua sisi

kendaraan pada bagian atas dan bawah di beri dua penuntun yang sesuai dengan rel.

4. Motor Utama

Untuk mengangkat sangkar, jenis drum atau roda puli penggerak. Pada desain

dengan drum tali untuk mengulur dan menarik tali yang menahan sangkar di

sambung ke bandul pengimbang dengan menggunakan elektromotor.

Page 42: Tugas Lengkap TPHP

5. Car Call

6. Hall Call

7. Pulley

Puli terdiri dari logam maupun bukan logam yang berbentuk bundar yang disebut

dengan nama disc, dan pulli ini diberi alur sebagai laluan tali.

8. Counter Weight

9. Rail

Digunakan untuk menghilangkan beban pada mesin pengangkat, bobot sangkar

diimbangi dengan beban timbangan yang dihubungkan dengan tali pada sangkar

dengan drum mesin pengangkat, pengimbang terbuat dari bahan besi cor kelabu,

berat bandul sama dengan berat sangkar di tambah dengan setengah dari berat

maksimum.

10. Penggulung

Sistem transmisi roda gigi pada perencanaan ini memiliki fungsi untuk mereduksi

putaran dari motor penggerak ke drum, dan pada umumnya putaran motor yang

tersedia tinggi sedangkan putaran yang diinginkan pada drum lebih lamban sesuai

dengan kecepatan angkat yang direncanakan pada perencanaan transmisi roda gigi

ini.

11. Alat Pengaman Khusus

Semua elevator harus dilengkapi alat pengaman khusus yaitu alat yang dapat

menghentikan sangkar secara otomatis, bila tali putus atau kendur. Prinsip Kerja

Sepatu Rem sepatu ganda sering digunakan pada mekanisme pengangkatan

pemindah. Rem digerakkan oleh pemberat G dan dilepaskan dengan elektromagnet.

Akibat pengereman yang permanen hanya bekerja bila elektromagnet dinyalakan,

biasanya rangkaian listrik dibuat saling mengunci antara motor dan magnet yang

secara otomatis menghasilkan aksi pengereman walaupun berhenti secara mendadak.

3. Kelebihan

1. Memudahkan pengguna untuk memindahkan barang secara vertical

2. Mudah dalam pengoperasiannya

3. Secara teknis penggunaannya cepat dan praktis

4. Kekurangan

1. Biaya perawatan dan operasional cukup tinggi

2. Bila terjadi kerusakan untuk perbaikan membutuhkan waktu yang cukup lama

(tidak bias cepat untuk diperbaiki)

Page 43: Tugas Lengkap TPHP

5. Kemungkinan letak kerusakan

Pada tali bias putus atau kendur

6. Cara mengatasi kerusakan alat

Lift dilengkapi dengan rem yang dapat menghentikan sangkar secara otomatis, bila

tali putus atau kendur.

Page 44: Tugas Lengkap TPHP

CARRYING TRUCKS

1. Prinsip Kerja

Carrying truk atau forklift adalah salah satu yang paling penting dan perlu potongan

industri peralatan transportasi hari ini. Ini digunakan di berbagai industri, gudang, dan

pabrik-pabrik. Carrying truck mampu membawa beban yang beratnya mencapai ribuan

kilogram.

Carrying truck biasanya digunakan di gudang. Berbentuk L-anggota standar

mekanis forklift yang dimasukkan di bawah beban, biasanya dalam bentuk pallet. Namun,

untuk beberapa operasi, fitur dan kemampuan truk angkat standar mungkin tidak

cukup. Untungnya, truk lift kemampuan, fungsionalitas, dan fleksibilitas dapat ditambah

dengan menginstal berbagai aksesoris.

2. Spesifikasi, Bagian alat dan Gambar

Carrying truk memiliki berbagai fungsi dan memungkinkan untuk digunakan dalam

berbagai situasi. Sebagai contoh, lift truk untuk mentransportasikan drum, yang disebut

drum handler. Drum handler memungkinkan operator untuk cengkeram drum penuh air.

Aman dan mudah dikontrol maju atau ke kiri dan kanan. Jenis ini mengangkut drum

dengan stabil dan tegak.

Jenis umum lainnya truk angkat karpet. Memiliki tiang yang dipasang di kereta

atau garpu yang memungkinkan operator untuk meletakkan tiang melalui gulungan karpet

untuk meminimalkan gulungan-gulungan. Carrying truck juga dapat diperlengkapi untuk

membawa orang-orang. Carrying truck ini digunakan setiap kali seseorang harus diangkat

untuk melakukan tugas. Memiliki garpu yang dapat memanjang untuk menangani kargo

lebih besar.

Ini hanya beberapa dari banyak Carrying truck tersedia di pasaran. Aksesori ini

membuat Lift Carrying truck lebih fleksibel dan fungsional. Ada banyak lagi truk angkat

pengaya tersedia untuk menambah fungsionalitas yang melekat dan kegunaan dari lift truk

atau garpu.

Page 45: Tugas Lengkap TPHP

Gambar 30. Carrying Trucks

3. Kelebihan Alat

Kelebihan dari Carrying trucks ini adalah, alat ini mampu mengangkat beban berat

yang biasanya banyak terdapat di pabrik pabrik. Dengan menggunakan carrying truck and

carts mempermudah pekerjaan dalam pengangkutan barang.

4. Kekurangan alat

Kekurangan dari alat ini adalah :

Membutuhkan tempat yang luas untuk berputar setelah selesai mengangkut barang

untuk kembali ke tempat semula.

Membutuhkan jalur yg bersih dari penghalang.

Membutuhkan bahan bakar minyak bumi atau membutuhkan penge-charge-an

terlebih dahulu.

5. Kemungkinan Letak Kerusakan

Pada alat pengangkut seperti carrying truck ini bagian yang memungkinkan mudah

rusak adalah pada bagian garpu yg digunakan untuk mengangkat beban.

6. Cara Mengatasi Kerusakan

Dikarenakan bagian garpu mudah rusak maka cara perbaikan pada bagian garpu

adalah dengan, mengelas lekukan bagian garpu.

Page 46: Tugas Lengkap TPHP

CARTS

1. Prinsip Kerja

Carts adalah kendaraan atau alat yang di desain untuk memindahkan bahan

menggunakan dua roda dan normalnya ditarik oleh satu atau beberapa hewan penarik atau

oleh manusia.

Prinsip kerja alat ini menggunakan roda dibagian bawah, sehingga jika didorong

atau ditarik, carts akan bergerak.

2. Spesifikasi Alat (Bagian-bagian Utama Alat)

Bagian utama dari carts adalah roda, tempat bahan, dan handle untuk

mengendalikan carts. Sedangkan bagian detailnya dapat dilihat pada gambar 31.

Gambar 31. Bagian-bagian Carts

3. Kelebihan

Barang mudah dibawa oleh manusia atau hewan.

Lebih murah dan tidak rumit

Banyak digunakan di pusat perbelanjaan

4. Kekurangan

Kapasitas kecil

Page 47: Tugas Lengkap TPHP

Lambat

Memerlukan tenaga kerja lebih

5. Kemungkinan Terjadi Kerusakan

Kerusakan pada Carts biasanya terjadi pada roda, hal ini disebabkan karena roda

langsung bersentuhan dengan lantai/tanah, sehingga banyak debu/tanah/batuan kecil yang

masuk ke dalam lipatan roda yang mengakibatkan roda tidak dapat berputar sehingga carts

tidak bisa berjalan.

6. Cara Mengatasi Kerusakan

Kerusakan pada roda yang terjadi, bisa di minimalisir dengan cara membersihkan

roda setiap setelah carts dipakai, atau paling tidak pembersihan carts dilakukan secara

intensif.

Page 48: Tugas Lengkap TPHP

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2010. Belt Conveyor. http://tazziemania.wordpress.com/teknik/peawat-angkat-dan-angkut/belt-conveyor/ diakses tanggal 6 September 2010.

Anonim2. 2010. Conveyor. http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=0&submit.y=0&submit=prev&page=1&qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fmesn%2F2003%2Fjiunkpe-ns-s1-2003-24497037-623-briket-chapter2.pdf diakses tanggal 6 September 2010.

Anonymous, 2010. http//.carrying-trucks-and-carts./wiki/.org. diakses tanggal 14 September 2010, 7:56:28.

Bodger, Walter L. [dan] Banchero, Julius T.Introduction to chemical engineering International Studen Edition.

Cook, T.M. Dan Cullen, D.J. Industri kimia operasi :aspek-aspek keamanan dan kesehatan, Gramedia, 1985.

E.A. Walters, CHAIN CONVEYORS and BUCKET ELEVATORS Proceedings of 4th Bulk Handling Seminar. University of Pittsburgh, December 1971

G. Salzer, STETIGFORDERER 1964 Krauskopf Verlag, Mainz

Handojo, Lienda. Teknologi kimia, Jilid 1, Cetakan Pertama, Pertja, 1995.

Mubaraq, Fuad. 2010. Design Belt Conveyor System. http://www.migas-indonesia.com/index.php?module=article&sub=article&act=view&id=5041 diakses tanggal 6 September 2010.

Ismanto. 2009. Belt Conveyor. http://ismantoalpha.blogspot.com/2009/12/belt-conveyor.html diakses tanggal 6 September 2010.

Nieman. 1994. Elemen Mesin Jilid II (Desain dan Kalkulasi dari Sambungan, Bantalan, dan Poros). Erlangga. Jakarta.

Peters, Maxs. 1984. Elementary Chemical Engineering, Second Edition, Mc.Graw-Hill, Book Company, USA.

Brown. 1950. Unit Operations. Mc Graw-Hill, New York, USA.

Perry, Robert H. dan Dow W. Green. 1999. Chemical Engineers Handbook, 7th Edition. McGraw-Hill Book Company, New York.

Wallas, Stanley M. 1988. Chemical Procesess Equipment Selection & Design. Departement of Chemical and Petroleum Engineering. University of Kansas.

Handojo, Lienda. 1995. Teknologi kimia, Jilid 1. Cetakan Pertama, Pertja.

Cook, T.M. Dan Cullen, D.J. 1985. Industri kimia operasi :aspek-aspek keamanan dan kesehatan. Gramedia. Jakarta.

Page 49: Tugas Lengkap TPHP

Peters, Maxs. 1984. Elementary Chemical Engineering, Second Edition, Mc. Graw-Hill, Book Company. USA.

Rudenko, MATERIAL HANDLINGS, GRAW-HILL, NEW YORK, 1978

S. G.Pajer, H.Kuhnt and F.Kurth, STETIGFORDERER 1976 VEB Verlag, Berlin

Spivakovsky,A., CONVEYOR and RELATED EQUIPMENT, MIR PUBLISHER., MOSCOW, 1980

Strakosch, G.R., ELEVATOR and ESCALATOR, JOHN WlLEY & SONS, NEW YORK, 1978

Wilbur G. Hudson (1963), CONVEYOR and RELATED EQUIPMENT John Willey & Sons, New York

Zainuri, Muhib. 2006. Mesin Pemindah Bahan. Malang : ANDI