tugas konflik
TRANSCRIPT
7/22/2019 tugas konflik
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-konflik 1/14
'Menteri Agama Buat Konflik Umat Beragama Semakin Keruh'
Menteri Agama Suryadharma Ali menyampaikan khotbah pada peringatan Tahun Baru Islam 1
Muharram 1435 H di Masjid Istiqlal, Jakarta. (Foto: Antara)
KBR68H, Jakarta - LSM Kemanusiaan Setara Institute menilai pernyataan
Suryadharma Ali terkait Ahmadiyah berpotensi memperkeruh konflik antar umat
beragama.
Ini diungkapkan Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos menyusul
pernyataan Suryadharma Ali yang mengatakan, pelarangan Ahmadiyah
merupakan solusi untuk menjaga kerukunan umat beragama. Menurut Bonar,
kementerian agama sebagai perwakilan pemerintah seharusnya Suryadharma Ali
bisa meredam konflik.
"Pernyataan dia sebagai pejabat publik yang seharusnya netral, justru kemudian
semakin memperuncing, justru dalam beberapa tahun ini Menteri Agama ini
adalah yang mebuat persoalan kebebasan bergama menjadi krusial, karena peran
dia yang tidak memainkan fungsinya dengan jernih," kata Bonar kepada KBR68HSebelumnya, Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali menyatakan kehadiran
kepercayaan baru menjadi penyebab konflik antar umat beragama.Salah satunya
Ahmadiyah. Dua solusi yang dinilai Suryadharma paling efektif untuk
menyelesaikan permasalahan Ahmadiyah yakni pelarangan, dan deklarasi yang
menyatakan Ahmadiyah merupakan agama baru tanpa membawa simbol dan
prinsip Islam.
7/22/2019 tugas konflik
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-konflik 2/14
Konflik Lahan di Mesuji Makin Parah
Tanah di Register 45 Mesuji, Bandar Lampung
REPUBLIKA.CO.ID, MESUJI - Konflik kepemilikan lahan di kawasan Register
45 Sungai Buaya, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, makin parah. Menurut
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, perambah kawasan hutan tersebut makin
banyak, bahkan telah menggusur pemilik aslinya.
"Dulu yang menduduki dan mengaku pemilik sah kawasan tersebut ada 5.000
orang, lalu bertambah menjadi 10 ribu orang, dan sekarang saya kira sudah lebih
dari 10 ribu orang. Ini jelas membuat masalah makin kompleks," ungkap Menhut
saat berdialog dengan warga Mesuji, Jumat (10/5).
Menhut menyatakan masalah ini harus segera diselesaikan dan keterlibatan
pemerintah daerah, terutama dari pemerintah daerah (pemda) tingkat dua, sangat
penting untuk menyelesaikan kasus ini. Dengan perubahan fungsi lahan, yang
tadinya untuk kawasan hutan lalu dipakai untuk areal pertanian, tentu akan
mengganggu keseimbangan alam.
7/22/2019 tugas konflik
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-konflik 3/14
Menhut pun meminta bupati agar tidak takut menggunakan kewenangannya untuk
menyelesaikan kasus ini. "Jadi, kami dudukkan dulu persoalan register ini.
Dengan adanya otonomi daerah, kewenangan bupati sekitar 80 persen, pemerintah
pusat hanya 20 persen," ujar Zulkifli. Meski memiliki kewenangan yang lebih
kecil ketimbang pemda, jelas Menhut, pemerintah pusat tetap berkomitmen untuk
secepatnya menyelesaikan kasus sengketa lahan tersebut. Karena itu, Menhut
meminta pemda untuk memberikan data-data yang selengkapnya terkait dengan
pemilik sah lahan tersebut.
Setelah mendata secara lengkap dan benar, bupati bisa mengajukan surat resmi ke
pemerintah pusat. "Jadi, bupati jangan takut bertindak. Ini karena Kementerian
Kehutanan hanya menangani taman nasional. Mengenai hutan lindung,
konservasi, dan hutan register itu kewenangan pemda. Sangat besar kewenangan
pemda," jelas Zulkifli.
Saat ini, menurut Zulkifli, Kemenhut hanya bisa mengimbau para perambah lahan
agar meninggalkan kawasan tersebut. Sebagai bagian dari solusi untuk itu,
pihaknya juga telah mencadangkan lahan seluas 7.000 hektare untuk masyarakat
adat dan hak ulayat.
"Jadi, bupati tinggal mendata siapa-siapa yang berhak menerima, lalu kami akan
berikan. Saya datang ke Mesuji untuk mempercepat finalisasi penyelesaian
Register 45. Sebetulnya, memang pada 2010 lalu menurut kami sudah kami
cadangkan 7.000 hektare untuk adat dan hak ulayat. Kami, pemerintah pusat dan
daerah, sudah sepakat 7.000 ha untuk masyarakat adat dan sekarang ini tinggal
siapa yang dapat," kata Zulkifli.
Zulkifli menjelaskan, pendataan yang benar, cepat, dan akurat itu penting agar
tidak timbul masalah baru. Apalagi, pihaknya telah mengambil keputusan dengan
memberikan lahan di kawasan Register 45 kepada masyarakat adat yang sudah
tercatat turun-temurun berada di kawasan tersebut. Pemerintah sudah
7/22/2019 tugas konflik
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-konflik 4/14
mencadangkan 7.000 ha supaya bisa dikelola kembali oleh masyarakat. Untuk
teknis pendistribusiannya, Menhut menyerahkannya kepada bupati dan pemda.
"Untuk itu, saya berharap bagi mereka yang benar-benar bagian dari kepemilikan
tanah adat dan ulayat dapat didata oleh pemda. Jadi, jangan sampai orang yang
tidak wajib mendapat bagian, orang yang seharusnya menerima tidak
mendapatkan haknya. Jika itu terjadi, akan muncul masalah baru yang lebih
pelik," ujar Menhut.
Pemerintah pusat, menurut Menhut, sudah mengedepankan pendekatan persuasif
sejak 2010, tetapi tak membuahkan hasil. Tapi, sekarang sepertinya pendekatan
dengan cara tersebut sudah tidak tepat lagi.
Menurut Bupati Mesuji Khamamik, jumlah perambah di kawasan tersebut
semakin banyak. Dia memperkirakan, saat ini ada lebih dari 16 ribu orang yang
tidak bertanggung jawab yang mayoritas dari luar Mesuji, bahkan dari luar
Provinsi Lampung, masuk dan mendiami kawasan tersebut. "Mereka mendirikan
rumah-rumah, menebang, dan membakar pohon-pohon yang ada, kemudian
menggantinya dengan tanaman singkong dan jagung," kata Khamamik.n rakhmat
hadi sucipto ed: subroto
7/22/2019 tugas konflik
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-konflik 5/14
KONFLIK ANTARA SUKU DAYAK DAN MADURA
Konflik antaretnik dapat dikatakan sebagai suatu bentuk pertentangan
alamiah yang dihasilkan oleh individu atau kelompok yang berbeda etnik, karena
diantara mereka memiliki perbedaan dalam sikap, kepercayaan, nilai, atau
kebutuhan (Liliweri, 2005:146).
Konflik adlah masalah yang lazim yang terjadi dilingkungan masyarakat.
Banyaknya perbedaan menjadi alasan yang mendasar. Begitupun yang terjadi
ketika perang antar suku yang terjadi di Indonesia.
Perang antar suku yang terjadi antara suku dayak dan suku madura memang telah
lama berlalu.
Konflik-konflik kekerasan yang terjadi antara Suku Dayak dan Suku
Madura disebabkan oleh faktor-faktor struktural yang dilandasi oleh faktor faktor
kultural; apabila faktor-faktor struktural dan kultural ini tidak diatasi dengan
tuntas dan sepanjang resoluasi konflik tidak mengedepankan resolusi yang
berbasis pada budaya dan kepercayaan masyarakat maka konflik kekerasan
diperkirakan akan terus berulang.
Yohanes menyebutkan bahwa konflik kekerasan antara Suku Dayak dan
Suku Madura di Kalimantan Barat selama ini memang tidak terlepas dari adanya
tradisi kekerasan dalam Suku Dayak, namun sebenarnya bukan tradisi ini yang
menjadi penyebab utama konflik melainkan lebih sebagai akibat dari adanya
pemanfaatan oleh pihak-pihak lain yang menginginkan kekerasan terjadi di
Kalimantan Barat. Selain itu, oleh mereka sendiri kekerasan tidak pernah
dikaitkan dengan isu-isu keagamaan (2005:312-313).
Di sisi Suku Madura, perilaku dan tindakan orang Madura yang tinggal di
Kalimantan Barat, baik yang sudah lama maupun masih baru tidak banyak
berbeda dengan perilaku dan tindakan mereka di tempat asalnya di pulau Madura.
Orang Madura biasanya akan merespon amarah atau kekerasan berupa tindakan
resistensi yang cenderung berupa kekerasan pula (Yohanes Bahari, 2002:314).
Karena itu, kecenderungan kekerasan ini pulalah yang mudah dipicu untuk
menimbulkan konflik dengan suku lain.
7/22/2019 tugas konflik
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-konflik 6/14
PERBEDAAN STEREOTIP
Setiap suku tentu memiliki budaya, adat istiadat dan kebiasaan beragam.
Keanekaragaman tersebut tentunya membawa dampak dan konsekuensi sosial
bagi kehidupan berbangsa. Jika tidak disikapi dengan baik, perbedaan tersebut
justru menjadi faktor utama penyebab terjadinya perang antar suku.
Setiap suku akan menginterpretsikan budaya yang mereka miliki dalam
lingkungannya sehingga terciptalah stereotip yang dapat mengakibatkan lestarinya
perbedaan. Penonjolan stereotip suatu suku amat berbahaya. Namun, faktanya
stereotip dan stigma buruk itu tetap hidup. Bahkan, tanpa disadari kian meluas.
Bahaya karna hal ini dapat menimbulkan pepecahan perang antar suku pun
menjadi hal yang tidak bisa dihindarkan.
Contoh nyatanya adalah stereotip orang Madura dalam pengetahuan orang
Indonesia pada umumnya. Orang Madura kadang identik dengan watak yang
kasar dan keras. Sering menyelesaikan masalah dengan carok,mengakhiri
sengketa dengan cara duel maut yang berujung kematian. Penyebabnya adalah
dendam atau pembalasan pihak keluarga dan kerabat yang terluka. Bahkan, tewas.
Bisa dibayangkan bagaimana keadaan perang antar suku yang melibatkan suku
Madura.
Pertikaian Dayak-Madura
Terjadi dua kali kerusuhan berskala besar antara suku Dayak dan Madura,
yaitu peristiwa sampit (2001), dan Senggau Ledo (1996). Kedua kerusuhan ini
merembet ke hampir semua wilayah Kalimantan dan berakhir dengan pengusiran
dan pengungsian ribuan warga Madura, dengan jumlah korban hingga mencapai
500-an orang. Perang antar suku ini menjadi masalah sosial yang me-nasional.
Ada empat hal yang menjadi penyebab terjadinya perang suku antara suku Dayak
dan suku Madura :
1. Perbedaan antara dayak-madura
Perbedaan budaya jelas menjadi alasan mendasar ketika perang antar suku
terjadi. Masalahnya sangat sederhana, tetapi ketika sudah berkaitan dengan
kebudayaan, maka hal tersebut juga berkaitan dengan kebiasaan.
7/22/2019 tugas konflik
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-konflik 7/14
Misalanya permasalahan senjata tajam. Bagi suku dayak, senjata tajam sangat
dilarang keras dibawa ketempat umum. Orang yang membawa senjata tajam
kerumah orang lain, walaupun bermaksud bertamu, dianggap sebagai
ancaman atau ajakan berduel. Lain halnya dengan budaya suku madura yang
biasa menyelipkan senjata tajam kemana-mana dan dianggap biasa ditanah
kelahirannya.
Bagi suku dayak, senjata tajam bukan untuk menciderai orang. Bila hal ini
terjadi, pelakunya harus dikenai hukuman adat pati nyawa (bila korban
cidera) dan hukum adat pemampul darah (bila korban tewas). Namun, bila
dilakukan berulang kali, masalahnya berubah menjadi masalah adat karena
dianggap sebagai pelecehan terhadap adat sehingga simbol adat “mangkok
merah” (Dayak Kenayan) atau “Bungai jarau” (Dayak Iban) akan segera
berlaku. Dan itulah yang terjadi dicerita perang antar suku Dayak-Madura.
2. Perilaku yang tidak menyenangkan
Bagi suku Dayak, mencuri barang orang lain dalam jumlah besar adalah tabu
karena menurut mereka barang dan pemiliknya telah menyatu; ibarat jiwa dan
badan. Bila dilanggar, pemilik barang akan sakit. Bahkan, bisa meninggal.
Sementara orang madura sering kali terlibat pencurian dengan korbannya dari
suku dayak. Pencurian yang dilakukan inilah yang menjadi pemicu pecahnya
perang antara suku dayak dan madura.
3. Pinjam meminjam tanah
Adat suku dayak membolehkan pinjam meminjam tanah tanpa pamrih. Hanya
dengan kepercayaan lisan, orang madura diperbolehkan menggarap tanah
orang dayak. Namun, persoalan timbul saat tanah tersebut diminta kembali.
Seringkali orang madura menolak mengembalikan tanah pinjaman tersebut
dengan alasan merekalah yang telah menggarap selama ini.
Dalam hukum adat Dayak, hal ini disebut balang semaya (ingkar janji) yang
harus dibalas dengan kekerasan. Perang antar suku Dayak dan Madura pun
tidak dapat dihindarkan lagi.
7/22/2019 tugas konflik
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-konflik 8/14
4. Ikrar perdamaian yang dilanggar
Dalam tradisi masyarakat Dayak, ikrar perdamaian harus bersifat abadi.
Pelanggaran akan dianggap sebagai pelecehan adat sekaligus pernyataan
permusuhan. sementara orang Madura telah beberapa kali melanggar ikrar
perdamaian. Dan lagi-lagi hal tersebutlah yang memicu perang antar suku
tersebut.
7/22/2019 tugas konflik
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-konflik 9/14
KESIMPULAN / KOMENTAR :
Menurut pendapat saya di dalam konflik ini tidak ada yang dapat
disalahkan, walaupun cenderung madura lah yang salah. Pada intinya
didalam konflik ini hanya tidak ada jiwa pancasilanya. Karena konflik
ini tidak akan bisa besar kalau seandainya ada jiwa pancasila sesuai
dengan sila-sila dinegara ini. Dilihat dari kerasnya watak-watak suku
dayak dan madura dan tidak ada jiwa kemanusiaannya.
Perbedaan adat istiadat di suatu daerah sangat berbeda-beda
harusnya sebagai perantau dapat beradaptasi sesuai dengan adatdisekitarnya, dan bisa bisa bersosialisasi dengan suku didaerah
tersebut.
7/22/2019 tugas konflik
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-konflik 10/14
FENOMENA TAWURAN ANTAR PELAJAR
terjadinya tawuran, mengakibatkan norma-norma menjadi terabaikan.
Selain itu,menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek hubungan social
masyarakatnya.. Dalam bukunya yang berjudul “Dinamika Masyarakat
Indonesia”, Prof. Dr. Awan Mutakin, dkk berpendapat bahwa sistem sosial yang
stabil ( equilibrium ) dan berkesinambungan ( kontinuitas ) senantiasa terpelihara
apabila terdapat adanya pengawasan melalui dua macam mekanisme sosial dalam
bentuk sosialisasi dan pengawasan sosial (kontrol sosial). ... budaya bangsa
Indonesia. Sehingga jika mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat
Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi
media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja yang menghiasi kolom-
kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara , antar polisi pamong
praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan.
Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar pelajar
maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenja ... Tawuran sepertinya
sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Sehingga jika mendengar
kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir
setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi
dan tentara , antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh
menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar
pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya
geng-geng. Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat.
Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa
7/22/2019 tugas konflik
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-konflik 11/14
mengganggu ketenangan masyarakat.Sebaliknya mereka merasa bangga jika
masyarakat itu takut dengan geng/ kelompoknya.
Seorang pelajar seharusnya tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji
seperti itu. Biasanya permusuhan antar sekolah dimulai dari masalah yang sangat
sepele. Namun remaja yang masih labil tingkat emosinya justru menanggapinya
sebagai sebuah tantangan. Pemicu lain biasanya dendam Dengan rasa
kesetiakawanan yang tinggi para siswa tersebut akan membalas perlakuan yang
disebabkan oleh siswa sekolah yang dianggap merugikan seorang siswa atau
mencemarkan nama baik sekolah tersebut. Sebenarnya jika kita mau melihat lebih
dalam lagi, salah satu akar permasalahannya adalah tingkat kestressan siswa yang
tinggi dan pemahaman agama yang masih rendah.
7/22/2019 tugas konflik
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-konflik 12/14
Lima Konflik Indonesia Versus Malaysia
Bertetangga tapi tak rukun. Begitulah kira-kira ungkapan yang bisa
menggambarkan konflik antara Malaysia dan Indonesia yang tak kunjung usai.
Perebutan wilayah teritori bangsa menjadi salah satu konflik yang sering terjadi
antara kedua negara ini.
Tak hanya itu, pihak Malaysia kerap melecehkan bangsa Indonesia dengan
perlakuan buruk warga negara Malaysia terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
yang bekerja di negeri jiran tersebut.
Berikut adalah daftar lima konflik, yang menggambarkan perseteruan antara
Indonesia dan Malaysia sebagaimana dirangkum dari merdeka.com:
1. Sebutan Indon Untuk TKI
Begitu banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai pembantu
rumah tangga di Malaysia. Banyak warga Malaysia pun yang selalu menyebut
7/22/2019 tugas konflik
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-konflik 13/14
negara kita dan TKI yang ada di sana sebagai Indon. Indon ternyata merupakan
sebutan negatif yang bermakna jongos atau budak. Malaysia sudah hampir dua
dekade menggunakan istilah Indon untuk menyebut TKI yang berada di sana.
2. Iklan ‘Indonesian Maids Now On SALE’
Sebuah iklan kontroversial membuat geram masyarakat Indonesia. Akhir Oktober
lalu, sebuah iklan selebaran berisikan informasi penyediaan jasa tenaga kerja
Indonesia ditempel di ruang publik di Malaysia.
Bahkan para TKI di iklan tersebut bisa dipekerjakan sebagai pembantu rumah
tangga dengan potongan harga atau diskon tertentu. Kecaman kepada
pemerintahan Malaysia pun bermunculan. Namun pihak Malaysia menyebut
bahwa iklan tersebut liar dan ditempel oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
3. Malaysia Mengklaim Budaya Indonesia
Terhitung sudah 6 kali Malaysia mengklaim budaya milik Indonesia sebagai
warisan budaya mereka. Sejak 2007 lalu, Malaysia sudah mengaku Reog
Ponorogo, Rasa Sayange asal Maluku, Batik, Tari Pendet asal Bali, Angklung
Jawa Barat, tari tor-tor dan gondang sambilan dari Sumatera Utara, sebagai
budaya mereka.
4. Supporter Sepak Bola Malaysia Menghina Indonesia
Konflik Indonesia dan Malaysia juga berlangsung di lapangan hijau, tepatnya pada Piala AFF 2012 tahun ini. Dalam sebuah video yang diunggah melalui
YouTube, supporter Malaysia melecehkan bangsa Indonesia dengan menyamakan
Indonesia dengan binatang.
Penghinaan tersebut terjadi saat pertandingan antara Indonesia melawan Laos di
Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Saat itu pendukung Malaysia yang sedang
menunggu pertandingan dengan Singapura masuk ke stadion dan
melecehkanfansIndonesia melalui yel-yel yang mereka nyanyikan. Hal tersebut
7/22/2019 tugas konflik
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-konflik 14/14
membuat geram banyak orang Indonesia tak terkecuali Wakapolri Komjen Pol
Nanan Sukarna.
5. Habibie Disebut Pengkhianat Bangsa
Pekan ini, konflik kedua negara ini kembali memanas. Adalah sebuah tajuk
rencana tentang penghinaan dari mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainudin
Maidin. Ia telah menyebut Presiden RI Ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ)
sebagai pengkhianat bangsa. Tudingan ini termuat dalam tajuk rencana sebuah
media massa lokal yakni koran Utusan Malaysia.
Dalam tulisannya, Maidin menyebut bahwa BJ Habibie merupakan Presiden
Indonesia dengan masa jabatan tersingkat hingga saat ini. Maidin menuding
Habibie tersingkir karena mengkhianati negaranya. Menanggapi tuduhan tersebut,
BJ Habibie tak mau ambil pusing.