analisa konflik

13
Analisa konflik adalah sebagai proses praktis untuk mengkaji dan memahami kenyataan konflik dari berbagai sudut pandang. Analisis konflik dapat dilakukan dengan sejumlah alat bantu dan teknik yang sederhana, praktis dan yang sesuai. Analisis konflik bukan merupakan kegiatan satu kali saja, namun berlangsung terus menerus, sehingga dapat menyesuaikan tindaka penanganan dgn berbagai faktor, dinamikan dan keadaan. Ada sejumlah alat bantu (instrument) untuk menganalisis konflik dan menjelaskan cara penggunaannya dalam kasus-kasus penanganan konflik tertentu, yakni: 1) penahapan konflik; 2) pengurutan kejadian; 3) segitiga SPK (sikap-perilaku-konteks); 4) Analogi bawang Bombay (Donat); 5) Pohon Konflik; 6) Analisis Kekuatan Konflik; 7) Analogi Pilar; dan 8) Piramida (Fisher, dkk., 2001). 1. Penahapan Konflik Teknik penahapan konflik merupakan suatu cara menganalisis konflik dalam bentuk sebuah grafik yang menunjukkan fluktuasi (peningkatan dan penurunan) intensitas konflik yang dilukiskan dalam skala waktu tertentu. Tujuannya yakni: pertama, untuk melihat tahap-tahap dan siklus peningkatan dan penurunan konflik; kedua, untuk membahas pada tahap situasinya sekarang berada; ketiga, untuk berusaha meramalkan pola-pola intensitas konflik di masa depan dengan tujuan untuk menghindari pola-pola itu terjadi; dan keempat, untuk mengidentifikasi periode waktu yang dianalisis dengan menggunakan alat-alat bantu lain.

Upload: iqbal-sumbarta

Post on 21-Dec-2015

22 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Analisa konflik manajemen keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA KONFLIK

Analisa konflik adalah sebagai proses praktis untuk mengkaji dan memahami

kenyataan konflik dari berbagai sudut pandang. Analisis konflik dapat dilakukan dengan

sejumlah alat bantu dan teknik yang sederhana, praktis dan yang sesuai. Analisis konflik

bukan merupakan kegiatan satu kali saja, namun berlangsung terus menerus, sehingga dapat

menyesuaikan tindaka penanganan dgn berbagai faktor, dinamikan dan keadaan. Ada

sejumlah alat bantu (instrument) untuk menganalisis konflik dan menjelaskan cara

penggunaannya dalam kasus-kasus penanganan konflik tertentu, yakni: 1) penahapan konflik;

2) pengurutan kejadian; 3) segitiga SPK (sikap-perilaku-konteks); 4) Analogi bawang

Bombay (Donat); 5) Pohon Konflik; 6) Analisis Kekuatan Konflik; 7) Analogi Pilar; dan 8)

Piramida (Fisher, dkk., 2001).

1. Penahapan Konflik

          Teknik penahapan konflik merupakan suatu cara menganalisis konflik dalam bentuk

sebuah grafik yang menunjukkan fluktuasi (peningkatan dan penurunan) intensitas konflik

yang dilukiskan dalam skala waktu tertentu. Tujuannya yakni: pertama, untuk melihat tahap-

tahap dan siklus peningkatan dan penurunan konflik; kedua, untuk membahas pada tahap

situasinya sekarang berada; ketiga, untuk berusaha meramalkan pola-pola intensitas konflik

di masa depan dengan tujuan untuk menghindari pola-pola itu terjadi; dan keempat, untuk

mengidentifikasi periode waktu yang dianalisis dengan menggunakan alat-alat bantu lain.

Analisis dasar dengan teknik penahapan konflik terdiri dari lima tahap berikut ini:

l  Tahap Prakonflik. Ini merupkan periode di mana terdapat ketidaksesuaian sasaran di antara

dua pihak atau lebih, sehingga timbul konflik. Konflik tersembunyi dari pandangan umum,

meskipun satu pihak atau, lebih mungkin mengetahui potensi terjadinya konfrontasi.

l  Tahap Konfrontasi. Pada tahap ini konflik semakin terbuka. Jika hanya satu pihak yang

merasa bersalah, mungkin para pendukungnya melakukan aksi demonstrasi atau perilaku

konfrontatif lainnya. Kadang pertikaian atau kekerasan pada tingkat rendah lainnya terjadi di

antara kedua pihak.

l  Tahap Krisis. Ini merupakan puncak konflik, ketika ketegangan dan atau kekerasan terjadi

paling hebat. Dalam skala besar, ini merupakan periode perang, ketika orang-orang dari

kedua belah pihak terbunuh. Komunikasi normal di antara kedua pihak kemungkinan putus.

Pernyataan-pernyataan umum cenderung menentang pihak-pihak lainnya.

Page 2: ANALISA KONFLIK

l  Tahap Akibat Konflik. Suatu krisis akan menimbulkan suatu akibat. Satu pihak mungkin

menaklukan pihak lain, atau mungkin melakukan gencatan senjata (jika perang terjadi). Suatu

pihak mungkin menyerah atau menyerah atas desakan pihak lain.

l  Tahap Pascakonflik. Akhirnya, situasi diselenggarakan dengan cara mengakhiri berbagai

konfrontasi kekerasan, ketegangan berkurang dan hubungan mengarah ke lebih normal di

antara kedua pihak. Namun, jika isu-isu dan masalah-masalah yang timbul karena sasaran

mereka yang saling bertentangan tidak diatasi dengan baik, tahap ini sering kembali menjadi

situasi pra-konflik.

Adapun teknik penahapan konflik biasanya digunakan di awal proses analisis untuk

mengidentifikasi pola-pola dalam konflik. Selain itu, digunakan pula diakhir proses untuk

membantu menyusun strategi.

2.    Pengurutan kejadian

Teknik pengurutan kejadian merupakan suatu alat bantu analisis konflik dalam bentuk sebuah

grafik yang menunjukkan kejadian-kejadian yang digambarkan di dalam skala waktu tertentu.

Tujuan menggunakan teknik ini yakni: pertama, untuk menunjukkan pandangan-pandangan

Page 3: ANALISA KONFLIK

yang berbeda tentang sejarah dalam suatu konflik; kedua, untuk menjelaskan dan memahami

pandangan masing-masing pihak tentang kejadian-kejadian; ketiga, untuk mengidentifikasi

kejadian-kejadian mana yang paling penting bagi masing-masing pihak.

Teknik pengurutan kejadian biasanya digunakan mulai pada awal proses, bersama dengan

alat-alat bantu analisis lainnya; tetapi digunakan pula diakhir proses untuk membantu

menyusun strategi; biasanya digunakan pada saat mana orang-orang berbeda pendapat

tentang kejadian-kejadian, atau tidak saling mengetahui sejarah masing-masing; serta menjadi

suatu cara membantu masyarakat untuk menerima bahwa pandangan mereka sendiri hanyalah

sebagian dari “kebenaran”.

3.    Pemetaan Konflik

            Teknik pemetaan konflik merupakan sebuah alat bantu analisis konflik dalam bentuk

semacam teknik visual yang menggambarkan hubungan diantara berbagai pihak yang

berkonflik. Tujuannya yakni: pertama, untuk lebih memahami situasi dengan baik; kedua,

untuk melihat hubungan di antara berbagai pihak secara lebih jelas; ketiga, untuk

Page 4: ANALISA KONFLIK

menjelaskan di mana letak kekuasaan; keempat, untuk memeriksa keseimbangan masing-

masing kegiatan atau reaksi; kelima, untuk melihat para sekutu atau sekutu yang potensial

berada di mana; keenam, untuk mengidentifikasi intervensi atau tindakan; ketujuh, untuk

mengevaluasi apa yang dilakukan. Teknik ini biasanya digunakan pada awal proses, bersama

dengan alat-alat bantu analisis lainnya; Juga diakhir proses, untuk mengidentifikasi

kemungkinan jalan pembuka dalam mengambil tindakan atau untuk membantu proses

membangun strategi. Variasi penggunaannya meliputi: peta geografis yang menunjukkan

tempat dan pihak-pihak yang terlibat; pemetaan berbagai isu; pemetaan penjajaran

kekuasaan; pemetaan berbagai kebutuhan dan ketakutan; serta patung manusia untuk

mengungkap berbagai perasaan dan hubungan yang ada.

4.    Segitiga SPK (Sikap-Perilaku-Konteks)

          Segitiga SPK merupakan sebuah alat bantu analisis konflik yang menganalisis berbagai

faktor yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan konteks bagi masing-masing pihak

utama. Tujuannya yakni:

1. Untuk mengidentifikasi ketiga faktor itu di setiap pihak utama.

2. Untuk menganalisi bagaimana faktor-faktor itu dengan berbagai kebutuhan dan

ketakutan masing-masing pihak.

Page 5: ANALISA KONFLIK

3. Unutuk menghubungkan faktor-faktor itu dengan berbagai kebutuhan dan ketakutan

masing-masing pihak.

4. Untuk mengidentifikasi titik awal intervensi dalam suatu situasi.

Adapun teknik segitiga SPK digunakan pada awal proses untuk memperoleh pemahaman

yang lebih luas tentang motivasi pihak yang berbeda. Demikian pula, digunakan diakhir

proses untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa yang dapat diatasi dengan suatu intervensi.

Serta untuk menunjukkan bagaimana perubahan dalam satu aspek mungkin mempengaruhi

aspek lain. Cara menggunakannya yakni, setelah membuat daftar isu bagi masing-masing

komponen spk, maka usulkan kebutuhan atau ketakutan pokok dari pihak yang berbeda di

tengah-tengah segitiga.

5.    Analogi bawang Bombay

Teknik analisis bawang Bombay merupakan suatu cara untuk menganalisis perbedaan

pandangan tentang konflik dari pihak-pihak yang berkonflik. Tujuannya adalah: untuk

bergerak berdasarkan posisi publik masing-masing pihak dan memahami berbagai

kepentingan serta kebutuhan masing-masing pihak; juga untuk mencari titik kesamaan di

antara kelompok-kelompok, sehingga dapat menjadi dasar bagi pembahasan selanjutnya.

Adapun teknik ini digunakan sebagai bagian dari suatu analisis untuk memahami berbagai

dinamika situasi suatu konflik; juga sebagai persiapan untuk melancarkan dialong di antara

Page 6: ANALISA KONFLIK

kelompok-kelompok dalan suatu konflik; serta sebagai bagian dari proses mediasi atau

negosiasi.

Contoh: Konflik antara Direktur Rs.A dengan Kepala ruangan ruang mawar

Direktur Rs.A : Kepala ruangan ruang mawar (position). Kepala ruangan ruang

mawar : Direktur Rs.A harus turun (position). Direktur Rs.A: saya butuh ketenangan

(interest). Kepala ruangan ruang mawar : saya butuh kemerdekaan (interest).

Keduanya butuh well-being dan tercukupinya kebutuhan hidup (needs)

6.    Analisis Pohon konflik

Teknik analisis pohon konflik merupakan suatu alat bantu  analisis dengan menggunakan

sebuah pohon untuk mengurutkan isu-isu pokok konflik, yakni inti masalah, sebab masalah,

dan akibat masalah. Jadi, tujuan dari analisis dengan pohon konflik yakni:

1) Untuk merangsang diskusi tentang berbagai sebab dan efek dalam suatu konflik.

2) Untuk membantu kelompok untuk menyepakati masalah inti.

3) Untuk membantu suatu kelompok atau suatu tim dalam mengambil keputusan tentang

prioritas untuk mengatasi berbagai isu konflik.

Page 7: ANALISA KONFLIK

4) Unutk menghubungkan berbagai sebab dan efek sutu sama lain, dan untuk

memfokuskan organisasinya.

Analisis pohon konflik digunakan dengan suatu kelompok yang mengalami kesulitan untuk

menyepakati masalah inti dalam situasi mereka; juga dengan suatu tim yang harus

memutuskan isu-isu konflik mana yang seharusnya mereka atasi.

Model Analisis 5W1H & PPP

When : kapan terjadi?; Where : dimana letak wilayah konflik terjadi? ; What : Apa masalah

yang menjadi materi konflik? ; Who : Siapa yang terlibat dalam konflik? ; Why : Mengapa

konflik terjadi? ; dan How : Bagaimana proses terjadinya konflik? Problem disini menunjuk

pada masalah yang menjadi latar belakang dan inti konflik; Parties adalah pihak-pihak yang

terlibat dalam konflik, sedangkan Proses menunjuk kepada kronologis peristiwa, tahapan

konflik (sengketa, sudah ada kekerasan terbatas, perdamaian, dst.).

Page 8: ANALISA KONFLIK

Model Analisis SAT

·         Struktural: menunjuk pada masalah mendasar berupa ketimpangan ekonomi, social,

politik yang telah berlangsung lama dan terus-menerus.

·         Akselerator: hal-hal yang mempercepat tumbuhnya konflik menjadi besar. Misalnya,

kebijakan yang hanya menguntungkan pihak tertentu, lumpuhnya penegakan hukum yang

adil, fatwa larangan agama tertentu, polisi membiarkan penjahat berkeliaran, dst.

·         Trigger: kata lainnya Pemicu. Pemicu ini adalah kejadian biasa yang bisa menjadi

alasan terjadinya konflik. Misalnya pertengkaran antar sopir, pertikaian pemuda sebagai

buntut dari mabuk atau judi. Sebuah kebakaran besar di padang rumput disebabkan karena

adanya rumput kering (structural atau conditio), adanya sepercik api (trigger), serta adanya

angin yang bertiup kencang (akselerator).

Analogi pilar

Analogi pilar merupakan suatu teknik analisis konflik dalam bentuk grafik dari elemen-

elemen atau kekuatan-kekuatan yang ‘menahan’ situasi yang tidak stabil. Tujuannya adalah:

untuk untuk memahami bagaimana berbagai struktur ditopang; juga untuk mengidentifikasi

faktor-faktor yang membuat situasi yang tidak diinginkan tetap bertahan; serta untuk

mempertimbangkan berbagai cara untuk mengurangi atau menghilangkan faktor-faktor

negatif ini, atau mungkin untuk mengubahnya menjadi kekuatan-kekuatan yang lebih positif.

Teknik ini digunakan manakala situasi tidak jelas kekuatan apa saja yang membuat situasi

tidak stabil tetap bertahan, juga ketika suatu situasi tampak ‘macet’ dalam ketidakadilan

struktural.

Page 9: ANALISA KONFLIK

Analisis Piramida

Teknik piramida merupakan sebuah alat bantu analisis konflik dalam bentuk grafik yang

menunjukkan tingkat-tingkat stakeholder (para pihak pemangku kepentingan) dalam suatu

konflik. Tujuannya yakni: untuk mengidentifikasi pelaku-pelaku utama, termasuk

kepemimpinan, pada masing-masing tingkat; untuk memutuskan pada tingkat mana anda

sedang mengatasi konflik sekarang dan bagaimana anda melibatkan tingkat-tingkat lainnya;

juga untuk menilai tipe-tipe pendekatan atau tindakan-tindakan tepat yang dilakukan untuk

pada masing-masing tingkat; dan untuk mempertimbangkan cara-cara untuk membangun

kaitan antartingkat; serta untuk mengidentifikasi para sekutu yang potensial masing-masing

tingkat. Teknik ini digunakan ketika menganalisis situasi yang tampaknya melibatkan

beberapa pelaku di berbagai tingkat; tetapi juga ketika merencanakan berbagai tindakan

untuk mengatasi konflik multitingkat; serta manakala memutuskan dimana energi difokuskan.

Page 10: ANALISA KONFLIK