tugas mata kuliah kebijaksanaan konflik penggunaan air

19
Pasca Sarjana Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Tugas mata kuliah Kebijakan Rehabilitasi & Pemeliharaan Bangunan Air (Dosen : Prof. Dr. Ir. Sobriyah) Oleh : Nama : Pujiyanto NIM : S941308006 Kajian Kewenangan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan Prasarana Sumber Daya Air dalam Penyelesaian Konflik Pemakaian Air Irigasi di Indonesia.

Upload: java87th

Post on 22-Oct-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Mata Kuliah Kebijaksanaan Konflik Penggunaan Air

Pasca Sarjana Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Tugas mata kuliah

Kebijakan Rehabilitasi & Pemeliharaan Bangunan Air(Dosen : Prof. Dr. Ir. Sobriyah)

Oleh :Nama : PujiyantoNIM : S941308006

Kajian Kewenangan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan Prasarana Sumber Daya Air dalam Penyelesaian Konflik

Pemakaian Air Irigasi di Indonesia.

Page 2: Tugas Mata Kuliah Kebijaksanaan Konflik Penggunaan Air

Latar Belakang

Krisis sumber daya air akhir-akhir ini menjadi isu penting yang mengkawatirkan para ahli di bidang sumber daya air. Agenda pertemuan tingkat dunia hingga lokal intensif dilakukan dalam rangka pengendalian konflik masalah sumber daya air. Tercatat sejak tahun 1998 pembahasan masalah sumber daya air mencuat dengan laporan kelangkaan air di beberapa negara, tercatat 208 negara sedang mengalaminya dan diperkirakan hingga tahun 2025 sebanyak 56 negara akan menyusul.

Di beberapa wilayah Indonesia peristiwa-peristiwa konflik yang dipicu masalah air telah muncul dan dikawatirkan akan berkembang kalau tidak mendapatkan solusi yang tepat. Beberapa peristiwa konflik masalah air di Indonesia antara lain di Provinsi Bali, dan Jawa Barat.

Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah peristiwa yang mengindikasikan konflik antar lembaga mengenai masalah air pernah terangkat dalam media masa, yaitu sengketa dalam pengelolaan irigasi yang termuat dalam pemberitaan bulan Februari 2012 , yang mengakibatkan terjadinya gangguan dalam pemenuhan kebutuhan air untuk irigasi.

Page 3: Tugas Mata Kuliah Kebijaksanaan Konflik Penggunaan Air

Dijumpai penurunan kapasitas hingga hilangnya fungsi prasarana irigasi yang telah dibangun karena terbengkalai kurang perawatan. Sehingga saat musim tanam harus mengeluarkan biaya tambahan dalam mendapatkan air, disamping pengeluaran rutin sebagai iuran wajib.

Pengeluaran tambahan untuk mendapatkan air disamping biaya Rp. 300 000,- diluar iuran wajib. Besarnya iuran rutin senilai 30 kg gabah atau senilai Rp. 90000,-.

Page 4: Tugas Mata Kuliah Kebijaksanaan Konflik Penggunaan Air

Petak sawah Ngrampal sub DI SICT

Page 5: Tugas Mata Kuliah Kebijaksanaan Konflik Penggunaan Air

Pintu air Bagan

Page 6: Tugas Mata Kuliah Kebijaksanaan Konflik Penggunaan Air

Jembatan Saradan Sragen

Page 7: Tugas Mata Kuliah Kebijaksanaan Konflik Penggunaan Air

Lokasi studi

Page 8: Tugas Mata Kuliah Kebijaksanaan Konflik Penggunaan Air
Page 9: Tugas Mata Kuliah Kebijaksanaan Konflik Penggunaan Air

Ruang lingkup

Kajian Tipologi Konflik dengan Melibatkan Kelompok Petani Pemakai Air Sistem Irigasi sebagai Strategi Penyelesaian Koflik Masalah Air, dimaksudkan untuk menemukan penyelesaian konflik yang muncul akibat pemakaian air dan pengelolaan prasarana dalam system irigasi.

TujuanMenelususuri konflik pemakaian air system irigasi mengenai persoalan dan penyelesaiannya, disamping itu juga,• Mendokumentasikan konflik pemakaian air system irigasi di Indonesia

dan penyelesaiannya.• Merekayasa model kelembagaan petani pemakai air yang bertumpu

pada kebutuhan pemakai air, sehingga tercipta pengelolaan air yang adil , merata dan berkelanjutan sebagai penyelesaian konflik masalah air.

Page 10: Tugas Mata Kuliah Kebijaksanaan Konflik Penggunaan Air

METODOLOGI KAJIANModel analisa

Mengkaji terhadap peraturan , teori yang berkaitan dengan penggunan sumber daya air dalam system irigasi, menginventaris konflik air dalam system irigasi, menganalisa konflik yang meliputi pihak berkonflik, penyebab konflik, solusi penyelesaian dan dokumentasi.

 

Pelaksanaan kajian

Pengklasifikasian pihak-pihak yang terlibat konflik dikelompokan sebagai berikut,• Lembaga pengatur tata guna sumber daya air,• Lembaga pengelola prasarana sumber daya air• Lembaga petani pemakai air,

 

Penyusunan tipologi konflik

Konflik pemakaian air system irigasi dikelompokan kedalam tipologi sebagai berikut,• Tipologi 1 Konflik pemakaian air system irigasi antara petani dengan air minum,• Tipologi 2 Konflik pemakaian air system irigsi antara petani dengan industry,• Tipologi 3 Konflik pemakaian air system irigasi antara petani dengan perikanan,• Tipologi 4 Konflik pemakaian air system irigasi diantara petani• Tipologi 5 Konflik pemakaian air sytem irigasi antar wilayah administrative,• Tipologi 6 Konflik pengelolaan prasarana system irigasi antara lembaga pemakai

dengan lembaga pengatur.

Page 11: Tugas Mata Kuliah Kebijaksanaan Konflik Penggunaan Air

PEMBAHASANA

Tinjauan Pustaka

Undang-Undang Dasar 1945

Bab XIV

Pasal 33

(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Page 12: Tugas Mata Kuliah Kebijaksanaan Konflik Penggunaan Air

Pengelolaan air mencakup sumber daya air dan Prasarana sumber daya air.UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air bab iv pasal 41 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab dan berwenang mengembangkan system irigasi primer hingga sekunder, dengan mengikut sertakan masyarakat yang tercantum dalam ayat 4. Pengembangan system irigasi primer dan sekunder juga dipekenankan kepada perkumpulan petani pemakai air atau pihak lain sesuai kebutuhan dan kemampuan tertuang dalam ayat 5. Sedangkan ayat 3 menyebutkan bahwa pengembangan system irigasi tersier menjadi hak dan tanggung jawab perkumpulan petani pemakai air (P3A).

Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2008 .dalam pasal-pasal yang tertuang dalam pasal 14,15,16 Pemerintah memegang kewenanga dalam pengelolaan sumber daya air yang meliputi pembuat kebijaksanaan, merencanakan, melaksanakan , memberi rekomendasi teknis dan mengatur. dan 17. Pemerintah memegang pengelolaan prasarana sumber daya air hingga saluran sekunder. Dewan air merupakan lembaga bentukan pemerintah yang bertugas memfasilitas sengketa antar wilayah. Dan lembaga pengguna air merupakan lembaga yang mewadahi para pengguna sumber daya air, yang tidak mempunyai wewenang dalam sumber daya air ,

Page 13: Tugas Mata Kuliah Kebijaksanaan Konflik Penggunaan Air

PP N0. 42 tahun 2008

Baba IV

Pasal 44

(2) Badan usaha, kelompok masyarakat, atau perseorangan atas prakarsa sendiri dapat melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air untuk kepentingan sendiri.

(3) Dalam hal prasarana sumber daya air dibangun oleh badan usaha, kelompok masyarakat, atau perseorangan atas prakarsa sendiri, pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air menjadi tugas dan tanggung jawab pihak-pihak yang membangun.

Rachman (1999), keberhasilan air irigasi sangat tergantung kepada pengelolaan/ manajemen di tingkat jaringan (distribusi) dan tingkat sungai (alokasi). Dengan demikian , kelembagaan yang perlu mendapatkan perhatian adalah kelembagaan Panitia Irigasi (Provinsi dan Kabupaten/Kotamadya), Panitia Tata Pengatur Air (PTPA) dan institusi lokal petani pemakai air (P3A). Hal ini mengisyaratkan bahwa institusi lokal petani perlu diberi kesempatan untuk mengelola sumber daya air yang tidak hanya terbatas pada tingkat usaha tani, namun melibatkan secara lebih luas di tingkat distribusi dan alokasi.

Page 14: Tugas Mata Kuliah Kebijaksanaan Konflik Penggunaan Air

Kuswanto (1977) , Memandang dari fungsi dan keuntungannya, bahwa P3A masih perlu mempertahankan sifat sosialnya, karena (1) pemilikan atas hak guna air dan jaringan irigasi oleh para anggota P3A bersifat kolektif (2) P3A dapat berfungsi sebagai instrumen untuk menciptakan dan menjaga pemerataan ekonomi di kalangan petani, dan (3) secara teknis akan memerlukan upaya perubahan kebudayaan yang berat. Sungguhpun demikian alternatif pemikiran adalah memadukan prespektif bisnis dalam kerangka visi P3A yang bersifat sosial.

Page 15: Tugas Mata Kuliah Kebijaksanaan Konflik Penggunaan Air

Inventaris konflik dan penyelesaian

Waktu dan Lokasi Uraian Tipologi Konflik

Oktober 2013, Kab. Sukoharjo Jawa Tengah

Kekeringan lahan sawah akibat pengeringan saluran irigasi Colo Timur

6

Agustus 2013, Kab Sukaharjo, Sragen dan Karang Anyar Jawa Tengah

Penolakan jadwal pengeringan saluran irigasi Colo Timur dalam rangka perawatan.bulan Oktober 2013

6

Januari 2013 , Kab. Sukoharjo Jawa Tengah

Penolokan perubahan jadwal irigasi Colo Timur oleh P3A

6

Februari 2012, Kab. Sragen Jawa Tengah

Penolakan terhadap pengelolaan prasarana system irigasi oleh P3A ke pemerintah

6

November 2011 , Kab. Sukoharjo Jawa Tengah

Desakan dari P3A perbaikan saluran primer irigasi.

6

Keterangan Tipologi 1 Konflik pemakaian air system irigasi antara petani dengan air minum, Tipologi 2 Konflik pemakaian air system irigsi antara petani dengan industry, Tipologi 3 Konflik pemakaian air system irigasi antara petani dengan perikanan, Tipologi 4 Konflik pemakaian air system irigasi diantara petani Tipologi 5 Konflik pemakaian air sytem irigasi antar wilayah administrative, Tipologi 6 Konflik pengelolaan prasarana system irigasi antara lembaga pemakaian dengan lembaga pengatur.

Page 16: Tugas Mata Kuliah Kebijaksanaan Konflik Penggunaan Air

Waktu dan Lokasi

Uraian Tipologi Konflik

Penyelesaian Undang/Peraturan/Resolusi

Provinsi D. I Yogyakarta

Pembagian sumber mat air Temanten untuk air irigasi dan air minum 1

Proporsional pembagian untuk PDAM dan air irgasi

UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, UU No. 30 1999 tentang Arbitrasi, PP No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi

Kab. Klaten Jawa Tengah

Pemanfaatan sumber mata air untuk PDAM tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat Desa

1 UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, UU No.

30 1999 tentang Arbitrasi, PP No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi

Kab. Malang, Kab. Kediri dan Kab. Jombang ( D.I Simang)

Pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan Daerah Irigasi (D.I) konflik antara petani tanaman dan ikan 3

Peran tokoh masyarakat, agama , adat perlunya lembaga pengawas air irigasi.

PP No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi

Kab. Musi Raws Sumatera Selatan (DI Satan)

Pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan Daerah Irigasi, konflik petani tanaman dan ikan 3

Pemetaan konflik pemanfaatan air irigasi untuk tanaman dan budidaya ikan air deras yang intensif

PP No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi

Kab. Grobogan Jawa Tengah

Pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Waduk Kedung Ombo

6

Kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan derah Irigasi Kewenangan pusat, Provinsi dan Kabupaten.

UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, UU No. 32 tentang Pemerintah Daerah, UU No. 33 tahun 2004 tentang Pembagian Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, PP No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi

Kab. Sidrap Sulawesi Selatan

Konflik pembentukan polisi khusus pengairan. 6

Prinsip adat dan kearifan local dalam pengelolaan irigasi.

Hukum adat dan Perda

Keterangan Tipologi 1 Konflik pemakaian air system irigasi antara petani dengan air minum, Tipologi 2 Konflik pemakaian air system irigsi antara petani dengan industry, Tipologi 3 Konflik pemakaian air system irigasi antara petani dengan perikanan, Tipologi 4 Konflik pemakaian air system irigasi diantara petani Tipologi 5 Konflik pemakaian air sytem irigasi antar wilayah administrative, Tipologi 6 Konflik pengelolaan prasarana system irigasi antara lembaga pemakaian dengan lembaga pengatur.

Page 17: Tugas Mata Kuliah Kebijaksanaan Konflik Penggunaan Air

Pembahasan

Hasil analisa data dari berbagai sumber pemberitaan media masa ,kasus konflik masalah air melibatkan beberapa pihak, secara garis besar terdiri atas konflik antara lembaga dalam pengelola air, konflik antar anggota dalam suatu lembaga pengelola air.

 

Dari penulusuran peristiwa konflik selama tiga tahun , secara umum ada dua permasalahan yaitu keanggotaan yang bersifat kedaerahan menjadi hambatan dalam komunikasi dan belum dilibatkan lembaga-lembaga pemakai air dalam distribusi dan alokasi pembagian air.

Lembaga-lembaga yang ada , mulai dari tingkat pengatur hingga pengguna yang ada seperti UPTD , PTPA , FP3A, GP3A dan P3A belum efektif dalam pengendalian konflik masalah air.

Page 18: Tugas Mata Kuliah Kebijaksanaan Konflik Penggunaan Air

Kesimpulan

Dari hasil kajian pustaka dan peristiwa berdasarkan berita dari media masa, untuk pengendalian konflik masalah pemakaian air, bisa ditarik kesimpulan bahwa.• Lembaga pemakai air yaitu Persatuan Petani Pemakai Air

(P3A) rekrutmen keanggotan berdasarkan wilayah administratif menjadi wilayah hidrologis (wilayah sungai).

• Perlu rekayasa kelembagaan pada pemakai air, yaitu dengan melibatkan lembaga P3A dalam pendistribusian, pengalokasian kebutuhan air.

• Mereformasi P3A dari lembaga assosiasi yang berasas sosial menjadi lembaga berasas sosial dan ekonomi.

Page 19: Tugas Mata Kuliah Kebijaksanaan Konflik Penggunaan Air

Rujukan

1. Undang-Undang Dasar 1945 dan Amandemen.2. Undang-Undang No. 7 tahun 20043. Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2008