tugas kf alkaloid.docx

15
TUGAS KIMIA FARMASI I ANALISIS SENYAWA OBAT GOLONGAN ALKALOID Oleh : 1. Chaya Nur Afni F-13011 2. Mustika Bontong F-13115 3. Zam-Zam Indah Sari F-13057 4. Desi Maria Molina F-13012 5. Yulita Tuwa F-13056 Kelas : II A AKADEMI FARMASI SANDI KARSA MAKASSAR 2014

Upload: chaya-nur-afni

Post on 24-Sep-2015

237 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

TUGAS KIMIA FARMASI IANALISIS SENYAWA OBAT GOLONGAN ALKALOID

Oleh :1. Chaya Nur Afni F-130112. Mustika BontongF-131153. Zam-Zam Indah Sari F-130574. Desi Maria MolinaF-130125. Yulita Tuwa F-13056Kelas : II A

AKADEMI FARMASI SANDI KARSAMAKASSAR2014

A. Definisi AlkaloidIstilah alkaloid diperkenalkan oleh W. Meisner pada awal abad ke-19 untuk menggambarkan reaksi bahan alam seperti basa-basa atau yang bersifat basa. Alkaloid adalah senyawa organik siklik yang mengandung nitrogen dengan bilangan oksidatif negative yang penyebarannya terbatas pada mkhluk hidup (Pelletier 1983). Sedangkan menurut Suradi Kusumah (1989) alkaloid umumnya dinyatakan sebagai senyawa basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen yang merupakan bagian dari sistim siklik. Atom nitrogennya hamper selalu dalam bentuk gugus amina atau amida dan tidak pernah dalam bentuk nitro atau diazo.

B. Klasifikasi AlkaloidKlasifikasi alkaloida dapat di lakukan berdasarkan beberapa cara yaitu :

1. Berdasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari struktur molekul. Berdasarkan hal tersebut, maka alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jenis seperti alkaloida pirolidin, alkaloida piperidin, alkaloida isokuinolin, alkaloida kuinolin dan alkaloida indol. 2. Berdasarkan jenis tumbuhan darimana alkaloida ditemukan. Cara ini digunakan untuk menyatakan jeni s alkaloida yang pertama-tama ditemukan pada suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan cara ini, alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jeni s yaitu alkaloida tembakau, alkaloida amaryllidaceae, alkaloida erythrine dan sebagainya. Cara ini mempunyai kelemahan yaitu : beberapa alkaloida yang berasal dari suatu tumbuhan tertentu dapat mempunyai struktur yang berbeda-beda. 3. Berdasarkan asal-usul biogenetik. Cara ini sangat berguna untuk menjelaskan hubungan antara berbagai alkaloida yang diklasifikasikan berdasarkan berbegai jeni s cincin heterosiklik. Dari biosintesa alkaloida, menunjukkan bahwa alkalo ida berasal dari hanya beberapa asam amino tertentu saja. Berdasarkan hal tersebut maka alkaloida dapat dibedakan atas tiga jenis utama yaitu :

a. Alkaloida alisiklik yang berasal dari asam-asam amino ornitin dan lisin b. Alkaloida aromatik jenis fenilala nin yang berasal dari fenil alanin, tirosin dan 3,4-dihidrofenilalanin.c. Alkaloida aromatik jenis indol yang berasal dari triptopan.

Sebagian besar alkaloida mempunyai kerangka dasar polisiklik termasuk cincin heterosiklik nitrogen serta mengandung substituen yang tidak terlalu bervariasi. Atom ni trogen alkaloida hampir selalu berada dalam bentuk gugus amin (-NR 2) atau gugus amida (-CO-NR 2) dan tidak pernah dalam bentuk gugus nitro (NO 2) atau gugus diazo. Sedang substituen oksigen biasanya dite mukan sebagai gugus fenol (-OH), metoksil (-OCH 3) atau gugus metilendioksi (-O-CH 2-O). Substituen-substituen oksigen ini dan gugus N-metil merupakan ciri sebagian besar alkaloida.

Pada alkaloida aromatik terdapat suatu pola oksigenasi tertentu. Pada senyawa-senyawa ini gugus f ungsi oksigen ditemukan dalam posisi para atau posisi para dan meta dari cincin aromatik. Sistem klasifikasi yang diterima, menurut Hegnauer, alkaloid dikelompokkan sebagai (a) Alkaloid sesungguhnya, (b) Protoalkaloid, dan (c) Pseudoalkaloid. Meskipun terdapat beberapa perkecualian.

(a) Alkaloid Sesungguhnya

Alkaloid sesungguhnya adalah racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas phisiologi yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa; lazim mengandung Nitrogen dalam cincin heterosiklik ; diturunkan dari asam amino ; biasanya terdapat aturan tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklik dan alkaloid quartener, yang bersifat agak asam daripada bersifat basa.

(b) Protoalkaloid

Protoalkaloid merupakan amin yang relatif sederhana dimana nitrogen dan asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloid diperoleh berdasarkan biosintesis dari asam amino yang bersifat basa. Pengertian amin biologis sering digunakan untuk kelompok ini. Contoh, adalah meskalin, ephedin dan N,N-dimetiltriptamin.

(c) Pseudoalkaloid

Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari prekursor asam amino. Senyawa biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloid yang penting dalam khas ini, yaitu alkaloid steroidal (contoh: konessin dan purin (kaffein)

C. Sifat Fisik dan Kimia Alkaloid1. Sifat-Sifat Fisika Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang memiliki lebih dari 1 atom N seperti pada Ergotamin yang memiliki 5 atom N. Atom N ini dapat berupa amin primer, sekunder maupun tertier yang semuanya bersifat basa (tingkat kebasaannya tergantung dari struktur molekul dan gugus fungsionalnya) Kebanyakan alkaloid yang telah diisolasi berupa padatan kristal tidak larut dengan titik lebur yang tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Sedikit alkaloid yang berbentuk amorf dan beberapa seperti; nikotin dan koniin berupa cairan. Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang kompleks, species aromatik berwarna (contoh berberin berwarna kuning dan betanin berwarna merah). Pada umumnya, basa bebas alkaloid hanya larut dalam pelarut organik, meskipun beberapa pseudoalkalod dan protoalkaloid larut dalam air. Garam alkaloid dan alkaloid quartener sangat larut dalam air. 2. Sifat-Sifat Kimia Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan elektron pada nitrogen.Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan elektron, sebagai contoh; gugus alkil, maka ketersediaan elektron pada nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa. Hingga trietilamin lebih basa daripada dietilamin dan senyawa dietilamin lebih basa daripada etilamin. Sebaliknya, bila gugus fungsional yang berdekatan bersifat menarik elektron (contoh; gugus karbonil), maka ketersediaan pasangan elektron berkurang dan pengaruh yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan sedikit asam. Contoh ; senyawa yang mengandung gugus amida.Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi, terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil dari reaksi ini sering berupa N-oksida. Dekomposisi alkaloid selama atau setelah isolasi dapat menimbulkan berbagai persoalan jika penyimpanan berlangsung dalam waktu yang lama. Pembentukan garam dengan senyawa organik (tartarat, sitrat) atau anorganik (asam hidroklorida atau sulfat) sering mencegah dekomposisi. Itulah sebabnya dalam perdagangan alkaloid lazim berada dalam bentuk garamnya.

D. Alkaloid sebagai obat modern dan manfaatnyaNo. Nama Alkaloid Manfaat untuk

1. Ephidrine Asma

2. Colchicine Mengurangi sakit krn asam urat

3. Erythromycine Antibiotic (untuk sakit tenggorokan, infeksi kulit dll.)

4. Nicotine Meningkatkan daya fikir

5. Hyocine Kram perut

6. Atropine Dilatasi pupil. Menurunkan sekrasi dan motilitas lambung. Mengurangi spasma dan sekresi usus.

7. Quinine, quinidine Malaria

8. Papaverine Menghilangkan kram perut, saluran kencing.

9. Emitine Infeksi amoeba

10. Morphine Mengurangi sakit

11. Codein Mengurangi batuk

12. Ergomitrine Perdarahan uterus

13. Yohimbine Stimulan, aphrodisiac

14. Vinblastine Hodgkin

15. Vincristine Leukemia

E. Pengujian senyawa alkaloid 1. Uji Molisch. Sebanyak 5 mL sampel ditambahkan dua tetes pereaksi Molisch kemudian dikocok. Larutan ditambahkan H2SO4 pekat melalui dinding tabung dan tidak dikocok sehingga terbentuk dua lapisan. Terbentuknya warna ungu antara kedua lapisan tersebut menunjukkan adanya karbohidrat. 2. Uji Benedict. Sebanyak 5 mL pereaksi Benedict ditambahkan 8 tetes sampel kemudian dikocok. Campuran dididihkan selama 5 menit dan didinginkan. Adanya endapan merah bata menunjukkan karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas. 3. Uji Barfoed. Sebanyak 1 mL pereaksi Barfoed dan sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dipanaskan dalam air mendidih selama 3 menit kemudian didinginkan dan ditambahkan larutan fosfomolibdat. Terbentuknya warna biru pada larutan menunjukkan adanya monosakarida.

4. Uji Millon. Sebanyak 3 mL sampel ditambahkan 5 tetes pereaksi Millon kemudian dipanaskan dan didinginkan. Terbentuknya warna merah menunjukkan adanya tirosin dalam molekul protein. 5. Uji Hopkins-Cole. Sebanyak 2 mL sampel dan 2 mL pereaksi Hopkins-Cole sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 3 mL H2SO4 melalui dinding tabung sedikit demi sedikit. Terbentuknya cincin berwarna ungu menunjukkan adanya triptofan. 6. Uji Ninhidrin. Sebanyak 3 mL sampel dan 0.5 mL larutan Ninhidrin 0.1% dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit kemudian didinginkan. Terbentuknya warna kuning pada larutan menunjukkan adanya asam amino dan khusus untuk prolin dan hidroksiprolin. 7. Uji Xanthoproteat. Sebanyak 2 mL sampel ditambahkan 1 mL HNO3 pekat. Campurandipanaskan. Amati timbulnya warna kuning tua. Larutan didinginkan dan ditambahkan tetes demi tetes NaOH pekat sampai menjadi basa. Terbentuknya warna orange menunjukkan adanya asam-asam amino yang mengandung inti benzena. 8. Uji Biuret. Sebanyak 3 mL sampel ditambahkan NaOH 10% dan dikocok kemudian ditambahkan 1 tetes larutan CuSO4 0.1%. Terbentuknya warna ungu menunjukkan adanya protein. 9. Uji Salkowski. Dalam tabung reaksi yang bersih dan kering beberapa miligram sampel dilarutkan dalam 3 mL kloroform anhidrat kemudian ditambahkan H2SO4 pekat dengan volume yang sama. Tabung dikocok perlahan-lahan dan dibiarkan sampai lapisan terpisah. Terbentuknya warna biru menjadi merah dibagian kloroform dan warna kuning dibagian asam menunjukkan adanya kolesterol.10. Uji Lieberman-Buchard. Larutan-larutan kolesterol dan kloroform (dari percobaan Salkwski) ditambahkan 10 tetes asam asetat anhidrat dan 2 tetes H2SO4 pekat. Campuran dikocok dan dibiarkan beberapa menit. Terbentuknya warna biru menjadi merah dibagian kloroform dan warna kuning dibagian asam menunjukkan adanya kolesterol.F. Obat Golongan AlkaloidaAlkaloida IpekaContoh : Emetin HCl dan dehidroemetin diHCL (DH Emetine).

Mekanisme kerja Alkaloida ipeka adalah amubisid sistemik, digunakan untuk pengobatan amuba yang berat dan abses hepatic. Pada tingkat molekul, senyawa dapat menghambat perpanjangan rantai polipeptida, kemudian memblok sintesis protein dari organism eukariotik. Efek ini tidak terjadi pada organism prokariotik

Hubungan struktur dan aktivitas1. Stereokimia merupakan dasar yang sangat penting untukaktivitas antiamuba alkaloida ipeka. Emetin HCl, mempunyai 4 atom C asimetrik pada posisi 2,3, 11 b dan 1, sehingga dapat membentuk beberapa stereoisomer. Dari uji biologis didapatkan bahwa semua stereoisomer tersebut aktivitasnya lebih rendah disbanding (-) emetin, suatu alkaloida alam yang didapat dari ekstrak tanaman Uragoga ipecacuanhae.2. Kuarternerisasi dilakukan pada atom N-5 dan N-2 justru menurunkan aktivitas antiamuba.3. Subtituen pada cincin aromatic dapat divariasi tanpa kehilangan aktivitas4. Pemecahan cincin tetrahidroisokuinolon memberikan senyawa dengan aktivitas sedang.5. Turunannya, ()-2,3-dehidroemetin, biasanya dinamakan dehidroemetin, aktivitasnya sama seperti emetin, tetapi toksisistasnya lebih rendah dan lebih cepat dieliminasikanEfek samping serius terjadi antara lain kardiovaskular, saraf otot dan reaksi pada saluran cerna. Alkaloida ipeka biasanya diberikan secara subkutan atau intramuscular, karena pada pemberian secara intravena menimbulkan efek samping cukup besar. Sekarang penggunaa alkaloida ipeka sebagai antiamuba kurang popular dan diganti dengan turunan 5-nitroimidazol karena mempunyai aktivitas yang sama dan relative lebih aman. Alkaloida ipeka hanya digunkan bila turunan 5-nitroimidazol tidak efektif atau kontraindikasi. Dosis 1.M. (yang dalam) atau S.C. : 1-1,5 mg/kb bb 1 dd selama 5 hariAlkaloida IndoletilaminContoh : dihidroergotamin mesilat, ergotamine tartrat, erometrin(ergonovin) maleat, metilergometrin maleat, metigersid maleat, metergolin, nisergolin dan yohimbin.Alkaloida ergot didapat dari tanaman Claviceps purpurea dan mempunyai efek farmakologis yang bervariasiContoh :1. Kelompok ergotamine dan ergotoksin2. Dihidroergotamin3. Ergoloid mesilat4. Ergometrin dan metilergometrin5. nisergolin

DAFTAR PUSTAKA

Lenny Sovia. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida, dan Alkaloida. Medan : USU RepositoryMeistiani Yosi. 2001. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dari Akar Kuning. Bogor : Institut Pertanian BogorRohimah Anah. 2008. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Golongan Alkaloid dari Ekstrak Buah Mahkota Dewa yang Menginhibisi -Glukosidase. Bogor : Institut Pertanian BogorWlison Andrew dan Schild H. O. Applied Pharmacology Tenth Ed. 1959. J. & A. Churchill Ltd. LondonSimbala, Herny E.I. 2009. Analisis Senyawa Alkaloid beberapa Jenis Tumbuhan Obat sebagai Bahan Aktif Fitofarmaka. Pacific Journal (Online),Vol 1(4):489-494.Siswandono, Bambang Soekardjo. 2000. KIMIA MEDISINAL 2. Surabaya : Airlangga University Press