tugas ketenagakerjaan

Upload: hesti-devinta

Post on 07-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hukum Ketenagakerjaan mengenai Peranan Serikat Pekerja

TRANSCRIPT

TUGAS TERSTRUKTUR

HUKUM KETENAGAKERJAAN Peranan Serikat Pekerja

Disusun Oleh :

Helmi Azhar FahriE1A113106

EKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM2013/2014BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Akhir akhirini serikat pekerjasedangsanter diperbincangkan, karena hampir semua perusahaan memiliki serikat pekerja. Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang Undang Tenaga Kerja Tahun 2003 Nomor 17, Serikat Pekerjamerupakan organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untukpekerjabaik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentinganpekerjaserta meningkatkan kesejahteraanpekerjadan keluarganya.Oleh karena itu, penulis akan mencoba membahas Peranan Serikat Pekerja bagi tenaga kerja. Agar lebih bisa memahami bagaimana peranan serikat pekerja dalam hal meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarga serta solusi permasalahan yang dihadapi oleh serikat pekerja.1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari Serikat Pekerja?

2. Apa sajakah yang menjadi peran dan fungsi Serikat Kerja?

3. Apa yang menjadi tujuan dibentuknya Serikat Pekerja?

3. Bagaimana solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh Serikat Pekerja?1.3 TUJUANTujuan penyusunan makalah ini, antara lain :

1. Untuk mengetahui pengertian Serikat Pekerja.2. Untuk memahami Peran dan Fungsi Serikat Pekerja bagi Tenaga Kerja.3. Untuk mengetahui Tujuan dibentuknya Serikat Pekerja.

4. Untuk memahami solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh Serikat Pekerja.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Serikat Pekerja

Serikat Pekerja adalah upaya para pekerja dan badan badan di luar perusahaan (serikat buruh atau asosiasi) untuk bertindak sebagai satu kesatuan ketika berhubungan denan manajemen mengenai masalah masalah yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Bila diakui oleh National Labor Relations Board, sebuah serikat buruh mempunyai otoritas yang sah untuk bernegosiasi dengan pihak perusahaan atas nama para pekerja-dan untuk mengelola perjanjian yang terjadi.

Kehadiran serikat kerja mengubah secara signifikan beberapa aktivitas sumber daya manusia. Proses perekrutan, prosedur seleksi, tingkat upah, kenaikan gaji, paket tunjangan, system keluhan, dan prosedur disiplin dapat berubah secara drastis disebabkan oleh ketentuan perjanjian perundingan kerja bersama (collective bargaining agreement). Tanpa kehadiran serikat pekerja, perusahaan leluasa mengambil keputusan unilateral menyangkut gaji, jam kerja, dan kondisi kerja. Keputusan ini dilakukan oleh perusahaan tanpa masukan atau persetujuan dari kalangan pekerja. Pekerja-pekerja yang tidak menjadi anggota serikat pekerja harus menerima persyaratan manajemen, menegosiasikannya dengan serikat pekerja dalam hal pengambilan keputusan bilateral (bilateral decision making) mengenai tingkat gaji, jam kerja, kondisi kerja, dan masalah keamanan kerja lainnya. Alih-alih menghadapi setiap pekerja secara satu per satu, perusahaan harus berunding dengan seriakat pekerja yang mewakili kalangan pekerja.

Serikat pekerja biasanya mencoba memperluas pengaruhnya ke dalam wilayah lain manajemen seperti penjadwalan kerja, penyusunan standar kerja, desain ulang pekerjaan, dan pengenalan peralatan dan metode baru. Perusahaan umumnya juga menolak pelanggaran batas ke dalam wilayah pengambilan keputusan ini dengan mengklaim bahwa persoalan tersebut merupakan hak prerogatif manajemen.2.2 Fungsi dan Peran Serikat PekerjaSerikat Pekerja adalah organisasi dalam dunia tenaga kerja di Indonesia. Jika pada jaman penjajahan dan jaman orde baru kaum pekerja banyak mendapat tekanan dan pengawasan ketat dari penguasa dalam hal berorganisasi, kini kaum pekerja menemukan kebebasan mereka dalam era Reformasi. Kebebasan ini ditandai dengan mulai berdirinya berbagai macam serikat pekerja di luar organisasi resmi bentukan pemerintah dulu seperti Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Selain serikat pekerja umum, kini juga banyak bermunculan serikat pekerja yang lebih spesifik seperti Serikat Pilot, Asosiasi Wartawan, Pekerja Metal, Pekerja Wanita, Pekerja Profesional, dan lainnya. Hanya saja, keberadaan serikat atau asosiasi pekerja ini lebih banyak berada pada tataran pegawai pabrik, buruh, dan sedikit pada tataran pegawai kantor. Padahal keberadaan organisasi pekerja ini memiliki fungsi dan peran yang sangat penting, yaitu :a. Wadah untuk memperjuangkan kepentingan pekerja

Melalui organisasi serikat pekerja, para pekerja memiliki tempat untuk memperjuangkan keinginan mereka seperti, misalnya, kenaikan gaji, cuti, pemberian bonus tahunan, dana pensiun, asuransi tenaga kerja, atau besaran pesangon. Keberadaan badan pekerja ini memberikan kemampuan pada pekerja untuk melakukan tawar menawar yang lebih baik dalam memperjuangkan kepentingan mereka sebagai pekerja sebuah perusahaan. Dengan makin besarnya sebuah serikat pekerja, posisi pekerja dalam melakukan perundingan dengan pihak perusahaan, pimpinan dan pemilik, juga menjadi lebih kuat. Tekanan yang dilancarkan pekerja lewat SP akan menjadi suatu hal yang sulit untuk diremehkan oleh para manajer dan pimpinan perusahaan. Tentunya, kepentingan pegawai yang diperjuangkan tidaklah sebatas urusan gaji, insentif atau cuti saja. Lewat SP, pekerja bisa juga mempengaruhi perusahaan untuk memperbaiki mutu pekerjan pegawai lewat peningkatan fasilitas perusahaan, contohnya, instalasi jaringan komputer di kantor, akses internet di kantor bagi semua pegawai, pemberian asuransi kerja, perbaikan ruang kantor, pembuatan kantin di lingkungan pabrik, pengaturan jam kerja normal serta jam kerja lembur dan sebagainya.

b. Pelindung pekerja

Menjadi anggota, pekerja terlindungi dari tercabutnya hak hidupnya, dimana menyediakan perlindungan akan pekerjaan . Serikat pekerja menjamin bahwa pekerja tidak menjadi korban, dipermainkan, dilecehkan atau diberhentikan dari pekerjaannya tanpa alasan yang jelas.

c. Menjamin kepentingan anggota serikat pekerja melalui Perjanjian Kerja Bersama

Serikat pekerja membantu anggotanya melalui perundingan PKB secara kolektif. Melalui perundingan ini, serikat pekerja berjuang untuk kondisi pengupahan yang lebih baik, kondisi dan syarat kerja yang lebih baik, dan kehidupan yang lebih baik bagi anggota dan keluarganya. Dan melalui perjanjian tawar menawar kolektif akan banyak pekerja menjadi anggota karena mereka melihat dan merasakan hal yang baik serta bermanfaat menjadi anggota.

d. Menangani keluh kesah anggotaSerikat pekerja mewakili anggotanya yang mempunyai keluh kesah dengan membantu mencari dan menangani secara wajar dan adil akan permasalahan dan persoalan yang dihadapinya yang mungik dapat mempengaruhi hasil kerjanya.e. Tempat bagi para anggotanya untuk meningkatkan kemampuan profesional

Di luar negeri, SP bukan hanya melakukan demonstrasi untuk menuntut kepentingan atau hak karyawan, seperti yang terjadi di Indonesia, tapi juga menyelanggarakan acara rutin guna meningkatkan keprofesionalan anggotanya. Sebagai contoh, sebuah asosiasi penjual sepatu, shoes salesperson, di AS mengadakan kontes pemilihan penjual sepatu terbaik setiap tahunnya. Kinerja si penjual diukur lewat banyak kriteria, yang mana salah satunya adalah berapa banyak sepatu yang telah dijual selama setahun.

f. Menyelesaikan perselisihan

Anggota Serikat pekerja harus mempunyai pengetahuan, kemampuan dan sumber-sumber untuk melakukan negosiasi dan meyelesaikan perselisihan kepentingan, perselisihan hak, perselisihan PHK, dan perselisihan antar serikat pekerja

g. Sebagai penyalur suara pekerja

Serikat pekerja adalah wakil pekerja dalam menyuarakan dan menyampaikan pandangan dan permasalahan pekerja serta kondisi sosial saat ini. Karena serikat pekerja adalah tanpa disadari berusaha untuk mengembalikan nilai-nilai yang telah hilang; keamanan (security), keadilan (justice), kebebasan (freedom) dan keyakinan (faith). Nilai-nilai tersebut secara tegas dan melekat pada manusia dimana mereka menemukan martabatnya sebagai manusia h. Melakukan kerjasama dan menjalin solidaritas dengan pekerja atau serikat pekerja lainnya baik secara nasional ataupun internasional

Kerjasama dan solidaritas antar sesama pekerja baik secara nasional dan internasional adalah suatu hal yang sangat penting untuk meningkatkan pengaruh yang lebih luas, hal ini memungkinkan pekerja menjadi lebih terwakili dan mempertinggi kekuatan yang efektif dalam menghadapi tekanan. Kerjasama dan solidaritas serikat pekerja adalah kesempatan untuk pekerja dalam perwakilan kepentingan secara kolektif menjadi satu. Serikat pekerja bisa bergabung dengan organisasi nasional ataupun internasional. Melalui mereka kita akan bergabung bersama dengan jutaan pekerja diseluruh dunia yang berjuang bagi kepentingan dan hak pekerja. 2.3 Tujuan Serikat Pekerja

1. Memberikan hak hak yang secara hukum tidak dapat diperoleh tanpa adanya serikat buruh.

2. Membantu perusahaan melalui konsep upah atau kerjasama dalam usaha usaha bersama di pekerjaan

3. Meningkatkan dan menjamin keamanan individual dari ancaman dan situasi yang bisa muncul karena fluktuasi pasar, perubahan teknologi atau keputusan manajemen

4. Mempengaruhi hubungan kekuasaan dalam sistem sosial dengan cara-cara yang mendukung

5. Memajukan kesejahteraan semua pihak yang bekerja untuk kehidupan baik anggota ataupun bukan

6. Menciptakan mekanisme untuk menangkal penggunaan kebijakan yang sewenang-wenang di tempat kerja Bagi perusahaan, keberadaan sebuah serikat buruh dapat memengaruhi kemampuan mereka mengelola sumber daya manusia mereka yang vital. Bagi para pekerja, serikat buruh dapat membantu mereka untuk memperoleh apa yang mereka inginkan (misalnya kenaikan upah, keamanan kerja) dari perusahaan mereka. Bagi manajemen, Serikat Pekerja dapat mengakibatkan kurangnya fleksibilitas dalam penerimaan pekerja baru, penugasan penugasan, dan perkenalan metode kerja baru seperti otomatisasi; hilangnya kendali; praktek praktek kerja yang tidak efisien; struktur pekerjaan yag tidak fleksibel.

Serikat buruh memberikan kepada anggotanya hak hak yang secara hukum tidak dapat diperoleh tanpa adanya serikat buruh. Hal ini, tentunya, mendorong peerusahaan yang mempunyai serikat buruh untuk mempertimbangkan reaksi para pekerjanya terhadap banyak keputusan yang diambilnya. Walaupun begitu, dalam beberapa kasus, perusahaan perusahaan yang tidak memiliki serikat buruh, dan ingin tetap seperti itu, memberi pertimbangan dan tunjangan tunjangan yang lebih kepada para pekerjanya. Sebagai akibatnya, sebuah perusahaan yang mempunyai serikat buruh mungkin atau mungkin tidak mengeluarkan biaya lebih daripada perusahaan yang tidak memiliki serikat buruh.

Serikat buruh membantu perusahaan melalui konsesi upah atau kerjasama dalam usaha usaha bersama di pekerjaan, seperti program kerja kelompok atau Scanlon Plan, yang memungkinkan perusahaan melakukan usaha usaha penyelamatan, terutama di masa masa sulit, namun tetap menguntungkan dan kompetitif. Hal ini terjadi pada industry industry mobil, baja, dan perusahaan penerbangan. Serikat buruh juga dapat membantu mengidentifikasi bahaya bahaya dalam pekerjaan dan meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerja.

2.4 Permasalahan yang Dihadapi Serikat Pekerja dan Solusinya

Saat ini masih sering kita belum semua pekerja mengetahui bahwa serikat pekerja adalah hak melekat bagi pekerja, dan bahkan mereka juga tidak percaya bahwa serikat pekerja dapat membuat mereka menjadi kuat, oleh karena itu banyak sekali jumlah pekerja yang belum terorganisir dalam serikat pekerja. Hal tersebut disebabkan oleh kabar-kabar buruk yang tidak bertanggungjawab tentang serikat pekerja, antara lain:

Adanya larangan bagi pegawai pemerintah untuk mendirikan serikat pekerja atau bergabung dengan serikat pekerja yang ada.

Konsep palsu tentang serikat pekerja yang mengakibatkan keragu raguan antar pekerja sehubungan dengan serikat pekerja dan fungsi serta peranannya.

Anti serikat pekerja propaganda oleh pengusaha ataupun bahkan dari pemerintah sendiri.

Potret negatif serikat pekerja dan aktifitasnya.

Masih banyak serikat pekerja yang hanya berdiri karena keinginan pemerintah dan pengusaha sebagai maksud untuk melaksanakan konvensi ILO tentang kebebasan berserikat dan berorganisasi.

Hal tersebut diatas mempunyai andil atau peranan dalam merendahkan makna menjadi anggota serikat pekerja daripada manfaat yang akan diperoleh pekerja sendiri apabila menjadi anggota suatu serikat pekerja. Disamping hal itu ada beberapa faktor internal atau ekternal yang dapat mempengaruhi kondisi serikat pekerja, antara lain :

1. Permasalahan Internal

Secara keseluruhan permasalah internal timbul karena tindakan yang egois dari para anggota dan pemimpinnya dimana mereka mempunyai nilai yang rendah pada komitmen dan loyalitas akan idealisme serikat pekerja dan pencapaian tujuan serikat pekerja itu sendiri. Permasalahan tersebut antara lain :

a. Rendahnya pengetahuan antar anggota dan pemimpin serikat pekerja yang dipilih

Pemimpin serikat pekerja harus terlatih dan trampil dalam mengatur organisasinya secara efektif, professional dan efisien. Mereka harus terlatih dan trampil dalam: undang- undang hubungan industrial, peraturan dan undang undang ketenagkerjaan, undang-undang serikat pekerja, peraturan dan undang-undang jaminan sosial, Konvensi ILO, Prosedur perselisihan perburuhan, Prosedur penyampaian pengaduan atau keluhan, Hak-hak serikat pekerja dan pekerja dan hal-hal lainnya yang mendukung kemampuannya dalam memimpin serikat pekerja. Terlengkapinya dengan kemampuan tersebut memungkinkan mereka untuk lebih percaya diri dan cerdas membawa setiap keluh kesah anggota pada tempat pengaduan yang tepat dan mendapat kesuksesan dalam tataran lebih tinggi sehingga penyelesaian tersebut menjadi efektif.

b. Keanggotaan

Kurangnya jumlah anggota merupakan salah satu permasalahan serius yang dihadapi oleh banyak serikat pekerja. Kita memahami bahwa serikat pekerja dengan total keanggotaan akan memberikan kekuatan yang efektif dalam proses negosiasi. Serikat pekerja yang hanya memiliki setengah atau bahkan kurang dari setengah jumlah keanggotan dalam tempat kerja akan sangat lemah dan tidak efektif. Dan hal itu perlu dicari cara bagaimana proses perekrutan anggota dalam rangka menguatkan serikat pekerja.

c. Iuran anggota

Sumber utama keuangan serikat pekerja harus berasal dari anggota yaitu iuran, yang dikumpulkan secara teratur baik bulanan ataupun tahunan. Sumber uang juga bisa berasal dari bantuan anggota bila mereka mendapatkan revisi upah ataupun bonus. Tetapi kenyataannya iuran yang didapat sangat kecil dan jenjang distribusi yang sangat panjang atau bahkan tidak lancar. Masih banyak yang bergantung akan bantuan dari manajemen/pengusaha ataupun bantuan dari organisasi asing (donatur) baik untuk kegiatan yang spesifik bahkan untuk kelangsungan hidup harian dari organisasi itu. Secara umum serikat pekerja mempunyai kesulitan dalam menaikan iuran anggota atau bahkan mengumpulkan iuran yang sangat kecil itu. Ada beberapa serikat pekerja berpendapat bahwa bila iuran anggota dinaikkan anggota akan keluar atau pindah ke serikat pekerja yang mempunyai iuran lebih rendah. Anggota juga berpendapat bahwa mereka belum bisa melihat manfaatnya dengan membayar iuran karena tidak ada pelaporan yang jelas tentang keuangan serikat pekerja.

d. Anggota tidak menghadiri pertemuan organisasiKurangnya pengetahuan dan tidak tertanam dalam pikiran anggota akan pentingnya pertemuan organisasi mengakibatkan mereka tidak hadir dalam pertemuan. Hal tersebut bisa diatasi dengan menerbitkan surat kabar, bulletin atau juga bisa dengan melalui seminar atau workshop.

e. Anggota perempuanAnggota perempuan juga menjadi tantangan dalam serikat pekerja, mereka berpendapat bahwa serikat pekerja didominasi oleh laki-laki dan tempat mereka hanya dirumah. Mereka tidak mudah untuk mendapatkan kesempatan dalam berperan serta di setiap kegiatan serikat pekerja. Aktifis laki-laki juga tidak melibatkan anggota perempuan untuk lebih aktif, dimana mereka berpikir bahwa anggota perempuan akan menganggu kerajaannya. Untuk mencapai tujuan dan hak-haknya dalam serikat pekerja anggota perempuan harus berpartisipasi secara aktif di setiap kegiatan serikat pekerja seperti; pertemuan anggota, pendidikan, pelatihan, seminar dan sebagainya.

2. Permasalahan EksternalBeberapa faktor eksternal yang dapat muncul dan mempengaruhi kondisi dari serikat pekerja antara lain :a. Anggapan negatif pemerintahPemerintah mengangap bahwa serikat pekerja adalah pergerakan anti pemerintah, hal ini memberikan halangan yang besar bagi hubungan antara serikat pekerja dengan pemerintah. Sikap pemerintah yang terlalu memihak pengusaha memungkinkan mereka untuk tidak lagi bersikap sebagai regulator pada setiap perselisihan perburuhan. Undang-undang yang ditetapkan hanya sebagai aturan normatif tanpa implementasi yang jelas dilapangan.

b. Rendahnya kerjasama dan komunikasi dengan pengusahaPermasalahan pekerja tidak akan terselesaikan bila pengusaha menolak bekerjasama dengan serikat pekerja. Pengetahuan yang sempit dan propaganda anti serikat pekerja mempengaruhi pengusaha dalam hubungan dengan serikat pekerja.

c. Pandangan negatif masyarakat

Masyarakat berpandangan bahwa serikat pekerja menciptakan inflasi di dalam negara, karena tuntutannya terhadap perbaikan kondisi dan syarat-syarat kerja, upah yang adil, kebutuhan akan makanan dan minuman yang layak, kebutuhan pakaian, kebutuhan perumahan, perawatan waktu sakit dan pendidikan. Masyarakat berharap para pekerja harusnya sudah puas dengan keadaan minimum yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau pengusaha.

i. Solusi

Salah satu solusi yang penulis tawarkan untuk dapat ditempuh dalam menghadapi beberapa kendala yang dihadapi oleh serikat pekerja diatas adalah dengan cara memberikan pendidikan dan pelatihan bagi anggota serikat pekerja. Pendidikan menjadikan serikat pekerja kuat. Kekuatan keanggotaan merujuk pada kwantitas atau jumlah anggota yang dimiliki. Pendidikan kepada anggota memberikan tambahan pada kwalitas yaitu kwalitas anggota dan serikat pekerja. Kedua hal tersebut, kwantitas dan kwalitas anggota, adalah sangat penting.

Pendidikan kepada anggota dan pelatihan-pelatihan serikat pekerja harus difokuskan kepada kebutuhan dari para pekerja, para aktifis serikat pekerja dan serikat pekerja itu sendiri yang berarti bahwa pendidikan dan pelatihan tersebut diharapkan dapat melengkapi peran dan ketrampilan mereka dalam rangka menghadapi dan mengatasi permasalahan-permasalahan mereka selaku pekerja atau serikat pekerja dan mempertinggi pendidikan para anggota serikat pekerja. Melalui pendidikan pekerja dan pelatihan serikat pekerja ada beberapa manfaat yang bisa dipetik:

a. Meningkatkan kemampuan serikat pekerja dalam level pendidikan anggota dan pemimpin serikat pekerja. Melalui pendidikan anggota menjadi lebih peduli terhadap kondisi dan kehidupan pekerjaan mereka, dan mampu untuk memperbaikinya;

b. Pendidikan bagi anggota serikat pekerja meningkatkan demokrasi dalam serikat pekerja melalui motivasi anggota untuk lebih berpartisipasi dalam setiap hal yang berhubungan dengan serikat pekerja/pekerja. Memperbaiki kwantitas informasi yang tersedia dalam serikat pekerja: informasi mengalir secara dua arah yaitu dari pemimpin serikat pekerja kepada anggota dan dari anggota ke pemimpin serikat pekerja;

c. Pendidikan anggota serikat pekerja menjadikan pekerjaan serikat pekerja menjadi jauh lebih efisien oleh karena meningkatnya ketrampilan/pengetahuan dan sangat meningkatnya jumlah orang yang dapat bertanggung jawab pada setiap fungsi serikat pekerja yang berbeda;

BAB IVPENUTUP

4.1KESIMPULANDari pembahasan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :

a. Fungsi dan peran Serikat Pekerja antara lain : Wadah untuk memperjuangkan kepentingan pekerja; perlindungan anggota; menjamin kepentingan anggota serikat pekerja melalui Perjanjian Kerja Bersama; menangani keluh kesah anggota; tempat bagi para anggotanya untuk meningkatkan kemampuan profesional; Menyelesaikan perselisihan; sebagai suara pekerja; dan melakukan kerjasama dan menjalin solidaritas dengan pekerja atau serikat pekerja lainnya baik secara nasional ataupun internasionalb. Faktor internal yang dapat mempengaruhi kondisi serikat pekerja antara lain : Rendahnya pengetahuan antar anggota dan pemimpin serikat pekerja yang dipilih; kurangnya jumlah anggota; iuran anggota belum terlihat manfaatnya; anggota tidak menghadiri pertemuan organisasi; dan serikat pekerja didominasi oleh laki-laki.

c. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kondisi serikat pekerja antara lain : anggapan negatif pemerintah; rendahnya kerjasama dan komunikasi pengusaha; dan pandangan negatif masyarakat.4.2 SARANSaran yang dapat penulis berikan untuk makalah ini adalah sebaiknya para akademisi di bidang Hukum Perburuhan ikut serta dalam perkembangan serikat pekerja yang ada di Indonesia sehingga memiliki anggota yang berkualitas dan dapat membantu seluruh anggota untuk mencapai kesejahteraan dan mampu menggandeng golongan pengusaha agar tercipta iklim kerjasama yang baik antara pekerja dan pengusaha.

DAFTAR PUSTAKA Undang Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja http://id.wikipedia.org/wiki/Federasi_Serikat_Pekerja http://ulielambry.wordpress.com