tugas kelompok

178
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK A B O R T U S Kasus abortus (keguguran/gugur kandungan) dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, baik di negara yang sudah maju maupun dinegara yang sedang berkembang. Abortus dapat terjadi secara spontan, dapat pula terjadi karena dibuat/disengaja. Abortus yang dibuat sebagian besar karena kehamilan yang tidak dikehendaki. Di Indonesia abortus provocatus adalah suatu tindak pidana, apapun alasannya, sehingga dokter dapat diminta bantuannya oleh polisi selaku penyidik untuk memeriksa kasus tersebut. Dengan demikian seorang dokter sangat perlu membekali dirinya dengan pengetahuan yang memadai tentang aspek kedokteran forensik dari suatu abortus pada umumnya dan abortus provocatus criminalis pada khususnya. A. PENGERTIAN ABORTUS Adalah pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap tercapai (38-40minggu). Dibagi dalam 2 kelompok, yaitu : 1. Abortus dengan penyebab yang wajar (abortus Spontanea) 2. Abortus yang sengaja dibuat (abortus provocatus) 20 % dari semua kehamilan berakhir dengan abortus. 50-60% dari semua kasus abortus adalah abortus spontanea. Patut diduga terjadi abortus spontan bila mengenai : 1. Pasangan suami istri yang belum mempunyai anak 2. Ibu yang sudah mempunyai anak tapi masih mendambakan anak Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada : ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 1

Upload: aditya-raharja

Post on 13-Jan-2016

39 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kedokteran

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

A B O R T U S

Kasus abortus (keguguran/gugur kandungan) dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, baik di

negara yang sudah maju maupun dinegara yang sedang berkembang.

Abortus dapat terjadi secara spontan, dapat pula terjadi karena dibuat/disengaja.

Abortus yang dibuat sebagian besar karena kehamilan yang tidak dikehendaki.

Di Indonesia abortus provocatus adalah suatu tindak pidana, apapun alasannya, sehingga dokter

dapat diminta bantuannya oleh polisi selaku penyidik untuk memeriksa kasus tersebut.

Dengan demikian seorang dokter sangat perlu membekali dirinya dengan pengetahuan yang

memadai tentang aspek kedokteran forensik dari suatu abortus pada umumnya dan abortus

provocatus criminalis pada khususnya.

A. PENGERTIAN ABORTUS

Adalah pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium perkembangannya sebelum masa

kehamilan yang lengkap tercapai (38-40minggu).

Dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :

1. Abortus dengan penyebab yang wajar (abortus Spontanea)

2. Abortus yang sengaja dibuat (abortus provocatus)

20 % dari semua kehamilan berakhir dengan abortus. 50-60% dari semua kasus abortus adalah

abortus spontanea.

Patut diduga terjadi abortus spontan bila mengenai :

1. Pasangan suami istri yang belum mempunyai anak

2. Ibu yang sudah mempunyai anak tapi masih mendambakan anak

Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada :

1. Wanita hamil diluar pernikahan

2. Kehamilan yang tidak dikehendaki

B. Penyebab abortus yang spontan :

Kelainan uterus

Kelainan ovarium

Penyakit sistemik ibu

Hormonal

Rhesus factor

Psychogenik instability

C. Abortus provokatus atas indikasi medic

Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 1

Page 2: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Syarat-syaratnya :

1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk

melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan

tanggung jawab profesi

2. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi)

3. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat

4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga / peralatan yang memadai, yang

ditunjuk oleh pemerintah

5. Prosedur tidak dirahasiakan

6. Dokumen medik harus lengkap

D. Cara-cara yang dipakai untuk melakukan abortus atas indikasi medik adalah :

Vaginal :

1. Ketuban dipecah

2. Dilatasi Cervi

3. Injeksi 10 unit oxytosin intra uterin

Abdominal : Sectio Caecaria

E. Beberapa indikasi medik yg dapat dipertimbangkan antara lain :

Faktor kehamilannya sendiri :

1. Ectopic pregnancy yang terganggu

2. Kehamilan yang sudah mati

3. Mola hydatidosa

4. Kelainan plasenta

Penyakit diluar kehamilannya :

1. Ca. Cervix

2. Ca. Mamma yang aktif

Penyakit sistemik si ibu :

1. Toxaemia gravidarum

2. Penyakit ginjal

3. Diabetes berat

F. Abortus Provokatus Kriminalis (APC)

Kurang lebih 40% dari semua kasus abortus adalah Abortus Provokatus Criminalis.

Pelaku APC biasanya adalah :

1. wanita bersangkutan

2. Dokter / tenaga medis lain (demi keuntungan atau demi rasa simpati)

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 2

Page 3: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

3. Orang lain yang bukan tenaga medis yang karena suatu alasan tidak mengahendaki

kehamilan seorang wanita

Cara-cara melakukan APC

1. Kekerasan mekanik :

a. Umum

b. Lokal

2. Kekerasan kimiawi / obat-obatan atau bahan-bahan yang bekerja pada ureter

Kekerasan mekanik :

1. Umum :

a. Latihan olahraga berlebihan

b. Naik kuda berlebihan

c. Mendaki gunung, berenang, naik turun tangga

d. Tekanan / trauma pada abdomen

2. Lokal :

a. Memasukkan alat-alat yang dapat menusuk kedalam vagina : pensil, paku, jeruji sepeda

b. Alat merenda, kateter atau alat penyemprot untuk menusuk atau menyemprotkan cairan

kedalam uterus untuk melepas kantung amnion

c. Alat untuk memasang IUD

d. Alat yang dapat dilalui arus listrik

G. Penyebab kematian :

Immediate (seketika) :

1. Vagal reflek

2. Emboli Udara (±10cc)

3. Perdarahan

4. Keracunan Anastesi

Delayed (beberapa saat setelah tindakan abortus)

1. Septicaemia (alat-alat kotor/kontaminasi dari anus)

2. Pyaemia

3. General Peri tonitis

4. Toxemia

5. Tetanus

6. Perforasi uterus dan viscer abdomen

7. Emboli lemak (penyemprotan lisol)

Remote (lama sekali setelah tindakan abortus)

1. Jaundice

2. Renal failure

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 3

Page 4: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

3. Bacterial endocarditis

4. Pneumonia, emphysema

5. Meningitis

H. Kekerasan kimiawi/obat-obatan

Jenis obat-obatan yang dipakai untuk menginduksi abortus al. :

1. Emmenagogum : obat untuk melancarkan haid

2. Purgativa/Emetica :obat-obatan yang menimbulkan kontraksi GI tract

3. Ecbolica : menimbulkan kontraksi uterus secara langsung

4. Garam dari logam : biasanya sebelum mengganngu kehamilannya sudah membahayakan

keselamatan ibu

I. Pemeriksaan korban hidup

Ibu :

Tanda-tanda kehamilan :

1. striae gravidrum

2. uterus yang membesar

3. hiperpigmentasi areola mammae

4. tes kehamilan ( GM, Pack tes )

Tanda-tanda Partus :

1. lochia

2. keadaan ostium uteri

3. Golongan Darah

Janin : Umur janin, Golongan darah

J. Pemeriksaan korban mati

Pemeriksaan post mortem korban abortus kriminalis bertujuan :

1. Mencari bukti dan tanda kehamilan

2. Mencari bukti abortus dan kemungkinan adanya tindakan kriminal dengan obat-obatan atau

instrumen

3. Menentukan kaitan antara sebab kematian dengan abortus

4. Menilai setiap penyakit wajar yang ditemukan

Pemeriksaan Ibu :

1. Identifikasi umum :

TB/BB, Umur, pakaian, tanda-tanda kontak dgn suatu cairan, terutama pd pakaian dalam.

2. Catat suhu badan, warna dan distribusi lebam jenasah.

3. Periksa dgn palpasi uterus kepastian kehamilan.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 4

Page 5: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

4. Cari tanda-2 emboli udara, gelembung sabun, cairan pada :

a. arteria coronaria

b. ventricle kanan

c. arteria pulmonalis

d. arteria dan vena dipermukaan otak

e. vena-vena pelvis.

5. Vagina dan uterus diinsisi pada dinding anterior untuk menghindari jejas kekerasan yang

biasanya terjadi pada dinding posterior, misalnya perforasi uterus.

6. Cara pemeriksaan : uterus direndam dalam larutan formalin 10 %, selama 24 jam, kemudian

direndam dlm alkohol 95 % selama 24 jam, iris tipis untuk melihat saluran perforasi. Periksa

juga tanda-tanda kekerasan pada cervix (abrasi, laserasi)

7. Ambil sampel semua organ pemeriksaan histopalogis

8. Buat swab dinding uterus pemeriksaan mikrobiologi

9. Ambil sampel : untuk pemeriksaan toksikologis :

a. isi vagina dan uterus

b. darah (v.cava inf & ventricle)

c. urine

d. isi lambung

e. rambut pubis

Pemeriksaan janin :

1. Umur janin

2. Golongan darah

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 5

Page 6: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Berdasarkan panjang badan :

Umur (Bulan) Panjang Badan (cm) (Puncak kepala – tumit)

1 1 x 1 = 1

2 2 x 2 = 4

3 3 x 3 = 9

4 4 x 4 = 16

5 5 x 5 = 25

6 6 x 5 = 30

7 7 x 5 = 35

8 8 x 5 = 40

9 9 x 5 = 45

10 10 x 5 = 50

Berdasarkan pertumbuhan bagian-bagian tubuh:

Umur kehamilan (bulan) Ciri-ciri Pertumbuhan

2 Hidung, telinga, jari mulai terbentuk (belum

sempurna), kepala menempel ke dada

3 Daun telinga jela, kelopak mata masih melekat,

leher mulai terbentuk, belum ada deferensiasi

genetalia

4 Genetalia externa terbentuk dan dapat dikenali,

kulit merah dan tipis sekali

5 Kulit lebih tebal, tumbuh bulu lanugo

6 Kelopak mata terpisah, terbentuk alis dan bulu

mata, kulit keriput

7 Pertumbuhan lengkap/sempurna

Berdasarkan inti penulangan

1. Calcaneus : ± 5 – 6 bulan

2. Talus : ± 7 bulan

3. Femur distal : ± 8 – 9 bulan

4. Tibia prox : ± 9 – 10 bulan

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 6

Page 7: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

K. Abortus ditinjau dari segi hukum

Hukum yang berlaku di Indonesia :

Setiap usaha untuk mengeluarkan hasil konsepsi sebelum masa kehamilan yang lengkap

tercapai adalah suatu tindak pidana, apapun alasannya

Hukum abortus diberbagai negara dapat digolongkan dalam beberapa kategori sebagai berikut :

1. Hukum yang tanpa pengecualian melarang abortus, seperti di Belanda & Indonesia.

2. Hukum yang memperbolehkan abortus demi keselamatan kehidupan penderita

(ibu), seperti di Perancis dan Pakistan.

3. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi medik, seperti di Kanada,

Muangthai dan Swiss.

4. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi sosio-medik, seperti di

Eslandia, Swedia, Inggris, Scandinavia, dan India.

5. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi sosial, seperti di Jepang,

Polandia, dan Yugoslavia.

6. Hukum yang memperbolehkan abortus atas permintaan, seperti di Bulgaris,

Hongaria dan USSR

L. Negara-negara yang mengadakan perubahan dalam hukum abortus pada umumnya

mengemukakan salah satu alasan/tujuan seperti yang tersebut dibawah ini :

1. Untuk memberikan perlindungan hukum pada para medisi yang melakukan abortus atas

indikasi medik.

2. Untuk mencegah atau mengurangi terjadinya abortus provocatus criminalis.

3. Untuk mengendalikan laju pertambahan penduduk.

4. Untuk melindungi hal wanita dalam menentukan sendiri nasib kandungannnya.

5. Untuk memenuhi desakan masyrakat.

Abortus atas indikasi medik ini kini diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor

23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

beberapa pasal yang mengatur abortus provocatus :

o PASAL 299 KUHP

o PASAL 346 KUHP

o PASAL 347 KUHP

o PASAL 348 KUHP

o PASAL 349 KUHP

o PASAL 535 KUHP

o PASAL 15 UU Kes. 23/1992

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 7

Page 8: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

o PASAL 80 UU Kes. 23/1992

PASAL 299 KUHP

1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh supaya diobati,

dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat

digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak

empat pulu ribu rupiah.

2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan

perbuatan tersebut sebagai pencaharian atau kebiasaan atau jika dia seorang tabib, bidan atau

juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.

3. Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencaharian, maka

dapat dicabut haknya untuk melakukan pencaharian.

PASAL 346

Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang

lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

PASAL 347

1. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa

persetujuan, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

2. Jika perbuatan itu menyebabkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama

lima belas tahun.

PASAL 348

1. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seseorang wanita

dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.

2. Jika perbuatan tersebut mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikarenakan pidana penjara

paling lama tujuh tahun.

PASAL 349

Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346,

ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal

347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengn sepertiga dan

dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.

PASAL 535

Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk menggugurkan

kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta menawarkan, ataupun secara

terang-terangn atau dengan menyiarkan tulisan tanpa diminta, menunjuk sebagai bisa didapat,

sarana atau perantaraan yang demikian itu, diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau

denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

PASAL 15

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 8

Page 9: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

1. Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya,

dapat dilakukan tindakan medis tertetu.

2. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan :

a. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan

sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli ;

b. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya ;

c. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut ;

d. Pada sarana kesehatan teertentu.

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

PASAL 80

Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu hamil yang tidak

memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), dipidana dengan

penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00

(lima ratus juta rupiah).

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 9

Page 10: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

BANTUAN DOKTER PADA PERADILAN (dr SUROTO)

Sesuai KUHAP pihak peradilan yang dapat meminta bantuan kepada dokter, terkait hal

medikolegal adalah :

1. Tersangka / Terdakwa

2. Penyidik

3. Jaksa

4. Hakim

Bantuan ahli / dokter kepada tersangka / terdakwa meliputi:

1. Tersangka / terdakwa yang dikenakan penahanan berhak menghubungi dan menerima

kunjungan dokter pribadinya untuk kepentingan kesehatan baik yang ada hubungannya dengan

proses perkara maupun tidak (KUHAP 58)

2. Tersangka / terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi dan atau seseorang

yang memiliki keahlian khusus guna memberikan keterangan yang menguntungkan dirinya

(KUHAP 65)

Bantuan ahli / dokter yang dapat diberikan pada penyidik sesuai KUHAP Pasal 1 butir 28, 7 (1h),

133, 134, 135, adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pemeriksaan TKP

2. Melakukan pemeriksaan pada korban yang hidup

3. Melakukan pemeriksaan pada korban yang meninggal

4. Melakukan penggalian mayat

5. Melakukan pemeriksaan umur seorang terdakwa / korban

6. Melakukan pemeriksaan jiwa seorang terdakwa

7. Melakukan pemeriksaan barang bukti lain: darah, sperma, rambut, dsb

Hasil laporan dokter bila diberikan secara tertulis disebut Visum et Repertum

Pemeriksaan Di Tempat Kejadian Perkara (TKP)

Sesuai KUHAP 7 (1) H: Penyidik mempunyai wewenang mendatangkan orang ahli yang

diperlukan dalam hubungan dengan pemeriksaan perkara

Sesuai KUHAP 120 (1): Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang

ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus.

Kegunaan TKP

1. Menentukan perkiraan saat kematian

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 10

Page 11: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

2. Menduga cara kematian:

- Mati wajar

- Mati tidak wajar (pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan)

3. Mengumpulkan barang bukti

Pemeriksaan atas korban luka, keracunan yang diduga karena peristiwa tindak pidana

kasus-kasus yang dapat diminta untuk dibuatkan Visum et Repertum, adalah sebagai berikut:

1. KUHP 44 – 45 tentang hal yang menghapuskan, mengurangi atau memberatkan pidana.

2. KUHP 284 – 290 / 292 – 295 tentang Kejahatan Kesusilaan

3. KUHP 338 – 348 tentang Kejahatan Terhadap Nyawa

4. KUHP 351 – 355 tentang Penganiayaan

5. KUHP 359 – 360 tentang Luka yang menyebabkan mati atau luka karena kealpaan

Pemeriksaan atas korban mati yang diduga karena perbuatan tindak pidana diatur dalam KUHAP

133 ayat 2, yakni:

• Dapat dengan otopsi atau

• Pemeriksaan luar

Penggalian Mayat (diatur dalam KUHAP 135)

Permintaan penggalian mayat harus disampaikan secara tertulis, sebab tiga alasan di bawah ini,

yakni:

• Terdakwa mengubur mayat secara tersembunyi

• Penyidik

• Dokter

Pemeriksaan Barang Bukti

A. Pemeriksaan Darah / Golongan Darah

- Pemeriksaan Mikroskopik

- Percobaan Benzidine

- Percobaan Teichman

- Percobaan Spektroskopik

- Percobaan Precipitine

- Penentuan Golongan Darah

B. Pemeriksaan Rambut

C. Pemeriksaan Sperma

- Pemeriksaan Mikroskopik

- Pemeriksaan Florence : Cholinf

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 11

Page 12: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

- Pemeriksaan Enzyme Acid Phosphatase

- Test adanya Zinc

Bantuan Dokter kepada Jaksa dan Hakim

Bantuan dokter kepada Jaksa dalam perkara pidana umum jaksa tidak berwenang meminta Visum

et Repertum, tetapi jaksa berwenang meminta Visum et Repertum Psychiatricum. Jaksa dapat

memanggil dokterdi sidang pengadilan atas perintah hakim,

Bantuan dokter kepada Hakim diatur dalam KUHAP 179, 180, 238, 253. Hakim yang berhak

meminta bantuan dokter adalah hakim pengadilan negeri, hakim pengadilan tinggi dan hakim

mahkamah agung.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 12

Page 13: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

KEJAHATAN SEKSUAL

Kejahatan seksual Suatu bentuk kejahatan yang meliputi :

a. Tubuh

b. Kesehatan

c. Nyawa manusia

Yang Berhubungan dengan persetubuhan.

Upaya kedokteran forensik dalam pembuktian kasus kejahatan seksual, yaitu :

a. Ada tidaknya tanda-tanda persetubuhan

b. Ada tidaknya tanda-tanda kekerasan

c. Perkiraan umur

d. Sudah pantas atau sudah mampu untuk dikawin atau tidak

Persetubuhan yang merupakankejahatan thd kesusilaan

Dalam Perkawinan luar Perkawinan

Persetubuhan disetujui Ƃ

Persetubuhan tak disetujui Ƃ

Pasal 288 KUHP

Pasal 284 KUHPPasal 287 KUHP

Pasal 285 KUHPPasal 286 KUHP

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 13

Page 14: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Persetubuhan yang merupakan kejahatan thd kesusilaan

Dalam Perkawinan

Pasal 288 KUHP

Bila suami melakukan persetubuhan dgn istrinya yg belum mampu kawin

dgn mengkibatkan luka-luka, luka lecetdan atau mengakibatkan kematian

VR yg dibuat hrs berisi bhw si korban :• Memang belum mampu dikawin• Memang tdpt tanda-tanda persetubuhan• Ada tanda-tanda kekerasan• Mejelaskan sebab kematian

Scr biologis Menurut UU perkawinan

Siap memberi keturunan

Ƃ < 16 th

Menst (+)

luar Perkawinan

Persetubuhan disetujui Ƃ

Persetubuhan tak disetujui Ƃ

Pasal 284 KUHP

Pasal 287 KUHP

• Mau sama mau• Coitus• Sdh kawin• Ada pengaduan

1. Ƃ ⇒ -) < 15 th-) umur tak jelas-) belum waktunya dikawin

2. Pembuktian dilakukan hanya atas pengaduan kecuali jika Ƃ < 12 th

Pasal 285 KUHP

Pasal 286 KUHP

VR hrs dpt dibuktikan :-) ada coitus -) ada persetubuhan-) ada kekerasanƂ tsbt : -) pingsan

Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang

wanita bersetubuh dgn dia di luar perkawinan, diancam krn melakukanperkosaan dgn pidana penjara paling

lama 12 thn

Barang siapa bersetubuh dgn seorang Ƃdi luar perkawinan padahal diketahui bhw wanita itu dlm keadaan pingsan atau tdk berdaya, diancam dgn pidana

penjara paling lama 9 thn

Definisi Persetubuhan :Suatu peristiwa dimana terjadinya penetrasi penis ke dalam vagina,

penetrasi tersebut dapat lengkap atau tidak lengkap dan dengan atau tanpa disertai ejakulasi.

Upaya pembuktian persetubuhan dipengaruhi beberapa faktor :

a. Besarnya penis

b. Derajat penetrasi

c. Bentuk & elastisitas selaput dara (hymen)

d. Ada tidaknya ejakulat & keadaan ejakulat

e. Posisi persetubuhan

f. Keaslian barang bukti

g. Waktu pemeriksaan

h. Tak adanya robekan hymen tak dapat dipastikan bahwa ♀ tsbt tidak terjadi penetrasi penis

i. Adanya robekan hymen hanya pertanda adanya suatu benda yang masuk ke dalam vagina

j. Bila persetubuhan disertai ejakulasi & ejakulat tersebut mengandung spermatozoa, maka adanya

spermatozoa sel di dalam vagina merupakan tanda pasti adanya persetubuhan.

k. Bila tidak ada spermatozoa sel, maka upayapembuktian adanya persetubuhan dapatdiketahui

dengan pemeriksaan ejakulat

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 14

Page 15: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Komponen Ejakulat :

a. Enzym as. Fosfatase

b. Choline

c. Spermin

Bila kejahatan seksual tidak disertai ejakulasi maka pembuktian forensik tak dapat dipastikan.

Sebaliknya juga tak dapat dikatakan oleh dokter secara pasti bahwa wanita tersebut tidak ada

persetubuhan

Maksimal dokter dapat menyatakan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda persetubuhan pada wanita

tersebut, mencakup 2 hal :

a. Menyatakan memang tak ada persetubuhan

b. Persetubuhan ada tapi tanda-tandanya tak dapat ditemukan

Bila persetubuhan dapat dibuktikandengan cara pasti, maka perkiraan saat terjadinya persetubuhan

harus ditentukan( kadang berkaitan dgn alibi pelaku dlm penyidikan ) dengan cara :

a. Spermatozoa dalam liang vagina dapat bergerak selama 4 – 5 jam post coital.

b. Spermatozoa dalam 24 – 36 jam ditemukan tak bergerak.

c. Bila ♀ tsbt mati maka spermatozoa dpt ditemukan dlm 7– 8 hr.

d. Penyenbuhan luka-luka pada hymen berlangsung sekitar 7– 10 hr.

o Pasal 288 KUHP

1. Barang siapa dlm perkawinan bersetubuh dgn seorang perempuan yg diketahui atau

sepatutnya hrs diduganya bahwa yang bersangkutan belum waktunya utk dikawin, apabila

perbuatan mengakibatkan luka diancam dgn penjara paling lama empat tahun.

2. Jika perbuatan mengakibatkan luka berat, dijatuhkan pidana penjara paling lama 8 tahun.

Pemeriksaan adanya kehamilan dan penyakit kelamin

a. Kehamilan tanda pasti telah terjadi persetubuhan sebelumnya, waktunya lama.

b. Penyakit kelamin pada wanita jadi petunjuk bahwa baru kontak dgn laki laki.

Faktor waktu dan faktor keaslian barang bukti

a. Waktu, lebih cepat lebih baik diperiksa.

b. Pakaian yang dipakai diperiksa sebelum diganti.

Pembuktian adanya kekerasan :

Adanya :

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 15

Page 16: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

a. Luka-luka lecet

b. Memar atau bekas gigitan

1. Mulut

2. Bibir

3. Leher

4. Putting susu

5. Pergelangan tangan

6. Pangkal paha sekitar alat kelamin

Perkiraan umur dapat diketahui dengan :

a. Perkembangan fisik

b. Ciri seks sekunder

c. Pertumbuhan gigi

d. Fusi tulang khususnya tl tengkorak dan

e. Pemeriksaan radiologik

Penentuan sudah atau belum waktunya untuk dikawin :

a. Secara biologis : menstruasi

b. Menurut UU perkawinan sudah umur 16 thn

Pemeriksaan pada pelaku kejahatan seksual :

Bila tertangkap basah maka penis mengandung epitel vagina yang dapat ditest.

Tujuan pemeriksaan laboratorium :

a. Menentukan adanya sperma

1. Bahan pemeriksaan : Cairan vagina

Hasil yg diharapkan : Sperma yang masih bergerak

2. Bahan pemeriksaan : Pakaian

Hasil yg diharapkan : Kepala sperma berwarna merah, bag. ekor biru muda, kepala

sperma tampak menempel pada serabut -serabut benang yang masih bergerak.

b. Menentukan adanya air mani, dll.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 16

Page 17: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

OTOPSI

Nama lain dari otopsi:

1. Seksi

2. Nekropsi

3. Obduksi

4. Pemeriksaan post mortem

5. Bedah mayat

MACAM OTOPSI

1. Otopsi anatomis

2. Otopsi klinik

3. Otopsi kehakiman/Forensik

OTOPSI FORENSIK : Otopsi yang dilakukan atas dasar perintah yang berwajib untuk

kepentingan peradilan, karena peristiwa yang diduga merupakan tindak pidana, yang dilakukan

dengan cara pembedahan terhadap jenazah untuk mengetahui dengan pasti penyakit atau

kelainan yang menjadi sebab kematian.

YANG BERHAK MEMINTA VISUM ET REPERTUM JENAZAH:

1. Penyidik

(KUHAP I butir 1, 6,7,120, 133, PP RI NO 27 Th 1983)

– Pejabat polisi negara RI tertentu sekurang-kurangnya berpangkat PELDA (AIPDA)

– Kapolsek à berpangkat Bintara dibawah PELDA (AIPDA)

2. Penyidik Pembantu

(KUHAP I Butir 3, 10, PP RI NO. 27 Th 1983)

– Pejabat polisi negara RI tertentu yang sekurang-kurangnya berpangkat SERDA Polisi

(BRIPDA)

3. Provos

– UU No I Darurat Th 1958

– Keputusan Pangab No. Kep/04/P/II/1984

– UU No. 31 tahun 1997 ttg Peradilan Militer

4. Hakim Pidana

KUHAP 180

DASAR HUKUM OTOPSI FORENSIK

1. KUHAP 133

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 17

Page 18: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

2. KUHAP 134

3. KUHP 222

4. Reglemen pencatatan sipil Eropa 72

5. Reglemen pencatatan sipil Tionghoa 80

6. STBL 1871/91

7. UU RI No 23 Th 1992 Pasal 70

BARANG BUKTI

1. Misalnya : Pakaian, dompet dan isinya, surat-surat, perhiasan, anak peluru dsb.

2. Barang bukti harus diperiksa oleh dokter dicatat dilaporkan dlm V. et R.

3. Barang bukti setelah diperiksa diserahkan kepada penyidik secepatnya dengan disertai surat

tanda penerimaan yang ditanda tangani oleh penyidik (KUHAP 42).

MENENTUKAN SAAT KEMATIAN (PP 18 TH 1981)

1. Konvensional

Seseorang telah meninggal dunia apabila keadaan insani yang diyakini oleh ahli kedokteran

yang berwenang bahwa fungsi otak, pernafasan dan atau denyut jantung seseorang telah

berhenti.

2. Khusus untuk transplantasi

– Saat kematian ditentukan oleh dua orang dokter yang tidak ada sangkut paut medik

dengan dokter yang melakukan transplantasi.

– Menentukan saat meninggalnya seseorang di RS modern dilakukan dengan menggunakan

alat yang disebut encephalograaf, yaitu suatu alat yang mencatat aktivitas otak.

INFORMASI UNTUK DOKTER SEBELUM MELAKUKAN OTOPSI

1. Kecelakaan lalu lintas

• Bagaimana kecelakaan terjadi

• Siapakah korban

• Apakah ada dugaan korban mabuk, minum obat sejenis Amphetamine dsb

2. Kecelakaan lain

Dokter harus diberitahu benda yang menyebabkan kecelakaan

3. Pembunuhan, bunuh diri

4. Kematian memdadak

5. Kematian setelah berobat / perawatan

6. Tanggal dan jam korban ditemukan meninggal, tanggal dan jam korban terakhir terlihat

masih hidup

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 18

Page 19: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN UNTUK OTOPSI

1. Timbangan besar (500 Kg)

2. Timbangan kecil (3 Kg)

3. Pita pengukur

4. Penggaris

5. Alat pengukur cairan

6. Pisau

7. Gunting

8. Pinset

9. Gergaji dengan gigi halus

10. Jarum besar – jarum goni

11. Benang yang kuat

BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN UNTUK OTOPSI

1. Botol / toples untuk spesium pemeriksaan toksikologi

2. Alkohol 96% 5 liter

3. Botol untuk spesium pemeriksaan histopatologi

4. Formalin 10% 1 liter

5. Kaca sediaan dan kaca penutup

TEKNIK OTOPSI

1. Pemeriksaan luar

2. Pemeriksaan dalam :

o Insisi bentuk I

o Insisi bentuk Y

3. Pemeriksaan tambahan

o Pemeriksaan khusus

Pemeriksaan tambahan

1. Pemeriksaan histopatologi

2. Pemeriksaan mikrobiologi

3. Pemeriksaan virologi

4. Pemeriksaan immunologi

5. Pemeriksaan toksikologi

6. Pemeriksaan trace evidence

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 19

Page 20: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Pemeriksaan khusus

1. Pemeriksaan pneumo thorax

2. Pemeriksaan emboli udara

3. Percobaan getah paru-paru (longsap proof)

4. Percobaan apung paru-paru (docimasia pulmonum hydrostatica = longdrijfproef)

5. Emboli lemak

PEMERIKSAAN LUAR

1. Identifikasi

2. Pakaian

3. Lebam mayat

4. Kaku mayat

5. Pembusukan

6. Panjang dan berat badan

7. Kepala

8. Leher

9. Perut

10. Alat kelamin

11. Dubur

12. Anggora gerak

13. Punggung

14. Bokong

Cara melukis luka : harus menggunakan absis dan ordinat, dan luka harus

dirapatkan dulu

PEMERIKSAAN DALAM

Yang perlu diperhatikan :

1. Rongga perut perlu diinspeksi dulu sebelum rongga dada dibuka

2. Pemeriksaan dalam kepala harus dilakukan setelah rongga dada kosong

3. Cara mengiris alat tubuh :

– Permukaan terlihat seluas-luasnya

– Satu kali irisan

– Irisan lain sejajar dengan irisan pertama

– Permukaan tidak boleh dicuci tetapi dihapus

INSISI PADA TUBUH

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 20

Page 21: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Insisi bentuk I :

• Dimulai sedikit dibawah Cart. Thyroidea Proc. Xiphoideus 2 cm paramedian kiri

Symphysis

Insisi bentuk Y :

• Pada jenazah laki-laki : Insisi dimulai dari Acromion Ka-Ki Proc. Xiphoideus

• Pada jenazah perempuan : Insisi dimulai dari Acromion Ka – Ki lurus kebawah melingkari

mamma Proc. Xiphoideus à 2 cm paramedian Ki à Symphysis

• Insisi di bawah Proc. Xiphoidesus diperdalam sampai menembus perintoneum diteruskan

sampai Symphysis

• Selanjutnya melepaskan kulit dari tulang dada dengan cara menarik kulit dengan keras ke

samping memotong otot-otot dengan pisau. Otot perut dilepas dari Arcus costa.

CARA MELEPASKAN STERNUM

Pangkal mata pisau diletakkan 1 cm medial dari Costo Chondral Junction Costa No. 2 pisau

didorong dan ditarik ke arah Costa No 10. Sebelum Costa I dipotong dari sternum inspeksi dari

rongga dada. Kemudian memotong tulang rawan costa No I miring dengan menarik sternum

kesamping selanjutnya memotong tulang rawan costa I sebelahnya à memotong Art.

Sternoclaviculare Ka-Ki setelah dilokalisir lebih dulu.

TEKNIK OTOPSI

THYMUS

• Biasanya didapatkan pada anak-anak dan kadang-kadang pada orang dewasa, berat

maksimum pada pubertas

• Thymus dilepaskan dengan pinset dan gunting secara tajam

STATUS THYMICO LYMPHATICUS

• Thymus membesar dengan pembesaran umum kelenjar getah bening

JANTUNG

• Setelah jantung dikeluarkan dari rongga dada maka jantung dibuka menurut aliran darah

– Membuka jantung kanan

• Dinding atrium kanan dibuka

• Auricula Cordis kanan dibuka

• Ventrikel kanan dibuka kearah lateral

• Ventrikel kanan dibuka ke arah ventral

– Membuka jantung kiri

• Dinding atrium kiri dibuka

• Auricula Cordis kiri dibuka

• Ventrikel kiri dibuka ke arah lateral

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 21

Page 22: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

• Ventrikel kiri dibuka ke arah ventral

– Mengiris A Coronaria Dextra dan Sinistra

• Dengan irisan melintang dengan jarak 3mm

– Mengukur tebal otot jantung

– Irisan dendeng pada otot ventrikel dan septum interventriculorum

– Jantung ditimbang

TRACTUS RESPIRATORIUS

• Trachea, kedua bronchi, kedua paru-paru dikeluarkan sebagai satu unit

DISEKSI SELANJUTNYA SEBAGAI BERIKUT :

• Trachea dan kedua bronchi dibuka dengan gunting pada bagian posterior

• Cabang brochi dibuka dengan gunting sejauh-jauhnya kedalam paru-paru

• V maupun A pulmonalis

• Bronchi dipotong dihilus

• Paru kanan dan kiri ditimbang

• Insisi paru-paru

– Paru-paru à hilus menghadap keatas dan basis menghadap desektor

– Insisi dari Apex à ke basis paru-paru

– Insisi lainnya dibuat sejajar dengan irisan pertama

TRACTUS DIGESTIVUS

• Inspeksi rongga perut dan palpasi

• Apakah ada cairan

• Peritoneum

• Jala (omentum)

• Diaphragma

• Omentum dibalik

• Hati

• Limpa

• Mesenterium kel. Lymphe, V dan A mesenterica

• Usus diperiksa appendix

MEMISAHKAN USUS HALUS DAN USUS BESAR

• Usus halus dan usus besar dilepaskan dari mesenterium sampai duodenum dan colon

sigmoideum usus dipotong diperbatasan dengan duodenum dan di perbatasan colon

sigmoideum dengan rectum sebelah diikat pada dua tempat lebih dulu

• Usus halus dibuka dengan gunting di tempat melekatnya mesenterium

• Usus besar dibuka melalui salah satu taenia yang bebas

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 22

Page 23: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

LIEN :

• A dan V Lienalis dipotong bagian hilus lien dikeluarkan dengan melepaskan jaringan

sekitar hilus secara tumpul dan tajam

• Lien ditimbang, diukur panjang, lebar dan tebal

• Insisi lien secara longitudinal

• Irisan lain sejajar dengan irisan I

OESOPHAGUS, VENTRICULUS, DUODENUM, PANCREAS, HEPAR

• Melepaskan gld. Suprarenalis kanan dari hepat

• Memisahkan Lig. Tereshepatis membuat insisi pada peritoneum diperbatasan hepar lobes

kanan dan diaphragma secara tumpul hepar lobus kiri

• Pancreas secara tumpul dan tajam dilepaskan dari jaringan retroperitoneal

• Diaphragma digunting menuju oesophagus oesophagus dilepaskan dari diaphragma

• V Cava sup dipisahkan dari diaphragma

• Mesenterium diangkat dan dilepaskan dari jaringan retroperitoneal memotong A

mesenterica inf A mesenterica sup dan A coelica

VESICA FELEA

• Hati diletakkan dengan permukaan diaphragma kebawah, permukaan bawah keatas dan

kandung empedu ke desektor, lambung dan duodenum dijauhkan ke arah V. Cava Sup

• Kandung empedu ditekan ductus choledochus mengembung dindingnya digunting sedikit à

dengan ujung gunting lumen duct. Choledochus dibuka sampai papilla vateri

• Spesimen diputar 180 °dengan duodenum dan lambung ke desektor duct. Hepatis ka-ki

dibuka

• Lumen ductus cysticus dapat diketahui bila kandung empedu ditekan à sebelum duct.

Cysticus dibuka, kandung empedu dikosongi dengan menggunting dindingnya.

HEPAR

• Hati dipisahkan dari duodenum dan lambung

• Ditimbang beratnya, dan diukur p,l dan t-nya

• Hati diiris menurut ukuran yang terpanjang dari lobus ka à lobus ki.

• Irisan lain dibuat sejajar irisan I.

OESOPHAGUS, VENTRICULUS, DUODENUM

• Oesophagus dibuka dengan gunting melalui post sampai lambung

• Lambung dibuka di curvatura major à diteruskan sampai duodenum

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 23

Page 24: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

PANCREAS

• Cauda pancreatis diiris melintang

• Ductus pancreaticus dibuka dengan gunting sampai papilla vateri di caput pancreatis

• Pancreas dilepas dari duodenum à ditimbang

• Irisan lain sejajar dengan irisan I

TRACTUS UROGENITALIS

• Pada orang laki-laki dikeluarkan sebagai satu unit = kedua ren beserta gld. Suprarenalis,

ureter, prostat, vesica urinaria dan rectum

• dikeluarkan tersendiri kedua testis.

• Pada orang wanita dikeluarkan sebagai salah satu unit = kedua ren beserta gld.

Suprarenalis, ureter, vesica urinaria, uterus, adnexa dan rectum

GLD SUPRARENALIS

• Dilepaskan secara tajam dari ren à dibersihkan dari jaringan lemak

• Gld. suprarenalis ditimbang

• Diiris melintang, irisan lain sejajar irisan I

REN :

• Hilus menghadap kebawah à Ren diiris mulai dari konveksitas ke arah hilus

• Ujung gunting dimasukkan ke pelvis renalis à ureter dibuka sampai vesica urinaria

• A. Renalis dibuka

• Simpai dijepit dengan pinset dan Ren dikupas à ditimbang

VESICA URINARIA :

V. Urinaria dibuka dengan gunting mulai dari urethra ke arah cranial

RECTUM :

V Urinaria diletakkan diatas meja à rectum dibuka dengan gunting dari anal à oral

VESICULA SEMINALIS :

Rectum dipisahkan dari V. Urinaria à Vesicula seminalis diiris memanjang

PROSTAT :

• Prostata dipisahkan dari V. Urinaria à ditimbang

• Diiris frontal mulai pertengahan lobus medialis. Irisan lain dibuat sejajar dengan irisan

pertama

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 24

Page 25: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

TESTIS :

• Testis, Epididymis, Funiculus Spermaticus dikeluarkan

• Funiculus Spermaticus diiris ganda melintang

• Tunica Vaginalis dibuka dengan gunting à testis dan Epididymis dikeluarkan. Testis diiris

melintang melalui jaringan Testis dan Epididymis

UTERUS DAN VAGINA

• Uterus diukur lebar, panjang, tebal

• Vagina dibuka dengan gunting dipertengahan Anterior à ujung gunting dimasukkan

kedalam Canalis Cervicalis à Uterus dibuka dipertengahan sampai 1cm sebelum Fundus

Uteri à Uterus dibuka ke Ka dan Ki sampai insertio tuba

TUBA FALLOPII

Diinsisi melintang berganda dengan pisau atau disonde terlebih dahulu mulai dari bagian

Fimbrae

OVARIUM

Diletakkan antara kain kasa à dijepit antara ibu jari dan jari telunjuk à dibuka menurut

diameter yang terpanjang

LEHER

Yang dikeluarkan : Lidah, Palatum Molle, Kedua Tonsil, Trachea, Larynx, Oesophagus,

tulang rawan leher, gld. Parathyreoidea, gld. Thyreoidea

GLD. PARATHYREOIDEA

• Terdapat 4 buah : 2 di bagian atas, 2 di bagian bawah gld. Thyreoidea

• Rupa : sebesar butir beras dengan warna coklat muda, ada sedikit lemak

GLD. THYREOIDEA

• Dilepaskan dari Larynx, ditimbang beratnya

• Insisi pada diameter yang terpanjang

OESOPHAGUS

• Dibuka dengan gunting mulai dari bagian Oral

• Kemudian dilepaskan dari Trachea dan Larynx

TRACHEA DAN LARYNX

Dibuka di bagian posterior

TONSIL

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 25

Page 26: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Diiris pada diameter yang terpanjang

LINGUA (LIDAH)

Diiris frontal setebal 1 cm

TULANG RAWAN LEHER

• Os Hyoid

• Cartilago Thyreoidea

• Cartilago Cricoidea

• Cartilago Arytenoidea

Dibersihkan untuk melihat adanya fraktur

KEPALA

• Insisi pada kulit kepala mulai dari Mastoid Ka ke Mastoid Ki. melalui Vertex à diperdalam

sampai tulang

• Kulit kepala bersama galea dikelupas sejauh-jauhnya ke muka dan belakang

• Dibuat lingkaran dengan benangà 1½ cm di atas orbita à Protuberantia Occipitalis à

digergaji menurut lingkaran tadi

• Calvarium dilepaskan secara tumpul dari duramater

MENGELUARKAN OTAK

• N. Olfactorius + N. Opticus dipotong

• A. Carotis Internus dipotong

• N. Oculomotorius + Vena-vena dipotong

• Tentorium Ka – Ki diinsisi

• N. Trigeminus + N. Otak lainnya dipotong

• N. Cervicalis dipotong

• Medulla Spinalis dipotong

• Cerebrum dan Cerebellum dapat dikeluarkan

HYPOPHYSIS

• Insisi sirkular pada Sella Tursica

• Processus Clinoideus dipatahkan

• Duramater yang melekat pada Hypophysis diangkat dengan pinset

• Hypophysis dilepaskan dengan Scalpel dari Sella Turcica

• Hypophysis dipotong menurut diameter yang terbesar

• SINUS CAVERNOSUM + A. CAROTIS INTERNA

• Dibuka dengan gunting bengkok sebelum Duramater dilepaskan dari dasar tengkorak

• GLANDULA PINEALIS

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 26

Page 27: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

• Otak diletakkan dengan basis keatas, Lobus Frontalis ke Desektor à Cerebellum diangkat

sampai terlihat Corpora Quadrigemina à gld. Pinealis letaknya dimuka Corpora

Quadrigemina

DISEKSI OTAK

CIRCULUS WILLISI : DIPERIKSA

CEREBELLUM

• Dipisahkan dari Cerebrum dengan memotong kedua Pedunculi Cerebri

• Cerebellum, Pons Varoli, Medulla Oblongata, Medulla Spinalis dipotong dengan irisan

sejajar setebal 1 jari tegak lurus pada sumbu Medulla Spinalis

CEREBRUM

• Diletakkan dengan bagian inferior keatas à diiris pada tempat :

• 2 ½ cm di belakang ujung Lobus Frontalis

• Ujung Lobus Temporalis

• Chiasma Opticum

• Infundibulum

• Corpora Mamillaria

• Pedunculi Cerebri

• Splenum Corpori Callosi

• 2 ½ cm muka ujung Lobus Occipitalis

SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI

1. Jaringan 2 x 3 x ½ cm

2. Jaringan yang diambil : jaringan yang Makroskopik menunjukkan kelainan

3. Tidak boleh tertekuk

4. Tidak boleh dicuci

5. Bahan Fiksasi : Formaline 10 %

6. Jumlah pengawet : 20 x bahan yang diambil

7. Sebelum dikirim ke pusat diiris lagi yang lebih rapi

SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI

1. Bahan :

Stasiun I :

Lambung dan isi ± 250 gram

Usus halus dan isi ± 250 gram

Stasiun II

Hati ± 250 gram

Ginjal ½ kanan dan ½ kiri

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 27

Page 28: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Otak ± 250 gram

Paru (volatile poisons) ± 250 gram

Stasiun III

Pada keracunan chronic : rambut, lemak, tulang, kuku

Bahan lain : darah, kencing, atau

Tempat I

Lambung dengan isinya

Usus dengan isinya

Tempat II

Ginjal ½ kanan dan ½ kiri

Kandung seni dan isinya

Tempat III

Otak 500 gram

Paru ½ kanan dan ½ kiri

Hati ± 500 gram

Kadang-kadang tempat IV

Rambut, kuku, tulang à intoksikasi arsenicum

Jaringan lemak subcutis à intoksikasi organo phospat

Darah diambil dari V Femoralis à intoksikasi alkohol

2. Syarat tempat Bersih:

a. Sedapat-dapatnya baru

b. Bermulut lebar

c. Ditutup rapat à dilapisi dengan paraffin

d. Diberi label dan segel

e. - Disimpan dalam lemari terkunci

3. Bahan Pengawet

a. Dry ice

b. Es batu

c. Ethyl Alcohol 95% = volume jaringan

d. Minuman keras (kadar alcohol 40%)

4. Perlu diikutsertakan

a. Contoh alcohol

b. Surat permohonan

c. Berita acara peristiwa keracunan

d. Laporan otopsi

e. Berita acara ttg cara membungkus dan memateraikan bahan.

Pada Penggalian Mayat

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 28

Page 29: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Perlu diambil contoh tanah di atas, di samping, di bawah mayat / peti mayat, kemudian

diambil pula contoh tanah sedalam mayat / peti mayat yang letaknya 5 m dari lubang

galian

SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI

1. Darah 10cc diambil dengan alat injeksi dari jantung setelah permukaan jantung dibakar

dengan spatel yang telah dipanasi spesimen untuk pembiakan

2. Permukaan limpa / paru-paru dibakar dengan spatel yang telah dipanasi à jaringan diambil

sedikit dengan pinset / gunting steril atau permukaan tadi diinsisi dengan spatel steril,

kemudian swab dimasukkan ketempat insisi tadi dan dikembalikan ketabungnya

3. Bahan fiksasi : Disimpan dalam dry ice

SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN IMMUNOLOGI

1. Darah yang diambil secara steril ± 20cc dipusingkan dan ± 10cc serum dipindahkan dengan

pipet steril ke tabung yang steril pula, kemudian disimpan atau dikirim dalam dry ice.

2. Bila test netralisasi tidak diperlukan, maka serum dapat diawetkan dengan cresol 3%

SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN VIROLOGI

1. Spesimen pada penyakit rabies

2. Tempat : botol plastik steril dengan penutup ulir

3. Jaringan yang diambil : 1 cm dari Hippocampus, Thalamus, Pons, Medulla, Cerebellum,

Cortex Frontal dan Pariental, gld. Submaxillaris

4. Spesimen dapat disimpan pada suhu 4oC, bila dikirim didinginkan dengan dry ice

SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN NEGRI BODY

1. Gelas sediaan ditempelkan dan ditekan ringan pada jaringan Hippocampus

2. Sedian smear : ambil 1 mm3 jaringan hippocampus à dibuat smear seperti membuat smear

darah

3. Pengecatan dengan cat seller

4. Bila pengecatan tidak dilakukan segera à difiksir dengan Methyl Alcohol

PENGIRIMAN OTAK GUNA DIPERIKSA DI LEMBAGA PASTEUR

• Otak (3 gram) dimasukkan dalam botol bermulut lebar, yang berisi glycerine à untuk

percobaan hewan

• Otak (3 gram) diambil dari sepertiga bagian belakang yakni yang mengandung

Hippocampus à dimasukkan dalam botol berisi alcohol

• Dibuat pula preparat impressi (kaca objek ditempelkan dan ditekan sekedar pada

penampang otak bagian Hippocampus) à difiksir dalam Methyl Alcohol

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 29

Page 30: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

• Sedian-sedian ini dikirim bersama-sama dengan otak

PEMERIKSAAN PNEUMOTHORAX

1. Kulit dada dibuat kantong yang berisi air à dengan ujung pisau dibuat lubang di otot antar

iga di bawah permukaan air à bila ada pneumothorax. Maka dari lubang akan keluar

gelembung udara

2. Tabung alat suntik diisi dengan air à jarum ditusukkan dalam cavum pleura

PEMERIKSAAN EMBOLI UDARA

1. Sternum dipisahkan dari tulang iga pada 1 cm medial costo chonral junction sampai dengan

iga II

2. Pericardium dipisahkan dari sternum

3. Sternum digergaji setinggi manubrium sterni

4. Setelah sternum diangkat, pericardium dibuka dengan irisan “y” terbalik à tepi irisan

diangkat dengan forcep dan rongga pericardium diisi dengan air

5. Atrium kanan, ventrikel kanan, A. pulmonalis ditusuk dengan pisau à bila keluar

gelembung udara berarti emboli udara jenis vena Å

6. Atrium kiri, ventrikel kiri, aorta ditusuk dengan pisau à bila keluar gelembung udara

kemungkinan :

• Open foramen ovale

• Emboli udara arteri

PENYEBAB EMBOLI UDARA VENA

1. Luka pada vena leher

2. APC dengan cara penyemprotan

3. Tubal patency test

4. Artificial pneumo peritoneum

5. Jumlah udara yang dapat menyebabkan kematian pada emboli udara vena : 100-150 cc

PENYEBAB EMBOLI UDARA ARTERI

1. Luka tusuk di paru

2. Artificial Pneumo Thorax

3. Pneumonectomy

PEMERIKSAAN EMBOLI LEMAK

1. Penyebab : patah tulang panjang, pukulan pada kulit punggung

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 30

Page 31: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

2. Cara : jaringan paru dikeraskan dengan uap zat asam arang cair (frozen section) à dengan

mikrotom dipotong 20 mikron dan dicat dengan warna sudan III à bahan lemak dalam

capillair warna orange

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 31

Page 32: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

RAHASIA JABATAN

Rahasia jabatan:

Rahasia jabatan adalah segala sesuatu yang dirahasiakan mengenai apa yang diketahui dan dilihat

sepanjang menjalankan lapangan pekerjaannya sebagai dokter.

Tujuan rahasia kedokteran:

1. Pertanggungjawaban moral

2. Melaksanakan sumpah

3. Menjalankan undang-undan

4. Menjalankan peraturan pemerintah

Yang wajib menjaga rahasia kedokteran:

1. Dokter dan mahasiswanya

2. Perawat dan mahasiswanya

3. Petugas Laborat

4. Farmasi

Yang dirahasiakan

1. Anamnesa

2. Pemeriksaan fisik

3. Pemeriksaan penunjang

4. Status (rekam medis)

Dokter boleh membocorkan rahasia kedokteran jika :

1. Daya paksa

2. Membahayakan masyarakat (missal: sopir angkut punya riwayat epilepsi)

3. Pesien membahayakan diri sendiri (missal: mencoba bunuh diri)

4. Menjalankan undang-undang.

Sanksi jika seorang dokter membocorkan rahasia jabatan:

1. Pidana: berupa hukuman kurungan (tidak ada hukuman jika tidak ada pengaduan)

2. Perdata: berupa denda sejumlah uang.

3. Administrasi : pencabutan SIP,mutasi jabatan,atau dikeluarkan.

4. Masyarakat: dikucilkan dari lingkungan, keluarga pasien yang tidak terima bias ditembak.

Hak undur diri

Adalah hak seorang dokteruntuk mengundurkan diri sebagai saksi,ahli atau saksi

ahli,dari pengadilan karena rahasia jabatan.

Terutama pada kasus Abortus Provocatus Criminalis:

Dokter,korban, pelaku,dan orang-orang yang mengetahui proses aborsi adalah

tersangka.Dalam hal ini dokter yang tidak memberi kesaksian akan dihukum.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 32

Page 33: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

RAHASIA KEDOKTERAN (dr suroto)

PENDAHULUAN

Dokter harus sadar bahwa masyarakat kita sekarang ini sudah kritis dan dapat merespon

terhadap segala sesuatu yang dirasa tidak sesuai dan merugikan mereka.

Sering timbul masalah yang menyangkut hubungan dokter - pasien --> pembocoran

rahasia.

Harus disadari bahwa tanggung jawab dari profesi kedokteran ini sangatlah besar dan harus

sesuai dengan hukum yang berlaku termasuk kode etik kedokteran dan kondisi masyarakat.

Arti Rahasia Kedokteran

(PP No.10 tahun 1966)

Rahasia kedokteran adalah segala sesuatu yang harus dirahasiakan mengenai apa yang

diketahui dan didapatkan selama menjalani praktek lapangan kedokteran, baik yang

menyangkut masa sekarang maupun yang sudah lampau, baik pasien yang masih hidup

maupun yang sudah meninggal

YANG DIWAJIBKAN MENYIMPAN

RAHASIA KEDOKTERAN

PP RI No. 32 tahun 1996 pasal 2

Tenaga medis --> dokter dan dokter gigi

Tenaga keperawatan --> perawat dan bidan.

Tenaga kefarmasian --> Apoteker, Analis farmasi dan As. apoteker.

Tenaga kesehatan masyarakat --> Epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan,

mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian

Tenaga gizi --> nutrizionis dan dietisien

Tenaga keterapian fisik --> fisioterapis, okupasiterapis, dan terapis wicara.

Tenaga keteknisian medis --> radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis,

analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi transfusi, dan perekam

medis.

YANG DIWAJIBKAN MENYIMPAN

RAHASIA KEDOKTERAN

Juga diwajibkan menyimpan rahasia bagi mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas

dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan dan orang lain yang

ditetapkan oleh menteri kesehatan.

Peraturan yang mengatur tentang

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 33

Page 34: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

wajib simpan rahasia kedokteran

1. PP No. 26 tahun 1960 tentang lafal sumpah dokter

a. “Saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya

ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter

2. Menurut PP No. 10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia dokter.

HAL-HAL YANG PERLU DIRAHASIAKAN DALAM RAHASIA KEDOKTERAN

Dalam menjalankan keprofesiannya --> dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang

diketahuinya mengenai pasiennya (PP No.10 tahun 1966 pasal 1 dalam Bab penjelasan)

Segala sesuatu yang diketahuinya”, mempunyai arti --> segala fakta yg didapat dalam

pemeriksaan penderita, interpretasinya untuk menegakkan diagnose dan melakukan

pengobatan

o anamnese

o pemeriksaan fisik

HAL-HAL YANG PERLU DIRAHASIAKAN DALAM RAHASIA KEDOKTERAN

Seorang ahli obat dan mereka yang bekerja di Apotek, harus pula merahasiakan obat dan

khasiatnya yang diberikan kepada pasiennya. Merahasiakan resep dokter adalah suatu yang

penting dari etik pejabat yang bekerja dalam apotek

KAPAN SEORANG DOKTER DAPAT MEMBUKA RAHASIA KEDOKTERAN

Ada 2 aliran atau golongan yang dapat ditemukan dikalangan kedokteran :

o Pendirian Mutlak

o Pendirian Nisbi/relatif

Pendirian yang mutlak :

o mutlak (absolut) berpendapat bahwa rahasia jabatan atau pekerjaan harus dipegang teguh

tanpa ada alternatif lain apapun konsekuensinya

o Dalam segala hal sikapnya mudah dan konsekuen yakni tutup mulut

KAPAN SEORANG DOKTER DAPAT MEMBUKA RAHASIA KEDOKTERAN

Pendirian yang nisbi atau relatif

o Golongan nisbi atau relatif pada dewasa ini merupakan teori yang terbanyak diikuti dan

dapat dikatakan diikuti umum

o teori ini dalam praktek sering sekali mendatangkan konflik moril dan kesulitan-kesulitan

lain dalam masalah yang kompleks.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 34

Page 35: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

KAPAN SEORANG DOKTER DAPAT MEMBUKA RAHASIA KEDOKTERAN

Profesor Sudarto, SH mengemukakan bahwa :

“perlu dipertimbangkan adanya azas profesional dan azas subsider dalam menggunakan hak

tolaknya”

Azas profesional menghendaki adanya pertimbangan-pertimbangan mana yang lebih

diutamakan.

Azas subsider, yakni menyangkut masalah pemilihan tindakan apa yang harus dilakukan

dokter sebelum ia terpaksa melepaskan kewajiban untuk menyimpan rahasia.

Dalam KUHP terdapat pasal-2 yang mengatur tentang membuka Rahasia Kedokteran.

KUHP pasal 48

o Tidak boleh dihukum barangsiapa melakukan perbuatan karena terdorong oleh

daya paksa

KUHP Pasal 50

o Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan kepentingan undang-

undang, tidak dipidana

KUHP Pasal 51

o Tidak boleh dihukum barangsiapa melakukan perbuatan atau menjalankan perintah

jabatan yang diberikan pembesar yang berhak

Daya paksa ?

Melindungi kepentingan umum

Melindungi kepentingan orang yang tidak bersalah

Melindungi pasien yang mempercayakan rahasianya

Melindungi dokter sendiri

SANKSI MEMBUKA RAHASIA KEDOKTERAN

1. Sanksi pidana

a. KUHP Pasal 112

b. KUHP Pasal 322

2. Sanksi perdata

a. KUH Perdata Pasal 1365

b. KUH Perdata Pasal 1366

c. KUH Perdata Pasal 1367

3. Sanksi Administratif

undang-undang No.6 tahun 1963 pasal 11

4. Sanksi Sosial

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 35

Page 36: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

KUHP Pasal 112

“Barangsiapa dengan sengaja mengumumkan surat-surat, berita-berita atau keterangan-keterangan

yang diketahuinya bahwa harus dirahasiakan untuk kepentingan negara atau dengan sengaja

memberitahukan atau memberikannya kepada negara asing, kepada seorang seorang raja atau suku

bangsa, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun”.

KUHP Pasal 322

1. Barangsiapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang wajib disimpannya karena

jabatan atau pekerjaannya yang sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana

penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah

2. Jika kejahatan dilakukan pada seorang tertentu maka perbuatannya itu hanya dapat dituntut

atas pengaduan orang tersebut

KUH Perdata Pasal 1365

Setiap perbuatan yang melanggar hukum yang berakibat kerugian bagi orang lain, mewajibkan

orang yang karena kesalahannya mengakibatkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut

KUH Perdata Pasal 1366

Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya,

tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hatinya

KUH Perdata Pasal 1367

Seseorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya,

tetapi juga untuk kerugain yang disebabkan karena perbuatan orang-orang yang menjadi

tanggungannya atau disebabkan karena perbuatan orang-orang yang berada dibawah

pengawasannya

HAK UNDUR DIRI DOKTER

Hak ini dapat dipakai oleh seorang dokter apabila dia diminta untuk memberikan kesaksian

dipengadilan yang menyangkut rahasia kedokteran.

Seorang dokter sebagai saksi atau ahli mungkin sekali diharuskan memberikan keterangan tentang

seseorang (misalnya terdakwa) yang sebelumnya telah menjadi penderita yang ditanganinya. Ini

seolah-olah dokter tersebut diharuskan melanggar rahasia kedokterannya.

HAK UNDUR DIRI DOKTER

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 36

Page 37: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Kejadian yang bertentangan tersebut diatas dapat dihindarkan karena adanya hak kuat

undur diri, dimana seorang dokter mendapatkan perlindungan hukum berdasarkan :

o Pasal 120 KUHAP

o Pasal 170 KUHAP

o Pasal 277 HIR

Pasal 120 KUHAP

1. Dalam hal penyidik perlu, ia dapat minta pendapat ahli atau orang yang memiliki keahlian

khusus

2. Ahli tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji dimuka penyidik bahwa ia akan

memberikan keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya, kecuali bila

disebabkan harkat dan martabat pekerjaan jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan

rahasia, dapat menolak untuk memberikan keterangan yang diminta

Pasal 170 KUHAP

Mereka yang pekerjaan, harkat, martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia, dapat

diminta dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang

dipercayakan kepadanya”

(1) Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan manusia tersebut

Pasal 277 HIR

1. Barangsiapa yang karena martabatnya, pekerjaannya atau jabatannya yang sah, diwajibkan

menyimpan rahasia, boleh minta mengundurkan diri dari pada memberi kesaksian, akan

tetapi hanya dan terutama mengenai hal yang diketahuinya dan dipercayakan padanya

karena martabat, pekerjaan atau jabatannya

2. Pertimbangan apakah permintaan untuk mengundurkan diri itu beralasan atau tidak,

diserahkan kepada pengadilan negara atau jika orang yang dipanggil untuk memberikan

kesaksian itu orang asing, maka pertimbangan itu diserahkan kepada ketua pengadilan

negara

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 37

Page 38: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

TANATOLOGI (dr suroto)

PENDAHULUAN

Thanatologyadalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perubahan-perubahan pada tubuh

seseorang yang telah meninggal

Pengetahuan ini berguna untuk :

1. Menentukan apakah seseorang benar-benar telah meninggal atau belum.

2. Menentukan berapa lama seseorang telah meninggal.

3. Membedakan perubahan-perubahan post mortal dengan kelainan-kelainan yang terjadi pada

waktu korban masih hidup

Kapan seseorang dikatakan meninggal ?

Fungsi system pernapasan Berhenti secara lengkap dan permanen

system peredaran darah

Perkembangan Ilmu Kedokteran penentuan mati

1968 àdicetuskan DECLARATION OF SYDNEY

1. Penentuan seseorang telah meninggal harus berdasarkan atas pemeriksaan klinis, dan bila perlu

dibantu dengan pemeriksaan laboratoris.

2. Apabila hendak dilakukan transplantasi jaringan, maka penentuan bahwa seseorang telah

meninggal harus dilakukan oleh 2 orang dokter atau lebih, dan dokter ini bukanlah dokter yang

akan mengerjakan transplantasi nanti

SOMATIC DEATH

1. Fungsi pernapasan dan peredaran darah berhenti àanoxia yg lengkap dan menyeluruh dalam

jaringan.

2. Akibatnya proses aerobik dalam sel-sel berhenti, sedangkan proses anaerobic masih

berlangsung.

3. Beberapa jaringan yg masih dapat hidup terus selama beberapa waktu al. :

a. Sel-sel syaraf masih hidup selama 5 menit.

b. Jaringan otot 3 jam setelah orang meninggal masih dpt dirangsang mekanik / elektrik.

c. Mata dlm 4 jam ditetesi Atropin midriasis

Tanda-tanda kematian yang dapat diperiksa dalam stadium somatic death :

a. Hilangnya pergerakan dan sensibilitas.

b. Berhentinya pernapasan.

c. Berhentinya denyut jantung dan peredaran darah.

Tanda-tanda cellular death :

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 38

Page 39: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

a. Menurunnya suhu mayat (ARGOR MORTIS ).

b. Timbulnya lebam mayat (LIVOR MORTIS ).

c. Terjadinya kaku mayat (RIGOR MORTIS )

d. Perubahan pada kulit

e. Perubahan pada mata

f. Proses pembusukan dan kadang-kadang ada proses mummifikasi dan adipocere

4. Hilangnya sensibilitas EEG (electro Enchephalograpy).

5. Berhentinya pernapasan :

a. Auscultatoir : dengan stetoskop didaerah larynx dan didengarkan terus menerus selama 5

sampai 10 menit.

b. Test dari WINSLOW : Gelas berisi air diletakkan didaerah epigastrium bila permukaan air

bergerak, berarti korban masih hidup.

c. Mirror test àletakkan sebuah cermin didepan lubang hidung dan mulut, bila cermin menjadi

buram, berarti korban masih bernafas.

Berhentinya denyut jantung dan peredaran darahdiperiksa dengan cara :

a. Auscultatoir stetoskop pada precardial dengar terus-menerus selama 5 sampai 10 menit.

b. Test MAGNUS : Jari tangan diikat dengan seutas tali aliran darah venous (-), tetapi aliran

darah arterial (+), bendungan distal dari ikatan syanotic & pada daerah ikatan tampak pucat.

Sebaliknya bila tidak terjadi perubahan warna, berarti peredaran darah sudah tidak ada.

c. Test ICARD dengan menyuntikkan larutan icard secara subcutan. Bila circulasi masih ada,

maka daerah sekitar suntikan berwarna kuning kehijauan.

d. Arteri Radialis diincisi. Bila circulasi masih ada, maka darah akan keluar secara pulsatif

MATI SURI/APPARENT DEATH

Terjadi karena proses vital dalam tubuh, menurun sampai taraf minimum untuk kehidupan klinis

sama dengan orang mati.

1. Terkena aliran listrik atau petir.

2. Kedinginan

3. Tenggelam

4. Mengalami anestesi yang dalam

5. Mengalami acute heart failure

6. Mengalami neonatal anoxia

7. Menderita catalepsy

PENURUNAN SUHU JENASAH (ARGOR MORTIS)

Kecepatan penurunan suhu jenasah dipengaruhi faktor-faktor :

1. Suhu Udara

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 39

Page 40: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

2. Pakaian

3. Aliran udara dan kelembaban.

4. Keadaan tubuh korban

5. Aktifitas.

6. Sebab kematian

LEBAM MAYAT(LIVOR MORTIS/POST MORTEM LIVIDITY)

Orang meninggal peredaran darahnya stop timbul stagnasi.

Gaya gravitasi darah mencari tempat yang terendah mengendap terlihat bintik-bintik berwarna

merah kebiruan (LEBAM MAYAT)

Pada umumnya lebam mayat sudah timbul dalam waktu 15 sampai 20 menit setelah orang

meninggal.

Lebam mayat mirip dengan luka memar (harus dibedakan)

Beda Lebam mayat & luka memar

Lebam mayat Luka memar

Lokasi Bagian tubuh terendah Sembarang tempat

Bila ditekan Biasanya hilang Tidak hilang

Pembengkakan Ada Tidak ada

Bila diiris Darah intravaskuler Darah ekstravaskuler

Tanda intra vital Tidak ada ada

Jenasah dgn posisi terlentang lebam mayat ditemukan pada bagian :

a. Kuduk

b. Punggung

c. Pantat

d. bagian flexor tungkai

Jenazah dgn posisi telungkup lebam mayat ditemukan pada bagian :

a. Dahi, Pipi & Dagu

b. Dada

c. Perut

d. bagian extensor tungkai

Kadang-kadang stagnasi darah demikian hebat, sehingga pembuluh darah dalam rongga hidung

pecah perdarahan dari hidung.

Pada korban yang menggantung lebam mayat terdapat pada bagian :

a. ujung extremitas atas

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 40

Page 41: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

b. Ujung extremitas bawah

c. genitalia externa (scrotum)

4 jam setelah meninggal à hemolysa à pigmen darah keluar dan masuk ke dalam jaringan

sekitarnya à lebam mayat akan menetap.

Lebam mayat dapat juga ditemukan pada Organ-2 tubuh, misalnya :

a. Bagian belakang otak

b. Bagian belakang paru

c. Bagian belakang hati

d. Bagaian belakang lambung

Keadaan ini perlu dibedakan dengan keadaan patologis seperti Pneumonia atau lambung yang

mengalami keracunan.

Lebam mayat warna merah kebiruan.

Korban yg meninggal krn keracunan CO/HCN lebam mayatnya berwarna cherry red.

Pada korban yang meninggal karena keracunan Nitro Benzena atau Potassium Chlorat à maka

lebam mayatnya berwarna chocolate brown

Pada korban yang meninggal akibat asphyxia lebam mayatnya mendekati kebiruan.

Dan jenasah yang disimpan dalam kamar pendingin lebam mayatnya berwarna merah terang

atau pink

KAKUMAYAT(RIGOR MORTIS)

Orang meninggal, terjadilah perubahan dari ATP ADP.

Selama dalam tubuh ada glycogen, masih dapat terjadi resintesa ADP ATP, sehingga otot-otot

masih dalam keadaan lemas.

Bila persediaan glycogen habis, maka resintesa ADP ATP tidak ada, Akibatnya semua ATP

dirobah menjadi ADP, maka terjadilah kaku.

Perubahan pada otot-otot orang meninggal :

1. Primary flaccidity.

Dalam fase ini otot-otot lemas, dan masih dapat dirangsang secara mekanik, maupun

elektrik.Terjadi dalam stadium somatic death.Berlangsung selama 2 sampai 3 jam.

2. Rigor mortis.

Dalam fase ini otot-otot tidak dapat berkontraksi meskipun dirangsang secara mekanik maupun

elektrik.Terjadi dalam stadium cellular death

3. Secondary Flaccidity (fase lemas)

Fase rigor mortis ini dibagi dalam 3 bagian :

a. Kaku mayat belum lengkap.

Mula-mula kaku mayat terlihat pada Mm. Orbicularis occuli, kemudian otot-otot rahang

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 41

Page 42: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

bawah, otot-otot leher, extremitas atas, thoraxs, abdomen dan extremitas bawah. Fase ini

berlangsung 3 jam.

b. Kaku mayat lengkap.

Kaku mayat lengkap ini dipertahankan selama 12 jam.

c. Kaku mayat mulai menghilang.

Urut-urutan hilangnya kaku mayat sama seperti pada waktu timbulnya, terkecuali otot rahang

bawah yang paling akhir menjadi lemas.Fase ini berlangsung selama 6 jam.

Fakto-faktor yang mempengaruhi terjadirigor mortis :

1. Suhu sekitarnya

2. Keadaan otot saat meninggal

3. Umur dan gizi

Keadaan yang mirip dengan rigor mortis :

1. Heat stiffening

Terjadi karena koagulasi protein otot akibat suhu yang tinggi. Otot yang telah menjadi kaku

akibat heat stiffening ini tidak dapat mengalami rigor mortis. Sebaliknya heat stiffening dapat

terjadi pada otot yang sudah mengalami rigor mortis.

Heat stiffening terdapat pada :

a. korban yang mati terbakar

b. korban yang tersiram cairan panas

c. jenasah yang dibakar

2. Freezing (cold stiffening)

Yaitu kaku sendi yang disebabkan oleh karena cairan synovial membeku.

Bila sendi tersebut digerakkan, akan terdengar suara crepitasi.

Untuk membedakannya dengan rigor mortis, jenasah diletakkan dalam ruangan dengan suhu

yang lebih tinggi, maka otot-otot akan menjadi lemas akibat mencairnya kembali bekuan cairan

synovial

3. Cadaveric spasm (INSTANTENOUS RIGOR)

Yaitu kontraksi otot dalam stadium somatic death pada saat otot-otot lain dalam fase primary

flaccidity, dan berlangsung terus sampai timbul secondary flaccidity.

Biasanya ditemukan pada :

a. Korban yg bunuh diri dengan senjata api.

b. Korban yang bunuh diri dengan pisau

c. Korban yang meninggal sewaktu mendaki gunung tinggi.

d. Korban pembunuhan yang menggenggam robekan pakaian si pembunuh.

Perubahan pada kulit

1. Hilangnya elastisitas kulit

2. Adanya lebam mayat yang berwarna merah kebiruan

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 42

Page 43: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

3. Terdapatnya kelainan yang dikenal sebagai CUTIS ANSERINA sebagai akibat kontraksi Mm.

Erector Pillae.

Perubahan pada mata

1. Refelex cornea dan reflex cahaya hilang

2. Cornea menjadi keruh.

3. Bulbus Oculi melunak dan mengkerut akibat turunnya tekanan intra oculer.

4. Pupil dapat berbentuk bulat, lonjong atau ireguler sebagai akibat menjadi lemasnya otot-otot

iris.

5. Perubahan pada pembuluh darah retina à Tanda ini timbul beberapa menit setelah orang

meninggal

PEMBUSUKAN(DECOMPOSITON/PUTREFACTION)

Proses pembusukan disebabkan oleh pengaruh enzim proteolitik dan micro organisme.

Umumnya proses pembusukan dimulai 18 sampai 24 jam setelah seseorang meninggal

Adapun tanda-tanda pembusukan :

1. Warna kehijauan pada dinding perut daerah caecum, yang disebabkan reaksi haemoglobin

dengan H2S menjadi Sulf-met-hemoglobin

2. Wajah dan bibir membengkak

3. Scrotum dan vulva membengkak

4. Abdomen membengkak à akibat adanya gas pembusukan dalam usus, sehingga mengakibatkan

keluarnya faeces dari anus dan keluarnya isi lambung dari mulut dan lubang hidung.

5. Vena-vena superfisialis pada kulit berwarna kehijauan dan disebut MARBLING.

6. Pembentukan gas-gas pembusukan di bawah lapisan epidermis sehingga timbul BULLAE.

7. Akibat tekanan gas-gas pembusukan, maka gas dalam paru akan terdesak sehingga

menyebabkan darah keluar dari mulut dan hidung.

8. Bola mata menonjol keluar akibat gas pembusukan dalam orbita.

9. Kuku dan rambut dapat terlepas, serta dinding perut dapat pecah.

Alat-alat dalam tubuh juga mengalami proses pembusukan

1. Golongan yang cepat membusuk :

a. jaringan otak

b. lambung dan usus

c. uterus yang hamil atau post partum

2. Golongan yang lambat membusuk :

a. Jantung - paru

b. Ginjal - diafragma

3. Golongan yang paling lambat membusuk :

a. prostat

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 43

Page 44: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

b. uterus yang tidak hamil

Faktor-2 yg mempenagruhi pembusukan :

1. Sterilitas

2. Suhu sekitar

3. Kelembaban

4. Medium à Udara : air : tanah = 1 : 2 : 8

5. Faktor dari dalam

6. Umur

7. Keadaan tubuh pada waktu meninggal

8. Sebab kematian

9. Jenis kelamin

MUMMIFIKASI

Mummifikasi adalah proses pengeringan dan pengisutan alat-alat tubuh akibat penguapan.

Syarat untuk dapat terjadi mummifikasi :

1. Suhu udara harus tinggi

2. Udara harus kering

3. Harus ada aliran udara yang terus menerus

Proses mummifikasi lengkap dalam waktu 1 sampai 3 bulan, dan jenasah yang mengalami

mummifikasi ini dapat bertahan lama sekali.

Gejala-gejala yang tampak :

1. Tubuh kurus,kering dan mengkerut

2. Warna coklat muda - coklat kehitaman.

3. Kulit melekat erat pada jaringan dibawahnya

4. Susunan anatomi alat-2 tubuh masih baik

Kepentingannya bagi kedokteran forensic :

1. Untuk identifikasi korban, sebab bentuk wajahnya hampir tidak berubah

2. Tanda-2 kekerasan masih tetap ada.

ADIPOCERE ATAU SAPONIFICATION

Terjadinya proses hydrogenisasi dari asam lemak tak jenuh asam lemak jenuh, dan asam lemak

jenuh ini bereaksi dengan alkali membentuk sabun.

Syarat untuk terjadinya adipocere :

1. Tempat harus basah, artinya harus mengandung air

2. Tempat harus mengandung alkali

Tanda-2 yang tampak :

1. Tubuh berwarna putih sampai putih kekuningan

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 44

Page 45: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

2. Bila diraba terasa seperti sabun

3. Pada pemanasan akan meleleh

4. Berbau tengik

Kepentingannya untuk kedokteran forensic :

1. Untuk kepentingan identifikasi

2. Adanya tanda-tanda kekerasan masih dapat ditemukan

PENENTUAN SAAT KEMATIAN

Sampai sekarang belum ada cara yang dapat dipakai untuk menentukan dengan tepat saat

kematian seseorang, jadi selalu masih ada “range” hanya saja makin sempit “range” ini

makin baik.

Perlu diingat bahwa saat kematian seorang korban terletak diantara saat korban terakhir

dilihat dalam keadaan masih hidup dan saat korban ditemukan keadaan mati.

Tanda-tanda yg dapat dipakai untuk memperkirakan saat kematian :

Penurunan suhu mayat.

Lebam mayat

Kaku mayat

Proses pembusukan

Hal-hal lain yang ditemukan baik pada pemeriksaan di TKP maupun pada waktu

melakukan otopsi.

Yang dapat ditemukan di TKP :

Pemeriksaan TKP dalam ruangan :

• Tanggal pada surat pos atau surat kabar

• Keadaan sisa makanan yang ditemukan

• Derajat coagulasi susu dalam botol

• Keadaan parasit pada tubuh korban

Kutu pada mayat dapat hidup 3 – 6 hari

Bila semua kutu sudah mati, berarti korban sudah mati lebih dari 6 hari dari

saat kematian

Pemeriksaan TKP di ruang terbuka :

• Tanaman/rumput dibawah jenasah bila tampak pucat ( warna chlorophil atau hijau

daun menghilang) à lebih dari 8 hari.

Yang dapat ditemukan pada waktu Otopsi :

1. Larva lalat

• Siklus :

Telur (8 – 14 jam)

Larva (9 – 12 hari)

Kepompong ( >12 hari)

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 45

Page 46: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Lalat dewasa.

• Syarat pemeriksaan :

Tidak boleh ada kepompong

Dicari larva lalat yang paling besar

• Bila umur larva sudah ditentukan maka dapat ditentukan berapa lama korban telah

meninggal.

Misalnya :

Didapatkan larva yang berumur 3 hari.

Saat kematian korban adalah :

(3 hari + 1 hari) = 4 hari yang lalu

2. Proses pencernaan makanan dalamlambung.

• Bila ditemukan :

Lambung tak berisi makanan

Rectum penuh dengan feces

Kandung seni penuh

Diperkirakan korban meninggal waktumasih pagi sebelum bangun

• Bila lambung ditemukan berisi makanan kasar berarti korban meninggal dalam

waktu 2 – 4 jam setelah makan terakhir.

• Bila ditemukan lambung tak terisi makanan, duodenum dan ujung atas usus halus

berisi makanan yang telah tercerna, berarti korban meninggal dalam waktu > 2 - 4

jam setelah makan terakhir.

3. Rambut dan jenggot

• Harus diketahui saat terakhir korban mencukur rambut/jenggotnya.

• Rambut pada orang hidup mempunyai kecepatan tumbuh 0,5 mm/hari dan setelah

meninggal tidak tumbuh lagi.

• Pemeriksaan ini hrs dilakukan dlm 24 jam pertama à bila > 24 jam kulit mengkerut

dan rambut dapat lebih muncul diatas kulit sehingga seolah-2 rambut masih

tumbuh.

• Rambut lepas setelah 14 hari

4. Keadaan kuku :

kuku akan terlepas setelah 21 hari.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 46

Page 47: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

TOKSIKOLOGI FORENSIK (dr suroto)

Profesi & disiplin ilmu yang ditujukan pada :

- Pengenalan

- Evaluasi

- Identifikasi

- Individualisasi

Dari barang bukti fisik dibidang ilmu hokum. Salah satunya : TOKSIKOLOGI FORENSIK

Toksikologi Forensik : Pemeriksaan racun dan keracunan yang berhubungan dengan perkara

PIDANA dan PERDATA.

Ilmu yg mempelajari ttg racun meliputi :

- Sifat Fisik - Kimia

- Cara masuk

- Mekanisme kerja

- Metabolisme

- Gejala Klinis & perubahan PA

- Terapi

- Isolasi, Identifikasi & deteksi

racun baik dari bahan biologi / Nonbiologi

TOKSIKOLOGI :

• > CLINICAL TOXICOLOGY

• > FORENSIC TOXICOLOGY

• > ENVIRONMENTAL TOXICOLOGY

• > OCCUPATIONAL TOXICOLOGY

RACUN

• Zat / bahan

• Jumlah tertentu (dosis toksis)

• Kontak / masuk tubuh

• Kimia – Fisiologis

Hal tersebut diatas dapat menyebabkan sakit ataupun kematian.

CONTOHNYA :

- Luminal (obat) : dosis toksis → RACUN

- Sianida ( racun potent )Dosis kecil → Efek Toksis (-)

Cara racun masuk tubuh :

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 47

Page 48: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

1. Melalui mulut (oral / ingesti)

2. Saluran Pernapasan (Inhalasi)

3. Suntikan (Injeksi)

4. Kulit sehat / sakit

5. Rectal / Vaginal

Mekanisme kerja(Mechanism of Action)

1. Hambatan / gangguan pada sistem enzym

Contoh : - Arsen

SH group enzym

- Mercuri

- Sianida → Cytochrom oxidase

2. Gangguan transport oksigen extracelluler

Contoh : - CO (Carbon monoksida)

3. Inaktivasi Acetyl Choline Esterase

Contoh : - Insektisida Organo Phosphat

- Carbamate

Faktor-faktor yg mempengaruhi kerja racun :

A. Cara pemberian :

Racun gas --> perinhalasi

B. Keadaan tubuh :

- Umur

- Keadaan umum

- Habituation

- Hipersensitifitas

C. Racunnya sendiri :

- Dosis

- Konsentrasi (racun efek lokal)

- Bentuk racun

- Synergisme : Addisi dan Potensiasi

- Antagonisme

Daya kerja racun :

1. Lokal / Setempat.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 48

Page 49: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

- Iritasi ringan - berat

- Luka Etsa

Contoh : * racun korosif

* H2SO4 pekat

2. Umum ( sistemik ).

Diabsorbsi --> Pered. Darah --> target organ

Contoh : - alkohol

- Narkotika

3. Kombinasi lokal & sistemik.

Contoh : - Asam Oksalat

- Mercury khlorida

Cara kejadian keracunan :

1. Sengaja

a. Bunuh diri

Indonesia : racun serangga (insektisida)

LN : - CO

- Obat-obatan

- Kombinasi

b. Pembunuhan : Dgn racun yg tidak BAU, RASA, WARNA.

2. Tidak sengaja

- Umumnya karena kecelakaan.

- Kurang mengerti akan bahayanya.

- Terjadi mulai dari lingkungan :

* Rumah tangga

Pembagian racun :

1. Berdasarkan sifat Fisik-Kimia-Efek pd tubuh :

a. Racun Anorganik

b. Racun organik

c. Racun gas : CO2, CO, H2S

d. Racun lain-lain : - racun makanan

- racun binatang

- racun tanaman

2. Berdasarkan sumber - Tempat kejadian :

a. Dilingkungan Rumah Tangga :

- Insektisida

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 49

Page 50: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

- Obat

- Minyak tanah

b. Dibidang medis : Obat-obatan

c. Dilingkungan. Pertanian : - Insektisida

- Fertilizer.

d. Dibidang Industri :

- CO

- Merkuri

- Arsen

- Plumbum

e. Dilingkungan Drug Abuser :

- Morfina

- Sedativa – Hipnotika

- Ecstacy

Racun Anorganik :

1. Racun Korosif :

- H2SO4 pekat

- Phenol derivat

- NaOH pekat

2. Racun Metallic dan Nonmetallic :

- Arsenikum

- Merkuri

- Boraks.

Racun Organik :

1. Racun Volatile : - Etanol

- Sianida

- Chloralhydrat

2. Racun Nonvolatile Nonalkaloid :

- Barbiturat - Carbamat

- Salisilat - Sulfonamida.

3. Racun Alkaloid :

- Opium, morphine

- Cocaine, Atropin

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 50

Page 51: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Kriteria Diagnostik

1. Anamnesa :Korban kontak dgn racun.

2. Ada tanda / gejala yg sesuai dengan tanda/gejala o/k racun yg diduga.

3. Kelainan pd tubuh korban(makros/mikros) yg sesuai dgn yg diakibatkan racun ybs.

4. Analisa kimia :(+) racun pd makanan/ minuman, obat/sisa bahan yg masuk tubuh.

5. Analisa kimia : (+) racun/metabolitnya dalam tubuh/jaringan/cairan tubuh

secarasistemik.

Pemeriksaan peristiwa keracunan

1. Pemeriksaan TKP

Pemeriksaan ini sangat membantu proses penyidikan selanjutnya.

Tujuannya :

a. Menentukan korban hdp / meninggal

b. Mengumpulkan BB --> pemeriks. toxikologi.

c. Menentukan cara kematian

d. Memperkirakan saat kematian

2. Pemeriksaan Jenazah :

Informasi ttg perkiraan racun dari polisi, keluarga, saksi .Hindari merokok, parfum

dll .Kelainan yg didapat pada korban tergantung interval waktu saat kontak racun - saat

terjadinya kematian.

1. Kematian cepat (Rapid death)

Kelainan tidak khas dpt berupa kongesti organ,edema, Kecuali : racunkorosifbisa

ditemukan kelainan tertentu.

2. Kematian lambat (delayed death)

Kelainan lebih spesifik

Misal : - Arsen → hiperkeratosis

- CO → perlunakan pd globus pallidus

a. Pemeriksaan Luar

1. Pakaian :Adanya bercak, distribusinya, baunya,suspek cara kematian

2. Lebam mayat :

- CO --> LM Cherry red (COHb)

- Sianida --> LM Bright Red (HbO2)

- Nitrit --> LM Coklat kebiruan (MetHb)

3. Warna, distribusi bercak sekitar mulut :Pada racun korosif --> Khas.

4. Bau dari mulut / hidung :

Mis : Alkohol, minyak tanah, karbol.

5. Kelainan lain :

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 51

Page 52: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

- Tattoo

- Bekas suntik ( Narcotic Addict.)

b. Pemeriksaan Dalam

1. Perhatikan bau pada :

- Rongga dada

- Rongga perut (bau racun khas )

- Rongga kepala

2. Perhatikan warna organ

a). R. Korosif --> Lambung ( hiperemi, perlunakan, ulcerasi, perforasi)

b). R. Gas --> saluran pernapasan.

c). Urine --> dapat terjadi perubahan warna

Mis : Salisilat --> urine warna hijau.

KESIMPULAN

- Kelainan khas tdk selalu didapatkan.

- Diagnose keracunan sering sukar (dalam menentukan sebab kematian)

3. Pemeriksaan Toksikologi :

Tujuan : menegakkan diagnosa keracunan

- Pada korban hidup sehingga terapi cepat dan tepat

- Korban mati sehingga dapat kesimpulan pastisebab kematian

a. Pengambilan & pengumpulan bahan

Harus dijaga : - Syarat medicolegal

- Chain of evidence

Bahan-bahan tersebut :

Stat. I : - Lambung + isinya

- Usus + isinya

Stat. II : - Hati + 500 gram

- Otak + 500 gram

- Paru + 250 gram

Stat. III : - Ginjal (sebagian kanan/kiri)

- Kandung seni

Bahan-bahan lain :

- Darah (50 - 100 ml )

- Urine (100 ml )

Pada korban hidup :

- Sisa makanan/minuman

- Obat-obatan, bhn penyebab keracunan

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 52

Page 53: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

- Bhn muntahan / hsl kumbah lambung

- Urine, darah & faeses

Kasus-kasus tertentu :

> Keracunan Alkohol :

- darah V.Femoralis

- urine

> Bila darah (-) :

- sum-sum tulang

- jaringan otot

> Keracunan kronis Arsen :

- rambut, kuku & tulang.

Wadah : - gelas/plastik (inert)

- mulut lebar

- dapat ditutup rapat

- bersih dari zat kimia (baru)

Jumlahnya minimal 3 buah :

> Wadah I : organ trac. Gastrointestinalis

> Wadah II : organ hati, empedu, otak, ginjal dll

> Wadah III : organ trac. urogenitalis

Pengawet : Alkohol 96%

Bisa : - es batu, dry ice

- Na fluorida

- merkuri nitrat

> Bahan pemeriksaan terendam dlm pengawet

> Seal dgn parafin

> Ikat tali tdk bersambung

> Beri label

> Segel ( lak + cap segel dinas ).

Pengiriman :

> Sertakan contoh bahan pengawet (100 ml)

dalam botol bersih, dilabel & segel.

> Dikirim segera setelah bahan diambil.

> Diantar ( via kurir )

> Via Paket.

Nb :jaga keutuhan supaya layak diperiksa sebagai barang bukti.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 53

Page 54: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Syarat-syarat surat :

> Surat permohonan pemeriksaan toksikologi

> Surat ttg laporan peristiwa atau kejadian (secara singkat).

> Surat ttg laporan otopsi

> Berita acara pembungkusan & penyegelan (+ cap segel dinas)

Isi label :

- Identitas korban

- Jenis & jumlah bahan pemeriksaan

- Bahan pengawet yg dipakai

- Tempat & saat pengambilan bahan,

pembungkusan, penyegelan

- Tanda tangan & nama terang penyegel,

dokter yg otopsi

- Cap stempel dinas & segel dinas.

Pada penggalian jenazah :

> Bila mungkin bhn spt tsb diatas

> Contoh tanah : bagian atas/bawah,

kiri/kanan jenazah (peti)

> Pembanding : contoh tanah radius 5 m

dgn kedalaman yg sama dgn jenazah

> Masing-masing dimskkan dlm wadah

tersendiri.

Kesalahan yg sering terjadi :

- Tempat BB tdk bersih (unclean container)

- BB terkontaminasi (contamination of specimen)

- BB rusak / busuk (permitting specimen to putrefy)

- BB terlalu sedikit (unadequate specimen)

- Pengambilan BB tdk pd tempatnya (poorly

selected specimen)

- BB tdk berlabel / segel (unlabeled specimen)

- Chain of evidence krg baik.

b. Pelaksanaan analisa

TAHAP ISOLASI (EKSTRAKSI)

> Penting dlm keberhasilan analisa

> Pilih Metoda ekstraksi yg paling tepat :

- Metoda umum

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 54

Page 55: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

- Metoda khusus

TAHAP IDENTIFIKASI / DETEKSI

Hasil ekstraksi → Purifikasi → Konsentrasi

Identifikasi/deteksi Kualitatif

Kuantitatif

Tdd. : > Spot test / Color test

> Khromatografi : - Paper

- Thin layer

- Gas

> Spektrofotometri : - UV / IR

> Immunoassay

> Dll.

c. Interpretasi hsl analisa

Memberikan arti (interpretasi) terhadap hasil analisa dalam hal :Hubungan

konsentrasi racun hasil analisa dgn efek fisiologis --> sangat dipengaruhi faktor

tertentu.

Mis : Untuk racun bekerja sistemik, harusdibuktikan adanya Absorpsi, Distribusi

dan Metabolisme efek fisiologis

• > Normal konsentrasi

• > Dosis terapi

• > Dosis toksis

• > Dosis letalis

Misalnya kadar Arsen lambung 200 mgLD Arsenikum 200 mg

Interpretasi : Apakah korban meninggal krn Arsen intoxication?

Kadar Alkohol darah 0,3%, LD Alkohol (blood Alkohol) 0,5%

Interpretasi : Apakah korban meninggal krn Alkohol/bukan?

Disamping itu ada hal-hal yg seringkali menyebabkan salah dlm menarik

kesimpulan

Contoh :

- Sianida dlm konsentrasi kecil sering ditemukan → hsl samping

perokok.

- Pb, merkuri dlm konsentrasi kecil → air pollution.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 55

Page 56: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 56

Page 57: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

APLIKASI DNA PROFILING DALAM KEDOKTERAN FORENSIK (dr harimil)

Berbagai ras manusia yang memiliki kesamaan maupun perbedaan genetik. Perbedaan tipe

wajah ditentukan oleh variasi genetik dan pengaruh lingkungan.

Kembar identik memiliki kesamaan genetik yang sangat tinggi dan terlihat dari kenampakan

wajah dan postur. Kembar genetik dapat dikatakan kloning alami dari manusia. Perbedaan dapat

terjadi akibat pengaruh faktor lingkungan.

Latar Belakang

1. Identifikasi : Bom Bali, kasusu Sitobondo

2. Paternitas : cinta segitiga, imigrasi, bayi tertukar

3. Kriminalitas : mutilasi, meneliti serumen pada earphone oleh perampok di Jepang

Identifikasi penting untuk :

1. Legal Will

2. Insurance

3. Pensiun

4. Religious/Culytural Honour

5. Remarried

6. Human Right

Ada beberapa cara yaitu :

1. Medis, mis: tato

2. Foto

3. Properti : barang yang ada di tubuh korban

4. Sidik jari

5. Gigi

Analisis DNA merupakan pemeriksaan penunjang

DNA di tubujh manusia sifatnya kekal, selalu mengikuti hukum Mendel dan memiliki metode

pemeriksaan tertentu

Tingkat akurasi 99,9%

DNA bisa didapatkan dari semua sel berinti pada manusia, contoh:

1. Sel darah putih, sperma, saliva, rambut

2. Otot, tulang, gigi, mukosa pipi

3. Permukaan kulit

4. Faeces, sputum

Setiap bagian tubuh manusia dapat dipergunakan sebagai bahan untuk mendapatkan materi

genetik, yakni DNA, yang menjadi sumber informasi tentang individu tersebut.

Sel sebagai unit struktural dan fungsional terkecil penyusun organisme

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 57

Page 58: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Inti sel sebagai tempat penyimpanan dan sintesis materi pembawa informasi genetik (DNA dan

RNA) diselubungi sistem membran yang berpori dan berhubungan dengan sistem membran

retikulum endoplasma.

A. Pengertian istilah

Materi genetik : DNA sebagai senyawa pembawa informasi yang dapat diturunkan

dari induk ke anak

Gen : unit terkecil pembawa sifat yang dapat diturunkan

Allel : struktur lain dari gen (gen yang sama tetapi urutan nukleotidanya

bisa berbeda)

Genom : total DNA yang ada dalam sel

Kromosom : struktur kemasan DNA yang bergabung dengan protein (histon dan

non histon) dan nampak jelas pada saat sel akan membelah

Kromatid : 2 set struktur kemasan DNA yang menyusun kromosom

(1 kromosom terdiri dari 2 kromatid)

Kromatin : kenampakan DNA pada saat sel sedang dalam kondisi interfase

(pada fase ini terjadi proses transkripsi atau replikasi)

Pengemasan materi DNA yang sangat efisien dalam struktur kromosom pada saat pembelahan

sel. Rantai DNA yang ada dalam kromosom sel manusia yang siap membelah apabila ditarik

seperti benang panjangnya mencapai panjang bentangan dataran Amerika.

Ikatan kovalen fosfodiester yang menghubungkan nukleotida satu dengan lainnya

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 58

Page 59: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Struktur suatu kromosom dilihat dari proporsi bagian DNA yang berupa gen dan struktur

gen yang mampu diekpresikan menjadi protein

Prosentase bagian DNA yang memiliki masing-masing fungsi pada kromosom

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 59

Page 60: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Komposisi genom pada manusia

B. Pemeriksaan DNA ada 3 yaitu :

1. Finger printing

Satu deretan diidentifikasi tanpa melihat ukuran basa

2. Restriction Fragmen Lenght Polimorphous (RFLP)

Hasil potongan yang diidentifikasi

3. Variable Number Tandem Repaet (VNTR)

C. Cara pengambilan bahan sample dari korban :

1. Darah

a. Cair : spuit + EDTA → dalam tabung → pendingin

b. Kering : ambil sampel → kantong kertas → label

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 60

Page 61: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

2. Sperma dan bercak sperma

a. Cair : semprit/pipet → tabung pendingin

b. Bercak : ambil sample → kantung kertas → label

3. Jaringan, Organ dan Tulang

a. Segar : pinset/penjepit → tempat bersih tanpa pengawet → label → pendingin

b. Tidak segar : sarung tangan bersih → tempat bersih → label → suhu kamar

Untuk otot 25 mg, hati dan ginjal 15 mg.

4. Urine, saliva, dan cairan tubuh lain

a. Cair : botol → label

b. Bercak : sampel → kantong kertas→ label

5. Rambut : cabut bersama folikelnya → tempat bersih → label

6. Pulpa gigi : cabut gigi utuh/tidak rusak → kantong kertas → label

7. Cairan amnion

a. Pada kehamilan > 1 minggu

b. Dilakukan oleh tenaga ahli terlatih → bimbingan USG

c. Amniosentesis (30 ml) → tabung steril → label

D. Bahan Analisa DNA :

1. Darah (sel darah putih)

2. Sperma

3. Jaringan dan sel

4. Tulang dan organ

5. Rambut dan akar

6. Urine

7. Saliva

8. Gigi

9. Cairan amnion

Analisis allel tertentu pada suatu populasi. Dimulai dengan pengambilan sampel darah untuk

diisolasi DNA nya dipotong dengan enzim endonuklease restriksi. Saat dianalisis akan nampak

“smear DNA” dan dilakukan hibridasi dengan probe yang berupa allel yang dianalisis. Hasil

menunjukkan hanya ada 1 individu yang memiliki allel AA+

E. Metode ekstraksi DNA

1. Metode Chelex

2. Metode Trizol

3. Metode Wizard

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 61

Page 62: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

4. Metode Phenol

5. Metode Salting Out

Selama ini metode yang paling sering digunakan metode Trizol, alasannya:

1. Pasti berhasil

2. Waktu pelaksanaannya pendek

3. Tahan lama

4. Menghasilkan DNA paling tinggi

Mengukur kadar dan kemurnian DNA

1. Digunakan alat yang disebut Spektofotometri

2. Cara : menghitung rasio antara nilai OD 260 dan nilai OD 280

3. DNA murni : ratio antara 1-2

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 62

Page 63: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

F. PCR :

1. Untuk memperbanyak fragmen DNA dan menggunakan enzim

2. Siklus PCR terdiri dari :

a. Denaturasi/Melting

b. Annealing/Hibridisasi

c. Perpanjangan/Extension rantai

G. Elektroforesis

1. Hasil PCR dimasukkan dalam lempeng lalu di aliri listrik

2. Menggunakan 2 gel :

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 63

Page 64: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

a. Gel agarose

b. Gel poliacralamida

Pemisahan potongan DNA dilakukan dengan teknik elektroforesis gel agarosa. Dasar dari teknik

ini adalah dalam medan listrik DNA yang bernmuatan negatif (karena adanya gugus fosfat)

akan bergerak menuju elektroda positif dan kecepatannya sesuai dengan panjang pendeknya

potongan DNA

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 64

Page 65: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

ASPHYXIA (MATI LEMAS/ANOXIA DALAM TERMINOLOGI KEDOKTERAN) (dr

harimil)

Definisi :

keadaan kekurangan oksigen yang disebabkan oleh terganggunya saluran pernafasan.

Anoxia adalah kegagalan oksigen mencapai sel-sel tubuh.

Macam:

1. Anoxic Anoxia: keadaan dimana oksigen tak dapat masuk aliran darahatau tidak cukup

mencapai aliran darah. Misal: dalam tambang.

2. Stagnant Circulation Anoxia: karena gangguan sirkulasi darah(embolin).

3. Anemic Anoxia : darah tidak dapat mengangkut oksigen yang cukup. Misal: CO

intoksikasi.

4. Histotoksik Tissue Anoxia: sel-sel tidak dapat menggunakan oksigen dengan baik.

Misal: Keracunan HCN,Barbiturat,obat hipnotik.

Stadium Asphyxia:

1. Stadium Dyspnoe: Berkurangnya O2 dalam eritrosit dan tertimbunnya O2 dalam darah

sehingga merangsang pusat pernafasan di medulla, sehingga pernafasan menjadi cepat, nadi

cepat, tekanan darah meningkat dan mulai menjadi cyanosis.

2. Stadium Convulsi : mula-mula clonic kemudian tonic akhirnya opistotonic spasme disertai

dilatasi pupil, nadi melambat, mungkin akibat paralyse pusat di otak akibat kurang O2.

3. Stadium Apnoe: mulai depresi pusat pernafasan, nafas melemah, dapat terjadi pengeluaran

sperma,urine, dan feses.

4. Stadium Final: Paralyse lengkap, jantung mungkin masih berdenyut saat setelah pernafasan

berhenti.

Gangguan kesadaran 2-3 menit,jika 4-5 menit dapat terjadi kematian.

Gejala/ Symptoms Asphyxia:

1. Lebih pucat dari biasanya.

2. Cyanosis.

3. Kandung kemih dan usus bagian bawah mungkin kosong.

4. Muntah.

5. Ptechiae pada kulit,terutama pada mata.

6. Vagal reflex.

7. Jantung membesar.

8. Paru-paru berat.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 65

Page 66: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

9. Adanya materi-materi dalam bronkus.

Kelainan pada Otopsi

1. Pemeriksaan Luar:

a. Wajah merah Kebiruan

b. Bintik-bintik perdarahan pada palpebra

c. Konjungtiva dan kulit kepala

d. Injeksi Konjungtiva

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 66

Page 67: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

2. Pemeriksaan Dalam:

a. Congesti dan cyanotic organ tubuh

b. Darah lebih encer dan gelap (terutama di jantung)

c. Mungkin perdarahan di thymus,pericard,laring,paru-paru,pleura,galea scalp dan

sebagainya.

d. Jantung kanan membesar dan banyak terisi darah.

e. Jantung kiri contracted dan kosong.

f. Pembendungan dan pelebaran pembuluh darah balik dan paru-paru.

g. Lambung,hati, ginjal hyperemi

h. Limpa contracted (“Wrinkled Capsule”)

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 67

Page 68: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Efek yang mungkin terjadi akibat tekanan pada leher.

a. Refleks sinus carotid cardiac arrest

b. Kompresi vena jugularis cyanosis & ptechiae

c. Kompresi arteria carotis pingsan

d. Obstruksi jalan nafas hypoxia.

A. Traumatic Asphyxia (External pressure on the chest)

Definisi : Keadaan dimana lubang-lubang external dari jalan nafas (mulut dan hidung) tertutup

secara mekanis oleh benda padat atau partikel kecil (pasir,lumpur,abu,dan lain-lain).

Cara Kematian : Terbanyak karena kecelakaan jarang karena pembunuhan atau bunuh diri.

Penyebab Asphyxia mekanis:

1. Penutupan lubang saluran pernapasan bagian atas:

Pembekapan (smothering)

Penyumbatan (gagging dan choking)

2. Penekanan dinding saluran pernapasan :

Penjeratan (strangulation)

Pencekikan (manual strangulation,throttling)

Gantung (hanging)

3. Penekanan dinding dada dari luar( asfiksia traumatic)

4. Saluran pernapasan terisi air (tenggelam,drowning)

B. Asphyxia sexual

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 68

Page 69: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

C. Inhalation Of Suffocation Gases

Suffocation

Definisi:obstruksi jalan nafas sehingga menghalangi masuknya udara ke dalam paru-

paru.

Macam:

1. Smothering

Definisi: terhalangnya udara untuk masuk dan keluar dari paru-paru akibat gerak nafas yang

terhenti karena ada tekanan dari luar pada dada.

Cara kematian: kecelakaan,pembunuhan.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 69

Page 70: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 70

Page 71: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

2. Choking

Definisi: keadaan dimanasuatu benda padat masuk ke dalam lumen jalan nafas dan

menyumbatnya sehingga udara tidak dapat mencapai paru-paru.

Cara kematian: tersering karena kecelakaan jarang bunuh diriatau pembuhunan.

Kelainan pada Otopsi: cyanosis,hyperaction,oedema paru.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 71

Page 72: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

3. Burking

Definisi : korban dalam keadaantidak berdaya (akibat minuman keras) dijatuhkan ke

tanah,dada ditekan oleh berat badan penyerang. Tangan penyerang menutup mulut

dan hidung,sedangkan tangan satunya menekan rahang atas.

Pemeriksaan korban:

Yang paling penting adalah pemeriksaan di tempat kejadian dan secepatnya.

Pada otopsi didapatkan:

a. Tanda asphyxia.

b. Bahan penyumbat

c. Bekas scarffing di sekitar mulut dan hidung

d. Bila terjadi cepat didapatkan: darah gelap,encer,wajah cyanosis,echymose kecil pada

scalp,perdarahan konjungtiva.

Kelainan pada otopsi :

a. Kelainan akibat asphyxia

b. Akibat kekerasan pada leher

c. Kelainan pada alat leher bagian dalam (otot, tyroid,kel.ludah,perdarahan mukosa

laryng,tulang lidah).

STRANGULATION

Macam:

1. Throttling (=manual strangulation)

Definisi: strangulasi dimana tekanan pada leher dilakukan dengan tangan atau leher

bawah hingga saluran nafas tertutup.

Cara Kematian: pembunuhan (tersering),kecelakaan, bunuh diri.

Sebab kematian: vagal

reflex,shock,asphyxia

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 72

Page 73: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

2. Strangulation by ligature

Definisi: suatu strangulasi dimana tekanan pada leher disebabkan oleh jerat yang menjadi

erat oleh kekuatan lain (bukan BB korban).

Cara kematian: pembunuhan,infanticide, kecelakaan, bunuh diri.

Alat yang dipakai: sapu tangan, tali, handuk, kabel dan lain-lain.

Pemeriksaan setempat: Perhatikan jeratnya (jangan dilepas dulu).

Potret

Otopsi: tanda asphyxia umum,bintik perdarahabn konjungtiva dan palpebra,muka

cyanotik,lidah menjulur.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 73

Page 74: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 74

Page 75: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

3. HANGING (=GANTUNG)

Definisi: suatu strangulasi dimana tekanan pada leher disebabkan oleh jerat yang menjadi

erat akibat berat badab korban sendiri,sehingga saluran udara tertutup.

Mekanisme kematian: saluran udara tertutup karena pangkal lidah terdorong ke atas

belakang

Sebab Kematian: Asphyxia,Cerebral anoxia,vagal reflex,Kerusakan batang

otak/sumsum tulang belakang.

Cara Kematian: bunuh diri,kecelakaan, pembunuhan

Pemeriksaan setempat:

a. Korban hidup atau mati

b. Kumpulkan bukti-bukti

c. Perhatikan jerat(simpul hidup atau mati)

d. Ukur tiang gantungan,panjang tali gantungan jarak lantai dan telapak kaki.

e. Ikat pada 2 tempat, sebelum memotong tali

Macam simpul:

a. Fixed noose(simpul mati)

b. Running noose(simpul hidup)

Kelainan pada leher bagian luar:

a. Alur jerat pada kulit leher

b. Achymosis kulit leher

c. Arah alur jerat berjalan miring ke atas menuju letak simpil

Kelainan pada otopsi:

a. Tanda kekerasan pada leher(tidak selalu ada)

b. Tanda asphyxia pada alat-alat tubuh dan hypostatic congestion

c. Pembusukan organ abdomen bawah lebih cepat

d. Warna wajah cyanotic bila vena tertutup dan pucat bila arteri tertutup

e. Bintik-bintik perdarahan pada scalp, selaput lender laring.

f. Lebam mayat pada tungkai, tangan penis (bagian atas pucat)

g. Lidah terjulur dan tergigit keluar sperma,urine,dan feses (tidak selalu).

4. DRAWNING (TENGGELAM)

Definisi: kematian akibat aspirasi cairan ke dalam saluran pernafasan.

Istilah:

1. Immersion:seluruh tubuh masuk ke dalam air.

2. Submersion: kepala masuk ke dalam air.

3. Drawning: masuknya cairan yang cukup banyak ke dalam saluran pernafasan/paru.

Hal-hal yang perlu diketahui:

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 75

Page 76: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

1. Apakah korban meninggal sebelum masuk ke dalam air.

2. Apakah meninggal di air tawar atau air asin.

3. Adakah tanda-tanda kekerasan.

4. Apakah ada sebab kematiaan wajar,keracunan

5. Bagaimana cara kematiannya.

Tanda-tanda tenggelam intravital: pemeriksaan dalam dengan dibedakan tenggelam di

air tawar atau air asin.

AIR TAWAR:

1. Paru-paru kering

2. Membesar,emphysematous uniform tapi ringan

3. Tepi atas anterior sedikit menutupi permukaan jantung

4. Warna merah muda

5. Bila dipotong terdengar dan terasa crepitasi yang khas dan tak mengecil

6. Dipijat tak keluar cairan kecuali jika oedematous

7. Kadang-kadang ada cairan berbuih,rumput, pasir, lumpur, algae, biji-bijian dalam

saluran nafas bagian atas.

8. Air banyak dalam lambung

9. Jantung kanan dan vena-vena besar dilatasi

AIR ASIN

1. Paru-paru basah

2. Membesar dan berat

3. Menutupi permukaan mediastinum

4. Merah kebiruan, permukaan mengkilap.

5. Crepitasi tak ada,ditekan lunak dan basah,mengecil serta keluar cairan

6. Keluar cairan

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 76

Page 77: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Kelainan-kelainan tidak ditemukan pada tenggelam jika :

Pembunuhan

Meninggal karena vagal reflex

Meninggal karena laryngeal spasme

Pemeriksaan Khusus:

I. Pemeriksaan getah paru : mencari benda-benda asing dalam getah paru

dari daerah sub pleura.

II. Pemeriksaan kadar Cl,Na, K, Ng darah (GETTLER)

III. Berat jenis plasma.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 77

Page 78: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Pemeriksaan Luar:

- Lebam mayat

- Cutis annerina

- Telapak kaki dan tangan lunak dan berwarna pucat

- Tubuh dingin,basah dan pucat

- Tanda penting: cairan kental berbuih dari mulut dan hidung dalam jumlah

banyak( tenacious)

- Cdaverie spasme

- Alur jerat pada leher

- Perdarahan otot leher

- Patah tulang rawan

- Robekan pembuluh darah leher

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 78

Page 79: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 79

Page 80: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

IDENTIFIKASI KERANGKA MANUSIA (dr harimil)

1. MENENTUKAN KERANGA MANUSIA ATAU BUKAN

Penyelidik tehadap segala benda – benda di sekitar

Memperhatikan bentuk dan teksturnya

Keadaan dan susunan tengkorak

PEMERIKSAAN - PEMERIKSAAN YANG DAPAT MEMBANTU PROSES

IDENTIFIKASI:

a. Pemeriksaan anatomi

kapasitas volume rongga tengkorak manusia dewasa > 1500cc

Os frontalis lebih menonjol

Foragmen magnam lebih besar

Tulang tengkorak lebih tipis

Cephalic indeks lebih besar

Gigi,khususnya gigi taring pada hewan primate lain lebih menonjol dan lebih

panjang

b. Pemeriksaan histologist (mikroskopik)

Dengan potongan cross section pada tulang panjang ditemukan system havers

c. Pemeriksaan serologis (tes precipitasi)

Tes ini sangat peka,

Diperlukan hanya sedikit jaringan

Syarat : kerangka yang di temukan masih baru atau masih terdapat jaringan lunak

dan komponen protein.

Tes ini berdasarkan ikatan Ag – Ab yang membentuk presipitat putih ( awan)

4. Tes inhibisi anti-globulin

2. MENENTUKAN JUMLAH KORBAN

Mengapa perlu:

Sering kali dalam kecelakaan pesawat udara atau kereta api yang melibatkan banyak

korban, timbul kesulitan dalam hal identifikasi korban namun juga dalam penentuan jumlah

korban karena biasanya korban banyak yang sudah hancur .Tindakan yang di perlukan

adalah mengamankan semua sisa – sisa jaringan aau kerangka di TKP.

BEBERAPA PARAMETER DALAM IDENTIFIKASI JUMLAH KORBAN:

Ada tidaknya duplikasi dari tulang sejenis

Perbedaan yang jelas dan ukurannya

Perbedaan usia tulang

Asimetris

Kontur sendi tidak sama

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 80

Page 81: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

X – ray trabecular pattern yang tidak sama

Muscular marking tidak sama

TULANG PANJANG

CIRI-CIRI PRIA WANITA

Panjang Lebih panjang Lebih pendek

Tempat perlekatan otot Prominent Kurang prominent

Diameter caput femur Lebih lebar Lebih kecil

Diameter caput humerus Lebih lebar Lebih kecil

Condylus humerus Permukaan luas,lebar Lebih kecil

MENENTUKAN JENIS KELAMIN

Ciri – ciri Pria Wanita

Pelvis keseluruhan Berat,kasar,bekas otot jelas Tidak berat,bekas otot tidak

prominent,halus

Bentuk tepi Jantung circular

True pelvis Relatif kecil Luas ,dangkal

Ilium Tinggi tegak Rendah,divergen ke lateral

Sendi sacroiliaca Besar Kecil,oblique

Sulcus preauricular Tidak sering sering

Greater sciatic notch Kecil,dalam Besar,lebar

Acetabulum Besar Kecil

Ichiopubic rami Bagian atas convex Bagian atas concave

Foramen obturator Besar,ovale Kecil, triangular

Os. Pubic-corpus Trianguler Quadraanguler

Simpisis Tinggi Rendah

Sudut sub pubic Sempit, V shape Lebar, U shape

Sacrum Panjang,sempit,dapat terdiri

dari >5 segmen

Pendek,lebar,S1,S2,S3 dan

S5 melengkung,5 segmen

Promontorium Lebih menonjol Kurang menonjol

Pelvic outlet Tak dapat dilewati kepalan

tangan

Dapat dilewati kepalan

tangan

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 81

Page 82: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

TULANG TENGKORAK

Ciri – ciri Pria Wanita

Ukuran,volum endocranial Besar Kecil

Arsitektur Kasar Halus

Tonjolan supraorbital Besar Kecil/tipis

Prosesus mastoid Besar,kasar,tumpul Kecil,halus,runcing

Daerah oksipital,linea

muscularis dan protuburensia

Tidak jelas Jelas/menonjol

Eminensia frontalis dan

parietal

Kecil Besar

Orbita Persegiempat,tepi

tumpul,rendah relatif kecil

Bundar tepi tajam,tinggi relatif

besar

Dahi Curam,kurang membundar Bulat penuh

Tulang pipi Berat,arcus lebih kolateral Ringan,lebih memusat

Mandibula Besar,simfisis tinggi,ramus

asendingnya lebar

Kecil dengan ukuran korpus

dan ramus lebih kecil

Palatum Besar dan lebar,bentuk U Kecil bentuk V

Forame magnum Besar kecil

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 82

Page 83: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Ciri Bobo

t W

Hiperfeminim -2 Feminim -1 Netral 0 Maskulin

+1

Hipermaskulin

+2

Sulkus

preauriculari

s

3 Dalam ,batas

jelas

Dangkal

tapi jelas

Hanya

bekas

Hampir tak

kentara

Tidak ada

Insisura

isciadica

major

3 Sangat terbuka,

bentuk V

Terbuka

bentuk V

Bentuk

peralihan

Bentuk U Sempit,jelas,bent

uk U

Angulus sub

pubicus

2 >100 90-100 60-90 45-60 <45

Os.coxae 2 Rendah

lebar,sayap

luas,relief otot

kurang jelas

Kurang

jelas

Bentuk

peralihan

Jelas Tinggi sempit,

relief otot sangat

kentar

Arc compose 2 2 lengkung 2 lengkung 1 lengkung 1 lengkung

Foramen

obturator

2 Segitiga sudut

runcing

Segitiga Tidak

jelas

Ovale Ovale dengan

sudut bulat

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 83

Page 84: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Corpus

ossisischi

2 Sempit

Tuberischiadicum

kurang jelas

Sempit Sedang Lebar Sgt lebar dg

tuber

ischiadicum

sangant kuat

Crista iliaca 1 Bentuk S sangat

dangkal

Bentuk S

dangkal

Sedang Jelas

bentuk S

Sangat jelas

bentuk S

Fossa iliaca 1 Sangat

rendah,lebar

Lebar Sedang Sempit Sangat sempit

Pelvis mayor 1 Sangat lebar Lebar Sedang Sempit Sangat sempit

Pelvis minor 1 Sangat lebar,

ovale

Lebar,oval

e

Lebarny

a sedang,

bulat

Sempit

berbentu

“harten”

Sangat sempit

berbentuk

“harten”

TULANG STERNUM

Panjang manubrium sternum wanita mendekati atau sama dengan panjang badan, pria kurang dari

setengah panjang badan

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 84

Page 85: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

METRIK

Tulang Pelvis

Sciatic notch

Rumus sciatic notch = lebar sciatic notch X 100

Dalam sciatic notch

Indek sciatic notch : pada pria 4 – 5

Wanita 5 – 6

Os. Pubis

IP. = panjang tulang isium (mm) x 100

Panjang tulang pubis (mm)

Index IP = pria 72 – 94 wanita 91-115

Os. Sacrum

IP = lebar dasar sacrum x 100

Panjang longitudinal sacrum

TULANG PANJANG

Diameter caput humeri, diameter caput femur,luas dan lebar condylus femur

Panjang femur pria sekitar 450 mm, wanita 426 mm

Ukuran caput femoral,diameter vertical pria 45 mm, wanita < 41 mm

Maliby : pria antara 43 – 56 mm,wanita antara 17 – 46 mm

Sternum

stewart dan McCormick : panjang sternum 121 mm wanita,pria >173 mm

scapula

Dwight : diameter vertical kavasitas glenoid batas: 36 mm,< 36 adalah wanita

Londanis :tinggi scapula pria >157 mm, wanita < 144 mm

MENENTUKAN TINGGI BADAN

Tiga metode :

1. Menyusun kerangka lengkap

2. Tabel korelasi

3. Formula Trotter and Glesser

Cara mengukur panjang maksimal :

1. Tulang humerus

2. Tulang radius

3. Tulang ulna

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 85

Page 86: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

4. Tulang femur

5. Tulang tibia

6. Tulang fibula

Rumus Menentukan Tinggi Badan :

1. Rumus dari Karl Pcarson (untuk ras mongoloid)

Laki-laki :

Tinggi badan = 81,306 + 1,88 x F

Tinggi badan = 70,641 + 2,894 x H

Tinggi badan = 78,664 + 2,376 x T

Tinggi badan = 85,925 + 3,271 x R

Tinggi badan = 71,272 + 1,159 x (F+T)

Tinggi badan = 66,855 + 1,73 x (H+R)

Tinggi badan = 66,788 + 2,769x (H+0,195 xR)

Tinggi badan = 68,397 + 1,03 x F + 1,557 x H

Tinggi badan = 67,049 + 0,913 x F + 0,6 x T + 1,225 x H 0,187 x R

Wanita :

Tinggi badan = 72,844 + 1, 945 x F

Tinggi badan = 71,475 + 2,754 x H

Tinggi badan = 74,774 + 2, 352 x T

Tinggi badan = 81,224 + 3,343 x R

Tinggi badan = 69,154 + 1,126 (F+R)

Tinggi badan = 69,154 + 1, 126 x (F+ 1,125 x T)

Tinggi badan = 69, 911 + 1,628 x (H+ R)

Tinggi badan = 70,542 + 2,582 x (H+0,281R)

Tinggi badan = 67,435 + 1,339 x (F+1,027 H)

Tinggi badan = 67,469 + 0,782 F x 1,12 T + 1,059 H 0,711 R

2. Rumus Dari Trotter and Glesser (untuk laki-laki ras mongoloid)

Tinggi badan = 2,68 x H + 83,2 ± 4,3

Tinggi badan = 3,54 x R + 82,6 ± 4,6

Tinggi badan = 3,48 x U + 77,5 ± 4,8

Tinggi badan = 2,15 x F + 72,6± 3,9

Tinggi badan = 2,39 x T + 81,5± 3,3

Tinggi badan = 2,40 + Fi + 80,6± 3,2

Tinggi badan = 1,67 (H + R) – 74,8 ± 4,2

Tinggi badan = 1,68 (H+U) – 71,2 ± 4,1

Tinggi badan = 1,22 (F + T) – 70,4 ± 3,2

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 86

Page 87: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Tinggi badan = 1,22 (F+Fi) - 70,2 ± 3,2

3. Rumus Antropologi Ragawi UGM untuk pria dewasa

Tinggi badan=897 + 1,74 Y (Fe kanan)

Tinggi badan=822 + 1,90 Y (Fe kiri)

Tinggi badan=879 + 2,12 Y (T kanan)

Tinggi badan=847 + 2,22 Y (T kiri)

Tinggi badan=805 + 2,74 Y (F kanan)

Tinggi badan=842 + 3,45 Y (R kanan)

Tinggi badan=862 + 3,40 Y (R kiri)

Tinggi badan=819 + 3,15 Y (U kanan)

Tinggi badan=847 + 3,06 Y (U kiri)

(note : semua ukuran mm)

VARIASI TINGGI BADAN:

1) Panjang kepala = 1/8 panjang badan

2) Pertengahan panjang kepala = garis tepat di bawah mata

3) Dari dagu ke lubang hidung ke bawah mata = lubang hidung bawah mata = ¼

panjag kepala

4) Pubis membagi tinggi badan menjadi 2 sama panjang

5) Tinggi badan = jarak ujung jari ke ujung jari apabia kedua lengan direntangkan

6) Panjang tangan = ½ panjang lengan bawah = ½ lengan atas.

7) ½ panjang tangan = phalangers = metacarpal + carpal

Cara Mengukur panjang maksimal :

1. Tulang humerus

2. Tulang radius

3. Tulang ulna

4. Tulang femur

5. Tulang tibia

6. Tulang fibula

4. RUMUS DARI DJAJA S.A

Pria

- TB = 72,9912 + 1,7227 (T) + 0,7545 (F) (± 4,2961 cm)

- TB = 75,9800 + 2,3922 (T) (± 4,372 cm)

- TB = 80,8078 + 2,2788 (F) (± 4,6186 cm)

Wanita

- TB = 71,2817 + 1,3346 (T) + 1,00459 (F) (± 4,8684 cm)

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 87

Page 88: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

- TB = 77,4717 + 2,1889 (T) (± 4,9526 cm)

- TB = 76,2772 + 2,2522 (F) (± 5,0226 cm)

MENENTUKAN UMUR

untuk menentukan umur,dari pemeriksaan kerangka dapat dilakukan dengan melihat:

1. Wajah

2. Gigi geligi

3. Perubahan tulang atau assifikasi

4. Berat badan dan tinggi badan

Untuk memudahkan penentuan umur, maka pemeriksaan kerangka di bagi menjadi beberapa

periode sebagai berikut:

2. Dengan pemeriksaan inti penulangan dalam :

Umur Kandungan Inti Penulangan

1,5 bulan

2 bulan

3 bulan

4 bulan

5 bulan

6 bulan

7 bulan

8 bulan

9 bulan

Clavicula

Metacarpus, tarsus

Ischium

Superior ramus Os. Pubis

Calcaneus

Manubrium sternum

Astragalus (tallus), sternum segmen pertama

Segmen pertama terakhir sternum

Uboid, proksimal tibia distal, femur

Penentuan Umur Berdasarkan Fusi Dari Inti Penulangan (center ossifikasi)

Pada penentuan umur berdasarkan fusi dari inti penulangan pada tulang bisa digunakan

pada orang yang berumur 1 – 25 tahun. Pada wanita, fusi dari inti penulangan ini 1 tahun lebih

dahulu maturasinya.

Centre Of Ossification Of Borne (1 – 25 years)

Umur (tahun) Inti Penulangan

1

2

3

Head of femur, humerus and tibia

Lower tibia radius

Patella

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 88

Page 89: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

4

5

6

7

8

9

11

12

13

14

16

17

18

20

21

22 - 24

Upper tibia, great Trochanter of femur

Lower tibia

Head of radius, lower ulna

Scaphoid of hand, rami S.Ischium and pubis

Int. Epycondyle of humerus, olecranon

Leser trochanter of femur, os. Ca. Calcis epyphys

Trochlea or humerus

Acetabular “Y” cartilage union

Ext. Epycondyle of humerus appears and unites

Caracoid united of scapula

Olecranon united of ulna

Head of radius and femur of shafts

Lower radius, ulna, and femur shafts illiac crest to body

Appearence of a centre at inner and clavicle

Fussion of secondary epiphyse of inner end of clacicle and articular facet of ribs

Periode Prenatal

Penting dalam penyelesaian kasus pembunuhan anak. Untuk menentukan umur dalam periode ini

dapat dilakukan dengan beberapa cara:

1. Dengan pengukuran panjang badan

Bulan I = panjang badan 1x1 cm, embrio terbungkus villous chorion

Bulan II = panjang badan 2x2 cm, kepala, telinga, tangan terbentuk

Bulan III = panjang badan 3x3 cm, plasenta terbentuk, kuku timbul

Bulan IV = panjang badan 4x4 cm, sex jelas, rambut di kepala

Bulan V = panjang badan 5x5 cm, berat 350-450 gram

Bulan VI = panjang badan 6x5 cm, berat 700-900 gram

Bulan VII = panjang badan 7x5 cm, berat 1,2-1,4 kg

Bulan VIII = panjang badan 8x5 cm, berat 1,5-2 kg

Bulan IX = panjang badan 9x5 cm, berat 2,5-3,5 kg

2. Memeriksa Erupsi Gigi Tetap dan Bentuk Rahan Bawah

Gigi Atas dan Bawah

- Gigi seri I

- Gigi seri II

- Gigi Taring

- Usia 7 tahun

- Usia 8 tahun

- Usia 11 tahun

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 89

Page 90: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

- Gigi Geraham Depan I

- Gigi Geraham Depan II

- Gigi Geraham Belakang I

- Gigi Geraham Belakang II

- Gigi Geraham Belakang III

- Usia 9 tahun

- Usia 10 tahun

- Usia 6 - 7 tahun

- Usia 12 – 13 tahun

- Usia 17 – 25 tahun

Tabel : Penentuan Umur Berdasarkan Epiphysial Union

Tulang Umur (tahun)

Caput femur

Trochanter mayor

Trochanter minor

Caput humerus

Distal humerus

Epicondylus medial

Proksimal radius

Proksimal ulna

Distal radius

Distal ulna

Metacarpal

Acromnion

Distal femur

Proksimal tibia

Proksimal fibula

Distal tibia

Distal fibula

Metatarsal

Iliaca crista

Pelvis

Sternal clavicula

Acromnial clavicula

16 – 19

16 – 19

16 – 19

16 – 23

13 – 16

15 – 17

14 – 17

14 – 17

18 – 21

18 – 21

14 – 17

17 – 19

17 – 20

17 – 19

16 – 21

16 – 19

16 – 19

15 – 17

18 – 22

14 – 16

23 – 28

18 – 21

Penentuan Umur Berdasarkan Obliterasi Sutura

Obliterasi sutura makin maju dengan usia, namun prosesnya tidak merata baik pada setiap

sutura maupun pada bagian-bagiannya. Penentuan umur berdasarkan obliterasi sutura

selengkapnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel : penentuan umur berdasarkan obliterasi sutura

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 90

Page 91: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Umur Sutura Sagitalis Sutura Coronalis Sutura Lamboidea

18 – 30 Pars obelica Pars temporalis (awal)

30 – 40 Pars bregmatica Pars temporalis (akhir)

Pars complicata (awal)

Pars lamboidea

40 – 50 Hampir sempurna Pars bregma (awal)

Pars complicata (akhir)

Pars media

50 – 60

60 – 70

>70

Sempurna

Sempurna

Sempurna

Pars bregmatica (akhir)

Hampir semua

sempurna

Hampir semua

Hampir semua

Sempurna

MENENTUKAN RAS

Penentuan ras dari ciri-ciri kerangka manusia

Caucasoid Mongoloid Negroid

Tulang hidung Panjang dan sempit Agak lebar pendek Agak lebar pendek

Bentuk rongga hidung

bawah

Tinggi Diantara keduanya Rendah

Tinggi tulang hidung Agak tinggi Diantara keduanya Agak rendah

Tulang pipi Melengkung, lebih

lebar

Diantara keduanya Lebar dan datar

Tulang rongga mata Segi empat Bulat Segi empat

Tonjolan tengkorak Bagian bwah tengah

tulang muka tidak

begitu menonjol

Bagian tengah tulang

muka agak menonjol

Menonjol

Tulang langit-langit Segi tiga Bulat Segi empat

Gigi seri Tidak berbentuk skop Tidak berbentuk skop Seperti skop

Rasio tibia; femur;

rasio radius, humerus

Rasio agak kecil Rasio agak kecil Rasio agak besar

Lengkungan femur

antior

Lebih menonjol Lebih menonjol Kurang menonjol

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 91

Page 92: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

7. KELAINAN YANG DIDAPAT PADA TULANG

Kelainan yang didapat pada tulang kerangka merupakan keadaan yang di derita sebelum

korban meninggal atau menjadikan korban trauma

Kelainan bawaan : punggung bongkok,polidactili.

Trauma yang mengenai tulang dapat berupa kaki yang telah di amputasi,bekas luka karena

tembakan,benda tajam ataupun benda tumpul.

Tanda – tanda bekas luka ini dapat bermanfaat untuk mengetahui cara kematian dari

korban.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 92

Page 93: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

DEFINISI

Informed consentadalah suatu pernyataan sepihak dari orang yang berhak ( yaiyu

pasien,keluarga atau walinya) yang isinya berupa ijin atau persetujuan kepada dokter untuk

melakukan tindakan medik sesudah orang yang berhak tersebut diberi informasi secukupnya.

Menurut permenkes No. 585 tahun 1989 istilah Informed consent ini adalah melindungi pasien

terhadap segala tindakan medic yang di lakukan tanpa sepengetahuan pasien dan memberikan

perlindungan hokum kepada dokter terhadap akibat yang tak terduga dan bersifat negative.

KAPAN PERSETUJUAN TIDAK DIPERLUKAN MENURUT PERMENKES TENTANG

PERTINDIK?

Ada tiga hal dimana persetujuan tidak diperlukan :

pasien tidak sadar / pingsan serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat da secara medic

berada dalam keadaan gawat dan atau darurat yang memerlukan tindakan medic segera untuk

kepentinganya, tidak di perlukan persetujuan dari siapapun ( pasal 11 )

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 93

Keputusan Informed Decision

Setuju Menolak

Tanda tangan menyetujui Tanda tangan menolak

PASIEN

Informasi

INFORMED CONSENT

DOKTER

Page 94: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

perluasan operasi yang tidak diduga sebelumnya, dapat dilakukan untuk menyelamatkan jiwa

pasien, tanpa minta persetujuan lebih dahulu, informasi dapat diberikan setelah operasi selesai

dilakukan (pasal 7 )

dalam hal tindakan medic yang harus dilakukan sesuai dengan program pemerintah di mna

atindakan medic disebut untuk kepentingan masyarakat banyak, maka persetujuan tindakan

medik tidak diperlukan ( pasal 14 )

YANG BERHAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN SETELAH MENDAPAT INFORMASI

ANTARA LAIN :

Yang berhak memberikan persetujuan adalah pasien dewasa yang dalam keadaan sadar dan

sehat mental.

Yang dimaksud dengan pasien dewasa ialah yang telah berumur 21 tahun atau telah menikah

Bagi pasien dewasa yang berada di bawah pengampunan, persetujuan diberikan kepada

wali/curator.

Bagi pasien dewasa yang menderita gangguan mental, persetujuan diberikan oleh orang

tua/wali/curator.

Bagi pasien di bawah umur 21 tahun,dan tidak mempunyai orang tua/wali atau orang/wali

berhalangan,persetujuan diberikan oleh keluarga terdekat atau induk semang (guardian)

BENTUK IZIN INFORMED CONSENT

A. Dinyatakan secara jelas (expressed)

Secara lisan (oral)

Secara tertulis (written)

B. Dianggap diberikan (implied or facit consent)

Dalam keadaan biasa (Normal)

Dalam keadaan gawat darurat (emergency)

HAL – HAL YANG PERLU DI SAMPAIKAN DALAM PERSETUJUAN TINDAKAN

MEDIK ADALAH:

Maksud dan tujuan tindakan medik tertentu tersebut

Resiko yang melekat pada tindakan medic itu

Kemungkinan timbulnya efek samping

Alternatife lain tindakan medik itu.

Kemungkinan – kemungkinan (sebagai konsekuensi)

Yang terjadi bila tindakan medic itu tidak dilakukan.

DALAM MENJELASKAN MENGENAI RESIKO PERLU DIKATAKAN MENGENAI:

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 94

Page 95: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Sifat dan resiko tindakan

Berat ringan resiko yang terjadi

Kemungkinan resiko tersebut terjadi

Kapan resiko tersebut akan timbul seandainya terjadi

MANFAAT INFORMED CONSENT

A. Melindungi pasien terhadap segala tindakan medik yang dilakukan tanpa sepengetahuan

pasien. Misalnya hendak dilakukan prosedur medic yang sebenarnya tidak perlu dan tanpa ada

dasar mediknya

B. Memberikan perlindungan hokum kepada dokter terhadap akibat yang tak terduga dan bersifat

negatif. Misalnya terhadap “ risk of treatment” yang tak mungkin di hindarkan, walaupun sang

dokter berusaha sedapat mungkin dan bertindak dengan sangat hati – hati dan teliti.

INFORMASI

Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai informasi ini adalah:

Informasi harus diberikan baik diminta maupun tidak.

Informasi tidak boleh memakai istilah kedokteran karena tidak di mengerti oleh orang awam.

Informasi harus di berikan sesuai dengan tingkat pendidikan,kondisi dan situasi pasien.

Informasi harus diberikan secara lengkap dan jujur,kecuali bila dokter menilai bahwa

informasi tersebut dapat merugikan kepentingan atau kesehatan pasien atau pasien menolak di

berikan informasi.

Dalam hal demikian maka informasi tersebut dapat diberikan kepada keluarga terdekat dengan

di damping oleh seorang perawat/paramedic lainnya sebagai saksi dan dengan seijin pasien.

BERDASARKAN DOKTRIN INFORMED CONSENT MAKA YANG HARUS

DIBERITAHUKAN ADALAH:

Diagnose yang di tegakan

Sifat dan luasnya tindakan yang akan di lakukan

Mafaat dan urgensinya dilakukan tindakan tersebut

Risiko – risiko dari tindakan tersebut

Konsekwensinya apabila tidak dilakukan tindakan

Kadangkala biaya – biaya yang menyangkut tindakan tersebut

Prognosa

ASPEK DASAR YURIDIS

Informed cosent termasuk bidang hukum kedokteran di dalam ilmu hukum dikenal 3 macam

sanksi,yaitu

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 95

Page 96: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

1. Sanksi administrative

Permenkes no.585 tahun 1989 apasl 13 berbunyi

“terhadap dokter yang melakukan tindakan medic tanpa adanya persetujuan dari pasien atau

keluarganya dapat dikenakan sanksi administrative berupa pencabutan surat izin prakteknya”

2. Sanksi perdata

Dasar tuntutan dapat dipergunakan KUH perdata pasal 18,6,5 yang mengatur tentang tindakan

melanggar hukum

3. Sanksi pidana

Informed consent termasuk bagian hukum kedokteran yang pada hakekatnya tidak terkumpul

di dalam satu kitab undang – undang khusus, tetapi letaknya tercecer di beberapa kitab undang

– undang lain didalam beberapa pasal tertentu dapat di kaitkan.

Missal : sanksi pidana dapat di kaitkan pasal 351 tentang penganiayaan.

PERTINDIK” INDONESIA

Bersama dengan standar profesi medis (SPM), persetujuan tindakan medic (PTM) merupakan

unsure pokok dari tanggung jawab profesi kedokteran. Persetujuan tindakan medis yaitu suatu izin

atau pernyataan setuju dari pasien yang di berikan secara bebas, sadar dan rasional setelah ia

memperoleh informasi yang lengkap, valid dan akurat dipahami dari dokter tentang keadaan

penyakitnya serta tindakan medis yang akan diperolehnya.persetujuan tindakan medis ini diatur

dalam peraturan mentri kesehatan RI NO.585/Menkes/per/IX/1989 yang berisikan:

Ketentuan umum

Persetujuan

Informasi

Yang berhak memberikan persetujuan

Tanggung jawab

Sanksi

Ketentuan lain

Ketentuan penutup

Persetujuan tindakan medis ini dirinci lebih lanjut dalam SK Dirjen Yan Dik No. HK.

00.06.6.5.1866 tahun 1999 tentang pedoman persetujuan tindakan medic (informed consent), yang

berisikan:

1. Pendahuluan

Ketentuan umur

Dasar

Tujuan

Pengertian

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 96

Page 97: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

2. Persetujuan tindakan medic

Pengaturan persetujuan atau penolakan tindakan medic

Informasi

Pelaksanaan

Isi informasi

Kewajiban

Cara menyampaikan informasi

Cara menyatakan persetujuan

Jenis tindakan medis yang mengandung resiko

Perluasan tindakan medis

Pelaksanaan IC untuk tindakan Medis Tertentu

Perkecualian persetujuan tindakan medis

Isian formal persetujuan tindakan medis

3. Penutup

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 97

Page 98: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

MALPRAKTEK (DR HARIMIL)

Asal kata yaitu Mal : salah , Praktek : perbuatan /tindakan

Definisi : kurangnya penanganan yang tepat pada seorang dokter atau kelalaiann yang disengaja

dalam perawatan pasien.

Macam malpraktek :

Untuk yuridical malpraktek dibagi menjadi 3 kategori yaitu :

1. CRIMINAL MALPRAKTEK\

Bila :

1) Memenuhi rumus delik pidana

2) Positive act maupun negative act yang merupakan perbuatan tercela

3) Dilakukan dengan sikap batin yang salah,adapun sikap batin yang salah itu adalah :

o Kesengajaan (INTENSIONAL)

o Kecerobohan (RECKLESSNESS)

o Kealpaan (NEGLIGENCE)

Contoh dari Criminal Malpraktek yang bersifat kesengajaan (INTENSIONAL)

1) Melakukan aborsi tanpa indikasi medis

2) Melakukan euthanasia

3) Membocorkan rahasia kedokteran

4) Tidak menolong seseorang yang dalam keadaan emergency,meski tahu bahwa tidak ada

dokter yang akan menolong.

5) Menerbitkan surat keterangan dokter yang tidak benar

6) Memberikan keterangan yang tidak benar, dalam kapasitasnya sebagai saksi ahli dalam

persidangan.

7) Ahli bedah plastik yang sengaja merubah wajah,atau menghilangkan sidik jari seorang

penjahat untuk mempersulit identifikasi

8) Memalsukan surat kelahiran atau surat kematian seseorang untuk tujuan tertentu.

9) Sengaja menghasut seseorang untuk menyembunyikan sesuatu yang bersifat kasus

kejahatan.

Contoh dari Criminal Malpraktek yang bersifat Kecerobohan (RECKLESSNESS)

1) Melakukan tindakan medis yang tidak lege artis

2) Melakukaan tindakan medis tanpa informed consent

3) Dokter yang lupa melapor kepada yang berwajib bahwa ia telah merawat seorang penjahat

yang harus dilaporkan.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 98

Page 99: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

4) Menyebabkan luka atau kematian pada pasien akibat metode perawatan yang sama sekali

tidak benar dan berbahaya

5) Seorang dokter yang menyebabkan pasiennya menderita luka dan meninggal, karena waktu

melakukan perawatan dokter sedang mabuk.

Contoh dari Criminal Malpraktek yang bersifat kealpaan (NEGLIGENCE)

1) Alpha atau kurang hati-hati sehingga meninggalkan gunting didalam perut pasien

2) Alpha atau kurang hati-hati, sehingga pasiennya meninggal dunia atau cacat.

Pada Criminal Malpraktek tanggung jawabnya selalu bersifat INDIVIDUAL atau

PERSONAL.

2. CIVIL MALPRAKTEK

Disebut civil jika dokter tidak melakukan kewajibannya (ingkar janji) yaitu tidak

memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati

Contoh :

Seorang dokter ahli kandungan sepakat menolong sendiri persalinan.mengingat

pembukaan jalan lahir baru mencapai 1cm, maka dokter meninggalkannya untuk suatu

keperluan yang tidak lama. Ketika dokter tiba ternyata pasien sudah melahirkan dalam

keadaan selamat dengan dibantu oleh dokter lain. Dalam kasus ini dokter dapat digugat

atas dasar civil malpraktek untuk membayar ganti rugi

Immaterial. Yaitu perasaan cemas menunggu kedatangan dokter yang sudah sangan

dipercayainya.

Tidak melakukan (negative act) apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan.

Melakukan (positive act) apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi

terlambat.

Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak sempurna.

Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan.

Pada civil malpraktek tanggung gugat (liability), dapat bersifat individual / koporasi. Selain

itu dapat pula dialihkan kepada pihak lain berdasarkan principleof vicarious lability.

Dengan prinsip ini maka rumah sakit dapat bertanggung gugat atas kesalahan yang

dilakukan dokter-dokternya, asalkan dapat dibuktikan bahwa tindakan dokter itu dalam

rangka melaksanakan kewajiban rumah sakit.

3. ADMINISTRATIVE MALPRAKTEK

Administrative malpractice adalah jika dokter melanggar hukum tata usaha negara.

Pemerintah berhak mengeluarkan peraturan tentang persyaratan bagi tenaga kesehatan

untuk menjalankan profesi medik batas kewenangan serta kewajibannya.

Contoh tindakan yang dapat dikategorikan Administrative malpractice antara lain :

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 99

Page 100: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

1) Menjalankan praktek kedokteran tanpa lisensi atau izin

2) Tindakan medik yang tidak sesuai dengan lisensi atau izin yang dimiliki.

3) Melakukan praktek kedokteran dengan menggunakan lisensi atau izin yang sudah

kadaluarsa.

4) Tidak membuat rekam medik.

PEMBUKTIAN MALPRAKTEK

CRIMINAL MALPRAKTEK PIDANA

CIVIL MALPRAKTEK 2 CARA , YAITU :

1. Langsung

Berdasarkan 4 D yaitu :

1) DUTTY (kewajiban )

Bertanggung jawab melakukan tindakan medik

2) DERELECTION OF DUTTY (menelantarkan kewajiban)

Tindakan medik kualitasnya dibawah standar

3) DAMAGE (rusaknya kesehatan)

Pasien meninggal ,cacat, lumpuh, luka sedang atau berat.

4) DIRECT CAUSATION (menelantarkan kewajiban dan rusaknya kesehatan)

2. Tidak langsung

Mencari fakta berdasarkan DOKTRIN RES IPSA LOQUITOR

Contoh : tang tertinggal dalam perut pasien.

UPAYA UPAYA UNTUK MENCEGAH TERJADINYA MALPRAKTEK

1. Hati-hati menangani kasus yang berpotensi menimbulkan medicolegal trouble.

2. Melakukan segala sesuatu sesuai dengan prosedur.

3. Tidak menggunakan metode pengobatan atau obat-obatan yang sudah ketinggalan zaman

atau kadaluarsa.

4. Dokter sebaiknya jangan ragu-ragu untuk berkonsultasi dengan teman sejawatnya yang

lebih senior jika menghadapi kasus lebih yang sulit.

5. Pemeriksaan laboratorium harus dilakukan untuk memastikan diagnosis

6. Penyusunan proposal pelayanan kesehatan misalnya ,petunjuk tentang informed consent.

Proposal ini juga mencakup mengenai pembuatan rekam medik (medical record) selama

dokter bertindak sesuai dengan proposal tersebut,dia dapat terlindung dari tuduhan

malpraktek.

7. Meningkatkan kemampuan profesi. Melalui program pendidikan kedokteran berkelanjutan

akan membantu pada dokter untuk mengikuti kemajuan ilmu kedokteran atau menyegarkan

kembali ilmunya sehingga diharapkan dia tidak lagi melakukan tindakan dibawah standar.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 100

Page 101: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Dalam program ini perlu diingatkan tentang kode etik kedokteran dan kemampuan

melakukan konseling dengan baik.

8. Pengetatan pengamatan perilaku etik. Upaya ini akan mendorong dokter senantiasa

bersikap hati-hati. Dengan berusaha berperilaku etis setinggi-tingginya,seorang dokter akan

semakin jauh dari tindakan melanggar hukum.

9. Seorang ahli bedah atau dokter sebaiknya jangan menolak panggilan mendadak karena

kegawatan dari pasien yang berada dalam perawatannya.

10. Menjaga hubungan baik dokter dengan pasien.

PERATURAN HUKUM DI INDONESIA

Istilah dan definisi tentang “MALPRAKTEK” tidak ada, baik didalam KUHP maupun UNDANG-

UNDANG Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Yang tercantum pada kedua undang-undang

tersebut adalah kata “KELALAIAN”.

KELALAIAN adalah suatu kejadian akibat dokter tidak menjalankan tugas profesinya

sebagaimana mestinya. Dikemukakan adanya “Three Element Of Liability” yaitu :

1. Adanya kelalaian yang dapat dipermasalahkan (Culpability)

2. Adanya kerugian (Damage)

3. Adanya hubungan kasual (Casual Relationship)

Sanksi Hukum Pidana :

Untuk kelalaian yang berlaku untuk setiap orang, diatur dalam pasal 359, pasal 360, pasal 361

.

STANDART PROFESI MEDIK

Menurut leenen bahwa apa yang dikenal dalam dunia kedokteran sebagai “lege Artis” pada

hakikatnya dalah suatu tindakan medik yang dilakukan sesuai dengan standart profesi medik

(SPM) yang pada hakikatnya terdiri dari beberapa unsur utama :

1. Bekerja dengan teliti, hati-hati dan seksama

2. Sesuai dengan ukuran medik

3. Sesuai dengan kemampuan rata-rata/sebanding dengan dokter dengan kategori keahlian medik

yang sama.

4. Dalam keadaan yang sebanding

5. Dengan sarana dan upaya yang sebanding wajar dengan tujuan konkrit tindak medik tersebut

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 101

Page 102: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

PATOLOGI LUKA (DR HARIMIL)

Definisi : kerusakan jaringan tubuh baik diluar / didalam tubuh karena persentuhan ruda paksa

dengan benda tajam atau benda tumpul atau kombinasi keduanya.

1. Kontusi / luka memar

Adalah luka karena kekerasan dengan benda tumpul dimana permukaan kulit dapat rusak atau

tidak, tetapi jaringan dibawah kulit bengkak dan berwarna merah kebiruan yang disebabkan

oleh karena ekstravasasi kapiler yang pecah ke jaringan ikat sekitarnya

Macam-macam memar :

a. Memar intradermal

b. Memar post mortem

c. Kicking (tendangan)

Perbedaan luka memar dan lebam mayat

Luka memar Lebam mayat

Lokasi

Abrasi & pembengkakan

Incisi

Patologi anatomi

Disegala bagian tubuh

+

Darah terdapat diluar

pembuluh darah dan masuk

diantara jaringan

Reaksi jaringan +

Tempat-tempat tertentu

-

Darah terdapat dalam

pembuluh darah yang terlihat

berupa titik-titik

Reaksi jaringan -

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 102

Page 103: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

2. Abrasi / luka lecet

Adalah luka pada permukaan kulit sedemikian rupa, sehingga permukaan kulit sebelah luar

sebagian atau seluruhnya hilang, dengan meninggalkan bagian kulit dibawahnya yang bisa

berdarah atau tidak berdarah karena goresan, gesekan dan persentuhan dengan benda (benda

tumpul pada umumya)

Macam-macam abrasi :

a. Tangensial abrasions

b. Crushing abrasions

c. Fingernail abrasions (abrasi karena garukan kuku)

d. Pattern abrasions (abrasi yang membentuk sebuah pola)

e. Post mortem abrasions

HISTOPATOLOGI LUKA POST MORTEM

Diagram luka pada kulit yang menunjukan pebedaan antara luka ante mortem dan post mortem

Ante mortem Post mortem

- Terdapat konsentrasi yang bervariasi

antara enzim, serotonin, dan histamin

jaringan

- Dalam beberapa menit, luka ante mortem

konsentrasi substansi-substansi berada

pada daerah “adjacent”, tetapi konsentrasi

di daerah berikutnya akan meningkat,

dimana reaksi dan proses penyembuhan

Terdapat substansi jaringan dengan

tingkatan / level yang sama

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 103

Page 104: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

akan berkembang

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 104

Page 105: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

3. Lacerasi / luka robek

Adalah robeknya kulit dan jaringan dibawahnya yang disebabkan oleh benda tajam atau benda

tumpul dengan arah tegak lurus sehingga terjadi flap dari kulit dan jaringan dibawahnya

Macam-macam lacerasi

1) Pattern laceration (laserasi yang membentuk sebuah pola)

2) Blunt penetrating injuries (luka tembus karena benda tumpul)

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 105

Page 106: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Perbedaan luka iris dan luka retak

Luka iris Luka retak

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 106

Page 107: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Sudut dan tepi luka

Permukaan luka

Jembatan jaringan

Memar/ lecet sekitar luka

rambut

Tajam

Rata

-

-

terpotong

Tak tajam

Tak rata

+

+

Tercabut

4. Luka iris

Adalah luka yang disebabkan senjata yang tepinya tajam yang menimbulkan luka pada bagian

yang tajam dari senjata yang ditekan dan ditarik (irisan) pada permukaan kulit, sedang kekuatan

yang digunakan relatif ringan.

Sifat luka iris:

a. Ujung luka tajam

b. Tepi luka rata

c. Panjang luka lebih besar dari pada dalam luka

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 107

Page 108: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

5. Incisi / luka tusuk

Adalah luka yang disebabkan oleh benda tajam runcing/ tumpul yang menembus kulit dan

jaringan dibawahnya

Sifat luka tusuk:

a. Tepi luka rata dan ujung luka tajam

b. Lebar luka adalah ukuran maksimum dari lebar senjata

c. Panjang/ dalam luka adalah ukuran maksimum dari panjang senjata

d. Tepi luka pada otot akan mengecil karena otot akan mengerut pada luka sesuai dengan

serat otot

e. Luka yang melintang dari serat, bentuk luka akan terbuka

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 108

Page 109: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 109

Page 110: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

6. Luka bacok

Adalah luka karena persentuhan benda tajam (bisa agak tumpul) yang agak berat dimana

persentuhannya di ayunkan dengan kekuatan

Sifat luka bacok :

a. Rata-linier ada flip jaringan

b. Tepi luka dapat rata / bergerigi tergantung jenis senjatanya

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 110

Page 111: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Mekanisme :

Bila tubuh terkena trauma fisik atau mekanik, dapat mengakibatkan kerusakan. Tubuh mempunyai

batas kemampuan untuk mengatasi trauma tersebut, dengan adanya daya lentur dari jaringan lunak

atau kekuatan dari otot-otot rangka. Bila traumanya melebihi batas kemampuan, maka terjadi luka

yang dapat berupa : penekanan, penarikan, torsi, pemutusan dan kerusakan jaringan. Hasil dari

kerusakan tersebut tidak hanya tergantung dari macamnya ruda paksa, akan tetapi tergantung juga

dari daerah mana yang terkena.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 111

Page 112: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Forensik anatomi kulit

Terdiri dari :

- lapisan superfisial (epidermis)

a. lapisan mati (keratin)

b. stratum corneum

- lapisan hidup (dermis)

a. jaringan ikat

b. adnexa

folikel rambut

kelenjar keringat

kelenjar sebaceous (jaringan lemak)

pembuluh darah

saraf

kelenjar limfe

- lapisan subcutaneus tissue (jaringann longgar)

- lapisan otot.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 112

Page 113: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Luka

Kualifikasi Luka

1. Luka yang tidak menimbulkan halangan untuk sementara dalam melakukan pekerjaan sehari-

hari atau luka ringan

2. Luka yang menimbulkan halangan untuk sementara dalam melakukan pekerjaan sehari-hari

atau luka ringan.

Luka berat ada 7 :

1. Luka yang tidak ada harapan sembuh atau menimbulkan bahaya maut (misalnya : luka tusuk

pada perut)

2. Luka yang menyebabkan tidak mampu melakukan pekerjaan sehari-hari selama seumur hidup

(misalnya : pemain piano yang kehilangan jari-jarinya, dokter bedah tulang yang kehilangan

fungsi tangannya)

3. Luka yang menyebabkan kehilangan salah satu panca indera

4. Cacat berat misalnya kaki atau tangan putus karena amputasi

5. Mengalami kelumpuhan

6. Wanita hamil yang mengalami keguguran

7. Terganggunya daya pikir lebih dari 4 minggu.

Luka karena benda tajam:

1. Luka iris : panjang luka lebih lebar daripada dalamnya.

2. Luka tusuk: dalam luka lebih dari panjang luka

3. Luka bacok.

Luka karena benda tumpul:

1. Luka lecet

2. Luka memar

3. Luka robek

Luka tusuk :

sisi kanan lebih tajam karena arah menjabutb tidak sama dengan arah

tusukan.

Luka tusuk dengan kedalaman 5 cm artinya panjang pisau > 5 cm.

Luka tusuk dengan lebar 3 cm artinya lebar pisau <3 cm.

Cara membedakan jenazah mati setelah atau sebelum ditusuk:

1. Luka tusuk pada korban yang masih hidup dapat diketahui adanya darah segar yang

menyembur dan berceceran di sekitar korban ( percikan darah di baju dan di lantai) ada tanda-

tanda intravital.

2. Pada korban yang sudah mati tidak dapat semburan darah segar.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 113

Page 114: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Luka retak pada kulit

Luka robek akibat trauma terkena benda tumpul yang menyerupai luka robek karena benda tajam ,

terjadi di daerah-daerah tubuh yang ada tulang di bawahnya (misal : kepala,tulang kering).

Beda luka retak dengan luka karena benda tajam

Pembeda Luka iris Luka retak

Tepi luka Rata Tidak rata

Sudut luka Tajam/lancip Tidak tajam/tumpul

Permukaan luka Rata Tidak rata

Jembatan jaringan Tidak ada Ada

Rambut Terpotong Tercabut

Memar/lecet sekitar luka Tidak ada Ada

Luka lecet:

Ante mortem (sebelum mati) : ada tanda sel-sel radang dan ada memar (kemerahan) sekutar luka.

Kepala terbentur dapat terjadi:

1. Abratio kulit

2. Hematome

3. Luka retak

4. Patah tulang tengkorak

5. Epidural bleeding

6. Subdural bleeding

7. Sub arachnoid bleeding

8. Otak : contusio, commutio(gegar otak,/tidak ada kelainan)laseratio.

Epidural bleeding terjadi pada dewasa muda karena duramater&tabula interna tidak

menempel terlalu kuat.

Subdural bleeding terjadi pada anak-anak &orang tua.

Anak-anak :tulang masih elastis.

Orang tua: tabula interna & duramater melekat sangat erat.

Laseratio:

Terjadi karena adanya osilasi otak: adanya akselerasi dan deselerasi.

Ada 2 macam:

1. Coup: lokasi perdarahan otak di tempat benturan(biasanya hematome kulit) terjadi karena kepala

terhantam benda tumpul.

2. Counter coup : Lokasi perdarahan otak terjadi berlawanan dengan tempat benturan ,orang akan

bergerak dengan kecepatan tinggi kemudian berhenti secara tiba-tiba (terjadi osilasi otak).

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 114

Page 115: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Syarat terjadinya counter coup : kepala dalam keadaan bergerak / diam tetapi bebas bergerak pada

saat terjadi benturan.

Coup dan counter coup tidak bisa dibedakan keadaan otaknya kecuali jikaotak masih belum

dikeluarkan dari tulang tengkorak, jika memar pada otak berlawanan dengan laserasi disebut contra

coup.

Besar mana antara coup atau contra coup???

Keduanya sama dalam tingkat keparahan dan beratnya.

Tergantung karena kadang-kadang: Ada coup,tidak ada contra coup.

Ada countra coup,tidak ada coup.

Ada coup dan ada contra coup.

Memakai helm dengan kecepatan rendah berguna, tetapi bila dengan kecepatan tinggi sia-sia

karena dapat terjadi contra coup.

Luka tembak:

1. Luka tembak masuk

2. Luka tembak keluar

Beda luka tembak masuk dan luka tembak keluar:

1. Luka tembak masuk :

Umumnya berbentuk bulat, apabila peluru mengenai kulit posisinya tegak lurus

Terdapat contusio ring yang rata pada tembakan tegak lurus dan bulat/oval pada

tembakan miring.

ada benang dan pakaian yang masuk ke dalam luka /jaringan di bawah kulit yang ikut

masuk.

2. Luka tembak keluar

Bentuk bervariasi bisa bulat stellate, ellips kadang hanya laserasi linier seperti luka iris.

Tidak ada combutio ring , kecuali bila ada benda keras yang menempel/menekan kulit tempat

peluru keluar

Jaringan dari kulit keluar tubuh.

Luka tembak masuk ada 3 macam:

1. Luka tembak kontak /tempel

hard contact dan soft contact

ada luka robek yang berbentuk seperti bintang (terjadi karena adanya udara akibat tembakan

keluar kembali melalui luka tembak tersebut ) serta terdapat cetakan dari ujung laras biasanya

merupakan bunuh diri.

2. Luka tembak jarak dekat

ada sisa dari mesiu ( efek dariasap),sisa-sisa jelaga (tattooage), ada contusio ring merupakan

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 115

Page 116: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

pembunuhan.

terjadi pada jarak tembakan mulai dari jarak kontak longgar sampai jarak<60 cm.

3. Luka tembak jarak jauh

hanya ada contusio ring merupakan kecelakaan

hampir sama dengan luka pada orang yang menabrak mur dari sepeda motor.

Luka tembak "RICHOCET" / Billiard Ball Richocet Effect adalah:

Luka tembak dimana anak peluru mengenai suatu benda kemudian memantul dan mengenai

orang tersebut, tembakan yang tidak disengaja.

Dibedakan dengan luka tembak biasa (tidak ditemukan contusio ring) supaya bisa langsung

dihukum.

satu-satunya luka tembak masuk yang tidak terdapat contusio ring.

Contusio ring :

Terjadi karena adanya peluru yang berputar lalu mengenai elastisitas kulit , kulit terpuntir

membentuk luka.

Kaliber senjata:

Diameter anak peluru yang pangkal (dalam inci /jumlah anak peluru yang dibuat dari 1 pound

timbel) misal kaliber 5, 5 peluru dari 1 pound timbel.

Kaliber laras:

Jarak diameter laras antara group (line yang menonjol) / garis pada pelurusehingga terbentuk alur.

Diameter anak peluru >diameter laras terjadi :

1. Meledak

2. Macet dan menyebabkan tandem.

3. Goresan alur besar dan jelas

Anak peluru dum-dem :

Anak peluru yang ujungnya dibelah empat sehingga akan mengembang akibat gerak gyroskopik

dengan tujuan menimbulkan kerusakan / luka yang lebih besar.

Anak peluru tandem:

Anak peluru yang tersangkut dalam laras , kemudian terdorong anak peluru berikutnya dan

terbang bersama-sama, 1 tembakan 2 anak peluru yang keluar.

FIRING TES: untuk menentukan jarak tembak.

Caranya : buat form ,luka tembak dijiplak dengan parafin panas cair kemudian ditutup kassa

kemudian diberi parafin panas cair lagi dan ditutup kassa . Setelah cetakan jadi, dilakukan

tembakan percobaan ke sebuah parafin kering pada jarak yang berbeda-beda, dicari yang cocok

dengan hasil cetakan (form).Jarak tembak masuk biasanya<60 cm.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 116

Page 117: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Cara menentukan senjata yang digunakan:

- Tentukan kalibernya,sesuai atau tidak

- Tentukan arah alurnya sesuai atau tidak

- Tentukan jumlah alurnya sesuai atau tidak

- Bila belum ada yang sama, lakukan tembakan percobaan dari kedua senjata ke dalam air/kotak

kapas untuk memudahkan mengambil sampel pelurudilihat dengan mikroskop pembanding, senjata

yang sama minimal ada 13 alur (sesuai data statistik)yang memiliki arah yang sama pada

pelurunya.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 117

Page 118: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

VISUM ET REPERTUM (dr harimil)

Visum et repertum adalah :

Surat keterangan tertulis yang diberikan oleh dokter untuk kepentingan pengadilan (yustisi)

mengenai yang dilihat dan ditemukan pada korban sepanjang pengetahuan yang sebaik-

baiknya dengan mengingat sumpah yang di ucapkan pada waktu menerima jabatan.

Tujuan visum et repertum :

Sebagai pengganti barang bukti dipengadilan karena luka jejas pada tubuh seseorang yang

hidup maupun mati selalu berubah, pada korban hidup dapat sembuh maupun bertambah

parah sedangkan pada korban meninggal dapat membusuk .

Macam – macam visum et repertum :

1. VeR jenazah

2. VeR hidup

a. VeR tetap : setelah pemeriksaan korban boleh pulang dan bisa berkerja lagi.

Disertai dengan kualifikasi luka : tidak ada halangan dalam melakukan

pekerjaan sehari-hari.

b. VeR sementara : setelah pemeriksaan korban memerlukan perawatan lebih

lanjut dan terhalang untuk bekerja karena belum sembuh. Tidak memuat

kualifikasi luka, guna menahan tersangka.

c. VeR lanjutan : setelah dirawat korban ternyata

Sembuh : kualifikasi luka ada halangan untuk melakukan pekerjaan

sehari-hari/luka berat.

Meninggal : tidak memakai kualifikasi luka.

Pindah RS/pulang paksa /kabur

Misalnya : ada orang ditusuk perutnya, dirawat seminggu kemudian meninggal

maka dibuat VeR sementara, VeR lanjutan dan VeR jenazah.

3. VeR pengenalan umur

4. VeR penggalian jenazah

5. VeR psikiatri

6. VeR tempat kejadian perkara

7. VeR barang bukti lain

Susunan visum et repertum

1. Pro Justisia

Guna : sebagai pengganti materai untuk menghemat biaya

2. Pendahuluan

Guna : agar tidak terjadi kekeliruan identitas dipengadilan

Isi :

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 118

Page 119: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Identitas korban yang diperiksa

Identitas orang yang meminta visum (polisi/penyidik)

Identitas dokter yang meminta visum

Identitas orang yang mengantar korban

Dugaan sebab kematian

3. Pemberitaan

Isi : apa yang dilihat dan ditemukan pada korban dari hasil pemeriksaan.

Syarat menulis pemberitaan yang benar :

Tidak boleh ada singkatan atau simbol

Angka harus ditulis dengan huruf

Diberi garis -------- bila ada sisa agar tidak di isi orang lain

Memakai bahasa yang bisa dimengerti orang banyak / umum

Tidak boleh menulis diagnosa

Boleh ditulis dengan tangan

4. Kesimpulan

Isi : dugaan sebab dan akibat

Guna : untuk mempermudah hakim mengambil keputusan

5. Penutup

Guna : kejujuran sumpah jabatan dalam membuat visum et repertum

Isi : “ demikian visum et repertum dibuat dengan mengingat sumpah saat menerima

jabatan “ kemudian di TTD (kalau PNS) “demikian visum et repertum ini dibuat

dengan mengingat sumpah saat lulus pendidikan dokter” kemudian di TTD (kalau

bukan PNS)

Ketentuan membuat visum et repertum

1) Jenazah harus mati tidak wajar

2) Ada surat permintaan visum dari kepolisian

3) Yang boleh meminta visum :

a. Penyidik/polisi/provos (sebagai barang bukti )

b. Hakim (untuk terdakwa : apakah terdakwa mampu mempertanggung

jawabkan perbuatannya, bila sakit jiwa berarti tidak mampu

mempertanggung jawabkan perbuatannya

4) VeR yang dibuat selambat-lambatnya 21 hari sesuai dengan batas penahanan

tersangka.

5) Surat kematian dibuat dengan disertai penyebab kematian atau dugaan penyebab

kematian.

6) Kalau sudah sembuh korban tidak boleh meminta visum saat sakit karena rahasia

jabatan

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 119

Page 120: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

7) Polisi tidak boleh meminta visum yang dibuat 1 bulan yang lalu melainkan korban

harus diperiksa lagi dan dibuat visum yang baru, kalau belum puas dibuat rekam

medik.

Dokter menolak membuat VeR jika :

1) Berhubungan dengan keluarganya

2) Memenuhi rahasia jabatan

Dokter boleh membocorkan VeR jika :

1) Permintaan dari keluarga korban

2) Mencegah penularan wabah

3) Menjalankan undang-undang

4) Mengurus surat kematian

5) Sepanjang daya paksa

Contoh kesimpulan VeR hidup

1) VeR tetap ditemukan sperma di vagina dan luka lecet

Kesimpulan : ditemukan tanda-tanda kekerasan akibat benda tumpul, ditemukan

cairan sperma di vagina (prinsipnya tidak boleh mengarah kepemerkosaan)

2) VeR sementara kepala terbentur

Kesimpulan : didapatkan perdarahan pada kepala dan diperlukan perawatan lebih

lanjut

3) VeR lanjutan ( jika pasien telah sembuh lalu mengalami gangguan jiwa 2 bulan )

Kesimpulan : korban mengalami perdarahan dikepala akibat benturan dengan benda

tumpul , korban mengalami luka berat dan mengalami gangguan jiwa selama 2

bulan

4) VeR sementara→ korban tertusuk perutnya,usus jebol

Kesimpulan : didapatkan luka tusuk pada perut akibat benda tajam dimana korban

perlu prawatan lebih lanjut

5) VeR lanjutan ( pasien dirawat sembuh setelah 2 minggu )

Kesimpulan : didapatkan luka tusuk pada perut setelah dirawat 2 minggu korban

dapat melakukan pekerjaannya. Korban mengalami luka berat (tidak ada harapan

sembuh )

6) nyeri pada paha setelah pemeriksaan kemudian pasien pulang.

Kesimpulan : ditemukan luka memear dipaha akibat trauma benda tumpul. Korban

tidak mengalami hambatan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.

7) VeR hidup → korban tertusuk perutnya atau mengalami luka robek pada perutnya

sampai keluar ususnya

Kesimpulan :

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 120

Page 121: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

VeR tetap → ditemukan luka tusuk atau luka robek pada perut akibat

trauma benda tajam. Korban mengalami luka berat (tidak ada harapan untuk

sembuh )

VeR lanjutan (jika pasien meninggal sebelum perawatan ) → ditemukan

luka tusuk atau luka robek pada perut akibat trauma benda tajam tidak

dioperasi korban meninggal.

VeR lanjutan (jika pasien meninggal dan tidak dilakukan otopsi)→

ditemukan luka tusuk atau robek pada perut akibat trauma benda tajam .

sebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan

dalam (otopsi)

VeR lanjutan (jika pasien pindah RS), ditemukan luka tusuk atau luka robek

pada perut akibat trauma benda tajam. Setelah dilakukan perawatan korban

belum sembuh, tetapi korban pindah ke RS lain.

Perhatian : di RS yang baru,harus membuat VeR sementara baru lagi.

VeR lanjutan (jika setelah perawatan 2 minggu sembuh pasien bisa bekerja

lagi), ditemukan luka tusuk atau luka robek pada perut akibat trauma benda

tajam. Setelah dirawat 2 minggu pasien dapat melakukan pekerjaan sehari-

hari,tetapi luka tidak ada harapan sembuh.

8) VeR hidup , ada korban kecelakaan lalulintas masuk dari IGD dengan epidural

bleeding sudah diterapi dengan trepanasi

Kesimpulan :

VeR sementara , pada korban ditemukan perdarahan diselaput laba-

laba akibat trauma benda tumpul dan telah dilakukan tindakan

operatif dan perlu perawatan lebih lanjut

VeR lanjutan (setelah perawatan selama 2 minggu pasien meninggal

dan tidak dilakukan otopsi ), pada korban ditemukan perdarahan di

selaput laba-laba akibat trauma benda tumpul dan telah dilakukan

tindakan operatif serta perawatan selama 2 minggu lalu korban

meninggal. Sebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidk

dilakukan pemeriksaan dalam atau otopsi

VeR lanjutan (setelah perawatan selama 2 minggu pasien sembuh),

pada korban ditemukan perdarahan diselaput laba-laba akibat trauma

benda tumpul dan telah dilakukan tindakan operatif serta perawatan

selama 2 minggu lalu korban sembuh, tetapi korban mengalami

gangguan akal hambatan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari

selama 2 minggu.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 121

Page 122: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Contoh kesimpulan VeR mati

Dilakukan otopsi

a. Luka tembak pada jantung dan test getah paru +

Kesimpulan :

Ditemukan luka tembak pada jantung dan test getah paru + korban

meninggal karena luka tembak pada jantung tetapi korban sempat

bernafas/ bertahan dalam air.

Ditemukan luka tembak pada jantung dan korban sempat bernafas

dalam air. Masing-masing dari kedua hal tersebut bisa menyebabkan

kematian.

b. Korban tersengat aliran listrik dan meninggal terdapat luka gosong pada

pundak kanan dan paha kiri.

Kesimpulan : ditemukan kulit pundak kanan mengelupas karena aliran

masuk dan kulit paha kiri mengelupas karena aliran keluar arus listrik. Tidak

ada hal-hal yang menyangkal korban meninggal karena arus listrik

c. Korban kecelakaan dengan patah tulang tengkorak dan laserasi otak.

Kesimpulan : ditemukan patah tulang tengkorak dan kerusakan otak . korban

meninggal karena patah tulang tengkorak dan kerusakan otak akibat

benturan dengan benda tumpul

d. Pneumonia (+) dan terdapat perdarahan otak akibat dpukuli

Kesimpulan : korban meninggal secara wajar,karena radang paru-paru yang

diperparah atau diperberat dengan kerusakan otak akibat trauma benda

tumpul.

e. Exhumation (penggalian jenazah kembali )tinggal tulang kerangka , ada

patah tulang tengkorak.

Kesimpulan : ditemukan patah tulang tengkorak akibat trauma benda

tumpul. Sebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan

pemeriksaan dalam (otopsi). Tapi kelainan tersebut diatas dapat

menyebabkan kematian.

Tidak dilakukan otopsi

o Korban dengan hematom didaerah kepala,otopsi tidak dilakukan.

Kesimpulan : ditemukan luka memar dan perdarahan dibawah kulit didaerah

kepala. Sebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan

pemeriksaan dalam (otopsi).

o Korban dengan perdarahan keluar dari hidung dan mulut.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 122

Page 123: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Kesimpulan : ditemukan perdarahan keluar dari lubang hidung dan mulut.

Sebab kematian tidak dapat ditentukan,tetapi kelainan tersebut tidak

menyebabkan kematian

o Korban dengan perdarahan keluar dari hidung,mulut dan telinga

Kesimpulan : ditemukan perdarahan dari lubang hidung,mulut dan telinga.

Biasanya kelainan tersebut menyebabkan kematian.

KEMATIAN

Orang dikatakan meninggal bila terjadi :

Tubuh tidak bergerak

Tidak bernafas

Nadi tidak teraba

Jantung tidak berdenyut

Timbul lebam mayat 15-30 menit setelah meninggal

Kaku mayat > 3 jam

Penurunan suhu tubuh

Pembusukan >24 jam

Menjadi tanah

Jika tidak membusuk terjadi :

Mumifikasi :

Mayat yang dikuburkan digurun pasir (karena penguapan),bisa untuk identifikasi

Saponifikasi :

Mayat yang tidak membusuk setelah dikubur dalam waktu yang lama karena mayat

dikuburkan didalam tanah yang basah dan memiliki suasana yang basa sedangkan

mayat itu sendiri bersifat asam, bisa untuk identifikasi

Saponifikation (adipocere) :

Terjadi karena adanya proses hidrogenisasi dari asam lemak tak jenuh menjadi asam

lemak jenuh, dan asam lemak jenuh ini bereaksi dengan alkali membentuk sabun

yang tidak larut.

Syarat terjadinya adipocere adalah :

o Tempat harus basah,artinya harus mengandung air

o Tempat harus mengandung alkali

Proses adipocere terjadi dalam waktu beberapa bulan sampai beberapa tahun. Lebih

cepat terjadi pada bayi dan anak-anak daripada orang dewasa. Sedang fetus berumur

7

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 123

Page 124: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

bulan intera uterin tidak pernah akan mengalami adipocere,oleh karena komposisi

lemaknya berbeda

Gejala-gejala yang tampak :

o Tubuh berwarna putih sampai putih kekuningan

o Bila diraba terasa seperti sabun

o Pada pemanasan akan leleh

o Berbau tengik

Kepentingan adipocere untuk kedokteran forensik adalah :

o Untuk kepentingan identifikasi

o Adanya tanda-tanda kekerasan masih dapat ditemukan.

Mummifikasi :

Proses pengeringan dan pengisutan alat-alat tubuh akibat penguapan

Syarat untuk dapat terjadi mummifikasi adalah :

o Suhu udara harus tinggi

o Udara harus kering

o Harus ada aliran udara terus menerus

Proses mummifikasi lengkap dalam waktu 1-3 bulan, dan jenazah yang mengalami

mummifikasi ini dapat bertahan lama sekali

Gejala-gejala yang tampak adalah :

o Tubuh menjadi kurus,kering dan mengkerut

o Warna coklat muda sampai coklat kehitaman

o Kulit melekat erat pada jaringan dibawahnya

o Susunan anatomi alat-alat tubuh masih baik

Kepentingan mummifikasi dari segi kedokteran forensik adalah :

o Untuk identifikasi korban,sebab bentuk wajahnya hampir tidak berubah

o Tanda-tanda kekerasan masih ada

Identifikasi

Mengenal kembali ini siapa

Exhumation :

Penggalian kembali jenazah yang telah dikubur

Dilakukan bila : (1) setelah dikubur, dicurigai kematian korban ternyata tidak wajar

(2) atas permintaan keluarga (3) dan bila di atas kuburan akan dibangun sarana

umum (seperti jalan tol, bandara, dll)

Lebam mayat (Livor Mortis/Post Mortem Lividity)

Adalah bintik-bintik berwarna merah kebiruan terjadi 15-30 menit setelah meninggal

Mengapa bisa terjadi lebam mayat?

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 124

Page 125: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

o Lebam mayat timbul apabila seseorang meninggal, peredaran darahnya berhenti dan

timbul stagnansi kemudian karena gaya gravitasi maka darah mengendap di tempat

yang paling rendah (kecuali bagian tubuh yang tertekan dasar atau tertekan pakaian)

o Lebam mayat terjadi disemua organ (paru, hati, kulit, dll), terutama biasanya

ditemukan didaerah punggung

o Bila lebam mayat ditemukan didaerah dada artinya korban setelah mati pernah

dibalik

o 4 jam setelah orang meninggal akan terjadi hemolisis →pigmen darah keluar dan

masuk kejaringan sekitarnya →lebam mayat tidak akan hilang bila posisi jenazah di

ubah.

Lebam mayat tidak terjadi jika :

o Korban meninggal kehabisan darah/perdarahan hebat

o Korban berkulit hitam/negro sehingga lebam mayat tidak terlihat

Lokasi lebam mayat :

o Posisi terlentang → kuduk, punggung, pantat, dan flexor tungkai

o Pada bagian depan samping leher → disebabkan pengosongan yang kurang

sempurna daripada vena-vena superficial (v. Jugularis externa dan v. Colli

superficialis)

o Posisi telungkup → dahi, pipi, dagu, dada, perut, dan extensor tungkai

o Korban menggantung → ujung extremitas dan genitalia externa

o Alat tubuh : belakang otak, belakang paru, belakang hati, serta belakang lambung

→ dibedakan dengan pneumonia/keracunan

Lebam mayat :

o Keracunan gas CO2 → darah berwarna hitam

o Keracunan HCN → darah berwarna cherry red

o Keracunan CO → darah berwarna cherry red

o Asphiksia berwarna kebiruan

o Normal → merah bintik kebiruan

Lebam mayat harus dibedakan dengan luka memar :

Lebam Mayat Luka Memar

Lokasi Bagian tubuh yang terendah,

kecuali yang tertekan

Di sembarang tempat

terutama tempat terjadinya

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 125

Page 126: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

benturan

Ditekan Biasanya hilang Tidak hilang

Pembengkakan Negatif Positif

Insisi/diiris Bintik darah intravaskuler

yang hilang bila dihapus,

tidak hilang bila lebih dari 4

jam karena lebam mayat

menjadi permanen terjadinya

hemolisis (meresap

kejaringan)

Bintik darah ekstra vaskuler

yang tidak hilang bila

dihapus

Tanda intravital Negatif Positif

Kaku mayat (rigor mortis)

Terjadi 3 jam setelah meninggal, muali dari otot-otot sekitar mata (otot yang paling

pendek dan lemah), otot-otot leher, thorax, abdomen dan sampai pada otot-otot

ekstremitas, yang paling lama menjadi kaku adalah otot rahang (otot yang paling

kuat)

Ada lebam mayat, tidak didapatkan kaku mayat : >30 menit atau < 3 jam

Ada lebam mayat, kaku mayat sempurna : >3 jam atau <6 jam

Ada lebam mayat, kaku mayat sempurna : >6 jam atau >18 jam

Kaku mayat tidak sempurna dan terjadi pembusukan : >18 jam atau < 24 jam

Kaku mayat ≥ 18 jam akan menghilang

Kapan hilangnya kaku mayat :?

Kaku mayat mulai meghilang urut-urutan meghilangnya kaku mayat sama seperti

pada waktu timbulnya. Terkecuali otot rahang bawah yang paling akhir menjadi

lemas. Fase ini berlangsung selama 6 jam.

Cara kematian ada 2 macam :

1. Wajar : mati karena sakit, usia tua

2. Tidak wajar : mati karena ruda paksa ( mis: kecelakaan,bunuh diri,

pembunuhan)

Tujuan pemeriksaan TKP :

Untuk mncari cara kematian. TKP bisa menentukan apakah terjadi pembunuhan,

kecelakaan, atau bunuh diri.

Menentukn sebab kematian :

Harus dengan otopsi → periksa organ yang mengalami kelainan (rusak)

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 126

Page 127: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

o < 3 hari otopsi harus cepat dilakukan karena organ belum membusuk

o > 3 hari boleh ditunda karena organ sudah membusuk/hampir tidak berubah

o Tidak bisa dilakukan bila sudah membusuk dan tinggal tulang, kecuali jika

ada fraktur tulang → kelainan yang bisa (biasanya bisa) menyebabkan

kematian

Tanda-tanda mati dibunuh :

1. Barang-barang di TKP berantakan

2. Ada senjata tajam (mis pisau) didekat korban

3. Pakaian sobek

4. Ditemukan luka yang tidak bisa dijangkau oleh korban

5. Tidak ada kadaveric spasme

6. Ada luka tangkisan

Tanda-tanda bunuh diri dengan luka tembak :

1. TKP tidak berantakan (rapi)

2. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar

3. Ada surat wasiat yang ditulis tangan (tulisan tangan orang bermacam-macam

untuk identitas sehingga tidak diketik)

4. Luka tembak bisa dijangkau oleh korban (mis : kepala, mulut, dada, jantung)

5. Luka tembak kontak/tempel

6. Jika mengenai mulut gigi tetap utuh

7. Kalau mengenai dada/perut pakaian disingkap, baju tidak robek

8. Ditemukan senjata dan kadaveric spasme

Tanda-tanda bunuh diri dengan luka iris :

1. TKP tidak berantakan (rapi)

2. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar

3. Ada surat wasiat yang ditulis tangan

4. Pakaian rapi, tidak robek

5. Luka iris bisa dijangkau korban

6. Ada luka percobaan : luka menggerumbul, searah, makin lama makin dalam

Tanda-tanda bunuh diri dengan luka tusuk :

1. TKP tidak berantakan (rapi)

2. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar

3. Ada surat wasiat yang ditulis tangan

4. Ada senjata yang dipakai

5. Pakaian disingkapkan ditempat luka tusuk

6. Luka tusuk bisa dijangkau korban

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 127

Page 128: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

7. Ada luka percobaan : luka menggerumbul, searah, ada yang dangkal dan ada

yang dalam

8. Ditemukan kadaveric spasme

9. Tidak terdapat luka tangkisan (perlawanan)

Kadaveric spasme

Sebelum meninggal korban telah menggenggam sesuatu (mis : pisau, pasir, senjata,

dll)

Tanda-tanda bunuh diri dengan gantung diri :

1. Ada kursi untuk pijakan

2. Tali serong mengarah ke atas mengikuti garis leher

3. Bisa simpul hidup maupun mati (longgar)

4. TKP tidak berantakan

5. Ada surat wasiat

6. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar

7. Ditemukan kadaveric spasme

Warna muka korban gantung diri :

o Seluruhnya pucat : karena arteri dan vena leher terjepit

o Seluruhnya gelap : karena vena terjepit, darah arteri tetep mengalir

Penyebab korban mati gantung diri :

1. Asfiksia

2. Patah tulang leher dan vertebrae cervicalis

Pembuluh darah terjepit sehingga darah tidak bisa ke otak

Tanda-tanda mati terkena petir :

1. Terjadi benturan udara (udara meregang)

2. Terlempar akibat tekanan udara

3. Tegangan listrik tinggi

4. Panas

Aborescent marker :

Tanda petaka yang dapat ditemukan pada korban yang terkena petir, didapatkan

gambaran pohon gundul yang disebabkan karena terjadinya vasodilatasi pembuluh

darah vena perifer. Sifatnya tidak permanen/cepat hilang

Faktor yang mempengaruhi seseorang mati terkena listrik :

1. Volatge

2. Arus

3. Tahanan (pengaruhi luka listrik)

4. Lama kontak

5. AC/DC

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 128

Page 129: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

6. Kebiasaan

7. Kesiapan (kaget → ventikrel fibrilasi → mati )

Cara kematian karena listik yang paling banyak → kecelakaan, pada luka listrik

kecil lebih berbahya dari luka listrik besar, karena tahanan leih besar langsung

masuk kedalam jaringan tubuh (jamtung)

Sebab kematian orang kesetrum listrik :

1. Ventrikel vibrilasi

2. Spasme otot pernapasan

3. Paralisis pusat pernapsan

4. Edema paru

5. Hematom

6. Bintik-bintik perdarahan pada otak

Current mark :

Merupakan tanda luka bakar : luka bakar → kemerahan → bulla → gosong

Tidak bisa dibedakan luka bakar karena listrik atau api

Penyebab orang mati tenggelam :

1. Vagal reflek karena perbedaan suhu

2. Spasme laring

3. Asfiksia

4. Kram

Perbedaan paru-paru korban tenggelam di air tawar dan air laut

Tenggelam di air tawar Tenggelam di air laut

Paru-paru odem kering Paru-paru odem basah

Paru-paru besar tapi ringan Paru-paru besar dan berat

Batas anterior menutupi jantung Batas anterior menutupi anterior

Warna merah pucat dan emfisema Warna ungu / kebiruan, permukaan

menghilang

Paru-paru bila di keluarkan dari rongga

torax tidak kempis, ditekan keluar buih

tidak keluar

Paru-paru bila dikeluarkan dari rongga

torax melebar, dan bila di tekan cekung,

keluar banyak air

Bila di iris terdengar krepitasi Bila di iris terdengar kripitasi menurun

Kesimpulan :

Pada korban yang tenggelam di air tawar, paru-paru mengalami edema kering, bila

dilakukan pemotongan paru-paru terlihat kering dan tidak keluar cairan

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 129

Page 130: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Pada korban yang tenggelam di air laut, bila paru-paru diletakan di atas meja akan

melebar dan basah, bila dilakukan pemotongan paru-paru akan mengeluarkan

banyak cairan.

Alasanya :

Osmolaritas air laut dalam paru lebih besar daripada cairan tubuh sehingga cairan

pada seluruh jaringan tubuh akan tertarik masuk kedalam paru-paru. Osmolaritas air

tawar dalm paru lebih kecil sehingga cairan pada seluruh jaringan tubuh akan

diserap tubuh.

Test untuk mengetahui korban tenggelam

Test getah paru

Caranya : paru-paru diletakkan diatas meja,permukaan paru-paru dibersihkan satu

kali dengan pisau posisi tegak lurus,kemudian di iris sampai alveoli yang paling

dekat dengan pleura (sub pleura) dan di tutup, kemudian objek glass ditempelkan

pada alveoli dan ditutup dengan gelas penutup,diliat dibawah mikroskop,akan

didapatkan lumpur,pasir,telur cacing, diatome,alga, dll.

Test getah paru (+) : korban sempat/pernah bernafas dalam air

Test getah paru (-) : korban meninggal terlebih dahulu baru masuk kedalam

air/tidak sempat bernafas dalam air

Airnya jernih sama dengan air minum

Spasme laring

Vagal refleks

Cadaveric spasme pada korban tenggelam

Sebelum meninggal korban telah menggenggam lumpur artinya korban sempat

hidup didalam air.

Test apung paru

Adalah test untuk membuktikan pembunuhan anak apakah pernah hidup bernafas

atau tidak.

Caranya : ambil organ paru-paru,jantung, thymus dimasukkan kedalam bak berisi

air. Pada paru-paru percobaan dimulai dari paru-paru yang utuh, dipotong perlobus,

dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil dan jika masih terapung, potong hingga

ukuran terkecil dan diapungkan.

Jika mengapung : bayi pernah hidup, bernafas

Jika tenggelam : bayi belum pernah bernafas

TEKNIK DALAM ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Cara mengambil gas CO2 dalam sumur :

3. Ambil beberapa botol bersih berkapasitas 1 liter dan kosongkan (ex : botol bir).

Ikat leher dan bagian alas botol masing masing dengan tali cukup panjang

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 130

Page 131: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

4. Isi botol tersebut dengan air sampai penuh. Turunkan kedalam sumur yang

mengandung gas CO2 dengan posisi tegak (alas botol dibawah dan leher botol

diatas ). Jaga air dalam botol jangan sampai tumpah.

5. Setelah sampai ketempat yang sesuai dengan korban ditemukan meninggal

(kedalamannya),botol tersebut dibalik agar semua air dalam botol tumpah. Yaitu

dengan cara menarik tali yang mengikat alas botol dan mengulur tali yang

mengikat leher botol.

6. Dengan keluarnya seluruh air dan botol menjadi kosong maka botol akan vaccum

sehingga gas CO2 masuk kedalam botol.

7. Setelah botol teriisi gas CO2 maka botol diangkat keatas dengan cara botol

dibalik lagi, seperti posisi semula agar gas CO2 dapat terbawa terus kedalam

botol (gas CO2 lebih berat daripada udara).

8. Setelah sampai diatas, botol segera ditutup rapat, berikan label dan disegel.

Test CO2 ada dua yaitu :

Kualitatif : dengan pemberian larutan Ca(OH)2 yang jernih dan baru dibuat atau larutan Ba(OH)2

pada botol yang berisis udara yang diambil dari tempat sempel.

Apabila terdapat endapan putih kapur dari CaCO3 atau BaCO3 maka berarti gas

CO2 positif

CaOH2+CO2 CaCO3+H2O

BaOH2+CO2 BaCO3+H2O

Kuantitatif :

Grafimetri (penimbangan terhadap endapan yag terjadi)

Volumetri (dengan menitrasi kelebihan larutan basa CaOH2/BaOH2 dengan

konsentrasi tertentu.

Chromatografi gas (kualitatif dan kuantitatif )

Keracunan gas CO2 : darah berwarna hitam

Keracunan gas CO dan HCN (kluwek,pete,gaplek) : cherry red

Alkali dilution test

Test untuk korban mati gas CO

Contohnya : gas lampu, kebakaran

(sifat gas CO: tidak berbau,tidak berwarna,lebih ringan dari udara )

Gunanya : untuk membedakan korban telah meninggal sebelum terbakar atau

memang meninggal karena terbakar.

Cara kerja :

Ambil dua tabung reaksi yang bersih. Pada tabung reaksi I dimasukkan tigas

tetes darah orang normal (sebagai kontrol ) dan pada tabung reaksi II

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 131

Page 132: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

dimasukkan tiga tetes darah korban. Kemudian keduanya diencerkan dengan

aquades sampai volume 15ml (hingga berwarna pink jernih). Setelah

tercampur secara homogen,kedua tabung reaksi diberi tiga tetes larutan

alkali (NaOH 10% atau KOH 10%). Amati perubahan yang terjadi. Darah

normal (tabung reaksi I) segera berubah warna dari merah muda menjadi

coklat kehijauan dalam waktu kurang dari 30” ,karena terbentuknya alkali

hematin. Sedangkan darah korban (tabung reaksi II) perubahan warna

seperti diatas membutuhkan waktu lebih dari 30 “ ,karena sudah terjadi

ikatan CO-HB. HB lebih mudah mengikat CO dari pada CO2 .

(+) : korban keracunan gas CO, korban sebelum/setelah mati dibunuh

menghirup asap,perokok berat

(-) : korban tidak menghirup asap, spasme laring ,vagal refleks

Emboli lemak

Contoh kasus : seorang anak yang dipukul terus menerus menjadi sesak

akhirnya mati ???

Patah tulang paha mau dioperasi akhiranya meninggal karena sesak

Hal ini terjadi karena emboli lemak ( dilakukan pemeriksaan pada paru-paru) ec.

Fraktur tulang panjang

Lemak terpecah dan terlepas karena kena pukulan pada kulit seluruh punggung

dan patahn ya tulang panjang. Sehingga cairan lemak masuk kedalam pembuluh

darah vena yang robek → mauk kevena cava superior → atrium kanan

→ ventrikel kanan → arteri pulmonale → Dan membuntu di paru-paru

(alveoli)

Korban meninggal karena kapiler paru buntu dan terjadi asphiksia.

Test emboli lemak : organ yang diambil yaitu paru-paru “jaringan paru-paru

diambil dan dikeraskan dengan uap zat asam arang cair (frozzensetion) dan

kemudian dengan mikrotom dipotong 20 mikron dan dicat dengan warna Sudan

III” kemudian dikirim ke PA.

4. Pengiriman PA / pengawetan : paru-paru diberi gas CO kemudian difiksasi

menggunakan dry ice supaya tidak membusuk (jangan mengirim PA dengan

alkohol/formalin karena lemak akan larut)

Emboli udara vena

Terjadi karena vena teriris(biasanya V.jugularis dileher) sehingga udara masuk ke

dalampembuluh darah vena kemudianmenuju ke jantung kanan → cab. Arteri

pulmonale → ke paru-paru → menyebabkan sesak.

Korban meninggal karena kapiler paru buntuoleh udara sehingga terjadi asphyxia.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 132

Page 133: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

(jumlah udara yang dapat menyebabkan kematian antara 100-150 cc).

Otopsi:

Kulit dinding thorax dibuka → sternum dipotong pada proc. Xypoideus setinggi ICS II

dibawah costa II supaya V. Brachialis cab V. Clavicula tidak terpotong

ambil dan gunting pericard dengan posisi Y terbalik → dengan pinset tarik ujung-ujung

potongan pericard seperti Y terbalik → isi dengan air sampai menggenang tusuk

atrium kanan,ventrikel kanan,arteri pulmonalis → ada gelembung udara positif.

Penyebab emboli udara vena:

1. Luka pada pembuluh balik leher( terutama V.Jugularis)

2. Abortus provocatus criminalis dengan cara penyemprotan.

Emboli udara arteri

Otopsi sama dengan emboli udara vena . hanya yang ditusuk atrium kiri,

ventrikel kiri dan aorta

Terjadi bila ada luka tembus paru-paru → emboli → v pulmonalis

atrium kiri → ventrikel kiri → aorta

Korban meninggal karena udara membuntu otak, ginjal dan jantung sampai

terjadi asfiksi.

Penyebab :

1) Luka tusuk/tembus diparu-paru

2) Artifisial pneumothorax

3) Pneumonectomy

Pneumothorax

Adanya udara dalam rongga thorax

Otopsi : buka kulit dinding thorax dengan potongan huruf “I” atau “Y” setelah

terlihat costa tarik potongan costa, tarik potongan kulit hingga membentuk

kantong kemudian isi air sampai menggenangi kemudian tusuk paru-paru

diantara ICS2, test (+) bila ada gelembung udara

Pada gas pembusukan ditemukan gelembung udara sedikit.

Test toksikologi dan patologi anatomi (PA)

Disiapkan 3 buah toples, masukkan organ tubuh kedalam 3 buah toples

kemudian disegel (supaya tidak bisa ditukar orang lain)

o Toples I : Di isi organ pparu-paru,jantung,otak,lien,hepar

o Toples II : Di isi GIT

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 133

Page 134: Tugas Kelompok

KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

o Toples III : Di isi organ urogenitalia

Untuk pemeriksaan toksikologi setiap toples di fiksasi dengan alkohol 96%

hingga batas organ bagian atas. (digunakan alkohol karena formalin bersifat

racun

Untuk pemeriksaan PA diambil organ yang dicurigai dan dimasukkan toples

difiksasi dengan formalin 10% hingga batas organ bagian atas. Jika dikirim :

Ditutup dengan toples, diberi parafin di ikat kemudian diberi label dan di

segel setelah itu dimasukkan kedalam kardus. Kemudian disertakan surat

permohonan test PA dan surat berita acara isinya mengenai isi toples yang

telah diberi formalin 10% ,disertakan pula contoh formalin 10% sebanyak

10cc dalam botol kecil.

Test DNA

Menggunakan darah,sperma, air mani, cakaran dikulit, rambut, daki / keringat yang

menempel dibaju /jaket, dll.

ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 134