tugas kelompok
DESCRIPTION
KedokteranTRANSCRIPT
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
A B O R T U S
Kasus abortus (keguguran/gugur kandungan) dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, baik di
negara yang sudah maju maupun dinegara yang sedang berkembang.
Abortus dapat terjadi secara spontan, dapat pula terjadi karena dibuat/disengaja.
Abortus yang dibuat sebagian besar karena kehamilan yang tidak dikehendaki.
Di Indonesia abortus provocatus adalah suatu tindak pidana, apapun alasannya, sehingga dokter
dapat diminta bantuannya oleh polisi selaku penyidik untuk memeriksa kasus tersebut.
Dengan demikian seorang dokter sangat perlu membekali dirinya dengan pengetahuan yang
memadai tentang aspek kedokteran forensik dari suatu abortus pada umumnya dan abortus
provocatus criminalis pada khususnya.
A. PENGERTIAN ABORTUS
Adalah pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium perkembangannya sebelum masa
kehamilan yang lengkap tercapai (38-40minggu).
Dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :
1. Abortus dengan penyebab yang wajar (abortus Spontanea)
2. Abortus yang sengaja dibuat (abortus provocatus)
20 % dari semua kehamilan berakhir dengan abortus. 50-60% dari semua kasus abortus adalah
abortus spontanea.
Patut diduga terjadi abortus spontan bila mengenai :
1. Pasangan suami istri yang belum mempunyai anak
2. Ibu yang sudah mempunyai anak tapi masih mendambakan anak
Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada :
1. Wanita hamil diluar pernikahan
2. Kehamilan yang tidak dikehendaki
B. Penyebab abortus yang spontan :
Kelainan uterus
Kelainan ovarium
Penyakit sistemik ibu
Hormonal
Rhesus factor
Psychogenik instability
C. Abortus provokatus atas indikasi medic
Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 1
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Syarat-syaratnya :
1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk
melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan
tanggung jawab profesi
2. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi)
3. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat
4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga / peralatan yang memadai, yang
ditunjuk oleh pemerintah
5. Prosedur tidak dirahasiakan
6. Dokumen medik harus lengkap
D. Cara-cara yang dipakai untuk melakukan abortus atas indikasi medik adalah :
Vaginal :
1. Ketuban dipecah
2. Dilatasi Cervi
3. Injeksi 10 unit oxytosin intra uterin
Abdominal : Sectio Caecaria
E. Beberapa indikasi medik yg dapat dipertimbangkan antara lain :
Faktor kehamilannya sendiri :
1. Ectopic pregnancy yang terganggu
2. Kehamilan yang sudah mati
3. Mola hydatidosa
4. Kelainan plasenta
Penyakit diluar kehamilannya :
1. Ca. Cervix
2. Ca. Mamma yang aktif
Penyakit sistemik si ibu :
1. Toxaemia gravidarum
2. Penyakit ginjal
3. Diabetes berat
F. Abortus Provokatus Kriminalis (APC)
Kurang lebih 40% dari semua kasus abortus adalah Abortus Provokatus Criminalis.
Pelaku APC biasanya adalah :
1. wanita bersangkutan
2. Dokter / tenaga medis lain (demi keuntungan atau demi rasa simpati)
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 2
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
3. Orang lain yang bukan tenaga medis yang karena suatu alasan tidak mengahendaki
kehamilan seorang wanita
Cara-cara melakukan APC
1. Kekerasan mekanik :
a. Umum
b. Lokal
2. Kekerasan kimiawi / obat-obatan atau bahan-bahan yang bekerja pada ureter
Kekerasan mekanik :
1. Umum :
a. Latihan olahraga berlebihan
b. Naik kuda berlebihan
c. Mendaki gunung, berenang, naik turun tangga
d. Tekanan / trauma pada abdomen
2. Lokal :
a. Memasukkan alat-alat yang dapat menusuk kedalam vagina : pensil, paku, jeruji sepeda
b. Alat merenda, kateter atau alat penyemprot untuk menusuk atau menyemprotkan cairan
kedalam uterus untuk melepas kantung amnion
c. Alat untuk memasang IUD
d. Alat yang dapat dilalui arus listrik
G. Penyebab kematian :
Immediate (seketika) :
1. Vagal reflek
2. Emboli Udara (±10cc)
3. Perdarahan
4. Keracunan Anastesi
Delayed (beberapa saat setelah tindakan abortus)
1. Septicaemia (alat-alat kotor/kontaminasi dari anus)
2. Pyaemia
3. General Peri tonitis
4. Toxemia
5. Tetanus
6. Perforasi uterus dan viscer abdomen
7. Emboli lemak (penyemprotan lisol)
Remote (lama sekali setelah tindakan abortus)
1. Jaundice
2. Renal failure
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 3
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
3. Bacterial endocarditis
4. Pneumonia, emphysema
5. Meningitis
H. Kekerasan kimiawi/obat-obatan
Jenis obat-obatan yang dipakai untuk menginduksi abortus al. :
1. Emmenagogum : obat untuk melancarkan haid
2. Purgativa/Emetica :obat-obatan yang menimbulkan kontraksi GI tract
3. Ecbolica : menimbulkan kontraksi uterus secara langsung
4. Garam dari logam : biasanya sebelum mengganngu kehamilannya sudah membahayakan
keselamatan ibu
I. Pemeriksaan korban hidup
Ibu :
Tanda-tanda kehamilan :
1. striae gravidrum
2. uterus yang membesar
3. hiperpigmentasi areola mammae
4. tes kehamilan ( GM, Pack tes )
Tanda-tanda Partus :
1. lochia
2. keadaan ostium uteri
3. Golongan Darah
Janin : Umur janin, Golongan darah
J. Pemeriksaan korban mati
Pemeriksaan post mortem korban abortus kriminalis bertujuan :
1. Mencari bukti dan tanda kehamilan
2. Mencari bukti abortus dan kemungkinan adanya tindakan kriminal dengan obat-obatan atau
instrumen
3. Menentukan kaitan antara sebab kematian dengan abortus
4. Menilai setiap penyakit wajar yang ditemukan
Pemeriksaan Ibu :
1. Identifikasi umum :
TB/BB, Umur, pakaian, tanda-tanda kontak dgn suatu cairan, terutama pd pakaian dalam.
2. Catat suhu badan, warna dan distribusi lebam jenasah.
3. Periksa dgn palpasi uterus kepastian kehamilan.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 4
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
4. Cari tanda-2 emboli udara, gelembung sabun, cairan pada :
a. arteria coronaria
b. ventricle kanan
c. arteria pulmonalis
d. arteria dan vena dipermukaan otak
e. vena-vena pelvis.
5. Vagina dan uterus diinsisi pada dinding anterior untuk menghindari jejas kekerasan yang
biasanya terjadi pada dinding posterior, misalnya perforasi uterus.
6. Cara pemeriksaan : uterus direndam dalam larutan formalin 10 %, selama 24 jam, kemudian
direndam dlm alkohol 95 % selama 24 jam, iris tipis untuk melihat saluran perforasi. Periksa
juga tanda-tanda kekerasan pada cervix (abrasi, laserasi)
7. Ambil sampel semua organ pemeriksaan histopalogis
8. Buat swab dinding uterus pemeriksaan mikrobiologi
9. Ambil sampel : untuk pemeriksaan toksikologis :
a. isi vagina dan uterus
b. darah (v.cava inf & ventricle)
c. urine
d. isi lambung
e. rambut pubis
Pemeriksaan janin :
1. Umur janin
2. Golongan darah
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 5
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Berdasarkan panjang badan :
Umur (Bulan) Panjang Badan (cm) (Puncak kepala – tumit)
1 1 x 1 = 1
2 2 x 2 = 4
3 3 x 3 = 9
4 4 x 4 = 16
5 5 x 5 = 25
6 6 x 5 = 30
7 7 x 5 = 35
8 8 x 5 = 40
9 9 x 5 = 45
10 10 x 5 = 50
Berdasarkan pertumbuhan bagian-bagian tubuh:
Umur kehamilan (bulan) Ciri-ciri Pertumbuhan
2 Hidung, telinga, jari mulai terbentuk (belum
sempurna), kepala menempel ke dada
3 Daun telinga jela, kelopak mata masih melekat,
leher mulai terbentuk, belum ada deferensiasi
genetalia
4 Genetalia externa terbentuk dan dapat dikenali,
kulit merah dan tipis sekali
5 Kulit lebih tebal, tumbuh bulu lanugo
6 Kelopak mata terpisah, terbentuk alis dan bulu
mata, kulit keriput
7 Pertumbuhan lengkap/sempurna
Berdasarkan inti penulangan
1. Calcaneus : ± 5 – 6 bulan
2. Talus : ± 7 bulan
3. Femur distal : ± 8 – 9 bulan
4. Tibia prox : ± 9 – 10 bulan
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 6
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
K. Abortus ditinjau dari segi hukum
Hukum yang berlaku di Indonesia :
Setiap usaha untuk mengeluarkan hasil konsepsi sebelum masa kehamilan yang lengkap
tercapai adalah suatu tindak pidana, apapun alasannya
Hukum abortus diberbagai negara dapat digolongkan dalam beberapa kategori sebagai berikut :
1. Hukum yang tanpa pengecualian melarang abortus, seperti di Belanda & Indonesia.
2. Hukum yang memperbolehkan abortus demi keselamatan kehidupan penderita
(ibu), seperti di Perancis dan Pakistan.
3. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi medik, seperti di Kanada,
Muangthai dan Swiss.
4. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi sosio-medik, seperti di
Eslandia, Swedia, Inggris, Scandinavia, dan India.
5. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi sosial, seperti di Jepang,
Polandia, dan Yugoslavia.
6. Hukum yang memperbolehkan abortus atas permintaan, seperti di Bulgaris,
Hongaria dan USSR
L. Negara-negara yang mengadakan perubahan dalam hukum abortus pada umumnya
mengemukakan salah satu alasan/tujuan seperti yang tersebut dibawah ini :
1. Untuk memberikan perlindungan hukum pada para medisi yang melakukan abortus atas
indikasi medik.
2. Untuk mencegah atau mengurangi terjadinya abortus provocatus criminalis.
3. Untuk mengendalikan laju pertambahan penduduk.
4. Untuk melindungi hal wanita dalam menentukan sendiri nasib kandungannnya.
5. Untuk memenuhi desakan masyrakat.
Abortus atas indikasi medik ini kini diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
beberapa pasal yang mengatur abortus provocatus :
o PASAL 299 KUHP
o PASAL 346 KUHP
o PASAL 347 KUHP
o PASAL 348 KUHP
o PASAL 349 KUHP
o PASAL 535 KUHP
o PASAL 15 UU Kes. 23/1992
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 7
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
o PASAL 80 UU Kes. 23/1992
PASAL 299 KUHP
1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh supaya diobati,
dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat
digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak
empat pulu ribu rupiah.
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan
perbuatan tersebut sebagai pencaharian atau kebiasaan atau jika dia seorang tabib, bidan atau
juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
3. Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencaharian, maka
dapat dicabut haknya untuk melakukan pencaharian.
PASAL 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang
lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
PASAL 347
1. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa
persetujuan, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu menyebabkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama
lima belas tahun.
PASAL 348
1. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seseorang wanita
dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan tersebut mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikarenakan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.
PASAL 349
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346,
ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal
347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengn sepertiga dan
dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.
PASAL 535
Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk menggugurkan
kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta menawarkan, ataupun secara
terang-terangn atau dengan menyiarkan tulisan tanpa diminta, menunjuk sebagai bisa didapat,
sarana atau perantaraan yang demikian itu, diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
PASAL 15
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 8
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
1. Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya,
dapat dilakukan tindakan medis tertetu.
2. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan :
a. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan
sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli ;
b. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya ;
c. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut ;
d. Pada sarana kesehatan teertentu.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
PASAL 80
Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu hamil yang tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), dipidana dengan
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 9
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
BANTUAN DOKTER PADA PERADILAN (dr SUROTO)
Sesuai KUHAP pihak peradilan yang dapat meminta bantuan kepada dokter, terkait hal
medikolegal adalah :
1. Tersangka / Terdakwa
2. Penyidik
3. Jaksa
4. Hakim
Bantuan ahli / dokter kepada tersangka / terdakwa meliputi:
1. Tersangka / terdakwa yang dikenakan penahanan berhak menghubungi dan menerima
kunjungan dokter pribadinya untuk kepentingan kesehatan baik yang ada hubungannya dengan
proses perkara maupun tidak (KUHAP 58)
2. Tersangka / terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi dan atau seseorang
yang memiliki keahlian khusus guna memberikan keterangan yang menguntungkan dirinya
(KUHAP 65)
Bantuan ahli / dokter yang dapat diberikan pada penyidik sesuai KUHAP Pasal 1 butir 28, 7 (1h),
133, 134, 135, adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pemeriksaan TKP
2. Melakukan pemeriksaan pada korban yang hidup
3. Melakukan pemeriksaan pada korban yang meninggal
4. Melakukan penggalian mayat
5. Melakukan pemeriksaan umur seorang terdakwa / korban
6. Melakukan pemeriksaan jiwa seorang terdakwa
7. Melakukan pemeriksaan barang bukti lain: darah, sperma, rambut, dsb
Hasil laporan dokter bila diberikan secara tertulis disebut Visum et Repertum
Pemeriksaan Di Tempat Kejadian Perkara (TKP)
Sesuai KUHAP 7 (1) H: Penyidik mempunyai wewenang mendatangkan orang ahli yang
diperlukan dalam hubungan dengan pemeriksaan perkara
Sesuai KUHAP 120 (1): Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang
ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus.
Kegunaan TKP
1. Menentukan perkiraan saat kematian
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 10
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
2. Menduga cara kematian:
- Mati wajar
- Mati tidak wajar (pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan)
3. Mengumpulkan barang bukti
Pemeriksaan atas korban luka, keracunan yang diduga karena peristiwa tindak pidana
kasus-kasus yang dapat diminta untuk dibuatkan Visum et Repertum, adalah sebagai berikut:
1. KUHP 44 – 45 tentang hal yang menghapuskan, mengurangi atau memberatkan pidana.
2. KUHP 284 – 290 / 292 – 295 tentang Kejahatan Kesusilaan
3. KUHP 338 – 348 tentang Kejahatan Terhadap Nyawa
4. KUHP 351 – 355 tentang Penganiayaan
5. KUHP 359 – 360 tentang Luka yang menyebabkan mati atau luka karena kealpaan
Pemeriksaan atas korban mati yang diduga karena perbuatan tindak pidana diatur dalam KUHAP
133 ayat 2, yakni:
• Dapat dengan otopsi atau
• Pemeriksaan luar
Penggalian Mayat (diatur dalam KUHAP 135)
Permintaan penggalian mayat harus disampaikan secara tertulis, sebab tiga alasan di bawah ini,
yakni:
• Terdakwa mengubur mayat secara tersembunyi
• Penyidik
• Dokter
Pemeriksaan Barang Bukti
A. Pemeriksaan Darah / Golongan Darah
- Pemeriksaan Mikroskopik
- Percobaan Benzidine
- Percobaan Teichman
- Percobaan Spektroskopik
- Percobaan Precipitine
- Penentuan Golongan Darah
B. Pemeriksaan Rambut
C. Pemeriksaan Sperma
- Pemeriksaan Mikroskopik
- Pemeriksaan Florence : Cholinf
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 11
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
- Pemeriksaan Enzyme Acid Phosphatase
- Test adanya Zinc
Bantuan Dokter kepada Jaksa dan Hakim
Bantuan dokter kepada Jaksa dalam perkara pidana umum jaksa tidak berwenang meminta Visum
et Repertum, tetapi jaksa berwenang meminta Visum et Repertum Psychiatricum. Jaksa dapat
memanggil dokterdi sidang pengadilan atas perintah hakim,
Bantuan dokter kepada Hakim diatur dalam KUHAP 179, 180, 238, 253. Hakim yang berhak
meminta bantuan dokter adalah hakim pengadilan negeri, hakim pengadilan tinggi dan hakim
mahkamah agung.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 12
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
KEJAHATAN SEKSUAL
Kejahatan seksual Suatu bentuk kejahatan yang meliputi :
a. Tubuh
b. Kesehatan
c. Nyawa manusia
Yang Berhubungan dengan persetubuhan.
Upaya kedokteran forensik dalam pembuktian kasus kejahatan seksual, yaitu :
a. Ada tidaknya tanda-tanda persetubuhan
b. Ada tidaknya tanda-tanda kekerasan
c. Perkiraan umur
d. Sudah pantas atau sudah mampu untuk dikawin atau tidak
Persetubuhan yang merupakankejahatan thd kesusilaan
Dalam Perkawinan luar Perkawinan
Persetubuhan disetujui Ƃ
Persetubuhan tak disetujui Ƃ
Pasal 288 KUHP
Pasal 284 KUHPPasal 287 KUHP
Pasal 285 KUHPPasal 286 KUHP
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 13
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Persetubuhan yang merupakan kejahatan thd kesusilaan
Dalam Perkawinan
Pasal 288 KUHP
Bila suami melakukan persetubuhan dgn istrinya yg belum mampu kawin
dgn mengkibatkan luka-luka, luka lecetdan atau mengakibatkan kematian
VR yg dibuat hrs berisi bhw si korban :• Memang belum mampu dikawin• Memang tdpt tanda-tanda persetubuhan• Ada tanda-tanda kekerasan• Mejelaskan sebab kematian
Scr biologis Menurut UU perkawinan
Siap memberi keturunan
Ƃ < 16 th
Menst (+)
luar Perkawinan
Persetubuhan disetujui Ƃ
Persetubuhan tak disetujui Ƃ
Pasal 284 KUHP
Pasal 287 KUHP
• Mau sama mau• Coitus• Sdh kawin• Ada pengaduan
1. Ƃ ⇒ -) < 15 th-) umur tak jelas-) belum waktunya dikawin
2. Pembuktian dilakukan hanya atas pengaduan kecuali jika Ƃ < 12 th
Pasal 285 KUHP
Pasal 286 KUHP
VR hrs dpt dibuktikan :-) ada coitus -) ada persetubuhan-) ada kekerasanƂ tsbt : -) pingsan
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang
wanita bersetubuh dgn dia di luar perkawinan, diancam krn melakukanperkosaan dgn pidana penjara paling
lama 12 thn
Barang siapa bersetubuh dgn seorang Ƃdi luar perkawinan padahal diketahui bhw wanita itu dlm keadaan pingsan atau tdk berdaya, diancam dgn pidana
penjara paling lama 9 thn
Definisi Persetubuhan :Suatu peristiwa dimana terjadinya penetrasi penis ke dalam vagina,
penetrasi tersebut dapat lengkap atau tidak lengkap dan dengan atau tanpa disertai ejakulasi.
Upaya pembuktian persetubuhan dipengaruhi beberapa faktor :
a. Besarnya penis
b. Derajat penetrasi
c. Bentuk & elastisitas selaput dara (hymen)
d. Ada tidaknya ejakulat & keadaan ejakulat
e. Posisi persetubuhan
f. Keaslian barang bukti
g. Waktu pemeriksaan
h. Tak adanya robekan hymen tak dapat dipastikan bahwa ♀ tsbt tidak terjadi penetrasi penis
i. Adanya robekan hymen hanya pertanda adanya suatu benda yang masuk ke dalam vagina
j. Bila persetubuhan disertai ejakulasi & ejakulat tersebut mengandung spermatozoa, maka adanya
spermatozoa sel di dalam vagina merupakan tanda pasti adanya persetubuhan.
k. Bila tidak ada spermatozoa sel, maka upayapembuktian adanya persetubuhan dapatdiketahui
dengan pemeriksaan ejakulat
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 14
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Komponen Ejakulat :
a. Enzym as. Fosfatase
b. Choline
c. Spermin
Bila kejahatan seksual tidak disertai ejakulasi maka pembuktian forensik tak dapat dipastikan.
Sebaliknya juga tak dapat dikatakan oleh dokter secara pasti bahwa wanita tersebut tidak ada
persetubuhan
Maksimal dokter dapat menyatakan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda persetubuhan pada wanita
tersebut, mencakup 2 hal :
a. Menyatakan memang tak ada persetubuhan
b. Persetubuhan ada tapi tanda-tandanya tak dapat ditemukan
Bila persetubuhan dapat dibuktikandengan cara pasti, maka perkiraan saat terjadinya persetubuhan
harus ditentukan( kadang berkaitan dgn alibi pelaku dlm penyidikan ) dengan cara :
a. Spermatozoa dalam liang vagina dapat bergerak selama 4 – 5 jam post coital.
b. Spermatozoa dalam 24 – 36 jam ditemukan tak bergerak.
c. Bila ♀ tsbt mati maka spermatozoa dpt ditemukan dlm 7– 8 hr.
d. Penyenbuhan luka-luka pada hymen berlangsung sekitar 7– 10 hr.
o Pasal 288 KUHP
1. Barang siapa dlm perkawinan bersetubuh dgn seorang perempuan yg diketahui atau
sepatutnya hrs diduganya bahwa yang bersangkutan belum waktunya utk dikawin, apabila
perbuatan mengakibatkan luka diancam dgn penjara paling lama empat tahun.
2. Jika perbuatan mengakibatkan luka berat, dijatuhkan pidana penjara paling lama 8 tahun.
Pemeriksaan adanya kehamilan dan penyakit kelamin
a. Kehamilan tanda pasti telah terjadi persetubuhan sebelumnya, waktunya lama.
b. Penyakit kelamin pada wanita jadi petunjuk bahwa baru kontak dgn laki laki.
Faktor waktu dan faktor keaslian barang bukti
a. Waktu, lebih cepat lebih baik diperiksa.
b. Pakaian yang dipakai diperiksa sebelum diganti.
Pembuktian adanya kekerasan :
Adanya :
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 15
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
a. Luka-luka lecet
b. Memar atau bekas gigitan
1. Mulut
2. Bibir
3. Leher
4. Putting susu
5. Pergelangan tangan
6. Pangkal paha sekitar alat kelamin
Perkiraan umur dapat diketahui dengan :
a. Perkembangan fisik
b. Ciri seks sekunder
c. Pertumbuhan gigi
d. Fusi tulang khususnya tl tengkorak dan
e. Pemeriksaan radiologik
Penentuan sudah atau belum waktunya untuk dikawin :
a. Secara biologis : menstruasi
b. Menurut UU perkawinan sudah umur 16 thn
Pemeriksaan pada pelaku kejahatan seksual :
Bila tertangkap basah maka penis mengandung epitel vagina yang dapat ditest.
Tujuan pemeriksaan laboratorium :
a. Menentukan adanya sperma
1. Bahan pemeriksaan : Cairan vagina
Hasil yg diharapkan : Sperma yang masih bergerak
2. Bahan pemeriksaan : Pakaian
Hasil yg diharapkan : Kepala sperma berwarna merah, bag. ekor biru muda, kepala
sperma tampak menempel pada serabut -serabut benang yang masih bergerak.
b. Menentukan adanya air mani, dll.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 16
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
OTOPSI
Nama lain dari otopsi:
1. Seksi
2. Nekropsi
3. Obduksi
4. Pemeriksaan post mortem
5. Bedah mayat
MACAM OTOPSI
1. Otopsi anatomis
2. Otopsi klinik
3. Otopsi kehakiman/Forensik
OTOPSI FORENSIK : Otopsi yang dilakukan atas dasar perintah yang berwajib untuk
kepentingan peradilan, karena peristiwa yang diduga merupakan tindak pidana, yang dilakukan
dengan cara pembedahan terhadap jenazah untuk mengetahui dengan pasti penyakit atau
kelainan yang menjadi sebab kematian.
YANG BERHAK MEMINTA VISUM ET REPERTUM JENAZAH:
1. Penyidik
(KUHAP I butir 1, 6,7,120, 133, PP RI NO 27 Th 1983)
– Pejabat polisi negara RI tertentu sekurang-kurangnya berpangkat PELDA (AIPDA)
– Kapolsek à berpangkat Bintara dibawah PELDA (AIPDA)
2. Penyidik Pembantu
(KUHAP I Butir 3, 10, PP RI NO. 27 Th 1983)
– Pejabat polisi negara RI tertentu yang sekurang-kurangnya berpangkat SERDA Polisi
(BRIPDA)
3. Provos
– UU No I Darurat Th 1958
– Keputusan Pangab No. Kep/04/P/II/1984
– UU No. 31 tahun 1997 ttg Peradilan Militer
4. Hakim Pidana
KUHAP 180
DASAR HUKUM OTOPSI FORENSIK
1. KUHAP 133
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 17
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
2. KUHAP 134
3. KUHP 222
4. Reglemen pencatatan sipil Eropa 72
5. Reglemen pencatatan sipil Tionghoa 80
6. STBL 1871/91
7. UU RI No 23 Th 1992 Pasal 70
BARANG BUKTI
1. Misalnya : Pakaian, dompet dan isinya, surat-surat, perhiasan, anak peluru dsb.
2. Barang bukti harus diperiksa oleh dokter dicatat dilaporkan dlm V. et R.
3. Barang bukti setelah diperiksa diserahkan kepada penyidik secepatnya dengan disertai surat
tanda penerimaan yang ditanda tangani oleh penyidik (KUHAP 42).
MENENTUKAN SAAT KEMATIAN (PP 18 TH 1981)
1. Konvensional
Seseorang telah meninggal dunia apabila keadaan insani yang diyakini oleh ahli kedokteran
yang berwenang bahwa fungsi otak, pernafasan dan atau denyut jantung seseorang telah
berhenti.
2. Khusus untuk transplantasi
– Saat kematian ditentukan oleh dua orang dokter yang tidak ada sangkut paut medik
dengan dokter yang melakukan transplantasi.
– Menentukan saat meninggalnya seseorang di RS modern dilakukan dengan menggunakan
alat yang disebut encephalograaf, yaitu suatu alat yang mencatat aktivitas otak.
INFORMASI UNTUK DOKTER SEBELUM MELAKUKAN OTOPSI
1. Kecelakaan lalu lintas
• Bagaimana kecelakaan terjadi
• Siapakah korban
• Apakah ada dugaan korban mabuk, minum obat sejenis Amphetamine dsb
2. Kecelakaan lain
Dokter harus diberitahu benda yang menyebabkan kecelakaan
3. Pembunuhan, bunuh diri
4. Kematian memdadak
5. Kematian setelah berobat / perawatan
6. Tanggal dan jam korban ditemukan meninggal, tanggal dan jam korban terakhir terlihat
masih hidup
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 18
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN UNTUK OTOPSI
1. Timbangan besar (500 Kg)
2. Timbangan kecil (3 Kg)
3. Pita pengukur
4. Penggaris
5. Alat pengukur cairan
6. Pisau
7. Gunting
8. Pinset
9. Gergaji dengan gigi halus
10. Jarum besar – jarum goni
11. Benang yang kuat
BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN UNTUK OTOPSI
1. Botol / toples untuk spesium pemeriksaan toksikologi
2. Alkohol 96% 5 liter
3. Botol untuk spesium pemeriksaan histopatologi
4. Formalin 10% 1 liter
5. Kaca sediaan dan kaca penutup
TEKNIK OTOPSI
1. Pemeriksaan luar
2. Pemeriksaan dalam :
o Insisi bentuk I
o Insisi bentuk Y
3. Pemeriksaan tambahan
o Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan tambahan
1. Pemeriksaan histopatologi
2. Pemeriksaan mikrobiologi
3. Pemeriksaan virologi
4. Pemeriksaan immunologi
5. Pemeriksaan toksikologi
6. Pemeriksaan trace evidence
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 19
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Pemeriksaan khusus
1. Pemeriksaan pneumo thorax
2. Pemeriksaan emboli udara
3. Percobaan getah paru-paru (longsap proof)
4. Percobaan apung paru-paru (docimasia pulmonum hydrostatica = longdrijfproef)
5. Emboli lemak
PEMERIKSAAN LUAR
1. Identifikasi
2. Pakaian
3. Lebam mayat
4. Kaku mayat
5. Pembusukan
6. Panjang dan berat badan
7. Kepala
8. Leher
9. Perut
10. Alat kelamin
11. Dubur
12. Anggora gerak
13. Punggung
14. Bokong
Cara melukis luka : harus menggunakan absis dan ordinat, dan luka harus
dirapatkan dulu
PEMERIKSAAN DALAM
Yang perlu diperhatikan :
1. Rongga perut perlu diinspeksi dulu sebelum rongga dada dibuka
2. Pemeriksaan dalam kepala harus dilakukan setelah rongga dada kosong
3. Cara mengiris alat tubuh :
– Permukaan terlihat seluas-luasnya
– Satu kali irisan
– Irisan lain sejajar dengan irisan pertama
– Permukaan tidak boleh dicuci tetapi dihapus
INSISI PADA TUBUH
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 20
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Insisi bentuk I :
• Dimulai sedikit dibawah Cart. Thyroidea Proc. Xiphoideus 2 cm paramedian kiri
Symphysis
Insisi bentuk Y :
• Pada jenazah laki-laki : Insisi dimulai dari Acromion Ka-Ki Proc. Xiphoideus
• Pada jenazah perempuan : Insisi dimulai dari Acromion Ka – Ki lurus kebawah melingkari
mamma Proc. Xiphoideus à 2 cm paramedian Ki à Symphysis
• Insisi di bawah Proc. Xiphoidesus diperdalam sampai menembus perintoneum diteruskan
sampai Symphysis
• Selanjutnya melepaskan kulit dari tulang dada dengan cara menarik kulit dengan keras ke
samping memotong otot-otot dengan pisau. Otot perut dilepas dari Arcus costa.
CARA MELEPASKAN STERNUM
Pangkal mata pisau diletakkan 1 cm medial dari Costo Chondral Junction Costa No. 2 pisau
didorong dan ditarik ke arah Costa No 10. Sebelum Costa I dipotong dari sternum inspeksi dari
rongga dada. Kemudian memotong tulang rawan costa No I miring dengan menarik sternum
kesamping selanjutnya memotong tulang rawan costa I sebelahnya à memotong Art.
Sternoclaviculare Ka-Ki setelah dilokalisir lebih dulu.
TEKNIK OTOPSI
THYMUS
• Biasanya didapatkan pada anak-anak dan kadang-kadang pada orang dewasa, berat
maksimum pada pubertas
• Thymus dilepaskan dengan pinset dan gunting secara tajam
STATUS THYMICO LYMPHATICUS
• Thymus membesar dengan pembesaran umum kelenjar getah bening
JANTUNG
• Setelah jantung dikeluarkan dari rongga dada maka jantung dibuka menurut aliran darah
– Membuka jantung kanan
• Dinding atrium kanan dibuka
• Auricula Cordis kanan dibuka
• Ventrikel kanan dibuka kearah lateral
• Ventrikel kanan dibuka ke arah ventral
– Membuka jantung kiri
• Dinding atrium kiri dibuka
• Auricula Cordis kiri dibuka
• Ventrikel kiri dibuka ke arah lateral
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 21
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
• Ventrikel kiri dibuka ke arah ventral
– Mengiris A Coronaria Dextra dan Sinistra
• Dengan irisan melintang dengan jarak 3mm
– Mengukur tebal otot jantung
– Irisan dendeng pada otot ventrikel dan septum interventriculorum
– Jantung ditimbang
TRACTUS RESPIRATORIUS
• Trachea, kedua bronchi, kedua paru-paru dikeluarkan sebagai satu unit
DISEKSI SELANJUTNYA SEBAGAI BERIKUT :
• Trachea dan kedua bronchi dibuka dengan gunting pada bagian posterior
• Cabang brochi dibuka dengan gunting sejauh-jauhnya kedalam paru-paru
• V maupun A pulmonalis
• Bronchi dipotong dihilus
• Paru kanan dan kiri ditimbang
• Insisi paru-paru
– Paru-paru à hilus menghadap keatas dan basis menghadap desektor
– Insisi dari Apex à ke basis paru-paru
– Insisi lainnya dibuat sejajar dengan irisan pertama
TRACTUS DIGESTIVUS
• Inspeksi rongga perut dan palpasi
• Apakah ada cairan
• Peritoneum
• Jala (omentum)
• Diaphragma
• Omentum dibalik
• Hati
• Limpa
• Mesenterium kel. Lymphe, V dan A mesenterica
• Usus diperiksa appendix
MEMISAHKAN USUS HALUS DAN USUS BESAR
• Usus halus dan usus besar dilepaskan dari mesenterium sampai duodenum dan colon
sigmoideum usus dipotong diperbatasan dengan duodenum dan di perbatasan colon
sigmoideum dengan rectum sebelah diikat pada dua tempat lebih dulu
• Usus halus dibuka dengan gunting di tempat melekatnya mesenterium
• Usus besar dibuka melalui salah satu taenia yang bebas
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 22
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
LIEN :
• A dan V Lienalis dipotong bagian hilus lien dikeluarkan dengan melepaskan jaringan
sekitar hilus secara tumpul dan tajam
• Lien ditimbang, diukur panjang, lebar dan tebal
• Insisi lien secara longitudinal
• Irisan lain sejajar dengan irisan I
OESOPHAGUS, VENTRICULUS, DUODENUM, PANCREAS, HEPAR
• Melepaskan gld. Suprarenalis kanan dari hepat
• Memisahkan Lig. Tereshepatis membuat insisi pada peritoneum diperbatasan hepar lobes
kanan dan diaphragma secara tumpul hepar lobus kiri
• Pancreas secara tumpul dan tajam dilepaskan dari jaringan retroperitoneal
• Diaphragma digunting menuju oesophagus oesophagus dilepaskan dari diaphragma
• V Cava sup dipisahkan dari diaphragma
• Mesenterium diangkat dan dilepaskan dari jaringan retroperitoneal memotong A
mesenterica inf A mesenterica sup dan A coelica
VESICA FELEA
• Hati diletakkan dengan permukaan diaphragma kebawah, permukaan bawah keatas dan
kandung empedu ke desektor, lambung dan duodenum dijauhkan ke arah V. Cava Sup
• Kandung empedu ditekan ductus choledochus mengembung dindingnya digunting sedikit à
dengan ujung gunting lumen duct. Choledochus dibuka sampai papilla vateri
• Spesimen diputar 180 °dengan duodenum dan lambung ke desektor duct. Hepatis ka-ki
dibuka
• Lumen ductus cysticus dapat diketahui bila kandung empedu ditekan à sebelum duct.
Cysticus dibuka, kandung empedu dikosongi dengan menggunting dindingnya.
HEPAR
• Hati dipisahkan dari duodenum dan lambung
• Ditimbang beratnya, dan diukur p,l dan t-nya
• Hati diiris menurut ukuran yang terpanjang dari lobus ka à lobus ki.
• Irisan lain dibuat sejajar irisan I.
OESOPHAGUS, VENTRICULUS, DUODENUM
• Oesophagus dibuka dengan gunting melalui post sampai lambung
• Lambung dibuka di curvatura major à diteruskan sampai duodenum
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 23
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
PANCREAS
• Cauda pancreatis diiris melintang
• Ductus pancreaticus dibuka dengan gunting sampai papilla vateri di caput pancreatis
• Pancreas dilepas dari duodenum à ditimbang
• Irisan lain sejajar dengan irisan I
TRACTUS UROGENITALIS
• Pada orang laki-laki dikeluarkan sebagai satu unit = kedua ren beserta gld. Suprarenalis,
ureter, prostat, vesica urinaria dan rectum
• dikeluarkan tersendiri kedua testis.
• Pada orang wanita dikeluarkan sebagai salah satu unit = kedua ren beserta gld.
Suprarenalis, ureter, vesica urinaria, uterus, adnexa dan rectum
GLD SUPRARENALIS
• Dilepaskan secara tajam dari ren à dibersihkan dari jaringan lemak
• Gld. suprarenalis ditimbang
• Diiris melintang, irisan lain sejajar irisan I
REN :
• Hilus menghadap kebawah à Ren diiris mulai dari konveksitas ke arah hilus
• Ujung gunting dimasukkan ke pelvis renalis à ureter dibuka sampai vesica urinaria
• A. Renalis dibuka
• Simpai dijepit dengan pinset dan Ren dikupas à ditimbang
VESICA URINARIA :
V. Urinaria dibuka dengan gunting mulai dari urethra ke arah cranial
RECTUM :
V Urinaria diletakkan diatas meja à rectum dibuka dengan gunting dari anal à oral
VESICULA SEMINALIS :
Rectum dipisahkan dari V. Urinaria à Vesicula seminalis diiris memanjang
PROSTAT :
• Prostata dipisahkan dari V. Urinaria à ditimbang
• Diiris frontal mulai pertengahan lobus medialis. Irisan lain dibuat sejajar dengan irisan
pertama
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 24
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
TESTIS :
• Testis, Epididymis, Funiculus Spermaticus dikeluarkan
• Funiculus Spermaticus diiris ganda melintang
• Tunica Vaginalis dibuka dengan gunting à testis dan Epididymis dikeluarkan. Testis diiris
melintang melalui jaringan Testis dan Epididymis
UTERUS DAN VAGINA
• Uterus diukur lebar, panjang, tebal
• Vagina dibuka dengan gunting dipertengahan Anterior à ujung gunting dimasukkan
kedalam Canalis Cervicalis à Uterus dibuka dipertengahan sampai 1cm sebelum Fundus
Uteri à Uterus dibuka ke Ka dan Ki sampai insertio tuba
TUBA FALLOPII
Diinsisi melintang berganda dengan pisau atau disonde terlebih dahulu mulai dari bagian
Fimbrae
OVARIUM
Diletakkan antara kain kasa à dijepit antara ibu jari dan jari telunjuk à dibuka menurut
diameter yang terpanjang
LEHER
Yang dikeluarkan : Lidah, Palatum Molle, Kedua Tonsil, Trachea, Larynx, Oesophagus,
tulang rawan leher, gld. Parathyreoidea, gld. Thyreoidea
GLD. PARATHYREOIDEA
• Terdapat 4 buah : 2 di bagian atas, 2 di bagian bawah gld. Thyreoidea
• Rupa : sebesar butir beras dengan warna coklat muda, ada sedikit lemak
GLD. THYREOIDEA
• Dilepaskan dari Larynx, ditimbang beratnya
• Insisi pada diameter yang terpanjang
OESOPHAGUS
• Dibuka dengan gunting mulai dari bagian Oral
• Kemudian dilepaskan dari Trachea dan Larynx
TRACHEA DAN LARYNX
Dibuka di bagian posterior
TONSIL
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 25
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Diiris pada diameter yang terpanjang
LINGUA (LIDAH)
Diiris frontal setebal 1 cm
TULANG RAWAN LEHER
• Os Hyoid
• Cartilago Thyreoidea
• Cartilago Cricoidea
• Cartilago Arytenoidea
Dibersihkan untuk melihat adanya fraktur
KEPALA
• Insisi pada kulit kepala mulai dari Mastoid Ka ke Mastoid Ki. melalui Vertex à diperdalam
sampai tulang
• Kulit kepala bersama galea dikelupas sejauh-jauhnya ke muka dan belakang
• Dibuat lingkaran dengan benangà 1½ cm di atas orbita à Protuberantia Occipitalis à
digergaji menurut lingkaran tadi
• Calvarium dilepaskan secara tumpul dari duramater
MENGELUARKAN OTAK
• N. Olfactorius + N. Opticus dipotong
• A. Carotis Internus dipotong
• N. Oculomotorius + Vena-vena dipotong
• Tentorium Ka – Ki diinsisi
• N. Trigeminus + N. Otak lainnya dipotong
• N. Cervicalis dipotong
• Medulla Spinalis dipotong
• Cerebrum dan Cerebellum dapat dikeluarkan
HYPOPHYSIS
• Insisi sirkular pada Sella Tursica
• Processus Clinoideus dipatahkan
• Duramater yang melekat pada Hypophysis diangkat dengan pinset
• Hypophysis dilepaskan dengan Scalpel dari Sella Turcica
• Hypophysis dipotong menurut diameter yang terbesar
• SINUS CAVERNOSUM + A. CAROTIS INTERNA
• Dibuka dengan gunting bengkok sebelum Duramater dilepaskan dari dasar tengkorak
• GLANDULA PINEALIS
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 26
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
• Otak diletakkan dengan basis keatas, Lobus Frontalis ke Desektor à Cerebellum diangkat
sampai terlihat Corpora Quadrigemina à gld. Pinealis letaknya dimuka Corpora
Quadrigemina
DISEKSI OTAK
CIRCULUS WILLISI : DIPERIKSA
CEREBELLUM
• Dipisahkan dari Cerebrum dengan memotong kedua Pedunculi Cerebri
• Cerebellum, Pons Varoli, Medulla Oblongata, Medulla Spinalis dipotong dengan irisan
sejajar setebal 1 jari tegak lurus pada sumbu Medulla Spinalis
CEREBRUM
• Diletakkan dengan bagian inferior keatas à diiris pada tempat :
• 2 ½ cm di belakang ujung Lobus Frontalis
• Ujung Lobus Temporalis
• Chiasma Opticum
• Infundibulum
• Corpora Mamillaria
• Pedunculi Cerebri
• Splenum Corpori Callosi
• 2 ½ cm muka ujung Lobus Occipitalis
SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI
1. Jaringan 2 x 3 x ½ cm
2. Jaringan yang diambil : jaringan yang Makroskopik menunjukkan kelainan
3. Tidak boleh tertekuk
4. Tidak boleh dicuci
5. Bahan Fiksasi : Formaline 10 %
6. Jumlah pengawet : 20 x bahan yang diambil
7. Sebelum dikirim ke pusat diiris lagi yang lebih rapi
SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI
1. Bahan :
Stasiun I :
Lambung dan isi ± 250 gram
Usus halus dan isi ± 250 gram
Stasiun II
Hati ± 250 gram
Ginjal ½ kanan dan ½ kiri
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 27
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Otak ± 250 gram
Paru (volatile poisons) ± 250 gram
Stasiun III
Pada keracunan chronic : rambut, lemak, tulang, kuku
Bahan lain : darah, kencing, atau
Tempat I
Lambung dengan isinya
Usus dengan isinya
Tempat II
Ginjal ½ kanan dan ½ kiri
Kandung seni dan isinya
Tempat III
Otak 500 gram
Paru ½ kanan dan ½ kiri
Hati ± 500 gram
Kadang-kadang tempat IV
Rambut, kuku, tulang à intoksikasi arsenicum
Jaringan lemak subcutis à intoksikasi organo phospat
Darah diambil dari V Femoralis à intoksikasi alkohol
2. Syarat tempat Bersih:
a. Sedapat-dapatnya baru
b. Bermulut lebar
c. Ditutup rapat à dilapisi dengan paraffin
d. Diberi label dan segel
e. - Disimpan dalam lemari terkunci
3. Bahan Pengawet
a. Dry ice
b. Es batu
c. Ethyl Alcohol 95% = volume jaringan
d. Minuman keras (kadar alcohol 40%)
4. Perlu diikutsertakan
a. Contoh alcohol
b. Surat permohonan
c. Berita acara peristiwa keracunan
d. Laporan otopsi
e. Berita acara ttg cara membungkus dan memateraikan bahan.
Pada Penggalian Mayat
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 28
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Perlu diambil contoh tanah di atas, di samping, di bawah mayat / peti mayat, kemudian
diambil pula contoh tanah sedalam mayat / peti mayat yang letaknya 5 m dari lubang
galian
SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
1. Darah 10cc diambil dengan alat injeksi dari jantung setelah permukaan jantung dibakar
dengan spatel yang telah dipanasi spesimen untuk pembiakan
2. Permukaan limpa / paru-paru dibakar dengan spatel yang telah dipanasi à jaringan diambil
sedikit dengan pinset / gunting steril atau permukaan tadi diinsisi dengan spatel steril,
kemudian swab dimasukkan ketempat insisi tadi dan dikembalikan ketabungnya
3. Bahan fiksasi : Disimpan dalam dry ice
SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN IMMUNOLOGI
1. Darah yang diambil secara steril ± 20cc dipusingkan dan ± 10cc serum dipindahkan dengan
pipet steril ke tabung yang steril pula, kemudian disimpan atau dikirim dalam dry ice.
2. Bila test netralisasi tidak diperlukan, maka serum dapat diawetkan dengan cresol 3%
SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN VIROLOGI
1. Spesimen pada penyakit rabies
2. Tempat : botol plastik steril dengan penutup ulir
3. Jaringan yang diambil : 1 cm dari Hippocampus, Thalamus, Pons, Medulla, Cerebellum,
Cortex Frontal dan Pariental, gld. Submaxillaris
4. Spesimen dapat disimpan pada suhu 4oC, bila dikirim didinginkan dengan dry ice
SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN NEGRI BODY
1. Gelas sediaan ditempelkan dan ditekan ringan pada jaringan Hippocampus
2. Sedian smear : ambil 1 mm3 jaringan hippocampus à dibuat smear seperti membuat smear
darah
3. Pengecatan dengan cat seller
4. Bila pengecatan tidak dilakukan segera à difiksir dengan Methyl Alcohol
PENGIRIMAN OTAK GUNA DIPERIKSA DI LEMBAGA PASTEUR
• Otak (3 gram) dimasukkan dalam botol bermulut lebar, yang berisi glycerine à untuk
percobaan hewan
• Otak (3 gram) diambil dari sepertiga bagian belakang yakni yang mengandung
Hippocampus à dimasukkan dalam botol berisi alcohol
• Dibuat pula preparat impressi (kaca objek ditempelkan dan ditekan sekedar pada
penampang otak bagian Hippocampus) à difiksir dalam Methyl Alcohol
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 29
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
• Sedian-sedian ini dikirim bersama-sama dengan otak
PEMERIKSAAN PNEUMOTHORAX
1. Kulit dada dibuat kantong yang berisi air à dengan ujung pisau dibuat lubang di otot antar
iga di bawah permukaan air à bila ada pneumothorax. Maka dari lubang akan keluar
gelembung udara
2. Tabung alat suntik diisi dengan air à jarum ditusukkan dalam cavum pleura
PEMERIKSAAN EMBOLI UDARA
1. Sternum dipisahkan dari tulang iga pada 1 cm medial costo chonral junction sampai dengan
iga II
2. Pericardium dipisahkan dari sternum
3. Sternum digergaji setinggi manubrium sterni
4. Setelah sternum diangkat, pericardium dibuka dengan irisan “y” terbalik à tepi irisan
diangkat dengan forcep dan rongga pericardium diisi dengan air
5. Atrium kanan, ventrikel kanan, A. pulmonalis ditusuk dengan pisau à bila keluar
gelembung udara berarti emboli udara jenis vena Å
6. Atrium kiri, ventrikel kiri, aorta ditusuk dengan pisau à bila keluar gelembung udara
kemungkinan :
• Open foramen ovale
• Emboli udara arteri
PENYEBAB EMBOLI UDARA VENA
1. Luka pada vena leher
2. APC dengan cara penyemprotan
3. Tubal patency test
4. Artificial pneumo peritoneum
5. Jumlah udara yang dapat menyebabkan kematian pada emboli udara vena : 100-150 cc
PENYEBAB EMBOLI UDARA ARTERI
1. Luka tusuk di paru
2. Artificial Pneumo Thorax
3. Pneumonectomy
PEMERIKSAAN EMBOLI LEMAK
1. Penyebab : patah tulang panjang, pukulan pada kulit punggung
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 30
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
2. Cara : jaringan paru dikeraskan dengan uap zat asam arang cair (frozen section) à dengan
mikrotom dipotong 20 mikron dan dicat dengan warna sudan III à bahan lemak dalam
capillair warna orange
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 31
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
RAHASIA JABATAN
Rahasia jabatan:
Rahasia jabatan adalah segala sesuatu yang dirahasiakan mengenai apa yang diketahui dan dilihat
sepanjang menjalankan lapangan pekerjaannya sebagai dokter.
Tujuan rahasia kedokteran:
1. Pertanggungjawaban moral
2. Melaksanakan sumpah
3. Menjalankan undang-undan
4. Menjalankan peraturan pemerintah
Yang wajib menjaga rahasia kedokteran:
1. Dokter dan mahasiswanya
2. Perawat dan mahasiswanya
3. Petugas Laborat
4. Farmasi
Yang dirahasiakan
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
4. Status (rekam medis)
Dokter boleh membocorkan rahasia kedokteran jika :
1. Daya paksa
2. Membahayakan masyarakat (missal: sopir angkut punya riwayat epilepsi)
3. Pesien membahayakan diri sendiri (missal: mencoba bunuh diri)
4. Menjalankan undang-undang.
Sanksi jika seorang dokter membocorkan rahasia jabatan:
1. Pidana: berupa hukuman kurungan (tidak ada hukuman jika tidak ada pengaduan)
2. Perdata: berupa denda sejumlah uang.
3. Administrasi : pencabutan SIP,mutasi jabatan,atau dikeluarkan.
4. Masyarakat: dikucilkan dari lingkungan, keluarga pasien yang tidak terima bias ditembak.
Hak undur diri
Adalah hak seorang dokteruntuk mengundurkan diri sebagai saksi,ahli atau saksi
ahli,dari pengadilan karena rahasia jabatan.
Terutama pada kasus Abortus Provocatus Criminalis:
Dokter,korban, pelaku,dan orang-orang yang mengetahui proses aborsi adalah
tersangka.Dalam hal ini dokter yang tidak memberi kesaksian akan dihukum.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 32
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
RAHASIA KEDOKTERAN (dr suroto)
PENDAHULUAN
Dokter harus sadar bahwa masyarakat kita sekarang ini sudah kritis dan dapat merespon
terhadap segala sesuatu yang dirasa tidak sesuai dan merugikan mereka.
Sering timbul masalah yang menyangkut hubungan dokter - pasien --> pembocoran
rahasia.
Harus disadari bahwa tanggung jawab dari profesi kedokteran ini sangatlah besar dan harus
sesuai dengan hukum yang berlaku termasuk kode etik kedokteran dan kondisi masyarakat.
Arti Rahasia Kedokteran
(PP No.10 tahun 1966)
Rahasia kedokteran adalah segala sesuatu yang harus dirahasiakan mengenai apa yang
diketahui dan didapatkan selama menjalani praktek lapangan kedokteran, baik yang
menyangkut masa sekarang maupun yang sudah lampau, baik pasien yang masih hidup
maupun yang sudah meninggal
YANG DIWAJIBKAN MENYIMPAN
RAHASIA KEDOKTERAN
PP RI No. 32 tahun 1996 pasal 2
Tenaga medis --> dokter dan dokter gigi
Tenaga keperawatan --> perawat dan bidan.
Tenaga kefarmasian --> Apoteker, Analis farmasi dan As. apoteker.
Tenaga kesehatan masyarakat --> Epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan,
mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian
Tenaga gizi --> nutrizionis dan dietisien
Tenaga keterapian fisik --> fisioterapis, okupasiterapis, dan terapis wicara.
Tenaga keteknisian medis --> radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis,
analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi transfusi, dan perekam
medis.
YANG DIWAJIBKAN MENYIMPAN
RAHASIA KEDOKTERAN
Juga diwajibkan menyimpan rahasia bagi mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas
dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan dan orang lain yang
ditetapkan oleh menteri kesehatan.
Peraturan yang mengatur tentang
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 33
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
wajib simpan rahasia kedokteran
1. PP No. 26 tahun 1960 tentang lafal sumpah dokter
a. “Saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya
ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter
2. Menurut PP No. 10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia dokter.
HAL-HAL YANG PERLU DIRAHASIAKAN DALAM RAHASIA KEDOKTERAN
Dalam menjalankan keprofesiannya --> dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya mengenai pasiennya (PP No.10 tahun 1966 pasal 1 dalam Bab penjelasan)
Segala sesuatu yang diketahuinya”, mempunyai arti --> segala fakta yg didapat dalam
pemeriksaan penderita, interpretasinya untuk menegakkan diagnose dan melakukan
pengobatan
o anamnese
o pemeriksaan fisik
HAL-HAL YANG PERLU DIRAHASIAKAN DALAM RAHASIA KEDOKTERAN
Seorang ahli obat dan mereka yang bekerja di Apotek, harus pula merahasiakan obat dan
khasiatnya yang diberikan kepada pasiennya. Merahasiakan resep dokter adalah suatu yang
penting dari etik pejabat yang bekerja dalam apotek
KAPAN SEORANG DOKTER DAPAT MEMBUKA RAHASIA KEDOKTERAN
Ada 2 aliran atau golongan yang dapat ditemukan dikalangan kedokteran :
o Pendirian Mutlak
o Pendirian Nisbi/relatif
Pendirian yang mutlak :
o mutlak (absolut) berpendapat bahwa rahasia jabatan atau pekerjaan harus dipegang teguh
tanpa ada alternatif lain apapun konsekuensinya
o Dalam segala hal sikapnya mudah dan konsekuen yakni tutup mulut
KAPAN SEORANG DOKTER DAPAT MEMBUKA RAHASIA KEDOKTERAN
Pendirian yang nisbi atau relatif
o Golongan nisbi atau relatif pada dewasa ini merupakan teori yang terbanyak diikuti dan
dapat dikatakan diikuti umum
o teori ini dalam praktek sering sekali mendatangkan konflik moril dan kesulitan-kesulitan
lain dalam masalah yang kompleks.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 34
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
KAPAN SEORANG DOKTER DAPAT MEMBUKA RAHASIA KEDOKTERAN
Profesor Sudarto, SH mengemukakan bahwa :
“perlu dipertimbangkan adanya azas profesional dan azas subsider dalam menggunakan hak
tolaknya”
Azas profesional menghendaki adanya pertimbangan-pertimbangan mana yang lebih
diutamakan.
Azas subsider, yakni menyangkut masalah pemilihan tindakan apa yang harus dilakukan
dokter sebelum ia terpaksa melepaskan kewajiban untuk menyimpan rahasia.
Dalam KUHP terdapat pasal-2 yang mengatur tentang membuka Rahasia Kedokteran.
KUHP pasal 48
o Tidak boleh dihukum barangsiapa melakukan perbuatan karena terdorong oleh
daya paksa
KUHP Pasal 50
o Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan kepentingan undang-
undang, tidak dipidana
KUHP Pasal 51
o Tidak boleh dihukum barangsiapa melakukan perbuatan atau menjalankan perintah
jabatan yang diberikan pembesar yang berhak
Daya paksa ?
Melindungi kepentingan umum
Melindungi kepentingan orang yang tidak bersalah
Melindungi pasien yang mempercayakan rahasianya
Melindungi dokter sendiri
SANKSI MEMBUKA RAHASIA KEDOKTERAN
1. Sanksi pidana
a. KUHP Pasal 112
b. KUHP Pasal 322
2. Sanksi perdata
a. KUH Perdata Pasal 1365
b. KUH Perdata Pasal 1366
c. KUH Perdata Pasal 1367
3. Sanksi Administratif
undang-undang No.6 tahun 1963 pasal 11
4. Sanksi Sosial
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 35
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
KUHP Pasal 112
“Barangsiapa dengan sengaja mengumumkan surat-surat, berita-berita atau keterangan-keterangan
yang diketahuinya bahwa harus dirahasiakan untuk kepentingan negara atau dengan sengaja
memberitahukan atau memberikannya kepada negara asing, kepada seorang seorang raja atau suku
bangsa, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun”.
KUHP Pasal 322
1. Barangsiapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang wajib disimpannya karena
jabatan atau pekerjaannya yang sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana
penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah
2. Jika kejahatan dilakukan pada seorang tertentu maka perbuatannya itu hanya dapat dituntut
atas pengaduan orang tersebut
KUH Perdata Pasal 1365
Setiap perbuatan yang melanggar hukum yang berakibat kerugian bagi orang lain, mewajibkan
orang yang karena kesalahannya mengakibatkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut
KUH Perdata Pasal 1366
Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya,
tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hatinya
KUH Perdata Pasal 1367
Seseorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya,
tetapi juga untuk kerugain yang disebabkan karena perbuatan orang-orang yang menjadi
tanggungannya atau disebabkan karena perbuatan orang-orang yang berada dibawah
pengawasannya
HAK UNDUR DIRI DOKTER
Hak ini dapat dipakai oleh seorang dokter apabila dia diminta untuk memberikan kesaksian
dipengadilan yang menyangkut rahasia kedokteran.
Seorang dokter sebagai saksi atau ahli mungkin sekali diharuskan memberikan keterangan tentang
seseorang (misalnya terdakwa) yang sebelumnya telah menjadi penderita yang ditanganinya. Ini
seolah-olah dokter tersebut diharuskan melanggar rahasia kedokterannya.
HAK UNDUR DIRI DOKTER
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 36
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Kejadian yang bertentangan tersebut diatas dapat dihindarkan karena adanya hak kuat
undur diri, dimana seorang dokter mendapatkan perlindungan hukum berdasarkan :
o Pasal 120 KUHAP
o Pasal 170 KUHAP
o Pasal 277 HIR
Pasal 120 KUHAP
1. Dalam hal penyidik perlu, ia dapat minta pendapat ahli atau orang yang memiliki keahlian
khusus
2. Ahli tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji dimuka penyidik bahwa ia akan
memberikan keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya, kecuali bila
disebabkan harkat dan martabat pekerjaan jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan
rahasia, dapat menolak untuk memberikan keterangan yang diminta
Pasal 170 KUHAP
Mereka yang pekerjaan, harkat, martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia, dapat
diminta dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang
dipercayakan kepadanya”
(1) Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan manusia tersebut
Pasal 277 HIR
1. Barangsiapa yang karena martabatnya, pekerjaannya atau jabatannya yang sah, diwajibkan
menyimpan rahasia, boleh minta mengundurkan diri dari pada memberi kesaksian, akan
tetapi hanya dan terutama mengenai hal yang diketahuinya dan dipercayakan padanya
karena martabat, pekerjaan atau jabatannya
2. Pertimbangan apakah permintaan untuk mengundurkan diri itu beralasan atau tidak,
diserahkan kepada pengadilan negara atau jika orang yang dipanggil untuk memberikan
kesaksian itu orang asing, maka pertimbangan itu diserahkan kepada ketua pengadilan
negara
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 37
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
TANATOLOGI (dr suroto)
PENDAHULUAN
Thanatologyadalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perubahan-perubahan pada tubuh
seseorang yang telah meninggal
Pengetahuan ini berguna untuk :
1. Menentukan apakah seseorang benar-benar telah meninggal atau belum.
2. Menentukan berapa lama seseorang telah meninggal.
3. Membedakan perubahan-perubahan post mortal dengan kelainan-kelainan yang terjadi pada
waktu korban masih hidup
Kapan seseorang dikatakan meninggal ?
Fungsi system pernapasan Berhenti secara lengkap dan permanen
system peredaran darah
Perkembangan Ilmu Kedokteran penentuan mati
1968 àdicetuskan DECLARATION OF SYDNEY
1. Penentuan seseorang telah meninggal harus berdasarkan atas pemeriksaan klinis, dan bila perlu
dibantu dengan pemeriksaan laboratoris.
2. Apabila hendak dilakukan transplantasi jaringan, maka penentuan bahwa seseorang telah
meninggal harus dilakukan oleh 2 orang dokter atau lebih, dan dokter ini bukanlah dokter yang
akan mengerjakan transplantasi nanti
SOMATIC DEATH
1. Fungsi pernapasan dan peredaran darah berhenti àanoxia yg lengkap dan menyeluruh dalam
jaringan.
2. Akibatnya proses aerobik dalam sel-sel berhenti, sedangkan proses anaerobic masih
berlangsung.
3. Beberapa jaringan yg masih dapat hidup terus selama beberapa waktu al. :
a. Sel-sel syaraf masih hidup selama 5 menit.
b. Jaringan otot 3 jam setelah orang meninggal masih dpt dirangsang mekanik / elektrik.
c. Mata dlm 4 jam ditetesi Atropin midriasis
Tanda-tanda kematian yang dapat diperiksa dalam stadium somatic death :
a. Hilangnya pergerakan dan sensibilitas.
b. Berhentinya pernapasan.
c. Berhentinya denyut jantung dan peredaran darah.
Tanda-tanda cellular death :
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 38
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
a. Menurunnya suhu mayat (ARGOR MORTIS ).
b. Timbulnya lebam mayat (LIVOR MORTIS ).
c. Terjadinya kaku mayat (RIGOR MORTIS )
d. Perubahan pada kulit
e. Perubahan pada mata
f. Proses pembusukan dan kadang-kadang ada proses mummifikasi dan adipocere
4. Hilangnya sensibilitas EEG (electro Enchephalograpy).
5. Berhentinya pernapasan :
a. Auscultatoir : dengan stetoskop didaerah larynx dan didengarkan terus menerus selama 5
sampai 10 menit.
b. Test dari WINSLOW : Gelas berisi air diletakkan didaerah epigastrium bila permukaan air
bergerak, berarti korban masih hidup.
c. Mirror test àletakkan sebuah cermin didepan lubang hidung dan mulut, bila cermin menjadi
buram, berarti korban masih bernafas.
Berhentinya denyut jantung dan peredaran darahdiperiksa dengan cara :
a. Auscultatoir stetoskop pada precardial dengar terus-menerus selama 5 sampai 10 menit.
b. Test MAGNUS : Jari tangan diikat dengan seutas tali aliran darah venous (-), tetapi aliran
darah arterial (+), bendungan distal dari ikatan syanotic & pada daerah ikatan tampak pucat.
Sebaliknya bila tidak terjadi perubahan warna, berarti peredaran darah sudah tidak ada.
c. Test ICARD dengan menyuntikkan larutan icard secara subcutan. Bila circulasi masih ada,
maka daerah sekitar suntikan berwarna kuning kehijauan.
d. Arteri Radialis diincisi. Bila circulasi masih ada, maka darah akan keluar secara pulsatif
MATI SURI/APPARENT DEATH
Terjadi karena proses vital dalam tubuh, menurun sampai taraf minimum untuk kehidupan klinis
sama dengan orang mati.
1. Terkena aliran listrik atau petir.
2. Kedinginan
3. Tenggelam
4. Mengalami anestesi yang dalam
5. Mengalami acute heart failure
6. Mengalami neonatal anoxia
7. Menderita catalepsy
PENURUNAN SUHU JENASAH (ARGOR MORTIS)
Kecepatan penurunan suhu jenasah dipengaruhi faktor-faktor :
1. Suhu Udara
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 39
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
2. Pakaian
3. Aliran udara dan kelembaban.
4. Keadaan tubuh korban
5. Aktifitas.
6. Sebab kematian
LEBAM MAYAT(LIVOR MORTIS/POST MORTEM LIVIDITY)
Orang meninggal peredaran darahnya stop timbul stagnasi.
Gaya gravitasi darah mencari tempat yang terendah mengendap terlihat bintik-bintik berwarna
merah kebiruan (LEBAM MAYAT)
Pada umumnya lebam mayat sudah timbul dalam waktu 15 sampai 20 menit setelah orang
meninggal.
Lebam mayat mirip dengan luka memar (harus dibedakan)
Beda Lebam mayat & luka memar
Lebam mayat Luka memar
Lokasi Bagian tubuh terendah Sembarang tempat
Bila ditekan Biasanya hilang Tidak hilang
Pembengkakan Ada Tidak ada
Bila diiris Darah intravaskuler Darah ekstravaskuler
Tanda intra vital Tidak ada ada
Jenasah dgn posisi terlentang lebam mayat ditemukan pada bagian :
a. Kuduk
b. Punggung
c. Pantat
d. bagian flexor tungkai
Jenazah dgn posisi telungkup lebam mayat ditemukan pada bagian :
a. Dahi, Pipi & Dagu
b. Dada
c. Perut
d. bagian extensor tungkai
Kadang-kadang stagnasi darah demikian hebat, sehingga pembuluh darah dalam rongga hidung
pecah perdarahan dari hidung.
Pada korban yang menggantung lebam mayat terdapat pada bagian :
a. ujung extremitas atas
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 40
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
b. Ujung extremitas bawah
c. genitalia externa (scrotum)
4 jam setelah meninggal à hemolysa à pigmen darah keluar dan masuk ke dalam jaringan
sekitarnya à lebam mayat akan menetap.
Lebam mayat dapat juga ditemukan pada Organ-2 tubuh, misalnya :
a. Bagian belakang otak
b. Bagian belakang paru
c. Bagian belakang hati
d. Bagaian belakang lambung
Keadaan ini perlu dibedakan dengan keadaan patologis seperti Pneumonia atau lambung yang
mengalami keracunan.
Lebam mayat warna merah kebiruan.
Korban yg meninggal krn keracunan CO/HCN lebam mayatnya berwarna cherry red.
Pada korban yang meninggal karena keracunan Nitro Benzena atau Potassium Chlorat à maka
lebam mayatnya berwarna chocolate brown
Pada korban yang meninggal akibat asphyxia lebam mayatnya mendekati kebiruan.
Dan jenasah yang disimpan dalam kamar pendingin lebam mayatnya berwarna merah terang
atau pink
KAKUMAYAT(RIGOR MORTIS)
Orang meninggal, terjadilah perubahan dari ATP ADP.
Selama dalam tubuh ada glycogen, masih dapat terjadi resintesa ADP ATP, sehingga otot-otot
masih dalam keadaan lemas.
Bila persediaan glycogen habis, maka resintesa ADP ATP tidak ada, Akibatnya semua ATP
dirobah menjadi ADP, maka terjadilah kaku.
Perubahan pada otot-otot orang meninggal :
1. Primary flaccidity.
Dalam fase ini otot-otot lemas, dan masih dapat dirangsang secara mekanik, maupun
elektrik.Terjadi dalam stadium somatic death.Berlangsung selama 2 sampai 3 jam.
2. Rigor mortis.
Dalam fase ini otot-otot tidak dapat berkontraksi meskipun dirangsang secara mekanik maupun
elektrik.Terjadi dalam stadium cellular death
3. Secondary Flaccidity (fase lemas)
Fase rigor mortis ini dibagi dalam 3 bagian :
a. Kaku mayat belum lengkap.
Mula-mula kaku mayat terlihat pada Mm. Orbicularis occuli, kemudian otot-otot rahang
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 41
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
bawah, otot-otot leher, extremitas atas, thoraxs, abdomen dan extremitas bawah. Fase ini
berlangsung 3 jam.
b. Kaku mayat lengkap.
Kaku mayat lengkap ini dipertahankan selama 12 jam.
c. Kaku mayat mulai menghilang.
Urut-urutan hilangnya kaku mayat sama seperti pada waktu timbulnya, terkecuali otot rahang
bawah yang paling akhir menjadi lemas.Fase ini berlangsung selama 6 jam.
Fakto-faktor yang mempengaruhi terjadirigor mortis :
1. Suhu sekitarnya
2. Keadaan otot saat meninggal
3. Umur dan gizi
Keadaan yang mirip dengan rigor mortis :
1. Heat stiffening
Terjadi karena koagulasi protein otot akibat suhu yang tinggi. Otot yang telah menjadi kaku
akibat heat stiffening ini tidak dapat mengalami rigor mortis. Sebaliknya heat stiffening dapat
terjadi pada otot yang sudah mengalami rigor mortis.
Heat stiffening terdapat pada :
a. korban yang mati terbakar
b. korban yang tersiram cairan panas
c. jenasah yang dibakar
2. Freezing (cold stiffening)
Yaitu kaku sendi yang disebabkan oleh karena cairan synovial membeku.
Bila sendi tersebut digerakkan, akan terdengar suara crepitasi.
Untuk membedakannya dengan rigor mortis, jenasah diletakkan dalam ruangan dengan suhu
yang lebih tinggi, maka otot-otot akan menjadi lemas akibat mencairnya kembali bekuan cairan
synovial
3. Cadaveric spasm (INSTANTENOUS RIGOR)
Yaitu kontraksi otot dalam stadium somatic death pada saat otot-otot lain dalam fase primary
flaccidity, dan berlangsung terus sampai timbul secondary flaccidity.
Biasanya ditemukan pada :
a. Korban yg bunuh diri dengan senjata api.
b. Korban yang bunuh diri dengan pisau
c. Korban yang meninggal sewaktu mendaki gunung tinggi.
d. Korban pembunuhan yang menggenggam robekan pakaian si pembunuh.
Perubahan pada kulit
1. Hilangnya elastisitas kulit
2. Adanya lebam mayat yang berwarna merah kebiruan
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 42
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
3. Terdapatnya kelainan yang dikenal sebagai CUTIS ANSERINA sebagai akibat kontraksi Mm.
Erector Pillae.
Perubahan pada mata
1. Refelex cornea dan reflex cahaya hilang
2. Cornea menjadi keruh.
3. Bulbus Oculi melunak dan mengkerut akibat turunnya tekanan intra oculer.
4. Pupil dapat berbentuk bulat, lonjong atau ireguler sebagai akibat menjadi lemasnya otot-otot
iris.
5. Perubahan pada pembuluh darah retina à Tanda ini timbul beberapa menit setelah orang
meninggal
PEMBUSUKAN(DECOMPOSITON/PUTREFACTION)
Proses pembusukan disebabkan oleh pengaruh enzim proteolitik dan micro organisme.
Umumnya proses pembusukan dimulai 18 sampai 24 jam setelah seseorang meninggal
Adapun tanda-tanda pembusukan :
1. Warna kehijauan pada dinding perut daerah caecum, yang disebabkan reaksi haemoglobin
dengan H2S menjadi Sulf-met-hemoglobin
2. Wajah dan bibir membengkak
3. Scrotum dan vulva membengkak
4. Abdomen membengkak à akibat adanya gas pembusukan dalam usus, sehingga mengakibatkan
keluarnya faeces dari anus dan keluarnya isi lambung dari mulut dan lubang hidung.
5. Vena-vena superfisialis pada kulit berwarna kehijauan dan disebut MARBLING.
6. Pembentukan gas-gas pembusukan di bawah lapisan epidermis sehingga timbul BULLAE.
7. Akibat tekanan gas-gas pembusukan, maka gas dalam paru akan terdesak sehingga
menyebabkan darah keluar dari mulut dan hidung.
8. Bola mata menonjol keluar akibat gas pembusukan dalam orbita.
9. Kuku dan rambut dapat terlepas, serta dinding perut dapat pecah.
Alat-alat dalam tubuh juga mengalami proses pembusukan
1. Golongan yang cepat membusuk :
a. jaringan otak
b. lambung dan usus
c. uterus yang hamil atau post partum
2. Golongan yang lambat membusuk :
a. Jantung - paru
b. Ginjal - diafragma
3. Golongan yang paling lambat membusuk :
a. prostat
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 43
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
b. uterus yang tidak hamil
Faktor-2 yg mempenagruhi pembusukan :
1. Sterilitas
2. Suhu sekitar
3. Kelembaban
4. Medium à Udara : air : tanah = 1 : 2 : 8
5. Faktor dari dalam
6. Umur
7. Keadaan tubuh pada waktu meninggal
8. Sebab kematian
9. Jenis kelamin
MUMMIFIKASI
Mummifikasi adalah proses pengeringan dan pengisutan alat-alat tubuh akibat penguapan.
Syarat untuk dapat terjadi mummifikasi :
1. Suhu udara harus tinggi
2. Udara harus kering
3. Harus ada aliran udara yang terus menerus
Proses mummifikasi lengkap dalam waktu 1 sampai 3 bulan, dan jenasah yang mengalami
mummifikasi ini dapat bertahan lama sekali.
Gejala-gejala yang tampak :
1. Tubuh kurus,kering dan mengkerut
2. Warna coklat muda - coklat kehitaman.
3. Kulit melekat erat pada jaringan dibawahnya
4. Susunan anatomi alat-2 tubuh masih baik
Kepentingannya bagi kedokteran forensic :
1. Untuk identifikasi korban, sebab bentuk wajahnya hampir tidak berubah
2. Tanda-2 kekerasan masih tetap ada.
ADIPOCERE ATAU SAPONIFICATION
Terjadinya proses hydrogenisasi dari asam lemak tak jenuh asam lemak jenuh, dan asam lemak
jenuh ini bereaksi dengan alkali membentuk sabun.
Syarat untuk terjadinya adipocere :
1. Tempat harus basah, artinya harus mengandung air
2. Tempat harus mengandung alkali
Tanda-2 yang tampak :
1. Tubuh berwarna putih sampai putih kekuningan
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 44
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
2. Bila diraba terasa seperti sabun
3. Pada pemanasan akan meleleh
4. Berbau tengik
Kepentingannya untuk kedokteran forensic :
1. Untuk kepentingan identifikasi
2. Adanya tanda-tanda kekerasan masih dapat ditemukan
PENENTUAN SAAT KEMATIAN
Sampai sekarang belum ada cara yang dapat dipakai untuk menentukan dengan tepat saat
kematian seseorang, jadi selalu masih ada “range” hanya saja makin sempit “range” ini
makin baik.
Perlu diingat bahwa saat kematian seorang korban terletak diantara saat korban terakhir
dilihat dalam keadaan masih hidup dan saat korban ditemukan keadaan mati.
Tanda-tanda yg dapat dipakai untuk memperkirakan saat kematian :
Penurunan suhu mayat.
Lebam mayat
Kaku mayat
Proses pembusukan
Hal-hal lain yang ditemukan baik pada pemeriksaan di TKP maupun pada waktu
melakukan otopsi.
Yang dapat ditemukan di TKP :
Pemeriksaan TKP dalam ruangan :
• Tanggal pada surat pos atau surat kabar
• Keadaan sisa makanan yang ditemukan
• Derajat coagulasi susu dalam botol
• Keadaan parasit pada tubuh korban
Kutu pada mayat dapat hidup 3 – 6 hari
Bila semua kutu sudah mati, berarti korban sudah mati lebih dari 6 hari dari
saat kematian
Pemeriksaan TKP di ruang terbuka :
• Tanaman/rumput dibawah jenasah bila tampak pucat ( warna chlorophil atau hijau
daun menghilang) à lebih dari 8 hari.
Yang dapat ditemukan pada waktu Otopsi :
1. Larva lalat
• Siklus :
Telur (8 – 14 jam)
Larva (9 – 12 hari)
Kepompong ( >12 hari)
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 45
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Lalat dewasa.
• Syarat pemeriksaan :
Tidak boleh ada kepompong
Dicari larva lalat yang paling besar
• Bila umur larva sudah ditentukan maka dapat ditentukan berapa lama korban telah
meninggal.
Misalnya :
Didapatkan larva yang berumur 3 hari.
Saat kematian korban adalah :
(3 hari + 1 hari) = 4 hari yang lalu
2. Proses pencernaan makanan dalamlambung.
• Bila ditemukan :
Lambung tak berisi makanan
Rectum penuh dengan feces
Kandung seni penuh
Diperkirakan korban meninggal waktumasih pagi sebelum bangun
• Bila lambung ditemukan berisi makanan kasar berarti korban meninggal dalam
waktu 2 – 4 jam setelah makan terakhir.
• Bila ditemukan lambung tak terisi makanan, duodenum dan ujung atas usus halus
berisi makanan yang telah tercerna, berarti korban meninggal dalam waktu > 2 - 4
jam setelah makan terakhir.
3. Rambut dan jenggot
• Harus diketahui saat terakhir korban mencukur rambut/jenggotnya.
• Rambut pada orang hidup mempunyai kecepatan tumbuh 0,5 mm/hari dan setelah
meninggal tidak tumbuh lagi.
• Pemeriksaan ini hrs dilakukan dlm 24 jam pertama à bila > 24 jam kulit mengkerut
dan rambut dapat lebih muncul diatas kulit sehingga seolah-2 rambut masih
tumbuh.
• Rambut lepas setelah 14 hari
4. Keadaan kuku :
kuku akan terlepas setelah 21 hari.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 46
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
TOKSIKOLOGI FORENSIK (dr suroto)
Profesi & disiplin ilmu yang ditujukan pada :
- Pengenalan
- Evaluasi
- Identifikasi
- Individualisasi
Dari barang bukti fisik dibidang ilmu hokum. Salah satunya : TOKSIKOLOGI FORENSIK
Toksikologi Forensik : Pemeriksaan racun dan keracunan yang berhubungan dengan perkara
PIDANA dan PERDATA.
Ilmu yg mempelajari ttg racun meliputi :
- Sifat Fisik - Kimia
- Cara masuk
- Mekanisme kerja
- Metabolisme
- Gejala Klinis & perubahan PA
- Terapi
- Isolasi, Identifikasi & deteksi
racun baik dari bahan biologi / Nonbiologi
TOKSIKOLOGI :
• > CLINICAL TOXICOLOGY
• > FORENSIC TOXICOLOGY
• > ENVIRONMENTAL TOXICOLOGY
• > OCCUPATIONAL TOXICOLOGY
RACUN
• Zat / bahan
• Jumlah tertentu (dosis toksis)
• Kontak / masuk tubuh
• Kimia – Fisiologis
Hal tersebut diatas dapat menyebabkan sakit ataupun kematian.
CONTOHNYA :
- Luminal (obat) : dosis toksis → RACUN
- Sianida ( racun potent )Dosis kecil → Efek Toksis (-)
Cara racun masuk tubuh :
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 47
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
1. Melalui mulut (oral / ingesti)
2. Saluran Pernapasan (Inhalasi)
3. Suntikan (Injeksi)
4. Kulit sehat / sakit
5. Rectal / Vaginal
Mekanisme kerja(Mechanism of Action)
1. Hambatan / gangguan pada sistem enzym
Contoh : - Arsen
SH group enzym
- Mercuri
- Sianida → Cytochrom oxidase
2. Gangguan transport oksigen extracelluler
Contoh : - CO (Carbon monoksida)
3. Inaktivasi Acetyl Choline Esterase
Contoh : - Insektisida Organo Phosphat
- Carbamate
Faktor-faktor yg mempengaruhi kerja racun :
A. Cara pemberian :
Racun gas --> perinhalasi
B. Keadaan tubuh :
- Umur
- Keadaan umum
- Habituation
- Hipersensitifitas
C. Racunnya sendiri :
- Dosis
- Konsentrasi (racun efek lokal)
- Bentuk racun
- Synergisme : Addisi dan Potensiasi
- Antagonisme
Daya kerja racun :
1. Lokal / Setempat.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 48
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
- Iritasi ringan - berat
- Luka Etsa
Contoh : * racun korosif
* H2SO4 pekat
2. Umum ( sistemik ).
Diabsorbsi --> Pered. Darah --> target organ
Contoh : - alkohol
- Narkotika
3. Kombinasi lokal & sistemik.
Contoh : - Asam Oksalat
- Mercury khlorida
Cara kejadian keracunan :
1. Sengaja
a. Bunuh diri
Indonesia : racun serangga (insektisida)
LN : - CO
- Obat-obatan
- Kombinasi
b. Pembunuhan : Dgn racun yg tidak BAU, RASA, WARNA.
2. Tidak sengaja
- Umumnya karena kecelakaan.
- Kurang mengerti akan bahayanya.
- Terjadi mulai dari lingkungan :
* Rumah tangga
Pembagian racun :
1. Berdasarkan sifat Fisik-Kimia-Efek pd tubuh :
a. Racun Anorganik
b. Racun organik
c. Racun gas : CO2, CO, H2S
d. Racun lain-lain : - racun makanan
- racun binatang
- racun tanaman
2. Berdasarkan sumber - Tempat kejadian :
a. Dilingkungan Rumah Tangga :
- Insektisida
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 49
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
- Obat
- Minyak tanah
b. Dibidang medis : Obat-obatan
c. Dilingkungan. Pertanian : - Insektisida
- Fertilizer.
d. Dibidang Industri :
- CO
- Merkuri
- Arsen
- Plumbum
e. Dilingkungan Drug Abuser :
- Morfina
- Sedativa – Hipnotika
- Ecstacy
Racun Anorganik :
1. Racun Korosif :
- H2SO4 pekat
- Phenol derivat
- NaOH pekat
2. Racun Metallic dan Nonmetallic :
- Arsenikum
- Merkuri
- Boraks.
Racun Organik :
1. Racun Volatile : - Etanol
- Sianida
- Chloralhydrat
2. Racun Nonvolatile Nonalkaloid :
- Barbiturat - Carbamat
- Salisilat - Sulfonamida.
3. Racun Alkaloid :
- Opium, morphine
- Cocaine, Atropin
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 50
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Kriteria Diagnostik
1. Anamnesa :Korban kontak dgn racun.
2. Ada tanda / gejala yg sesuai dengan tanda/gejala o/k racun yg diduga.
3. Kelainan pd tubuh korban(makros/mikros) yg sesuai dgn yg diakibatkan racun ybs.
4. Analisa kimia :(+) racun pd makanan/ minuman, obat/sisa bahan yg masuk tubuh.
5. Analisa kimia : (+) racun/metabolitnya dalam tubuh/jaringan/cairan tubuh
secarasistemik.
Pemeriksaan peristiwa keracunan
1. Pemeriksaan TKP
Pemeriksaan ini sangat membantu proses penyidikan selanjutnya.
Tujuannya :
a. Menentukan korban hdp / meninggal
b. Mengumpulkan BB --> pemeriks. toxikologi.
c. Menentukan cara kematian
d. Memperkirakan saat kematian
2. Pemeriksaan Jenazah :
Informasi ttg perkiraan racun dari polisi, keluarga, saksi .Hindari merokok, parfum
dll .Kelainan yg didapat pada korban tergantung interval waktu saat kontak racun - saat
terjadinya kematian.
1. Kematian cepat (Rapid death)
Kelainan tidak khas dpt berupa kongesti organ,edema, Kecuali : racunkorosifbisa
ditemukan kelainan tertentu.
2. Kematian lambat (delayed death)
Kelainan lebih spesifik
Misal : - Arsen → hiperkeratosis
- CO → perlunakan pd globus pallidus
a. Pemeriksaan Luar
1. Pakaian :Adanya bercak, distribusinya, baunya,suspek cara kematian
2. Lebam mayat :
- CO --> LM Cherry red (COHb)
- Sianida --> LM Bright Red (HbO2)
- Nitrit --> LM Coklat kebiruan (MetHb)
3. Warna, distribusi bercak sekitar mulut :Pada racun korosif --> Khas.
4. Bau dari mulut / hidung :
Mis : Alkohol, minyak tanah, karbol.
5. Kelainan lain :
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 51
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
- Tattoo
- Bekas suntik ( Narcotic Addict.)
b. Pemeriksaan Dalam
1. Perhatikan bau pada :
- Rongga dada
- Rongga perut (bau racun khas )
- Rongga kepala
2. Perhatikan warna organ
a). R. Korosif --> Lambung ( hiperemi, perlunakan, ulcerasi, perforasi)
b). R. Gas --> saluran pernapasan.
c). Urine --> dapat terjadi perubahan warna
Mis : Salisilat --> urine warna hijau.
KESIMPULAN
- Kelainan khas tdk selalu didapatkan.
- Diagnose keracunan sering sukar (dalam menentukan sebab kematian)
3. Pemeriksaan Toksikologi :
Tujuan : menegakkan diagnosa keracunan
- Pada korban hidup sehingga terapi cepat dan tepat
- Korban mati sehingga dapat kesimpulan pastisebab kematian
a. Pengambilan & pengumpulan bahan
Harus dijaga : - Syarat medicolegal
- Chain of evidence
Bahan-bahan tersebut :
Stat. I : - Lambung + isinya
- Usus + isinya
Stat. II : - Hati + 500 gram
- Otak + 500 gram
- Paru + 250 gram
Stat. III : - Ginjal (sebagian kanan/kiri)
- Kandung seni
Bahan-bahan lain :
- Darah (50 - 100 ml )
- Urine (100 ml )
Pada korban hidup :
- Sisa makanan/minuman
- Obat-obatan, bhn penyebab keracunan
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 52
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
- Bhn muntahan / hsl kumbah lambung
- Urine, darah & faeses
Kasus-kasus tertentu :
> Keracunan Alkohol :
- darah V.Femoralis
- urine
> Bila darah (-) :
- sum-sum tulang
- jaringan otot
> Keracunan kronis Arsen :
- rambut, kuku & tulang.
Wadah : - gelas/plastik (inert)
- mulut lebar
- dapat ditutup rapat
- bersih dari zat kimia (baru)
Jumlahnya minimal 3 buah :
> Wadah I : organ trac. Gastrointestinalis
> Wadah II : organ hati, empedu, otak, ginjal dll
> Wadah III : organ trac. urogenitalis
Pengawet : Alkohol 96%
Bisa : - es batu, dry ice
- Na fluorida
- merkuri nitrat
> Bahan pemeriksaan terendam dlm pengawet
> Seal dgn parafin
> Ikat tali tdk bersambung
> Beri label
> Segel ( lak + cap segel dinas ).
Pengiriman :
> Sertakan contoh bahan pengawet (100 ml)
dalam botol bersih, dilabel & segel.
> Dikirim segera setelah bahan diambil.
> Diantar ( via kurir )
> Via Paket.
Nb :jaga keutuhan supaya layak diperiksa sebagai barang bukti.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 53
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Syarat-syarat surat :
> Surat permohonan pemeriksaan toksikologi
> Surat ttg laporan peristiwa atau kejadian (secara singkat).
> Surat ttg laporan otopsi
> Berita acara pembungkusan & penyegelan (+ cap segel dinas)
Isi label :
- Identitas korban
- Jenis & jumlah bahan pemeriksaan
- Bahan pengawet yg dipakai
- Tempat & saat pengambilan bahan,
pembungkusan, penyegelan
- Tanda tangan & nama terang penyegel,
dokter yg otopsi
- Cap stempel dinas & segel dinas.
Pada penggalian jenazah :
> Bila mungkin bhn spt tsb diatas
> Contoh tanah : bagian atas/bawah,
kiri/kanan jenazah (peti)
> Pembanding : contoh tanah radius 5 m
dgn kedalaman yg sama dgn jenazah
> Masing-masing dimskkan dlm wadah
tersendiri.
Kesalahan yg sering terjadi :
- Tempat BB tdk bersih (unclean container)
- BB terkontaminasi (contamination of specimen)
- BB rusak / busuk (permitting specimen to putrefy)
- BB terlalu sedikit (unadequate specimen)
- Pengambilan BB tdk pd tempatnya (poorly
selected specimen)
- BB tdk berlabel / segel (unlabeled specimen)
- Chain of evidence krg baik.
b. Pelaksanaan analisa
TAHAP ISOLASI (EKSTRAKSI)
> Penting dlm keberhasilan analisa
> Pilih Metoda ekstraksi yg paling tepat :
- Metoda umum
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 54
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
- Metoda khusus
TAHAP IDENTIFIKASI / DETEKSI
Hasil ekstraksi → Purifikasi → Konsentrasi
Identifikasi/deteksi Kualitatif
Kuantitatif
Tdd. : > Spot test / Color test
> Khromatografi : - Paper
- Thin layer
- Gas
> Spektrofotometri : - UV / IR
> Immunoassay
> Dll.
c. Interpretasi hsl analisa
Memberikan arti (interpretasi) terhadap hasil analisa dalam hal :Hubungan
konsentrasi racun hasil analisa dgn efek fisiologis --> sangat dipengaruhi faktor
tertentu.
Mis : Untuk racun bekerja sistemik, harusdibuktikan adanya Absorpsi, Distribusi
dan Metabolisme efek fisiologis
• > Normal konsentrasi
• > Dosis terapi
• > Dosis toksis
• > Dosis letalis
Misalnya kadar Arsen lambung 200 mgLD Arsenikum 200 mg
Interpretasi : Apakah korban meninggal krn Arsen intoxication?
Kadar Alkohol darah 0,3%, LD Alkohol (blood Alkohol) 0,5%
Interpretasi : Apakah korban meninggal krn Alkohol/bukan?
Disamping itu ada hal-hal yg seringkali menyebabkan salah dlm menarik
kesimpulan
Contoh :
- Sianida dlm konsentrasi kecil sering ditemukan → hsl samping
perokok.
- Pb, merkuri dlm konsentrasi kecil → air pollution.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 55
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 56
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
APLIKASI DNA PROFILING DALAM KEDOKTERAN FORENSIK (dr harimil)
Berbagai ras manusia yang memiliki kesamaan maupun perbedaan genetik. Perbedaan tipe
wajah ditentukan oleh variasi genetik dan pengaruh lingkungan.
Kembar identik memiliki kesamaan genetik yang sangat tinggi dan terlihat dari kenampakan
wajah dan postur. Kembar genetik dapat dikatakan kloning alami dari manusia. Perbedaan dapat
terjadi akibat pengaruh faktor lingkungan.
Latar Belakang
1. Identifikasi : Bom Bali, kasusu Sitobondo
2. Paternitas : cinta segitiga, imigrasi, bayi tertukar
3. Kriminalitas : mutilasi, meneliti serumen pada earphone oleh perampok di Jepang
Identifikasi penting untuk :
1. Legal Will
2. Insurance
3. Pensiun
4. Religious/Culytural Honour
5. Remarried
6. Human Right
Ada beberapa cara yaitu :
1. Medis, mis: tato
2. Foto
3. Properti : barang yang ada di tubuh korban
4. Sidik jari
5. Gigi
Analisis DNA merupakan pemeriksaan penunjang
DNA di tubujh manusia sifatnya kekal, selalu mengikuti hukum Mendel dan memiliki metode
pemeriksaan tertentu
Tingkat akurasi 99,9%
DNA bisa didapatkan dari semua sel berinti pada manusia, contoh:
1. Sel darah putih, sperma, saliva, rambut
2. Otot, tulang, gigi, mukosa pipi
3. Permukaan kulit
4. Faeces, sputum
Setiap bagian tubuh manusia dapat dipergunakan sebagai bahan untuk mendapatkan materi
genetik, yakni DNA, yang menjadi sumber informasi tentang individu tersebut.
Sel sebagai unit struktural dan fungsional terkecil penyusun organisme
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 57
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Inti sel sebagai tempat penyimpanan dan sintesis materi pembawa informasi genetik (DNA dan
RNA) diselubungi sistem membran yang berpori dan berhubungan dengan sistem membran
retikulum endoplasma.
A. Pengertian istilah
Materi genetik : DNA sebagai senyawa pembawa informasi yang dapat diturunkan
dari induk ke anak
Gen : unit terkecil pembawa sifat yang dapat diturunkan
Allel : struktur lain dari gen (gen yang sama tetapi urutan nukleotidanya
bisa berbeda)
Genom : total DNA yang ada dalam sel
Kromosom : struktur kemasan DNA yang bergabung dengan protein (histon dan
non histon) dan nampak jelas pada saat sel akan membelah
Kromatid : 2 set struktur kemasan DNA yang menyusun kromosom
(1 kromosom terdiri dari 2 kromatid)
Kromatin : kenampakan DNA pada saat sel sedang dalam kondisi interfase
(pada fase ini terjadi proses transkripsi atau replikasi)
Pengemasan materi DNA yang sangat efisien dalam struktur kromosom pada saat pembelahan
sel. Rantai DNA yang ada dalam kromosom sel manusia yang siap membelah apabila ditarik
seperti benang panjangnya mencapai panjang bentangan dataran Amerika.
Ikatan kovalen fosfodiester yang menghubungkan nukleotida satu dengan lainnya
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 58
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Struktur suatu kromosom dilihat dari proporsi bagian DNA yang berupa gen dan struktur
gen yang mampu diekpresikan menjadi protein
Prosentase bagian DNA yang memiliki masing-masing fungsi pada kromosom
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 59
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Komposisi genom pada manusia
B. Pemeriksaan DNA ada 3 yaitu :
1. Finger printing
Satu deretan diidentifikasi tanpa melihat ukuran basa
2. Restriction Fragmen Lenght Polimorphous (RFLP)
Hasil potongan yang diidentifikasi
3. Variable Number Tandem Repaet (VNTR)
C. Cara pengambilan bahan sample dari korban :
1. Darah
a. Cair : spuit + EDTA → dalam tabung → pendingin
b. Kering : ambil sampel → kantong kertas → label
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 60
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
2. Sperma dan bercak sperma
a. Cair : semprit/pipet → tabung pendingin
b. Bercak : ambil sample → kantung kertas → label
3. Jaringan, Organ dan Tulang
a. Segar : pinset/penjepit → tempat bersih tanpa pengawet → label → pendingin
b. Tidak segar : sarung tangan bersih → tempat bersih → label → suhu kamar
Untuk otot 25 mg, hati dan ginjal 15 mg.
4. Urine, saliva, dan cairan tubuh lain
a. Cair : botol → label
b. Bercak : sampel → kantong kertas→ label
5. Rambut : cabut bersama folikelnya → tempat bersih → label
6. Pulpa gigi : cabut gigi utuh/tidak rusak → kantong kertas → label
7. Cairan amnion
a. Pada kehamilan > 1 minggu
b. Dilakukan oleh tenaga ahli terlatih → bimbingan USG
c. Amniosentesis (30 ml) → tabung steril → label
D. Bahan Analisa DNA :
1. Darah (sel darah putih)
2. Sperma
3. Jaringan dan sel
4. Tulang dan organ
5. Rambut dan akar
6. Urine
7. Saliva
8. Gigi
9. Cairan amnion
Analisis allel tertentu pada suatu populasi. Dimulai dengan pengambilan sampel darah untuk
diisolasi DNA nya dipotong dengan enzim endonuklease restriksi. Saat dianalisis akan nampak
“smear DNA” dan dilakukan hibridasi dengan probe yang berupa allel yang dianalisis. Hasil
menunjukkan hanya ada 1 individu yang memiliki allel AA+
E. Metode ekstraksi DNA
1. Metode Chelex
2. Metode Trizol
3. Metode Wizard
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 61
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
4. Metode Phenol
5. Metode Salting Out
Selama ini metode yang paling sering digunakan metode Trizol, alasannya:
1. Pasti berhasil
2. Waktu pelaksanaannya pendek
3. Tahan lama
4. Menghasilkan DNA paling tinggi
Mengukur kadar dan kemurnian DNA
1. Digunakan alat yang disebut Spektofotometri
2. Cara : menghitung rasio antara nilai OD 260 dan nilai OD 280
3. DNA murni : ratio antara 1-2
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 62
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
F. PCR :
1. Untuk memperbanyak fragmen DNA dan menggunakan enzim
2. Siklus PCR terdiri dari :
a. Denaturasi/Melting
b. Annealing/Hibridisasi
c. Perpanjangan/Extension rantai
G. Elektroforesis
1. Hasil PCR dimasukkan dalam lempeng lalu di aliri listrik
2. Menggunakan 2 gel :
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 63
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
a. Gel agarose
b. Gel poliacralamida
Pemisahan potongan DNA dilakukan dengan teknik elektroforesis gel agarosa. Dasar dari teknik
ini adalah dalam medan listrik DNA yang bernmuatan negatif (karena adanya gugus fosfat)
akan bergerak menuju elektroda positif dan kecepatannya sesuai dengan panjang pendeknya
potongan DNA
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 64
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
ASPHYXIA (MATI LEMAS/ANOXIA DALAM TERMINOLOGI KEDOKTERAN) (dr
harimil)
Definisi :
keadaan kekurangan oksigen yang disebabkan oleh terganggunya saluran pernafasan.
Anoxia adalah kegagalan oksigen mencapai sel-sel tubuh.
Macam:
1. Anoxic Anoxia: keadaan dimana oksigen tak dapat masuk aliran darahatau tidak cukup
mencapai aliran darah. Misal: dalam tambang.
2. Stagnant Circulation Anoxia: karena gangguan sirkulasi darah(embolin).
3. Anemic Anoxia : darah tidak dapat mengangkut oksigen yang cukup. Misal: CO
intoksikasi.
4. Histotoksik Tissue Anoxia: sel-sel tidak dapat menggunakan oksigen dengan baik.
Misal: Keracunan HCN,Barbiturat,obat hipnotik.
Stadium Asphyxia:
1. Stadium Dyspnoe: Berkurangnya O2 dalam eritrosit dan tertimbunnya O2 dalam darah
sehingga merangsang pusat pernafasan di medulla, sehingga pernafasan menjadi cepat, nadi
cepat, tekanan darah meningkat dan mulai menjadi cyanosis.
2. Stadium Convulsi : mula-mula clonic kemudian tonic akhirnya opistotonic spasme disertai
dilatasi pupil, nadi melambat, mungkin akibat paralyse pusat di otak akibat kurang O2.
3. Stadium Apnoe: mulai depresi pusat pernafasan, nafas melemah, dapat terjadi pengeluaran
sperma,urine, dan feses.
4. Stadium Final: Paralyse lengkap, jantung mungkin masih berdenyut saat setelah pernafasan
berhenti.
Gangguan kesadaran 2-3 menit,jika 4-5 menit dapat terjadi kematian.
Gejala/ Symptoms Asphyxia:
1. Lebih pucat dari biasanya.
2. Cyanosis.
3. Kandung kemih dan usus bagian bawah mungkin kosong.
4. Muntah.
5. Ptechiae pada kulit,terutama pada mata.
6. Vagal reflex.
7. Jantung membesar.
8. Paru-paru berat.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 65
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
9. Adanya materi-materi dalam bronkus.
Kelainan pada Otopsi
1. Pemeriksaan Luar:
a. Wajah merah Kebiruan
b. Bintik-bintik perdarahan pada palpebra
c. Konjungtiva dan kulit kepala
d. Injeksi Konjungtiva
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 66
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
2. Pemeriksaan Dalam:
a. Congesti dan cyanotic organ tubuh
b. Darah lebih encer dan gelap (terutama di jantung)
c. Mungkin perdarahan di thymus,pericard,laring,paru-paru,pleura,galea scalp dan
sebagainya.
d. Jantung kanan membesar dan banyak terisi darah.
e. Jantung kiri contracted dan kosong.
f. Pembendungan dan pelebaran pembuluh darah balik dan paru-paru.
g. Lambung,hati, ginjal hyperemi
h. Limpa contracted (“Wrinkled Capsule”)
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 67
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Efek yang mungkin terjadi akibat tekanan pada leher.
a. Refleks sinus carotid cardiac arrest
b. Kompresi vena jugularis cyanosis & ptechiae
c. Kompresi arteria carotis pingsan
d. Obstruksi jalan nafas hypoxia.
A. Traumatic Asphyxia (External pressure on the chest)
Definisi : Keadaan dimana lubang-lubang external dari jalan nafas (mulut dan hidung) tertutup
secara mekanis oleh benda padat atau partikel kecil (pasir,lumpur,abu,dan lain-lain).
Cara Kematian : Terbanyak karena kecelakaan jarang karena pembunuhan atau bunuh diri.
Penyebab Asphyxia mekanis:
1. Penutupan lubang saluran pernapasan bagian atas:
Pembekapan (smothering)
Penyumbatan (gagging dan choking)
2. Penekanan dinding saluran pernapasan :
Penjeratan (strangulation)
Pencekikan (manual strangulation,throttling)
Gantung (hanging)
3. Penekanan dinding dada dari luar( asfiksia traumatic)
4. Saluran pernapasan terisi air (tenggelam,drowning)
B. Asphyxia sexual
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 68
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
C. Inhalation Of Suffocation Gases
Suffocation
Definisi:obstruksi jalan nafas sehingga menghalangi masuknya udara ke dalam paru-
paru.
Macam:
1. Smothering
Definisi: terhalangnya udara untuk masuk dan keluar dari paru-paru akibat gerak nafas yang
terhenti karena ada tekanan dari luar pada dada.
Cara kematian: kecelakaan,pembunuhan.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 69
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 70
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
2. Choking
Definisi: keadaan dimanasuatu benda padat masuk ke dalam lumen jalan nafas dan
menyumbatnya sehingga udara tidak dapat mencapai paru-paru.
Cara kematian: tersering karena kecelakaan jarang bunuh diriatau pembuhunan.
Kelainan pada Otopsi: cyanosis,hyperaction,oedema paru.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 71
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
3. Burking
Definisi : korban dalam keadaantidak berdaya (akibat minuman keras) dijatuhkan ke
tanah,dada ditekan oleh berat badan penyerang. Tangan penyerang menutup mulut
dan hidung,sedangkan tangan satunya menekan rahang atas.
Pemeriksaan korban:
Yang paling penting adalah pemeriksaan di tempat kejadian dan secepatnya.
Pada otopsi didapatkan:
a. Tanda asphyxia.
b. Bahan penyumbat
c. Bekas scarffing di sekitar mulut dan hidung
d. Bila terjadi cepat didapatkan: darah gelap,encer,wajah cyanosis,echymose kecil pada
scalp,perdarahan konjungtiva.
Kelainan pada otopsi :
a. Kelainan akibat asphyxia
b. Akibat kekerasan pada leher
c. Kelainan pada alat leher bagian dalam (otot, tyroid,kel.ludah,perdarahan mukosa
laryng,tulang lidah).
STRANGULATION
Macam:
1. Throttling (=manual strangulation)
Definisi: strangulasi dimana tekanan pada leher dilakukan dengan tangan atau leher
bawah hingga saluran nafas tertutup.
Cara Kematian: pembunuhan (tersering),kecelakaan, bunuh diri.
Sebab kematian: vagal
reflex,shock,asphyxia
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 72
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
2. Strangulation by ligature
Definisi: suatu strangulasi dimana tekanan pada leher disebabkan oleh jerat yang menjadi
erat oleh kekuatan lain (bukan BB korban).
Cara kematian: pembunuhan,infanticide, kecelakaan, bunuh diri.
Alat yang dipakai: sapu tangan, tali, handuk, kabel dan lain-lain.
Pemeriksaan setempat: Perhatikan jeratnya (jangan dilepas dulu).
Potret
Otopsi: tanda asphyxia umum,bintik perdarahabn konjungtiva dan palpebra,muka
cyanotik,lidah menjulur.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 73
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 74
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
3. HANGING (=GANTUNG)
Definisi: suatu strangulasi dimana tekanan pada leher disebabkan oleh jerat yang menjadi
erat akibat berat badab korban sendiri,sehingga saluran udara tertutup.
Mekanisme kematian: saluran udara tertutup karena pangkal lidah terdorong ke atas
belakang
Sebab Kematian: Asphyxia,Cerebral anoxia,vagal reflex,Kerusakan batang
otak/sumsum tulang belakang.
Cara Kematian: bunuh diri,kecelakaan, pembunuhan
Pemeriksaan setempat:
a. Korban hidup atau mati
b. Kumpulkan bukti-bukti
c. Perhatikan jerat(simpul hidup atau mati)
d. Ukur tiang gantungan,panjang tali gantungan jarak lantai dan telapak kaki.
e. Ikat pada 2 tempat, sebelum memotong tali
Macam simpul:
a. Fixed noose(simpul mati)
b. Running noose(simpul hidup)
Kelainan pada leher bagian luar:
a. Alur jerat pada kulit leher
b. Achymosis kulit leher
c. Arah alur jerat berjalan miring ke atas menuju letak simpil
Kelainan pada otopsi:
a. Tanda kekerasan pada leher(tidak selalu ada)
b. Tanda asphyxia pada alat-alat tubuh dan hypostatic congestion
c. Pembusukan organ abdomen bawah lebih cepat
d. Warna wajah cyanotic bila vena tertutup dan pucat bila arteri tertutup
e. Bintik-bintik perdarahan pada scalp, selaput lender laring.
f. Lebam mayat pada tungkai, tangan penis (bagian atas pucat)
g. Lidah terjulur dan tergigit keluar sperma,urine,dan feses (tidak selalu).
4. DRAWNING (TENGGELAM)
Definisi: kematian akibat aspirasi cairan ke dalam saluran pernafasan.
Istilah:
1. Immersion:seluruh tubuh masuk ke dalam air.
2. Submersion: kepala masuk ke dalam air.
3. Drawning: masuknya cairan yang cukup banyak ke dalam saluran pernafasan/paru.
Hal-hal yang perlu diketahui:
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 75
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
1. Apakah korban meninggal sebelum masuk ke dalam air.
2. Apakah meninggal di air tawar atau air asin.
3. Adakah tanda-tanda kekerasan.
4. Apakah ada sebab kematiaan wajar,keracunan
5. Bagaimana cara kematiannya.
Tanda-tanda tenggelam intravital: pemeriksaan dalam dengan dibedakan tenggelam di
air tawar atau air asin.
AIR TAWAR:
1. Paru-paru kering
2. Membesar,emphysematous uniform tapi ringan
3. Tepi atas anterior sedikit menutupi permukaan jantung
4. Warna merah muda
5. Bila dipotong terdengar dan terasa crepitasi yang khas dan tak mengecil
6. Dipijat tak keluar cairan kecuali jika oedematous
7. Kadang-kadang ada cairan berbuih,rumput, pasir, lumpur, algae, biji-bijian dalam
saluran nafas bagian atas.
8. Air banyak dalam lambung
9. Jantung kanan dan vena-vena besar dilatasi
AIR ASIN
1. Paru-paru basah
2. Membesar dan berat
3. Menutupi permukaan mediastinum
4. Merah kebiruan, permukaan mengkilap.
5. Crepitasi tak ada,ditekan lunak dan basah,mengecil serta keluar cairan
6. Keluar cairan
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 76
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Kelainan-kelainan tidak ditemukan pada tenggelam jika :
Pembunuhan
Meninggal karena vagal reflex
Meninggal karena laryngeal spasme
Pemeriksaan Khusus:
I. Pemeriksaan getah paru : mencari benda-benda asing dalam getah paru
dari daerah sub pleura.
II. Pemeriksaan kadar Cl,Na, K, Ng darah (GETTLER)
III. Berat jenis plasma.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 77
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Pemeriksaan Luar:
- Lebam mayat
- Cutis annerina
- Telapak kaki dan tangan lunak dan berwarna pucat
- Tubuh dingin,basah dan pucat
- Tanda penting: cairan kental berbuih dari mulut dan hidung dalam jumlah
banyak( tenacious)
- Cdaverie spasme
- Alur jerat pada leher
- Perdarahan otot leher
- Patah tulang rawan
- Robekan pembuluh darah leher
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 78
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 79
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
IDENTIFIKASI KERANGKA MANUSIA (dr harimil)
1. MENENTUKAN KERANGA MANUSIA ATAU BUKAN
Penyelidik tehadap segala benda – benda di sekitar
Memperhatikan bentuk dan teksturnya
Keadaan dan susunan tengkorak
PEMERIKSAAN - PEMERIKSAAN YANG DAPAT MEMBANTU PROSES
IDENTIFIKASI:
a. Pemeriksaan anatomi
kapasitas volume rongga tengkorak manusia dewasa > 1500cc
Os frontalis lebih menonjol
Foragmen magnam lebih besar
Tulang tengkorak lebih tipis
Cephalic indeks lebih besar
Gigi,khususnya gigi taring pada hewan primate lain lebih menonjol dan lebih
panjang
b. Pemeriksaan histologist (mikroskopik)
Dengan potongan cross section pada tulang panjang ditemukan system havers
c. Pemeriksaan serologis (tes precipitasi)
Tes ini sangat peka,
Diperlukan hanya sedikit jaringan
Syarat : kerangka yang di temukan masih baru atau masih terdapat jaringan lunak
dan komponen protein.
Tes ini berdasarkan ikatan Ag – Ab yang membentuk presipitat putih ( awan)
4. Tes inhibisi anti-globulin
2. MENENTUKAN JUMLAH KORBAN
Mengapa perlu:
Sering kali dalam kecelakaan pesawat udara atau kereta api yang melibatkan banyak
korban, timbul kesulitan dalam hal identifikasi korban namun juga dalam penentuan jumlah
korban karena biasanya korban banyak yang sudah hancur .Tindakan yang di perlukan
adalah mengamankan semua sisa – sisa jaringan aau kerangka di TKP.
BEBERAPA PARAMETER DALAM IDENTIFIKASI JUMLAH KORBAN:
Ada tidaknya duplikasi dari tulang sejenis
Perbedaan yang jelas dan ukurannya
Perbedaan usia tulang
Asimetris
Kontur sendi tidak sama
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 80
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
X – ray trabecular pattern yang tidak sama
Muscular marking tidak sama
TULANG PANJANG
CIRI-CIRI PRIA WANITA
Panjang Lebih panjang Lebih pendek
Tempat perlekatan otot Prominent Kurang prominent
Diameter caput femur Lebih lebar Lebih kecil
Diameter caput humerus Lebih lebar Lebih kecil
Condylus humerus Permukaan luas,lebar Lebih kecil
MENENTUKAN JENIS KELAMIN
Ciri – ciri Pria Wanita
Pelvis keseluruhan Berat,kasar,bekas otot jelas Tidak berat,bekas otot tidak
prominent,halus
Bentuk tepi Jantung circular
True pelvis Relatif kecil Luas ,dangkal
Ilium Tinggi tegak Rendah,divergen ke lateral
Sendi sacroiliaca Besar Kecil,oblique
Sulcus preauricular Tidak sering sering
Greater sciatic notch Kecil,dalam Besar,lebar
Acetabulum Besar Kecil
Ichiopubic rami Bagian atas convex Bagian atas concave
Foramen obturator Besar,ovale Kecil, triangular
Os. Pubic-corpus Trianguler Quadraanguler
Simpisis Tinggi Rendah
Sudut sub pubic Sempit, V shape Lebar, U shape
Sacrum Panjang,sempit,dapat terdiri
dari >5 segmen
Pendek,lebar,S1,S2,S3 dan
S5 melengkung,5 segmen
Promontorium Lebih menonjol Kurang menonjol
Pelvic outlet Tak dapat dilewati kepalan
tangan
Dapat dilewati kepalan
tangan
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 81
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
TULANG TENGKORAK
Ciri – ciri Pria Wanita
Ukuran,volum endocranial Besar Kecil
Arsitektur Kasar Halus
Tonjolan supraorbital Besar Kecil/tipis
Prosesus mastoid Besar,kasar,tumpul Kecil,halus,runcing
Daerah oksipital,linea
muscularis dan protuburensia
Tidak jelas Jelas/menonjol
Eminensia frontalis dan
parietal
Kecil Besar
Orbita Persegiempat,tepi
tumpul,rendah relatif kecil
Bundar tepi tajam,tinggi relatif
besar
Dahi Curam,kurang membundar Bulat penuh
Tulang pipi Berat,arcus lebih kolateral Ringan,lebih memusat
Mandibula Besar,simfisis tinggi,ramus
asendingnya lebar
Kecil dengan ukuran korpus
dan ramus lebih kecil
Palatum Besar dan lebar,bentuk U Kecil bentuk V
Forame magnum Besar kecil
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 82
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Ciri Bobo
t W
Hiperfeminim -2 Feminim -1 Netral 0 Maskulin
+1
Hipermaskulin
+2
Sulkus
preauriculari
s
3 Dalam ,batas
jelas
Dangkal
tapi jelas
Hanya
bekas
Hampir tak
kentara
Tidak ada
Insisura
isciadica
major
3 Sangat terbuka,
bentuk V
Terbuka
bentuk V
Bentuk
peralihan
Bentuk U Sempit,jelas,bent
uk U
Angulus sub
pubicus
2 >100 90-100 60-90 45-60 <45
Os.coxae 2 Rendah
lebar,sayap
luas,relief otot
kurang jelas
Kurang
jelas
Bentuk
peralihan
Jelas Tinggi sempit,
relief otot sangat
kentar
Arc compose 2 2 lengkung 2 lengkung 1 lengkung 1 lengkung
Foramen
obturator
2 Segitiga sudut
runcing
Segitiga Tidak
jelas
Ovale Ovale dengan
sudut bulat
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 83
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Corpus
ossisischi
2 Sempit
Tuberischiadicum
kurang jelas
Sempit Sedang Lebar Sgt lebar dg
tuber
ischiadicum
sangant kuat
Crista iliaca 1 Bentuk S sangat
dangkal
Bentuk S
dangkal
Sedang Jelas
bentuk S
Sangat jelas
bentuk S
Fossa iliaca 1 Sangat
rendah,lebar
Lebar Sedang Sempit Sangat sempit
Pelvis mayor 1 Sangat lebar Lebar Sedang Sempit Sangat sempit
Pelvis minor 1 Sangat lebar,
ovale
Lebar,oval
e
Lebarny
a sedang,
bulat
Sempit
berbentu
“harten”
Sangat sempit
berbentuk
“harten”
TULANG STERNUM
Panjang manubrium sternum wanita mendekati atau sama dengan panjang badan, pria kurang dari
setengah panjang badan
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 84
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
METRIK
Tulang Pelvis
Sciatic notch
Rumus sciatic notch = lebar sciatic notch X 100
Dalam sciatic notch
Indek sciatic notch : pada pria 4 – 5
Wanita 5 – 6
Os. Pubis
IP. = panjang tulang isium (mm) x 100
Panjang tulang pubis (mm)
Index IP = pria 72 – 94 wanita 91-115
Os. Sacrum
IP = lebar dasar sacrum x 100
Panjang longitudinal sacrum
TULANG PANJANG
Diameter caput humeri, diameter caput femur,luas dan lebar condylus femur
Panjang femur pria sekitar 450 mm, wanita 426 mm
Ukuran caput femoral,diameter vertical pria 45 mm, wanita < 41 mm
Maliby : pria antara 43 – 56 mm,wanita antara 17 – 46 mm
Sternum
stewart dan McCormick : panjang sternum 121 mm wanita,pria >173 mm
scapula
Dwight : diameter vertical kavasitas glenoid batas: 36 mm,< 36 adalah wanita
Londanis :tinggi scapula pria >157 mm, wanita < 144 mm
MENENTUKAN TINGGI BADAN
Tiga metode :
1. Menyusun kerangka lengkap
2. Tabel korelasi
3. Formula Trotter and Glesser
Cara mengukur panjang maksimal :
1. Tulang humerus
2. Tulang radius
3. Tulang ulna
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 85
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
4. Tulang femur
5. Tulang tibia
6. Tulang fibula
Rumus Menentukan Tinggi Badan :
1. Rumus dari Karl Pcarson (untuk ras mongoloid)
Laki-laki :
Tinggi badan = 81,306 + 1,88 x F
Tinggi badan = 70,641 + 2,894 x H
Tinggi badan = 78,664 + 2,376 x T
Tinggi badan = 85,925 + 3,271 x R
Tinggi badan = 71,272 + 1,159 x (F+T)
Tinggi badan = 66,855 + 1,73 x (H+R)
Tinggi badan = 66,788 + 2,769x (H+0,195 xR)
Tinggi badan = 68,397 + 1,03 x F + 1,557 x H
Tinggi badan = 67,049 + 0,913 x F + 0,6 x T + 1,225 x H 0,187 x R
Wanita :
Tinggi badan = 72,844 + 1, 945 x F
Tinggi badan = 71,475 + 2,754 x H
Tinggi badan = 74,774 + 2, 352 x T
Tinggi badan = 81,224 + 3,343 x R
Tinggi badan = 69,154 + 1,126 (F+R)
Tinggi badan = 69,154 + 1, 126 x (F+ 1,125 x T)
Tinggi badan = 69, 911 + 1,628 x (H+ R)
Tinggi badan = 70,542 + 2,582 x (H+0,281R)
Tinggi badan = 67,435 + 1,339 x (F+1,027 H)
Tinggi badan = 67,469 + 0,782 F x 1,12 T + 1,059 H 0,711 R
2. Rumus Dari Trotter and Glesser (untuk laki-laki ras mongoloid)
Tinggi badan = 2,68 x H + 83,2 ± 4,3
Tinggi badan = 3,54 x R + 82,6 ± 4,6
Tinggi badan = 3,48 x U + 77,5 ± 4,8
Tinggi badan = 2,15 x F + 72,6± 3,9
Tinggi badan = 2,39 x T + 81,5± 3,3
Tinggi badan = 2,40 + Fi + 80,6± 3,2
Tinggi badan = 1,67 (H + R) – 74,8 ± 4,2
Tinggi badan = 1,68 (H+U) – 71,2 ± 4,1
Tinggi badan = 1,22 (F + T) – 70,4 ± 3,2
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 86
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Tinggi badan = 1,22 (F+Fi) - 70,2 ± 3,2
3. Rumus Antropologi Ragawi UGM untuk pria dewasa
Tinggi badan=897 + 1,74 Y (Fe kanan)
Tinggi badan=822 + 1,90 Y (Fe kiri)
Tinggi badan=879 + 2,12 Y (T kanan)
Tinggi badan=847 + 2,22 Y (T kiri)
Tinggi badan=805 + 2,74 Y (F kanan)
Tinggi badan=842 + 3,45 Y (R kanan)
Tinggi badan=862 + 3,40 Y (R kiri)
Tinggi badan=819 + 3,15 Y (U kanan)
Tinggi badan=847 + 3,06 Y (U kiri)
(note : semua ukuran mm)
VARIASI TINGGI BADAN:
1) Panjang kepala = 1/8 panjang badan
2) Pertengahan panjang kepala = garis tepat di bawah mata
3) Dari dagu ke lubang hidung ke bawah mata = lubang hidung bawah mata = ¼
panjag kepala
4) Pubis membagi tinggi badan menjadi 2 sama panjang
5) Tinggi badan = jarak ujung jari ke ujung jari apabia kedua lengan direntangkan
6) Panjang tangan = ½ panjang lengan bawah = ½ lengan atas.
7) ½ panjang tangan = phalangers = metacarpal + carpal
Cara Mengukur panjang maksimal :
1. Tulang humerus
2. Tulang radius
3. Tulang ulna
4. Tulang femur
5. Tulang tibia
6. Tulang fibula
4. RUMUS DARI DJAJA S.A
Pria
- TB = 72,9912 + 1,7227 (T) + 0,7545 (F) (± 4,2961 cm)
- TB = 75,9800 + 2,3922 (T) (± 4,372 cm)
- TB = 80,8078 + 2,2788 (F) (± 4,6186 cm)
Wanita
- TB = 71,2817 + 1,3346 (T) + 1,00459 (F) (± 4,8684 cm)
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 87
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
- TB = 77,4717 + 2,1889 (T) (± 4,9526 cm)
- TB = 76,2772 + 2,2522 (F) (± 5,0226 cm)
MENENTUKAN UMUR
untuk menentukan umur,dari pemeriksaan kerangka dapat dilakukan dengan melihat:
1. Wajah
2. Gigi geligi
3. Perubahan tulang atau assifikasi
4. Berat badan dan tinggi badan
Untuk memudahkan penentuan umur, maka pemeriksaan kerangka di bagi menjadi beberapa
periode sebagai berikut:
2. Dengan pemeriksaan inti penulangan dalam :
Umur Kandungan Inti Penulangan
1,5 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
5 bulan
6 bulan
7 bulan
8 bulan
9 bulan
Clavicula
Metacarpus, tarsus
Ischium
Superior ramus Os. Pubis
Calcaneus
Manubrium sternum
Astragalus (tallus), sternum segmen pertama
Segmen pertama terakhir sternum
Uboid, proksimal tibia distal, femur
Penentuan Umur Berdasarkan Fusi Dari Inti Penulangan (center ossifikasi)
Pada penentuan umur berdasarkan fusi dari inti penulangan pada tulang bisa digunakan
pada orang yang berumur 1 – 25 tahun. Pada wanita, fusi dari inti penulangan ini 1 tahun lebih
dahulu maturasinya.
Centre Of Ossification Of Borne (1 – 25 years)
Umur (tahun) Inti Penulangan
1
2
3
Head of femur, humerus and tibia
Lower tibia radius
Patella
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 88
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
4
5
6
7
8
9
11
12
13
14
16
17
18
20
21
22 - 24
Upper tibia, great Trochanter of femur
Lower tibia
Head of radius, lower ulna
Scaphoid of hand, rami S.Ischium and pubis
Int. Epycondyle of humerus, olecranon
Leser trochanter of femur, os. Ca. Calcis epyphys
Trochlea or humerus
Acetabular “Y” cartilage union
Ext. Epycondyle of humerus appears and unites
Caracoid united of scapula
Olecranon united of ulna
Head of radius and femur of shafts
Lower radius, ulna, and femur shafts illiac crest to body
Appearence of a centre at inner and clavicle
Fussion of secondary epiphyse of inner end of clacicle and articular facet of ribs
Periode Prenatal
Penting dalam penyelesaian kasus pembunuhan anak. Untuk menentukan umur dalam periode ini
dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1. Dengan pengukuran panjang badan
Bulan I = panjang badan 1x1 cm, embrio terbungkus villous chorion
Bulan II = panjang badan 2x2 cm, kepala, telinga, tangan terbentuk
Bulan III = panjang badan 3x3 cm, plasenta terbentuk, kuku timbul
Bulan IV = panjang badan 4x4 cm, sex jelas, rambut di kepala
Bulan V = panjang badan 5x5 cm, berat 350-450 gram
Bulan VI = panjang badan 6x5 cm, berat 700-900 gram
Bulan VII = panjang badan 7x5 cm, berat 1,2-1,4 kg
Bulan VIII = panjang badan 8x5 cm, berat 1,5-2 kg
Bulan IX = panjang badan 9x5 cm, berat 2,5-3,5 kg
2. Memeriksa Erupsi Gigi Tetap dan Bentuk Rahan Bawah
Gigi Atas dan Bawah
- Gigi seri I
- Gigi seri II
- Gigi Taring
- Usia 7 tahun
- Usia 8 tahun
- Usia 11 tahun
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 89
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
- Gigi Geraham Depan I
- Gigi Geraham Depan II
- Gigi Geraham Belakang I
- Gigi Geraham Belakang II
- Gigi Geraham Belakang III
- Usia 9 tahun
- Usia 10 tahun
- Usia 6 - 7 tahun
- Usia 12 – 13 tahun
- Usia 17 – 25 tahun
Tabel : Penentuan Umur Berdasarkan Epiphysial Union
Tulang Umur (tahun)
Caput femur
Trochanter mayor
Trochanter minor
Caput humerus
Distal humerus
Epicondylus medial
Proksimal radius
Proksimal ulna
Distal radius
Distal ulna
Metacarpal
Acromnion
Distal femur
Proksimal tibia
Proksimal fibula
Distal tibia
Distal fibula
Metatarsal
Iliaca crista
Pelvis
Sternal clavicula
Acromnial clavicula
16 – 19
16 – 19
16 – 19
16 – 23
13 – 16
15 – 17
14 – 17
14 – 17
18 – 21
18 – 21
14 – 17
17 – 19
17 – 20
17 – 19
16 – 21
16 – 19
16 – 19
15 – 17
18 – 22
14 – 16
23 – 28
18 – 21
Penentuan Umur Berdasarkan Obliterasi Sutura
Obliterasi sutura makin maju dengan usia, namun prosesnya tidak merata baik pada setiap
sutura maupun pada bagian-bagiannya. Penentuan umur berdasarkan obliterasi sutura
selengkapnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel : penentuan umur berdasarkan obliterasi sutura
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 90
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Umur Sutura Sagitalis Sutura Coronalis Sutura Lamboidea
18 – 30 Pars obelica Pars temporalis (awal)
30 – 40 Pars bregmatica Pars temporalis (akhir)
Pars complicata (awal)
Pars lamboidea
40 – 50 Hampir sempurna Pars bregma (awal)
Pars complicata (akhir)
Pars media
50 – 60
60 – 70
>70
Sempurna
Sempurna
Sempurna
Pars bregmatica (akhir)
Hampir semua
sempurna
Hampir semua
Hampir semua
Sempurna
MENENTUKAN RAS
Penentuan ras dari ciri-ciri kerangka manusia
Caucasoid Mongoloid Negroid
Tulang hidung Panjang dan sempit Agak lebar pendek Agak lebar pendek
Bentuk rongga hidung
bawah
Tinggi Diantara keduanya Rendah
Tinggi tulang hidung Agak tinggi Diantara keduanya Agak rendah
Tulang pipi Melengkung, lebih
lebar
Diantara keduanya Lebar dan datar
Tulang rongga mata Segi empat Bulat Segi empat
Tonjolan tengkorak Bagian bwah tengah
tulang muka tidak
begitu menonjol
Bagian tengah tulang
muka agak menonjol
Menonjol
Tulang langit-langit Segi tiga Bulat Segi empat
Gigi seri Tidak berbentuk skop Tidak berbentuk skop Seperti skop
Rasio tibia; femur;
rasio radius, humerus
Rasio agak kecil Rasio agak kecil Rasio agak besar
Lengkungan femur
antior
Lebih menonjol Lebih menonjol Kurang menonjol
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 91
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
7. KELAINAN YANG DIDAPAT PADA TULANG
Kelainan yang didapat pada tulang kerangka merupakan keadaan yang di derita sebelum
korban meninggal atau menjadikan korban trauma
Kelainan bawaan : punggung bongkok,polidactili.
Trauma yang mengenai tulang dapat berupa kaki yang telah di amputasi,bekas luka karena
tembakan,benda tajam ataupun benda tumpul.
Tanda – tanda bekas luka ini dapat bermanfaat untuk mengetahui cara kematian dari
korban.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 92
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
DEFINISI
Informed consentadalah suatu pernyataan sepihak dari orang yang berhak ( yaiyu
pasien,keluarga atau walinya) yang isinya berupa ijin atau persetujuan kepada dokter untuk
melakukan tindakan medik sesudah orang yang berhak tersebut diberi informasi secukupnya.
Menurut permenkes No. 585 tahun 1989 istilah Informed consent ini adalah melindungi pasien
terhadap segala tindakan medic yang di lakukan tanpa sepengetahuan pasien dan memberikan
perlindungan hokum kepada dokter terhadap akibat yang tak terduga dan bersifat negative.
KAPAN PERSETUJUAN TIDAK DIPERLUKAN MENURUT PERMENKES TENTANG
PERTINDIK?
Ada tiga hal dimana persetujuan tidak diperlukan :
pasien tidak sadar / pingsan serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat da secara medic
berada dalam keadaan gawat dan atau darurat yang memerlukan tindakan medic segera untuk
kepentinganya, tidak di perlukan persetujuan dari siapapun ( pasal 11 )
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 93
Keputusan Informed Decision
Setuju Menolak
Tanda tangan menyetujui Tanda tangan menolak
PASIEN
Informasi
INFORMED CONSENT
DOKTER
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
perluasan operasi yang tidak diduga sebelumnya, dapat dilakukan untuk menyelamatkan jiwa
pasien, tanpa minta persetujuan lebih dahulu, informasi dapat diberikan setelah operasi selesai
dilakukan (pasal 7 )
dalam hal tindakan medic yang harus dilakukan sesuai dengan program pemerintah di mna
atindakan medic disebut untuk kepentingan masyarakat banyak, maka persetujuan tindakan
medik tidak diperlukan ( pasal 14 )
YANG BERHAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN SETELAH MENDAPAT INFORMASI
ANTARA LAIN :
Yang berhak memberikan persetujuan adalah pasien dewasa yang dalam keadaan sadar dan
sehat mental.
Yang dimaksud dengan pasien dewasa ialah yang telah berumur 21 tahun atau telah menikah
Bagi pasien dewasa yang berada di bawah pengampunan, persetujuan diberikan kepada
wali/curator.
Bagi pasien dewasa yang menderita gangguan mental, persetujuan diberikan oleh orang
tua/wali/curator.
Bagi pasien di bawah umur 21 tahun,dan tidak mempunyai orang tua/wali atau orang/wali
berhalangan,persetujuan diberikan oleh keluarga terdekat atau induk semang (guardian)
BENTUK IZIN INFORMED CONSENT
A. Dinyatakan secara jelas (expressed)
Secara lisan (oral)
Secara tertulis (written)
B. Dianggap diberikan (implied or facit consent)
Dalam keadaan biasa (Normal)
Dalam keadaan gawat darurat (emergency)
HAL – HAL YANG PERLU DI SAMPAIKAN DALAM PERSETUJUAN TINDAKAN
MEDIK ADALAH:
Maksud dan tujuan tindakan medik tertentu tersebut
Resiko yang melekat pada tindakan medic itu
Kemungkinan timbulnya efek samping
Alternatife lain tindakan medik itu.
Kemungkinan – kemungkinan (sebagai konsekuensi)
Yang terjadi bila tindakan medic itu tidak dilakukan.
DALAM MENJELASKAN MENGENAI RESIKO PERLU DIKATAKAN MENGENAI:
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 94
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Sifat dan resiko tindakan
Berat ringan resiko yang terjadi
Kemungkinan resiko tersebut terjadi
Kapan resiko tersebut akan timbul seandainya terjadi
MANFAAT INFORMED CONSENT
A. Melindungi pasien terhadap segala tindakan medik yang dilakukan tanpa sepengetahuan
pasien. Misalnya hendak dilakukan prosedur medic yang sebenarnya tidak perlu dan tanpa ada
dasar mediknya
B. Memberikan perlindungan hokum kepada dokter terhadap akibat yang tak terduga dan bersifat
negatif. Misalnya terhadap “ risk of treatment” yang tak mungkin di hindarkan, walaupun sang
dokter berusaha sedapat mungkin dan bertindak dengan sangat hati – hati dan teliti.
INFORMASI
Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai informasi ini adalah:
Informasi harus diberikan baik diminta maupun tidak.
Informasi tidak boleh memakai istilah kedokteran karena tidak di mengerti oleh orang awam.
Informasi harus di berikan sesuai dengan tingkat pendidikan,kondisi dan situasi pasien.
Informasi harus diberikan secara lengkap dan jujur,kecuali bila dokter menilai bahwa
informasi tersebut dapat merugikan kepentingan atau kesehatan pasien atau pasien menolak di
berikan informasi.
Dalam hal demikian maka informasi tersebut dapat diberikan kepada keluarga terdekat dengan
di damping oleh seorang perawat/paramedic lainnya sebagai saksi dan dengan seijin pasien.
BERDASARKAN DOKTRIN INFORMED CONSENT MAKA YANG HARUS
DIBERITAHUKAN ADALAH:
Diagnose yang di tegakan
Sifat dan luasnya tindakan yang akan di lakukan
Mafaat dan urgensinya dilakukan tindakan tersebut
Risiko – risiko dari tindakan tersebut
Konsekwensinya apabila tidak dilakukan tindakan
Kadangkala biaya – biaya yang menyangkut tindakan tersebut
Prognosa
ASPEK DASAR YURIDIS
Informed cosent termasuk bidang hukum kedokteran di dalam ilmu hukum dikenal 3 macam
sanksi,yaitu
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 95
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
1. Sanksi administrative
Permenkes no.585 tahun 1989 apasl 13 berbunyi
“terhadap dokter yang melakukan tindakan medic tanpa adanya persetujuan dari pasien atau
keluarganya dapat dikenakan sanksi administrative berupa pencabutan surat izin prakteknya”
2. Sanksi perdata
Dasar tuntutan dapat dipergunakan KUH perdata pasal 18,6,5 yang mengatur tentang tindakan
melanggar hukum
3. Sanksi pidana
Informed consent termasuk bagian hukum kedokteran yang pada hakekatnya tidak terkumpul
di dalam satu kitab undang – undang khusus, tetapi letaknya tercecer di beberapa kitab undang
– undang lain didalam beberapa pasal tertentu dapat di kaitkan.
Missal : sanksi pidana dapat di kaitkan pasal 351 tentang penganiayaan.
PERTINDIK” INDONESIA
Bersama dengan standar profesi medis (SPM), persetujuan tindakan medic (PTM) merupakan
unsure pokok dari tanggung jawab profesi kedokteran. Persetujuan tindakan medis yaitu suatu izin
atau pernyataan setuju dari pasien yang di berikan secara bebas, sadar dan rasional setelah ia
memperoleh informasi yang lengkap, valid dan akurat dipahami dari dokter tentang keadaan
penyakitnya serta tindakan medis yang akan diperolehnya.persetujuan tindakan medis ini diatur
dalam peraturan mentri kesehatan RI NO.585/Menkes/per/IX/1989 yang berisikan:
Ketentuan umum
Persetujuan
Informasi
Yang berhak memberikan persetujuan
Tanggung jawab
Sanksi
Ketentuan lain
Ketentuan penutup
Persetujuan tindakan medis ini dirinci lebih lanjut dalam SK Dirjen Yan Dik No. HK.
00.06.6.5.1866 tahun 1999 tentang pedoman persetujuan tindakan medic (informed consent), yang
berisikan:
1. Pendahuluan
Ketentuan umur
Dasar
Tujuan
Pengertian
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 96
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
2. Persetujuan tindakan medic
Pengaturan persetujuan atau penolakan tindakan medic
Informasi
Pelaksanaan
Isi informasi
Kewajiban
Cara menyampaikan informasi
Cara menyatakan persetujuan
Jenis tindakan medis yang mengandung resiko
Perluasan tindakan medis
Pelaksanaan IC untuk tindakan Medis Tertentu
Perkecualian persetujuan tindakan medis
Isian formal persetujuan tindakan medis
3. Penutup
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 97
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
MALPRAKTEK (DR HARIMIL)
Asal kata yaitu Mal : salah , Praktek : perbuatan /tindakan
Definisi : kurangnya penanganan yang tepat pada seorang dokter atau kelalaiann yang disengaja
dalam perawatan pasien.
Macam malpraktek :
Untuk yuridical malpraktek dibagi menjadi 3 kategori yaitu :
1. CRIMINAL MALPRAKTEK\
Bila :
1) Memenuhi rumus delik pidana
2) Positive act maupun negative act yang merupakan perbuatan tercela
3) Dilakukan dengan sikap batin yang salah,adapun sikap batin yang salah itu adalah :
o Kesengajaan (INTENSIONAL)
o Kecerobohan (RECKLESSNESS)
o Kealpaan (NEGLIGENCE)
Contoh dari Criminal Malpraktek yang bersifat kesengajaan (INTENSIONAL)
1) Melakukan aborsi tanpa indikasi medis
2) Melakukan euthanasia
3) Membocorkan rahasia kedokteran
4) Tidak menolong seseorang yang dalam keadaan emergency,meski tahu bahwa tidak ada
dokter yang akan menolong.
5) Menerbitkan surat keterangan dokter yang tidak benar
6) Memberikan keterangan yang tidak benar, dalam kapasitasnya sebagai saksi ahli dalam
persidangan.
7) Ahli bedah plastik yang sengaja merubah wajah,atau menghilangkan sidik jari seorang
penjahat untuk mempersulit identifikasi
8) Memalsukan surat kelahiran atau surat kematian seseorang untuk tujuan tertentu.
9) Sengaja menghasut seseorang untuk menyembunyikan sesuatu yang bersifat kasus
kejahatan.
Contoh dari Criminal Malpraktek yang bersifat Kecerobohan (RECKLESSNESS)
1) Melakukan tindakan medis yang tidak lege artis
2) Melakukaan tindakan medis tanpa informed consent
3) Dokter yang lupa melapor kepada yang berwajib bahwa ia telah merawat seorang penjahat
yang harus dilaporkan.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 98
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
4) Menyebabkan luka atau kematian pada pasien akibat metode perawatan yang sama sekali
tidak benar dan berbahaya
5) Seorang dokter yang menyebabkan pasiennya menderita luka dan meninggal, karena waktu
melakukan perawatan dokter sedang mabuk.
Contoh dari Criminal Malpraktek yang bersifat kealpaan (NEGLIGENCE)
1) Alpha atau kurang hati-hati sehingga meninggalkan gunting didalam perut pasien
2) Alpha atau kurang hati-hati, sehingga pasiennya meninggal dunia atau cacat.
Pada Criminal Malpraktek tanggung jawabnya selalu bersifat INDIVIDUAL atau
PERSONAL.
2. CIVIL MALPRAKTEK
Disebut civil jika dokter tidak melakukan kewajibannya (ingkar janji) yaitu tidak
memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati
Contoh :
Seorang dokter ahli kandungan sepakat menolong sendiri persalinan.mengingat
pembukaan jalan lahir baru mencapai 1cm, maka dokter meninggalkannya untuk suatu
keperluan yang tidak lama. Ketika dokter tiba ternyata pasien sudah melahirkan dalam
keadaan selamat dengan dibantu oleh dokter lain. Dalam kasus ini dokter dapat digugat
atas dasar civil malpraktek untuk membayar ganti rugi
Immaterial. Yaitu perasaan cemas menunggu kedatangan dokter yang sudah sangan
dipercayainya.
Tidak melakukan (negative act) apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan.
Melakukan (positive act) apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi
terlambat.
Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak sempurna.
Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan.
Pada civil malpraktek tanggung gugat (liability), dapat bersifat individual / koporasi. Selain
itu dapat pula dialihkan kepada pihak lain berdasarkan principleof vicarious lability.
Dengan prinsip ini maka rumah sakit dapat bertanggung gugat atas kesalahan yang
dilakukan dokter-dokternya, asalkan dapat dibuktikan bahwa tindakan dokter itu dalam
rangka melaksanakan kewajiban rumah sakit.
3. ADMINISTRATIVE MALPRAKTEK
Administrative malpractice adalah jika dokter melanggar hukum tata usaha negara.
Pemerintah berhak mengeluarkan peraturan tentang persyaratan bagi tenaga kesehatan
untuk menjalankan profesi medik batas kewenangan serta kewajibannya.
Contoh tindakan yang dapat dikategorikan Administrative malpractice antara lain :
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 99
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
1) Menjalankan praktek kedokteran tanpa lisensi atau izin
2) Tindakan medik yang tidak sesuai dengan lisensi atau izin yang dimiliki.
3) Melakukan praktek kedokteran dengan menggunakan lisensi atau izin yang sudah
kadaluarsa.
4) Tidak membuat rekam medik.
PEMBUKTIAN MALPRAKTEK
CRIMINAL MALPRAKTEK PIDANA
CIVIL MALPRAKTEK 2 CARA , YAITU :
1. Langsung
Berdasarkan 4 D yaitu :
1) DUTTY (kewajiban )
Bertanggung jawab melakukan tindakan medik
2) DERELECTION OF DUTTY (menelantarkan kewajiban)
Tindakan medik kualitasnya dibawah standar
3) DAMAGE (rusaknya kesehatan)
Pasien meninggal ,cacat, lumpuh, luka sedang atau berat.
4) DIRECT CAUSATION (menelantarkan kewajiban dan rusaknya kesehatan)
2. Tidak langsung
Mencari fakta berdasarkan DOKTRIN RES IPSA LOQUITOR
Contoh : tang tertinggal dalam perut pasien.
UPAYA UPAYA UNTUK MENCEGAH TERJADINYA MALPRAKTEK
1. Hati-hati menangani kasus yang berpotensi menimbulkan medicolegal trouble.
2. Melakukan segala sesuatu sesuai dengan prosedur.
3. Tidak menggunakan metode pengobatan atau obat-obatan yang sudah ketinggalan zaman
atau kadaluarsa.
4. Dokter sebaiknya jangan ragu-ragu untuk berkonsultasi dengan teman sejawatnya yang
lebih senior jika menghadapi kasus lebih yang sulit.
5. Pemeriksaan laboratorium harus dilakukan untuk memastikan diagnosis
6. Penyusunan proposal pelayanan kesehatan misalnya ,petunjuk tentang informed consent.
Proposal ini juga mencakup mengenai pembuatan rekam medik (medical record) selama
dokter bertindak sesuai dengan proposal tersebut,dia dapat terlindung dari tuduhan
malpraktek.
7. Meningkatkan kemampuan profesi. Melalui program pendidikan kedokteran berkelanjutan
akan membantu pada dokter untuk mengikuti kemajuan ilmu kedokteran atau menyegarkan
kembali ilmunya sehingga diharapkan dia tidak lagi melakukan tindakan dibawah standar.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 100
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Dalam program ini perlu diingatkan tentang kode etik kedokteran dan kemampuan
melakukan konseling dengan baik.
8. Pengetatan pengamatan perilaku etik. Upaya ini akan mendorong dokter senantiasa
bersikap hati-hati. Dengan berusaha berperilaku etis setinggi-tingginya,seorang dokter akan
semakin jauh dari tindakan melanggar hukum.
9. Seorang ahli bedah atau dokter sebaiknya jangan menolak panggilan mendadak karena
kegawatan dari pasien yang berada dalam perawatannya.
10. Menjaga hubungan baik dokter dengan pasien.
PERATURAN HUKUM DI INDONESIA
Istilah dan definisi tentang “MALPRAKTEK” tidak ada, baik didalam KUHP maupun UNDANG-
UNDANG Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Yang tercantum pada kedua undang-undang
tersebut adalah kata “KELALAIAN”.
KELALAIAN adalah suatu kejadian akibat dokter tidak menjalankan tugas profesinya
sebagaimana mestinya. Dikemukakan adanya “Three Element Of Liability” yaitu :
1. Adanya kelalaian yang dapat dipermasalahkan (Culpability)
2. Adanya kerugian (Damage)
3. Adanya hubungan kasual (Casual Relationship)
Sanksi Hukum Pidana :
Untuk kelalaian yang berlaku untuk setiap orang, diatur dalam pasal 359, pasal 360, pasal 361
.
STANDART PROFESI MEDIK
Menurut leenen bahwa apa yang dikenal dalam dunia kedokteran sebagai “lege Artis” pada
hakikatnya dalah suatu tindakan medik yang dilakukan sesuai dengan standart profesi medik
(SPM) yang pada hakikatnya terdiri dari beberapa unsur utama :
1. Bekerja dengan teliti, hati-hati dan seksama
2. Sesuai dengan ukuran medik
3. Sesuai dengan kemampuan rata-rata/sebanding dengan dokter dengan kategori keahlian medik
yang sama.
4. Dalam keadaan yang sebanding
5. Dengan sarana dan upaya yang sebanding wajar dengan tujuan konkrit tindak medik tersebut
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 101
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
PATOLOGI LUKA (DR HARIMIL)
Definisi : kerusakan jaringan tubuh baik diluar / didalam tubuh karena persentuhan ruda paksa
dengan benda tajam atau benda tumpul atau kombinasi keduanya.
1. Kontusi / luka memar
Adalah luka karena kekerasan dengan benda tumpul dimana permukaan kulit dapat rusak atau
tidak, tetapi jaringan dibawah kulit bengkak dan berwarna merah kebiruan yang disebabkan
oleh karena ekstravasasi kapiler yang pecah ke jaringan ikat sekitarnya
Macam-macam memar :
a. Memar intradermal
b. Memar post mortem
c. Kicking (tendangan)
Perbedaan luka memar dan lebam mayat
Luka memar Lebam mayat
Lokasi
Abrasi & pembengkakan
Incisi
Patologi anatomi
Disegala bagian tubuh
+
Darah terdapat diluar
pembuluh darah dan masuk
diantara jaringan
Reaksi jaringan +
Tempat-tempat tertentu
-
Darah terdapat dalam
pembuluh darah yang terlihat
berupa titik-titik
Reaksi jaringan -
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 102
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
2. Abrasi / luka lecet
Adalah luka pada permukaan kulit sedemikian rupa, sehingga permukaan kulit sebelah luar
sebagian atau seluruhnya hilang, dengan meninggalkan bagian kulit dibawahnya yang bisa
berdarah atau tidak berdarah karena goresan, gesekan dan persentuhan dengan benda (benda
tumpul pada umumya)
Macam-macam abrasi :
a. Tangensial abrasions
b. Crushing abrasions
c. Fingernail abrasions (abrasi karena garukan kuku)
d. Pattern abrasions (abrasi yang membentuk sebuah pola)
e. Post mortem abrasions
HISTOPATOLOGI LUKA POST MORTEM
Diagram luka pada kulit yang menunjukan pebedaan antara luka ante mortem dan post mortem
Ante mortem Post mortem
- Terdapat konsentrasi yang bervariasi
antara enzim, serotonin, dan histamin
jaringan
- Dalam beberapa menit, luka ante mortem
konsentrasi substansi-substansi berada
pada daerah “adjacent”, tetapi konsentrasi
di daerah berikutnya akan meningkat,
dimana reaksi dan proses penyembuhan
Terdapat substansi jaringan dengan
tingkatan / level yang sama
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 103
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
akan berkembang
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 104
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
3. Lacerasi / luka robek
Adalah robeknya kulit dan jaringan dibawahnya yang disebabkan oleh benda tajam atau benda
tumpul dengan arah tegak lurus sehingga terjadi flap dari kulit dan jaringan dibawahnya
Macam-macam lacerasi
1) Pattern laceration (laserasi yang membentuk sebuah pola)
2) Blunt penetrating injuries (luka tembus karena benda tumpul)
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 105
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Perbedaan luka iris dan luka retak
Luka iris Luka retak
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 106
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Sudut dan tepi luka
Permukaan luka
Jembatan jaringan
Memar/ lecet sekitar luka
rambut
Tajam
Rata
-
-
terpotong
Tak tajam
Tak rata
+
+
Tercabut
4. Luka iris
Adalah luka yang disebabkan senjata yang tepinya tajam yang menimbulkan luka pada bagian
yang tajam dari senjata yang ditekan dan ditarik (irisan) pada permukaan kulit, sedang kekuatan
yang digunakan relatif ringan.
Sifat luka iris:
a. Ujung luka tajam
b. Tepi luka rata
c. Panjang luka lebih besar dari pada dalam luka
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 107
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
5. Incisi / luka tusuk
Adalah luka yang disebabkan oleh benda tajam runcing/ tumpul yang menembus kulit dan
jaringan dibawahnya
Sifat luka tusuk:
a. Tepi luka rata dan ujung luka tajam
b. Lebar luka adalah ukuran maksimum dari lebar senjata
c. Panjang/ dalam luka adalah ukuran maksimum dari panjang senjata
d. Tepi luka pada otot akan mengecil karena otot akan mengerut pada luka sesuai dengan
serat otot
e. Luka yang melintang dari serat, bentuk luka akan terbuka
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 108
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 109
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
6. Luka bacok
Adalah luka karena persentuhan benda tajam (bisa agak tumpul) yang agak berat dimana
persentuhannya di ayunkan dengan kekuatan
Sifat luka bacok :
a. Rata-linier ada flip jaringan
b. Tepi luka dapat rata / bergerigi tergantung jenis senjatanya
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 110
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Mekanisme :
Bila tubuh terkena trauma fisik atau mekanik, dapat mengakibatkan kerusakan. Tubuh mempunyai
batas kemampuan untuk mengatasi trauma tersebut, dengan adanya daya lentur dari jaringan lunak
atau kekuatan dari otot-otot rangka. Bila traumanya melebihi batas kemampuan, maka terjadi luka
yang dapat berupa : penekanan, penarikan, torsi, pemutusan dan kerusakan jaringan. Hasil dari
kerusakan tersebut tidak hanya tergantung dari macamnya ruda paksa, akan tetapi tergantung juga
dari daerah mana yang terkena.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 111
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Forensik anatomi kulit
Terdiri dari :
- lapisan superfisial (epidermis)
a. lapisan mati (keratin)
b. stratum corneum
- lapisan hidup (dermis)
a. jaringan ikat
b. adnexa
folikel rambut
kelenjar keringat
kelenjar sebaceous (jaringan lemak)
pembuluh darah
saraf
kelenjar limfe
- lapisan subcutaneus tissue (jaringann longgar)
- lapisan otot.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 112
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Luka
Kualifikasi Luka
1. Luka yang tidak menimbulkan halangan untuk sementara dalam melakukan pekerjaan sehari-
hari atau luka ringan
2. Luka yang menimbulkan halangan untuk sementara dalam melakukan pekerjaan sehari-hari
atau luka ringan.
Luka berat ada 7 :
1. Luka yang tidak ada harapan sembuh atau menimbulkan bahaya maut (misalnya : luka tusuk
pada perut)
2. Luka yang menyebabkan tidak mampu melakukan pekerjaan sehari-hari selama seumur hidup
(misalnya : pemain piano yang kehilangan jari-jarinya, dokter bedah tulang yang kehilangan
fungsi tangannya)
3. Luka yang menyebabkan kehilangan salah satu panca indera
4. Cacat berat misalnya kaki atau tangan putus karena amputasi
5. Mengalami kelumpuhan
6. Wanita hamil yang mengalami keguguran
7. Terganggunya daya pikir lebih dari 4 minggu.
Luka karena benda tajam:
1. Luka iris : panjang luka lebih lebar daripada dalamnya.
2. Luka tusuk: dalam luka lebih dari panjang luka
3. Luka bacok.
Luka karena benda tumpul:
1. Luka lecet
2. Luka memar
3. Luka robek
Luka tusuk :
sisi kanan lebih tajam karena arah menjabutb tidak sama dengan arah
tusukan.
Luka tusuk dengan kedalaman 5 cm artinya panjang pisau > 5 cm.
Luka tusuk dengan lebar 3 cm artinya lebar pisau <3 cm.
Cara membedakan jenazah mati setelah atau sebelum ditusuk:
1. Luka tusuk pada korban yang masih hidup dapat diketahui adanya darah segar yang
menyembur dan berceceran di sekitar korban ( percikan darah di baju dan di lantai) ada tanda-
tanda intravital.
2. Pada korban yang sudah mati tidak dapat semburan darah segar.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 113
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Luka retak pada kulit
Luka robek akibat trauma terkena benda tumpul yang menyerupai luka robek karena benda tajam ,
terjadi di daerah-daerah tubuh yang ada tulang di bawahnya (misal : kepala,tulang kering).
Beda luka retak dengan luka karena benda tajam
Pembeda Luka iris Luka retak
Tepi luka Rata Tidak rata
Sudut luka Tajam/lancip Tidak tajam/tumpul
Permukaan luka Rata Tidak rata
Jembatan jaringan Tidak ada Ada
Rambut Terpotong Tercabut
Memar/lecet sekitar luka Tidak ada Ada
Luka lecet:
Ante mortem (sebelum mati) : ada tanda sel-sel radang dan ada memar (kemerahan) sekutar luka.
Kepala terbentur dapat terjadi:
1. Abratio kulit
2. Hematome
3. Luka retak
4. Patah tulang tengkorak
5. Epidural bleeding
6. Subdural bleeding
7. Sub arachnoid bleeding
8. Otak : contusio, commutio(gegar otak,/tidak ada kelainan)laseratio.
Epidural bleeding terjadi pada dewasa muda karena duramater&tabula interna tidak
menempel terlalu kuat.
Subdural bleeding terjadi pada anak-anak &orang tua.
Anak-anak :tulang masih elastis.
Orang tua: tabula interna & duramater melekat sangat erat.
Laseratio:
Terjadi karena adanya osilasi otak: adanya akselerasi dan deselerasi.
Ada 2 macam:
1. Coup: lokasi perdarahan otak di tempat benturan(biasanya hematome kulit) terjadi karena kepala
terhantam benda tumpul.
2. Counter coup : Lokasi perdarahan otak terjadi berlawanan dengan tempat benturan ,orang akan
bergerak dengan kecepatan tinggi kemudian berhenti secara tiba-tiba (terjadi osilasi otak).
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 114
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Syarat terjadinya counter coup : kepala dalam keadaan bergerak / diam tetapi bebas bergerak pada
saat terjadi benturan.
Coup dan counter coup tidak bisa dibedakan keadaan otaknya kecuali jikaotak masih belum
dikeluarkan dari tulang tengkorak, jika memar pada otak berlawanan dengan laserasi disebut contra
coup.
Besar mana antara coup atau contra coup???
Keduanya sama dalam tingkat keparahan dan beratnya.
Tergantung karena kadang-kadang: Ada coup,tidak ada contra coup.
Ada countra coup,tidak ada coup.
Ada coup dan ada contra coup.
Memakai helm dengan kecepatan rendah berguna, tetapi bila dengan kecepatan tinggi sia-sia
karena dapat terjadi contra coup.
Luka tembak:
1. Luka tembak masuk
2. Luka tembak keluar
Beda luka tembak masuk dan luka tembak keluar:
1. Luka tembak masuk :
Umumnya berbentuk bulat, apabila peluru mengenai kulit posisinya tegak lurus
Terdapat contusio ring yang rata pada tembakan tegak lurus dan bulat/oval pada
tembakan miring.
ada benang dan pakaian yang masuk ke dalam luka /jaringan di bawah kulit yang ikut
masuk.
2. Luka tembak keluar
Bentuk bervariasi bisa bulat stellate, ellips kadang hanya laserasi linier seperti luka iris.
Tidak ada combutio ring , kecuali bila ada benda keras yang menempel/menekan kulit tempat
peluru keluar
Jaringan dari kulit keluar tubuh.
Luka tembak masuk ada 3 macam:
1. Luka tembak kontak /tempel
hard contact dan soft contact
ada luka robek yang berbentuk seperti bintang (terjadi karena adanya udara akibat tembakan
keluar kembali melalui luka tembak tersebut ) serta terdapat cetakan dari ujung laras biasanya
merupakan bunuh diri.
2. Luka tembak jarak dekat
ada sisa dari mesiu ( efek dariasap),sisa-sisa jelaga (tattooage), ada contusio ring merupakan
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 115
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
pembunuhan.
terjadi pada jarak tembakan mulai dari jarak kontak longgar sampai jarak<60 cm.
3. Luka tembak jarak jauh
hanya ada contusio ring merupakan kecelakaan
hampir sama dengan luka pada orang yang menabrak mur dari sepeda motor.
Luka tembak "RICHOCET" / Billiard Ball Richocet Effect adalah:
Luka tembak dimana anak peluru mengenai suatu benda kemudian memantul dan mengenai
orang tersebut, tembakan yang tidak disengaja.
Dibedakan dengan luka tembak biasa (tidak ditemukan contusio ring) supaya bisa langsung
dihukum.
satu-satunya luka tembak masuk yang tidak terdapat contusio ring.
Contusio ring :
Terjadi karena adanya peluru yang berputar lalu mengenai elastisitas kulit , kulit terpuntir
membentuk luka.
Kaliber senjata:
Diameter anak peluru yang pangkal (dalam inci /jumlah anak peluru yang dibuat dari 1 pound
timbel) misal kaliber 5, 5 peluru dari 1 pound timbel.
Kaliber laras:
Jarak diameter laras antara group (line yang menonjol) / garis pada pelurusehingga terbentuk alur.
Diameter anak peluru >diameter laras terjadi :
1. Meledak
2. Macet dan menyebabkan tandem.
3. Goresan alur besar dan jelas
Anak peluru dum-dem :
Anak peluru yang ujungnya dibelah empat sehingga akan mengembang akibat gerak gyroskopik
dengan tujuan menimbulkan kerusakan / luka yang lebih besar.
Anak peluru tandem:
Anak peluru yang tersangkut dalam laras , kemudian terdorong anak peluru berikutnya dan
terbang bersama-sama, 1 tembakan 2 anak peluru yang keluar.
FIRING TES: untuk menentukan jarak tembak.
Caranya : buat form ,luka tembak dijiplak dengan parafin panas cair kemudian ditutup kassa
kemudian diberi parafin panas cair lagi dan ditutup kassa . Setelah cetakan jadi, dilakukan
tembakan percobaan ke sebuah parafin kering pada jarak yang berbeda-beda, dicari yang cocok
dengan hasil cetakan (form).Jarak tembak masuk biasanya<60 cm.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 116
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Cara menentukan senjata yang digunakan:
- Tentukan kalibernya,sesuai atau tidak
- Tentukan arah alurnya sesuai atau tidak
- Tentukan jumlah alurnya sesuai atau tidak
- Bila belum ada yang sama, lakukan tembakan percobaan dari kedua senjata ke dalam air/kotak
kapas untuk memudahkan mengambil sampel pelurudilihat dengan mikroskop pembanding, senjata
yang sama minimal ada 13 alur (sesuai data statistik)yang memiliki arah yang sama pada
pelurunya.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 117
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
VISUM ET REPERTUM (dr harimil)
Visum et repertum adalah :
Surat keterangan tertulis yang diberikan oleh dokter untuk kepentingan pengadilan (yustisi)
mengenai yang dilihat dan ditemukan pada korban sepanjang pengetahuan yang sebaik-
baiknya dengan mengingat sumpah yang di ucapkan pada waktu menerima jabatan.
Tujuan visum et repertum :
Sebagai pengganti barang bukti dipengadilan karena luka jejas pada tubuh seseorang yang
hidup maupun mati selalu berubah, pada korban hidup dapat sembuh maupun bertambah
parah sedangkan pada korban meninggal dapat membusuk .
Macam – macam visum et repertum :
1. VeR jenazah
2. VeR hidup
a. VeR tetap : setelah pemeriksaan korban boleh pulang dan bisa berkerja lagi.
Disertai dengan kualifikasi luka : tidak ada halangan dalam melakukan
pekerjaan sehari-hari.
b. VeR sementara : setelah pemeriksaan korban memerlukan perawatan lebih
lanjut dan terhalang untuk bekerja karena belum sembuh. Tidak memuat
kualifikasi luka, guna menahan tersangka.
c. VeR lanjutan : setelah dirawat korban ternyata
Sembuh : kualifikasi luka ada halangan untuk melakukan pekerjaan
sehari-hari/luka berat.
Meninggal : tidak memakai kualifikasi luka.
Pindah RS/pulang paksa /kabur
Misalnya : ada orang ditusuk perutnya, dirawat seminggu kemudian meninggal
maka dibuat VeR sementara, VeR lanjutan dan VeR jenazah.
3. VeR pengenalan umur
4. VeR penggalian jenazah
5. VeR psikiatri
6. VeR tempat kejadian perkara
7. VeR barang bukti lain
Susunan visum et repertum
1. Pro Justisia
Guna : sebagai pengganti materai untuk menghemat biaya
2. Pendahuluan
Guna : agar tidak terjadi kekeliruan identitas dipengadilan
Isi :
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 118
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Identitas korban yang diperiksa
Identitas orang yang meminta visum (polisi/penyidik)
Identitas dokter yang meminta visum
Identitas orang yang mengantar korban
Dugaan sebab kematian
3. Pemberitaan
Isi : apa yang dilihat dan ditemukan pada korban dari hasil pemeriksaan.
Syarat menulis pemberitaan yang benar :
Tidak boleh ada singkatan atau simbol
Angka harus ditulis dengan huruf
Diberi garis -------- bila ada sisa agar tidak di isi orang lain
Memakai bahasa yang bisa dimengerti orang banyak / umum
Tidak boleh menulis diagnosa
Boleh ditulis dengan tangan
4. Kesimpulan
Isi : dugaan sebab dan akibat
Guna : untuk mempermudah hakim mengambil keputusan
5. Penutup
Guna : kejujuran sumpah jabatan dalam membuat visum et repertum
Isi : “ demikian visum et repertum dibuat dengan mengingat sumpah saat menerima
jabatan “ kemudian di TTD (kalau PNS) “demikian visum et repertum ini dibuat
dengan mengingat sumpah saat lulus pendidikan dokter” kemudian di TTD (kalau
bukan PNS)
Ketentuan membuat visum et repertum
1) Jenazah harus mati tidak wajar
2) Ada surat permintaan visum dari kepolisian
3) Yang boleh meminta visum :
a. Penyidik/polisi/provos (sebagai barang bukti )
b. Hakim (untuk terdakwa : apakah terdakwa mampu mempertanggung
jawabkan perbuatannya, bila sakit jiwa berarti tidak mampu
mempertanggung jawabkan perbuatannya
4) VeR yang dibuat selambat-lambatnya 21 hari sesuai dengan batas penahanan
tersangka.
5) Surat kematian dibuat dengan disertai penyebab kematian atau dugaan penyebab
kematian.
6) Kalau sudah sembuh korban tidak boleh meminta visum saat sakit karena rahasia
jabatan
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 119
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
7) Polisi tidak boleh meminta visum yang dibuat 1 bulan yang lalu melainkan korban
harus diperiksa lagi dan dibuat visum yang baru, kalau belum puas dibuat rekam
medik.
Dokter menolak membuat VeR jika :
1) Berhubungan dengan keluarganya
2) Memenuhi rahasia jabatan
Dokter boleh membocorkan VeR jika :
1) Permintaan dari keluarga korban
2) Mencegah penularan wabah
3) Menjalankan undang-undang
4) Mengurus surat kematian
5) Sepanjang daya paksa
Contoh kesimpulan VeR hidup
1) VeR tetap ditemukan sperma di vagina dan luka lecet
Kesimpulan : ditemukan tanda-tanda kekerasan akibat benda tumpul, ditemukan
cairan sperma di vagina (prinsipnya tidak boleh mengarah kepemerkosaan)
2) VeR sementara kepala terbentur
Kesimpulan : didapatkan perdarahan pada kepala dan diperlukan perawatan lebih
lanjut
3) VeR lanjutan ( jika pasien telah sembuh lalu mengalami gangguan jiwa 2 bulan )
Kesimpulan : korban mengalami perdarahan dikepala akibat benturan dengan benda
tumpul , korban mengalami luka berat dan mengalami gangguan jiwa selama 2
bulan
4) VeR sementara→ korban tertusuk perutnya,usus jebol
Kesimpulan : didapatkan luka tusuk pada perut akibat benda tajam dimana korban
perlu prawatan lebih lanjut
5) VeR lanjutan ( pasien dirawat sembuh setelah 2 minggu )
Kesimpulan : didapatkan luka tusuk pada perut setelah dirawat 2 minggu korban
dapat melakukan pekerjaannya. Korban mengalami luka berat (tidak ada harapan
sembuh )
6) nyeri pada paha setelah pemeriksaan kemudian pasien pulang.
Kesimpulan : ditemukan luka memear dipaha akibat trauma benda tumpul. Korban
tidak mengalami hambatan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.
7) VeR hidup → korban tertusuk perutnya atau mengalami luka robek pada perutnya
sampai keluar ususnya
Kesimpulan :
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 120
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
VeR tetap → ditemukan luka tusuk atau luka robek pada perut akibat
trauma benda tajam. Korban mengalami luka berat (tidak ada harapan untuk
sembuh )
VeR lanjutan (jika pasien meninggal sebelum perawatan ) → ditemukan
luka tusuk atau luka robek pada perut akibat trauma benda tajam tidak
dioperasi korban meninggal.
VeR lanjutan (jika pasien meninggal dan tidak dilakukan otopsi)→
ditemukan luka tusuk atau robek pada perut akibat trauma benda tajam .
sebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan
dalam (otopsi)
VeR lanjutan (jika pasien pindah RS), ditemukan luka tusuk atau luka robek
pada perut akibat trauma benda tajam. Setelah dilakukan perawatan korban
belum sembuh, tetapi korban pindah ke RS lain.
Perhatian : di RS yang baru,harus membuat VeR sementara baru lagi.
VeR lanjutan (jika setelah perawatan 2 minggu sembuh pasien bisa bekerja
lagi), ditemukan luka tusuk atau luka robek pada perut akibat trauma benda
tajam. Setelah dirawat 2 minggu pasien dapat melakukan pekerjaan sehari-
hari,tetapi luka tidak ada harapan sembuh.
8) VeR hidup , ada korban kecelakaan lalulintas masuk dari IGD dengan epidural
bleeding sudah diterapi dengan trepanasi
Kesimpulan :
VeR sementara , pada korban ditemukan perdarahan diselaput laba-
laba akibat trauma benda tumpul dan telah dilakukan tindakan
operatif dan perlu perawatan lebih lanjut
VeR lanjutan (setelah perawatan selama 2 minggu pasien meninggal
dan tidak dilakukan otopsi ), pada korban ditemukan perdarahan di
selaput laba-laba akibat trauma benda tumpul dan telah dilakukan
tindakan operatif serta perawatan selama 2 minggu lalu korban
meninggal. Sebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidk
dilakukan pemeriksaan dalam atau otopsi
VeR lanjutan (setelah perawatan selama 2 minggu pasien sembuh),
pada korban ditemukan perdarahan diselaput laba-laba akibat trauma
benda tumpul dan telah dilakukan tindakan operatif serta perawatan
selama 2 minggu lalu korban sembuh, tetapi korban mengalami
gangguan akal hambatan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari
selama 2 minggu.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 121
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Contoh kesimpulan VeR mati
Dilakukan otopsi
a. Luka tembak pada jantung dan test getah paru +
Kesimpulan :
Ditemukan luka tembak pada jantung dan test getah paru + korban
meninggal karena luka tembak pada jantung tetapi korban sempat
bernafas/ bertahan dalam air.
Ditemukan luka tembak pada jantung dan korban sempat bernafas
dalam air. Masing-masing dari kedua hal tersebut bisa menyebabkan
kematian.
b. Korban tersengat aliran listrik dan meninggal terdapat luka gosong pada
pundak kanan dan paha kiri.
Kesimpulan : ditemukan kulit pundak kanan mengelupas karena aliran
masuk dan kulit paha kiri mengelupas karena aliran keluar arus listrik. Tidak
ada hal-hal yang menyangkal korban meninggal karena arus listrik
c. Korban kecelakaan dengan patah tulang tengkorak dan laserasi otak.
Kesimpulan : ditemukan patah tulang tengkorak dan kerusakan otak . korban
meninggal karena patah tulang tengkorak dan kerusakan otak akibat
benturan dengan benda tumpul
d. Pneumonia (+) dan terdapat perdarahan otak akibat dpukuli
Kesimpulan : korban meninggal secara wajar,karena radang paru-paru yang
diperparah atau diperberat dengan kerusakan otak akibat trauma benda
tumpul.
e. Exhumation (penggalian jenazah kembali )tinggal tulang kerangka , ada
patah tulang tengkorak.
Kesimpulan : ditemukan patah tulang tengkorak akibat trauma benda
tumpul. Sebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan
pemeriksaan dalam (otopsi). Tapi kelainan tersebut diatas dapat
menyebabkan kematian.
Tidak dilakukan otopsi
o Korban dengan hematom didaerah kepala,otopsi tidak dilakukan.
Kesimpulan : ditemukan luka memar dan perdarahan dibawah kulit didaerah
kepala. Sebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan
pemeriksaan dalam (otopsi).
o Korban dengan perdarahan keluar dari hidung dan mulut.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 122
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Kesimpulan : ditemukan perdarahan keluar dari lubang hidung dan mulut.
Sebab kematian tidak dapat ditentukan,tetapi kelainan tersebut tidak
menyebabkan kematian
o Korban dengan perdarahan keluar dari hidung,mulut dan telinga
Kesimpulan : ditemukan perdarahan dari lubang hidung,mulut dan telinga.
Biasanya kelainan tersebut menyebabkan kematian.
KEMATIAN
Orang dikatakan meninggal bila terjadi :
Tubuh tidak bergerak
Tidak bernafas
Nadi tidak teraba
Jantung tidak berdenyut
Timbul lebam mayat 15-30 menit setelah meninggal
Kaku mayat > 3 jam
Penurunan suhu tubuh
Pembusukan >24 jam
Menjadi tanah
Jika tidak membusuk terjadi :
Mumifikasi :
Mayat yang dikuburkan digurun pasir (karena penguapan),bisa untuk identifikasi
Saponifikasi :
Mayat yang tidak membusuk setelah dikubur dalam waktu yang lama karena mayat
dikuburkan didalam tanah yang basah dan memiliki suasana yang basa sedangkan
mayat itu sendiri bersifat asam, bisa untuk identifikasi
Saponifikation (adipocere) :
Terjadi karena adanya proses hidrogenisasi dari asam lemak tak jenuh menjadi asam
lemak jenuh, dan asam lemak jenuh ini bereaksi dengan alkali membentuk sabun
yang tidak larut.
Syarat terjadinya adipocere adalah :
o Tempat harus basah,artinya harus mengandung air
o Tempat harus mengandung alkali
Proses adipocere terjadi dalam waktu beberapa bulan sampai beberapa tahun. Lebih
cepat terjadi pada bayi dan anak-anak daripada orang dewasa. Sedang fetus berumur
7
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 123
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
bulan intera uterin tidak pernah akan mengalami adipocere,oleh karena komposisi
lemaknya berbeda
Gejala-gejala yang tampak :
o Tubuh berwarna putih sampai putih kekuningan
o Bila diraba terasa seperti sabun
o Pada pemanasan akan leleh
o Berbau tengik
Kepentingan adipocere untuk kedokteran forensik adalah :
o Untuk kepentingan identifikasi
o Adanya tanda-tanda kekerasan masih dapat ditemukan.
Mummifikasi :
Proses pengeringan dan pengisutan alat-alat tubuh akibat penguapan
Syarat untuk dapat terjadi mummifikasi adalah :
o Suhu udara harus tinggi
o Udara harus kering
o Harus ada aliran udara terus menerus
Proses mummifikasi lengkap dalam waktu 1-3 bulan, dan jenazah yang mengalami
mummifikasi ini dapat bertahan lama sekali
Gejala-gejala yang tampak adalah :
o Tubuh menjadi kurus,kering dan mengkerut
o Warna coklat muda sampai coklat kehitaman
o Kulit melekat erat pada jaringan dibawahnya
o Susunan anatomi alat-alat tubuh masih baik
Kepentingan mummifikasi dari segi kedokteran forensik adalah :
o Untuk identifikasi korban,sebab bentuk wajahnya hampir tidak berubah
o Tanda-tanda kekerasan masih ada
Identifikasi
Mengenal kembali ini siapa
Exhumation :
Penggalian kembali jenazah yang telah dikubur
Dilakukan bila : (1) setelah dikubur, dicurigai kematian korban ternyata tidak wajar
(2) atas permintaan keluarga (3) dan bila di atas kuburan akan dibangun sarana
umum (seperti jalan tol, bandara, dll)
Lebam mayat (Livor Mortis/Post Mortem Lividity)
Adalah bintik-bintik berwarna merah kebiruan terjadi 15-30 menit setelah meninggal
Mengapa bisa terjadi lebam mayat?
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 124
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
o Lebam mayat timbul apabila seseorang meninggal, peredaran darahnya berhenti dan
timbul stagnansi kemudian karena gaya gravitasi maka darah mengendap di tempat
yang paling rendah (kecuali bagian tubuh yang tertekan dasar atau tertekan pakaian)
o Lebam mayat terjadi disemua organ (paru, hati, kulit, dll), terutama biasanya
ditemukan didaerah punggung
o Bila lebam mayat ditemukan didaerah dada artinya korban setelah mati pernah
dibalik
o 4 jam setelah orang meninggal akan terjadi hemolisis →pigmen darah keluar dan
masuk kejaringan sekitarnya →lebam mayat tidak akan hilang bila posisi jenazah di
ubah.
Lebam mayat tidak terjadi jika :
o Korban meninggal kehabisan darah/perdarahan hebat
o Korban berkulit hitam/negro sehingga lebam mayat tidak terlihat
Lokasi lebam mayat :
o Posisi terlentang → kuduk, punggung, pantat, dan flexor tungkai
o Pada bagian depan samping leher → disebabkan pengosongan yang kurang
sempurna daripada vena-vena superficial (v. Jugularis externa dan v. Colli
superficialis)
o Posisi telungkup → dahi, pipi, dagu, dada, perut, dan extensor tungkai
o Korban menggantung → ujung extremitas dan genitalia externa
o Alat tubuh : belakang otak, belakang paru, belakang hati, serta belakang lambung
→ dibedakan dengan pneumonia/keracunan
Lebam mayat :
o Keracunan gas CO2 → darah berwarna hitam
o Keracunan HCN → darah berwarna cherry red
o Keracunan CO → darah berwarna cherry red
o Asphiksia berwarna kebiruan
o Normal → merah bintik kebiruan
Lebam mayat harus dibedakan dengan luka memar :
Lebam Mayat Luka Memar
Lokasi Bagian tubuh yang terendah,
kecuali yang tertekan
Di sembarang tempat
terutama tempat terjadinya
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 125
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
benturan
Ditekan Biasanya hilang Tidak hilang
Pembengkakan Negatif Positif
Insisi/diiris Bintik darah intravaskuler
yang hilang bila dihapus,
tidak hilang bila lebih dari 4
jam karena lebam mayat
menjadi permanen terjadinya
hemolisis (meresap
kejaringan)
Bintik darah ekstra vaskuler
yang tidak hilang bila
dihapus
Tanda intravital Negatif Positif
Kaku mayat (rigor mortis)
Terjadi 3 jam setelah meninggal, muali dari otot-otot sekitar mata (otot yang paling
pendek dan lemah), otot-otot leher, thorax, abdomen dan sampai pada otot-otot
ekstremitas, yang paling lama menjadi kaku adalah otot rahang (otot yang paling
kuat)
Ada lebam mayat, tidak didapatkan kaku mayat : >30 menit atau < 3 jam
Ada lebam mayat, kaku mayat sempurna : >3 jam atau <6 jam
Ada lebam mayat, kaku mayat sempurna : >6 jam atau >18 jam
Kaku mayat tidak sempurna dan terjadi pembusukan : >18 jam atau < 24 jam
Kaku mayat ≥ 18 jam akan menghilang
Kapan hilangnya kaku mayat :?
Kaku mayat mulai meghilang urut-urutan meghilangnya kaku mayat sama seperti
pada waktu timbulnya. Terkecuali otot rahang bawah yang paling akhir menjadi
lemas. Fase ini berlangsung selama 6 jam.
Cara kematian ada 2 macam :
1. Wajar : mati karena sakit, usia tua
2. Tidak wajar : mati karena ruda paksa ( mis: kecelakaan,bunuh diri,
pembunuhan)
Tujuan pemeriksaan TKP :
Untuk mncari cara kematian. TKP bisa menentukan apakah terjadi pembunuhan,
kecelakaan, atau bunuh diri.
Menentukn sebab kematian :
Harus dengan otopsi → periksa organ yang mengalami kelainan (rusak)
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 126
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
o < 3 hari otopsi harus cepat dilakukan karena organ belum membusuk
o > 3 hari boleh ditunda karena organ sudah membusuk/hampir tidak berubah
o Tidak bisa dilakukan bila sudah membusuk dan tinggal tulang, kecuali jika
ada fraktur tulang → kelainan yang bisa (biasanya bisa) menyebabkan
kematian
Tanda-tanda mati dibunuh :
1. Barang-barang di TKP berantakan
2. Ada senjata tajam (mis pisau) didekat korban
3. Pakaian sobek
4. Ditemukan luka yang tidak bisa dijangkau oleh korban
5. Tidak ada kadaveric spasme
6. Ada luka tangkisan
Tanda-tanda bunuh diri dengan luka tembak :
1. TKP tidak berantakan (rapi)
2. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar
3. Ada surat wasiat yang ditulis tangan (tulisan tangan orang bermacam-macam
untuk identitas sehingga tidak diketik)
4. Luka tembak bisa dijangkau oleh korban (mis : kepala, mulut, dada, jantung)
5. Luka tembak kontak/tempel
6. Jika mengenai mulut gigi tetap utuh
7. Kalau mengenai dada/perut pakaian disingkap, baju tidak robek
8. Ditemukan senjata dan kadaveric spasme
Tanda-tanda bunuh diri dengan luka iris :
1. TKP tidak berantakan (rapi)
2. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar
3. Ada surat wasiat yang ditulis tangan
4. Pakaian rapi, tidak robek
5. Luka iris bisa dijangkau korban
6. Ada luka percobaan : luka menggerumbul, searah, makin lama makin dalam
Tanda-tanda bunuh diri dengan luka tusuk :
1. TKP tidak berantakan (rapi)
2. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar
3. Ada surat wasiat yang ditulis tangan
4. Ada senjata yang dipakai
5. Pakaian disingkapkan ditempat luka tusuk
6. Luka tusuk bisa dijangkau korban
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 127
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
7. Ada luka percobaan : luka menggerumbul, searah, ada yang dangkal dan ada
yang dalam
8. Ditemukan kadaveric spasme
9. Tidak terdapat luka tangkisan (perlawanan)
Kadaveric spasme
Sebelum meninggal korban telah menggenggam sesuatu (mis : pisau, pasir, senjata,
dll)
Tanda-tanda bunuh diri dengan gantung diri :
1. Ada kursi untuk pijakan
2. Tali serong mengarah ke atas mengikuti garis leher
3. Bisa simpul hidup maupun mati (longgar)
4. TKP tidak berantakan
5. Ada surat wasiat
6. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar
7. Ditemukan kadaveric spasme
Warna muka korban gantung diri :
o Seluruhnya pucat : karena arteri dan vena leher terjepit
o Seluruhnya gelap : karena vena terjepit, darah arteri tetep mengalir
Penyebab korban mati gantung diri :
1. Asfiksia
2. Patah tulang leher dan vertebrae cervicalis
Pembuluh darah terjepit sehingga darah tidak bisa ke otak
Tanda-tanda mati terkena petir :
1. Terjadi benturan udara (udara meregang)
2. Terlempar akibat tekanan udara
3. Tegangan listrik tinggi
4. Panas
Aborescent marker :
Tanda petaka yang dapat ditemukan pada korban yang terkena petir, didapatkan
gambaran pohon gundul yang disebabkan karena terjadinya vasodilatasi pembuluh
darah vena perifer. Sifatnya tidak permanen/cepat hilang
Faktor yang mempengaruhi seseorang mati terkena listrik :
1. Volatge
2. Arus
3. Tahanan (pengaruhi luka listrik)
4. Lama kontak
5. AC/DC
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 128
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
6. Kebiasaan
7. Kesiapan (kaget → ventikrel fibrilasi → mati )
Cara kematian karena listik yang paling banyak → kecelakaan, pada luka listrik
kecil lebih berbahya dari luka listrik besar, karena tahanan leih besar langsung
masuk kedalam jaringan tubuh (jamtung)
Sebab kematian orang kesetrum listrik :
1. Ventrikel vibrilasi
2. Spasme otot pernapasan
3. Paralisis pusat pernapsan
4. Edema paru
5. Hematom
6. Bintik-bintik perdarahan pada otak
Current mark :
Merupakan tanda luka bakar : luka bakar → kemerahan → bulla → gosong
Tidak bisa dibedakan luka bakar karena listrik atau api
Penyebab orang mati tenggelam :
1. Vagal reflek karena perbedaan suhu
2. Spasme laring
3. Asfiksia
4. Kram
Perbedaan paru-paru korban tenggelam di air tawar dan air laut
Tenggelam di air tawar Tenggelam di air laut
Paru-paru odem kering Paru-paru odem basah
Paru-paru besar tapi ringan Paru-paru besar dan berat
Batas anterior menutupi jantung Batas anterior menutupi anterior
Warna merah pucat dan emfisema Warna ungu / kebiruan, permukaan
menghilang
Paru-paru bila di keluarkan dari rongga
torax tidak kempis, ditekan keluar buih
tidak keluar
Paru-paru bila dikeluarkan dari rongga
torax melebar, dan bila di tekan cekung,
keluar banyak air
Bila di iris terdengar krepitasi Bila di iris terdengar kripitasi menurun
Kesimpulan :
Pada korban yang tenggelam di air tawar, paru-paru mengalami edema kering, bila
dilakukan pemotongan paru-paru terlihat kering dan tidak keluar cairan
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 129
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Pada korban yang tenggelam di air laut, bila paru-paru diletakan di atas meja akan
melebar dan basah, bila dilakukan pemotongan paru-paru akan mengeluarkan
banyak cairan.
Alasanya :
Osmolaritas air laut dalam paru lebih besar daripada cairan tubuh sehingga cairan
pada seluruh jaringan tubuh akan tertarik masuk kedalam paru-paru. Osmolaritas air
tawar dalm paru lebih kecil sehingga cairan pada seluruh jaringan tubuh akan
diserap tubuh.
Test untuk mengetahui korban tenggelam
Test getah paru
Caranya : paru-paru diletakkan diatas meja,permukaan paru-paru dibersihkan satu
kali dengan pisau posisi tegak lurus,kemudian di iris sampai alveoli yang paling
dekat dengan pleura (sub pleura) dan di tutup, kemudian objek glass ditempelkan
pada alveoli dan ditutup dengan gelas penutup,diliat dibawah mikroskop,akan
didapatkan lumpur,pasir,telur cacing, diatome,alga, dll.
Test getah paru (+) : korban sempat/pernah bernafas dalam air
Test getah paru (-) : korban meninggal terlebih dahulu baru masuk kedalam
air/tidak sempat bernafas dalam air
Airnya jernih sama dengan air minum
Spasme laring
Vagal refleks
Cadaveric spasme pada korban tenggelam
Sebelum meninggal korban telah menggenggam lumpur artinya korban sempat
hidup didalam air.
Test apung paru
Adalah test untuk membuktikan pembunuhan anak apakah pernah hidup bernafas
atau tidak.
Caranya : ambil organ paru-paru,jantung, thymus dimasukkan kedalam bak berisi
air. Pada paru-paru percobaan dimulai dari paru-paru yang utuh, dipotong perlobus,
dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil dan jika masih terapung, potong hingga
ukuran terkecil dan diapungkan.
Jika mengapung : bayi pernah hidup, bernafas
Jika tenggelam : bayi belum pernah bernafas
TEKNIK DALAM ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Cara mengambil gas CO2 dalam sumur :
3. Ambil beberapa botol bersih berkapasitas 1 liter dan kosongkan (ex : botol bir).
Ikat leher dan bagian alas botol masing masing dengan tali cukup panjang
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 130
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
4. Isi botol tersebut dengan air sampai penuh. Turunkan kedalam sumur yang
mengandung gas CO2 dengan posisi tegak (alas botol dibawah dan leher botol
diatas ). Jaga air dalam botol jangan sampai tumpah.
5. Setelah sampai ketempat yang sesuai dengan korban ditemukan meninggal
(kedalamannya),botol tersebut dibalik agar semua air dalam botol tumpah. Yaitu
dengan cara menarik tali yang mengikat alas botol dan mengulur tali yang
mengikat leher botol.
6. Dengan keluarnya seluruh air dan botol menjadi kosong maka botol akan vaccum
sehingga gas CO2 masuk kedalam botol.
7. Setelah botol teriisi gas CO2 maka botol diangkat keatas dengan cara botol
dibalik lagi, seperti posisi semula agar gas CO2 dapat terbawa terus kedalam
botol (gas CO2 lebih berat daripada udara).
8. Setelah sampai diatas, botol segera ditutup rapat, berikan label dan disegel.
Test CO2 ada dua yaitu :
Kualitatif : dengan pemberian larutan Ca(OH)2 yang jernih dan baru dibuat atau larutan Ba(OH)2
pada botol yang berisis udara yang diambil dari tempat sempel.
Apabila terdapat endapan putih kapur dari CaCO3 atau BaCO3 maka berarti gas
CO2 positif
CaOH2+CO2 CaCO3+H2O
BaOH2+CO2 BaCO3+H2O
Kuantitatif :
Grafimetri (penimbangan terhadap endapan yag terjadi)
Volumetri (dengan menitrasi kelebihan larutan basa CaOH2/BaOH2 dengan
konsentrasi tertentu.
Chromatografi gas (kualitatif dan kuantitatif )
Keracunan gas CO2 : darah berwarna hitam
Keracunan gas CO dan HCN (kluwek,pete,gaplek) : cherry red
Alkali dilution test
Test untuk korban mati gas CO
Contohnya : gas lampu, kebakaran
(sifat gas CO: tidak berbau,tidak berwarna,lebih ringan dari udara )
Gunanya : untuk membedakan korban telah meninggal sebelum terbakar atau
memang meninggal karena terbakar.
Cara kerja :
Ambil dua tabung reaksi yang bersih. Pada tabung reaksi I dimasukkan tigas
tetes darah orang normal (sebagai kontrol ) dan pada tabung reaksi II
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 131
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
dimasukkan tiga tetes darah korban. Kemudian keduanya diencerkan dengan
aquades sampai volume 15ml (hingga berwarna pink jernih). Setelah
tercampur secara homogen,kedua tabung reaksi diberi tiga tetes larutan
alkali (NaOH 10% atau KOH 10%). Amati perubahan yang terjadi. Darah
normal (tabung reaksi I) segera berubah warna dari merah muda menjadi
coklat kehijauan dalam waktu kurang dari 30” ,karena terbentuknya alkali
hematin. Sedangkan darah korban (tabung reaksi II) perubahan warna
seperti diatas membutuhkan waktu lebih dari 30 “ ,karena sudah terjadi
ikatan CO-HB. HB lebih mudah mengikat CO dari pada CO2 .
(+) : korban keracunan gas CO, korban sebelum/setelah mati dibunuh
menghirup asap,perokok berat
(-) : korban tidak menghirup asap, spasme laring ,vagal refleks
Emboli lemak
Contoh kasus : seorang anak yang dipukul terus menerus menjadi sesak
akhirnya mati ???
Patah tulang paha mau dioperasi akhiranya meninggal karena sesak
Hal ini terjadi karena emboli lemak ( dilakukan pemeriksaan pada paru-paru) ec.
Fraktur tulang panjang
Lemak terpecah dan terlepas karena kena pukulan pada kulit seluruh punggung
dan patahn ya tulang panjang. Sehingga cairan lemak masuk kedalam pembuluh
darah vena yang robek → mauk kevena cava superior → atrium kanan
→ ventrikel kanan → arteri pulmonale → Dan membuntu di paru-paru
(alveoli)
Korban meninggal karena kapiler paru buntu dan terjadi asphiksia.
Test emboli lemak : organ yang diambil yaitu paru-paru “jaringan paru-paru
diambil dan dikeraskan dengan uap zat asam arang cair (frozzensetion) dan
kemudian dengan mikrotom dipotong 20 mikron dan dicat dengan warna Sudan
III” kemudian dikirim ke PA.
4. Pengiriman PA / pengawetan : paru-paru diberi gas CO kemudian difiksasi
menggunakan dry ice supaya tidak membusuk (jangan mengirim PA dengan
alkohol/formalin karena lemak akan larut)
Emboli udara vena
Terjadi karena vena teriris(biasanya V.jugularis dileher) sehingga udara masuk ke
dalampembuluh darah vena kemudianmenuju ke jantung kanan → cab. Arteri
pulmonale → ke paru-paru → menyebabkan sesak.
Korban meninggal karena kapiler paru buntuoleh udara sehingga terjadi asphyxia.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 132
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
(jumlah udara yang dapat menyebabkan kematian antara 100-150 cc).
Otopsi:
Kulit dinding thorax dibuka → sternum dipotong pada proc. Xypoideus setinggi ICS II
dibawah costa II supaya V. Brachialis cab V. Clavicula tidak terpotong
ambil dan gunting pericard dengan posisi Y terbalik → dengan pinset tarik ujung-ujung
potongan pericard seperti Y terbalik → isi dengan air sampai menggenang tusuk
atrium kanan,ventrikel kanan,arteri pulmonalis → ada gelembung udara positif.
Penyebab emboli udara vena:
1. Luka pada pembuluh balik leher( terutama V.Jugularis)
2. Abortus provocatus criminalis dengan cara penyemprotan.
Emboli udara arteri
Otopsi sama dengan emboli udara vena . hanya yang ditusuk atrium kiri,
ventrikel kiri dan aorta
Terjadi bila ada luka tembus paru-paru → emboli → v pulmonalis
atrium kiri → ventrikel kiri → aorta
Korban meninggal karena udara membuntu otak, ginjal dan jantung sampai
terjadi asfiksi.
Penyebab :
1) Luka tusuk/tembus diparu-paru
2) Artifisial pneumothorax
3) Pneumonectomy
Pneumothorax
Adanya udara dalam rongga thorax
Otopsi : buka kulit dinding thorax dengan potongan huruf “I” atau “Y” setelah
terlihat costa tarik potongan costa, tarik potongan kulit hingga membentuk
kantong kemudian isi air sampai menggenangi kemudian tusuk paru-paru
diantara ICS2, test (+) bila ada gelembung udara
Pada gas pembusukan ditemukan gelembung udara sedikit.
Test toksikologi dan patologi anatomi (PA)
Disiapkan 3 buah toples, masukkan organ tubuh kedalam 3 buah toples
kemudian disegel (supaya tidak bisa ditukar orang lain)
o Toples I : Di isi organ pparu-paru,jantung,otak,lien,hepar
o Toples II : Di isi GIT
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 133
KELOMPOK E - GRESIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
o Toples III : Di isi organ urogenitalia
Untuk pemeriksaan toksikologi setiap toples di fiksasi dengan alkohol 96%
hingga batas organ bagian atas. (digunakan alkohol karena formalin bersifat
racun
Untuk pemeriksaan PA diambil organ yang dicurigai dan dimasukkan toples
difiksasi dengan formalin 10% hingga batas organ bagian atas. Jika dikirim :
Ditutup dengan toples, diberi parafin di ikat kemudian diberi label dan di
segel setelah itu dimasukkan kedalam kardus. Kemudian disertakan surat
permohonan test PA dan surat berita acara isinya mengenai isi toples yang
telah diberi formalin 10% ,disertakan pula contoh formalin 10% sebanyak
10cc dalam botol kecil.
Test DNA
Menggunakan darah,sperma, air mani, cakaran dikulit, rambut, daki / keringat yang
menempel dibaju /jaket, dll.
ARINY, MAYA, IMA, CHOLILI, PRADIPTA, WIKA 134