tugas kelompok

Upload: ullaibanez

Post on 07-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ETIKA

TRANSCRIPT

Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Positivis

PARADIGMA POSITIVISTIK

Investigasi Ilmiah

OLEH:

ABDUL SAMING (P3400215015)

HASBULLAH HAJAR (P3400215022)

PROGRAM MAGISTER SAIN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2015

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas selesainya penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tanggungjawab penulis sebagai mahasiswa.Adapun judul yang penulis angkat dari makalah ini adalah Paradigma Positivistik: Investigasi Ilmiah diharapkan dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca juga diharapkan kehadiran makalah ini dapat memudahkan pembaca untuk memahami dan mendalami dan mengapresiasikan dari isi makalah ini dalam peneletian yang hendak dilakukan.Jika dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, penulis memohon maaf sebesar-sebesarnya karena penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa maka dari itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Amin

Makassar, 28 September 2015

KELOMPOK 1BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ilmu sosial, sebagaimana induk dari ilmu tentang manusia, mengenal paradigma positivisme sebagai salah satu paradigma penelitian yang sangat berpengaruh. dalam paradigma kuantitatif, gagasan-gagasan positivisme dianggap sebagai akar paradigma tersebut. paradigma ini adalah tradisi pemikiran Prancis dan Inggeris yang antara lain diilhami oleh david hume, John Locke, dan Berkeley yang menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan dan memandang pengetahuan memiliki hubungan dengan pandangan aliran filsafat yang dikenal dengan nama positivisme. Istilah ini digunakan pertama kali oleh Saint Simon (sekitar tahhun 1825). Positivisme berakar pada empirisme.

Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris. Sesungguhnya aliran ini menolak adanya spekulasi teoritis sebagai suatu sarana untuk memperoleh pengetahuan (seperti yang diusung oleh kaum idealisme khususnya idealisme Jerman Klasik).

Positivisme merupakan empirisme, yang dalam segi-segi tertentu sampai kepada kesimpulan logis ekstrim karena pengetahuan apa saja merupakan pengetahuan empiris dalam satu atau lain bentuk, maka tidak ada spekulasi dapat menjadi pengetahuan. Sejarah umat manusia untuk menemuan kebenaran , berkembang dari waktu ke waktu, berkembang dari waktu ke waktu ke arah suatu cara penemuan yang lebih baik. ketidakpuasan masyarakat terhadap cara-cara unscientific, menyebabkan masyarakat menggunakan cara berfikir induktif dan cara berfikir deduktif. selanjutnya orang memadukan memadukan cara berfikir induktif dan deduktif yang kemudian melahirkan cara berfikir yang disebut reflective thinking, yaitu berfikir refleksi.

Berangkat dari judul materi yang akan di bahas, yakni investigasi atau penelitian ilmiah berdasarkan paradigma positivistik-kuantitatif, maka unit pemikiran deduktif akan menjadi konsentrasi pembahasan dalam materi ini. Dalam makalah ini akan membahas mengenai investigasi ilmiah yang menyangkut bagaimana ciri dari suatu penelitian ilmiah, apa rintangan yang dihadapi, langkah apa saja yang ditempuh sampai pada menilai manfaat pengetahuan tentang investigasi ilmiah.B. Rumusan MasalahDari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa definisi investigasi ilmiah?2. Apa ciri-ciri penelitian ilmiah?3. Apa keterbatasan penelitian ilmiah dalam bidang manajemen?4. Apa rintangan sains dalam penelitian?5. Langkah-langkah apa saja yang termasuk dalam metode hipotesis-deduktif?6. Apa tipe penelitian lainnya?

C. TujuanDari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui definisi investigasi ilmiah.2. Untuk mengetahui ciri-ciri penelitian ilmiah.3. Untuk mengetahui keterbatasan penelitian ilmiah dalam bidang manajemen.4. Untuk mengetahui rintangan sains dalam penelitian.5. Untuk mengetahui Langkah-langkah apa saja yang termasuk dalam metode hipotesis-deduktif.6. Untuk mengetahui tipe penelitian lainnya.BAB II

POKOK PEMBAHASANA. Pengertian Investigasi Ilmiah

Manajer sering menghadapi persoalan yang memerlukan pengambilan keputusan secara kritis. Keputusan berdasarkan studi ilmiah yang dilakukan dengan baik cenderung mendatangkan hasil yang diharapkan. Penelitian ilmiah berfokus pada pemecahan masalah dan mengikuti metode langkah demi langkah yang logis, terorganisasi, dan ketat untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisisnya, dan menarik kesimpulan yang valid dari hal tersebut. Definisi Penelitian Ilmiah Menurut Paradigma Positivis adalah mengetahui dan atau berpikir ilmiah dengan ciri riset yaitu pengendalian prasangka (bias) atau mengurangi prasangka terhadap data. data tidak diartikan secara gegabah berdasarkan kriteria selera pribadi melainkan bertindak netral dalam mengumpulkan data dan menganalisisnya. Dengan demikian, penelitian ilmiah tidak berdasarkan pada firasat, pengalaman dan intuisi (meskipun hal tersebut mungkin mempunyai bagian dalam pengambilan keputusan akhir), tetapi pada tujuan yang jelas dan ketepatan.B. Ciri-Ciri penelitian ilmiah

Ciri-ciri atau karakteristik utama penelitian ilmiah adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Jelas

Manajer memulai penelitian dengan sebuah sasaran atau tujuan yang jelas. Fokusnya meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi, dalam bentuk berkurangnya pergantian, absensi, dan mungkin menaikkan level kinerja yang kesemuanya tentu akan menguntungkan organisasi.2. Tepat

Ketepatan mengandung arti kehati-hatian, kecermatan dan tingkat ketelitian dalam investigasi penelitian. Hal ini harus didasari oleh teori dan metodologi yang sesuai dengan penelitian. Dengan demikian, Dapat Diuji menjadi cirri lain dari penelitian ilmiah.3. Dapat Diuji

Penelitian ilmiah menguji secara logis hipotesis yang telah disusun dengan metode statistik tertentu untuk melihat apakah data mendukung perkiraan atau hipotesis yang dibuat setelah studi yang mendalam terhadap masalah.

4. Dapat Ditiru

Manajer/peneliti, berdasarkan hasil studi, menyimpulkan bahwa partisipasi dalam pengambilan keputusan salah satu factor terpenting yang memengaruhi komitmen karyawan terhadap organisasi. Hasil uji hipotesis harus didukung lagi dan lagi ketika jenis penlitian serupa diulang dalam keadaan lain yang mirip. Bila hal tersebut terjadi, kita akan memperoleh keyakinan dalam sifat ilmiah penelitian kita. Dengan kata lain, hipotesis kita tidak hanya bersifat kebetulan, tetapi merupakan refleksi dari keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan demikian, Dapat Ditiru merupakan ciri lain dari penelitian ilmiah. Ini berarti bahwa hasil penelitian dapat digunakan lagi jika keadaan yang sama berlaku.

5. Ketelitian dan Keyakinan

Dalam segala kemungkinan, sampel dalam pertanyaan mungkin tidak mencerminkan karakteristik yang setepat-tepatnya dari fenomena yang kita coba pelajari. Kesalahan pengukuran dan masalah lainnya juga menimbulkan unsur bias atau kesalahan dalam temuan kita. Tetapi, kita harus mendesain penelitian dalam suatu cara yang memastikan bahwa temuan kita sedekat mungkin dengan realitas, sehingga dapat menaruh kepercayaan atau keyakinan terhadap hasilnya. Ketelitian dan keyakinan merupakan aspek penting yang dicapai melalui desain sampling ilmiah yang tepat. Ketelitian mengacu pada kedekatan temuan dengan realitas berdasarkan sebuah sampel. Keyakinan mengacu pada probabilitas ketepatan estimasi kita.

6. Obyektivitas

Kesimpulan yang ditarik dari interpretasi hasil analisis data harus obyektif, yaitu harus berdasarkan fakta-fakta dari temuan yang berasal dari data aktual, dan bukan nilai-nilai subyektif atau emosional kita. Banyak kerugian yang akan di derita oleh organisasi yang melaksanakan kesimpulan yang tidak berdasar data atau menyesatkan yang di tarik dari penelitian. Semakin objektif interprestasi data, semakin ilmiah investigasi penelitian. Meskipun manajer atau peneliti dapat memulai dengan beberapa keyakinan dan nilai subjektif awal, interprestasi mereka terhadap data sebaiknya bebas dari nilai dan bias pribadi. Bila manajer berusaha melakukan penelitian sendiri, mereka harus sangat peka terhadap aspek tersebut. Dengan demikian, objektivitas merupakan ciri lain dari investigasi ilmiah.7. Dapat Digeneralisasi

Dapat digeneralisasi mengacu pada cakupan penerapan temuan penelitian dalamsuatu konteks organisasi ke konteks organisasi lainnya. Semakin penelitian itu dapat digeneralisasi, maka akan semakin berguna penelitian tersebut kepada para pengguna. Untuk generalisasi yang lebih luas, desain sampling penelitian harus disusun secara logis dan sejumlah rincian lain dalam metode pengumpulan data perlu diikuti secara cermat. Tetapi, desain sampling yang semakin terperinci, yang tidak diragukan lagi akan meningkatkan generalisasi hasil, juga akan menaikkan biaya penelitian.

8. SederhanaKesederhanaan dalam menjelaskan fenomena atau persoalan yang mencul, dan dalam menghasilkan solusi masalah, selalu lebih disukai untuk kerangka penelitian yang kompleks yang meliputi jumlah faktor yang tidak dapat dikendalikan. Sifat ekonomis dalam model penelitian dicapai jika kita memasukkan ke dalam kerangka penelitian lebih sedikit jumlah variable yang akan menjelaskan varians secara jauh lebih efisien disbanding seperangkat variable kompleks yang hanya akan sedikit menambah varians yang dijelaskan.C. Keterbatasan Penelitian Ilmiah Dalam Bidang ManajemenDalam bidang manajemen dan ilmu sosial, tidak selalu mungkin untuk melakukan investigasi yang 100% ilmiah, dalam arti bahwa, tidak seperti dalam ilmu pasti, hasil yang diperoleh tidak akan eksak dan bebas-kesalahan. Hal ini terutama karena kesulitan yang dihadapi dalam pengukuran dan pengumpulan data dalam bidang subjektif seperti perasaan, emosi, sikap, dan persepsi. Persoalan tersebut muncul kapan pun kita berusaha untuk mengkuantifikasi perilaku manusia. Kesulitan juga mungkin dijumpai dalam mendapatkan ssampel yang mewakili, yang membatasi generalisasi temuan. Dengan demikian, tidak selalu mungkin untuk memenuhi semua ciri sains sepenuhnya.D. Rintangan Sains dalam Penelitian

Salah satu metode investigasi ilmiah yang utama adalah metode hipotesis-dedukatif. Proses deduktif dan induktif dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:Deduksi dan InduksiDeduksi adalah proses di mana kita tiba pada suatu kesimpulan beralasan melalui generalisasi logis dari sebuah fakta yang diketahui. Induksi merupakan proses di mana kita mengamati fenomena tertentu dan berdasarkan hal tersebut tiba pada kesimpulan. Dengan kata lain, dalam induksi, kita secara logis membuat proposisi umum berdasarkan fakta yang diamati.Teori yang berdasarkan deduksi dan induksi membantu kita untuk memahami, menjelaskan, dan/atau memprediksi fenomena bisnis. Bila penelitian di rencanakan untuk menguji beberapa hasil spesifik yang di hipotesiskan, sebagai contoh, untuk melihat apakah mengendalikan kegaduhan yang mengganggu dalam lingkungan akan meningkatkan kinerja orang dalam memecahkan teka-teki mental.Metode yang dimulai dengan kerangka teoritis, merumuskan hipotesis, dan secara logis menarik kesimpulan dari hasil studi disebut sebagai metode hipotesis-deduktif. Rintangan penyelidikan ilmiah meliputi proses mengamati fenomena pada awalnya, mengidentifikasi masalah, membangun sebuah teori yang mungkin berlaku, membuat hipotesis, menentukan aspek-aspek desain penelitian, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menginterpretasi hasil.Figur Rintangan Sains

E. Metode Hipotesis-Deduktif

Tujuh langkah yang termasuk dalam metode penelitian hipotesis-deduktif yang berakar dari rintangan yang di bahas di atas dan di daftarkan dan di bahas di bawah ini.1. PengamatanPengamatan adalah tahap pertama, di mana seseorang merasakan bahwa perubahan tertentu sedang terjadi, atau bahwa perilaku, sikap, dan perasaan baru sedang mengemuka dalam lingkungan seseorang (dalam hal ini, tempat kerja). Ketika fenomena yang diamati tersebut tampaknya mempunyai konsekuensi penting, orang tersebut akan melanjutkan ke langkah berikut.

2. Pengumpulan Informasi Awal

Pengumpulan informasi awal meliputi informasi secara mendalam mengenai hal yang diamati. Hal ini dapat dilakukan dengan berbicara secara informal dengan beberapa orang dalam konteks kerja atau klien, atau kepada sumber relevan lain, dengan demikian dapat mengumpulkan informasi mengenai apa dan mengapa seseuatu hal terjadi. Dengan demikian, langkah selanjutnya adalah mengartikan faktor-faktor yang telah diidentifikasi dalam tahap pengumpulan informasi dengan memilahnya bersama dalam beberapa cara yang bermakna.

3. Perumusan TeoriYaitu usaha untuk menggabungkan semua informasi dalam cara yang logis, sehingga factor-faktor yang berkaitan dengan masalah dapat dikonseptualisasi dan diuji. Kerangka teoritis yang dirumuskan sering dituntun oleh pengalaman dan intuisi. Pada langkah ini, variable kritis diuji kontribusi dan pengaruhnya dalam menjelaskan mengapa masalah terjadi dan bagaimana hal tersebut dapat diselesaikan. Saat ini seseorang mungkin mempertanyakan mengapa sebuah teori harus dirumuskan setiap kali sebuah masalah diteliti, dan mengapa seseorang tidak bertindak berdasarkan informasi yang terkandung dalam temuan penelitian yang dipublikasikan sebelumnya, saat sedang menyelidiki literature.4. Penyusunan HipotesisPenyusunan hipotesis adalah langkah logis selanjutnya setelah perumusan teori. Dari jaringan asosiasi teori diantara variable, hipotesis atau perkiraan tertentu yang dapat diuji pun bisa dihasilkan. Pengujian hipotesis disebut penelitaian deduktif (deductive). Terkadang, hipotesis yang tidak dirumuskan secara orisinil dihasilkan melalui proses induksi (induction). Yaitu, setelah data diperoleh, beberapa gagasan kreatif muncul, dan berdasarkan hal tersebut, hipotesis baru pun bisa dihasilkan untuk diuji kemudian. Biasanya, dalam penelitian, pengujian hipotesis melalui penelitian deduktif dan hipotesis yang dihasilkan dengan induksi keduanya adalah lazim.5. Pengumpulan Data Ilmiah Lebih LanjutPengumpulan data ilmiah lebih lanjut adalah diperlukan untuk menguji hipotesis yang dihasilkan dalam studi. Data pada setiap variabel dalam kerangka teoritis di mana hipotesis di hasilkan juga harus dikumpulkan. Data tersebut kemudian menjadi dasar untuk analisis data lebih lanjut.

6. Analisis dataDalam langkah analisis data, data yang dikumpulkan dianalisis secara statistik untuk melihat apakah hipotesis terbukti. Hampir serupa, hipotesis lain dapat diuji dengan analisis statistic yang tepat. Analisis kuantitatif dan kualitatif terhadap data dapat dilakukan jika sejumlah perkiraan terbukti. Data kualitatif mengacu pada informasi yang diperoleh dalam bentuk naratif melalui wawancara dan pengamatan.

7. DeduksiDeduksi adalah proses tiba pada kesimpulan dengan menginterprestasikan arti dari hasil analisis data. F. Tipe Penelitian Lainnya

Studi kasus dan penelitian tindakan kadang-kadang digunakan untuk mempelajari jenis persoalan tertentu.1. Studi KasusStudi kasus meliputi analisis mendalam dan kontekstual terghadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, di mana sifat dan definisi masalah yang terjadi adalah serupa dengan yang dialami dalam situasi saat ini. Seperti dalam studi hipotesis-deduktif, hipotesis juga dalam disusun dalam studi kasus. Tetapi, jika suatu hipotesis khusus tidak terbukti bahkan dalam satu studi kasus lain, tidak ada dukungan yang dapat diberikan pada hipotesis alternative yang diberikan.

Studi kasus, sebagai teknik pemecahan masalah, tidak sering dilakukan dalam organisasi karena studi seperti itu berurusan dengan masalah serupa yang dialami oleh sebuah organisasi, terkait ukuran dan dalam jenis konteks tertentu adalah sulit untuk dilakukan. Selain itu, studi kasus yang otentik adalah suka ditemukan karena banyak perusahaan memilih untuk melindungi sebagai data rahasia.

2. Penelitian TindakanPenelitian tindakan kadang-kadang dilakukan oleh konsultan yang ingin memprakarsai suatu proses perubahan dalam organisasi. Dengan kata lain, metodologi penelitian tindakan adalah paling tepat ketika berkenaan dengan perubahan yang direncanakan. Disini, peneliti memulai dengan sebuah masalah yang telah diidentifikasi dan mengumpulkan data yang relevan untuk menyediakan solusi masalah sementara. Dengan demikian, penelitian tindakan merupakan proyek yang berkembang secara terus-menerus dengan saling memengaruhi antara masalah, solusi, pengaruh atau konsekuensi, dan solusi baru. Definisi masalah yang bijaksana dan realitas serta cara-cara kreatif untuk mengumpulkan data adalah penting dalam penelitian tindakan.Sementara itu, beberapa metode penelitian kuantitatif yang umum di gunakan di Indonesia yaitu:

a. Metode Survei

Metode survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data. Metode ini adalah yang paling sering dipakai di kalangan mahasiswa. Desainnya sederhana, prosesnya cepat. Tetapi bila dilakukan dengan sembrono, temuan survei ini cenderung superficial (dangkal) meskipun dalam analisisnya peneliti menggunakan statistik yang rumit.

Penelitian survei dengan kuesioner ini memerlukan responden dalam jumlah yang cukup agar validitas temuan bisa dicapai dengan baik. Hal ini wajar, sebab apa yang digali dari kuesioner itu cenderung informasi umum tentang fakta atau opini yang diberikan oleh responden. Karena informasi bersifat umum dan (cenderung) dangkal maka diperlukan responden dalam jumlah cukup agar pola yang menggambarkan objek yang diteliti dapat dijelaskan dengan baik.

b. Metode Eksperimen

Metode Eksperimen adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara satu variabel dengan lainnya (variabel X dan variabel Y). Untuk menjelaskan hubungan kausalitas ini, peneliti harus melakukan kontrol dan pengukuran yang sangat cermat terhadap variabelvariabel penelitiannya. Tetapi metode eksperimen tidak hanya digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu dan lain variabel, tetapi juga untuk menjelaskan dan memprediksi gerak atau arah kecenderungan suatu variabel di masa depan. Ini adalah eksperimen yang bertujuan untuk memprediksi.

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan

1. Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris.2. Penelitian ilmiah berfokus pada pemecahan masalah dan mengikuti metode langkah demi langkah yang logis, terorganisasi, dan ketat untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisisnya, dan menarik kesimpulan yang valid dari hal tersebut.3. Ciri-ciri atau karakteristik utama penelitian ilmiah adalah tujuan jelas, tepat, dapat diuji, dapat ditiru, ketelitian dan keyakinan, obyektivitas, dapat digeneralisasikan dan sederhana.4. Tujuh langkah yang termasuk dalam metode penelitian hipotesis-deduktif yaitu pengamatan, pengumpulan informasi awal, perumusan teori, penyusunan hipotesis, pengumpulan data ilmiah lebih lanjut, analisis data dan deduksi.Referensi

Sekaran, Uma. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Jakarta: Salemba Empat, 2013.bungin burhan, metodologi penelitian kuantitatif, Surabaya: KENCANA, 2004.http://www.warkopmbahlalar.com/866/paradigma-ilmu-positivisme-postpositivisme-dan-konstruktivisme/https://www.nafaddot.wordpress.com/paradigma-positivisme/