tugas kedokteran olahraga

5
TUGAS KEDOKTERAN OLAHRAGA RESUME JURNAL DISUSUN OLEH: IRENE ARDIANI P W G0009109 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Upload: ireneardiani

Post on 24-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

or

TRANSCRIPT

TUGAS KEDOKTERAN OLAHRAGA

RESUME JURNAL

DISUSUN OLEH:

IRENE ARDIANI P WG0009109FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012Sudah banyak diketahui bahwa berolahraga di lingkungan yang panas dapat menaikkan suhu tubuh, terutama bila dehidrasi. Dehidrasi mengganggu termoregulasi, fungsi kardiovaskuler, metabolik, dan sistem saraf pusat. Suhu tubuh yang tinggi telah diketahui dapat mempengaruhi kemampuan kognitif, meningkatkan aktivitas system saraf pusat, mempercepat kelelahan, dan mengarah pada heat exhaustion/stroke bila tidak ditangani. Pemeliharaan suhu tubuh normal dan status hidrasi selama latihan sangat menentukan kesuksesan seseorang dalam latihan fisik. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh suhu dingin (4C) minuman dibandingkan dengan minuman bersuhu ruangan terhadap performa sekelompok pria yang sehat secara fisik pada latihan kekuatan otot dan latihan kardiovaskuler.Sampel dipilih secara acak dan telah diperiksa bahwa tidak memiliki penyakit jantung, hipertensi tidak terkontrol, penyakit kelenjar tiroid tidak terkontrol, diabetes tidak terkontrol, sedang dalam pengobatan yang dapat mengganggu performa latihan, kontraindikasi terhadap latihan, dan cedera yang mengganggu gerakan saat latihan. Hipotesis nol dalam penelitian ini yaitu air dingin tidak akan mempengaruhi baik suhu tubuh maupun performa olah raga. Peserta sebagai sampel dibagi secara acak menjadi dua kelompok yang dipersilahkan untuk meminum air dingin 4C atau air dengan suhu ruangan 22C yang disediakan dalam botol dengan teknologi Thermos selama latihan sebanyak 12ml/kg yang dikonsumsi saat periode istirahat diantara setiap set latihan, dihabiskan sebelum latihan berakhir dan diminum mulai sebelum uji performa pertama. Suhu tubuh peserta dipantau dengan VitalSense telemetric physiological monitoring system (Mini Mitter Co. Inc., Bend, Oregon, USA). A, Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap performa olah raga peserta diminta untuk datang satu setengah jam lebih awal dan megumpulkan sampel urin untuk dilakukan pemeriksaan urine specific gravity analysis (USG)dengan Roche USG 10 urine strip. Bila peserta mengalami dehidrasi, peserta diinstruksikan untuk melanjutkan protocol cairan tubuh 8 ml/kg dan beristirahat kembali 45 menit berikutnya untuk memastikan mereka telah terhidrasi. Suhu tubuh diperiksa pada baseline dan setiap 15 menit. USG dan berat badan diperiksa sebelum sesi olah raga dan segera setelahnya.Suhu tubuh pada kelompok peserta dengan perlakuan air dingin berubah 2% dari suhu awal, sedangkan pada kelompok perlakuan air bersuhu ruangan berubah 3%. Suhu tubuh peserta dengan perlakuan air dingin memiliki lebih sedikit kenaikan daripada kelompok peserta dengan perlakuan air bersuhu ruangan. Saat meminum air dingin, kenaikan suhu tubuh diperlambat hingga 45 menit. Tidak ada interaksi yang signifikan antara kondisi dan waktu.Tidak ada perbedaan massa tubuh yang signifikan antar kedua kelompok. Perbedaan yang signifikan juga tidak ditemukan pada status hidrasi kedua kelompok. Kedua kelompok mengalami penurunan status hidrasi yang signifikan sejak awal sesi latihan hingga akhir. Tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan air dingin dengan kelompok perlakuan air bersuhu ruangan dalam performa olah raga.

Dalam penelitian ini, disimpulkan bahwa meminum air dingin saat olah raga di cuaca sedang dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memelihara suhu tubuh, namun tidak meningkatkan kekuatan, ketahanan aerobic, dan ketahanan otot. Sebaiknya atlet maupun individu yang sedang berolahraga mengkonsumsi air dingin saat berolahraga.Sumber pustaka:

LaFata D, Carlson-Phillips A, Sims ST, dan Russell EM (2012). The effect of a cold beverage during an exercise session combining both strength and energy systems development training on core temperature and markers of performance. JISSN, 9(44): 1-8.