tugas kasus komunikasi

9
TUGAS KEPERAWATAN DASAR II Ardhia Sepriyanti (G1B111101) Hendra Afriadi (G1B111089) Indra Eka Putra (G1B111041) Muhammad Romadon (G1B111053) Riski Angga Sukda (G1B111087)

Upload: ardhias-syofdiyanto

Post on 31-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS KASUS KOMUNIKASI

TUGAS KEPERAWATAN DASAR II

Ardhia Sepriyanti (G1B111101)

Hendra Afriadi (G1B111089)

Indra Eka Putra (G1B111041)

Muhammad Romadon (G1B111053)

Riski Angga Sukda (G1B111087)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012

Page 2: TUGAS KASUS KOMUNIKASI

TINJAUAN KASUS

Peristiwa ini dialami oleh perawat S ketika bertugas di sebuah daerah

yang cukup terpencil. Pada suatu hari perawat S yang sedang berdinas

diPuskesmas A dijemput dengan sebuah mobil oleh enam orang yang tidak

dikenalnya. Perawat S dimintai pertolongan untuk datang ke rumah seorang

kepala suku di daerah tersebut. Perawat S segera menyiapkan alat dan bergegas

ikut ke lokasi .

Setibanya di lokasi keluarga pasien mempersilakan perawat untuk

masuk. Disisi lain rumah, perawat melihat ada seorang anggota keluarga yang

agak mabuk (menurut persepsi perawat). Di ruang tamu terdapat cukup banyak

orang (warga), sehingga ruangan menjadi sesak dan ribut. Perawat menanyakan

siapa yang sakit, kemudian perawat diantar oleh istri pasien masuk ke kamar.

Setelah berada di dalam kamar, terjadilah dialog antara perawat dan istri pasien,

akan tetapi di kamar tersebut ternyata dipenuhi oleh beberapa orang anggota

keluarga sehingga perawat merasa terganggu oleh keadaan itu.

Perawat meminta keluarga yang lain untuk keluar kecuali istri pasien,

tetapi mereka tidak mau keluar. Sekali lagi perawat mengulangi permintaannya

tetapi tidak ada tanggapan dari keluarga pasien sehingga perawat menjadi agak

kesal dan emosi. Untunglah ada keluarga pasien yang bisa memberi pengertian,

sehingga mereka mau keluar juga meskipun disertai omelan.

Setelah situasi di kamar tenang, perawat segera melakukan tindakan

keperawatan sesuai prosedur. Perawat menanyakan kepada pasien, mengapa tidak

Page 3: TUGAS KASUS KOMUNIKASI

memeriksakan diri ke Puskesmas tetapi pasien marah dan menjawab dengan nada

tinggi. Pada saat yang bersamaan perawat mendengar perkataan yang tidak

menyenangkan dari keluarga pasien yang berada di pintu.

Setelah semua prosedur dilakukan, perawat S membuat kesimpulan bahwa

pasien menderita usus buntu kronis. Perawat hanya bisa memberikan obat untuk

mengurangi rasa sakit dan menyarankan agar pasien segera dibawa ke rumah sakit

untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Tetapi pasien menolak sambil

marah-marah. Perawat S berusaha memberikan penjelasan sekali lagi tentang

kemungkinan terburuk yang bisa tejadi sambil membuat surat rujukan. Akhirnya

pasien bersedia untuk dirujuk ke rumah sakit.

Page 4: TUGAS KASUS KOMUNIKASI

Faktor-faktor yang menghambat komunikasi antara komunikator dan komunikan

adalah :

1. Perkembangan

Dalam kasus ini perawat S dihadapkan oleh seorang pasien yang

merupakan seorang kepala suku di desa terpencil tersebut (kemungkinan usia

kepala suku tersebut sekitar 50 tahun ke atas), sehingga perawat S berbicara

kepada pasien dengan suara yang agak keras. Hal ini dikarenakan kepala suku

yang usia yang diperkirakan lebih dari 50 tahun, dimana seseorang mulai

mengalami penurunan pada sistem pendengaran.

2. Persepsi

Antara perawat dan keluarga pasien memiliki perbedaan pendapat.

Contohnya, saat perawat berada disisi lain rumah, perawat melihat salah satu

anggota keluarga pasien yang menurut perawat dalam keadaan mabuk.

3. Nilai

Dari topik wacana diatas terdapat faktor nilai yang dapat menghambat

komunikasi antara komunikator dan komunika adalah nilai etika. Nilai Etika

keluarga pasien kurang baik karena keluarga pasien meminta pertolongan

kepada perawat secara paksa disaat perawat sedang dinas puskesmas A.

4. Latar Belakang Sosial Budaya

Dalam wacana tersebut kejadiannya berada pada suatu daerah yang

terpencil, selama yang diketahui sebiasanya daerah yang terpencil tersebut

memiliki rasa kekeluargaan yang sangat besar sehingga mereka akan menjenguk

tetangga yang sedang sakit secara beramai-ramai dan keluarga pasien juga

memiliki kebiasaan yang kurang baik yaitu saat perawat S meminta mereka untuk

keluar dari kamar pasien kecuali istri pasien, tapi mereka tidak menanggapi

Page 5: TUGAS KASUS KOMUNIKASI

permintaan perawat tersebut. Akhirnya ada keluarga pasien yang bisa memberi

pengertian, sehingga mereka mau keluar juga meskipun disertai omelan.

5. Peran

Perawat adalah seorang yang berkerja dalam kesehatan. Perawat

memiliki tugas untuk merawat, membantu dan menolong masyarakat di

bidang kesehatan. Perawat harus siap mnolong saat diminta pertolongan

oleh orang yang membutuhkan pertolongan medis Walaupun tempatnya

berada di desa terpencil dengan transportasi yang terbatas, perawat harus

mampu menjalankan tugasnya.

6. Emosi

perawat S meminta kepada keluarga pasien untuk keluar kamar

kecuali istri pasien dengan nada suara yang agak tinggi yang dikarenakan

keluarga pasien mengabaikan permintaan perawat dan disaat perawat

menyarankan pasien untuk dibawa kerumah sakit agar mendapatkan tidakan

yang lebih lanjut namun pasien menolak sambil marah-marah.

7. Pengetahuan

perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan

perawat di salah satu institusi sehingga perawat memiliki bekal ilmu

pengetahuan tentang medis. Dalam kasus ini perawat telah melakukan

tindakan sesuai dengan prosedur, perawat menyimpulkan bahwa pasien

menderita usus buntu kronis sehingga perawat menyarankan bahwa pasien

harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut dari

tim medis.

Page 6: TUGAS KASUS KOMUNIKASI

8. Tatanan Interaksi

Adanya dialog antara perawat S dan pasien, dimana perawat

menyarankan pasien untuk dibawa kerumah sakit namun si pasien menolak

sambil marah-marah. Perawat S berusaha memberikan penjelasan sekali lagi

kepada pasien tentang kemungkinan terburuk yang bisa tejadi. Akhirnya

pasien bersedia untuk dirujuk ke rumah sakit.