tugas individu iron jawed angles gita aprilicia_1206237611
TRANSCRIPT
i
Aspek Team Learning dalam Film “Iron Jawed Angles”
Makalah untuk
Mata Kuliah Organisasi Pembelajar dan Berpikir Sistem
Disusun Oleh,
Gita Aprilicia, 1206237611
Kelas G204
Dosen Pembimbing: Prof. dr. Purnawan Junadi MPH., Ph.D.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
UNIVERSITAS INDONESIA
Depok, 2014
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena be rkat rahmat
dan karunia-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Penulisan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah organisasi pembelajar dan berpikir sistem,
serta menambah wawasan mahasiswa akan aspek taem learning yang dapat dipelajari melalui
film. Dalam proses penulisan makalah ini, saya menemui berbagai kesulitan, salah satunya
adalah manajemen waktu yang belum terlaksana optimal. Namun, berkat bantuan dan
bimbingan berbagai pihak, makalah ini akhirnya dapat terselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Purnawan Junadi, selaku fasilitator dan pembimbing kami yang telah
merekomendasikan untuk mempelajari aspek team learning melalui film Iron Jawed
Angles.
2. Orang tua tim penulis yang senantiasa memberikan dukungan.
3. Serta semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Selain itu, saya menyadari bahwa dalam segi sistematika penyusunan maupun materi
yang dipaparkan masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saya berharap agar
adanya kritik dan saran yang sekiranya dapat membantu saya untuk perbaikan di masa yang
akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Depok, 31 Mare 2014
Gita Aprilicia
iii
DAFTAR ISI
Lembar Judul ............................................................................................................................ i
Kata Pengantar ........................................................................................................................ ii
Daftar Isi .................................................................................................................................. iii
Bab I : Pendahuluan ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................................... 1
Bab II : Pembahasan .............................................................................................................. 2
2.1 Resume Film Iron Jawed Angles...................................................................................... 2
2.2 Personal Mastery Tokoh Pemeran Iron Jawed Angles....................................................3
2.2.1 Alice Paul .............................................................................................................. 3
2.2.2 Lucy Burns ............................................................................................................ 4
2.2.3 Emily Leigton ....................................................................................................... 5
2.3 Aspek Team Learning dalam Film Iron Jawed Angles ................................................... 5
2.3.1 Forming................................................................................................................. 6
2.3.2 Storming ................................................................................................................ 6
2.3.3 Norming ................................................................................................................ 6
2.3.4 Performing ............................................................................................................ 7
2.4 Shared Vision dalam Film Iron Jawed Angles ................................................................. 7
2.4.1. Team Vision ......................................................................................................... 7
2.4.2 Turning Poin ......................................................................................................... 7
Bab III : Penutup ..................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................9
iv
3.2 Saran............................................................................................................................... 9
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 10
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Film dapat dijadikan suatu media untuk pembelajaran. Dengan film, kita dapat
menemukan pelajaran dan inspirasi yang terkandung didalamnya. Film membuat suatu
pesan mudah tersampaikan kepada penontonnya karena dikemas secara menarik dan
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Salah satu film inspirasional yang dapat dijadikan pembelajaran adalah film Iron
Jawed Angles. Film ini menceritakan tentang perjuangan perempuan bernama Alice Paul
dengan teman-teman yang memiliki visi sama dalam memperjuangkan hak atas
emansipasi wanita. Film ini merupakan rekomendasi film yang tepat untuk dijadikan
pembelajaran dalam aspek personal mastery dan team learning di dalam konsep Learning
Organization and System Thinking. Dalam organisasi pembelajar dan berpikir sistem,
organisasi dianggap mampu untuk terus menerus melakukan self learning sehingga
organisasi tersebut memiliki kecepatan berpikir dan bertindak dalam merespon beragam
perubahan yang terjadi. Sebelum memasuki tahap team learning, setiap individu
seharusnya telah memiliki personal mastery yang kuat sehingga ia telah menganal
karakteristik yang ada pada dirinya, beserta kelemahan dan kelebihannya yang dapat ia
bagikan ke organisasi. Organisasi merupakan suatu wadah dalam pengembangan diri
secara terus menerus sehingga setiap individu dapat meningkatkan kapasitas diri dan
mempunyai integritas yang tinggi terhadap dirinya sendiri maupun komitmen terhadap
organisasi tersebut.
1.2 Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain adalah:
1. Memaparkan sinopsis film Iron Jawed Angles
2. Menjelaskan personal mastery pemeran tokoh dalam film Iron Jawed Angles
3. Menjelaskan tahap pembentukan tim dalam film Iron Jawed Angles
4. Menjelaskan shared vision and team’s turning point dalam film Iron Jawed Angles
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Resume Film Iron Jawed Angles
Iron Jawed Angles merupakan film yang diangkat dari kisah nyata para pegiat
perempuan dalam memperjuangkan hak emansipasi sebagai perempuan. Film ini diawali
dengan pertemuan antara Alice Paul dan Lucy Burns dengan Anna Howard Showel yang
menjabat sebagai ketua Asosiasi Emansipasi Wanita Amerika Nasional (National
American Woman Suffarace Assosiation/ NAWSA). Tujuan pertemuan tersebut bagi Alice
dan Paul adalah agar mendapatkan dukungan NAWSA dalam mengamandemen UU
mengenai hak pilih perempuan. Pada zaman tersebut, perempuan dianggap sebagai
subordinat, yaitu memiliki posisi yang lebih rendah dari laki- laki. Negara Amerika pada
saaat itu menganggap bahwa perempuan tidak pantas untuk memasuki dunia politik.
Perempuan tidak diberi hak politik untuk berpartisipasi dalam pemilu. Untuk itulah, Alice
Paul dan teman-teman seperjuangannya memperjuangkan hak atas kebebasan perempuan
dalam menyuarakan aspirasinya di ranah politik.
Banyak rintangan dan halangan yang dihadapi oleh Alice Paul dan rekannya dalam
menuntuk hak akan perempuan. Kegiatan Alice dan Lucy yang pertama adalah
melakukan pawai untuk memproklamirkan hak perempuan. Alice memilih waktu
penyelenggaraan pawai saat pelantikan presiden Amerika Serikat dengan pakaian adat
Yunani, disertai kuda-kuda putih sehingga dapat menarik perhatian massa dan media.
Sebelum melakukan pawai, Alice turun langsung ke masyarakat dalam menyebarkan
informasi, mengajak serta menggerakkan masyarakat untuk mendukung gerakannya
dalam memperjuangkan hak asasi perempuan. Target kampanye Alice pertama kali
adalah pada para buruh pekerja perempuan. Banyak buruh perempuan yang menolak
kampanye Alice atas anggapan tidak akan berperngaruh, kesia-siaan semata bahkan dapat
mengancam pekerjaan mereka. Namun atas kelihaian Alice berkomunikasi dan
mengungkapkan gagasannya secara logis, Alice akhirnya dapat menyadarkan buruh-
buruh perempuan untuk ikut serta dalam kegiatan pawai. Alice menjelaskan bahwa
perempuan seharusnya juga harus memiliki hak pilih. Hak pilih tersebut akan
memberikan akses untuk berpartisipasi dalam kebijakan pemerintah dalam pemberian
suara. Suara yang diberikan pemilih akan memunculkan seseorang yang berkuasa, yang
3
akan menentukan masa hidup mereka. Setiap orang, tak terkecuali perempuan,
seharusnya mendapatkan kesempatan yang sama dalam memilih wakilnya diranah politik.
Perjuangan lainnya adalah saat Alice berunjuk rasa menuntut hak kemerdekaan di
depan gedung kepresidenan. Ia melakukan unjuk rasa secara damai dengan menggunakan
spanduk bertuliskan penggalan pidato-pidato yang pernah diucapkan presiden-presiden
Amerika Serikat dalam upaya untuk menyadarkan masyarakat bahwa perempuan harus
segera diberikan hak kebebebasan di negara Demokrasi yang ia tempati. Hingga akhirnya
kawanan perempuan yang melakukan aksi tersebut harus dipenjara karena dianggap
mengganggu kelancaran perjalanan umum, yang sebenarnya adalah hanya rekayasa
politik. Penahanan tersebut dengan alasan yang tidak masuk akal mengindikasikan bahwa
perempuan adalah kaum marginal dan dilarang untuk berpolitik di depan publik.
Di dalam penjara, Alice mendapat perlakuan yang keras dari petugas kepolisian. Ia
melakukan mogok makan selama berhari-hari, kemudian diberikan makanan secara paksa
menggunakan alat yang membuat bibir dan hidungnya terluka, ia tidak d iperbolehkan
membaca surat kabar, dan diasingkan diri dalam penjara. Perlakuan tersebut kemudian
tersebar di media dan menarik perhatian dunia internasional. Hingga akhirnya, rakyat
menekan Presiden Wilson untuk mengeluarkan Alice dari penjara dan mendorongnya
untuk berpidato mengenai hak perempuan di depan kongres. Kongres akhirnya
menyepakati perubahan amandemen dalam konstitusi dan memberikan hak pilih bagi
warga negara perempuan untuk memilih.
2.2 Personal Mastery Tokoh Pemeran Iron Jawed Angles
2.2.1 Alice Paul
Alice Paul adalah seorang aktifis perempuan yang memperjuangkan hak atas
kesetaraan gender. Ia menganggap bahwa tugas perempuan bukanlah hanya melayani,
namun perempuan juga dapat bersuara mengeluarkan aspirasinya di depan publik. Cita-
citanya adalah memperjuangkan para perempuan untuk mendapatkan hak pilih sebagai
warga negara di negara Amerika. Alice menginginkan agar suara perempuan turut didengar
karena suara tersebut akan menentukan kebijakan pemerintah yang ikut serta
mempengaruhi kehidupan mereka. Ia mendeklarasikan bahwa perempuan harus
mendapatkan kebebasan berpolitik, bukan hanya laki- laki saja. Setiap warga negara, berhak
mendapatkan hak untuk bersuara dalam politik, tidak kecuali kaum perempuan.
4
Personal mastery dari Alice Paul dapat dilihat dari aspek fisik, emosional, spiritual,
dan mental. Dilihat dari aspek fisik, Alice paul adalah seorang yang cerdas, pemberani dan
memiliki kemampuan berkomunikasi verbal maupun non verbal yang baik. Ia mempunyai
wawasan politik yang luas. Telihat saat ia melakukan kampanye dengan buruh-buruh
pekerja perempuan. Ia berhasil menyadarkan kaum perempuan tersebut dengan
melontarkan kalimat.
“Kaum penguasa adalah pemilik suara, dan suara itulah hak pilih. (Jika kamu tidak
mempunyai hak pilih maka tidak ada yang akan mendengarkan kamu”
Dilihat dari aspek emosional, Alice adalah seorang yang memahami orang la in
dengan baik, ia mempunyai rasa solidaritas yang tinggi terhadap teman-teman
seperjuangannya, terlihat saat ia juga meminta agar ikut dalam aksi sehingga dapat bertemu
temannya di dalam penjara. Selain itu, ia juga mempunyai kepeulian yang tinggi, terlihat
saat Alice yang meminta petugas untuk membukakan jendela karena udara di dalam
ruangan panas.
Dilihat dari aspek spiritual, ia pernah mengalami depresi saat mengetahui kematian
Innez, salah satu rekannya penggiat perjuangan emansipasi perempuan. Ia sempat,
memutuskan mengurung diri berhari-hari hingga temannya, Lucy Burns datang dan
membantunya menemukan kembali jalan hidup yang telah ia telapaki sejauh ini.
Dilihat dari aspek mental, Alice adalah seorang inovator dengan segala ide dan
gagasan yang terdapat dipikirannya. Terlihat saat ia memberikan ide untuk melakukan
pawai dengan pakaian ala dewi-dewi Yunani, untuk dapat menarik perhatian media dan
massa. Selain itu, juga terlihat saat Alice melakukan mogok makan, yang merupakan salah
satu cara agar suaranya bisa didengar. Keberaniannya sebagai perempuan, sering disalah
artikan dengan kegilaan.
2.2.2 Lucy Burns
Lucy Burns adalah teman seperjuangan Alice Paul. Cita-citanya sama seperti Alice,
yaitu ingin agar perempuan mendapatkan hak kesetaraan. Alice dan Lucy menuntut
pemerintah segera melakukan amandemen konstitusi agar perempuan mendapatkan hak
pilihnya.
5
Personal mastery dari Lucy Burns dapat dilihat dari aspek fisik, emosional, spiritual,
dan mental. Dilihat dari aspek fisik, Lucy adalah perempuan yang cerdas, terbukti bahwa ia
adalah lulusan dari Harvard University, wawasannya terhadap politik juga tinggi, ia
merupakan salah satu pemikir gagasan-gagasan tentang perempuan saat para perempuan
melakukan diskusi.
Dilihat dari aspek emosional ia merupakan sosok pribadi yang hangat, sabar, tidak
mudah putus asa, dan pantang menyerah. Terlihat saat ia membujuk Alice untuk kembali
memperjuangkan hak atas perempuan. Lucy tidak bosan menyemangati Alice dan turut
berperan serta dalam memperjuangkan hak atas kesetaraan perempuan.
2.2.3 Emily Leigton
Emily Leigton adalah seorang istri dari senat partai demokrat, namun sangat concern
terhadap emansipasi perempuan. Sebagai istri, ia bukanlah seorang yang menentang
suaminya yang bekerja di kursi senator, melainkan karena kecintaannya kepada keluarga
yang menginginkan kedua anak perempuannya mendapatkan hak kebebasan memilih di
masa depan. Sempat terjadi pertikaian antara Emily dan suaminya, atas ideologi yang
bertentangan, namun akhirnya suami Emily dapat mengerti, memahami dan kemudian
mendukung Emily dengan menyebarluaskankan berita ke media massa atas penyiksaan
yang terjadi di penjara tempatnya berada.
Personal mastery dari Emily Leigtong dapat dilihat dari aspek fisik, emosional,
spiritual, dan mental. Dilihat dari aspek fisik, Emily adalah seorang yang bertanggung
jawab, terlihat bahwa dirinya bergabung dengan partai independen wanita tanpa
mengesampingkan mengurus dan merawat anak-anaknya dirumah. Emily juga seorang
yang dermawan, ia donatur tetap di partai tersebut.
Dilihat dari aspek emosional, Emily mempunyai kecintaan yang kuat terhadap
keluarganya, ini terlihat saat suami Emily memisahkan Emily dengan anaknya. Ia akhirnya
berani menentang suaminya, bahwa ia tidak berhak dipisahkan oleh anak-anaknya, ia tak
membutuhkan pengacara untuk membuktikan bahwa ia adalah ibu kandung dari putri-
putrinya. Perjuangan yang Emily lakukan semata agar anak-anaknya yang berjenis kelamin
perempuan kelak mendapatkan hak atas dirinya sebagai perempuan yang memiliki
kebebasan berpendapat di negara.
2.3 Aspek Team Learning dalam Film Iron Jawed Angles
6
Dinamika pembentukan suatu tim dibagi menjadi tahapn forming, storming, norming,
performing. Perkembangan aspek team learning dapat dilihat dari beberapa tahapan
tersebut, antara lain adalah:
2.3.1 Forming
Tahapan forming terlihat saat Alice dan Lucy bertemu dengan Anna Howard Showel
yang menjabat sebagai ketua Asosiasi Emansipasi Wanita Amerika Nasional (National
American Woman Suffarace Assosiation/ NAWSA). Tujuan pertemuan tersebut bagi Alice
dan Paul adalah agar mendapatkan dukungan NAWSA dalam mengamandemen UU
mengenai hak pilih perempuan. Alice dan Paul mengungkapkan cita-citanya untuk
memperjuangkan emansipasi perempuan, bahwa perempuan harus turut serta dalam
mengambil keputusan.
2.3.2 Storming
Tahapan storming terlihat saat Alice dan Paul memulai kampanye tentang pawai para
perempuan sebagai bentuk aksi nyatanya untuk memperjuangkan hak atas kebebasan
perempuan. Dalam pengumpulan massa, banyak perempuan yang menolak untuk
bergabung dengannya hingga mengeluarkan dialog panas kepada Alice dan Lucy. Tiba
saat pawai dilakukan kerusuhan terjadi, hingga akhirnya Alice dan rekannya harus
berhubungan dengan polisi. Storming juga terlihat saat Alice melaporkan dana
pengeluaran organisasinya namun ditolak oleh pembanding karena dicurigai tidak sesuai
dengan jumlah anggaran yang dikeluarkan, sehingga ia kemudian membentuk partai
wanita independen.
2.3.3 Norming
Tahapan norming terlihat saat Alice dengan teman-teman seperjuangnnya membentuk
partai wanita independen. Alice dan rekan-rekannya kemudian melakukan diskusi secara
intensif tentang rencana pergerakan perempuan. Ia kemudian mendeklarasikan secara
terang-terangan kepada publik tentang rangkuman semua suara perempuan di Amerika,
yaitu hak untuk mempunyai hak pilih sebagai warga negara. Di dalam kongres,
perempuan-perempuan ini mengibarkan spanduk tentang propoganda hak-hak atas
perempuan, sesaat setelah Presiden berpidato. Alice dan teman-temannya juga
mendatangai senator-senator untuk mencari dukungan terhadap gerakannya.
7
2.3.4 Performing
Tahapan performing terlihat saat perjuangan partai wanita independen ini melakukan
aksi di depan gedung kepresidenan. Mereka melakukan unjuk rasa secara damai hingga
tuntutannya terpenuhi. Namun, pemerintah menganggap tuntutan tersebut sebagai suatu
ancaman hingga akhirnya mereka dipenjarakan karena dianggap melanggar aturan. Dalam
penjara, perkawanan antara perempuan di partai wanita ini semakin kuat, mereka
merasakan penderitaan bersama dan mempunya nasib sepenanggungan. Tekat
perjuangannya untuk mendapat hak atas kesetaraan sebagai perempuan sangatlahh kuat.
Hingga di titik akumulasi, Alice datang sebagai tahanan di penjara, dan kemudian
terjadilah titik turning point. Alice dengan wibawanya dapat mempengaruhi setiap tahanan
penjara, ia melakukan mogok makan dan kemudian caranya diikuti oleh setiap tahanan.
Mogok makan adalah salah satu caranya agar tuntutan yang ia suarakan selama ini dapat
dipenuhi. Alasan Alice melakukan mogok makan adalah jika ia dan tahanan meninggal
mengindikasikan bahwa dirinya adalah sebagai tahanan politik yang diberlakukan
diskriminatif oleh negara. Jika informasi tentang tahanan politik yang meninggal dan
menyebarluas di negara Internasional, maka negara-negara tersebut akan melakukan
respons dan mendorong negara ini mengakui kebebasan berpolitik perempuan.
2.4 Shared Vision dalam Film Iron Jawed Angles
2.4.1. Team Vision
Team vision yang dimiliki oleh Alice dan teman-temannya di dalam Partai Wanita
sangat jelas, yaitu berjuang mendapatkan hak pilih perempuan. Alice dan rekannya
berjuang untuk menuntut diadakannya amandemen konstitusi mengenai hak pilih
perempuan, sehingga perempuan mempunyai suara untuk memilih pemimpin yang terbaik
untuk dirinya kelak.
2.4.2 Turning Point
Turning point dalam film ini terlihat saat kematian Innez sebagai ketua dalam Partai
Wanita. Perkembangan personal mastery Alice sempat melemah, kemudian meningkat
secara drastis saat ia mencoba untuk berjuang kembali menuntut hak atas kebebasan
perempuan. Alice dengan timnya kemudian gencar melakukan aksi damai berhari-hari
didepan gedung kepresidenan dengan membawa spanduk berisikan keinginan para
perempuan Amerika untuk didengar hak akan dirinya.
8
Turning Point juga terlihat saat penangkapan para perempuan yang melakukan aksi,
kemudian diasingkan di penjara. Dalam pengadilan, perempuan tersebut secara serentak
mengatakan bahwa dirinya tidak bersalah dan tidak mempunyai kewajiban untuk meminta
pengampunan. Meminta pengampunan berarti mengakui kesalahan, dan mereka tidak
melakukan kesalahan, semua semata hanya karena rekayasa politik. Namun, hakim tetap
menolak. Hal ini jelas terlihat, bahwa hakim tidak adil dan berorientasi pada instruksi dari
pemerintah.
Dalam penjara, para perempuan ini mengalami deskriminasi dari petugas. Mereka
tidak diperkenankan memakai baju, padahal cuaca pada saat itu sedang musim dingin.
Mereka juga mendapatkan minuman yang kotor dan makanan yang ada belatung.
Perjuangan mereka tak pernah surut, mereka meminta untuk bertemu dengan kepala
penjara untuk menyampaikan hak mereka atas warga negara, namun usahanya malah
mendapatkan respon negatif dari petugas. Mereka dimasukan secara paksa oleh petugas ke
jeruji sel, kemudian salah satu diantara mereka di borgol tangannya ke atas, sementara
yang lain juga turut mengangkat tangannya sebagai bentuk rasa senasib dan
sepenanggunanggan atas penderitaan.
Turning point selanjutnya adalah saat Alice masuk ke dalam penjara karena
melakukakan aksi yang kedua, inilah titik dimana Alice dan kawanannya mengalami
penyiksaan yang kemudian menguatkan posisi dirinya sebagai seorang perempuan yang
memang dimarginalitaskan oleh negara demokrasi tempat dirinya berada. Alice dan
kawanannya semakin sadar, bahwa negara memang menentang kaum perempuan untuk
bersuara di ranah politik. Dalam penuntutannya, Alice melakukan mogok makan berhari-
hari sehingga petugas penjara melakukan pemaksaan memasukkan makanan melalui alat.
Atas bantuan salah seorang petugas perempuan, Alice dibantu dalam menuliskan surat
untuk rekannya yang berada terpisah dengannya. Ia menceritakan tentang penyiksaan yang
dialaminya. Emily yang memegang surat tersebut kemudian memberikan kepada suaminya
saat melakukan kunjungan. Hati suami Emily tersentuh, kemudian ia menyebarkan surat
tersebut ke media massa. Respon dari rakyat dan negara internasional pun langsung
berdatangan sesaat berita tersebut diedarkan. Rakyat menuntut agar perempuan-perempuan
tersebut dibebaskan. Presiden kemudian berpidato di depan kongres, tak lama kemudian
dilakukan persidangan kongres, yang akhirnya dilaksanakan amandemen konstitusi tentang
hak pilih perempuan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari urian diatas dapat kita simpulkan bahwa dalam film “Iron Jawed Angles” adalah
film yang memberikan pelajaran tentang personal mastery dan pekembangan team learning
di setiap tahapan forming, storming, norming, dan performing. Dalam film ini kita dapat
melihat karaketistik tokoh Alice, Lucy, dan Emily. Alice adalah seorang yang mempunyai
visi yang jelas, cerdas dan berpendirian tinggi. Lucy, teman seperjuangan Alice yang
memiliki cita-cita sama dengan Alice, yaitu ingin memperjuangkan hak atas kesetaraan
perempuan. Sedangkan Emily, adalah seorang ibu yang memiliki kasih sayang dan kecintaan
pada anaknya, serta concern terhadap gerakan emansipasi perempuan, untuk mewujudkan
kehidupan anak-anaknya yang lebih baik di masa depan.
Para perempuan tersebut kemudian bergabung di dalam partai wanita independen
yang terdiri dari berbagai aktifis perempuan yang mempunyai visi bersama. Tahapan
pembentukan tim tersebut hingga matang, dilalui melalui tahapan forming, storming, norming,
dan performing. Dimulai dari tahap forming saat Alice dan Lucy bertemu dengan Anna,
ketua Asosiasi Emansipasi Wanita Amerika Nasional untuk membicarakan gagasannya
tentang pemenuhan hak atas kesetaraan perempuan. Tahap storming saat Alice turun
langsung ke masyarakat dan mengadakan pawai di jalanan yang berakhir dengan kerusuhan.
Tahap norming saat Alice, Lucy, Emily, bersama teman-temannya mendirikan partai
perempuan independen. Tahap performing saat perempuan-perempuan tersebut dimasukkan
ke penjara dan merasakan penderitaan bersama, hingga akhirnya menemukan titik balik yang
membuat perempuan-perempuan tersebut memenangkan amandemen konstitusi atas hak pilih
sebagai perempuan.
3.2 Saran
Pembelajaran dalam film ini adalah mengajarkann kita untuk selalu teguh terhadap
kayakinan yang kita miliki, jangan mudah menyerah meskipun banyak rintangan yang harus
dilalui. Perjuangan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan menghasilkan imbalan
yang setimpal dengan usaha yang kita keluarkan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Resensi Film Jawed Angles, Universitas Soedirman. Available at
http://puslitgenderanak.unsoed.ac.id/?p=213 di akses pada tanggal 30 Maret 2013
pukul 17.23 WIB
Iron Jawed Angles, 2007. [DVD] Joseph Sargent, USA: HBO.