tugas iii akmen

7
TUGAS III AKUNTANSI MANAJEMEN Disusun Oleh : Fajrul Iman Ibrahim (A21103746) Apriansyah (A21105616) Djunedi (A21106664)

Upload: alul85

Post on 10-Jun-2015

857 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas III Akmen

TUGAS III

AKUNTANSI MANAJEMEN

Disusun Oleh :

Fajrul Iman Ibrahim (A21103746)

Apriansyah (A21105616)

Djunedi (A21106664)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Page 2: Tugas III Akmen

2009

Variabel Cost

Biaya VariabelBiaya Variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional terhadap

perubahan tingkat aktivitas. Jika tingkat aktivitasnya dilipatduakan, total biaya variabel juga akan berlipat dua. Jika aktivitas naik sebesar 10%, maka total biaya variabel akan naik sebesar 10% juga. Biaya variabel dapat dinyatakan dengan persamaan linear. Disini, total biaya variabel tergantung pada tingkat penggerak. Hubungan ini dapat dinyatakan sebagai berikut :Total biaya variabel = biaya variabel per unit x jumlah unit

Porsi biaya variabel dan tipe biaya variabel dalam organisasi sangat tergantung pada tujuan dan struktur organisasi. Variabel costing juga sering disebut sebagai Direct costing atau Marginal costing. Istilah variabel costing lebih menggambarkan bagaimana cara harga pokok produk dihitung pada saat laporan laba rugi disusun dengan pendekatan konstribusi.

Basis aktivitasSuatu biaya bersifat variabel dikarenakan “sesuatu hal”. Sesuatu hal tersebut adalah basis

aktivitasnya, yaitu ukuran segala sesuatu yang menyebabkan adanya biaya variabel. Basis aktivitas disebut juga sebagai penggerak biaya atau cost driver. Beberapa basis aktivitas yang umum adalah jam tenaga kerja langsung, jam mesin, unit yang diproduksi, dan unit yang dijual. Basis aktivitas yang lain adalah termasuk jumlah kilometer yang dijalani oleh tenaga penjualan, jumlah berat cucian yang diproses oleh hotel, dll. Biaya ditentukan variabel atau tidak tergantung pada apakah biaya tersebut disebabkan oleh aktivitas yang bersangkutan. Meskipun demikian, kecuali disebutkan sebaliknya, dapat diasumsikan bahwa basis aktivitas yang bersangkutan adalah total volume barang dan jasa yang disediakan oleh perusahaan. Bila basis aktivitasnya bukan output, maka akan disebutkan secara spesifik basis aktivitas yang digunakan.

Biaya variabel sejati vs biaya variabel bertahapTidak semua biaya variabel memiliki pola yang sama. Beberapa biaya variabel sejati

(true variable) atau biaya variabel proporsional (proportionately variable). Sedangkan lainnya memiliki pola bertahap (step-variable).

Biaya variabel sejatiBahan langsung dianggap sebagai biaya variabel sejati (true variabel) atau biaya variabel

proporsional karena jumlah yang digunakan selama satu periode akan memiliki proporsi langsung dengan tingkat aktivitas produksi.

Biaya variabel bertahapUpah tenaga kerja pemeliharaan biasanya dianggap variabel tetapi biaya tenaga kerja ini

tidak memiliki perilaku yang sama dengan biaya bahan langsung. Sumber daya yang diperoleh dalam jumlah besar dan yang biayanya meningkat atau berkurang hanya karena adanya perubahan yang besar dalam tingkat aktivitas, disebut biaya variabel bertahap.

Page 3: Tugas III Akmen

Asumsi linearitas dan rentang relevanBerkaitan dengan biaya variabel, diasumsikan adanya hubungan yang linear antara biaya

dan volume, kecuali dalam kasus biaya variabel bertahap. Biasanya biaya diklasifikasikan sebagai biaya variable sesungguhnya memiliki perilaku kurvilinear. Meskipun beberapa biaya tidak sepenuhnya linear pada saat diplot sebagai fungsi volume, biaya kurviliner merupakan garis lurus (linear) dalam rentang sempit suatu aktivitas yang disebut sebagai rentang relevan, yaitu rentang aktivitas yang mencakup validitas asumsi yang dibuat oleh manajemen mengenai perilaku biaya.

Keunggulan variable costingKeunggulan variable costing dapat diringkas sebagai berikut :

1. Data yang akan digunakan untuk melakukan analisis biaya-volume-laba dapat diambil langsung dari laporan laba rugi yang disusun dengan form konstribusi. Data-data tersebut tidak tersedia apabila laporan laba rugi disusun dengan pendekatan konversional.

2. Dengan menggunakan variabel costing, laba periodik tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Dengan asumsi hal-hal lain tetap (harga jual, biaya, bauran penjualan dsb) laba akan searah dengan penjualan apabila menggunakan variabel costing.

3. Manajer selalu mengasumsikan bahwa biaya produksi per unit adalah biaya variabel. Hal ini akan menjadi masalah dalam pendekatan absorption costing, karena biaya produksi per unit adalah kombinasi biaya variabel dan biaya tetap. Dengan menggunakan variabel costing, biaya produksi per unit tidak mengandung biaya tetap.

4. Dampak biaya tetap terhadap laba lebih ditekankan dalam variabel costing dan pendekatan konstribusi. Jumlah total biaya tetap dinyatakan secara ekspisit dalam laporan laba rugi. Dengan mengunakan absorption costing, biaya tetap dicampur dengan biaya tetap dan dialokasikan ke harga pokok penualan dan persediaan.

5. Data variabel costing memudahkan estimasi tingkat profitabilitas produk, konsumen, dan segmen bisnis yang lain. Dengan absorption costing, biaya tetap yang arbitrer.

6. Variabel costing berkaitan dengan metode pengendalian biaya seperti biaya standard an anggaran fleksibel.

7. Laba bersih berdasarkan variabel costing lebih dekat dengan aliran kas bersih dibandingkan dengan laba bersih berdasarkan absorption costing. Hal ini akan sangat penting untuk perusahaan yang mengalami masalah aliran kas.

Variabel costing berpendapat bahwa biaya produksi tetap bukanlah biaya dari unit produksi tertentu. Biaya tersebut terjadi untuk mencapai kapasitas untuk membuat produk selama periode tertentu dan tetap akan terjadi meskipun tidak ada aktivitas produksi. Lebih jauh lagi, apakah ada unit produksi atau tidak, biaya produksi tetap tidak mengalami perubahan. Oleh karena itu, para penganjur variabel costing berpendapat bahwa biaya produksi tetap bukanlah bagian dari biaya produksi unit tertentu dan prinsip matching menyatakan bahwa biaya produksi tetap harus dibebankan pada periode berjalan.

Variabel costing dan teori kendalaFormat variabel costing digunakan dalam teori kendala. Dalam pendekatan teori kendala,

tenaga kerja langsung ditetapkan sebagai biaya tetap. Dalam perusahaan yang menerapkan

Page 4: Tugas III Akmen

teori kendala, ada dua alasan lain mengapa biaya tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tetap :

1. Tenaga kerja langsung tidak mesti sebagai kendala. Jadi tidak ada alasan untuk meningkatkannya. Merekrut lebih banyak tenaga kerja akan meningkatkan biaya tanpa adanya peningkatan output yang dapat dijual baik dalam bentuk barang ataupun jasa.

2. Teori kendala menekankan pada perbaikan yang terus-menerus untuk mempertahankan kemampuan kompetitif. Tanpa komitmen dan tanggapan positif dari karyawan, perbaikan yang berkelanjutan tersebut mustahil terlaksana.

Dengan alasan-alasan inilah, kebanyakan manajer diperusahaan yang menerapkan teori kendala menganggap bahwa tenaga kerja langsung sebagai commited fixed cost dan bukanlah biaya variabel. Modifikasi variabel costing dalam perusahaan yang menerapkan teori kendala adalah bahwa tenaga kerja langsung tidak dapat dimasukkan sebagai biaya produk.

Page 5: Tugas III Akmen

Daftar Pustaka

Garrison, Ray H, 1997, Management Accounting: concept for planning, control, and

decision maker. Edisi pertama, Penerbit ITB, Bandung.

Noreen, Eric W, 2000, Management Accounting, Buku Satu, Penerbit Salemba Empat

Thomson, Jakarta.

Mowen, Hansen, 2006, Buku 1 Akuntansi Manajemen. Edisi ketujuh, Penerbit Salemba

Empat Thomson, Jakarta.

http://www.Google.com/Variable Cost. 19 Februari 2009.