tugas ibu indah

24
NAMA : RILA NURUL QOMARIYAH NIM : 12.06.0011 Menurut Permenkes RI No. 949/Menkes/Per/VI/2000 Obat digolongkan menjadi empat golongan yaitu : 1. Obat bebas (obat OTC : Over The Counter) merupakan obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan tepi lingkaran berwarna hitam. Obat bebas yaitu golongan obat yang penggunaannya tidak membahayakan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2380/A/SK/VI/83 tertanggal 15 Juni 1983 yang mengharuskan pabrik farmasi memberikan tanda-tanda khusus yaitu lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam, untuk obat bebas (Tan & Rahardja, 2002 : 7- 8).

Upload: michael-alexander

Post on 23-Oct-2015

63 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

PENGGOLOINGAN OBAT

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Ibu Indah

NAMA : RILA NURUL QOMARIYAH

NIM : 12.06.0011

Menurut Permenkes RI No. 949/Menkes/Per/VI/2000

Obat digolongkan menjadi empat golongan yaitu :

1. Obat bebas (obat OTC : Over The Counter)

merupakan obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan tepi lingkaran

berwarna hitam. Obat bebas yaitu golongan obat yang penggunaannya tidak

membahayakan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2380/A/SK/VI/83

tertanggal 15 Juni 1983 yang mengharuskan pabrik farmasi memberikan tanda-tanda

khusus yaitu lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam, untuk obat bebas (Tan &

Rahardja, 2002 : 7- 8).

Obat bebas dapat diperoleh dari toko obat, pedagang eceran obat berizin yang

dipimpin oleh asisten apoteker dan dan dari apotek. Obat bebas tersebut dalam kemasan

asli dari pabrik dengan disertai tanda lingkaran hijau sebagai tanda obat bebas dan

disertai brosur yang berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi, dosis atau

aturan memakainya, no. batch dan nomor register, nama pabrik dan alamatnya, dan cara

menyimpannya

Page 2: Tugas Ibu Indah

Di apotek boleh dibungkus kembali dari pengemasan besar, tetapi disertai etiket

apotek dimana ditulis nama obat serta aturan memakainya (dosis) dan hanya boleh

dijual langsung pada si pemakai (Anief, 2007 : 140).

Page 3: Tugas Ibu Indah

2. Obat bebas terbatas, merupakan obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna biru

dengan tepi lingkaran berwarna hitam.

Obat bebas terbatas yaitu obat keras dengan batasan jumlah dan kadar isi

berkhasiat dan harus ada tanda peringatan yaitu salah satu dari P.No.1, P.No.2, P.No.3,

P.No.4, P.No.5, P.No.6 sesuai dengan SK Menkes No. 6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5

Page 4: Tugas Ibu Indah

November 1975, dan harus ditandai dengan etiket-etiket atau brosur yang menyebutkan :

1. Nama obat yang bersangkutan

2. Daftar bahan berkhasiat serta jumlahnya yang digunakan

3. Nomor batch dan tanggal daluwarsa, nomor register

4. Nama dan alamat produsen

5. Petunjuk kegunaan (indikasi) dan cara pemakaian dan peringatan, pencegahan

(kontra indikasi) yang dipandang perlu.

Tanda peringatan P no. 1 Awas! Obat Keras Bacalah aturan memakainya

P no. 2 Awas! Obat Keras Hanya untuk kumur, jangan ditelan

P no. 3 Awas! Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

P no. 4 Awas! Obat Keras Hanya untuk dibakar

P no. 5 Awas! Obat Keras Tidak boleh ditelan

P no. 6 Awas! Obat Keras Obat wasir, jangan ditelan

Obat bebas terbatas dapat diperoleh tanpa resep dari pedagang eceran obat

berizin yang dipimpin oleh asisten apoteker dan apoteker, dalam bungkus asli dari

pabrik dengan disertai tanda lingkaran berwarna biru sebagai tanda obat bebas terbatas

(Anief, 2007 : 140).

3. Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya)

Page 5: Tugas Ibu Indah

Disebut obat keras karena jika pemakai tidak memperhatikan dosis, aturan pakai, dan

peringatan yang diberikan, dapat menimbulkan efek berbahaya. Obat keras adalah obat

yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter, dimana pada bungkus luarnya diberi

tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar merah yang didalamnya terdapat

huruf “K” yang menyentuh garis tepi. Obat yang masuk ke dalam golongan obat keras

ini adalah obat yang dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secara parenteral, baik

dengan cara suntikan maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek

jaringan, obat baru yang belum tercantum dalam kompendial/farmakope terbaru yang

berlaku di Indonesia serta obat-obat yang ditetapkan sebagai obat keras melalui

keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia. diperlukan informasi lengkap terkait

penggunaan obat ini karena jika tidak digunakan secara tepat dapat menimbulkan efek

samping yang tidak baik bagi tubuh sebaiknya konsultasikan kepada Apoteker jika anda

mendapatkan obat-obat berlabel obat keras dari resep dokter, penggunaan obat yang

terpat akan meningkatkan efektivitas obat terhadap penyakit dan meminimalkan efek

sampingnya.

Contoh Obat Keras : Loratadine, Pseudoefedrin, Bromhexin HCL, Alprazolam,

Clobazam, Chlordiazepokside, Amitriptyline, Lorazepam, Nitrazepam, Midazolam,

Estrazolam, Fluoxetine, Sertraline HCL, Carbamazepin, Haloperidol, phenytoin,

Levodopa, Benzeraside, Ibuprofen, Ketoprofen dll

4. Obat Narkotika, merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman

baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

Page 6: Tugas Ibu Indah

menimbulkan ketergantungan. (UU RI no. 22 th 1997 tentang Narkotika). Obat ini pada

kemasannya dengan lingkaran yang didalamnya terdapat palang (+) berwarna merah.

Obat narkotika penggunaannya diawasi dengan ketat sehingga obat golongan narkotika

hanya dapat diperoleh di apotek dengan resep dokter asli (tidak dapat menggunakan copy

resep). Dalam bidang kesehatan, obat-obat narkotika biasa digunakan sebagai

anestesi/obat bius dan analgetik/obat penghilang rasa sakit. Contoh obat narkotika

adalah : codipront (obat batuk), MST (analgetik) dan fentanil (obat bius).

5. Obat-obat psikotropika, merupakan Zat atau obat baik ilmiah atau sintesis, bukan

narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selekti pada susunan saraf pusat

yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku, Ex : alprazolam,

diazepam. Mengenai obat-obat psikotropika ini diatur dalam UU RI Nomor 5 tahun 1997.

Psikotropika dibagi menjadi :

a. Golongan I : sampai sekarang kegunaannya hanya ditujukan untuk ilmu

pengetahuan, dilarang diproduksi, dan digunakan untuk pengobatan contohnya

metilen dioksi metamfetamin, Lisergid acid diathylamine (LSD) dan

metamfetamin

b. Golongan II,III dan IV dapat digunakan untuk pengobatan asalkan sudah

didaftarkan, contohnya diazepam, fenobarbital, lorazepam dan klordiazepoksid.

    

 

Page 7: Tugas Ibu Indah

Pengertian narkotika menurut Undang Undang Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika

Pasal 1, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang

dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi

sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.   Sedangkan

yang dimaksud ketergantungan narkotika menurut UU tersebut adalah gejala dorongan untuk

menggunakan narkotika secara terus menerus, toleransi dan gejala putus narkotika apabila

penggunaan dihentikan.

Narkotik berarti segala bahan kecuali makanan, air dan oksigen, yang jika masuk ke

dalam tubuh akan mengubah fungsinya secara fisik atau psikologis. Istilah narkotik

mencakup berbagai jenis bahan sebagai berikut.

-     obat terlarang, seperti kafeina, tembakau dan alkohol

-     obat yang dapat dibeli di apotek atau pasar swalayan, seperti analgesik, misal aspirin,

kodin dan parasetamol serta obat anti-radang non-steroid

-     obat resep seperti obat penenang, missal Valium, Rohypnol dan Serepax

-     obat terlarang, seperti ganja, heroin, halusinogen dan amfetamina

-     bahan lain yang disalahgunakan, seperti pelarut dan bensin.

Istilah narkotik dalam pengobatan merujuk kepada bahan candu dan turunannya atau

bahan sintetik yang bertindak seperti candu. Berdasarkan definisi tersebut maka  bahan

narkotik hanya boleh digunakan dalam bidang pengobatan, yaitu sebagai sejenis obat

penahan sakit.  Misalnya, akibat patah tulang ataupun pada saat pembedahan. Penggunaan

narkotik selain untuk tujuan pengobatan, dikatakan sebagai penyalahgunaan.

 

1.   Zat Narkotik

Page 8: Tugas Ibu Indah

Senyawa kimia yang ada pada berbagai bagian tanaman  yang bersifat narkotik 

berupa alkaloid atau glikosida.  Beberapa tanaman juga diduga mengandung

aprodisiac/senyawa kimia untuk dapat mengkhayal, misalnya tanaman kecubung

(Solanum sp, Argemon sp) mengandung alkaloid paradin (terdapat pada biji dan daging

buah, khasiatnya sama dengan opium asli), daun ganja atau Papaver somniferum

L atau P. album, Mill, keluarga Papavera ceae.  Senyawa alkaloid terbesar

tetap morfin 10 - 16%, noscapine 4 - 8%, codeine 0,8 � 2,5%, papaverine 0,5 �

2,5%, tebaine 0,5 � 2,0% dan lainnya, semuanya tidak kurang dari 20 jenis.   Senyawa

kokain, suatu alkaloid pada daun Erythroxylon coca Lam danErythroxylon spp lainnya,

juga bersifat narkotik.

 

2.   Sumber Zat Narkotik

Semula sumber bahan narkotik adalah pohon popi Papaver somniferum. Apabila

buah popi muda disadap (menggores) maka akan mengeluarkan getah (sejenis alkaloid)

berwarna putih dan dinamai  "Lates" Getah ini dibiarkan mengering pada permukaan

buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan

yang menyerupai aspal lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau candu kasar.

Candu kasar mengandung bermacam-macam zat-zat aktif yang sering disalahgunakan.

Candu mentah ini juga dapat diperoleh dalam bentuk cair, padat atau serbuk. Saat ini

candu mentah ini juga dapat dihasilkan secara sintetik dengan cara mengeluarkan

alkaloid tersebut dari pohon popi tua yang kering. Candu dapat  menghasilkan sedikitnya

dua kelompok alkaloid. Pertama  bahan seperti morfin dan kodeina, dan kelompok kedua

yaitu bahan yang terdiri dari  papaverin dan noskapin. Kelompok kedua ini tidak banyak

Page 9: Tugas Ibu Indah

memberi dampak pada otak dibandingkan dengan narkotik kelompok pertama khususnya

morfin.

Morfin merupakan bahan dasar awal dari alkaloid ini, untuk dapat dimanfaatkan

sebesar-besarnya untuk pengobatan. Sebagai bahan dasar morfin, dapat disintesis bahan

narkotik baru yang nilai pengobatannya lebih baik dari bahan dasarnya. Sintesis kimia ini

mencakup menambah gugus-gugus yang akan menembah bioaktifitasnya, misalnya

dengan menambahkan gugus metil, asetil, metoksi ataupun bentuk ester berbagai asam

organik karboksilat.  Demikian pula berbagai derivat dari kokain sebagai bahan dasar

untuk sintesis kimia.  Bahan dasar kokain terdapat pada ekstrak

daun Erythraxyloncoca lain dan Erythroxylon spp lainnya. 

 

3.   Jenis Narkotik

Jenis-jenis narkotik umumnya dapat dibagi dalam tiga jenis, yaitu: jenis semula jadi

(morfin dan kodeina); separuh-tiruan (heroin dan hidromorfon), dan tiruan (meperidin,

metadon).

a.   Morfin

Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin merupakan Alkaloida

utama dari opium ( C17H19NO3 ) . Morfin  rasanya pahit, berbentuk tepung halus

berwarna putih atau  dalam bentuk cairan

 

b.     Kodeina

Kodeina termasuk garam/turunan dari opium/candu. Efek kodeina lebih lemah

daripada heroin, dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungan rendah.

Page 10: Tugas Ibu Indah

Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan

disuntikkan

 

c.   Heroin ( putaw )

Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan merupakan

jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir-akhir ini.

Heroin, yang secara farmakologis mirip dengan morfin menyebabkan orang menjadi

mengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu. Walaupun pembuatan,

penjualan dan pemilikan heroin adalah ilegal, tetapi diusahakan heroin tetap tersedia

bagi pasien dengan penyakit kanker terminal karena efek analgesik dan euforik-nya

yang baik.

 

d.   Hidromorfon

Hidomorfon juga ialah sejenis narkotik separa-tiruan yang diperbuat daripada morfin.

Kegunaan perubatannya agak banyak dan oleh itu mudah disalahgunakan. Ia didapati

dalam bentuk tablet dan cair.

 

e.   Meperidin

Meperidin ataupun petidin adalah narkotik tiruan sepenuhnya. Ia diperbuat

keseluruhannya dalam makmal dengan tujuan menggantikan kegunaan morfin. Ini

kerana ia boleh mengurangkan kesan buruk berbanding morfin, khususnya kesan

tolerans dan pergantungan. Meperidin juga boleh berfungsi menahan sakit dan

Page 11: Tugas Ibu Indah

didapati dalam bentuk pil serta cecair. Meperidin masih mempunyai kesan tolerans

dan pergantungan jika digunakan berpanjangan dan meluas.

 

f.    Methadon

Saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan

opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan

ketergantungan opioid. Sejumlah besar narkotik sintetik (opioid) telah dibuat,

termasuk meperidine (Demerol), methadone (Dolphine), pentazocine (Talwin), dan

propocyphene (Darvon). Kelas obat tersebut adalah nalaxone (Narcan), naltrxone

(Trexan), nalorphine, levalorphane, dan apomorphine. Sejumlah senyawa dengan

aktivitas campuran agonis dan antagonis telah disintesis, dan senyawa tersebut adalah

pentazocine, butorphanol (Stadol), dan buprenorphine (Buprenex). Beberapa

penelitian telah menemukan bahwa buprenorphine adalah suatu pengobatan yang

efektif untuk ketergantungan opioid. Nama popoler jenis opioid : putauw, etep, PT,

putih.

 

Jenis narkotik lain yang perlu diketahui yaitu demerol. Nama lain dari Demerol

adalah pethidina. Pemakaiannya dapat ditelan atau dengan suntikan. Demerol dijual

dalam bentuk pil dan cairan tidak berwarna.

Page 12: Tugas Ibu Indah

 

 

 

Psikotropika menurut Pasal 1, Undang-Undang Nomor 5 tahun 1997 tentang

psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,  yang

berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan

perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku."

Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat

dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal),

ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan

ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.

Pemakaian Psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan pembatasan

pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja menyebabkan

ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam penyakit serta kelainan fisik

maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan kematian.

Menurut Pasal 4 UU ini, psikotropika hanya dapat digunakan untuk kepentingan

pelayanan kesehatan dan/ atau ilmu pengetahuan. Psikotropika golongan I hanya dapat

Page 13: Tugas Ibu Indah

digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan.  Selain penggunaan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), psikotropika golongan I dinyatakan sebagai barang terlarang.

Psikotropika terbagi dalam empat golongan yaitu:

-     Psikotropika golongan I

-     Psikotropika golongan II,

-     Psikotropika golongan III dan

-     Psikotropika golongan IV.

Psikotropika yang sekarang sedang populer dan banyak disalahgunakan adalah psikotropika

golongan I, diantaranya yang dikenal dengan Ecstasi dan psikotropik golongan  II yang

dikenal dengan nama Shabu-shabu.

Psikotropika apabila dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap susunan saraf pusat

manusia, maka dapat dikelompokkan menjadi:

-     Depresant yaitu yang bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas susunan saraf

pusat (Psikotropika golongan 4), contohnya antara lain : Sedatin/Pil BK, Rohypnol,

Magadon, Valium, Mandrak (MX).

-     Stimulant yaitu yang bekerja mengaktif kerja susan saraf pusat, contohnya amphetamine,

MDMA, N-etil MDA & MMDA. Ketiganya ini terdapat dalam kandungan Ecstasi.

-     Hallusinogen yaitu yang bekerja menimbulkan rasa perasaan halusinasi atau khayalan

contohnya licercik acid dhietilamide (LSD), psylocibine, micraline. Disamping itu

Psikotropika dipergunakan karena sulitnya mencari Narkotika dan mahal harganya.

Penggunaan Psikotropika biasanya dicampur dengan alkohol atau minuman lain seperti

air mineral, sehingga menimbulkan efek yang sama dengan Narkotika.

 

Page 14: Tugas Ibu Indah

1.   Zat Kimia Bersifat Psikotropika  

Obat-obat analgesic, antipiretik ataupun antireumatik, bila dilarutkan dalam

etanol konsentrasi tinggi akan bersifat psikotropika. Kita kenal dengan pesta shabu-

shabu, dimana mereka meminum obat-obat psikotropika bercampur alkohol.

Berbeda dengan narkotik, sifatnya menyendiri dan tidak dalam berhalusinasi berat.

 

2.   Sumber Zat Bersifat Psikotropika  

Umumnya obat sintetis atau jarang berasal dari tanaman/hewan.

Pencampurannya dengan soda dan pelarut alkohol kinerja psikotropika berjalan baik.

Kesadaran berkelompok untuk obat ini sangat menonjol dan mampunyai keberanian

yang luar biasa dari keadaan normal.

 

3.   Pengaruh Zat Psikotropika Terhadap Kesehatan dan Penanggulangannya.

Pencampuran obat-obat sintesis dengan alkohol sangat merusak kejiwaan

(psikis) maupun saluran pencernaan yang sangat penting bagi kesehatan.

Penanggulangan terhadap ketergantungan pada obat psikotropika, sebetulnya lebih

mudah, tetapi karena kesukaan akan berkelompok, maka isolasi dari kelompok

tersebut sangat penting, disamping pengurangan terhadap penggunaan obat

psikotropika. Semua ini harus tetap dibawah pengawasan dokter. Pembinaan mental

dan spiritual tetap harus dilakukan karena termasuk penyakit kejiwaan.

 

Berikut akan dijelaskan dua jenis psikotropika yang sedang populer dan banyak

disalahgunakan yaitu  Ecstasi dan Shabu-shabu.

Page 15: Tugas Ibu Indah

 

Ecstasy

Ecstasy (XTC) mempunyai rumus kimia 3-4-Methylene-Dioxy-Methil-

Amphetamine (MDMA). XTC mulai bereaksi setelah 20 sampai 60 menit setelah

diminum. Efeknya berlangsung maksimum 1 jam. Seluruh tubuh akan terasa melayang.

Kadang-kadang lengan, kaki dan rahang terasa kaku, serta mulut rasanya kering. Pupil

mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang. Mungkin pula akan timbul rasa

mual. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit

udara segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu lama. Selebihnya akan

timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan

malu menjadi hilang. Kepala terasa kosong, rileks dan "asyik". Dalam keadaan seperti

ini, kita merasa membutuhkan teman mengobrol, teman bercermin, dan juga untuk

menceritakan hal-hal rahasia. Semua perasaan itu akan berangsur-angsur menghilang

dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita akan merasa sangat lelah dan tertekan.

Ecstacy merupakan sediaan farmasi berupa obat yang

mengandung zat aktif berupa senyawa-senyawa turunan

amphetamin yang secara umum bersifat stimulan.  Nama lain

estacy yaitu: EVA, ADAM, MDM, INEX, GOLONG-

GOLONG, I, dan lain-lain.  Jenis dan bentuk estacy yang

masuk ke Indonesia, yaitu bentuk: tablet (yang paling banyak beredar di Indonesia),

kapsul, lem dan tissue.  Adapun jenis estacy yang ditemukan beredar di Indonesia yaitu:

STAR, MELON, PINGUIN, RN, BON JOVI, DOLAR, PINK, LUMBA-LUMBA,

ELECTRIC, KANGURU, APPLE, E, TURBO, APACHE, PETIR, dan BLACK LOVE

Page 16: Tugas Ibu Indah

 

Shabu-shabu

Shabu-shabu berbentuk kristal, biasanya berwarna putih, dan dikonsumsi dengan

cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah

ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong

(sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter

karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai yang

memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang

mungkin ditimbulkan aluminium foil yang terhirup.

Sabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid

(rasa takut yang berlebihan), menjadi sangat sensitif

(mudah tersinggung), terlebih bagi mereka yang sering

tidak berpikir positif, dan halusinasi visual. Masing-

masing pemakai mengalami efek tersebut dalam kadar

yang berbeda. Selain itu, pengguna Sabu sering mempunyai kecenderungan untuk

memakai dalam jumlah banyak dalam satu sesi dan sukar berhenti kecuali jika shabu

yang dimilikinya habis. Hal itu juga merupakan suatu tindakan bodoh dan sia-sia

mengingat efek yang diinginkan tidak lagi bertambah.