tugas frs - sars

25
Esay SARS 1. a. Definisi/ Pengertian SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah suatu penyakit saluran napas yang disebabkan oleh suatu coronavirus yang dinamakan SARS-associated coronavirus atau SARS-CoV. Virus ini diperkirakan adalah suatu zoonose (penyakit hewan yang dapat pindah ke manusia) yang menyerang manusia. SARS adalah suatu jenis kegagalan paru- paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru). b. Etiologi dan Patofisiologi

Upload: irine-ayu-dita

Post on 21-Nov-2015

27 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Sars adalah

TRANSCRIPT

Esay SARS1. a. Definisi/ PengertianSARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah suatu penyakit saluran napas yang disebabkan oleh suatu coronavirus yang dinamakan SARS-associated coronavirus atau SARS-CoV. Virus ini diperkirakan adalah suatu zoonose (penyakit hewan yang dapat pindah ke manusia) yang menyerang manusia. SARS adalah suatu jenis kegagalan paru-paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru).b. Etiologi dan Patofisiologi

WHO mengumumkan bahwa coronavirus yang teridentifikasi adalah mayoritas agen penyebab SARS. Coronavirus berasal dari kata Corona yang berasal dari bahasa Latin yang artinya crown atau mahkota. Ini sesuai dengan bentuk Coronavirus itu sendiri yang kalau dilihat dengan mikroskop nampak seperti mahkota. Penyebabnya lain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung ataupun tidak langsung yang melukai paru-paru, diantaranya : Pneumonia, Tekanan darah yang sangat rendah (syok), Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan dari lambung), Beberapa transfusi darah, Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi, Emboli paru, Cedera pada dada, Overdosis obat seperti heroin; metadon; propoksifen atau aspirin, Trauma hebat, Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat banyak).Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family paramoxyviridae) yang pada pemeriksaan dengan mikroskop elektron. Virus ini stabil pada tinja dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti virus lain, corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian menyebabkan paru-paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit. Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang terkontaminasi.Cara penularan : SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan secret atau cairan tubuh dari penderita suspect atau probable. Penularan melalui udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan penderita SARS. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan sembuh.Masa penularanberlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak langsung dengan penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada petugas yang melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti melakukan intubasi atau nebulasi.c. Faktor resiko Faktor diri (host): umur, jenis kelamin, status gizi, kelainan congenital, imunologis, BBLR dan premature. Faktor lingkungan: Pola hidup, asap rokok, keterpaparan terhadap infeksi, sosialekonomi,Kepadatan tempat tinggal,cuaca dan polusi udara. Defisiensi vitamin Tingkat sosio ekonomi rendah Tingkat jangkauan pelayanan kesehatan yang rendah Menderita penyakit kronis Aspek kepercayaan setempat dalam praktek pencarian pengobatan yang salah

d. Gejala klinikSuhu badan lebih dari 38oC, ditambah batuk, sulit bernapas, dan napas pendek-pendek. Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan pernah berkontak dekat dengan pasien penyakit ini, orang bisa disebutsuspect SARS. Kalau setelah di rontgen terlihat ada pneumonia (radang paru-paru) atau terjadi gagal pernapasan, orang itu bisa disebutprobable SARSatau bisa diduga terkena SARS. Gejala lainnya sakit kepala, otot terasa kaku, diare yang tak kunjung henti, timbul bintik-bintik merah pada kulit, dan badan lemas beberapa hari. Ini semua adalah gejala yang kasat mata bisa dirasakan langsung oleh orang yang diduga menderita SARS itu. Tapi gejala itu tidak cukup kuat jika belum ada kontak langsung dengan pasien. Tetap diperlukan pemeriksaan medis sebelum seseorang disimpulkan terkena penyakit ini. Paru-parunya mengalami radang, limfositnya menurun, trombositnya mungkin juga menurun. Kalau sudah berat, oksigen dalam darah menurun dan enzim hati akan meningkat. Ini semua gejala yang bisa dilihat dengan alat medis.

e. DiagnosisUntuk diagnostik berbagai metode pemeriksaan laboratorium telah digunakan seperti PCR, ELISA, IFA. Untuk menyatakan suatu tes PCR positif untuk SARS diperlukan paling sedikit 2 spesimen yang berbeda (yaitu spesimen yang diambil dari nasofaring dan tinja). Atau 2 spesimen dari lokasi yang sama yang diambil pada hari yang berbeda (misalnya 2 sampel yang diambil dari aspirat nasofaring pada hari yang berbeda). Bisa juga satu spesimen dites dengan dua metode yang berbeda atau dilakukan pemeriksaan PCR berulang terhadap ekstrak baru pada setiap kali pemeriksaan terhadap spesimen dari lokasi pengambilan yang sama. Pada setiap pemeriksaan dengan metode PCR harus menggunakan kontrol negatif dan kontrol positif standar. Jika ditemukan hasil pemeriksaan PCR positif maka harus diulang lagi dengan menggunakan spesimen yang sama atau spesimen yang sama diperiksa dilaboratorium lain. Sensitivitas pemeriksaan PCR untuk SARS sangat tergantung pada jenis spesimen dan saat pengambilannya. Sensitivitas dari tes PCR meningkat apabila dilakukan pemeriksaan terhadap spesimen yang diambil dari berbagai lokasi berbeda (multiple specimens). Tes PCR yang dilakukan dengan benar dan tepat mempunyai nilai spesifisitas yang sangat tinggi terhadap SARS. Pada situasi dimana ada masalah teknis seperti adanya kontaminasi di laboratorium dapat menyebabkan hasil pemeriksaan menjadi positif palsu (falsepositive),dalam hal ini hasil pemeriksaan PCR ini harus diverifikasi. Amplifikasi pada segmen kedua genome akan meningkatkan spesifisitas pemeriksaan. Tes ELISA atau IFA dikatakan positif apabila terjadi serokonversi dari negatif pada serum darah akut menjadi positif pada serum darah konvalesens. Atau terjadi peningkatan titer antibodi sebanyak 4 kali antara serum darah akut dan konvalesens yang diperiksa secara paralel. Peningkatan titer antibodi antaraserum darah akut dan konvalesens yang diperiksa secara paralel sangat spesifik. Oleh karena SARS adalah penyakit yang baru saja ditemukan maka antibodi terhadap coronavirus dari SARS (SARS Co V) tidak akan ditemukan pada populasi yang belum terpajan dengan virus tersebut. Isolasi virus dilakukan dengan menggunakan kultur jaringan SARS Co V dari spesimen apapun. Isolasi virus harus disertai denga pemeriksaan PCR menggunakan metode yang valid. Pasca KLB apabila ditemukan kasus sporadis atau penderita yang mengelompok dalam suatu klaster, maka spesimen harus diperiksa secara terpisah pada laboratorium SARS berbeda dengan metode yang valid.

f. KomplikasiAbses paru, Efusi pleural, Empisema, Gagal nafas, Perikarditis, Meningitis, Atelektasis, Hipotensi, Delirium, Asidosis metabolic, Dehidrasi, Penyakit multi lobular, Septikemi, Superinfeksi dapat terjadi sebagai komplikasi pengobatan farmakologis.

2. Penatalaksanaana. Terapi tanpa obatTerapi supportif umum, bertujuan meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain, seperti:1) Terapi oksigen2)Humidifikasi dengan nebulizer3)Fisioterapi dada4)Pengaturan cairan5)Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat6)Obat inotropik7)Ventilasi mekanis8)Drainase empiema9)Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup

b. Terapi ObatObat yang banyak dipakai adalah antivirus ribavirin yang memang berkhasiat melawan virus, kendati sebenarnya tidak terlalu spesifik untuk virus corona penyebab SARS. Selain itu, semua ahli menggunakan preparat steroid, yang prinsip kerja utamanya pada SARS adalah mengatasi peningkatan kadar cytokine yang menimbulkan kerusakan di paru. Pada SARS memang ditemukan banyak sekali bahan cytokine sehingga ada yang menyebutnya cytokine storm atau badai sitokin. Pada beberapa asus diberikan ribavirin dan juga preparat steroid.Pada pasien yang ringan diberikan dalam bentuk diminum langsung, yaitu golongan prednisolone. Pada kasus yang sedang dan memburuk diberikan praparat steroid yaitu hidrokortison dan pada kelompok kasus yang berat dan memburuk secara cepat diberikan preparat steroid lain yaitu metil prednisolon.Obat diberikan dengan cara diminum bila keadaan pasien belum gawat, suntikan pada keadaan pasien yang telah gawat dan obat inhalasi hanya diberikan bila pasien sudah menggunakan mesin bantu pernafasan.

3. Farmakoterapia. Monografi obatRIBAVIRINIndikasi:mengobati Hepatitis C kronis dalam kombinasi dengan interferon alfa 2b; bronkiolitis berat karena respiratory synctial virus (RSV) pada bayi dan anak-anakPeringatan:Khusus untuk penggunaan inhalasi: terapi supportif cairan dan pernafasan harus dikontrol dengan baik, monitor elektrolit dengan ketat. Khusus untuk penggunaan sediaan oral: harus menghindari terjadinya kehamilan setelah 4 bulan pengobatan pada wanita dan setelah 7 bulan pada laki-laki (ribavirin diekskresikan pada semen/cairan sperma). Harus dilakukan pemeriksaan EKG sebelum dan selama pengobatan pada pasien penyakit jantung. Pengobatan dihentikan jika kondisi EKG memburuk. Hati-hati pada pasien gout; Harus dilakukan pemeriksaan hematologi lengkap, fungsi hati dan asam urat sebelum pengobatan dan kemudian pada minggu ke-2 dan ke-4. Dosis disesuaikan jika terjadi efek samping atau terjadi abnormalitas pada hasil laboratorium.Kontraindikasi:Hamil dan menyusui, penyakit jantung parah, hemoglobinopati, gangguan ginjal, disfungsi hati parah, atau sirosis dekompensasi, penyakit otoimun, ada riwayat penyakit jiwaEfek Samping:Lemas, sakit kepala, gejala seperti flu, mual, insomnia, menggigil, anoreksia, mialgia, depresi, dispnea, faringitis, iritabilitasDosis:Tidak efektif sebagai monoterapi untuk pengobatan Hepatitis C. Harus dikombinasi dengan interferon alfa-2b (3 MIU, 3 kali seminggu) Dosis oral: 1000-1200 mg per hari dalam 2 dosis terbagi (pagi dan malam), dalam kombinasi dengan larutan injeksi interferon alfa-2b selama 24-48 minggu untuk pasien yang belum mendapat pengobatan atau selama 24 minggu untuk pasien kambuhan. Dosis ribavirin tergantung berat badan pasien; Berat badan kurang dari atau sama dengan 75 kg: 1000 mg per hari dengan cara 400 mg pagi hari dan 600 mg malam hari. Berat badan > 75 kg: 1200 mg per hari dengan cara 2 kali 600 mg.

PREDNISOLONIndikasi:kolitis ulseratif dan penyakit Crohn; indikasi lain, lihat 6.3.2Peringatan:absorpsi sistemik dapat terjadi; penggunaan jangka panjang harus dihindari

Kontraindikasi:penggunaan bentuk sediaan enema atau foam pada obstruksi usus, perforasi usus besar dan fistula yang ekstensif; dikontraindikasikan pada infeksi yang tidak diobati.

Efek Samping:diabetes dan osteoporosis, nekrosis avaskular pada kepala femur, Dapat terjadi gangguan mental yang serius; paranoid atau depresi dengan risiko bunuh diri, terutama pada pasien dengan riwayat gangguan mental. Sering terjadi euphoria. Dapat terjadi hilang massa otot (proximal myopathy), sindrom Cushingdengan gejala-gejalamoon face,striaedanacneyang dapat pulih (reversibel) bila terapi dihentikan; iritasi lokal dapat juga terjadi.

Dosis:oral, dosis awal 20-40 mg sehari, dosis tunggal atau terbagi, sampai terjadi remisi, selanjutnya dosis diturunkan bertahap.

METILPREDNISOLONIndikasi:supresi inflamasi dan gangguan alergi; udema serebral dihubungkan dengan keganasan; lihat keterangan di atas; penyakit rematik (bagian 10.1.2); kulit (bagian 13.4).Peringatan:lihat keterangan di atas dan di bawah prednisolon; pemberian dosis besar secara intravena cepat dihubungkan dengan kolaps jantung.Kontraindikasi:lihat keterangan di atas dan di bawah prednisolon.Efek Samping:lihat keterangan di atas dan di bawah prednisolon; iritasi perineal dapat diikuti dengan pemberian injeksi intravena ester fosfat.Dosis:Oral, umum 2-40 mg/hari; lihat juga pemberian dosis di atas. Injeksi intramuskular atau injeksi intravena lambat atau infus, awal 10-500 mg; reaksi penolakan pencangkokan sampai 1 g/hari melalui infus intravena selama 3 hari.

b. Contoh obat yang paling bermutu di pasaranRibavirin Nama generik: Ribavirin Struktur kimia: C8H12N4O5 Nama lain: tribavirin Sifat fisika kimia: Serbuk kristal berwarna putih atau hampir putih, bentuk polimorfisa, mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam alkohol, sukar larut dalam diklormetana.larutan 2% mempunyai PH 4-6,5 Sub kelas terapi: Antivirus Kelas terapi: Antiinfeksi Dosis pemberian Kapsul oral: kombinasi dengan interferon alfa-2b Anak 3 tahun: hepatitisC kronik 15 mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis pagi dan malam. 25-36 kg: 400 mg/hari terbagi dalam 2 dosis, 37-49 kg: 600 mg/hari terbagi dalam 2 dosis, 50-61 kg: 800 mg/kg/hari terbagi dalam 2 dosis, >61 kg: sama dengan dosis dewasa. Durasi terapi bervariasi. Dewasa:Kombinasi dengan interferon alfa-2b: 75 kg: 400mg pagi, 600 mg malam, > 75 kg600 mg pagi, 600 mg malam. Kombinasi dengan penterferon alfa-2b 400 mg sehari 2 kali. Penyesuaian dosis untuk toksisitas: pasien tanpa riwayat jantung: Hb