tugas final ekin

9
Tugas Ekonomi Internasional Kebijakan Subtitusi Impor vs Kebijakan Promosi Ekspor Oleh: Ulfa Nur Rahmadani A31113010

Upload: arsykeiway

Post on 06-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ekin

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Final Ekin

Tugas Ekonomi InternasionalKebijakan Subtitusi Impor vs Kebijakan Promosi Ekspor

Oleh:

Ulfa Nur RahmadaniA31113010

Page 2: Tugas Final Ekin

KEBIJAKAN SUBTITUSI IMPOR VS KEBIJAKAN PROMOSI EKSPOR

APA ITU KEBIJAKAN SUBTITUSI IMPOR DAN PROMOSI EKSPOR?

A. Subtitusi Impor

Kebijakan substitusi impor (import substitution) adalah kebijakan memproduksi di dalam

negeri terhadap barang-barang yang tadinya diimpor. Kebijakan ini paling sering ditempuh pada

tahap awal pembangunan ekonomi, khususnya pembangunan industri.

Ada beberapa manfaat positif yang diperoleh dan kebijakan substitusi impor,antara lain:

Mengurangi ketergantungan pada impor. Terutama untuk barang-barang

kebutuhan pokok atau yang menghasilkan produk antara.

Memperkuat sektor industri. Pengembangan sektor industri diperlukan

untuk memperkuat perekonomian. Salah satu jalan untuk mempercepat

pembangunan industri adalah SI, di mana pemerintah memberikan fasilitas yang

memperbesar minat dan kemampuan swasta untuk berinvestasi. Industri-industri

yang dibangun berdasarkan kebijakan SI pada tahap awalnya umumnya adalah

yang bersifat padatkarya dan atau berteknologi rendah. Sebab industri tersebut

relatif sesuai dengan kualitas SDM di NSB. Lagipula industri-industri tersebut

dapat menghasilkan keunggulan komparatif.

Memperluas kesempatan kerja. Bertumbuhnya sektor industri juga dapat

memperluas kesempatan kerja. Dengan demikian tenaga kerja yang melimpah

disektor pertanian akan diserap oleh sektor industri tanpa mengurangi

output sektor  pertanian.

Menghemat devisa. Penghematan devisa berarti memperbaiki neraca

pembayaran. Perbaikan neraca pembayaran umumnya dilihat dan surplus neraca

perdagangan atau menurunnya defisit neraca perdagangan, karena impor makin

mengecil. Atau dapat juga dilihat dalam neraca modal, dimana modal masuk

lebih besar daripada modal keluar. Perbaikan neraca pembayaran ini akan

memberikan efek multiplikasi perekonomian domestik, sekaligus memperbaiki

posisi diperekonomian dunia.

Page 3: Tugas Final Ekin

Disamping manfaat-manfaat tersebut, SI juga memilki keterbatasan-keterbatasan,antara lain:

Menguntungkan perusahaan asing . Perusahaan asing yang menanamkan modal disektor

industri substitusi impor akan memperoleh keuntungan, karenamemperoleh proteksi di

balik benteng tarif dan memperoleh fasilitas keringanan pajak, serta insentif penanaman

modal.

Pasar domestik cepat jenuh. Titik lemah dari kebijakan SI bukanlah pada

aspek  penawaran, melainkan aspek permintaan. Rendahnya pendapatan

perkapita penduduk NSB menyebabkan permintaan domestik akan produk-produk

industriamat kecil. Artinya, skala pasar domestik relatif kecil sehingga cepat jenuh.

Memunculkan atau memperkuat gejala monopoli dan atau oligopoli. Kecilnya skala pasar

domestik menyebabkan para investor meminta jaminan kepastian pasar agar skala jual

produksi mereka mencapai tingkat efisiensi ekonomis, bahkan dapat memberikan

keuntungan supernormal (supernormal profit). Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa

para investor menuntut hak monopoli (legal) atau pembatasan jumlah produsen

berdasarkan ketentuan hukum. Tidak mengherankan bila struktur industri di NSB

umumnya monopoli atau oligopoli yang berdasarkan kekuatan hukum.

Ketergantungan yang makin besar terhadap impor. Yang menjadi persoalan besar dalam

kebijakan SI adalah tidak tersedianya industri pendukung, misalnya yang dapat

menyediakan mesin-mesin dan bahan-bahan baku. Akibatnya kebijakan SI justru

menimbulkan ketergantungan baru terhadap impor. Impor bahan baku dan barang modal

justru meningkat jika target pertumbuhan output industri atau ekonomi ditingkatkan

B. Kebijakan Promosi Ekspor (Export Promotion Policy)

Promosi ekspor (PE) merupakan salah satu alternatif mengatasi cepat jenuhnya pasar

domestik, sebab pasar luar negeri relatif jauh lebih besar daripada pasar domestik. Kebijakan

PE umumnya dilakukan setelah berhasil melaksanakan SI, kendati ada jugayang melakukan

secara bersamaan. Ada empat faktor yang dapat menjelaskan bahwa kebijakan PE mampu

mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat dibandingkan kebijakan SI, yaitu:

Kaitan sektor pertanian dengan sektor industri, misalnya agroindustri

yang berkembang karena berorientasi pada bahan baku pertanian. Dengan adanya

kaitan ini, maka permintaan sektor industri terhadap sektor pertanian tetap dapat

dipertahankan.

Skala ekonomi (economies of scale) dapat dicapai karena permintaan ekspor

yang skalanya cukup besar, sehingga dapat diproduksi secara manufaktur/ masal.

Page 4: Tugas Final Ekin

Meningkatnya persaingan atas prestasi perusahaan karena kuatnya

persaingan pada pasar dunia.

Dampak kekurangan devisa atas pertumbuhan ekonomi dapat diatasi. Meskipun

kebijakan PE memberikan manfaat, namun juga ada beberapa masalah:

Cepat jenuhnya pasar internasional. Cepat jenuhnya pasar internasional

disebabkan oleh faktor permintaan dan penawaran. Dilihat dan sisi permintaan,

apa yang diekspor oleh NSB seperti pakaian, makanan olahan, barang-barang

elektronik sederhana, bahkan kendaraan, umumnya merupakan barang

kebutuhan pokok bagi negara maju. Sebagai barang kebutuhan pokok,

elastisitas permintaannya (elastisitas harga dan elastisitas pendapatan) sangat

rendah, sehingga pasarnya relatif tetap.

Makin kuatnya kebijakan proteksi oleh negara-negara maju. Sekalipun negara-

negara maju memiliki keunggulan komparatif dalam produksi teknologi padat

modal dan ilmu pengetahuan, mereka tetap melakukan proteksi terhadap industri-

industri yang berteknologi sederhana.

KEBIJAKAN SUBTITUSI IMPOR ATAU PROMOSI EKSPOR, KEBIJAKAN MANA

YANG COCOK UNTUK INDONESIA?

Menurut saya, kebijakan yang paling cocok diterapkan di Indonesia adalah subtitusi

Impor. Seperti yang telah dijelaskan di atas, strategi substitusi impor adalah suatu strategi

industrialisasi yang mengutamakan pengembangan jenis industri untuk menggantikan impor

produk-produk sejenis. Industri substitusi impor merupakan kebijakan ekonomi yang banyak

diadopsi oleh negara berkembang, untuk memajukan industri dengan cara melindungi para

produsen lokal dari kompetisi barang import. Proteksi dalam bentuk pajak yang tinggi atau

pembatasan impor melalui quota dapat digunakan tanpa adanya diskriminasi.

Kebanyakan Negara berkembang memajukan industrialisasi di negaranya dengan harapan

akan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Salah satu cara untuk industrialisasi adalah

substitusi impor. Penyelenggaraan industrialisasi membutuhkan banyak perlengkapan kapital,

akan tetapi kebanyakan negara berkembang belum mampu membuat perlengkapan kapital secara

mandiri. Untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan kapital, negara akan mengekspor barang

primernya agar dapat mengimpor dengan barang kapital. Jadi perekonomian negara berkembang

dibangun atas dasar ekspor produksi barang impornya. Kebutuhan negara berkembang akan

Page 5: Tugas Final Ekin

barang kapital berkesinambungan dengan kebutuhan negara maju untuk memelihara

kelangsungan produksi barang-barang primer. Karena terlalu fokus pada produksi primer untuk

diekspor, negara berkembang mengalami ketidakstabilan pendapatan dalam pembangunan

ekonominya.

Kebijakan-kebijakan pembangunan yang berorientasi ke dalam seperti subtitusi impor

jauh lebih menekankan pada pentingnya usaha negara-negara berkembang untuk menciptakan

suatu pendekatan pembangunan mandiri yang benar-benar sesuai kebutuhan dan aspirasi

pembangunannya agar mereka lebih mampu mengendalikan atau menentukan nasibnya sendiri.

Dalam jangka panjang, para penyokong subtitusi impor menonjolkan manfaat dari

diversifikasi industri domestik (pertumbuhan yang seimbang) yang lebih luas dan kemampuan

mengekspor produk-produk manufaktur yang semula diproteksi. Kemampuan itu sendiri mereka

yakini bertolak dari telah tercapainya skala ekonomis yang memadai, tingkat upah buruh yang

murah, adanya eksternalitas positif dari proses belajar dan bekerja secara bersamaan sehingga

produsen domestik bisa menghasilkan output dengan harga yang lebih bersaing dengan harga-

harga dunia.

Adapun tujuan subtitusi impor adalah mengembangkan industri berorientasi domestik

yang dapat menggantikan produk impor. Negara yang menggunakan strategi ini adalah Korea dan

Taiwan. Ada beberapa pertimbangan mengapa Indonesia sangat cocok menggunakan kebijakan

ini karena:

Sumber daya alam dan Faktor produksi cukup tersedia.

Potensi permintaan dalam negeri memadai.

Sebagai pendorong perkembangan industri manufaktur dalam negeri.

Kesempatan kerja menjadi luas.

Pengurangan ketergantungan impor, sehingga defisit berkurang.

Selain pertimbangan tersebut, sebagai negara sedang berkembang, Indonesia sering

mengalami kesulitan dalam neraca pembayarannya, maka subtitusi impor dimaksudkan untuk

mengurangi atau menghemat penggunaan devisa. Devisa merupakan faktor yang langka dan sangat

dibutuhkan di negara-negara yang sedang melaksanakan pembangunan ekonomi. Dalam hal impor

negara tersebut belum dapat menghasilkan sendiri secara cukup barang-barang kapital atau barang-

barang konsumsi pokok yang dalam jangka pendek, selalu bertambah besar. Bila devisa yang tersedia

terbatas, maka rencana-rencana pembangunan tidak dapat berjalan dengan baik. Subtitusi impor tidak

Page 6: Tugas Final Ekin

dimaksudkan untuk mengurangi total impor melainkan hanya untuk menghemat devisa, guna

mengimpor barang-barang kapital yang belum dapat dihasilkan sendiri.

Subtitusi impor juga dapat memperbaiki Neraca Pembangunan Indonesia, baik dengan cara

pembatasan impor (kuota) maupun tarif. Yang mengakibatkan berkurangnya barang-barang impor ,

sedangkan permintaan akan barang tersebut masih besar. Sehingga mendorong pemerintah sendiri

maupun wiraswasta untuk menghasilkan barang-barang yang dibatasi impornya. Jadi timbulnya

subtitusi impor dalam bidang industri sebagai akibat kebijaksanaan pemerintah didalam usahanya

memperbaiki Neraca Pembayaran yang defisit.

Subtitusi Impor juga dapat membantu Indonesia mengadakan industrialisasi dengan tujuan

dapat memenuhi kebutuhan sendiri akan berbagai barang industri dan karena semangat kemerdekaan

yang timbul di negara yang sedang berkembang. Keadaan ini mendorong timbulnya industri subtitusi

impor baik yang menghasilkan barang-barang konsumsi pokok maupun barang-barang kapital yang

perlu bagi pelaksanaan pembangunan ekonomi.

Alasan lain untk pengadaan subtitusi impor yaitu dapat membantu memajukan

perkembangkan kegiatan ekonomi di dalam negeri. Untuk memajukan perekonomian dan mendorong

timbulnya industri-industri yang pokok di dalam negeri, negara tersebut terpaksa menjalankan suatu

politik proteksi dan memberikan berbagai fasilitas pada pengusaha-pengusaha swasta. Maka

keuntungan yang diperoleh para pengusaha swasta dapat meningkat dan dapat mendorong kegiatan

ekonomi lebih lanjut.

Pada tahap awal penerapan kebijakan subtitusi impor, yang dikembangkan biasanya adalah

industri ringan yang menghasilkan barang-barang konsumtif. Untuk memungkinkan menjadi besar,

industri-industri yang masih kecil (infant industry) biasanya dilindungi oleh pemerintah atau

diproteksi, sehingga tidak terlalu berat bersaing dengan produk impor, misalnya dengan pengenaan

tarif khusus/pajak impor (tariff barrier). Sehingga harga barang impor mahal tak dapat bersaing

dengan harga barang sejenis buatan dalam negeri. Walaupun dalam praktiknya, industri yang

diproteksi ini bukannya membesar dan dewasa malah manja hingga tak maju-maju. Kebijakan

substitusi impor adalah kebijakan untuk memproduksi barang-barang yang diimpor. Seperti yang

telah dipaparkan sebelumnya, tujuan utamanya adalah penghematan devisa. Di Indonesia,

pengembangan industri tekstil pada awalnya adalah substitusi impor. Jika tahap substitusi impor

terlampaui, biasanya untuk tahap selanjutnya baru menempuh strategi promosi ekspor.