tugas final

2
1. berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, jumlah penderita berat kurang di kalangan anak balita mencapai 17,9% yang terdiri dari 4,9 % gizi buruk dan 13,0% gizi kurang, sementara prevalensi kegemukan pada anak balita secara nasional berdasarkan indikator berat badan menurut tinggi badan mencapai 14%. Dari data tersebut terlihat bahwa di saat masalah gizi buruk dan gizi kurang belum terselesaikan, prevalensi gizi lebih justru ikut meningkat bahkan hampir menyamai jumlah anak gizi kurang dan gizi buruk. Fenomena inilah yang dinamakan Beban Ganda Masalah Gizi. Apabila besaran ke dua masalah gizi tersebut cukup bermakna, akan menjadi masalah kesehatan masyarakat dan selanjutnya menjadi masalah bangsa. Masyarakat yang terdiri dari keluarga yang menderita masalah gizi, akan mengahadapi masalah sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas rendah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan tantangan berat dalam menghadapi persainan bebas di era globalisasi. Selain itu, masalah kesehatan yang masih dihadapi yaitu masalah penyakit infeksi spt diare, infeksi pernafasan, tBC, dan mulai menghadapi penyakit tidak menular spt hipertensi, DM, dan dampaknya berupa jantung, stroke dan kanker 2. 3. Obesitas saat ini merupakan permasalahan yang mendunia. Kegemukan atau obesitas merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan akumulasi lemak dalam jaringan adiposa Umumnya, obesitas dapat ditentukan menggunakan indeks massa tubuh (IMT)/ Body Mass Index (BMI), yaitu perbandingan berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter).obesitas sentral adalah kondisi kelebihan lemak perut atau lemak pusat. Obesitas sentral lebih berhubungan dengan risiko kesehatan dibandingkan dengan obesitas umum. Obesitas sentral dapat terjadi karena adanya perubahan gaya-hidup. Peningkatan prevalensi obesitas sentral berdampak pada munculnya berbagai penyakit degeneratif. Obesitas sentral berhubungan dengan peningkatan sindrom metabolik, aterosklerosis, penyakit kardiovaskuler, diabetes tipe 2, batu empedu, gangguan fungsi pulmonal, hipertensi dan dislipidemia b. hal ini disebabkan karena obesitas merupakan komponen utama kejadian sindrom metabolik. Dan merupakn pemicu berbgai penyakit degeneratif. Salah satu faktor gaya hidup yang sangat berkaitan erat dengan kejadian sindrom metabolik adalah pola konsumsi. Biasanya intake energi setiap hari mengandung 30% lemak, akan tetapi tidak boleh lebih dari 10% dari kalori ini bersumber dari lemak jenuh (hewani).Lemak mudah ditimbun di daerah perut (peritonium) namun lebih mudah pula untuk mengalami lipolisis

Upload: apriyandi

Post on 26-Nov-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1. berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, jumlah penderita berat kurang di kalangan anak balita mencapai 17,9% yang terdiri dari 4,9 % gizi buruk dan 13,0% gizi kurang, sementara prevalensi kegemukan pada anak balita secara nasional berdasarkan indikator berat badan menurut tinggi badan mencapai 14%. Dari data tersebut terlihat bahwa di saat masalah gizi buruk dan gizi kurang belum terselesaikan, prevalensi gizi lebih justru ikut meningkat bahkan hampir menyamai jumlah anak gizi kurang dan gizi buruk. Fenomena inilah yang dinamakan Beban Ganda Masalah Gizi. Apabila besaran ke dua masalah gizi tersebut cukup bermakna, akan menjadi masalah kesehatan masyarakat dan selanjutnya menjadi masalah bangsa. Masyarakat yang terdiri dari keluarga yang menderita masalah gizi, akan mengahadapi masalah sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas rendah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan tantangan berat dalam menghadapi persainan bebas di era globalisasi. Selain itu, masalah kesehatan yang masih dihadapi yaitu masalah penyakit infeksi spt diare, infeksi pernafasan, tBC, dan mulai menghadapi penyakit tidak menular spt hipertensi, DM, dan dampaknya berupa jantung, stroke dan kanker2.

3. Obesitas saat ini merupakan permasalahan yang mendunia. Kegemukan atau obesitas merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan akumulasi lemak dalam jaringan adiposa Umumnya, obesitas dapat ditentukan menggunakan indeks massa tubuh (IMT)/ Body Mass Index (BMI), yaitu perbandingan berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter).obesitas sentral adalah kondisi kelebihan lemak perut atau lemak pusat. Obesitas sentral lebih berhubungan dengan risiko kesehatan dibandingkan dengan obesitas umum. Obesitas sentral dapat terjadi karena adanya perubahan gaya-hidup. Peningkatan prevalensi obesitas sentral berdampak pada munculnya berbagai penyakit degeneratif. Obesitas sentral berhubungan dengan peningkatan sindrom metabolik, aterosklerosis, penyakit kardiovaskuler, diabetes tipe 2, batu empedu, gangguan fungsi pulmonal, hipertensi dan dislipidemiab. hal ini disebabkan karena obesitas merupakan komponen utama kejadian sindrom metabolik. Dan merupakn pemicu berbgai penyakit degeneratif. Salah satu faktor gaya hidup yang sangat berkaitan erat dengan kejadian sindrom metabolik adalah pola konsumsi. Biasanya intake energi setiap hari mengandung 30% lemak, akan tetapi tidak boleh lebih dari 10% dari kalori ini bersumber dari lemak jenuh (hewani).Lemak mudah ditimbun di daerah perut (peritonium) namun lebih mudah pula untuk mengalami lipolisis sehingga akan terdapat dalam jumlah besar di peredaran darah. Komposisi lemak yang tinggi dalam darah memicu timbulnya atherosklerosis, kecenderungan trombosis dan kelainan kardiovaskuler lain. Pada stadium tiga mulailah masuk stadium preklinik. Sindroma metabolik pada umumnya mulai terjadi pada stadium ini. Sampai sekarang obese dianggap sebagai faktor yang memberikan kontribusi pada tingginya risiko penyakit jantung dan penyakit metabolik lain yang dikenal dengan sindrom metabolik.c. sindrom metabolik penting untuk diketahui sejak dini karena merupakan kumpulan dari berbagai gangguan metabolisme penyebab berbagai penyakit degenerasi dan kardiovaskuler yang mematikan. Seseorang dikatakan mengalami sindrom metabolik jika memiliki setidaknya tiga kondisi sebagai berikut: memiliki tekanan darah tinggi, kegemukan, kadar gula darah tinggi, kadar lemak darah tidak normal dan rendahnya kolesterol HDL (kolesterol "baik"). Dan apabila tidak ditangani dengan benar, akan beresiko mengalami penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes melitus.