tugas farmasi.docx

15
Otitis Media Akut A. Definisi Infeksi telinga bagian tengah yang disebabkan bakteri atau virus (Efiaty dkk, 2007). B. Gejala Klinis Nyeri telinga, tinnitus, pusing, demam, pendengaran berkurang (Efiaty dkk, 2007). C. Pengobatan Terapi bergantung pada stadium penyakitnya. Pengobatan pada stadium awal ditujukan untuk mengobati infeksi saluran napas, dengan pemberian antibiotik, dekongestan lokal atau sistemik, dan antipiretik. Stadium Oklusi Terapi ditujukan untuk membuka kembali tuba Eustachius sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang. Sumber infeksi lokal harus diobati. Antibiotik diberikan bila penyebabnya kuman. Stadium Presupurasi Diberikan antibiotik, dan analgesik. Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Dianjurkan pemberian antibiotik golongan penisilin atau eritromisin. Jika terjadi resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam klavulanat atau sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan penisilin intramuskular agar konsentrasinya adekuat di dalam darah sehingga tidak terjadi mastoiditis terselubung, gangguan

Upload: nurbeta

Post on 01-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

TUGAS FARMASI

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS FARMASI.docx

Otitis Media Akut

A. Definisi

Infeksi telinga bagian tengah yang disebabkan bakteri atau virus (Efiaty dkk, 2007).

B. Gejala Klinis

Nyeri telinga, tinnitus, pusing, demam, pendengaran berkurang (Efiaty dkk, 2007).

C. Pengobatan

Terapi bergantung pada stadium penyakitnya. Pengobatan pada stadium awal ditujukan

untuk mengobati infeksi saluran napas, dengan pemberian antibiotik, dekongestan lokal

atau sistemik, dan antipiretik.

Stadium Oklusi

Terapi ditujukan untuk membuka kembali tuba Eustachius sehingga tekanan negatif di

telinga tengah hilang. Sumber infeksi lokal harus diobati. Antibiotik diberikan bila

penyebabnya kuman.

Stadium Presupurasi

Diberikan antibiotik, dan analgesik. Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis difus,

sebaiknya dilakukan miringotomi. Dianjurkan pemberian antibiotik golongan penisilin

atau eritromisin. Jika terjadi resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam

klavulanat atau sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan penisilin intramuskular agar

konsentrasinya adekuat di dalam darah sehingga tidak terjadi mastoiditis terselubung,

gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan. Antibiotik diberikan

minimal selama 7 hari.

Stadium Supurasi

Selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk melakukan miringotomi bila membran

timpani masih utuh sehingga gejala cepat hilang dan tidak terjadi ruptur.

Stadium Perforasi

Terlihat sekret banyak keluar, kadang secara berdenyut. Diberikan obat cuci telinga

H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu. Biasanya

sekret akan hilang dan perforasi akan menutup sendiri dalam 7-10 hari.

Stadium Resolusi

Page 2: TUGAS FARMASI.docx

Membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi, dan perforasi

menutup. Bila tidak, antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila tetap, mungkin

telah terjadi mastoiditis (Efiaty dkk, 2007)..

D. Mekanisme Obat

a. Penicillin (Amoxycillin)

1) Bentuk dan sediaan

Tablet

2) Nama paten

Amoxan, penmox

3) Dosis

Anak-anak dengan berat badan kurang dari 20 kg : 20-40 mg/kg berat badan per

hari dibagi dalam 3 dosis.

Dewasa dan anak dengan berat badan di atas 20 kg : sehari 750-1500 mg dalam

dosis terbagi

4) Mekanisme kerja

Amoxicillin adalah senyawa Penisilina semisintetik dengan aktivitas antibakteri

spektrum luas yang bersifat bakterisid, efektif terhadap sebagian besar bakteri gram

positip dan beberapa gram negatip yang patogen. Bakteri patogen yang sensitif

terhadap Amoxicillin antara lain : Staphylococci, Streptococci, Enterococci, S.

pneumoniae, N. gonorrhoeae, H influenzas, E. coli, dan P. mirabiiis. Amoxicillin

kurang efefktif terhadap species Shigella dan bakteri penghasil beta laktamase.  

5) Metabolisme

Penisilin mudah rusak pada suasana asam. Absorbsi penisilin secara baik dilakukan

di saluran cerna. Penisilin terdistribusi luas dal;am tubuh. Kadar obat yang

memadai dapat tercapai dalam hati, empedu, ginjal, usus, limfe. Penisilin umumnya

diekskresi melalui proses sekresi di tubuli ginjal. Selain itu juga diekskresi

bersama tinja.

6) Indikasi

Infeksi yang disebabkan oleh kuman-kuman gram positip dan gram negatip yang

peka terhadap Amoxicillin, seperti infeksi pada saluran pernapasan bagian atas,

Page 3: TUGAS FARMASI.docx

otitis media, bronchitis akut dan kronik, pneumonia cystitis, urethris,

pyelonephritis, gonorhea yang tidak terkomplikasi, infeksi kulit dan jaringan lunak.

7) Kontraindikasi

Hipersensitivitas terhadap penicillin

8) Efek samping

Reaksi anafilaksis

b. Antipiretik

1) Bentuk dan sediaan

2) Nama paten

Pamol, Panadol

3) Dosis

4) Mekanisme kerja

Parasetamol menghambat produksi prostaglandin (senyawa penyebab inflamasi),

namun parasetamol hanya sedikit memiliki khasiat anti inflamasi. Telah dibuktikan

bahwa parasetamol mampu mengurangi bentuk teroksidasi enzim siklooksigenase

(COX), sehingga menghambatnya untuk membentuk senyawa penyebab inflamasi.

Sebagaimana diketahui bahwa enzim siklooksigenase ini berperan pada

metabolisme asam arakidonat menjadi prostaglandin H2, suatu molekul yang tidak

stabil, yang dapat berubah menjadi berbagai senyawa pro-inflamasi. Parasetamol

menghambat enzim siklooksigenase seperti halnya aspirin, namun hal tersebut

terjadi pada kondisi inflamasi, dimana terdapat konsentrasi peroksida yang tinggi.

Pada kondisi ini oksidasi parasetamol juga tinggi, sehingga menghambat aksi anti

inflamasi.

5) Metabolisme

Paracetamol dimetabolisme di hepar.

6) Indikasi

Penurun panas (antipiretik), anti nyeri (analgetik)

7) Kontraindikasi

Hipersensitivitas, gangguan fungsi hepar

8) Efek samping

Gatal, sesak nafas, kemerahan pada kulit (MIMS, 2008).

Page 4: TUGAS FARMASI.docx

E. Resep

R/ Amoxycillin tab mg 500 No XXI

∫ 3 dd tab I £

R/ Paracetamol tab mg 500 No X

∫ prn (1-3) dd tab I agrediente febre £

1. Efiaty AS, Nurbaiti, Jenny B, Ratna DR. Buku Ajar Ilmu Kesehatan : Telinga, Hidung,

Tenggorokan Kepala Leher. Edisi keenam. Jakarta FKUI, 2007: 10-14, 65-74.

2. MIMS Indonesia: petunjuk konsultasi (2008/2009). Antibiotic topikal, anti piretik.. Edisi 8.

PT. InfoMaster lisensi dari CMPMedica, pp: 309, 316-321, 322.

Glaukoma

A. Definisi

adalah kerusakan penglihatan yang biasanya disebabkan oleh meningkatnya tekanan bola

mata. Meningkatnya tekanan di dalam bola mata ini disebabkan oleh ketidak-seimbangan

antara produksi dan pembuangan cairan dalam bola mata, sehingga merusak jaringan-

jaringan syaraf halus yang ada di retina dan di belakang bola mata (Ilyas, 2007).

B. Gejala Klinis

Nyeri, mual muntah, penurunan visus secara cepat dan progresif, fotofobia (Ilyas, 2007).

C. Pengobatan

Tetes mata digunakan untuk menurunkan tekanan intraokular. Obat-obatan yang paling

sering digunakan adalah penyekat beta untuk mengurangi produksi aqueous humor atau

obat parasimpatomimetik untuk menvebabkan konstriksi pupil dan meningkatkan aliran

aqueous humor keluar dari mata.

Pada glaukoma penutupan sudut akut, diuretik dapat digunakan untuk menurunkan

tekanan intraokular. Pembedahan dapat diperlukan. Tekanan intraokular harus dipantau

setiap tahun pada individu yang berusia lebih dari 40 tahun atau setiap individu yang

mengalami peningkatan risiko gangguan ini.

Pembedahan yang meliputi iridektomi untuk glaukoma penutupan sudut, pembedahan

Page 5: TUGAS FARMASI.docx

drainase, atau trabekuloplasti laser dapat digunakan untuk memperbaiki aliran keluar

aqueous humor (Ilyas, 2007)..

D. Mekanisme Obat

a. Pilocarpin HCl

1) Bentuk dan sediaan

Tetes mata

2) Nama paten

Cendocarpin

3) Dosis

2 % diberikan satu tetes tiap 8-12 jam

4) Mekanisme kerja

Merupakan golongan agonis kolinergik. Bekrja pada anyaman trabekular dengan

meningkatkan kontraksi muskulus siliaris sehingga pupil mengalami miosis.

Keadaan tersebut menyebabkan iris teratrik ke belakang dan sudut bilik mata

depan terbuka. Sebagai miotik untuk memebesarkan saluran pengeluaran cairan

mata dengan cara perangsangan reseptor kolinergik muskarinik.

5) Metabolisme

Mula kerjanya cepat, efek puncak terjadi antara 30-60 menit dan berlangsung

selama 8-12 jam. Metabolisme di hepra, diekskresikan melalui urin.

6) Indikasi

Glaukoma sudut terbuka kronik, glaukoma sudut tertutup akut, hipertensi okuler

7) Kontraindikasi

Pasien dengan risiko retinal detachment, radang iris akut, uveitis,

8) Efek samping

Salivasi, reaksi alergi

b. Betabloker (timolol maleat)

1) Bentuk dan sediaan

Tetes mata

2) Nama paten

betimol

3) Dosis

Page 6: TUGAS FARMASI.docx

1 tetes dapat diberikan dalam interval 8-12 jam sehari

4) Mekanisme kerja

Menurunkan tekanan intraokuler dengan mengurangi produksi humor akuos

dengan cara memblok reseptor β 2 dalam prosesus siliaris.

5) Metabolisme

Timolol dan metabolitnya  diekskresikan dalam urin. Half life timolol dalam

plasma adalah sekitar 4 jam.

6) Indikasi

Glaukoma, hipertensi okuler

7) Kontraindikasi

Asma bronkhial, bradikardi, gagal jantung

8) Efek samping

Reaksi alergi, pandangan kabur, bradikardi, aritmia

c. Karbonik anhidrase inhibitor (Asetazolamide)

1) Bentuk dan sediaan

Tablet, injeksi

2) Nama paten

Diamox

3) Dosis

2 x 250 mg secara oral, 500 mg untuk injeksi

4) Mekanisme kerja

Menurunkan tekanan intraokuler dengan menghambat produksi humor akuos. Hal

tersebut dilakukan dengan cara menghambat kerja enzim karbonik and\hidrase di

korpus siliaris

5) Metabolisme

Asetazolamide di ekskresikan melalui ginjal.

6) Indikasi

Glaukoma

7) Kontraindikasi

wanita hamil, penyakit ginjal

8) Efek samping

Page 7: TUGAS FARMASI.docx

Dispepsia, polakisuria, batu ginjal, paresthesia (MIMS, 2008).

E. Resep

R/ Cendocarpin 2 % gtt ophtl fl No I

∫ 2 dd gtt 1 ODS £

R/ Timolol maleat gtt ophtl fl No I

∫ 2 dd gtt 1 ODS £

R/ Asetazolamid tab mg 250 No XX

∫ 2 dd tab 1 £

1. Ilyas S. Glaukoma dalam ilmu penyakit mata. Ed 3. Cetakan ke 4. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI; 2007

2. MIMS Indonesia: petunjuk konsultasi (2008/2009). Obat mata. Edisi 8. PT.

InfoMaster lisensi dari CMPMedica, pp: 309, 316-321, 322.

KONJUNGTIVITIS

A. Definisi

Konjungtivitis merupakan suatu peradangan pada konjungtiva (Ilyas, 2007).

B. Gejala klinis

1. Konjungtiva yang mengalami peradangan akan tampak berwarna merah dan

mengeluarkan kotoran

2. Konjungtivitis karena bakteri akan mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna

putih.

3. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih

4. Kelopak mata bisa membengkak dan terasa sangat gatal, terutama pada

konjungtivitis karena alergi (Ilyas, 2007).

C. Terapi

Secara umum pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan sulfonamide

(sulfacetamide 15%) atau antibiotic (gentamycin 0,3%), chloramphenicol 0,5%.

Konjungtivitis akibat alergi dapat diobati dengan antihistamin (antazoline 0,5%,

Page 8: TUGAS FARMASI.docx

naphazoline 0,05%) atau dengan kortikosteroid (dexamentosone 0,1%). Umumnya

konjungtivitis dapat sembuhmtanpa pengobatan dalam waktu 10-14 hari, dan dengan

pengobatan, sembuh dalam waktu 1-3 hari.

Adapun penatalaksanaan konjungtivitis sesuai dengan klasifikasinya adalah sebagai

berikut:

1. Konjungtivitis Bakteri

Sebelum terdapat hasil pemeriksaan mikrobiologi, dapat diberikan antibiotic

tunggal, seperti gentamisin, kloramfenikol, folimiksin selama 3-5 hari. kemudian

bila tidak memberikan hasil yang baik, dihentikan dan menunggu hasil pemeriksaan.

Bila tidak ditemukan kuman dalam sediaan langsung, diberikan tetes mata disertai

antibiotic spectrum obat salep luas tiap jam mata untuk tidur atau salep mata 4-5 kali

sehari.

2. Konjungtivitis Bakteri Hiperakut

Pasien biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit untuk terapi topical dan

sistemik. Secret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih atau dengan

garam fisiologik setiap ¼ jam. Kemudian diberi salep penisilin setiap ¼ jam. menit

sampai 30 menit. Pengobatan biasanya dengan perawatan di rumah sakit dan

terisolasi, medikamenstosa.

Penisilin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisilin G 10.000-

20.000/ml setiap 1 menit sampai 30 menit. Kemudian salep diberikan setiap 5 menit

selama 30 menit. Disusul pemberiansalep penisilin setiap 1 jam selama 3 hari.

Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokokus. Pengobatan

diberhentikan bila pada pemeriksaan mikroskopik yang dibuat setiap hari

menghasilkan 3 kali berturut-turut negatif.

3. Konjungtivitis Alergi

Penatalaksanaan keperawatan berupa kompres dingin dan menghindarkan

penyebab pencetus penyakit. Dokter biasanya memberikan obat antihistamin atau

bahan vasokonstkiktor dan pemberian astringen, sodium kromolin, steroid topical

dosis rendah. Rasa sakit dapat dikurangi dengan membuang kerak-kerak dikelopak

mata dengan mengusap pelan-pelan dengan salin (gram fisiologi). Pemakaian

Page 9: TUGAS FARMASI.docx

pelindung seluloid pada mata yang sakit tidak dianjurkan karena akan memberikan

lingkungan yang baik bagi mikroorganisme.

4. Konjungtivitis Viral

Beberapa pasien mengalami perbaikan gejala setelah pemberian

antihistamin/dekongestan topical. Kompres hangat atau dingin dapat membantu

memperbaiki gejala.

5. Konjungtivitis Gonorhae

Penatalaksanaan pada konjungtivitis gonorhae berupa pemberian penisilin topical

mata dibersihkan dari secret. Pencegahan merupakan cara yang lebih aman yaitu

dengan membersihkan mata bayi segera setelah lahir dengan salep kloramfenikol.

Pengobatan dokter biasnay disesuaikan dengan diagnosis. Pengobatan konjungtivitis

gonorhae:

Penisilin topical tetes atau salep sesering mungkin. Tetes ini dapat diberikan

setiap setengah jam pada 6 jam pertama disusul dengan setiap jam sampai terlihat

tanda-tanda perbaikan. Suntikan pada bayi diberikan 50.000 U/KgBB selama 7 hari,

karena bila tidak maka pemberian obat tidak akan efektif. Kadang-kadang perlu

diberikan bersama-sama dengan tetrasiklin infeksi chlamdya yang banyak terjadi

(Ilyas, 2007).

D. Mekanisme Obat

Cendo Xitrol adalah obat tetes mata yang mengandung kombinasi obat kortikosteroid

(deksametason) dan antibiotik (neomisina dan polimisina). Kortikosteroid mempunyai

efek antiinflamasi atau menekan peradangan. Sedangkan neomisina dan polimisina

mempunyai efek antibakterial.

1) Indikasi

a) Infeksi mata yang disebabkan oleh bakteri yang peka terhadap neomisina dan

polimiksina.

b) Blefaritis tidak bernanah.

c) Konjungtivitis tidak bernanah.

d) Skleritis.

Page 10: TUGAS FARMASI.docx

e) Tukak kornea.

f) Keratitis.

2) Kontraindikasi

a) Penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap salah satu komponen obat.

b) Penderita tuberkulosis mata, infeksi mata yang disebabkan jamur dan virus, cacar

air, konjungtivitis akut yang berananah, atau blefaritis akut yang bernanah.

3) Dosis

Dosis yang lazim diberikan adalah 4 – 6 kali sehari 1 – 2 tetes.

4) Efek samping

a) Reaksi hipersensitivitas atau alergi dapat terjadi meskipun jarang.

b) Iritasi mata, rasa terbakar, tersengat, gatal, penurunan ketajaman mata.

c) Katarak subkapsular posterior dan glaukoma pada penggunaan jangka panjang

dan terus menerus.

5) Peringatan dan perhatian

a) Penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau jangka panjang dapat meningkatkan

pertumbuhan mikroorganisme yang resisten.

b) Tidak boleh diberikan untuk iritasi mata yang dicetuskan oleh lensa kontak.

c) Hati-hati pemberian pada ibu hamil atau ibu menyusui.

d) Tidak dianjurkan untuk pengobatan jangka panjang (MIMS, 2008).

E. Resep

R/ cendoxytrol guttae opthalmic fl No.5

∫ 3 dd guttae I ocula dextra

Pro: Tn. T (34 tahun)

1. Ilyas S. Glaukoma dalam ilmu penyakit mata. Ed 3. Cetakan ke 4. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI; 2007

2. MIMS Indonesia: petunjuk konsultasi (2008/2009). Obat mata. Edisi 8. PT.

InfoMaster lisensi dari CMPMedica, pp: 309, 316-321, 322.