tugas etika bisnis

4
Alifa Widiasti Nugroho 125020300111035 Etika Bisnis & Profesi – CD Menurut saya teori etika yang menjadi acuan mayoritas saat ini adalah teori Utilitarianisme. Karena pada era ini manusia menghitung segala sesuatu dengan timbal balik yang dapat diukur dengan angka dan skala. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Menurut saya teori etika ini adalah teori etika yang dapat merepresentasikan pemikiran ekonomis karena manfaat yang dimaksudkan utilitarianisme bisa dihitung sama seperti kita menghitung untung dan rugi atau kredit dan debet dalam konteks bisnis. Sederhananya, tindakan yang baik adalah yang menghasilkan hal yang baik. Sebaliknya, tindakan yang tidak baik adalah yang mendatangkan kerugian tertentu. Kalau yang dipertimbangkan adalah soal baik dan buruk dari suatu tindakan, maka suatu tindakan dinilai baik secara moral kalau mendatangkan lebih banyak manfaat dibandingkan dengan kerugian. Dalam bisnis etika utilitarianisme adalah yang paling cocok, karena dalam menjalankan suatu bisnis faktor-faktor yang harus dilihat pertama kali adalah pelaku bisnis haruslah rasional agar bisnis yang dijalankan tidak menimbulkan suatu masalah akibat ketidakseimbangan manfaat yang didapat oleh kedua belah pihak. Utilitarianisme juga menghargai kebebasan setiap perilaku moral. Hal ini merupakan nilai positif karena setiap orang memiliki hak dan juga tersedia wadah untuk menyumbangkan pendapatnya yang dapat berpengaruh kepada pengambilan keputusan atau tindakan untuk menyelesaikan masalah tanpa meninggalkan penilaian baik atau buruknya kebijaksanaan tersebut. Namun perlu digarisbawahi bahwa manfaat merupakan konsep yang luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan

Upload: lifawn

Post on 18-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas etika bisnis kelas cd

TRANSCRIPT

Alifa Widiasti Nugroho125020300111035Etika Bisnis & Profesi CD

Menurut saya teori etika yang menjadi acuan mayoritas saat ini adalah teori Utilitarianisme. Karena pada era ini manusia menghitung segala sesuatu dengan timbal balik yang dapat diukur dengan angka dan skala. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Menurut saya teori etika ini adalah teori etika yang dapat merepresentasikan pemikiran ekonomis karena manfaat yang dimaksudkan utilitarianisme bisa dihitung sama seperti kita menghitung untung dan rugi atau kredit dan debet dalam konteks bisnis.Sederhananya, tindakan yang baik adalah yang menghasilkan hal yang baik. Sebaliknya, tindakan yang tidak baik adalah yang mendatangkankerugian tertentu. Kalau yang dipertimbangkan adalah soal baik dan buruk dari suatu tindakan, maka suatu tindakandinilai baik secara moral kalau mendatangkan lebih banyak manfaatdibandingkan dengan kerugian.Dalam bisnis etika utilitarianisme adalah yang paling cocok, karena dalam menjalankan suatu bisnis faktor-faktor yang harus dilihat pertama kali adalah pelaku bisnis haruslah rasional agar bisnis yang dijalankan tidak menimbulkan suatu masalah akibat ketidakseimbangan manfaat yang didapat oleh kedua belah pihak. Utilitarianisme juga menghargai kebebasan setiap perilaku moral. Hal ini merupakan nilai positif karena setiap orang memiliki hak dan juga tersedia wadah untuk menyumbangkan pendapatnya yang dapat berpengaruh kepada pengambilan keputusan atau tindakan untuk menyelesaikan masalah tanpa meninggalkan penilaian baik atau buruknya kebijaksanaan tersebut.Namun perlu digarisbawahi bahwa manfaat merupakan konsep yang luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan. Apabila beberapa pendapat dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dlam menentukan prioritas di antaranya. Juga etika utilitarisme tidak menilai baik buruknya suatu tindakan, hanya memperhatikan nilai suatu tindakan itu akan menghasilkan akibat yang baik atau tidak baik. Maka konsep utilitarianisme tidak sesuai dengan prinsip ketuhanan.Contoh bukti etika utilitarianisme mendominasi di kehidupan kita saat ini yaitu dengan keberadaan perusahaan yang aktivitas dan kegiatannya menyangkut hidup masyarakat yakni perusahaan yang memonopoli energi seperti PGN atau Perusahaan Gas Negara. PGN memiliki banyak sekali konsumen di Indonesia yaitu sektor rumah tangga, komersial dan industri. Sehingga dapat dikatakan perusahaan ini bermanfaat bagi banyak orang. Sesuai dengan Slogannya Energy for Life, PGN memperkuat pondasi yang ada dan bertransformasi dari perusahaan transmisi dan distribusi gas bumi menjadi penyedia solusi energi terintegrasi, yang mendorong pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan hidup masyarakat dan industri yang semakin meningkat. PGN ikut serta dalam mengembangkan budaya peduli lingkungan dengan mengadakan program-program seperti program pelestarian dan konservasi lingkungan, program rehabilitasi lingkungan, program penghijauan, program konservasi lingkungan, program hemat kertas, program kampanye lingkungan dan lain-lain. PGN berkomitmen untuk kedepannya akan mengurangi penggunaan emisi karbon / gas rumah kaca dalam kegiatan perusahaan.Seiring meningkatnya kebutuhan energi yang bersih dan terjangkau, PGN terus menggunakan keahlian dan pengalamannya untuk mengamankan sumber energi baru untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang konsumen. Dengan banyaknya perusahaan serupa, maka teori etika utilitarianisme dapat dikatakan mendominasi dalam kegiatan yang menyangkut hajat hidup orang banyak saat ini.Namun menurut saya teori etika utilitarianisme bukanlah teori etika yang paling baik. Setiap umat yang beragama pasti menganut paham ini, agama mengajarkan kita untuk berbuat kebaikan, bukan hanya perihal kepentingan antara manusia dan lingkungan tapi agama pun telah mengatur cara berperilaku kita sehari-hari. Apabila dalam teori etika utilitarianisme berorientasi kepada manfaat saja tetapi tidak memperhatikan cara yang dilakukan untuk mencapai manfaat tersebut, teori etika Deontologi dirasa lebih sempurna karena teori deontologi mengatakan etis atau tidak etisnya suatu tindakan dari hal itu baik karena itu merupakan kewajiban, dan hal itu buruk karena hal itu merupakan larangan baik itu dalam proses ataupun tujuannya. Hak tidak dapat dipisahkan dari kewajiban, bila suatu tindakan merupakan hak bagi seseorang maka tindakan tersebut sekaligus merupakan kewajiban bagi orang lain. Ada hukuman bagi orang yang melanggar, maka teori deontologi adalah cerminan hukum di dunia atas regulasi yang telah dibuat dan tanggung jawab manusia terhadap Tuhan. Namun bukan karena suatu hal adalah bukan kewajiban maka hal tersebut menjadi tidak baik, karena itu Tuhan telah mengatur segala perbuatan manusia yang mana adalah kewajiban atau larangan, dan yang mana diperbolehkan atau tidak. Jika utilitarisme mementingkan konsekuensi perbuatan, sedangkan Deontologi konsekuensi perbuatan tidak berperanan sama sekali. Contohnya dalam kasus petrus ( penembak misterius) dibenarkan atas dasar pemikiran Utilitarisme, tetapi tidak diterima dalam Deontologi karena pembunuhan tidak bisa dibenarkan walaupun konsekuensinya sangat menguntungkan bagi masyarakat. Jika memang seseorang patut dihukum, hal tersebut harus dilakukan menurut prosedur hukum yang resmi.Apabila suatu hal bukanlah kewajiban ataupun larangan tetapi merupakan pilihan, misalnya kita mempunyai pilihan untuk membantu sesama makhluk hidup dan diri kita sendiri seperti berolahraga untuk menjaga kesehatan. Olahraga bukanlah kewajiban tetapi hal itu etis dan sah sah saja karena olahraga memiliki manfaat yang baik. Teori deontology juga menghargai proses, nilai moral dari suatu tindakan tidak tergantung dari tercapai atau tidak tercapainya tujuan, melainkan daripada niat baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu tetaplah dikatakan baik seperti agama mengatakan setitik niat pun pasti akan mendatangkan pahala bagi orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh.