tugas etika arthur andersen

19
Pendahuluan Kode etik yang mengikat semua anggota profesi perlu ditetapkan bersama, tanpa kode etik maka setiap individu dalam satu komunitas akan memiliki sikap atau tingkah laku yang berbeda – beda yang dinilai baik menurut anggapannya sendiri dalam berinteraksi dengan masyarakat atau organisasi lainnya. Tidak dapat dibayangkan betapa kacaunya apabila, setiap orang dibiarkan dengan bebas menentukan mana yang baik dan mana yang buruk menurut kepentingannya masing – masing, atau bila perlu menipu dan berbohong dalam bisnis seperti menjual produk yang tidak memenuhi standar tetap dijual dianggap sebagai hal yang wajar (karena setiap pebisnis selalu menganggap bahwa setiap pebisnis juga melakukan hal yang sama). Atau hal lain seperti setiap orang diberi kebebasan untuk berkendara di sebelah kiri atau kanan sesuai keinginannya. Oleh karena itu nilai etika atau kode etik diperlukan oleh masyarakat, organisasi, bahkan Negara agar semua berjalan dengan tertib, lancar, teratur, dan terukur. Kepercayaan masyarakat dan pemerintah atas hasil kerja auditor ditentukan oleh keahlian, indepedensi serta integritas moral/ kejujuran para auditor dalam menjalankan pekerjaannya. Ketidak percayaan masyarakat terhadap satu atau beberapa auditor dapat merendahkan martabat profesi auditor secara keseluruhan, sehingga dapat merugikan auditor lainnya. Oleh karena itu organisasi auditor

Upload: peggy-anna-theodora-ambarita

Post on 09-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Etika Arthur Andersen

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Etika Arthur Andersen

Pendahuluan

Kode etik yang mengikat semua anggota profesi perlu ditetapkan bersama, tanpa

kode etik maka setiap individu dalam satu komunitas akan memiliki sikap atau tingkah

laku yang berbeda – beda yang dinilai baik menurut anggapannya sendiri dalam

berinteraksi dengan masyarakat atau organisasi lainnya. Tidak dapat dibayangkan

betapa kacaunya apabila, setiap orang dibiarkan dengan bebas menentukan mana yang

baik dan mana yang buruk menurut kepentingannya masing – masing, atau bila perlu

menipu dan berbohong dalam bisnis seperti menjual produk yang tidak memenuhi

standar tetap dijual dianggap sebagai hal yang wajar (karena setiap pebisnis selalu

menganggap bahwa setiap pebisnis juga melakukan hal yang sama). Atau hal lain

seperti setiap orang diberi kebebasan untuk berkendara di sebelah kiri atau kanan sesuai

keinginannya. Oleh karena itu nilai etika atau kode etik diperlukan oleh masyarakat,

organisasi, bahkan Negara agar semua berjalan dengan tertib, lancar, teratur, dan

terukur.

Kepercayaan masyarakat dan pemerintah atas hasil kerja auditor ditentukan oleh

keahlian, indepedensi serta integritas moral/ kejujuran para auditor dalam menjalankan

pekerjaannya. Ketidak percayaan masyarakat terhadap satu atau beberapa auditor dapat

merendahkan martabat profesi auditor secara keseluruhan, sehingga dapat merugikan

auditor lainnya. Oleh karena itu organisasi auditor berkepentingan untuk mempunyai

kode etik yang  dibuat sebagai prinsip moral atau aturan perilaku yang mengatur

hubungan antara auditor dengan klien dan masyarakat. Kode etik atau aturan perilaku

dibuat untuk dipedomani dalam berperilaku atau melaksanakan penugasan sehingga

menumbuhkan kepercayaan dan memelihara citra organisasi di mata masyarakat.

Di dalam KAP sendiri memuat setidaknya ada tiga aturan yang memuat aturan

atau standard – standart dalam aturan auditing yaitu: prinsip etika, aturan etika dan

interpretasi aturan etika. Dan dalam kesempatan ini saya akan mendeskripsikan prinsip

etika yang meliputi delapan butir dalam pernyataan  IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007

(dalam bahasa pemahaman sendiri). 

1. Tanggung Jawab profesi

Dalam melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawabnya sebagai bidang yang ahli dalam

bidangnya atau profesional, setiap auditor harus senantiasa menggunakan pertimbangan

Page 2: Tugas Etika Arthur Andersen

moral dan profesional dalam setiap kegiatan yang dilakukan seperti dalam mengaudit

sampai penyampaian hasil laporan audit.

2. Kepentingan Publik

Profesi akuntan publik memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik

dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja,

pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada

obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara

tertib. Karena tanggung jawab yang dimiliki oleh auditor adalah menjaga kredibilitas

organisasi atau perusahaan.

3. Integritas

Auditor harus memiliki integritas yang tinggi, sama seperti hal dalam kepentingan

publik, auditor adalah peran yang penting dalam organisasi, dalam menjalankan

tanggung jawabnya auditor harus memiliki integritas yang tinggi, tidak mementingkan

kepentingan sendiri tetapi kepentingan bersama atas dasar nilai kejujuran. Sehingga

kepercayaan masyarakat dan pihak – pihak lain memeliki kepercayaan yang tetap.

4. Objektivitas

Setiap auditor harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan

dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan

anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan auditor bersikap adil, tidak memihak, jujur

secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan

atau dibawah pengaruh pihak lain. Akan tetapi, setiap auditor tidak diperbolehkan

memberikan jasa non-assurance kepada kliennya sendiri, karena dapat menimbulkan

tindakan yang dapat melanggar peraturan atau kecurangan.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi

dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan

ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien

atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling

mutakhir. Auditor diharapkan memiliki pengetahuan yang memadai dan sikap yang

konsistensi dalam menjalankan tanggung jawabnya.

Page 3: Tugas Etika Arthur Andersen

6. Kerahasiaan

Setiap auditor harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama

melakukan jasanya dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut

tanpa persetujuan klien atau pihak – pihak yang terkait, kecuali bila ada hak atau

kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.

7. Perilaku Profesional

Setiap auditor harus berperilaku yang konsisten dengan karakter yang dimiliki yang

harus dapat menyesuaikan perilakunya dengan setiap situasi atau keadaan dalam setiap

tanggung jawabnya terhadap klien.

8. Standar Teknis

Setiap auditor harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan

standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,

auditor mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa

selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati auditor adalah standar yang

dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants,

badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

Profil Perusahaan

          Arthur Andersen LPP adalah salah satu firma akuntansi terbesar di Amerika

Serikat yang berdiri sejak 1913 berbasis di Chicago, Illionis, USA yang didirikan oleh

Arthur Andersen dan Clarence Delany. Awal mulanya bernama Andersen, Delany & Co

kemudian pada tahun 1918 mengubah namanya menjadi Arthur Andersen & Co. Selama

perjalanannya perusahan ini memiliki reputasi sebagai kepercayaan, integritas dan etika

yang penting bagi perusahaan yang di bebani auditing secara independen dan

melaporkan laporan-laporan perusahaan publik, dimana akurasi investor tergantung

keputusan investasi.

Di masa-masa awalnya Andersen memiliki standar-standar profesi akuntansi dan

mengembangkan inisiatif-inisiatif baru pada kekuatan-kekuatan integritasnya. Arthur

Andersen pernah menjadi model sebuah karakter teguh hati dan integritas yang

Page 4: Tugas Etika Arthur Andersen

merupakan profesionalitas dalam akuntansi. Tetapi kebangkrutan klien-klien besar

membuka skandal-skandal besar yang membuat firma akuntansi ini tutup.

Kebangkitan

Ketika Leonard Spacek bergabung di tahun 1947, ia mulai mengembangkan jasa

konsultan kepada klien-klien besar. Selama rentang waktu 30 tahunan, bisnis konsultasi

Andersen menjadi lebih menguntungkan daripada usaha aslinya. Di Andersen,

pertumbuhan menjadi prioritas dan penekanannya pada perekrutan dan

mempertahankan klien-klien besar berdampak pada kualitas dan independensi audit.

Fokus pada pertumbuhan ini menghasilkan perubahan yang mendasar pada budaya

perusahaan. Bisnis konsultasi Andersen menjadi yang tercepat pertumbuhannya dan

paling menguntungkan dan paling berkembang pesat di dunia. Banyak yang

meninjaunya sebagai model sukses yang ditiru frima-firma lainnya. Tetapi model ini

menjadikan Securities and Exchange Commission (SEC) memberikan peringatan

berkaitan independensi auditing. Ketua SEC yang prihatin akan hal ini menyarankan

aturan-aturan baru untuk membatasi layanan di luar audit. Tetapi saran ini ditolak

Andersen.

Tahun 1999 Andersen memisahkan fungsi akuntansi dan konsultasi. Namun

seringkali strategi ini menjadikan persaingan di antara kedua unit yang cenderung

melemahkan dan memicu kerahasiaan dan keegoisan. Komunikasi menjadi merosot,

merintangi kemampuan perusahaan untuk tanggap dan bekerja efektif menghadapi

krisis. Dengan pendapatan yang berkembang, unit konsultasi menuntut kompensasi dan

pengakuan yang lebih besar. Perselisihan yang meruncing ini menjadikan pertikaian.

Tahun 2000 dalam pengadilan arbitrase, hakim memutuskan bahwa konsultan Andersen

bisa memisahkan diri dan bekerja secara efektif. Perusahaan konsultasi berubah

namanya menjadi Accenture. Pada Januari 2001, Andersen mengangkat Joseph

Berardino sebagai CEO baru dalam auditing. Tugas pertamanya adalah melacak

perusahaan yang lebih kecil melalui sejumlah tuntutan hukum yang sudah ada.

Andersen membayar amat mahal untuk tuntutan-tuntutan ini. Tahun berikutnya, banyak

perusahaan klien Andersen meninjau ulang hubungannya dengan Andersen. Bagian

selanjutnya adalah menjabarkan segelintir kasus yang membuat keruntuhan Andersen.

Page 5: Tugas Etika Arthur Andersen

Permasalahan - Keruntuhan

BFA

Skandal Baptist Foundation of Arizona (BFA) menjadi kebangkrutan terbesar

perusahaan amal nirlaba dalam sejarah AS, dimana Andersen bertindak sebagai

auditornya. Mereka dianggap menipu investor sebesar $570 juta. BFA didirikan untuk

menghimpun dana dan mengelola gereja di Arizona. Lembaga ini bekerja seperti bank,

membayar bunga deposito yang digunakan sebagian besar untuk berinvestasi di Arizona

real estate. Ini merupakan investasi yang lebih spekulatif daripada apa yang dilakukan

lembaga pembaptis lainnya.

Masalah dimulai ketika pasar real estate mengalami penurunan, dan manajemen dituntut

untuk menghasilkan keuntungan. Karenanya, pengurus yayasan diduga

menyembunyikan kerugian  dari investor sejak 1986  dengan menjual beberapa properti

dengan harga tinggi kepada entitas-entitas yang telah meminjam uang dari ayyasan yang

tak mungkin membayar properti kecuali kondisi pasar real estate berbalik. Dalam

dokumen pengadilan apa yang disebut dengan “skema Ponzi” setelah kasus peniupuan

yang terkenal, pejabat yayasan diduga mengambil uang dari investor baru untuk

membayar investor yang sudah ada untuk menjaga arus kas. Sementara itu, pejabat

puncak menerima gaji. Skema ini akhirnya terurai, mengarah pada investigasi kriminal

dan tuntutan terhadap BFA dan Andersen. Akhirnya, yayasan mengajukan petisi Bab 11

mengenai perlindungan kebangkrutan pada tahun 1999.

Gugatan investor terhadap Andersen menuduh perusahaan ini melakukan

pemalsuan dan menyesatkan laporan keuangan BFA. Dala sebuah pernyataannya di

tahun 2000, Andersen merespon rasa simpatinya kepada BFA tetapi membela

keakuratan dengan opininya tentang audit. Namun setelah dua tahun penyelidikan,

laporan menunjukkan bahwa Andersen sudah diperingatkan kemungkinan kegiatan

penipuan oleh beberapa karyawan BFA, yang akhirnya perusahaan setuju untuk

membayar $217 juta untuk menyelesaikan gugatan dengan pemegang saham pada taun

2002.

Page 6: Tugas Etika Arthur Andersen

Sunbeam

Masalah Andersen dengan Sunbeam bermula dari kegagalan audit yang

membuat kesalahan serius pada akuntansinya yang akhirnya menghasilkan tuntutan

class action dari investor Sunbeam. Baik dari gugatan hukum dan perintah sipil yang

diajukan SEC menuduh Sunbeam membesar-besarkan penghasilan melaului strategi

penipuan akuntansi, seperti pendapatan “cookie jar”, recording revenue on contingent

sales, dan mempercepat penjualan dari periode selanjutnya ke kuartal masa kini.

Perusahaan juga dituduh melakukan hal yang tidak benar melakukan transaksi “bill-and-

hold”, dimana menggembungkan pesanan bulan depan dari pengiriman sebenarnya dan

tagihannya.

Akibatnya, Sunbeam dipaksa meyatakan kembali laporan keuangan selama

enam kuartal. SEC juga menuduh Arthur Andersen. Pada 2001, Sunbeam mengajukan

petisi kepada Pengadilan kepailitan AS Distrik Selatan New York dengan Bab 11 Judul

11 tentang aturan kebangkrutan. Agustus 2002, pengadilan memutuskan pembayaran

sebesar $141 juta. Andersen setuju membayar $110 juta untuk menyeleaikan klaim

tanpa mengakui kesalahan dan tanggung jawab. Sunbeam mengalami kerugian

pemegang saham sebesar $4,4 miliar dan kehilangan ribuan karyawannya. Sunbeam

terbebas dari kebangkrutan.

Waste Management

Andersen juga terlibat dalam pengadilan atas data akuntansi yang dipertanyakan

mengenai pendapatan yang berlebih sebesar $1,4 miliar dari Waste Management.

Gugatan diajukan oleh SEC atas penipuan laporan keuangan selama lebih dari lima

tahun. Menurut SEC, Waste Management membayar jasa audit kepada Andersen, yang

menyarankan bahwa bisa memperoleh biaya tambahan melalui “tugas khusus”.

Awalnya Andersen mengidentifikasi praktek-praktek akuntansi yang tidak tepat dan

disajikan kepada Waste Management. Namun pimpinan Waste Management menolak

mengkoreksi. Hal ini dilihat oleh SEC sebagai upaya menutupi penipuan masa lalu

untuk melakukan penipuan masa depan. Hasilnya, Andersen harus membayar $220 juta

ke pemegang saham Waste Management dan $7 juta ke SEC. Andersen dipaksa untuk

melakukan perjanjian untuk tidak melakukan laporan palsu di masa mendatang atau izin

Page 7: Tugas Etika Arthur Andersen

usahanya akan dicabut – suatu persetujuan yang kemudian memutuskan hubungannya

dengan Enron.

Enron

Bulan Oktober 2001, SEC mengumumkan investigasi akuntansi Enron, salah

satu klien terbesar Andersen. Dengan Enron, Andersen mampu membuat 80 persen

perusahaan minyak dan gas menjadi kliennya. Namun, pada November 2001 harus

mengalami kerugian sebesar $586 juta. Dalam sebulan, Enron bangkrut.

Departemen Kehakiman AS menmulai melakukan penyelidikan kriminal pada 2002

yang mendorong Andersen dan kliennya runtuh. Perusahaan audit akhirnya mengakui

telah menghancurkan dokumen yang berkaitan dengan audit Enron yang menghambat

putusan. Atas kasus itu, Nancy Temple, pengacara Andersen meminta perlindungan

Amandemen Kelima yang dengan demikian tidak memiliki saksi. Banyak pihak yang

menamainya sebagai “bujukan koruptif” yang menyesatkan. Dia menginstruksikan

David Duncan, supervisor Andersen dalam pengawasan rekening Enron, untuk

menghapus namanya dari memo yang bisa memberatkannya.

Pada Juni 2005, pengadilan memutuskan Andersen bersalah menghambat

peradilan, menjadikannya perusahaan akuntan pertama yang dipidana. Perusahaan

setuju untuk menghentikan auditing publik  pada 31 Agustus 2002, yang pada

prinsipnya mematikan bisnisnya.

Perusahaan Telekomunikasi

Sayangnya, tuduhan penipuan tidak berakhir pada kasus Enron. Berita segera

muncul ketika WorldCom, klien terbesar Andersen, memiliki penyimpangan sebesar

$3,9 miliar. Harga sahamnya kemudian jatuh dan investor melayangkan serangkaian

tuntutan hukum yang mengirim WorldCOm ke Pengadilan Kepailitan. Andersen

menyalahkan WorldCom dan bersikeras bahwa penyimpangan tidak pernah

diungkapkan kepada auditor dan bahwa ia telah memenuhi standar SEC dalam auditnya.

WorldCOm balik menuduh Andersen karena gagal menemukan penyimpangan yang

ada. Selama kasus Enron dan WorldCOm berlanjut, banyak perusahaan-perusahaan

lainnya dituduh melakukan penyimpangan akuntansi.

Page 8: Tugas Etika Arthur Andersen

Pembahasan

Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang

melakukan kecurangan, menipulasi, korupsi dan sebangsanya (prilaku tidak etis), yaitu

opportunity; pressure; dan rationalization. Ketiga hal tersebut akan dapat kita hindari

melalui meningkatkan moral, akhlak, etika, perilaku, dan lain sebagainya, karena kita

meyakini bahwa tindakan yang bermoral akan memberikan implikasi terhadap

kepercayaan publik (public trust).

Studi empirik Weisen Born, Noris tahun 1997, (dalam Zabihollah : 2002),

terhadap 30 perusahaan di Amerika Serikat yang memiliki indikasi sering melakukan

kecurangan, dari hasil penelitian teridentifikasi faktor penyebab kecurangan tersebut

diantaranya dilatarbelakangi oleh sikap tidak etis, tidak jujur, karakter moral yang

rendah, dominasi kepercayaan, dan lemahnya pengendalian. Faktor tersebut adalah

merupakan prilaku tidak etis yang sangat bertentangan dengan good corporate

governance philosofy yang membahayakan terhadap business going cocern. Begitu pula

praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi

negatif bagi banyak pihak.Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor

Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya

dalam saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya (social impact).

Milyaran dolar kekayaan investor terhapus seketika dengan meluncurnya harga saham

berbagai perusahaaan di bursa efek.

Jika dilihat dari Agency Theory, Andersen sebagai KAP telah menciderai

kepercayaan dari pihak stock holder atau principal untuk memberikan suatu fairrness

information mengenai pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban amanah

dari principal. Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara

rasional untuk kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan

etika bisnis yang sehat. Lalu apa yang dituai oleh Enron dan KAP Andersen dari sebuah

ketidak jujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis? adalah hutang dan

sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses

peradilan dan tuntutan hukum. Artinya secara kasat mata kasus Enron (baik manajemen

Enron maupun KAP Andersen) telah melakukan mal practice jika dilihat dari etika

bisnis dan profesi akuntan antara lain :

Page 9: Tugas Etika Arthur Andersen

1.  Adanya praktik discrimination of information/unfair discrimination, melalui

suburnya praktik insider trading, dimana hal ini sangat diketahui oleh Board of Director

Enron, dengan demikian dalam praktik bisnis di Enron sarat dengan collusion. Kondisi

ini diperkuat oleh Bussines Round Table (BRT), pada tanggal 16 Pebruari 2002

menyatakan bahwa : (a). Tindakan dan perilaku yang tidak sehat dari manajemen Enron

berperan besar dari kebangkrutan perusahaan; (b). Telah terjadi pelanggaran terhadap

norma etika corporate governance dan corporate responsibility oleh manajemen

perusahaan; (c). Perilaku manajemen Enron merupakan pelanggaran besar-besaran

terhadap kepercayaan yang diberikan kepada perusahaan.

2.  Adanya Deception Information, yang dilakukan pihak manajemen Enron maupun

KAP Arthur Andersen, mereka mengetahui tentang praktek akuntansi dan bisnis yang

tidak sehat. Tetapi demi trust dari investor dan publik kedua belah pihak merekayasa

laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi hancur

berantakan.Bahkan CEO Enron saat menjelang kebangkrutannya masih tetap

melakukan Deception dengan menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan

memberikan prospek yang sangat baik. KAP Andersen tidak mau mengungkapkan apa

sebenarnya terjadi dengan Enron, bahkan awal tahun 2001 berdasarkan hasil evaluasi

Enron tetap dipertahankan, hal ini dimungkinkan adanya coercion atau bribery, karena

pihak Gedung Putih termasuk Wakil Presiden Amerika Serikat juga di indikasikan

terlibat dalam kasus Enron ini.

3.  Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik- The big six- yang melakukan

Audit terhadap laporan keuangan Enron Corp. tidak hanya melakukan manipulasi

laporan keuangan Enron, KAP Andersen telah melakuklan tindakan yang tidak etis

dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan kasus

Enron. Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai

mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun

penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini

dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur.

Disini Andersen telah ingkar dari sikap profesionallisme sebagai akuntan independen

dengan melakukan tindakan knowingly and recklessly yaitu menerbitkan laporan audit

yang salah dan meyesatkan (deception of information).

Page 10: Tugas Etika Arthur Andersen

Bukti bahwa budaya perusahaan Andersen berkontribusi terhadap kejatuhan

perusahaan

Ada beberapa poin yang membuktikan bahwa budaya perusahaan berkontribusi

terhadap kejatuhan perusahaan, diantaranya:

•Pertumbuhan perusahaan dijadikan prioritas utama dan menekankan pada perekrutran

dan mempertahankan klien-klien besar, namun mutu dan independensi audit

dikorbankan.

•Standar-standar profesi akuntansi dan integritas yang menjadi contoh perusahaan-

perusahaan lainnya luntur seiring motivasi meraup keuntungan yang lebih besar.

•Perusahaan terlalu fokus terhadap pertumbuhan, sehingga tanpa sadar menghasilkan

perubahan mendasar dalam budaya perusahaan. Perubahan sikap lebih memprioritaskan

mendapatkan bisnis konsultasi yang memiliki pertumbuhan keuntungan lebih besar

lebih tinggi dibanding menyediakan layanan auditing yang obyektif yang merupakan

dasar dari awal mula berdirinya Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen. Pada akhirnya

ini menggiring pada kehancuran perusahaan.

•Andersen menjadi membatasi pengawasan terhadap tim audit akibat kurangnya check

and balances yang bisa terlihat ketika tim audit telah menyimpang dari kebijakan

semula.

•Sikap Arthur Andersen yang memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron

mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan.

Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi

kasus ini dianggap melanggar hokum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen

hancur. Akibatnya, banyak klien Andersen yang memutuskan hubungan dan Arthur

Andersen pun ditutup.

Page 11: Tugas Etika Arthur Andersen

Kesimpulan

         Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa KAP Arthur Andersen sudah

melanggar kode etik yang seharusntya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya

dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan

keuntungan bagi perusahaan seperti misalnya pada kasus enron, tetapi akhirnya dapat

menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan enron dan KAP Arthur Andersen.

Dalam kasus ini KAP yang seharusnya bersikap independen, tidak dilakukan oleh AA.

Karena perbuatan tersebut, kedua-duanya menuai kehancuran dimana enron bangkrut

dengan meninggalkan hutang millayaran dollar. Sedangkan KAP AA sendiri kehilangan

keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga

berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP yang bersangkutan dimana mereka

menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini.

KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi

independensi, dan profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan

ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat diantaranya melalui

Deception, discrimination of information, coercion, bribery. Akhirnya KAP Andersen di

tutup disamping harus mempertanggungjawabkan tindakannya secara hukum

Sumber :

https://en.wikipedia.org/wiki/Arthur_Andersen

https://uwiiii.wordpress.com/2009/11/14/kasus-enron-dan-kap-arthur-andersen/

http://the-johan.blogspot.co.id/2008/10/tragedi-enron-corporation.html

http://livemodestly.tumblr.com/post/10731316310/masalah-independensi-pada-kap-

arthur-andersen

https://vandave.wordpress.com/kode-etik-akuntan-publik/

Page 12: Tugas Etika Arthur Andersen

Etika Profesi Dan Tata Kelola Korporat

Tugas Individu

Studi Kasus Etika

Pada KAP Arthur Andersen

Disusun oleh :

Peggy Anna Theodora Ambarita

(PPAk-0118-13)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015