tugas essay po

9
TUGAS MATA KULIAH PERILAKU ORGANISASI PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PENCAPAIAN TUJUAN Disusun Oleh : Daisy Tisnadjaja F0312037 JURUSAN/ PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Upload: daisy-tisnadjaja

Post on 11-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

analisa film the theory of everything dengan teori-teori di mata kuliah perilaku organisasa

TRANSCRIPT

TUGAS MATA KULIAH

PERILAKU ORGANISASIPENGARUH MOTIVASI TERHADAP PENCAPAIAN TUJUAN

Disusun Oleh :Daisy Tisnadjaja

F0312037JURUSAN/ PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PENCAPAIAN TUJUAN1. Latar Belakang

Saya mengangkat permasalahan yang ada pada film berjudul The Theory of Everything. Film ini menceritakan kisah perjuangan Stephen Hawkins, salah seorang ahli fisika teoritis terkenal di dunia yang mengalami kelumpuhan pada masa mudanya hingga ia terduduk dikursi roda dan hanya bisa menggerakan jari dan kepalanya. Namun dengan keadaan yang seperti itu dia terus mempelajari fisika dan memberikan sumbangsih yang besar pada dunia ilmiah. Ia dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama karena teori-teorinya mengenai teori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan radiasi Hawking. Salah satu tulisannya adalah A Brief History of Time, yang tercantum dalam daftar bestseller di Sunday Times London selama 237 minggu berturut-turut.

Masalah yang saya ingin angkat pada essay ini adalah teori motivasi apa yang dapat menggambarkan fenomena yang terjadi pada kehidupan Stephen Hawkins. Apakah teori motivasi yang dijelaskan pada buku Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge-Organizational Behavior-Prentice Hall (2012) pada bab tujuh dapat menggambarkan teori motivasi yang cocok untuk kasus diatas. Bagaimana seorang Stephen Hawkins dapat bangkit dari keterpurukan dan keputus asaan karena penyakit yang ia derita. Adakah peran-peran eksternal yang membantu dia untuk terus berusaha dan terus berkarya di bidang ilmiah.Dalam tulisan ini, pertama latar belakang yang berisi deskripsi singkat kasus dan permasalahan yang ingin dijawab. Kedua, dasar teori yang berisi teori atau konsep secara ringkas yang relevan guna menjelaskan permasalahan dalam kasus. Ketiga, diskusi dan analisis yang berisi peran teori atau konsep yang dipilih dalam menguraikan masalah yang teridentifikasi dari kasus. Keempat, kesimpulan dan implikasi yang berisi poin-poin penting penyelesaian masalah yang telah diungkap dan jawaban atas pertanyaan yang teridentifikasi di awal. Terakhir, referensi yang berisi sumber-sumber pendukung dalam penulisan essay ini.2. Dasar Teori

Konsep motivasi, motivasi didefinisikan sebagai proses yang menjelaskan intensitas individu, arah, dan ketekunan usaha untuk mencapai tujuan. Intensitas menggambarkan seberapa keras seseorang mencoba.

Motivasi memiliki dimensi ketekunan. Ini mengukur berapa lama seseorang dapat mempertahankan usaha. Individu termotivasi bertahan dengan tugas cukup lama untuk mencapai tujuan mereka.

Teori Self-concordance, menganggap seberapa kuat alasan seseorang untuk mengejar tujuan yang konsisten dengan kepentingan mereka dan nilai inti. Jika individu mengejar tujuan karena minat intrinsik, mereka lebih cenderung untuk mencapai tujuan mereka dan senang bahkan jika mereka tidak.

Teori Goal-Setting. Seseorang termotivasi oleh tujuan sulit, karena:1. Tujuan menantang mendapatkan perhatian kita dan dengan demikian cenderung untuk membantu kami fokus.

2. Tujuan yang sulit memberikan energi karena kita harus bekerja lebih keras untuk mencapai mereka.

3. Ketika tujuan ini adalah sulit, orang bertahan dalam mencoba untuk mencapai mereka.

4. Tujuan sulit membawa kita untuk menemukan strategi yang membantu kita melakukan pekerjaan atau tugas yang lebih efektif.

Teori self-efficacy mengacu pada keyakinan individu bahwa ia mampu melakukan tugas. Semakin tinggi self-efficacy anda, semakin anda miliki percaya diri dalam kemampuan anda untuk sukses. Jadi, dalam situasi sulit, orang-orang dengan self-efficacy rendah lebih cenderung untuk mengurangi usaha mereka atau menyerah sama sekali, sementara mereka dengan self-efficacy tinggi akan berusaha lebih keras untuk menguasai tantangan.

Peneliti yang mengembangkan teori self-efficacy, Albert Bandura, mengusulkan empat cara self-efficacy dapat ditingkatkan:

1. Enactive mastery.2. Vicarious modeling.3. Verbal persuasion.4. Arousal.Menurut Bandura, sumber yang paling penting untuk meningkatkan self-efficacy adalah penguasaan pengalaman langsung, yaitu mendapatkan pengalaman yang relevan dengan tugas atau pekerjaan. Jika anda sudah bisa melakukan pekerjaan dengan sukses di masa lalu, anda lebih percaya diri dan akan dapat melakukannya di masa depan. Sumber kedua adalah model pengganti menjadi lebih percaya diri karena anda melihat orang lain melakukan tugas. Sumber ketiga adalah persuasi lisan: menjadi lebih percaya diri karena seseorang meyakinkan anda bahwa anda memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menjadi sukses. Akhirnya, Bandura berpendapat bahwa rangsangan meningkatkan self-efficacy. Rangsangan mengarah ke keadaan energi, sehingga orang tersebut akan "psyched up" dan melakukan yang lebih baik. Tetapi jika tugas memerlukan perspektif yang stabil, yang lebih lower-key (misalnya, hati-hati mengedit naskah), rangsangan mungkin sebenarnya menyakiti kinerja. (Stephen P. Robbins, Timothy A. 2013)3. Diskusi dan AnalisiBila diuraikan dari sisi teori yang sudah dijabarkan pada bab dasar teori, pertama yaitu teori motivasi. Pada film ini terlihat bahwa Stephen Hawkins sangat berkerja keras dalam menemukan satu persamaan yang dapat menjelaskan segala hal di jagat raya ini hingga iya menjadi atheis dan beranggapan bahwa kosmologi adalah agamanya (03:28-04:14). Yang membuat Stephen sangat bersemangat menjadi kosmolog adalah bahwa dia memang sangat berkopeten di bidangnya, dia memiliki hal luar biasa yang bahkan orang lain tidak pernah pikirkan sebelumnya. Hal itu dijabarkan pada menit 08:23 hingga 11:51. Stephen mendapatkan berita buruk tentang penyakit syaraf motorik yang dideritanya (25:46-27:01) ia diprediksi hanya memiliki sisa umur dua tahun oleh sang dokter. Walaupun ia dikatakan akan lumpuh, ia tetap mengkhawatirkan otaknya, pemikirannya selama ini tentang jagad raya. Dokter mengatakan tidak aka nada yang berubah pada otaknya, tetapi tidak ada yang tahu selama ini apa isi dari pemikiran Stephen. Apabila kita lihat disini self-efficacy yang dimiliki Stephen menurun sangat jauh, ia menjadi berdiam diri dan menjauhi dunia luar. Untuk meningkatkan self-efficacy, Albert Bandura mengusulkan empat cara. Menurut analisa saya cara yang diterapkan pada film ini adalah verbal persuasion, dimana teman dekat wanita Stephen memberikan dorongan dan meyakininya bahwa ia mampu dan sanggup untuk terus mengejar tujuannya. Walaupun berhasil, dalam perjalananya ia mengalami self-efficacy yang tidak stabil. Ia membutuhkan verbal persuasion yang terus menerus untuk menjaganya dari depresi dan rasa putus asa. Bandura berpendapat bahwa rangsangan meningkatkan self-efficacy. Rangsangan mengarah ke keadaan energi, sehingga orang tersebut akan "psyched up" dan melakukan yang lebih baik. Sajauh ini dimensi ketekunan yang dimiliki Stephen adalah sangat tinggi, dimana ia terus mempertahankan keinginannya yaitu menemukan satu persamaan yang sederhana untuk menjelaskan jagad raya. Walaupun tidak stabil pada awal, tetapi Stephen tetap melanjutkannya dan mulai stabil pada bagian tengah menuju akhir.

Permasalahan baru mucul, (54:27-01:10:00) istri Stephen mengalami kejenuhan dalam merawat suaminya. Ia merasa lelah dan stress karena merewat suaminya seorang diri dengan dua anak dan pekerjaannya dibidang sastra yang terganggu. Disini dapat dilihat bahwa istri Stephen mulai kehilangan kehidupannya, selama beberapa tahun hidupnya diisi untuk merawat dan mendampingi Stephen. Ia akirnya memutuskan untuk meminta bantuan orang lain untuk membantu merawat Stephen dan anak-anaknya. Pada (1:22:59-1:28:17) menjelaskan bahwa Stephen terkena radang paru-paru, ia masih bertahan hidup karena terhubung dengan life-support machine. Dokter menawarkan untuk melepaskan ventilatornya dan merelakan Stephen, tetapi istri Stephen bersikeras untuk menyelamatkan Stephen dengan cara apapun meski Stephen kehilangan kemampuannya untuk berbicasa karena tindakan trakeotomi. Walaupun begitu Stpehen mendapatkan bantuan dari alat untuk membantunya menyampaikan pikirnnya, yaitu dengan kursi roda yang dilengkapi dengan layar yang dapat menuliskan teks dan menyuarakannya. Stephen memutuskan untuk menulis sebuah buku tentang waktu, ia ingin apa yang dipikirkannya selama ini dapat dibaca dan dipahami oleh orang banyak (1:36:20)Teori Goal-Setting mengatakan bahwa seseorang termotivasi oleh tujuan yang sulit. Saya merasa setuju akan hal ini, tercermin pada permasahan yang kita angkat pada film ini. Seorang Stephen Hawkins yang ingin pemikirannya tentang jagad raya tersampaikan kepada orang banyak akhirnya tecapai, walaupun pada awalnya itu dirasa mustahil dengan sisa waktu yang dikatakan dokter, yaitu dua tahun. Tetapi ia membuktikan bahwa ia dapat terus bertahan, menghasilkan karya-karya baru dibidang teori fisika yang ia senangi. Menjadikan hal yang dipandang tidak mungkin oleh orang lain menjadi mungkin untuk dilakukan.

4. Kesimpulan dan Implikasi Keberhasilan Stephen Hawkins bangkit dari keterpurukan yang diakibatkan oleh penyakit syaraf mooriknya berasal dari dorongan orang-orang terdekatnya. Hingga Stephen dapat terus yakin bahwa ia dapat mencapai tujuannya. Motivasi dari dalam diri pun tetap diperlukan, karena tidak selamanya orang lain akan terus memberikan motivasi untuk kita. Ketika orang lain berhenti memberikan kita motivasi, kita tetap mampu untuk memotivasi, meyakinkan diri kita sendiri bahwa kita bisa melakukanya.

Kita sebagai manusia sosial selalu membuthkan bantuan orang lain, maka janganlah merasa sungkan meminta bantuan orang lain selama itu akan menghasikan manfaat dan mengarahkan kia kea rah yang lebih baik. Tetapkanlah tujuan setinggi mungkin, karena saat tujuan itu berhasil tercapai kita akan menyadari seberapa jauh kita dapat terus berkembang dan menggapainya. Kita akan lebih bekerja keras dan mengeluarkan segenap kemampuan kita untuk mencapainya.

Teori motivasi yang telah dijabarkan pada bab dua relevan dengan permasalahan yang ada pada film ini.

5. ReferensiFilm The Theory of Everyting

http://id.wikipedia.org/wiki/Stephen_HawkingRobbins, Stephen P., Judge, Timothy A. 2013. Organization Behavior. Pearson Prentice Hall