tugas ergo beban kerja statis dan dinamis

23
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya karyawan bagian kasir mengalami keluhan nyeri

Upload: tri-utari

Post on 29-Nov-2015

627 views

Category:

Documents


30 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Ergo Beban Kerja Statis Dan Dinamis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya karyawan bagian

kasir mengalami keluhan nyeri pungung sebanyak 12 orang (70,6%),

Page 2: Tugas Ergo Beban Kerja Statis Dan Dinamis

gangguan pada leher sebanyak 14 orang (70,0%), nyeri bahu sebanyak 10

orang (50%), nyeri siku 2 orang (10,0%), dan tidak ada bengkak pada

tangan.

Pada tenaga kasir, umumnya adalah perempuan (90,0%) hal ini

diseabkan dalam ketelitian menghitung uang biasanya lebih teliti

perempuan dibanding laki-laki, sedangkan dari umur umumnya antara 21-

25 tahun.

Adanya keluhan nyeri pungung pada kasir disebabkan posisi saat

bekerja yang mengharuskan berdiri sehingga otot-otot akan mengalami

kelelahan. Ada juga kasir yang melayani pembeli dengan duduk, namun

posisi ini juga akan menyebabkan keluhan nyeri punggung maupun leher

karena sikapnya akan monoton.

Keluhan low back pain paling sering mereka rasakan setelah

bekerja sekitar 2 – 3 jam, ada juga yang merasakan ketika melayani.

Page 3: Tugas Ergo Beban Kerja Statis Dan Dinamis
Page 4: Tugas Ergo Beban Kerja Statis Dan Dinamis

PEKERJA PEMECAH BATU

Musculoskeletal Disorders (MSDs) atau cedera pada sistem muskuloskeletal

terjadi apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang

lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen

dan tendon. Pekerja pemecah batu split merupakan aktivitas menghancurkan batu

secara manual yang dilakukan oleh para pekerja. Gerakan tangan berulang-ulang

dengan tenaga maksimum, frekuensi yang cukup tinggi (terus-menerus), lama

kerja yang melebihi waktu normal kerja dan postur kerja yang tidak ergonomis

dapat menimbulkan risiko gangguan pada kesehatan khususnya keluhan pada

muskuloskeletal tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

karakteristik individu (jenis kelamin, umur, masa kerja, kebiasaan merokok)

terhadap gangguan musculoskeletal pada pekerja pemecah batu split di Desa

Puasana Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2013.

Penelitian dilakukan pada bulan Maret – April 2013. Jenis penelitian ini

menggunakan survei analitik dengan rancangan Cross Sectional Study. Sampel

pada penelitian ini yaitu masyarakat yang pemecah batu split yang beresiko

terkena Gangguan Musculoskeletal dengan teknik pengambilan sampel non

random sampling (Non probability) dengan menggunakan metode accidental yaitu

Page 5: Tugas Ergo Beban Kerja Statis Dan Dinamis

dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau

tersedia sebanyak 30 pekerja pemecah batu split. Instrumen penelitian yang

digunakan adalah kuesioner data responden dan kuesioner Nordic Body Map

(NBM). Berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan ada

hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan gangguan

Musculoskeletal.

Kerja Otot Statis dan Dinamis

Kerja otot statis adalah kerja otot yang tidak bergerak atau dengan kata lain

otot hanya diam. Biasanya kerja otot statis akan lebih cepat mengalami kelelahan

dibandingkan dengan kerja otot dinamis. Walaupun demikian kerja otot stasis

tidak bisa di hilangkan dalam melakukan suatu pekerjaan. Sesuatu hal yang tidak

mungkin dalam melakukan pekerjaan semua bagian tubuh operator mengalami

kerja otot statis. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu di adakan penelitian

tentang perbandingan berapa lama waktu kerja otot statis dilakukan dibandingkan

dengan kerja otot dinamis. Sebagai contoh seorang satpam yang harus menjaga

pintu selama beberapa jam tanpa bisa duduk. Tentu otot kakinya akan merasa

kelelahan dengan kerja otot statis seperti itu. Untuk mengatasinya perlu dibuat

jadwal dimana satpam tersebut bisa berkeliling sehingga otot kakinya yang

tadinya statis bisa kembali rileks. Dan untuk kerja otot dinamis, perlu dilakukan

juga penelitian terhadap otot yang terus bergerak tanpa henti.

Efek Kerja Otot Statis dan Dinamis

Efek kerja otot statis adalah otot yang digunakan dalam keadaan diam

sehingga akan terjadi penumpukan asam laktat lebih cepat dibandingkan dengan

kerja otot dinamis, sehingga pekerja akan lebih cepat mengalami kelelahan.

Ketika pekerja cepat merasa lelah meka pekerjaan atau produktivitasnya akan

mengalami penurunan. Sebagai contoh seorang tukang cat yang sedang

Page 6: Tugas Ergo Beban Kerja Statis Dan Dinamis

melakukan pekerjaanya pada saat berdiri, akan mengalami kelelahan pada kedua

otot kakinya.

Efek kerja otot dinamis sebenarnya sangat baik karena tidak menyebabkan

kelelehan pada saat bekerja. Tidak seperti kerja otot statis yang menyebabkan

kelelahan pada pekerja saat bekerja, kerja otot dinamis sangat dianjurkan dalam

melakukan setiap gerakan dan postur kerja. Karena pada saat bekerja, otot si

pekerja akan mengalami relaksasi, sehingga menyebabkan si pekerja tidak cepat

merasakan kelelahan pada saat bekerja dan produktivitasnya tidak akan

mengalami penurunan.

Musculoskeletal

Musculoskeletal adalah risiko kerja mengenai gangguan otot yng

disebabkan oleh kesalahan postur kerja dalam melakukan suatu aktivitas kerja.

Keluhan musculoskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang

dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit.

Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama,

akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan

tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan

keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) atau cedera pada sistem

muskuloskeletal.

Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot

menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang

apabila pembebanan dihentikan.

2. Keluhan menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap.

Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot

masih terus berlanjut.

Page 7: Tugas Ergo Beban Kerja Statis Dan Dinamis

Studi tentang MSDs pada berbagai jenis industri telah banyak dilakukan dan

hasil studi menunjukkan bahwa bagian otot yang sering dikeluhkan adalah otot

rangka (skeletal) yang meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, jari, punggung,

pinggang dan otot-otot bagian bawah. Diantara keluhan otot skeletal tersebut,

yang banyak dialami oleh pekerja adalah otot bagian pinggang (Low Back Pain =

LBP). Laporan dari The Bureau of Labour Statistics (LBS) Departemen Tenaga

Kerja Amerika Serikat yang dipublikasikan pada tahun 1982 menunjukkan bahwa

hampir 20% biaya kompensasi yang dikeluarkan sehubungan dengan adanya

keluhan/sakit pinggang. Besarnya biaya kompensasi yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan secara pasti belum diketahui. Namun demikian, hasil estimasi yang

dipublikasikan oleh NIOSH menunjukkan bahwa biaya kompensasi untuk keluhan

otot skeletal sudah mencapai 13 milyar US dolar setiap tahun. Biaya tersebut

merupakan yang terbesar bila dibandingkan dengan biaya kompensasi untuk

keluhan/sakit akibat kerja lainnya. Sementara itu National Safety Council

melaporkan bahwa sakit akibat kerja yang frekuensi kejadiannya paling tinggi

adalah sakit punggung, yaitu 22% dari 1.700.000 kasus.

Keluhan otot skeletal pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang

berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi

pembebanan yang panjang. Sebaliknya, keluhan otot kemungkinan tidak terjadi

apabila kontraksi otot hanya berkisar antara 15-20% dari kekuatan otot

maksimum. Namun apabila kontraksi otot melebihi 20%, maka peredaran darah

ke otot berkurang menurut tingkat kontraksi yang dipengaruhi oleh besarnya

tenaga yang diperlukan. Suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme

karbohidrat terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan asam laktat yang

menyebabkan timbulnya rasa nyeri otot.

Peter Vi (2000) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat

menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal, diantaranya yaitu:

1. Peregangan otot yang berlebihan (over exertion), pada umunya sering

dikeluhkan oleh pekerja dimana aktifitas kerjanya menuntut pengerahan

Page 8: Tugas Ergo Beban Kerja Statis Dan Dinamis

tenaga yang besar seperti aktifitas mengangkat, mendorong, menarik dan

menahan beban yang berat. Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena

pengerahan tenaga yang diperlukan melampaui kekuatan optimum otot.

Apabila hal serupa sering dilakukan, maka dapat mempertinggi risiko

terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot

skeletal.

2. Aktifitas berulang, yaitu pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus seperti

pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkat-angkut dan sebagainya.

Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara

terus menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi.

3. Sikap kerja tidak alamiah, yaitu sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian-

bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamih, misalnya pergerakan tangan

terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat, dan sebagainya.

Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin

tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja tidak alamiah

ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun

kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja.

4. Faktor penyebab sekunder, yaitu:

a. Tekanan, terjadi langsung pada jaringan otot yang lunak. Sebagai contoh,

pada saat tangan harus memegang alat, maka jaringan otot tangan yang

lunak akan menerima tekanan langsung dari pegangan alat, dan apabila hal

ini sering terjadi, dapat menyebabkan rasa nyeri otot yang menetap.

b. Getaran, dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot

bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak lancar,

penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot.

c. Mikroklimat, paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan

kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak

Page 9: Tugas Ergo Beban Kerja Statis Dan Dinamis

yang disertai dengan menurunnya kekutan otot. Demikian juga dengan

paparan udara yang panas. Beda suhu lingkungan dengan suhu tubuh yang

terlampau besar menyebabkan sebagian energi yang ada dalam tubuh akan

termanfaatkan oleh tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut.

Apabila hal ini tidak diimbangi dengan pasokan energi yang cukup, maka

akan terjadi kekurangan suplai energi ke otot. Sebagai akibatnya, peredaran

darah kurang lancar, suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme

karbohidrat terhambat dan terjadi penimbunan asam laktat yang dapat

menimbulkan rasa nyeri otot.

5. Penyebab kombinasi, yaitu:

a. Umur, keluhan otot skeletal mulai dirasakan pada usia kerja, yaitu 25-65

tahun. Keluhan pertama biasanya dirasakan pada umur 35 tahun dan tingkat

keluhan akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Hal ini

terjadi karena pada umur setengah baya, kekuatan dan ketahanan otot mulai

menurun sehingga resiko terjadinya keluhan otot meningkat.

b. Jenis kelamin, secara fisiologis kemampuan otot wanita memang lebih

rendah dari pada pria. Kekuatan otot wanita hanya sekitar dua pertiga dari

kekuatan otot pria. Khususnya untuk otot lengan, punggung dan kaki.

c. Kebiasaan merokok yang lama dan tingginya frekuensi merokok

menyebabkan tingginya keluhan otot yang dirasakan. Hubungan yang

signifikan antara kebiasaan merokok dengan keluhan otot pinggang,

khususnya untuk pekerjaan yang memerlukan pengerahan otot.

d. Kesegaran jasmani. Bagi yang dalam kesehariannya melakukan pekerjaan

yang memerlukan pengerahan tenaga yang besar, di sisi lain tidak

mempunyai waktu yang cukup untuk istirahat, hampir dapat dipastikan

akan terjadinya keluhan otot. Tingkat kesegaran tubuh yang rendah akan

mempertinggi risiko terjadinya keluhan otot. Keluhan otot akan meningkat

sejalan dengan bertambahnya aktifitas fisik.

Page 10: Tugas Ergo Beban Kerja Statis Dan Dinamis

e. Kekuatan fisik. Adanya peningkatan keluhan punggung yang tajam pada

pekerja yang melakukan tugas yang menuntut kekuatan melebihi batas

kekuatan otot pekerja. Namun untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak

memerlukan pengerahan tenaga, maka faktor kekuatan fisik kurang relevan

terhadap resiko keluhan otot skeletal.

f. Ukuran tubuh (antropometri). Vessy et al menyatakan bahwa wanita yang

gemuk mempunyai risiko terjadinya keluhan (pada bagian otot kaki) dua

kali lipat dibandingkan wanita kurus. Apabila dicermati, keluhan otot

skeletal yang terkait dengan ukuran tubuh lebih disebabkan oleh kondisi

keseimbangan struktur rangka di dalam menerima beban.

Ada beberapa cara yang telah diperkenalkan dalam melakukan evaluasi

ergonomi untuk mengetahui hubungan antara tekanan fisik dengan risiko keluhan

otot skeletal. Pengukuran terhadap tekanan fisik ini cukup sulit karena melibatkan

berbagai faktor subjektif seperti kinerja, motivasi, harapan dan toleransi

kelelahan. Alat ergonomik yang dapat digunakan yaitu Checklist, Model

Biomekanik, Tabel Psikofisik, Model Fisik, pengukuran dengan Videotape,

Pengamatan melalui Monitor, Metode Analitik, Nordic Body Map (NBM).

Berdasarkan rekomendasi dari Occupational Safety and Health

Administration (OSHA), tindakan ergonomik untuk mencegah adanya sumber

penyakit adalah melalui dua cara, yaitu:

1. Rekayasa Teknik

a. Eliminasi, yaitu dengan menghilangkan sumber bahaya yang ada.

b. Substitusi, yaitu mengganti alat lama dengan alat baru yang aman,

menyempurnakan proses produksi dan menyempurnakan prosedur

penggunaan peralatan.

c. Partisi, yaitu melakukan pemisahan antara sumber bahaya dengan pekerja.

Page 11: Tugas Ergo Beban Kerja Statis Dan Dinamis

d. Ventilasi, yaitu dengan menambah ventilasi untuk mengurangi risiko sakit.

2. Rekayasa Manajemen

a. Pendidikan dan pelatihan.

b. Pengaturan waktu kerja dan istirahat yang seimbang.

c. Pengawasan yang intensif.

Program Pengendalian Kelelahan pada Pekerja

Program pengendalian kelelahan pada pekerja adalah suatu program yang

dibuat berdasarkan analisa terhadap kelelahan pada pekerja yang mana bertujuan

untuk membuat suatu program kerja yang baru yang lebih baik agar tingkat

kelelahan yang dialami pekerja lebih kecil.

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kelelahan pada pekerja

antara lain adalah:

1. Melakukan perbaikan terhadap postur kerja operator yang salah atau kurang

ergonomis.

2. Melakukan perbaikan pada stasiun kerja si operator, seperti jarak, dan letak

bahan-bahan yang akan di pergunakan operator.

DESAIN ERGONOMI UNTUK PERUSAHAAN MEUBEL “UD

MAHAJATI”

Gawanan Timur RT 01/07 Colomadu

a. Keluhan kelelahan

Keluhan kelelahan yang dirasakan oleh para pekerja di Perusahaan Meubel

“UD Mahajati” antara lain :

Page 12: Tugas Ergo Beban Kerja Statis Dan Dinamis

1) Pekerja merasakan berat dikepala dan merasakan lelah diseluruh badan.

Yang terjadi oleh karena aktivitas kerja fisik yang berlebihan. Hal ini

dapat ditanggulangi dengan cara menyeimbangkan antara waktu bekerja

dan istirahat. Hal ini dapat ditanggulangi dengan cara mnyeimbangkan

antara lamanya waktu bekerja dengan wkatu beristirahat. Yaitu melalui

perbandingan rasio 3 : 1. apabila pekerja diharuskan bekerja statis selama

3 jam penuh, maka pekerja harus diberikan istirahat selama setengah

sampai satu jam untuk mengulur otot-otot yang berkontraksi penuh selama

waktu kerja tersebut. Hal ini diperkirakan dapat mengurangi kelelahan

yang dirasakan oleh pekerja.

2) Pikiran kacau dan merasa mengantuk. Pikiran yang kacau dan perasaan

mengantuk diakibatkan oleh aktivitas kerja mental yang berlebihan.

Pikiran yang kacau merupakan perwujudan dari kebosanan pekerja dengan

aktivitas monoton yang harus dilakukan setiap harinya. Akhir dari

kebosanan ini tentulah mengantuk yang mengakibatkan produktivitas dan

kewaspadaan kerja menurun. Dimana hal ini justru akan meningkatkan

resiko PAK ataupun KAK. Untuk menanggulangi hal ini, maka sebaiknya

diberikan sebuah alat pemacu semangat para pekerja berupa stimulasi

auditory seperti radio. Mengapa tidak televisi? Karena televisi akan

membuat pekerja lalai dan tidak konsentrasi pada pekerjaannya.

3) Pekerja mengeluh pegal-pegal pada punggung karena sering membungkuk

statis dalam waktu yang lama. Hal ini dikarenakan stasiun kerja pada

Perusahaan Meubel “UD Mahajati” tidak ergonomis. Dimana sebagian

besar pekerjaan harus dilakukan di bawah. Namun hal ini sudah tidak

dapat ditangguhkan lagi dikarenakan pekerjaan mebel memang sebagian

besar di bawah. Jadi penyelesaian dapat berupa Senam Ergonomi yang

dapat dilakukan 5 menit sebelum dan saat bekerja.

4) Lingkungan kerja ekstrim. Yaitu berupa alat kerja yang berbahaya

terhampar begitu saja dilantai yang banyak dilalui para pekerja. Bahkan

Page 13: Tugas Ergo Beban Kerja Statis Dan Dinamis

sebagian besar banyak yang agak “tersembunyi” dibawah serpihan serutan

kayu dan sekam. Hal ini dapat membahayakan pekerja karena bisa saja

terinjak dan mengakibatkan KAK. Selain itu, di perusahaan meubel

tersebut polusi debu sangat tinggi yang sangat berpotensi untuk

mengganggu pernafasan. Situasi lingkungan yang minim penerangan dan

sedikit sekali cahaya matahari yang dapat masuk serta panas membuat

produktifitas pekerja menurun. Konsep ergonomis untuk mengatasi hal ini

yaitu dengan membuat rak perkakas dalam bentuk 16 kotak untuk

menaruh alat-alat bekerja. Selain itu, untuk menghindarkan pekerja dari

PAK akibat debu kayu dan serpihan yang berterbangan

5) Psikologis. Perasaan tertekan dan kejenuhan menghadapi rutinitas yang

monotomi membuat pekerja kehilangan motivasi kerjanya. Selain itu

tekanan-tekanan berupa kesenioritasan di lapangan kerja juga turut

mengambil andil pada proses stressor pekerja. Hal ini sekiranya dapat

ditanggulangi dengan adanya bimbingan konseling untuk para pekerja

sehingga diharapakan dapat meningkatkan produktifitas.

6) Kebutuhan kalori yang kurang sehingga pekerja merasa gampang lelah dan

usaha yang dilakukan tidak maksimal. Banyak para pekerja yang pada saat

istirahat bukan dipergunakan untuk makan maupun minum. Namun

sebagian besar malah memilih untuk mengobrol sambil merokok. Hal ini

dapat membuat pekerja kekurangan kalori untuk tenaga selain itu bila

tidak mengkonsumsi karbohidrat saat bekerja dapat mengakibatkan otak

kekurangan glukosa dimana hal ini dapat membuat vasodilatasi otak yang

mengakibatka penderita menjadi pusing. Maka daripada itu, untuk asupan

nutrisi para pekerja harus benar-benar diperhatikan jam makannya agar

tidak meningkatkan resiko PAK.

b. Keluhan Muskuloskeletal

Page 14: Tugas Ergo Beban Kerja Statis Dan Dinamis

Pada pekerja UD Maha Jati beberapa pekerja contohnya Pak X

mengeluhkan adanya keluhan Muskulokeletal. Keluhan ini timbul akibat beberapa

factor yang ada di UD Maha Jati

1. Peregangan Otot Yang Berlebihan

Pak X pekerjaannya(tugasnya) di UD Maha Jati ini adalah sebagai tukang

menghaluskan dan memotong kayu. Pada saat menghaluskan kayu ada

aktivitas mendorong dan menarik. Hal ini akan menimbulkan pengerahan

tenaga yang melampaui kekuatan optimum otot. Peregangan otot yang

berlebihan yang dialami oleh bapak X adalah peregangan otot otot

punggung utamanya.

2. Aktivitas Berulang

karena aktivitas ini dilakukan hampir setiap hari dengan hari libur kerjanya

adalah hari minggu maka otot otot punggung dan tangan menerima

tekanan akaibat beban kerja secara terus menerus tanpa memperoleh waktu

relaksasi yang cukup

3. Sikap Kerja Yang Tidak Alamiah

posisi saat memotong kayu dan menghaluskan atau menyerut kayu adalah

seperti gambar berikut

posisi tubuh bapak X menjauh dari pusat gravitasi tubuh hal ini yang

disebabkan adanya ketidak sesuaian antara dimensi alat dan station kerja

dengan ukuran tubuh pekerjanya.

4. Mikro Klimat

karena atap UD Maha Jati adalah seng maka udara didalamnya panas.

Paparan udara panas akan manyebabkan sebagian energi diamfaatkan oleh

tubuh untuk beradabtasi dengan lingkungan tersebut. Apabila tidak

Page 15: Tugas Ergo Beban Kerja Statis Dan Dinamis

diimbangi dengan pasokan energi yang cukup maka akan terjadi

kekurangan suplai energi ke otot. Sebagai akaibatnya karbohidrat

terhambat dan terjadi penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan

rasa nyeri otot ( Suma’mur, 1982 Brandjean, 1993 ) akibatnya peredaran

darah kurang lancar suplai kedua otot proses metabolisme.

Analisa keluhan muskulokeletal ini diukur dan dikenali dengan

pengukuran dengan video tape atau dengan video kamera, kami merekam

pekerjaan Bapak X dan memotretnya hasilnya digunakan sebagai ukuran

atau dasar untuk analisis sumber terjadinya keluhan muskulokeletal pada

otot.

Page 16: Tugas Ergo Beban Kerja Statis Dan Dinamis
Page 17: Tugas Ergo Beban Kerja Statis Dan Dinamis