tugas dini

37
LAPORAN ANALISA SPEKTROMETRI “SPEKTROFOTOMETER INFRAMERAH” OLEH NAMA : DINI PUTRI YULITA NIM/BP : 1106349 / 2011 PRODI : PENDIDIKAN KIMIA (RM) KELOMPOK : EMPAT (4) ANGGOTA : ARDHIANA IRAYFHA MADINA RIHIN THINK NST WIWIT FITRAH LEGI MEGA LESTARI DOSEN : BUDHI OKTAVIA, M.Si, Ph.D JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: prima-noor-herfianto

Post on 26-Sep-2015

54 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Kromatografi

TRANSCRIPT

LAPORAN ANALISA SPEKTROMETRISPEKTROFOTOMETER INFRAMERAH

OLEH

NAMA: DINI PUTRI YULITANIM/BP: 1106349 / 2011PRODI: PENDIDIKAN KIMIA (RM)KELOMPOK: EMPAT (4)ANGGOTA: ARDHIANA IRAYFHA MADINA RIHIN THINK NST WIWIT FITRAH LEGI MEGA LESTARI DOSEN: BUDHI OKTAVIA, M.Si, Ph.D

JURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI PADANG2014SPEKTOFOTOMETER INFRA MERAH

A. TUJUAN PRAKTIKUM Mampu mengoperasikan peralatan spektrofotometri infra merah dengan baik dan benar. Mampu menganalisis suatu senyawa kimia dengan menggunakan peralatan Spektrofotometri Infra Merah. Mengidentifikasi gugus fungsional yang terdapat pada kulit 4 Zn

B. WAKTU DAN TEMPATHari / Tanggal: Jumat / 17 Oktober 2014Waktu: 09.40-12.00 WIBTempat: Laboratorium Instrumen Kimia FMIPA UNP

C. DASAR TEORISpektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75 1.000 m atau pada Bilangan Gelombang 13.000 10 cm-1. Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali olehJames Clark Maxwell, yang menyatakan bahwa cahaya secara fisis merupakan gelombang elektromagnetik, artinya mempunyai vektor listrik dan vektor magnetik yang saling tegak lurus dengan arah rambatan.

Gambar 1. Spektofotometer Infra MerahGambaran berkas radiasi elektromagnetik diperlihatkan pada Gambar berikut :Saat ini telah dikenal berbagai macam gelombang elektromagnetik dengan rentang panjang gelombang tertentu. Spektrum elektromagnetik merupakan kumpulan spektrum dari berbagai panjang gelombang. Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang, sinar infra merah dibagi atas tiga daerah: daerah infra merah dekat, daerah infra merah pertengahan, daerah infra merah jauh.Dalam pembagian daerah spektrum infra merah tersebut, daerah panjang gelombang yang digunakan pada alat spektrofotometer infra merah adalah pada daerah infra merah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 50 m.Dalam hal ini, interaksi antara sinar infra merah dengan molekul hanya menyebabkan vibrasi, yaitu bergerak pada tempatnya. Menurut Hook, dasar spektrofotometri infra merah didasarkan atas senyawa yang teriri dari 2 atom atau diatom yang mana digambarkan dengan dua buah bola yang saling terikat oleh pegas seperti berikut :Berdasarkan gambar disamping, jika pegas direntangkan atau ditekan pada jarak keseimbangan, maka energi potensial dari sisem tersebut akan naik.

Pada dasarnya Spektrofotometer FTIR (Fourier Trasform Infra Red) adalah sama dengan Spektrofotometer IR dispersi, yang membedakannya adalah pengembangan pada sistim optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati contoh. Dasar pemikiran dari Spektrofotometer FTIR adalah dari persamaan gelombang yang dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-1830) seorang ahli matematika dari Perancis. Fourier mengemukakan deret persamaan gelombang elektronik sebagai : f(t) = a0 + a1 cos w0t + a2 cos 2w0t + + b1 cos w0t + b2 cos 2w0t

Dimana : a dan b merupakan suatu tetapan t adalah waktu (s) adalah frekwensi sudut (radian per detik)( = 2 f dan f adalah frekuensi dalam Hertz)

Setiap senyawa pada keadaan tertentu telah mempunyai tiga macam gerak, yaitu:a. Gerak translasi, yaitu perpindahan dari satu titik ke titik lainb. Gerak Rotasi, yaitu berputar pada pororsnyac. Gerak Vibrasi, yaitu bergetar pada tempatnya sajaApabila ikatan bergetar, maka energi vibrasi terus menerus meningkat dan secara periodik berubah dari energi kinetik ke energi potensial dan sebaliknya. Jumlah energi total adalah sebanding dengan frekuensi vibrasi dan tetapan gaya (k) dari pegas dan massa (m1 dan m2) dari dua atom yang terikat. Energi yang dimiliki oleh sinar infra merah hanya cukup kuat untuk mengadakan perubahan vibrasi.Perubahan Energi VibrasiAtom atom di dalam molekul tidak dalam keadaan diam, tetapi biasanya terjadi peristiwa vibrasi. Hal ini bergantung pada atom atom dan kekuatan ikatan yang menghubungkannya. Vibrasi molekul sangat khas untuk suatu molekul tertentu dan biasanya disebut finger print. Vibrasi molekul dapat digolongkan atas dua golongan besar, yaitu:a. Vibrasi regangan (Streching)Peristiwa bergeraknya atom terus sepanjang ikatan yang menghubungkannya sehingga akan terjadi perubahan jarak antara keduanya meskipun sudut ikatan tidak berubah. Vibrasi regangan ada dua, yaitu : Regangan simetri adalah unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu bidang datar. Regangan asimetri adalah unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi masih dalam satu bidang datar.

b. Vibrasi Bengkokan (Bending)Jika sistem tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih besar, maka dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi deformasi yang akan mempengaruhi osilasi atom molekul secara keseluruhan. Vibrasi bengkokan ini terbagi menjadi empat jenis, yaitu: Vibrasi goyangan (rocking) Vibrasi guntingan (Scissoring) Vibrasi kibasan (Wagging) Vibrasi pelintiran (Twisting).

Daerah Spektrum Infra MerahPara ahli kimia telah memetakan ribuan spektrum infra merah dan menentukan panjang gelombang absorbsi masing-masing gugus fungsi. Vibrasi suatu gugus fungsi spesifik pada bilangan gelombang tertentu. Dari diketauhi bahwa vibrasi bengkokan CH dari metilena dalam cincin siklopentana berada pada daerah bilangan gelombang 1455 cm-1. Artinya jika suatu senyawa spektrum senyawa X menunjukkan pita absorbsi pada bilangan gelombang tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa senyawa X tersebut mengandung gugus siklo pentana.

Daerah IdentifikasiVibrasi yang digunakan untuk identifikasi adalah vibrasi bengkokan yang khususnya goyangan (rocking), yaitu berada di daerah bilangan gelombang 2000 400 cm-1. Karena di daerah antara 4000 2000 cm-1merupakan daerah yang berguna untuk identifkasi gugus fungsional. Daerah ini menunjukkan absorbsi yang disebabkan oleh vibrasi regangan. Sedangkan daerah antara 2000 400 cm-1seringkali sangat rumit, karena vibrasi regangan maupun bengkokan mengakibatkan absorbsi pada daerah tersebut.Sumber Sinar Infra MerahPada umumnya, sumber infra merah yang sering di pakai adalah berupa zat inert yang dipanaskan dengan listrik hingga mencapai suhu antara 1500 - 2000 K. Akibat pemanasan ini akan dipancarkan sinar infra merah yang kontinu.Jenis-jenis Sumber Infra Merah1. Nerst glower,terbuat dari campuran oksida unsur lantanida2. Globar, berbentuk batang yang terbuat dari silicon karbida3. Kawat Ni-Cr yang dipijarkan, sumber radiasi untuk instrument ini berbentuk gulungan kawat Ni-Cr yang dipanaskan pada suhu kira-kira sampai 1000 C, menghasilkan suatu spektrum kontinu dari energi elektromagnetik yang mencakup daerah dari 4000-200 cm-1bilangan gelombang. Energi yang diradiasi oleh sumber sinar akan dibagi menjadi dua bentuk kaca sferik M1dan M2.Penyiapan Cuplikan untuk Spektrofotometer Infra MerahAda berbagai teknik untuk persiapan sampel, tergantung pada bentuk fisik sampel yang akan dianalisis.A. Cuplikan berupapadatan1. Nujol MullSampel digerus dengan mortar dan pestle agar diperoleh bubuk yang halus dicampur dengan Nujol agar terbentuk pasta, kemudian beberapa ditempatkan antara dua platsodium klorida (NaCl. Plat ini tidak mengabsorbsi inframerah pada wilayah tersebut.2. Pelet KBrSedikit sampel padat (kira-kira 1 2 mg), kemudian ditambahkan bubuk KBr murni (kira-kira 200 mg) dan diaduk hingga rata. Campuran ini kemudian ditempatkan dalam cetakan dan ditekan dengan menggunakan alat tekanan mekanik. kemudian sampel (pelet KBr yang terbentuk) diambil dan dianalisis.

B. Cuplikan berupa cairanSetetes demi tetes sampel ditempatkan antara dua plat KBr atau plat NaCl untuk membuat film tipis.

C. Cuplikan berupa larutanDisini diperlukan pelarut yang mempunyai daya yang melarut cukup tinggi terhadap senyawa yang akan dianalisis, tetapi tak ikut melakukan penyerapam di daerah infra merah yang di analisis. Selain itu, tidak boleh terjadi reaksi antara pelarut dengan senyawa cuplikan.Pelarut-pelarut yang biasa digunakan adalah : Karbon disulfide (CS2), untuk daerah spectrum 1330-625/cm. CCl4, untuk daerah spectrum 4000-1330/cm. Pelarut-pelarut polar, misalnya kloroform, dioksan, dimetil formamida.

D. GasUntuk menghasilkan sebuah spektrum inframerah pada gas, dibutuhkan sebuah sel silinder / tabung gas dengan jendela pada setiap akhir pada sebuah material yang tidak aktif inframerah seperti KBr, NaCl atau CaF2. Sel biasanya mempunyai inlet dan outlet dengan keran untuk mengaktifkan sel agar memudahkan pengisian dengan gas yang akan dianalisis.

Cara membaca spektra FTIR :1. Tentukan sumbu X dan sumbu Y dari spektrum. Sumbu X dari spektrum IR diberi label sebagai bilangan gelombang dan jumlahnya berkisar dari 400 di paling kanan untuk 4.000 di paling kiri. Sumbu X menyediakan nomor penyerapan. Sumbu Y diberi label sebagai transmitansi persen dan jumlahnya berkisar dari 0 pada bagian bawah dan 100 pada bagian atas.2. Tentukan karakteristik puncak dalam spektrum IR. Semua spektrum IR mengandung banyak puncak. Selanjutnya melihat data daerah gugus fungsi yang diperlukan untuk membaca spektrum.3. Tentukan daerah spektrum dimana puncak karakteristik ada. Spektrum IR dapat dipisahkan menjadi empat wilayah. Rentang wilayah pertama dari 4.000 ke 2.500. Rentang wilayah kedua dari 2.500 sampai 2.000. Rentang wilayah ketiga berkisar dari 2.000 sampai 1.500. Rentang wilayah keempat berkisar dari 1.500 ke 400.4. Tentukan kelompok fungsional diserap di wilayah pertama. Jika spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran 4.000 hingga 2.500, puncak sesuai dengan penyerapan yang disebabkan oleh NH, CH dan obligasi OH tunggal.5. Tentukan kelompok fungsional yang diserap di wilayah kedua. Jika spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran 2.500 hingga 2.000, puncak sesuai dengan penyerapan yang disebabkan oleh ikatan rangkap tiga.6. Tentukan kelompok fungsional diserap di wilayah ketiga. Jika spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran 2.000 sampai 1.500, puncak sesuai dengan penyerapan yang disebabkan oleh ikatan rangkap seperti C = O, C = N dan C = C.7. Bandingkan puncak di wilayah keempat ke puncak di wilayah keempat spektrum IR lain. Yang keempat dikenal sebagai daerah sidik jari dari spektrum IR dan mengandung sejumlah besar puncak serapan yang account untuk berbagai macam ikatan tunggal. Jika semua puncak dalam spektrum IR, termasuk yang di wilayah keempat, adalah identik dengan puncak spektrum lain, maka Anda dapat yakin bahwa dua senyawa adalah identik Tabel daerah gugus fungsi pada IR :GugusJenis SenyawaDaerah Serapan (cm-1)

C-Halkana2850-2960, 1350-1470

C-Halkena3020-3080, 675-870

C-Haromatik3000-3100, 675-870

C-Halkuna3300

C=CAlkena1640-1680

C=Caromatik (cincin)1500-1600

C-Oalkohol,eter,asam karboksilat,ester1080-1300

C=Oaldehida,keton, asam karboksilat, ester1690-1760

O-Halkohol,fenol (monomer)3610-3640

O-Halkohol, fenol (ikatan H)2000-3600 (lebar)

O-Hasam karboksilat3000-3600 (lebar)

N-Hamina3310-3500

C-NAmina1180-1360

-NO2Nitro1515-1560, 1345-1385

Komponen Alat Spektofotometri Infra Merah ( Instrumen )a. Sumber radiasiPrinsip dari sumber radiasi IR adalah dipancarkannya sinar oleh padatan lembam yang dipanaskan sampai pijar dengan aliran listrik. Ada 3 macam sumber radiasi yaitu : Globar source : tabung silica carbida dengan ukuran diameter 5mm dan panjang 5cm Nernst Glower : senyawa-senyawa oksida Tungsten Filament Lamp : untuk analisis dengan nir-IR Incandescent Wire : merupakan lilitan kawat nikrom.Pada sistim optik FTIR digunakan radiasi LASER (Light Amplification by Stimulated Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra merah yang diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik.b. Sampel kompartemen.Cuplikan atau sampel yang dianalisis dapat berupa cairan, padatan atau pun gas. Karena energi vibrasi tidak terlalu besar sampel dapat diletakan langsung berhadapan dengan sumber radiasi IR. Karena gelas kuarsa atau mortar yang terbuat dari porselene dapat memberikan kontaminasi yang menyerap radiasi IR, maka pemakaian alat tersebut harus dihindari. Preparasi cuplikan harus menggunakan mortar yang terbuat dari batu agate dan pengempaan dilakukan dengan menggunakan logam monel.c. MonokromatorMonokromator merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mendispersikan sinar dari sinar polikromatik menjadi sinar monokromatik. Ada dua macam tipe monokromator yaitu monokromator prisma dan monokromator gratting (kisi difraksi).

Gambar Monokromator PrismaMonokromator IR terbuat dari garam NaCl, KBr, CsBr, atau LiF. Oleh sebab itu spektrofotometer IR harus diletakkan di suatu tempat dengan kelembaban yang rendah untuk mencegah kerusakan pada peralatan optiknya. Monokromator celah berfungsi untuk lebih memurnikan radiasi IR yang drai cuplikan sehingga masuk ke dalam rentang bilangan gelombang yang di inginkan. Monokromator prisma yang terbuat dari bahan garam anorganik berfungsi sebagai pengurai dan pengarah radiasi IR menuju detektor. Monokromator prisma terbuat dari hablur NaCl yang paling banyak digunakan sebab memberikan resolusi radiasi IR terbaik dibandingkan dengan yang lainnya. Prisma leburan garam-garam bromida pada umumnya dipakai sebagai resolusi radiasi IR jauh sedangkan garam fluorida untuk radiasi sinar IR dekat. Monokromator yang umum digunakan adalah monokromtor kisi difraksi atau gratting. Kisi difraksi terbuat dari bahan gelas atau palstik yang tertoreh dengan halus permukaannya dan terlapisi oleh kondensasi uap aluminium. Jenis monokrotaor kisi difraksi sudah banyak digunakan pada spektrofotometer IR yang modern. Keunggulannya memberikan resolusi yang lebih bagus dengan dispersi yang surambung lurus, disamping itu tetap menjaga keutuhan radiasi IR menuju detektor. Kelemahannya adalah timbulnya percikan radiasi IR pada monokromator kisi difraksi. Hal ini diusahakan dengan memakai monokromator ganda yang merupakan kombinasi dari monokromator prisma dan monokromator kisi difraksi.d. DetektorDetektor berfungsi mengubah sinyal radiasi IR menjadi sinyal listrik. Selain itu detektor dapat mendeteksi adanya perubahan panas yang terjadi karena adanya pergerakan molekul. Detektor spelktrofotometer yang bersifat menggandakan elektron tidak dapat dipakai pada spektrofotometer IR sebab radiasi IR sanngat lemah dan tidak dapat melepaskan elektron dari katoda yang ada pada system detektor. Ada tiga tipe detektor yang dapat digunakan pada spektrofotometer IR, yaitu : Thermal transducer yang terdiri dari dua logam bercabang dimana suhu tergantung pada potensialnya. Intrumen yang menggunakan detektor ini harus disimpan pada tempat yang ber-AC atau bersuhu konstan karena dapat dipengaruhi oleh suhu sehingga dapat terjadi kesalahan dalam mendeteksi suatu senyawa. Responnya lambat sehingga jarang digunakan. Pyroelectric transducer berupa kristal cairan dari triglisin sulfat (TGS) dimana temperatur dipengaruhi oleh polaritas senyawa. Memiliki respon yang cepat dalam menganalisis suatu senyawa Photoconducting transducer terbuat dari bahan semikonduktor seperti timbal sulfida, eaksa telurida, dan cadmium telurida, indium antimonida. Harus menggunakan pendingin gas nitrogen sehingga responnya cepat.

Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer FTIR adalah TGS (Tetra Glycerine Sulphate) atau MCT (Mercury Cadmium Telluride). Detektor MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekuensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang diterima dari radiasi infra merahe. Amplifier / penguat dan read out.Penguat dalam sistem optik spektrofotometer IR sangat diperlukan karena sinyal radiasi IR sangat kecil atau lemah. Penguat berhubungan erat dengan derau instrumen serta celah monokromator, jadi keduanya harus diselaraskan dengan tujuan mendapatkan resolusi puncak spektrum yang baik dengan derau maksimal. Sedangkan pencatat atau read out harus mampu mengamati spektrum IR secara keseluruhan pada setiap frekuensi dengan seimbang. Rentang bilangan gelombang 4000 cm-1 sampai 650 cm-1 dalam keadaan normal harus dapat teramati dalam selang waktu 10 15 menit. Untuk maksud pengamatan pendahuluan selang waktu tersebut dapat dipersingkat ataupun diperlambat untuk mendapatkan hasil resolusi puncak spektrum IR yang baik.

Cara Kerja Spektofotometri Infra MerahSistemoptikSpektrofotometer Fourier Transform Infra Red seperti pada gambar disamping ini dilengkapi dengancerminyang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam. Dengan demikian radiasi infra merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang bergerak ( M ) dan jarak cermin yang diam ( F ). Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah 2 yang selanjutnya disebut sebagai retardasi (). Hubungan antara intensitas radiasi IR yang diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sistem optik dari Spektrofotometer Infra Red yang didasarkan atas bekerjanya interferometer disebut sebagai sistem optik Fourier Transform Infra Red.Pada sistem optik Fourier Transform Infra Red digunakanradiasiLASER(Light Amplification by Stimulated Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyalradiasiinfra merahyang diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik.Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah Tetra Glycerine Sulphate (disingkat TGS) atau Mercury Cadmium Telluride (disingkat MCT).DetektorMCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik padafrekuensimodulasitinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang diterima dari radiasi infra merah.Keunggulan Spektrofotometer Infra MerahSecara keseluruhan, analisis menggunakan Spektrofotometer FTIR memiliki dua kelebihan utama dibandingkan metoda konvensional lainnya, yaitu : Dapat digunakan pada semua frekwensi dari sumber cahaya secara simultan sehingga analisis dapat dilakukan lebih cepat daripada menggunakan cara sekuensial atau scanning. Sensitifitas dari metoda Spektrofotometri FTIR lebih besar daripada cara dispersi, sebab radiasi yang masuk ke sistim detektor lebih banyak karena tanpa harus melalui celah (slitless).

D. ALAT DAN BAHANAlat FT-IR Spektrometer Frontier

Bahan Kulit 4 Zn

E. CARA KERJA

Masukkan sampel (sampel cukup diletakkan pada tempat sampel)

Kemudian,pada monitor masukkan nama sampel yang akan diidentifikasi

Kosongkan background pada monitor

Klik scan untuk preview

Tekan pada sampel hingga presentasenya mencapai 60%(hanya untuk sampel padat)

Setelah muncul grafik pada monitor,klik scan untuk pengambilan data

Klik label

Print hard copy

F. HASIL PENGAMATANHasil pengamatan analisis sampel kulit 4 Zn berupa grafik serapan disertakan pada lembaran terpisah.

G. PEMBAHASANSpektrofotometri inframerah lebih banyak digunakan untuk identifikasi suatu senyawa melalui gugus fungsinya.Pada grafik hasil analisis FTIR daerah dengan bilangan gelombang 1400 4000 cm-1yang berada dibagian kiri spektrum IR, merupakan daerah yang khusus berguna untuk identifikasi gugus-gugus fungsional, yang merupakan absorbsi dari vibrasi ulur.Jadi untuk mngeidentifikasi gugus fungsi dari sampel cukup diperhatikan daerah 1400 cm-1 kekiri. Selanjutnya daerah yang berada disebelah kanan bilangan gelombang 1400 cm-1sering kali sangat rumit karena pada daerah ini terjadi absorbsi dari vibrasi ulur dan vibrasi tekuk, namun setiap senyawa organik memiliki absorbsi yang kharakteristik pada daerah ini.Daerah ini sering disebut daerah sidikjari (fingerprint region).Dibanding dengan spektropi IR, FTIR lebih sensitif dan akurat misalkan dapat membedakan bentukcisdantrans, ikatan rangkap terkonyugasi dan terisolasi dan lain-lain yang dalam spektrofotometer IR tidak dapat dibedakan.Pada percobaan kali ini, kita mengunakan sampel cair sehingga sangat mudah proses analisis FTIR-nya dibanding dengan sampel berupa padatan atau gas. Karena pada sampel cair, sampel cukup diteteskan pada plat NaCl yang terdapat dalam instrumen tanpa harus merubah bentuknya seperti yang terjadi apabila kita menggunakan sampel padatan. Selanjutnya kita dapat mengoperasikan alat sesuai prosedur untuk penganalisisannya.Pada sampel metanol 5_1 yang diuji pada FTIR, untuk pengamatan awal diamati apakah ada gugus karbonil (C=O) pada daerah 1820-1600 cm-1yang puncaknya tajam dan sangat karakteristik, berdasarkan grafik puncak / peak tidak ditemukan berarti sampel tidak mengandung gugus karbonil. Karena tidak ada, maka sampel tidak mempunyai kemungkinan mengandung asam karboksilat, amidaester, anhirida, aldehida dan keton. Maka selanjutnya menguji gugus alkohol (-OH), dengan memperhatikan adanya serapan yang melebar (khas sekali) pada 3500-3300 cm-1 dan diperkuat dengan serapan C-O pada sekitar 1300-1000 cm-1, berdasarkan grafik terdapat serapan pada 3326.09 cm-1, hal ini menunjukkan sampel mengandung gugus alkohol. Berdasarkan grafik pada daerah sidik jari terdapat beberapa serapan yang khas pada daerah 1115.86 cm-1, 1022.44 cm-1 berarti sampel kemungkinan mengandung alkohol,eter,asam karboksilat,atau ester karna range gugus tersebut pada daerah 1030-1800 cm-1, tapi berdasarkan sampel dapat dipastikan sampel mengandung alkohol. Namun hal tersebut tidak terlalu penting sebab untuk mengidentifikasi gugus fungsional dari sampel cukup diperhatikan daerah 1400 cm-1 ke kiri.Sama halnya pada sampel metanol 5_1, pada sampel etanol 7_1 kita juga menentukan gugus fungsional dari sampel yang digunakan pada FTIR ini, untuk daerah pengamatan gugus fungsional yaitu daerah 1400 cm-1 kekiri didapatkan beberapa serapan khas pada daerah 3321.10 cm-1; 2972.85 cm-1; 2881.44 cm-1 untuk yang sangat significant terlihat peak/ puncaknya. Pertama kita perlu menganalisis apakah ada gugus karbonil (C=O) pada daerah 1820-1600 cm-1yang puncaknya tajam dan sangat karakteristik, karena berdasarkan grafik tidak ada maka gugus fungsional yang terkandung adalah alkohol. Hal tersebut dapat dipastikan dari pengujian alkohol (-OH), dengan memperhatikan adanya serapan yang melebar (khas sekali) pada 3500-3300 cm-1 dan diperkuat dengan serapan C-O pada sekitar 1300-1000 cm-1. Berdasarkan grafik penguatan serapan C-O terjadi pada daerah sidik jari 1046.14 cm-1 ; 1087.50 cm-1 dan 1274.07 cm-1 dengan adanya peak significant sebanyak 3 buah. Pada daerah sidik jari etanol terdapat lebih banyak puncak/peak dibanding metanol dapat dikatakan sampel etanol lebih kurang kemurniannya dibanding metanol yang mengandung sedikit pengotor.Walaupun pada dasarnya kita telah mengetahui sampel adalah kulit 4 Zn yang notabene kita ketahui pasti mengandung gugus fungsional alkohol, namun melalui pengujian FTIR ini kita dapat membuktikan bahwasannya benar sampel kita mengandung alkohol melalui analisis spektra berdasrkan grafik hasil.

H. KESIMPULANBerdasarkan pembahasan dan percobaan dapat disimpulkan :1. Umumnya spektrofotometer IR digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa organik. Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu menggambarkan adanya suatu gugus fungsi spesifik.2. Kelebihan dari FT-IR adalah : Respon cepat. Sinar mengalami perubahan dahulu baru masuk ke sampel. Lebih bagus dari spektrofotometer IR dispersive. Lebih sensitive. Sinar radiasi infra merah tidak mengganggu atau tidak terganggu. Menggunakan monokromator Pyroelectric transducer.3. Monokromator IR terbuat dari garam NaCl, KBr, CsBr, atau LiF. Oleh sebab itu spektrofotometer IR harus diletakkan di suatu tempat dengan kelembaban yang rendah untuk mencegah kerusakan pada peralatan optiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Spektofotometer Infra Merah Transformasi Fourier. http://id.wikipedia.org/wiki/Spektrofotometer_Inframerah_Transformasi_Fourier. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2014.Anonim. 2013. Spektofotometri Infra Merah. http://wocono.wordpress.com /2013/03/03/spektrofotometri-infra-merah/. Diakses pada tanggal 20 Oktoer 2014.Aprilia, Sri Bandiyah. 2012. Spektofotometer IR. http://bandiyahsriaprillia-fst09.web.unair.ac.id/artikel_detail-48339-Umum-SPEKTROFOTOMETER%20IR.html . Diakses pada tanggal 20 oktober 2014.