implementasi program pendidikan anak usia dini (paud…...(studi tentang implementasi paud non...

117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN PURWOREJO (Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: doankhuong

Post on 22-Mar-2019

245 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

DI KABUPATEN PURWOREJO

(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal)

Disusun Oleh:

ARDINI SETYAWATI

D0108001

SKRIPSI

Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Administrasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

Jika orang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian. Tetapi, jika

orang sudah mulai berpegang pada kesangsian, maka hilanglah keyakinan

(Sir Francis Bacon)

Apapun yang kamu bisa atau kamu bayangkan kamu bisa, maka lakukanlah,

karena dalam keberanian terdapat kejeniusan, keajaiban dan kekuatan

(Goethe)

Bersyukur adalah jalan yang mutlak untuk mendatangkan lebih banyak kebaikan

ke dalam hidup Anda

( Marchi Shimoff )

Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Tulisan ini penulis persembahkan untuk :

1. Bapak dan Ibu tercinta, karena merekalah

semangat bagi peneliti untuk tetap maju, serta

selalu mendukung dan memberikan motivasi

selama ini.

2. Adikku serta seluruh keluarga yang mendoakan

dan memberi dorongan.

3. Seseorang yang selalu memberikan dorongan,

semangat dan motivasi.

4. Teman-teman dan sahabatku yang senantiasa

memberikan motivasi selama dalam penulisan

skripsi ini.

Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

alamiin, segala puji syukur penulis panjatkan ke

hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN

PURWOREJO (Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal)

Penulis menyadari bahwa sejak awal hingga selesainya penulisan skripsi

ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, dan bimbingan berbagai pihak. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Retno Suryawati, M.Si selaku pembimbing penulisan skripsi, atas

bimbingannya, arahan, dan motivasi serta kesabarannya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti N, M.Si selaku pembimbing akademis, atas

bimbingan akademis yang telah diberikan selama ini.

3. Bapak Drs. Is Hadri Utomo, M.Si dan Ibu Dra. Sudaryanti selaku Ketua dan

Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Prof. Drs. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

5. Ibu Gita Yuristiana selaku Kepala Seksi PAUD dan Kesetaraan Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Purworejo yang telah membantu dan

memberikan kemudahan di dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Tri Rokhani selaku Staff Seksi PAUD dan Kesetaraan dinas Pendidikan

dan Kebudayaan kabupaten Purworejo yang memberikan kemudahan dan

senantiasa membantu penyusunan skripsi ini.

7. Para pendidik dari Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non formal

yang telah membantu dan memberikan kemudahan di dalam penyusunan

skripsi ini.

8. Kedua orang tuaku yang telah memberikan kasih sayang dan kesabaran yang

tiada habisnya dan tidak tergantikan untuk setiap dukungan dan doa restu

yang tidak pernah putus.

9. Adikku atas doa dan dukungannya.

10. Seseorang yang selalu memberikan semangat dan motivasinya.

11. Teman-teman Lavender (Nat, Prista, Amink, Indah, Oki, Kori, Ike, Yustin,

Mbak Desi, Mbak Erna, Lian, Sari, Tika, Lintang, Ria, Mutia, Kiki, Mbak

Elis) atas kebersamaan kita selama ini.

12. Teman-teman seperjuangan Winda, Fara, Septi, Fury, Mbak Nis, Mud-Mud,

Wiwit, Mbak Tandes, Tata yang mendukung dan memotivasi.

13. Teman- 08, tetap semangat dan sukses selalu.

14. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan

skripsi ini.

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Akhir kata penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu kritik dan saran yang menuju ke arah perbaikan skripsi ini akan

penulis perhatikan. Meskipun demikian, penulis berharap agar penelitian ini dapat

dijadikan awal bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan dapat

memberikan manfaat bagi siapapun yang membutuhkan.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ....................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. . iii

MOTTO ..................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN .................................................................................... .. v

KATA PENGANTAR ............................................................................. . vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .................................................................................... . xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii

ABSTRAK ............................................................................................... . ivx

ABSTRACT ........................................................................................... ... xv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 6

C. Tujuan ....................................................................................... 7

D. Manfaat ...................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 8

A. Pengertian-pengertian ......................................................... ...... 8

1. Implementasi ....................................................................... . 8

2. Implementasi kebijakan/program ......................................... 10

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

B. Faktor yang Mempengaruhi Implementasi ................................ 12

C. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Non Formal ... . 22

1. Pengertian PAUD ................................................................. 22

2. Program PAUD Non Formal ................................................ 25

D. Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Non

Formal ...................................................................................... 26

E. Penelitian Terdahulu ................................................................... 28

F. Kerangka Pemikiran ................................................................. 31

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 33

A. Lokasi Penelitian ....................................................................... 33

B. Jenis Penelitian .......................................................................... 33

C. Sumber Data .............................................................................. 34

D. Teknik Sampling ........................................................................ 35

E. Validitas Data ............................................................................ 35

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 36

F. Teknik Analisa Data ................................................................ 37

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ........................ 39

A. Diskripsi Lokasi Penelitian ........................................................ 39

1. Profil Kabupaten Purworejo ................................................ 39

2. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo

Seksi PAUD dan Kesetaraan .............................................. 42

B. Hasil Penelitian ........................................................................ 51

1. Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

non formal di Kabupaten Purworejo .................................. 51

a. Sosialisasi ........................................................................ 52

b. Pelaksanaan program ....................................................... 57

1. Pembentukan lembaga PAUD non formal ............... 58

2. Pelatihan pendidik PAUD non formal ...................... 67

3. Pemberian dana ........................................................... 70

c. Pengawasan ...................................................................... 77

2. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan Program

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non formal

di Kabupaten Purworejo ..................................................... 80

a. Komunikasi ...................................................................... 80

b. Sumber daya ...................................................................... 83

1. Sumber daya manusia ................................................ 83

2. Dana ............................................................................. 84

3. Fasilitas atau sarana prasarana .................................... 89

c. Dukungan masyarakat ..................................................... 91

3. Matrik Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) non formal Di Kabupaten Purworejo ................. 94

BAB V PENUTUP .................................................................................... 98

A. Kesimpulan ............................................................................... 98

B. Saran .......................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 103

LAMPIRAN

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perbandingan Jumlah Peserta PAUD Formal Dan

Non Formal Di Kabupaten Purworejo Tahun 2010

Dan Tahun 2011 ...................................................................... 5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 29

Tabel 4.1 Jumlah Desa, Kelurahan Dan Luas Kecamatan ........................... 40

Tabel 4.2 Data Jumlah Lembaga PAUD Non Formal Baik Yang

Sudah Mendapat Ijin Maupun Belum Mendapat Ijin

Tahun 2011 ................................................................................. 61

Tabel 4.3 Data Jumlah Peserta Pelatihan Pendidik PAUD Non

Formal Tingkat Provinsi Tahun 2011 ......................................... 70

Tabel 4.4 Data Jumlah Dana Rintisan PAUD Non Formal ......................... 72

Tabel 4.5 Daftar Lembaga PAUD Non Formal Di Tiap-Tiap

Kecamatan Yang Belum Memperoleh Dana Tahun 2011

Dari 180 KB, 103 SPS Dan 11 TPA .......................................... 88

Tabel 4.6 Matrik Implementasi Program Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) Non Formal .......................................................... 94

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Diagram: Dampak Langsung Dan Tidak Langsung

Dalam Implementasi .......................................................... 15

Gambar 2.2 Gambaran Mengenai Kerangka Berpikir ........................... 31

Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif ................................................... 38

Gambar 4.1 Bagan Organisasi Dinas P Dan K ...................................... 45

Gambar 4.2 Bagan Susunan Organisasi UPT P Dan K Wilayah

Pada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten

Purworejo ........................................................................... 51

Gambar 4.2 adalah sentra ibadah .......................................................... 64

Gambar 4.3 adalah sentra perang ............................................................. 64

Gambar 4.4 adalah sentra musik dan olah tubuh .................................... 64

Gambar 4.5 adalah sentra seni dan kreativitas ....................................... 64

Gambar 4.6 adalah sentra persiapan ....................................................... 65

Gambar 4.7 adalah sentra bahan alam .................................................... 65

Gambar 4.8 adalah sentra balok ............................................................. 65

Gambar 4.9 adalah ruang bermain dan belajar di dalam ruangan ............ 66

Gambar 4.10 adalah kegiatan untuk sentra bahan alam yang

dilakukan di luar ruangan .................................................. 66

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRAK

Ardini Setyawati, D0108001, Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Di Kabupaten Purworejo (Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal), Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2012, 106 Hal.

Meskipun Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Purworejo sudah dilaksanakan sejak tahun 2002, tetapi masih ada isu yang berkembang tentang proses pelaksanaannya, antara lain isu mengenai perkembangan jumlah peserta didik PAUD non formal yang masih sedikit dibandingkan PAUD formal. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Di Kabupaten Purworejo serta faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan program tersebut.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Tehnik pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumen maupun arsip. Penentuan informan diperoleh dengan tehnik purposive sampling.Tehnik analisis data yang digunakan adalah yaitu melalui reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan atau verifikatif, sedangkan validitas data menggunakan triangulasi data.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non formal di Kabupaten Purworejo, terdiri dari tiga tahap yaitu sosialisasi, pelaksanaan dan pengawasan. Dalam sosialisasi masih kurang maksimal, karena belum rutin dan hanya jika ada anggaran. Pelaksanaan dimulai dengan pembentukan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, pelatihan pendidik, dan pemberian dana bantuan. Pembentukan lembaga dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah. Pelatihan pendidik untuk tahun 2010/2011 sudah dilaksanakan namun belum mencakup semua pendidik dan untuk pemberian dana bantuan belum semua lembaga bisa mendapatkan karena keterbatasan dana. Untuk pengawasan terlihat dari tingkat rutinitas laporan per bulan yang menunjukkan hasil kegiatan. Selain tahap-tahap pelaksanaan program, dibahas juga mengenai faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan program, yaitu komunikasi, sumber daya, dan dukungan masyarakat. Komunikasi dalam sosialisasi dapat dikatakan kurang lancar karena frekuensi dalam sosialisasi kurang. Sumber daya yang ada belum mencukupi sehingga program belum terlaksana dengan maksimal. Dukungan masyarakat masih rendah karena faktor ketidakpahaman, faktor ekonomi dan kurangnya kesadaran orang tua untuk mengikutsertakan anaknya ke PAUD non formal.

Untuk pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini non formal selanjutnya, frekuensi sosialisasi perlu ditambah agar menjangkau ke daerah pelosok dan perlu membuat rencana program sosialisasi agar dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang ada. Selain itu, perlu penambahan jumlah penilik, jika tidak memungkinkan sebaiknya mengoptimalkan kerja penilik di tingkat kelurahan. Kemudian untuk masalah penyediaan APE (Alat Permainan Edukatif) dalam maupun luar dapat bekerja sama dengan pihak swasta dalam penyediaannya.

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRACT Ardini Setyawati, D0108001, THE IMPLEMENTATION OF EARLY AGE CHILD EDUCATION PROGRAM (PAUD) IN PURWOREJO REGENCY (Study About Implementation PAUD Non Formal), Thesis, Administration Science Department, Social and Political Sciences Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta, 2012, 106 pages.

Although Early Age Child Education Program (PAUD) had been implemented in Purworejo since 2002, there is still issue developing about its implementation process, such as that of growing amount of non formal PAUD leaners who are less than the formal PAUD. For that reason, the writer wants to find out how the implementation of Age Child Education Program (PAUD) is in Purworejo Regency as well as the factors inhibiting the program implementation.

This study employed a descriptive qualitative research design. Techniques of collecting data used were observation, interview, and document or archive. The informant was determined using purposive sampling technique. Technique of analyzing data used was data reduction, data display and conclusion drawing or verification, while the data validation was done using data triangulation.

Based on research result can be concluded that the implementation of Age Child Education Program (PAUD) of non formal in Purworejo Regency consisted of three stages: socialization, implementation and supervision. The socialization stage was still less maximal because it had not been done routinely and only when the budget exists. The implementation began with the establishment of Age Child Education Program (PAUD) institution, educator training, and grant administration. The institution establishment was conducted by the society and government. Educator training had been conducted for 2010/2011 period but it had not covered all educators and in the term of grant administration, not all institutions received it because of limited fund. In the term of supervision, it could be seen from the routinely reporting per month indicating the result of activities. In addition to the stages of program implementation, this research also discussed the factors inhibiting the program implementation including communication, resource, and society support. Communication in the socialization could be said as less smooth because of inadequate frequency in socialization. The resource existing was inadequate so that the program had not been implemented maximally. Society support was still low because incomprehension factors, economic factors f involving their children in non formal PAUD.

For further implementation of Age Child Education Program of non formal, the frequency of socialization should be increased in order to reach rural areas and a socialization program plan should be developed in order to be implemented as predetermined schedule. In addition, the number of supervisor should be increased, if it is impossibloptimized at kelurahan level. Then, for the problem of APE (Educative Game Instrument) procurement, either internally or externally, the cooperation should be established with the private in the term of its procurement.

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam

siklus kehidupan manusia mulai lahir hingga akhir hayat. Secara konsep,

pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

Indonesia seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung jawab.

Pendidikan adalah suatu proses transfer of knowledge (ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni) yang dilakukan oleh guru kepada anak didiknya. Selain itu,

pendidikan adalah alat untuk merubah cara berpikir kita dari cara berpikir

tradisional ke cara berpikir ilmiah (modern).

Pendidikan bagi masyarakat penting karena dengan mengenal

pendidikan, masyarakat dapat dengan mudah melakukan aktifitasnya dengan

teratur sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Oleh karena itu, pendidikan

sangat diperlukan bagi masyarakat. Pendidikan tidak hanya diperlukan bagi

orang dewasa saja tetapi sejak kecil anak harus dikenali dengan pendidikan.

H golden

age bahasa dan sosial emosional mengalami

titik puncaknya. Keterlambatan stimulasi pada usia ini mempunyai efek jangka

Page 17: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

panjang dalam kehidupan manusia. Pendidikan bagi anak usia dini tidak

sekedar berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada anak, tetapi

yang lebih penting berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak.

Pendidikan anak usia dini sepatutnya juga mencakup seluruh proses stimulasi

psikososial dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang terjadi dalam

lembaga pendidikan. Artinya, pendidikan anak usia dini dapat berlangsung

dimana saja dan kapan saja seperti halnya interaksi manusia yang terjadi di

dalam keluarga, teman sebaya, dan dari hubungan kemasyarakatan yang sesuai

dengan kondisi dan perkembangan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini

akan memberikan persiapan anak menghadapi masa-masa ke depannya, yang

paling dekat adalah menghadapi masa sekolah. Di lembaga pendidikan anak

usia dini, anak-anak sudah diajarkan dasar-dasar cara belajar. Mereka diajarkan

dengan cara yang mereka ketahui, yakni lewat bermain. Tetapi bukan sekadar

bermain, melainkan bermain yang diarahkan. Lewat bermain yang diarahkan,

mereka bisa belajar banyak cara bersosialisasi, problem solving, negosiasi,

manajemen waktu, resolusi konflik, berada dalam grup besar/kecil, kewajiban

sosial, serta 1-3 bahasa.

Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang menjadi landasan

kuat untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan kuat. Pendidikan anak usia

dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang

menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,

kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku

Page 18: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap

perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Dengan adanya penanaman

pendidikan anak usia dini sehingga anak akan mempunyai daya pengaruh yang

besar bagi perkembangan kecerdasan otaknya. Untuk itu kecerdasan akan bisa

dimanfaatkan untuk masa depannya kelak. Banyak anak-anak yang tidak

mampu berpikir di tingkat dasar disebabkan karena tidak pernah mendapat

pendidikan yang memicu pelatihan otak pada waktu kecil. Anak yang tidak

mendapat pendidikan usia dini yang tepat, akan seperti mobil dengan bensin

tiris. Anak-anak yang berpendidikan usia dini tepat memiliki bensin penuh,

mesinnya akan langsung jalan begitu ia ada di tempat baru. Sementara anak

yang tidak berpendidikan usia dini akan kesulitan memulai mesinnya, jadi

lamban.( diolah dari kompas) http://www.iswandibanna.com/2011/02/alasan-

pentingnya-pendidikan-anak-usia.html.

Dengan alasan bahwa pendidikan usia dini penting, untuk itu

pemerintah membuat program pendidikan yang dikhususkan untuk

menciptakan kemajuan pendidikan di Indonesia. Program yang dimaksud

adalah Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Untuk mewujudkan

program tersebut agar berjalan sesuai aturan hukum yang berlaku, maka

pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

pasal 1 ayat 14 menegaskan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu

upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

Page 19: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Selanjutnya dalam

pasal 28 mengemukakan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan

sebelum jenjang pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini dapat

diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau

informal. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk

taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.

Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk

kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang

sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk

pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

Kabupaten Purworejo merupakan salah satu wilayah yang ikut

melaksanakan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sejak tahun 2002.

Untuk kelancaran program, pemerintah kabupaten Purworejo membuat

Peraturan Bupati Nomor 21 Tahun 2009 Tentang Pembentukan, Kedudukan,

Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana

Teknis Sanggar Kegiatan Belajar pada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan

Kabupaten Purworejo. Unit Pelaksana Teknis Sanggar Kegiatan Belajar, yang

selanjutnya disebut UPT Sanggar Kegiatan Belajar, adalah unsur pelaksana

tugas teknis pada dinas yang melaksanakan sebagian kegiatan teknis

operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang dinas di bidang satuan program

dan pengendalian mutu pendidikan anak usia dini (PAUD) non formal,

Page 20: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

pendidikan non formal, pemuda dan olah raga, serta pelatihan tenaga teknis

pendidikan non formal, pemuda dan olahraga.

Walaupun pemerintah telah membuat Peraturan Daerah yang digunakan

untuk meningkatkan program PAUD non formal, tetapi pada kenyataannya

kesadaran masyarakat Purworejo akan pentingnya pendidikan usia dini masih

sangat rendah. Masih banyak masyarakat yang enggan menyekolahkan

anaknya ke PAUD,terutama PAUD non formal dengan alasan tidak ada biaya,

namun ada juga yang menganggap PAUD non formal hanya bermain-main

saja, dan tidak penting karena bermain bisa dilakukan di rumah. Dengan

demikian dapat dilihat perbandingan PAUD formal dan PAUD non formal,

sebagai berikut:

Tabel 1.1

Perbandingan Jumlah Peserta PAUD Formal Dan Non

Formal Di Kabupaten Purworejo Tahun 2010 Dan Tahun 2011

Tahun Jumlah anak

usia dini

Peserta PAUD Yang belum

tercover

dalam

PAUD

Presentase Formal

Non

Formal

2010 50.630 11.989 4.001 34.640 31%

2011 51.635 10.997 8.108 32.530 37%

Sumber: Bidang PNFPB Dinas P dan K (data diolah)

Data diatas menunjukkan bahwa dari tahun 2010 dan tahun 2011,

jumlah peserta PAUD non formal jauh lebih sedikit dibandingkan dengan

jumlah PAUD formal. Di kabupaten Purworejo, PAUD non formal masih

dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena PAUD

Page 21: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

non formal yang ada, belum dianggap penting untuk dilakukan.

(http://riyadi.purworejo.asia/2009/06/jangan-remehkan-pendidikan-anak-

usia.html. Masyarakat juga kurang memahami arti pentingnya PAUD terutama

PAUD non formal. Selain itu juga didukung belum adanya aturan yang

menjadikan PAUD non formal sebagai suatu tingkatan pendidikan yang harus

ditempuh sebelum masuk Sekolah Dasar atau Taman Kanak-kanak. Meskipun

penyelenggaraan PAUD telah dapat dikatakan banyak dan tersebar, namun

masih terkesan penyelenggaraan jalur PAUD yang lebih dominan adalah jalur

formal yakni TK dan RA. Hal ini bukan tanpa alasan, tetapi lebih dikarenakan

kondisi masyarakat yang belum memahami sepenuhnya akan PAUD non

formal tersebut. (http://desainwebsite.net/pendidikan/membina-etika-si-buah-

hati-demi-kejayaan-bangsa).

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, jadi rumusan masalahnya

adalah:

1. Bagaimana implementasi program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non

formal di Kabupaten Purworejo?

2. Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat pelaksanaan program

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non formal di Kabupaten Purworejo?

Page 22: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui bagaimana pelaksanaan program Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) non formal di Kabupaten Purworejo.

2. Mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dapat menyulitkan

pelaksanaan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non formal di

Kabupaten Purworejo.

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari diadakan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Hasil penelitian diharapkan memberikan masukan kepada pihak Pemerintah

Kabupaten Purworejo dan pihak-pihak pos PAUD non formal seperti

Kelompok Bermain (KB), Tempat Penitipan Anak (TPA) dan Satuan

PAUD Sederajat (SPS) selaku implementor kebijakan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk pihak-pihak

implementor kebijakan mengenai hal-hal yang menjadi penghambat

keberhasilan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non formal.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

mengenai implementasi dari program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

non formal di Kabupaten Purworejo.

4. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya

dengan topik bahasan yang serupa dengan penelitian ini.

Page 23: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Pengertian-pengertian

A. Implementasi

Dalam sebuah kebijakan, implementasi merupakan hal yang sangat

penting karena menyangkut keberhasilan dari suatu kebijakan atau suatu

program itu berjalan. Dalam sebuah implementasi, peran para implementor

juga tak bisa diabaikan. Bagaimana seorang implementor kebijakan

menjalankan tugasnya sesuai dengan petunjuk teknis dan petunjuk

pelaksanaannya dengan baik. Namun, apa sebenarnya arti dari

implementasi dapat dijelaskan oleh pendapat beberapa ahli sebagai berikut:

Implementasi menurut Meter dan Horn (1975 dalam Wahab,

2010:65),

those actions by public or private individuals (or groups) that are directed at the achievement of objectives set forth in prior policy decisions implementasi merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan

Kamus Webster dalam Wahab (2010:64) implementasi diartikan

sebagai:

to provide the means carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); to give practical effects to (menimbulkan

menyediakan sarana untuk melaksanakan suatu kebijakan dan dapat menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu.

Page 24: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Sementara Mazmanian dan Sabatier 1979 dalam Wahab (2010:65),

mendefinisikan implementasi adalah:

diberlakukan atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijakan yaitu kejadian-kejadian yang timbul sesudah disahkan pedoman-pedoman kebijaksanaan negara yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikan ataupun untuk menimbulkannya akibat /dampak masyarakat atau kejadian-

Fixsen et al. dalam Wandersman, American Journal of Community

Psychology (Vol 43, No 1, Page 3 : 2009) dengan judul Four Keys to

Success (Theory, Implementation, Evaluation, and Resource/System

Support) : High Hopes and Challenges in Participation, mengungkapkan

pengertian implementasi sebagai berikut :

Implementation is a specified set of activities designed to put into

Implementasi adalah serangkaian kegiatan spesifik yang dirancang untuk mempraktekkan suatu kegiatan atau program dari dimensi-

Dalam International Journal of Operations & Production

Management, (Vol. 20 No. 7, 2000, pp. 754-771) dengan judul Designing,

implementing and updating performance measurement systems karya

Bourne, Mills, Wilcox, Neely and Platts mengungkapkan pengertian

implementasi sebagai berikut:

implementation is defined as the phase in which systems and procedures are put in place to collect and process the data that enable the measurements to be made r digambarkan sebagai tahap dari sistem dan prosedur dalam pengumpulan dan proses data yang memungkinkan untuk dapat

Page 25: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Implementasi menurut Ripley dan Franklin adalah apa yang terjadi

setelah undang-undang ditetapkan yang memberikan otoritas program,

kebijakan, keuntungan (benefit), atau suatu jenis keluaran yang nyata

(tangible output) (Winarno 2007:145).

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat dikemukakan bahwa

implementasi adalah suatu proses yang melibatkan sejumlah sumber-

sumber yang di dalamnya termasuk manusia, dana dan kemampuan

organisasional baik oleh pemerintah maupun swasta, individu atau

kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh

pembuat kebijakan.

B. Implementasi Kebijakan/Program

Implementasi kebijaksanaan sesungguhnya bukanlah sekedar

bersangkut paut dengan mekanisme penjabaran keputusan-keputusan

politik ke dalam prosedur-prosedur rutin lewat saluran-saluran birokrasi,

melainkan lebih dari itu, ia menyangkut masalah konflik, keputusan dan

siapa yang memperoleh apa dari suatu kebijaksanaan (Grindle.1980)

dalam (Wahab, 2010:59). Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa

implementasi kebijaksanaan merupakan aspek yang penting dari

keseluruhan proses kebijaksanaan (Wahab, 2010:59).

Udoji (1981,hal 32) dalam Wahab (2010:59) dengan tegas

menyatakan bahwa pelaksanaan kebijaksanaan adalah sesuatu yang

penting bahkan mungkin jauh lebih penting daripada pembuat

Page 26: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

kebijaksanaan. Kebijaksanaan-kebijaksanaan akan sekedar berupa impian

atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak

diimplementasikan. Implementasi kebijaksanaan dapat dipandang sebagai

suatu proses melaksanakan keputusan kebijaksanaan (biasanya dalam

bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan,

perintah eksekutif atau dekrit presiden).

Dunn (1999:132) dalam pengantar analisis kebijakan publik

menyatakan bahwa implementasi kebijakan adalah pelaksanaan

pengendalian aksi-aksi kebijakan di dalam kurun waktu tertentu. Meter

dan Horn dalam Winarno (2007:146) membatasi implementasi kebijakan

sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu

(kelompok-kelompok) pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan

kebijakan sebelumnya.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

implementasi kebijakan merupakan tindakan-tindakan pelaksanaan

kebijakan yang dilakukan baik oleh individu-individu/ pejabat-pejabat atau

kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang mempunyai tujuan

tertentu yang akan berpengaruh baik maupun buruk di masyarakat.

Kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan kemudian

diterjemahkan ke dalam bentuk program-program. Dalam program

tersebut terkandung beberapa unsur kebijakan yaitu siapa pelaksananya,

Page 27: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

sumber daya pendanaan, kelompok sasaran, pengelola, dan ukuran

keberhasilan.

Program menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia yaitu

mengenai asas-asas dengan usaha-usaha (dalam ketatanegaraan,

. Menurut Westra

(1983:32), program diartikan sebagai keseluruhan langkah atau kegiatan

yang saling bergantungan yang menuju ke arah pencapaian suatu tujuan

yang telah disebutkan.

Menurut Wahab (2010 : 28-29), salah satu substansi dari kebijakan

adalah kebijakan sebagai suatu program.

khusus dan jelas batas-batasnya. Dalam konteks program itu sendiri biasanya akan mencakup serangkaian kegiatan yang menyangkut pengesahan/legislasi, pengorganisasian, dan pengerahan atau penyediaan sumber-sumber daya. Program-program atau sub-sub program dipandang sebagai sarana (instrumen) untuk mewujudkan berbagai tujuan-

Dengan demikian implementasi program adalah suatu bentuk

pelaksanaan dari kebijakan yang berlangsung dalam jangka waktu lama

dan berkesinambungan, yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan

mengerahkan berbagai sumber daya untuk mewujudkan tujuan-tujuan

yang telah ditentukan.

II. Faktor yang Mempengaruhi Implementasi

Dalam implementasi kebijakan terdapat variabel atau faktor yang

masing masing variabel tersebut berhubungan satu sama lain.

Page 28: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Kesinambungan antar variabel tersebut menentukan keberhasilan proses

implementasi kebijakan. Edward III (1980), Mazmanian dan Sabatier (1983),

serta Meter dan Horn (1975) mengemukakan variabel yang menentukan

keberhasilan suatu implementasi kebijakan.

1. Model Edward III (1980)

Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis implementasi

kebijakan tentang konservasi energi adalah teori yang dikemukakan oleh

Edwards III. Dimana implementasi dapat dimulai dari kondisi abstrak dan

sebuah pertanyaan tentang apakah syarat agar implementasi kebijakan

dapat berhasil. Menurut Edwards III dalam Subarsono (2011:90) ada

empat variabel dalam kebijakan publik yaitu Komunikasi

(Communications), Sumber Daya (resources), sikap (dispositions atau

attitudes) dan struktur birokrasi (bureucratic structure).

a. Komunikasi

Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar

implementor mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi

tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok

sasaran (target group) sehingga akan mengurangi distorsi implementasi.

Apabila jumlah tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau

bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran, maka

kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran.

b. Sumber daya

Page 29: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan

konsisten, apabila implementor kekurangan sumber daya untuk

melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumber daya

tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, yakni kompetensi

implementor, dan sumberdaya finansial. Sumber daya adalah faktor

penting untuk implementasi kebijakan agar efektif. Tanpa sumber daya,

kebijakan hanya tinggal di kertas menjadi dokumen saja.

c. Disposisi

Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh

implementor, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila

implementor memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat

menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh

pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki sikap atau perspektif

yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi

kebijakan juga menjadi tidak efektif.

d. Struktur Birokrasi

Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.

Salah satu dari aspek struktur yang penting dari setiap organisasi adalah

adanya prosedur operasi yang standar (standard operating precedures

atau SOP). SOP menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam

bertindak.

Page 30: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ke empat faktor di atas harus dilaksanakan secara simultan karena

antara satu dengan yang lainnya memiliki hubungan yang erat. Tujuannya

adalah meningkatkan pemahaman tentang implementasi kebijakan.

Penyederhanaan pengertian dengan cara membreakdown (diturunkan)

melalui eksplanasi implementasi ke dalam komponen prinsip.

Implementasi kebijakan adalah suatu proses dinamik yang mana meliputi

interaksi banyak faktor. Sub kategori dari faktor-faktor mendasar

ditampilkan sehingga dapat diketahui pengaruhnya terhadap implementasi.

Gambar 2.1

Diagram: Dampak Langsung Dan Tidak Langsung Dalam

Implementasi

Sumber : Edwards III, 1980:148 dalam Subarsono

(2011:91)

Bureu

D

I

C

Page 31: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Model Mazmanian dan Sabatier ( 1983 )

Menurut Mazmanian dan Sabatier ( 1983 ) dalam Subarsono

(2011:94), ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi keberhasilan

implementasi, yaitu :

1. Karakteristik dari masalah ( tractability of the problem )

a. Tingkat kesulitan teknis dari masalah yang bersangkutan. Disatu

pihak ada beberapa masalah sosial secara teknik mudah

dipecahkan, seperti kekurangan persediaan air bagi penduduk atau

harga beras yang tiba-tiba naik. Di pihak lain terdapat masalah-

masalah sosial yang relatif sulit dipecahkan, seperti kemiskinan,

pengangguran korupsi, dan sebagainya. Oleh karena itu, sifat

masalah itu sendiri akan mempengaruhi mudah tidaknya suatu

program diimplementasikan.

b. Tingkat kemajemukan dari kelompok sasaran. Ini berati bahwa

suatu program akan relatif mudah diimplementasikan apabila

kelompok sasaranny adalah homogen. Sebaliknya, apabila

kelompok sasarannya heterogen, maka implementasi program akan

relatif lebih sulit, karena tingkat pemahaman setiap anggota

kelompok sasaran terhadap program relatif berbeda.

c. Proporsi kelompok sasaran terhadap total populasi. Sebuah

program akan relatif sulit diimplementasikan apabila sasarannya

mencakup semua populasi. Sebaliknya sebuah program relatif

Page 32: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

mudah diimplementasikan apabila jumlah kelompok sasarannya

tidak terlalu besar.

d. Cakupan perubahan perilaku yang diharapkan. Sebuah program

yang bertujuan memberikan pengetahuan atau bersifat kognitif

akan relatif mudah diimplementasikan daripada program yang

bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat.

2. Karakteristik kebijakan / undang-undang ( ability fo statute of

structure implementation )

a. Kejelasan isi kebijakan. Ini berarti semakin jelas dan rinci isi

sebuah kebijakan akan mudah diimplementasikan karena

implementor mudah memahami dan menerjemahkan dalam

tindakan nyata. Sebaliknya, ketidakjelasan isi kebijakan merupakan

potensi lahirnya distorsi dalam implementasi kebijakan.

b. Seberapa jauh kebijakan tersebut memiliki dukungan teoretis.

Kebijakan yang memiliki dasar teoretis memiliki sifat lebih mantap

karena sudah teruji, walaupun untuk beberapa lingkungan sosial

tertentu perlu ada modifikasi.

c. Besarnya alokasi sumber daya finansial terhadap kebijakan

tersebut. Sumber daya keuangan adalah faktor krusial untuk setiap

program sosial. Setiap program juga memerlukan dukungan staff

untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan administrasi dan teknis, serta

memonitor program, yag semuanya itu perlu biaya.

Page 33: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

d. Seberapa besar adanya keterpautan dan dukungan antar berbagai

institusi pelaksana. Kegagaglan program sering disebabkan

kurangnya kooerdinasi vertikal dan horisontal antarinstansi yang

terlibat dalam implementasi program.kejelasan dan konsistensi

aturan yang ada pada badan pelaksana.

e. Tingkat komitmen aparat terhadap tujuan kebijakan.

f. Seberapa luas akses kelompok-kelompok luar untuk berpartisipasi

dalam implementasi kebijakan. Suatu program yang memberikan

peluang luas bagi masyarakat untuk terlibat akan relatif mendapat

dukungan daripada program yang tidak melibatkan masyarakat.

Masyarakat akan merasa terasing atau teralienasi apabila hanya

menjadi penonton terhadap program yang ada di wilayahnya.

3. Variabel lingkungan (nonstatutory variables effecting

implementation )

a. Kondisi sosial ekonomi masyarakat dan tingkat kemajuan

teknologi. Masyarakat yang sudah terbuka dan terdidik akan relatif

mudah menerima program-program pembaruan dibanding dengan

masyarakat yang masih tertutp dan tradisional. Demikian juga,

kemajuan teknologi akan membantu dalam proses keberhasilan

implementasi program, karena program-program tersebut dapat

disosialisasikan dan diimplementasikan dengan banyuan teknologi

modern.

Page 34: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Dukungan publik terhadap sebuah kebijakan. Kebijakan yang

memberikan insentif biasanya mudah mendapatkan dukungan

publik. Sebaliknya kebijakan yang bersifat disinsentif kurang

mendapat dukungan publik.

c. Sikap dari kelompok pemilih (costituency groups). Kelompok

pemilih yang ada dalam masyarakat dapat mempengaruhi

implementasi kebijakan. Kelompok pemilih dapat melakukan

intervensi terhadap keputusan yang dibuat badan-badan pelaksana

melalui berbagai komentar dengan maksud untuk mengubah

keputusan, mempengaruhi badan pelaksana melalui kritik kinerja

kepada badan legislatif..

d. Tingkat komitmen dan ketrampilan dari aparat dan implementor.

3. Model Meter dan Horn (1975)

Menurut Meter dan Horn dalam Subarsono (2011:99), ada enam

variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi, yakni :

a. Standar dan sasaran kebijakan

Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat

direalisir. Apabila standar kebijakan kabur, maka akan terjadi

multiinterpretasi dan mudah menimbulkan konflik diantara para agen

implementasi.

b. Sumberdaya

Page 35: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Implementasi kebijakan perlu dukungan sumberdaya, baik sumber daya

manusia (human resources) maupun sumber daya non-manusia (non-

human resources), dalam berbagai kasus program pemerintah.

c. Komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas

Dalam banyak program, implementasi sebuah program perlu dukungan

dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu, diperlukan koordinasi

dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu program.

d. Karakteristik agen pelaksana

Yang dimaksud karakteristik agen pelaksana adalah mencakup struktur

birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam

birokrasi, yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu

program.

e. Kondisi sosial, ekonomi dan politik

Variabel ini mencakup sumber daya ekonomi lingkungan yang dapat

mendukung keberhasilan implementasi kebijakan; sejauh mana

kelompok-kelompok kepentingan memberikan dukungan bagi

implementasi kebijakan; karakteristik para partisipan, yakni mendukung

atau menolak; bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan; dan

apakah elite politik mendukung implementasi kebijakan.

f. Disposisi implementor

Disposisi implementor ini mencakup 3 hal yang penting, yakni :

a) Respon implementor terhadap kebijakan, yang akan mempengaruhi

kemauannya untuk melaksanakan kebijakan.

Page 36: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b) Kognisi, yakni pemahamannya terhadap kebijakan, dan

c) Intesitas disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki

oleh implementor.

Untuk mengukur indikator-indikator keberhasilan program, peneliti

merangkum dari pendapat-pendapat di atas. Pendapat-pendapat tersebut dapat

digunakan untuk mengimplementasikan program pendidikan anak usia dini non

formal. Variabel yang diambil dari model-model diatas antara lain komunikasi,

sumber daya dan dukungan masyarakat/publik. Ketiga variabel itu saling

berhubungan satu sama lain yang nantinya akan mendukung berjalannya

program. Ketiga variabel-variabel tersebut adalah:

1. Komunikasi

Komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian informasi

komunikator kepada komunikan. Komunikasi kebijakan merupakan proses

penyampaian informasi kebijakan dari pembuat kebijakan kepada pelaksana

kebijakan. Informasi kebijakan publik perlu disampaikan kepada pelaku

kebijakan agar para pelaku kebijakan dapat mengetahui, memahami apa

yang menjadi isi, tujuan, arah, kelompok sasaran kebijakan agar pelaku

kebijakan dapat mempersiapkan dengan benar apa yang harus dipersiapkan

dan lakukan untuk melaksanakan kebijakan publik agar apa yang menjadi

tujuan dan sasaran kebijakan dapat dicapai dengan yang diharapkan.

Keberhasilan pelaksanaan program membutuhkan komunikasi yang baik

dengan kelompok sasaran. Komunikasi yang baik antara pelaksana dan

kelompok sasaran dapat meningkatkan jumlah peserta PAUD non formal

Page 37: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

yang ada di Kabupaten Purworejo. Dengan demikian indikator yang

mempengaruhi implementasi program pendidikan anak usia dini (PAUD)

non formal yaitu:

- Kejelasan informasi tentang program PAUD

- Kerjasama yang baik antara pelaksana dan kelompok sasaran

2. Sumber daya

Sumber daya kebijakan sangat penting bagi implementasi kebijakan yang

efektif. Tanpa sumber daya kertas mungkin hanya akan menjadi rencana saja

dan tidak pernah ada realisasinya. Sumber-sumber yang mendukung kebijakan

yang efektif terdiri dari jumlah staf yang mempunyai ketrampilan memadai

serta dengan jumlah yang cukup, kewenangan,informasi dan fasilitas.

Indikator sumber daya yang mempengaruhi implementasi program

pendidikan anak usia dini (PAUD) non formal yaitu:

- Tersedianya aparat pelaksana

- Dana untuk pelaksanaan program

- Fasilitas-fasilitas dalam implementasi program pendidikan anak usia dini

(PAUD) non formal

3. Dukungan masyarakat (dukungan publik)

Dukungan masyarakat/dukungan publik penting karena sangat

menentukan keberhasilan pelasanaan program. Dukungan publik adalah

Page 38: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

partisipasi masyarakat untuk mendukung dalam pelaksanaan program PAUD

non formal.

Indikator dukungan masyarakat yang mempengaruhi implementasi

program pendidikan anak usia dini (PAUD) non formal yaitu pehatian

masyarakat dalam pelaksanaan program.

III. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Non Formal

a. Pengertian PAUD

Menurut Ebbeck (1991) dalam Rahman (2002:2), yang merupakan

pakar anak usia dini dari Australia menyatakan bahwa pendidikan anak

usia dini adalah pelayanan kepada anak mulai lahir sampai umur delapan

tahun.

Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia, pendidikan

anak usia dini dikenal dengan istilah pendidikan prasekolah. Berdasarkan

peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1990 tentang pendidikan

prasekolah, menyatakan bahwa pendidikan prasekolah adalah pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan

dasar yang diselenggarakan di jalur sekolah atau pendidikan luar sekolah.

Menurut Rahman (2002:2), pendidikan anak usia dini adalah upaya

yang terencana dan sisitematis yang dilakukan oleh pendidik atau

pengasuh anak usia 0 8 tahun dengan tujuan agar anak mampu

mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.

Page 39: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Berdasarkan definisi diatas dapat dipahami bahwa pendidikan anak

usia dini secra mikro merupakan pendidikan yang diberikan kepada anak

di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar.

Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah

memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan

menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai kehidupan yang dianut.

Melalui program pendidikan yang dirancang dengan baik, anak akan

mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki, dari aspek fisik,

sosial, moral, emosi, kepribadian dan lain-lain.

Secara khusus program pendidikan anak dini tercantum dalam

undang-undang pendidikan prasekolah. Hal itu dapat dilihat dalam

rumusan keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0486/

U/ 1992 tentang TK Bab II pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan TK

bertujuan membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap,

perilaku, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh

anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk

pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

Fungsi pendidikan anak usia dini atau lebih khusus pendidikan

prasekolah dapat dirumuskan menjadi lima fungsi utama, yaitu:

1. Penanaman aqidah dan keimanan

2. Pembentukan dan pembiasaan perilaku positif

3. Pengembangan pengetahuan dan ketrampilan dasar

4. Pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif

Page 40: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

5. Pengembangan segenap potensi yang dimiliki

Secara khusus Rahman (2002:55) mengelompokkan prinsip

pendidikan anak usia dini menjadi lima kategori, yaitu:

1. Anak adalah peserta didik aktif.

2. Menyediakan fasilitas agar anak belajar melalui bermain dan bermain

sambil belajar.

3. Memberi kesempatan anak untuk berpartisipasi aktif.

4. Mendorong anak untuk membangun dan mengembangkan idenya

sendiri.

5. Memotivasi anak untuk mengembangkan potensi diri tanpa takut

berbuat salah.

Dalam hal ini PAUD terdiri dari PAUD formal dan non formal. Di

mana pengertian PAUD formal adalah lembaga yang digunakan untuk

proses belajar mengajar bagi Taman Kanak-Kanak dan Raudhotul Athfal

(RA) dan yang lain yang sederajat. Sedangkan PAUD non formal adalah

pendidikan yang melaksanakan program pembelajaran secara fleksibel

sebagai upaya pembinaan dan pengembangan anak sejak lahir sampai

berusia 6 tahun yang dilaksanakan melalui Taman Penitipan Anak,

Kelompok Bermain dan bentuk lain yang sederajat.

b. Program PAUD Non Formal

Program pendidikan anak usia dini adalah sebuah kebijakan dari

pemerintah yang dikhususkan untuk anak usia 0-6 tahun untuk

Page 41: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

peningkatan kualitas sumber daya manusia dan tercapainya kesejahteraan

dasar anak yaitu pemenuhan kebutuhan fisik dan pengajaran atau

pendidikan sejak dini.

Bentuk-bentuk Program Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal

1. Taman Penitipan Anak (Day Care)

Taman penitipan anak adalah lembaga kesejahteraan sosial yang

memberikan pelayanan pengganti berupa asuhan, perawatan dan

pendidikan bagi anak balita selama anak tersebut tinggal bekerjaoleh

orang tuanya. TPA bertujuan menbantu orang tua agar dapat bekerja

dengan tenang sehingga tercapai prestasi kerja yang optimal.Selain itu

juga menghindarkan anak dari kemungkinan terlantar pertumbuhan dan

perkembangannya jasmani, rohani dan sosial. Pada umumnya TPA

membuka penitipan untuk anak usia tiga bulan sampai dengan usia lima

tahun.

2. Kelompok Bermain (Playgroup)

Taman bermain merupakan tempat bermain dan belajar bagi anak

sebelum memasuki Taman kanak-kanak. Playgroup menampung usia

3-4 tahun. Ada beberapa persamaan dan perbedaan antara kelompok

bermain dan taman kanak-kanak. Persamaannya adalah:

a. Bertujuan mengembangkan seluruh aspek fisik, mental, emosi dan

sosial anak.

b. Isi program merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan masing-

masing.

Page 42: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

c. Tenaga pendidik umumnya lulusan SPG, SGTK, dan SMU.

Sedangkan perbedaannya adalah:

a. Freskuensi kehadiran, taman kanak-kanak masuk setiap hari

sedangkan kelompok bermain hanya beberapa hari (3hari).

b. Taman kanak-kanan memiliki kurukulum yang baku sedangkan

kelompok bermain tidak. Kalaupun memiliki kurikulum maka

penerapannya akan lebih fleksibel.

c. Kelompok bermain menampung anak usia 3-4 tahun sedangkan

taman kanak-kanan menampung usia 4-6 tahun.

3. Satuan PAUD Sejenis

Merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan non formal yang

pneyelenggaraannya bisa diintegrasikan dengan berbagai layanan anak

usia dini lainnya. Waktu pembelajaran bebeas (misal 1 minggu bisa 2

kali atau 3 kali).

IV. Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Non Formal

Implementasi Program (Pendidikan Anak Usia Dini) PAUD adalah

suatu bentuk pelaksanaan kebijakan yang dilakukan oleh sekelompok orang

dengan mengerahkan berbagai sumber daya melalui pemberian rangsangan

pendidikan bagi anak usia dini untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut.

Page 43: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Tahap-tahap Implementasi Program PAUD (Pendidikan Anak Usia

Dini):

1. Sosialisasi

Sosialisasi ini merupakan salah satu cara untuk memasyarakatkan

pentingya PAUD non formal kepada seluruh masyarakat dan lembaga

Pendidikan Anak Usia Dini non formal. Sosialisasi dilakukan oleh Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo. Sosialisasi juga dapat

dilakukan dengan seminar/workshop, penyuluhan dan pemberitaan melalui

media cetak.

2. Pelaksanaan

Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non formal di

Kabupaten Purworejo mulai dilaksanakan pada tahun 2002. Pelaksanaan

ini dimulai dengan pembentukan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini atau

Pos PAUD, pelatihan pendidik PAUD non formal, dan pemberian dana

bantuan untuk lembaga PAUD non formal.

3. Pengawasan

Pengawasan dilakukan oleh para pelaksana program dari Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo. Kegiatan ini dilakukan

dengan cara mengunjungi pos-pos PAUD yang telah dibentuk.

Pengawasan ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan yang terjadi di

lembaga Pendidikan Anak Usia Dini non formal yang ada di Kabupaten

Purworejo.

Page 44: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

V. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

beserta permasalahannya telah dilakukan oleh (1) Lilis Suryani (2007) dari

Dosen PGTK dan PGSD FKIP UHAMKA (2) Rista Apriana (2009) dari

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro, serta artikel dari Gutama (2003) yang berjudul The World Forum

On Early Child Care And Education 2003. Artikel tersebut mengkaji mengenai

forum dunia yang lebih menfokuskan peningkatan profesionalisme yang

berdedikasi dan mau bekerja keras untuk meningkatkan kehidupan dan masa

depan anak di seluruh dunia. Studi tersebut dapat dipakai sebagai rujukan yang

relevan bagi penelitian ini (untuk pemaparan selengkapnya dapat dilihat dalam

tabel). Penelitian tersebut telah memberikan kontribusi dalam mengkaji PAUD

namun belum secara eksplisit mengkaji tentang implementasi Program

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Purworejo, studi tentang

implementasi PAUD non formal. Oleh karena itu penelitian ini menjadi

penting untuk dilakukan.

Page 45: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Tab

el 2

.1

Pene

litia

n T

erda

hulu

No

Pen

ulis

, Ju

dul d

an

Tah

un P

ener

bita

n

Kaj

ian

V

aria

bel

Kes

impu

lan

1.

Lili

s Su

ryan

i (20

07)

Ana

lisis

Per

mas

alah

an

Pend

idik

an A

nak

Usi

a

Din

i Dal

am M

asya

raka

t

Indo

nesi

a

Men

gkaj

i ten

tang

perm

asal

ahan

-

perm

asal

ahan

dal

am

pend

idik

an a

nak

usia

din

i

yaitu

bel

um te

rpen

uhin

ya

kebu

tuha

n m

asya

raka

t

anak

PA

UD

, kur

angn

ya

kual

itas

dan

kuan

titas

giri

/pam

ong

PA

UD

,

kura

ngny

a m

utu

PAU

D,

kura

ngny

a an

imo

mas

yara

kat/k

esad

aran

oran

g tu

a te

ntan

g ur

gens

i

PAU

D, k

ebij

akan

Dep

ende

n :

Perm

asal

ahan

Pen

didi

kan

Ana

k U

sia

Din

i

Inde

pend

en:

kebu

tuha

n m

asya

raka

t ana

k

PAU

D, k

uali

tas

dan

kuan

titas

giri

/pam

ong

PA

UD

, mut

u

PAU

D, a

nim

o

mas

yara

kat/k

esad

aran

ora

ng

tua

tent

ang

urge

nsi P

AU

D,

kebi

jaka

n pe

mer

inta

han

tent

ang

PA

UD

1.

Perk

emba

ngan

PA

UD

di I

ndon

esia

saa

t ini

men

ingk

at s

ecar

a si

gnif

ikan

dan

per

lu

ditin

gkat

kan

baik

kua

litas

mau

pun

kuan

tita

snya

di m

asa

yang

aka

n da

tang

.

2.

Mem

bena

hi m

asal

ah-m

asal

ah P

AU

D

mem

erlu

kan

pros

es y

ang

teru

s di

upay

akan

dan

good

will

dar

i sem

ua p

ihak

.

Page 46: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

pem

erin

taha

n te

ntan

g

PAU

D y

ang

belu

m

mem

adai

2.

Ris

ta A

pria

na (2

009)

Hub

unga

n Pe

ndid

ikan

Ana

k U

sia

Din

i

(PA

UD

) Den

gan

Perk

emba

ngan

Kog

nitif

Ana

k U

sia

Pras

ekol

ah

di K

elur

ahan

Tin

jom

oyo

Kec

amat

an

Ban

yum

anik

Sem

aran

g

Men

gkaj

i ten

tang

berb

agai

hub

unga

n

tent

ang

Pend

idik

an A

nak

Usi

a D

ini d

enga

n

perk

emba

ngan

kog

nitif

anak

Dep

ende

n :

Pela

ksan

aan

Pend

idik

an A

nak

Usi

a D

ini (

PAU

D)

Inde

pend

en:

Perk

emba

ngan

Kog

nitif

Ana

k U

sia

Pras

ekol

ah

Pend

idik

an A

nak

Usi

a D

ini (

PAU

D)

mem

puny

ai

hubu

ngan

yan

g si

gnif

ikan

deng

an p

erke

mba

ngan

kog

nitif

ana

k us

ia

pras

ekol

ah d

i kel

urah

an T

injo

moy

o

keca

mat

an B

anyu

man

ik S

emar

ang

Page 47: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VI. KERANGKA PIKIR

Gambar 2.2

Gambaran Mengenai Kerangka Berpikir :

Untuk mendukung berjalannya penelitian Implementasi Program

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non formal di Kabupaten Purworejo maka

diperlukan kerangka pikir yang jelas. Tujuan kerangka pikir ini adalah

memudahkan pembaca dalam memahami penelitian ini. Pada penelitian ini

terdapat permasalahan yaitu rendahnya jumlah peserta PAUD non formal di

Kabupaten Purworejo. Untuk itu dilakukan sosialisasi, pelaksanaan program

dan pengawasan terhadap program PAUD non formal. Dalam implementasi

program tersebut terdapat faktor-faktor yang menghambat pelaksanaannya.

Ren

dahn

Implem

entasi

progra

m

PAUD

Faktor yang

mempengaruhi

implementasi:

Komunikasi

Sumber daya

Dukungan masyarakat/publik

Penin

gkata

Page 48: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Faktor-faktor yang menghambat implementasi program Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) non formal di Kabupaten Purworejo yaitu komunikasi, sumber

daya, dan dukungan masyarakat atau publik. Dari pelaksanaan tersebut tujuan

yang akan diharapkan yaitu adanya peningkatan jumlah peserta PAUD non

formal yang ada di Kabupaten Purworejo.

Page 49: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB III

METODE PENELITIAN

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang diambil dalam melakukan penelitian mengenai

implementasi program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non formal adalah

di Kabupaten Purworejo, tepatnya di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan

K). Alasan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebagai lokasi penelitian karena

adanya permasalahan yang berhubungan dengan proses implementasi program

PAUD dimana jumlah peserta didik PAUD non formal, meningkat dari tahun

ke tahun tetapi masih belum terlalu signifikan.

4. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat

perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lain

(Sugiyono 2006:11). Menurut Sutopo (2002 : 48) penelitian kualitatif lebih

menekankan pada makna, lebih memfokuskan pada data kualitas dengan

analisis kualitatifnya. Dengan kata lain penelitian kualitatif lebih

mementingkan makna, tidak ditentukan oleh kuantitasnya, tetapi lebih

ditentukan oleh proses terjadinya (dalam bentuk angka) dan cara memandang

atau perspektifnya. Dalam penelitian ini penulis menggambarkan secara

Page 50: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

mendalam tentang implementasi program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

non formal di Kabupaten Purworejo. Penelitian ini menggambarkan,

memaparkan, menerangkan, dan melukiskan serta menafsirkan secara

terperinci tentang proses pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non

formal di Kabupaten Purworejo dan dapat diketahui berbagai hambatan yang

ada.

5. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer diperoleh peneliti dari wawancara langsung kepada

narasumber. Informan yang akan diwawancarai dalam penelitian ini adalah:

- Kasi Bidang Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan

Kesetaraan.

- Pegawai yang terjun langsung ke pos-pos PAUD non formal.

- Penilik UPT Pendidikan dan Kebudayaan.

- Pendidik Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non formal di

Kabupaten Purworejo.

- Masyarakat yang berpartisipasi dalam PAUD non formal di Kabupaten

Purworejo.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk mendukung dan

melengkapi data primer yang berkenaan dengan penelitian. Data sekunder

diperoleh dari hasil temuan peneliti secara tidak langsung diluar wawancara.

Page 51: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Data sekunder dapat diperoleh peneliti melalui dokumen dan arsip. Peneliti

memperoleh sumber data berupa dokumen dan arsip dari penelitian di Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kabupaten Purworejo.

6. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampling yang penulis gunakan dalam penelitian

ini adalah teknik cuplikan yang dikenal sebagai purposive sampling.Purposive

sampling adalah kecenderungan untuk memilih informan yang dianggap

mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya

untuk menjadi sumber data yang mantab (Sutopo 2002:56).

7. Validitas Data

Teknik analisis data yang peneliti lakukan adalah menggunakan cara

kualitatif, yaitu dengan triangulasi. Triangulasi ini merupakan teknik yang

didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif, artinya untuk

menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pandang

(Sutopo 2002:78). Triangulasi menurut Patton (1984) dalam Sutopo (2002:78)

ada empat macam teknik yaitu triangulasi data, triangulasi metodologis,

triangulasi peneliti dan triangulasi teoritis. Teknik triangulasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi data (triangulasi sumber). Cara

ini mengarahkan peneliti agar di dalam pengumpulan data, wajib menggunakan

beragam sumber data yang tersedia. Artinya data yang sama atau sejenis akan

lebih mantab kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda.

Page 52: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Dalam penelitian ini yang dijadikan triangulasi data adalah pihak implementor

program dan sasaran dari program yang digunakan sebagai sumber data untuk

mengetahui validitasnya.

8. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Teknik observasi adalah teknik yang digunakan untuk menggali data dari

sumber data berupa peristiwa, tempat, benda dan rekaman gambar. Dalam

observasi ini peneliti berusaha mengamati secara langsung pelaksanaan

Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non formal di beberapa

lembaga di Kabupaten Purworejo.

b. Wawancara

Metode wawancara dilakukan langsung dengan mewawancarai para

pelaku kegiatan, dan petugas yang mengurus program Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) non formal di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Purworejo. Wawancara ini digunakan untuk menggali data mengenai proses

implementasi program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non formal di

kabupaten Purworejo serta faktor-faktor yang menjadi penghambatnya.

c. Dokumen dan arsip

Dokumen memiliki beragam bentuk, dari yang tertulis sederhana

sampai yang lebih lengkap, dan bahkan bisa berupa benda-benda lainnya

sebagai peninggalan masa lampau. Arsip merupakan catatan-catatan yang

lebih formal dibandingkan dengan dokumen. Sebagai catatan yang lebih

Page 53: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

formal, arsip sering memiliki peran sebagai sumber informasi yang sangat

berharga bagi pemahaman suatu peristiwa. Dokumen yang digunakan

sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen yang berkaitan

dengan implementasi program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non

formal, baik berupa Peraturan Daerah, petunjuk pelaksanaan dan surat-surat

atau arsip-arsip.

9. Teknik Analisa Data

Komponen utama yang terdapat dalam penelitian kualitatif adalah

reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan serta verifikasinnya (Miles

dan Huberman, 1984).

1) Reduksi data

Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan

abstraksi data fieldnote (Sutopo 2002:91).Proses ini diawali sebelum

pelaksanaan pengumpulan data. Artinya reduksi data sudah berlangsung

sejak peneliti mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual,

melakukan pemilihan kasus, menyusun pertanyaan penelitian dan juga

waktu menentukan cara pengumpulan data yang akan digunakan. Proses

ini berlangsung terus sampai laporan akhir penelitian selesai disusun.

2) Sajian data

Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam

bentuk narasi yang memungkinkan simpulan peneliti dapat dilakukan

(Sutopo 2002:92). Sajian data merupakan narasi yang disusun dengan

Page 54: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pertimbangan permasalahannya dengan menggunakan logika penelitinya.

Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat juga dapat berupa berbagai

jenis matriks, gambar/skema, jaringan kerja kaitan kegiatan dan juga tabel

sebagai pendukung narasinya.

3) Penarikan simpulan dan verifikasi

Simpulan tidak berakhir begitu saja, namun perlu diverifikasi agar

mantap dan bisa dipertanggunjawaban. Verifikasi dapat berupa kegiatan

yang dilakukan dengan lebih mengembangkan ketelitian. Verifikasi juga

dapat dilakukan dengan usaha yang lebih luas yaitu dengan melakukan

replikasi dalam satuan data yang lain. Pada dasarnya makna data harus

diuji validitasnya supaya simpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan

lebih bisa dipercaya.

Proses analisis data dengan menggunakan model interaksi ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Model Analisis Interaktif

(Sumber : Sutopo, 2002 : 96)

R

Pe

nar

ika

Pen

S

Page 55: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

C. Diskripsi Lokasi Penelitian

3. Profil Kabupaten Purworejo

Secara geografis, Kabupaten Purworejo merupakan bagian dari

Propinsi Jawa Tengah, yang terletak pada posisi antara 1090 - 1100

o 7o

1.034,82 km2 yang terdiri dari + 2/5 daerah dataran dan 3/5 daerah

pegunungan dengan batas-batas wilayah adalah :

Sebelah

utara

: Kabupaten

Wonosobo dan

Kabupaten

Magelang

Sebelah

timur

: Kabupaten Kulon

Progo Propinsi

DIY

Sebelah

selatan

: Samudra

Indonesia

Sebelah

barat

: Kabupaten

Kebumen

Secara administratif, Kabupaten Purworejo meliputi 16 kecamatan

yang terdiri dari 469 desa dan 25 kelurahan. Dari enam belas kecamatan di

Page 56: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Kabupaten Purworejo, kecamatan terjauh adalah Kecamatan Bruno dengan

jarak 35 km dari pusat kota, dan kecamatan terdekat dari Purworejo adalah

Kecamatan Banyuurip dengan jarak dari pusat kota 4 km. Seluruh

kecamatan yang ada di Kabupaten Purworejo telah terjangkau angkutan

umum.

Adapun jumlah desa, kelurahan dan luas menurut kecamatan adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.1.

Jumlah Desa, Kelurahan Dan Luas Kecamatan

K

e

c

a

m

a

t

a

n

Page 57: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

G

r

a

b

a

g

N

g

o

m

b

o

l

P

u

r

w

o

d

a

d

i

B

a

g

e

l

e

n

K

Page 58: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

a

l

i

g

e

s

i

n

g

P

u

r

w

o

r

e

j

o

B

a

n

y

u

u

r

i

p

B

a

y

Page 59: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

a

n

K

u

t

o

a

r

j

o

B

u

t

u

h

P

i

t

u

r

u

h

K

e

m

i

r

i

B

r

Page 60: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

u

n

o

G

e

b

a

n

g

L

o

a

n

o

B

e

n

e

r

J

u

m

l

a

h

Sumber Data: Kab Purworejo Dalam Angka 2010

Page 61: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Keadaan rupa bumi (topografi) daerah Kabupaten Purworejo secara

umum dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Bagian selatan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian

antara 0 25 meter di atas permukaan air laut.

2. Bagian utara merupakan daerah berbukit-bukit dengan ketinggian antara

25 1050 meter di atas permukaan air laut.

Sedangkan kemiringan lereng atau kelerengan di Kabupaten

Purworejo dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Kemiringan 0 2% meliputi bagian selatan dan tengah wilayah

Kabupaten Purworejo,

2. Kemiringan 2 15% meliputi sebagian Kecamatan Kemiri, Bruno,

Bener, Loano, dan Bagelen,

3. Kemiringan 15 40% meliputi bagian utara dan timur wilayah

Kabupaten Purworejo,

4. Kemiringan > 40% meliputi sebagian Kecamatan Bagelen, Kaligesing,

Loano, Gebang, Bruno, Kemiri, dan Pituruh.

Jenis tanah di Kabupaten Purworejo terdiri dari tanah konsosiasi

alluvial hidromorf; konsosiasi alluvial kelabu; Asosiasi gley humus dan

alluvial kelabu; komplek latosol coklat tua,latosol coklat kemerahan dan

litosol; Asosiasi latosol coklat kemerahan dan latosol coklat tua ; komplek

latosol merah kuning,latosol coklat tua dan litosol; konsosiasi regosol

Page 62: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

coklat; konsosiasi regosol kelabu. Posisi ketinggian Kabupaten Purworejo

berkisar antara 0 meter sampai 325 meter diatas permukaan laut.

Secara umum Kabupaten Purworejo mempunyai iklim tropis

dengan dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau yang

datang setiap enam bulan silih berganti. Suhu rata-rata 200C 320C.

Sedangkan kelembaban rata-rata antara 70 90% dengan curah hujan

tertinggi pada bulan Desember sebesar 9.291 mm, diikuti bulan Januari

sebesar 7.849 mm.

4. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Seksi

PAUD dan Kesetaraan

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo

beralamatkan di Jalan Mayor Jenderal Sutoyo no 69 Purworejo 54113 telp

0275-321112. Visi dan misi dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Purworejo mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kabupaten Purworejo. Adapun Visinya yaitu

Selanjutnya misi untuk mendukung tercapainya visi adalah sebagai

berikut:

1. Mewujudkan pendidikan yang religius.

2. Mewujudkan akuntabilitas dan pencitraan publik dalam

menyelenggarakan pendidikan.

3. Mewujudkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan.

Page 63: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

4. Mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan dan berdaya saing.

5. Melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya daerah.

6. Mewujudkan masyarakat yang sehat terampil dan profesional.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas pokok

melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah bidang Pendidikan dan

Kebudayaan, pemuda dan olah raga sesuai dengan kewenangan Daerah,

yang meliputi pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan

menengah, serta pendidikan non formal, pembinaan pemuda dan olah raga,

serta kebudayaan. Dalam melaksanakan tugas pokok Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis bidang pendidikan, pemuda dan olah raga

yang meliputi pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan

menengah, serta pendidikan non formal, pembinaan pemuda dan olah

raga, serta kebudayaan

b. penyusunan rencana bidang pendidikan, pemuda dan olah raga yang

meliputi pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan

menengah, serta pendidikan non formal, pembinaan pemuda dan olah

raga, serta kebudayaan

c. pembinaan dan pengendalian teknis bidang pendidikan, pemuda dan

olah raga yang meliputi pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,

pendidikan menengah, serta pendidikan non formal, pembinaan

pemuda dan olah raga, serta kebudayaan

Page 64: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

d. penyelenggaraan perizinan dan pelayanan umum bidang pendidikan,

pemuda dan olah raga yang meliputi pendidikan anak usia dini,

pendidikan dasar, pendidikan menengah, serta pendidikan non formal,

pembinaan pemuda dan olah raga, serta kebudayaan

e. pelaksanaan koordinasi kegiatan dan kerjasama teknis dengan pihak

lain yang berhubungan dengan bidang pendidikan, pemuda dan olah

raga yang meliputi pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,

pendidikan menengah, serta pendidikan non formal, pembinaan

pemuda dan olah raga, serta kebudayaan

f. pembinaan UPT dalam lingkup pendidikan, pemuda, dan olah raga,

serta kebudayaan

g. penyelenggaraan monitoring, evaluasi, dan pelaporan terhadap

pelaksanaan tugas-tugas bidang pendidikan, pemuda dan olah raga

yang meliputi pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan

menengah, serta pendidikan non formal, pembinaan pemuda dan olah

raga, serta kebudayaan

h. pengelolaan sarana dan prasarana olah raga milik Pemerintah Daerah

i. pengelolaan sekretariat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

j. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi.

Susunan organisasi beserta jumlah aparat dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Purworejo, sebagai berikut:

Page 65: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gam

bar

4.1

Bag

an O

rgan

isas

i Din

as P

Dan

K

(Sum

ber:

Dat

a Pd

anK

Kab

upat

en)

Kep

ala

Din

as

Pend

idik

an

Seks

i T

KN

K

Dik

me

Bid

ang

PNF.

Bin

mud

ora

dan

Bid

ang

Pend

idik

an

Bid

ang

Pend

idik

an

Das

ar

Ka

Subb

ag

Um

um

dan

Ka.

Su

bbag

K

euan

gan

Ka.

Su

bbag

Pe

renc

, E

valu

asi

Se kre

tari

Kel

om

po k

Seks

i PA

UD

dan

K

eset

araa

n G

ita

Seks

i Sa

rpra

s da

n Pe

rijin

Seks

i K

urik

ulu

m

Drs

.

Seks

i T

KN

K

Dik

das

Tri

Seks

i Sa

rpra

s da

n Pe

rijin

an

Seks

i K

urik

ulu

m D

ikda

s Sr

i Sit

i

Bid

ang

Keb

uda

yaan

Seks

i Se

jara

h K

epur

bak

dan

Nila

i-

Seks

i Pen

yul

Ana

lis, S

arpr

as

dan

Pem

asar

an

Seks

i B

inm

udor

a,Pr

amuk

a da

n Pe

nd

Seks

i D

ikm

as d

an

Kur

sus

Kel

emba

ga

Tat

a

Usa

ha

Tat

a U

saha

K

a. U

PT

SKB

U

PT

Mus

eum

T

osan

Aji

UPT

P d

an

Kew

ilaya

h

Seks

i Sen

i Sa

stra

dan

Pe

rfilm

an

Ker

i

Page 66: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

51

Penelitian ini di khususkan di bagian Seksi PAUD dan Kesetaraan.

Seksi PAUD dan Kesetaraan mempunyai tugas pokok melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, serta

pembinaan di bidang pendidikan anak usia dini dan kesetaraan. Seksi

PAUD dan kesetaraan ini tergolong ke dalam bidang Pendidikan Non

Formal, Pembinaan Pemuda dan Olah Raga, di mana bidang Pendidikan

Non Formal, Pembinaan Pemuda dan Olah Raga mempunyai tugas pokok

melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,

pelaksanaan dan pengendalian di bidang pendidikan non formal serta

pembinaan pemuda dan olah raga yang meliputi pendidikan anak usia dini

dan kesetaraan, pembinaan pemuda, olah raga, pramuka, dan pendidikan

seni budaya pada satuan jenjang pendidikan, serta pendidikan masyarakat

dan kursus kelembagaan.

Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Pendidikan Non Formal,

Pembinaan Pemuda dan Olah Raga menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pelaksanaan, dan

pengendalian di bidang pendidikan anak usia dini dan kesetaraan.

b. penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pelaksanaan, dan

pengendalian di bidang pemuda, olah raga, pramuka, dan pendidikan

seni budaya pada satuan jenjang pendidikan.

c. penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pelaksanaan, dan

pengendalian di bidang pendidikan masyarakat dan kursus

kelembagaan.

d. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Page 67: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Selain mengadakan penelitian di dinas Pendidikan dan Kebudayaan

khususnya di bidang PAUD dan Kesetaraan, peneliti juga mengadakan

penelitian di tingkat UPT Pendidikan dan Kebudayaan. Unit Pelaksana

Teknis Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah, yang selanjutnya disingkat

UPT P dan K, adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Dinas yang

melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan

teknis penunjang Dinas di bidang pengelolaan penyelenggaraan satuan

pendidikan taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar, pendidikan non formal,

pembinaan pemuda dan olah raga, pramuka, seni, dan budaya, dengan

wilayah kerja satu kecamatan.

UPT P dan K juga mempunyai visi dan misi yang selalu ditegakkan

agar semua tugas pokok nya dapat terlaksana dengan baik. Visi adalah

pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana Instansi Pemerintah akan

dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif,

inisiatif serta produktif. Adapun Visi dari UPT P dan K adalah :

Profesional, aspiratif dan inofatif dalam membina, melayani dan

menfasilitasi menuju masyarakat yang mandiri, sejahtera dan berdaya

sai

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh

Instansi Pemerintah sesuai dengan visi yang telah ditetapkan agar tujuan

organisasi dapat terlaksana dan berhasil guna dengan baik, dengan misi

tersebut diharapkan seluruh aparatur dan pihak yang berkepentingan dapat

mengetahui akan peran dan program program serta hasil yang hendak

dicapai di waktu yang akan datang dari visi yang telah ditetapkan tersebut.

Misi dari UPT P dan K adalah

Page 68: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

1. Melaksanakan Pelayanan Masyarakat dan Pengkoordinasian

Penyelenggaraan Kegiatan Pemerintahan Kecamatan

2. Menyelenggarakan Pembinaan dan Fasilitasi Pemerintah Desa

3. Menyelenggarakan Pembinaan dan Fasilitasi Pembangunan Wilayah

4. Menyelenggarakan Pembinaan dan Fasilitasi Kemasyarakatan

UPT P dan K mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di

bidang pengelolaan penyelenggaraan satuan pendidikan Taman Kanak-

kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD), pendidikan non formal, pembinaan

pemuda dan olah raga, pramuka, seni, dan budaya di kecamatan yang

menjadi wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugas pokok, UPT P dan

K menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan kebijakan teknis bidang pendidikan, kebudayaan, serta

pemuda dan olah raga yang meliputi satuan pendidikan Taman Kanak-

kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD), pendidikan non formal,

pembinaan pemuda dan olah, raga, pramuka, seni dan budaya di

kecamatan yang menjadi wilayah kerja;

b. penyediaan data sebagai bahan penyusunan perencanaan bidang

pendidikan, pemuda dan olah raga yang meliputi pendidikan anak usia

dini, pendidikan dasar pada jenjang Taman Kanak-kanak (TK),

Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP),

pendidikan non formal, pembinaan pemuda dan olah raga, serta

kebudayaan di wilayah. Kecamatan yang menjadi wilayah kerja;

c. pembinaan dan pengendalian teknis bidang pendidikan, kebudayaan,

serta pemuda dan olah raga yang meliputi satuan pendidikan Taman

Page 69: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD), pendidikan non formal,

pembinaan pemuda dan olah raga, pramuka, seni dan budaya di

kecamatan yang menjadi wilayah kerja;

d. pelaksanaan pengendalian mutu penyelenggaraan satuan pendidikan

Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD), pendidikan non

formal, pembinaan pemuda dan olah raga, pramuka, seni dan budaya di

kecamatan yang menjadi wilayah kerja;

e. pengendalian penyediaan sarana dan fasilitas belajar pada satuan

pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD),

pendidikan non formal, pembinaan pemuda dan olah raga, pramuka,

seni dan budaya di kecamatan yang menjadi wilayah kerja;

f. pembinaan kepegawaian pada lingkup UPT P dan K di kecamatan

yang menjadi wilayah kerjanya;

g. perencanaan dan pelaksanaan kegiatan lintas sektoral pada jenjang

pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD),

pendidikan non formal, pembinaan pemuda dan olah raga, pramuka,

seni dan budaya di kecamatan yang menjadi wilayah kerja, setelah

mendapat persetujuan Kepala Dinas;

h. pelaksanaan koordinasi kegiatan dan kerjasama teknis bidang

pendidikan, kebudayaan, serta pemuda dan olah raga, yang meliputi

jenjang pendidikan Taman KanaK-kanak (TK) dan Sekolah Dasar

(SD), pendidikan non formal, pembinaan pemuda dan olah raga,

pramuka, seni dan budaya, dengan Camat dan unit-unit kerja terkait;

i. penyelenggaraan monitoring, evaluasi, dan pelaporan terhadap

pelaksanaan tugas bidang pendidikan, kebudayaan, serta pemuda dan

Page 70: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

olah raga, yang meliputi jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak (TK)

dan Sekolah Dasar (SD), pendidikan non formal, pembinaan pemuda

dan olahraga, pramuka, seni dan budaya di kecamatan yang menjadi

wilayah kerja;

j. pengelolaan tata usaha UPT P dan K;

k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi:

Gambar 4.2

Bagan Susunan Organisasi UPT P Dan K Wilayah Pada Dinas

Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo

(Sumber: PerBup Purworejo No 21 Tahun 2009)

B. Hasil Penelitian

4. Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Non

Formal Di Kabupaten Purworejo

Penelitian tentang implementasi program Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) non formal di Kabupaten Purworejo membahas tentang

tahap-tahap implementasi dan faktor-faktor yang menghambat

Kelo

mpok

P

el

Subb

agian

K

Page 71: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

implementasi. Tahap-tahap implementasi program Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) non formal di Kabupaten Purworejo yaitu sosialisasi,

pelaksanaan dan pengawasan. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat

implementasi program PAUD non formal yaitu komunikasi, sumber daya

dan dukungan masyarakat atau publik.

Tahap-tahap implementasi program PAUD non formal, dapat

dijelaskan sebagai berikut:

d. Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan suatu program

atau kegiatan kepada warga masyarakat. Penyampaian sosialisasi dalam

program PAUD non formal di kabupaten Purworejo sudah

direncanakan sejak tahun 2002. Sampai tahun ini pun sosialisasi tentang

program tersebut masih dilakukan. Sosialisasi ini lebih mengarah ke

keberadaan PAUD non formal karena keberadaan PAUD formal (TK)

sudah terlaksana sebelumnya. Hal ini karena belum banyak masyarakat

yang mengetahui tentang program pendidikan anak usia dini non

formal. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ibu Tri Rokhani selaku

staff seksi PAUD dan Kesetaraan dinas Pendidikan dan Kebudayaan

kabupaten Purworejo:

mengarah untuk keberadaan PAUD non formal seperti KB, TPA dan SPS. Ini karena program PAUD non formal masih baru dan

(wawancara tanggal 9 April 2012) Sosialisasi program Pendidikan Anak Usia Dini non formal

dilaksanakan dari tingkat kabupaten, kecamatan, sampai ke tingkat

kelurahan atau desa. Di tingkat kabupaten dilakukan oleh dinas P dan K

Page 72: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

kabupaten. Tingkat kecamatan oleh penilik kecamatan sedangkan di

tingkat kelurahan atau desa dilakukan oleh lurah, kepala desa dan Tim

Penggerak PKK. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ibu Tri Rokhani

selaku staff seksi PAUD dan Kesetaraan dinas Pendidikan dan

Kebudayaan kabupaten Purworejo:

program ini. Sampai sekarangpun kami masih sosialisasi. Sosialisasi ini diawali di tingkat kabupaten yang dilaksanakan oleh aparat seksi PAUD dan Kesetaraan, di kecamatan kami menggunakan penilik kecamatan dan di kelurahan/desa melalui lurah, tanggal 9 April 2012)

Sosialisasi di tingkat kabupaten dilakukan oleh aparat dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Purworejo dengan cara mengundang

penilik di tiap-tiap kecamatan. Penilik adalah tangan panjang dinas P

dan K kabupaten di masing-masing kecamatan yang khusus menangani

PAUD non formal. Rapat dengan penilik dilaksanakan setiap 1 bulan

sekali. Hal ini disampaikan oleh Ibu Gita Yuristiana selaku Kasi PAUD

dan Kesetaraan dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten

Purworejo:

-penilik di tiap kecamatan untuk rapat tentang program PAUD non formal. Penilik itu adalah tangan panjang kita di di kecamatan,masuknya di UPT. Rapat

(wawancara tanggal 8 Maret 2012)

Sosialisasi di tingkat kecamatan dilaksanakan oleh UPT

kecamatan yang bekerja sama dengan tim penggerak PKK kecamatan.

Dalam sosialisasi ini diundang kepala desa di tiap-tiap kelurahan/desa

dan tim penggerak PKK kelurahan/desa. Sosialisasi yang dilakukan

Page 73: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dengan kepala desa yaitu dengan cara masuk ke konferensi-konferensi

kepala desa. Tetapi sosialisasi ini tidak rutin dilakukan. Seperti yang

disampaikan oleh Ibu Gita Yuristiana selaku Kasi PAUD dan

Kesetaraan:

penggerak PKK kecamatan. Mereka kemudian mengundang tim penggerak PKK kelurahan/desa. Dari kami sendiri ada program kerja sosialisasi yaitu melalui konferensi-kenferensi kepala desa. Tapi sosialisasi ini tidak dilaksanakan setiap bulannya(wawancara tanggal 8 Maret 2012)

Sosialisasi di tingkat kecamatan juga dilakukan dengan masuk

ke perkumpulan-perkumpulan HIMPAUDI kecamatan dan di

pertemuan PKK kecamatan. Pertemuan PKK kecamatan dilakukan

setiap 1 bulan sekali tetapi khusus untuk sosialisasi program PAUD non

formal dilakukan setiap 4 bulan sekali. Hal ini karena di dalam program

kerja PKK terdapat 4 pokja. Dimana setiap pokja dibahas setiap

bulannya. PAUD non formal ini termasuk ke dalam pokja 2. Seperti

yang disampaikan Ibu RR Sri Heni, selaku penilik kecamatan

Banyuurip:

ami juga sering masuk ke perkumpulan HIMPAUDI kecamatan maupun PKK kecamatan. Tetapi khusus sosialisasi PAUD non formal, kami bahas pada pertemuan PKK pokja 2,

(wawancara tanggal 10 April 2012)

Sosialisasi di tingkat kelurahan/desa, dilakukan oleh

lurah/kepala desa yang bekerja sama dengan tim penggerak PKK

kelurahan/desa. Mereka menyampaikan sosialisasi ke tingkat di

bawahnya yaitu ketua RT dan RW. Dari ketua RT atau RW kemudian

menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat terutama yang

Page 74: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

mempunyai balita. Sosialisasi ini dilakukan secara rutin setiap ada

pertemuan-pertemuan di tingkat kelurahan/desa. Seperti yang

disampaikan oleh Ibu Sofiana selaku Ketua Tim Penggerak PKK desa

Pakisrejo, kecamatan Banyuurip:

mempunyai balita. Dari keputusan kepala desa kami menyampaikan ke masyarakat melalui kegiatan rutin posyandu. RT atau RW juga ikut menyampaikan sosialisasi melalui

ggal 11 Maret 2012)

Semua sosialisasi yang dilakukan aparat, membahas tentang

pentingnya pendidikan anak usia dini, manfaat mengikuti pendidikan

anak usia dini dan bagaimana memberikan contoh kepada orang tua

tentang cara pemberian rangsangan pendidikan bagi anak usia dini.

Sosialisasi ini terus dilakukan karena banyak masyarakat yang belum

memahami tentang PAUD non formal. Hal ini seperti yang

disampaikan oleh Ibu Gita Yuristiana selaku Kasi PAUD Kesetaraan:

ahwa pendidikan anak di usia dini sangat penting. Berbagai manfaat mengikuti pendidikan anak usia dini juga kami sampaikan kepada masyarakat. Bahkan sampai cara menangani anak bagi para orang tua juga ikut kami sampaikan. Ini kami lakukan karena masyarakat Purworejo, terutama yang di daerah pedesaan belum sepenuhnya paham (wawancara tanggal 8 Maret 2012)

Ibu Enah Rohanah selaku pendidik Pos PAUD Tunas Bangsa

kecamatan Loano, menambahkan:

ya, pentingnya pendidikan anak usia dini,kemudian tumbuh kembang anak

Sosialisasi dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Purworejo dilakukan dengan cara penyuluhan-penyuluhan dan melalui

Page 75: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

berbagai media cetak yang dituangkan dalam buku-buku pedoman

pendidikan anak usia dini non formal. Dari dinas tidak membuat

pamlet-pamlet untuk mempromosikan program ini. Biasanya yang

membuat pamlet-pamlet yaitu dari lembaga-lembaga PAUD non formal

untuk menarik perhatian kelompok sasaran. Hal ini disampaikan oleh

Ibu Gita Yuristiana selaku Kasi PAUD dan Kesetaraan:

-pamlet yang digunakan untuk sosialisasi tetapi melalui rapat-rapat atau penyuluhan. Mungkin jika ada yang membuat dalam bentuk pamlet-pamlet maupun selebaran-selebaran dan bahkan kegiatan lain yang bisa digunakan untuk media sosialisasi biasanya dilakukan oleh penyelenggara-penyelenggaranya maupun lembaga-lembaga di daerah tersebut yang sedang mempromosikan program itu. Kalau kami tidak memMaret 2012)

Kegiatan sosialisasi juga tidak hanya dilakukan melalui rapat-

rapat atau penyuluhan, menyebar pamlet serta buku panduan, tetapi

dengan kegiatan lain yaitu pengajian, program parenting dan outbond.

Di dalam kegiatan itu, diselingi dengan sosialisasi tentang pentingnya

pendidikan anak usia dini. Pengajian dilaksanakan setiap 1 bulan sekali

dan program perenting dilakukan setiap 2 bulan sekali. Kegiatan ini

tidak selalu dilakukan lembaga-lembaga PAUD non formal yang ada di

kabupaten Purworejo. Ini dikarenakan keterbatasan dana dari lembaga

penyelenggaranya. Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Endah Budi

selaku pendidik KB Aisyiyah kecamatan Gebang:

atau rapat-rapat tetapi dengan mengadakan pengajian yang di dalamnya membicarakan tentang pentingnya pendidikan anak usia dini. Kegiatan pengajian ini dilaksanakan setiap 1 bulan sekali. Ada juga program parenting (rapat antara pendidik dan masyarakat). Program ini dilakukan setiap 2 bulan sekali.

Page 76: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Pernah juga kami mengadakan outbond untuk mempromosikan

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

sosialisasi yang dilakukan lebih mengarah ke sosialisasi PAUD non

formal, tetapi sosialisasinya tidak terjadwal rutin. Selain itu masih

banyak masyarakat Purworejo terutama yang tinggal di pedesaan belum

memahami arti pentingnya pendidikan anak usia dini non formal.

e. Pelaksanaan program

Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non formal di

Kabupaten Purworejo mulai dilaksanakan sejak tahun 2002. Awal mula

pelaksanaan program ini yaitu dengan membentuk lembaga-lembaga

PAUD non formal, pelatihan-pelatihan bagi pendidik PAUD non formal

dan pemberian dana dari pemerintah.

4. Pembentukan lembaga PAUD non formal

Dari awal sosialisasi program pendidikan anak usia dini non

formal di kabupaten Purworejo, pihak aparat telah memberikan

buku-buku pedoman petunjuk teknis penyelengaaraan TPA (Taman

Penitipan Anak), KB (Kelompok Bermain) dan SPS (Satuan PAUD

Sejenis). Di dalam buku pedoman tersebut terdapat berbagai materi

tentang PAUD non formal sampai cara pembentukan lembaga.

Penyelenggara TPA dan KB berasal dari masyarakat atau yayasan

yang berminat untuk membentuk lembaga tersebut. Sedangkan untuk

SPS atau Pos PAUD dibentuk atas kesepakatan masyarakat dan

Page 77: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

dikelola berdasarkan azas gotong royong, kerelaan dan kebersamaan

yang terintegrasi dengan Posyandu.

Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Ibu Gita

Yuristiana selaku Kasi PAUD dan Kesetaraan:

penyelenggaraan PAUD non formal. Setelah sampai di tingkat kelurahan, secara otomatis mereka akan musyawarah untuk mencari kesepakatan akan membuat lembaga PAUD non formal dalam bentuk apa. TPA dan KB biasanya dibentuk oleh masyarakat atau yayasan di daerah itu. Kalau SPS atau Pos PAUD terbentuk dari kesepakatan

(wawancara tanggal 8 Maret 2012)

Setelah tercapai kesepakatan untuk membentuk lembaga

PAUD non formal, semua persyaratan harus dipenuhi oleh

penyelenggaranya. Adapun persyaratannya antara lain:

a. Memiliki kepengurusan sekurang-kurangnya terdiri dari unsur

pembina atau pengelola

b. Memiliki tutor sekurang-kurangnya 3 orang termasuk pengelola

c. Sekurang-kurangnya 50% tutor berpendidikan SLTA

d. Sekurang-kurangnya tutor dilatih

e. Memiliki tempat yang tetap dan layak untuk kegiatan anak baik

kepunyain sendiri, sewa maupun pinjam pakai

f. Tersedia air bersih dan kakus untuk keperluan MCK

g. Memiliki halaman untuk bermain bebas

h. Memiliki Alat Permainana Edukasi (APE) untuk mendukung

kegiatan anak di masing-masing kelompok

i. Memiliki administrasi pencatatan kegiatan

j. Memiliki buku-buku pedoman/ panduan kegiatan

Page 78: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

k. Memiliki sumber pembiayaan kegiatan

l. Kegiatan telah berjalan aktif selama 6 bulan terakhir sekurang-

kurangnya seminggu 5 kali

m. Jumlah peserta didik sekurang-kurangnya 20 anak

n. Memiliki surat ijin lokasi dari kepala kelurahan

( Sumber: Petunjuk Teknis pelaksanaan KB, TPA dan SPS)

Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Ibu Gita

Yuristiana selaku Kasi PAUD dan Kesetaraan:

oleh penyelenggaranya. Persyaratan utama untuk pembentukan PAUD non formal antara lain: memiliki pengurus lembaga, pengajar minimal SMA, mempunyai tempat untuk kegiatan, memiliki sarana dan buku-buku yang menunjang pelaksanaan program dan memiliki anak

Untuk masalah akta notaris, yang diharuskan memiliki

adalah dari TPA dan KB. Sedangkan untuk Pos PAUD atau SPS,

tidak perlu membuat akta notaris tetapi harus mempunyai akta dari

kepala desa. Hal ini disampaikan oleh Ibu RR Sri Heni, selaku

penilik kecamatan Banyuurip:

pendirian lembaga. Tetapi yang diharuskan untuk memiliki akta notaris yaitu Taman Penitipan Anak dan Kelompok Bermain. Kalau SPS atau Pos PAUD tidak harus memakai

(wawancara tanggal 11 April 2012)

Setelah semua persyaratan terpenuhi dan lembaganya sudah

berjalan sekurang-kurangnya 6 bulan, maka pihak penyelenggara

segera membuat ijin pendirian ke UPT P dan K kecamatan.

Page 79: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Kemudian UPT kecamatan, langsung meninjau ke lembaga untuk

memastikan apakah lembaga itu berjalan atau tidak. Setelah itu

dibuatkan surat rekomendasi dari UPT dan diserahkan ke dinas P

dan K kabupaten Purworejo. Selanjutnya dinas segera memproses

ijinnya. Jadi dinas yang membuatkan surat ijin pendirian lembaga.

Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Ibu Sri Handayani selaku

penilik kecamatan Purwodadi:

lembaga harus mengajukan perijinan ke UPT. Lalu kami segera menindaklanjutinya dengan survey ke lembaga. Survey ini dilakukan untuk membuktikan apakah lembaga itu berjalan atau tidak. Setelah itu, UPT membuatkan rekomendasi ijin perijinan dan langsung diserahkan ke dinas. Dinas yang berhak untuk membuatkan surat ijin

Di bawah ini merupakan jumlah lembaga PAUD non formal

baik yang sudah mendapat ijin dan belum mendapat ijin yang

tersebar di kabupaten Purworejo.

Tabel 4.2

Data Jumlah Lembaga PAUD Non Formal Baik Yang Sudah

Mendapat Ijin Maupun Belum Mendapat Ijin Tahun 2011

No Kecamatan Ada Ijin Belum Ada Ijin

KB TPA SPS KB TPA SPS

1. Grabag 8 - 3 3 - -

2. Ngombol 4 - 6 1 - 1

3. Purwodadi 5 - 4 3 - 11

4. Bagelen 3 - 2 1 - 2

5. Kaligesing 11 - 1 10 - 1

6. Purworejo 14 4 12 5 2 12

7. Banyuurip 8 1 4 - - 3

Page 80: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

8. Bayan 6 - 2 6 - -

9. Kutoarjo 14 - 1 - - -

10. Butuh 7 - 2 7 - 2

11. Pituruh 9 - 8 3 - 1

12. Kemiri 9 1 1 9 2 5

13. Bruno 5 - 2 2 1 1

14. Gebang 3 8 1 - 1

15. Loano 9 - 5 1 - 1

16. Bener 12 - 1 1 - -

Jumlah 127 6 62 53 5 41

Sumber: Data PAUD non formal dinas P dan K (data diolah)

Dari data diatas menunjukkan bahwa lembaga PAUD non

formal yang ada di Kabupaten Purworejo belum sepenuhnya

mendapatkan ijin dari pemerintah. Hal ini karena lembaga tersebut

masih dalam tahap pendirian yang belum mencapai 6 bulan

pelaksanaannya dan ada pula yang belum memenuhi standar

pendirian lembaga PAUD non formal. Seperti yang disampaikan

oleh Ibu Gita Yuristiana selaku Kasi PAUD dan Kesetaraan:

sudah berijin. Masih ada lembaga yang belum mendapat ijin dari kami. Ini karena mereka masih mendirikan lembaga belum mencapai 6 bulan dan ada juga lembaga-lembaga yang belum memenuhi syarat-syarat pendirian lembaga seperti anak didiknya belum mencapai 20 orang. Untuk itu kami belum bisa mengeluarkan ijin pendirian lembaga

(wawancara tanggal 8 Maret 2012)

Dari data diatas juga terlihat bahwa jumlah TPA masih

sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah KB dan SPS. TPA

di kabupaten Purworejo, hanya terdapat didaerah kota. Sedangkan di

pedesaan belum banyak terdapat TPA (Taman Penitipan Anak).

Page 81: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Pihak penyelenggara PAUD non formal di desa belum mampu dan

mau untuk mendirikan TPA. Hal ini dikarenakan biayanya mahal

dan banyak masyarakat yang tidak mau menitipkan anaknya ke TPA.

Masyarakat lebih memilih untuk diasuh sendiri daripada menitipkan

dengan biaya yang tidak sedikit. Hal ini seperti yang disampaikan

oleh Ibu Gita Yuristiana selaku Kasi PAUD dan Kesetaraan:

baru daerah kota yang mendirikan kalau di desa belum semuanya mampu dan mau membentuknya. Disamping biayanya mahal, dari masyarakatnya sendiripun belum mau diajak untuk menitipkan anaknya ke TPA. Ya, mereka lebih memilih diasuh sendiri daripada membayar dengan biaya lumayan

Demikian juga disampaikan oleh Ibu Yan, selaku orang tua

peserta didik Pos PAUD Hidayatul Aulad kecamatan Banyuurip:

daripada menitipkan di taman penitipan. Ya karena di pe (wawancara tanggal 11 Maret 2012)

Dalam pelaksanaan kegiatan PAUD non formal, terdapat

sentra-sentra untuk anak didik bermain dan belajar. Dimana

pengertian sentra secara umum adalah pojok ruangan area tempat

bermain anak. Sentra-sentra tersebut digunakan untuk membedakan

kegiatan yang dilakukan saat pembelajaran. PAUD non formal yang

sudah memiliki ruangan sentra permainan adalah TPA dan KB.

Sedangkan untuk Pos PAUD atau SPS, ruang sentranya bergabung

satu sama lain. Kegiatan bermain dan belajarnya di lakukan di satu

ruangan yang sama. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ibu Gita

Yuristiana selaku Kasi PAUD dan Kesetaraan:

Page 82: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

dan KB. Sedangkan Pos PAUD atau SPS ruangannya belum mempunyai sentra khusus. Biasanya mereka ya melakukan

(wawancara tanggal 8 Maret 2012)

Berikut ini merupakan gambar ruang sentra di KB Aisyiyah

kecamatan Purworejo:

Gambar 4.2 Gambar 4.3

Gambar 4.4 Gambar 4.5

Gambar 4.6 Gambar 4.7

Page 83: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Gambar 4.8

Keterangan:

Gambar 4.2 adalah sentra ibadah

Gambar 4.3 adalah sentra perang

Gambar 4.4 adalah sentra musik dan olah tubuh

Gambar 4.5 adalah sentra seni dan kreativitas

Gambar 4.6 adalah sentra persiapan

Gambar 4.7 adalah sentra bahan alam

Gambar 4.8 adalah sentra balok

Berikut ini merupakan gambar ruang kegiatan di Pos PAUD

Hidayatul Aulad, kecamatan Banyuurip:

Gambar 4.9 Gambar 4.10

Page 84: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Keterangan:

Gambar 4.9 adalah ruang bermain dan belajar di dalam ruangan

Gambar 4.10 adalah kegiatan untuk sentra bahan alam yang

dilakukan di luar ruangan

Dari gambar-gambar diatas menunjukkan bahwa KB dan

Pos PAUD berbeda. Kelompok Bermain (KB) harus mempunyai

tempat yang luas untuk membangun sentra-sentra permainan anak

sedangkan untuk Pos PAUD hanya diperlukan sarana yang

mendukung pelaksanaan program. Untuk ruangan sentra-sentra

permainan anak, masih menggunakan satu ruangan dan dilakukan

bergantian.

5. Pelatihan pendidik PAUD non formal

Pelatihan berarti menuntun dan mengarahkan

perkembangan dari peserta pelatihan melalui pengetahuan, keahlian

dan sikap yang diperoleh untuk memenuhi standar tertentu. Kegiatan

pelatihan ini memang sangat penting. Ini dilakukan bahwa di dalam

pedoman standar pendidik PAUD non formal, minimal pendidikan

SMU sederajat dapat menjadi pendidik PAUD non formal yang ada

di daerahnya. Untuk itu diperlukan pelatihan-pelatihan bagi calon

pendidik agar terampil selayaknya seorang pendidik yang

profesional. Kegiatan pelatihan bagi calon pendidik, dilakukan

dengan magang-magang di tempat yang ditunjuk. Tempat yang

digunakan untuk magang itu adalah lembaga-lembaga PAUD non

formal yang sudah dianggap unggul pelaksanaan programnya. Selain

magang, pendidik juga terkadang diundang untuk mengikuti

Page 85: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

workshop dan seminar-seminar pelatihan pendidik PAUD non

formal.

Hal tersebut disampaikan oleh Ibu Gita Yuristiana selaku

Kasi PAUD dan Kesetaraan:

a HIMPAUDI yang mengadakan pelatihan bagi calon pendidik, yaitu dengan mengadakan workshop menyusunan kurikulum dan seminar-seminar. Pelatihan juga dilakukan dengan memagangkan pendidik di tempat-tempat yang

(wawancara tanggal 8 Maret 2012)

Pelatihan-pelatihan bagi pendidik PAUD non formal ini juga

dilaksanakan dari tingkat provinsi, kabupaten maupun SKB (Sanggar

Kegiatan Belajar). Untuk pelatihan dari provinsi, tiap-tiap kabupaten

diminta untuk mengirim pendidik untuk dilatih. Pelatihan dari

provinsi ini juga tidak rutin dilakukan karena keterbatasan dana.

Tidak semua pendidik bisa mengikuti pelatihan ini karena kuota

untuk pelatihan sudah ditentukan pemerintah pusat. Jadi pelatihan

pendidik dilakukan secara bergilir. Hal ini disampaikan oleh Ibu RR

Sri Heni, selaku penilik kecamatan Banyuurip:

pelatihan tetapi tidak terjadwal rutin. Hal ini karena dana untuk pelatihan sangat terbatas. Pelatihan bagi pendidiknya

(wawancara tanggal 10 April 2012)

Di tingkat provinsi juga mengadakan pelatihan pendidik

PAUD non formal. Sejak tahun 2010/2011 hanya dilakukan 2 kali

yaitu di Salatiga dan di Srondol. Itupun tidak semua pendidik

mengikutinya. Dari pusat hanya mengundang sebagian pendidik

berdasarkan kuota anggaran yang dimiliki. Kemudian dari dinas

Page 86: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

kabupaten, memilih pendidik PAUD non formal yang belum

mengikuti pelatihan untuk dilatih di provinsi. Hal ini seperti yang

disampaikan oleh Ibu Gita Yuristiani, selaku Kasi PAUD dan

Kesetaraan:

kali sejak tahun 2010/2011. Tempatnya yaitu di Salatiga dan di Srondol. Pendidik yang mengikuti pelatihan ini terbatas mbak, jadi ya kami hanya nurut perintah saja untuk

(wawancara tanggal 8 Maret 2012)

Di tingkat kabupaten, pelatihan juga pernah dilaksanakan

tetapi tidak rutin. Hal ini disebabkan karena terbatasnya anggaran

untuk pelatihan bagi pendidik PAUD non formal. Tempat yang

digunakan untuk pelatihan yaitu di TPA/KB Mutiara ibu, Setia

Budi, Lestari dan Traju Mas. Tempat-tempat tersebut digunakan

untuk pelatihan karena lembaga itu sudah dianggap sukses

melaksanakan program PAUD non formal. Hal ini seperti yang

disampaikan oleh Ibu Gita Yuristiani, selaku Kasi PAUD dan

Kesetaraan:

mbak, tergantung ada tidaknya dana. Tempat yang kami tunjuk untuk pelatihan yaitu di Mutiara ibu, Setia Budi, Lestari dan Traju Mas. Kami menunjuk lembaga tersebut karena lembaga-lembaga itu sudah sukses melakukan

(wawancara tanggal 8 Maret 2012)

Page 87: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Berikut merupakan data jumlah peserta pelatihan pendidik

PAUD Non Formal Tingkat Provinsi Tahun 2011:

Tabel 4.3

Data Jumlah Peserta Pelatihan Pendidik PAUD Non Formal

Tingkat Provinsi Tahun 2011

No Nama lembaga Jumlah pendidik

(orang)

Jumlah peserta

(orang)

Prosentase

1. TPA 51 12 23,5 %

2. KB 689 40 5,8 %

3. SPS 365 14 3,8%

Sumber: Data PAUD non formal dinas P dan K (data diolah)

Dari data diatas menunjukkan bahwa jumlah peserta

pelatihan masih sedikit dibandingkan dengan jumlah pendidik

PAUD non formal yang ada. Peserta yang ikut pelatihan dari tiap-

tiap lembaga belum mencapai 50 %. Padahal jumlah pendidik SPS

sebanyak 365 orang, KB sebanyak 689 orang dan TPA sebanyak 51

orang. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ibu Gita Yuristiani,

selaku Kasi PAUD dan Kesetaraan:

provinsi belum mencapai 50%. Padahal jumlah pendidik PAUD non formal yang ada di kabupaten Purworejo sangat banyak, yaitu SPS sebanyak 365 orang, KB sebanyak 689

Maret 2012)

6. Pemberian dana

Dana yang digunakan untuk mendukung berjalannya program

diperoleh dari APBN dan APBD I (Provinsi) dan APBD II (Daerah).

Dalam hal ini dinas P dan K tidak ikut campur dengan dana-dana

yang disalurkan. Dikarenakan bahwa dinas tidak diberi wewenang

Page 88: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

untuk mengatur pemberian dana ke lembaga-lembaga PAUD non

formal yang ada. Dana-dana yang didapat dari pemerintah sudah

langsung masuk ke kelompok sasaran. Jadi semua kegiatan finansial

sudah menjadi tanggungjawab lembaganya sendiri. Dinas hanya

memantau RAB di tiap-tiap lembaga PAUD non formal. Seperti

yang disampaikan oleh Ibu Gita Yuristiana selaku Kasi PAUD dan

Kesetaraan dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Purworejo:

dalam proses penyalurannya. Dari pusat, dana yang sudah cair dikirim langsung ke penyelenggaran program. Semua urusan pendanaan sudah menjadi tanggungjawab masing-masing lembaga. Kami hanya memantau RAB (Rancangan Anggaran Belanja) dari setiap lembaga yang tersebar di

Dana-dana yang termasuk dalam APBN, APBD I (Provinsi)

dan APBD II (Daerah) yaitu:

- Dana rintisan

Dana rintisan adalah dukungan dana bagi lembaga atau

badan yang sedang atau akan merintis layanan PAUD non formal

dalam bentuk Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, Pos

PAUD atau Satuan PAUD Sejenis (SPS) lainnya yang digunakan

untuk meningkatkan akses layanan PAUD non formal yang

menjangkau anak usia dini yang belum atau tidak terlayani.

Dana rintisan berbeda antara lembaga yang satu dengan

yang lain. untuk TPA dan KB, dana rintisannya lebih banyak

dibanding SPS. Hal ini dikarenakan oleh tingkat kesulitan

penyelenggaraan lembaga tersebut. Seperti yang disampaikan

Page 89: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

oleh Ibu Gita Yuristiana selaku Kasi PAUD dan Kesetaraan dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo:

PAUD non formal berbeda. Hal itu berdasarkan tingkat kesulitan penyelenggaraan lembaga. Karena SPS lebih mudah penyelenggaraannya maka jumlah dananya lebih

(wawancara tanggal 8 Maret 2012)

Adapun jumlah dana dari pemerintah untuk rintisan PAUD

non formal yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.4

Data Jumlah Dana Rintisan PAUD Non Formal

No Nama PAUD Jumlah

1. SPS (Satuan PAUD Sejenis) Rp. 25.000.000,00

2. KB (Kelompok Bermain) Rp. 35.000.000,00

3. TPA (Taman Penitipan Anak) Rp. 45.000.000,00

Sumber: Data PAUD non formal dinas P dan K

(data diolah)

Dana-dana itu disalurkan ke tiap-tiap lembaga hanya sekali.

Bila ada kekurangan dana, lembaga penyelenggaranya harus

berusaha sendiri dengan cara mereka. Bisa dengan mencari

donatur-donatur, menambah biaya SPP ke peserta PAUD non

formal dan mengajukan proposal ke pemerintah.

Hal ini seperti yang dikatakan oleh Ibu Gita Yuristiana

selaku Kasi PAUD dan Kesetaraan dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Purworejo:

Page 90: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

formal yang telah dianggarkan dalam APBN. Adapun dana rintisan untuk SPS adalah Rp.25.000.000,00, untuk Kelompok Bermain (KB) Rp.35.000.000,00dan untuk Tempat Penitipan Anak (TPA) sebesar Rp.45.000.000,00. Bila suatu saat kekurangan dana ya lembaganya bertindak sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. Misalkan ada yang mencari donatur, menambah biaya SPP dan lain-(wawancara tanggal 8 Maret 2012)

Dana rintisan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan

lembaga antara lain untuk tempat atau sarana kegiatan, APE luar

dan APE dalam serta dipergunakan untuk pembelajaran program

PAUD non formal. Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Sofiana

selaku Ketua pos PAUD Hidayatul Aulad kecamatan Banyuurip:

Rp.25.000.000,00 untuk memenuhi kebutuhan lembaga. Kebutuhan itu antara lain untuk keperluan APE baik yang di dalam ruangan maupun di luar ruangan dan untuk kebMaret 2012)

- Dana Bantuan Operasional PAUD (BOP)

Bantuan Operasional PAUD (BOP) adalah bantuan yang

diberikan pemerintah kepada anak melalui lembaga PAUD untuk

mendukung proses operasional pembelajaran PAUD bagi anak dari

keluarga tidak mampu. Dana BOP ini telah diberikan pemerintah

ke lembaga-lembaga yang ada sebesar Rp. 9.000.000,00. Tetapi

untuk dana BOP itu tidak semua PAUD non formal yang ada

mendapatkannya. Ini karena keterbatasan dana dari

pemerintah.Yang diutamakan untuk mendapat BOP ini adalah

lembaga PAUD non formal yang baru dibentuk.

Page 91: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Hal ini seperti yang dikatakan oleh Ibu Gita Yuristiana

selaku Kasi PAUD dan Kesetaraan:

kepada lembaga terkait sebesar Rp. 9.000.000,00 per lembaga. Tapi tidak semua mendapatkan dana ini mbak, yang kami utamakan adalah lembaga-lembaga yang baru terbentuk. Ini karena lembaga baru biasanya belum mempunyai dana cukup untuk memenuhi kebutuhan

l 8 Maret 2012)

Dana BOP (Bantuan Operasional PAUD) dari pemerintah

sangat terbatas maka tidak semua lembaga mendapatkan dana ini.

Proses pemberian dana BOP digilir dari lembaga satu ke lembaga

lainnya. Diutamakan yang mendapatkan dana ini adalah lembaga-

lembaga yang sama sekali belum mendapatkan bantuan dana dari

pemerintah. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Ibu Gita Yuristiana

selaku Kasi PAUD dan Kesetaraan:

dana BOP ke lembaga-lembaga. Yang lebih kami pentingkan untuk mendapat dana ini adalah lembaga PAUD non formal yang sama sekali belum mendapat bantuan dana

- Dana untuk bahan ajar

Dana untuk bahan ajar yaitu dana-dana yang diperlukan

untuk membeli buku-buku pelajaran untuk anak didik PAUD non

formal. Besaran dana untuk bahan ajar yaitu Rp. 5.000.000,00.

Dana untuk bahan ajar ini juga tidak semua mendapatkannya.

Diutamakan yang mendapat dana ini adalah lembaga yang belum

menerima dana bantuan dari pemerintah. Hal ini seperti yang

Page 92: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

disampaikan oleh Ibu Gita Yuristiana selaku Kasi PAUD

Kesetaraan:

disediakan dananya dari pemerintah. Adapun jumlah dana untuk itu yaitu Rp. 5.000.000,00. Dana itu hanya dikhususkan untuk membeli buku-buku dan bahan ajar lainnya yang digunakan untuk kelancaran program. Tapi karena dana dari pemerintah terbatas jadi tidak semua menerima. Yang lebih diutamakan ya lembaga yang sama

8 Maret 2012)

- Dana APE (Alat Permainan Edukatif)

Dana APE diperuntukkan bagi Taman Penitipan Anak

(TPA), Kelompok Bermain (KB) dan Pos PAUD yang sudah

berjalan dan sudah mempunyai ijin serta memenuhi persyaratan

untuk mendapatkan dana bantuan. Besarnya dana APE ini adalah

Rp 8.000.000,00 per lembaga. Dana ini digunakan untuk membeli

Alat Permainan Edukatif (APE) baik APE dalam maupun APE

luar. Hal ini seperti yang sampaikan oleh Ibu Gita Yuristiana

selaku Kasi PAUD dan Kesetaraan:

rmainan Edukatif diserahkan kepada lembaga sebesar Rp 8.000.000,00. Dana ini dikelola sendiri oleh penyelenggara lembaga untuk pembelian APE

2012)

Ini juga disampaikan oleh Ibu Ade Riyani, selaku pendidik

KB Mekar Kuncup kecamatan Purwodadi:

pemerintah. Dana itu kami gunakan untuk membeli alat

tanggal 26 Maret 2012)

Page 93: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

- Dana insentif

Dana insentif adalah dana yang dialokasikan untuk para

pendidik PAUD non formal, tetapi yang sudah mengajar 2 tahun

atau lebih. Dana insentif di dapat dari alokasi APBN dan APBD.

Besarnya dana APBN Rp.100.000,00 per bulan. Dan untuk APBD

sebesar Rp. 150.00,00 per bulan. Penyerahan dana insentif tersebut

dilakukan 1 tahun sekali tetapi diserahkan bergiliran. Dan insentif

ini mulai ada sejak tahun 2008 sampai sekarang. Hal ini seperti

yang sampaikan oleh Ibu Gita Yuristiana selaku Kasi PAUD dan

Kesetaraan:

pendidik PAUD non formal tetapi dengan syarat, mereka harus sudah mengajar selama 2 tahun atau lebih. Dana dari APBN sebesar Rp. 100.000,00 per bulan dan dari APBD sebesar Rp. 150.000,00 per bulan. Penyerahannya bergilir, tahun ini dapat dari APBN dan tahun berikutnya dapat dari APBD. Dana insentif tanggal 8 Maret 2012)

Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Ade Riyani, selaku

pendidik KB Kuncup Mekar kecamatan Purwodadi:

n formal yang disebut dengan dana insentif. Dananya mulai ada sejak tahun 2008. Bisa mendapatkan dana insentif itu yaitu dengan syarat telah menjadi pendidik PAUD non

2012)

f. Pengawasan

Tujuan pengawasan yaitu untuk mengetahui perkembangan

yang terjadi di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini non formal

di setiap daerah. Pengawasan dilakukan oleh dinas Pendidikan dan

Page 94: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Kebudayaan kabupaten Purworejo, yaitu Kasi PAUD dan kesetaraan

serta staff-staffnya. Pengawasan dari dinas dilakukan dengan cara

monitoring ke lembaga-lembaga PAUD non formal yang ada di

Kabupaten Purworejo. Sedangkan pengawasan dari lembaga yaitu

dengan membuat laporan pelaksanaan program PAUD non formal

setiap 1 bulan sekali. Pengawasan tidak dilaksanakan secara rutin

dikarenakan adanya keterbatasan tenaga, waktu dan dana.

Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ibu Gita Yuristiana selaku

Kasi PAUD dan Kesetaraan dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Purworejo:

engawasan melalui monitoring ke lembaga-lembaga PAUD non formal yang tersebar di seluruh Kabupaten. Dari lembaganya pun harus membuat laporan yang diserahkan setiap 1 bulan sekali ke dinas melalui UPT kecamatan. Pengawasan yang kami lakukan, tidak rutin karena dananya terbatas dan waktunya terkadang tersita oleh kegiatan

Lembaga-lembaga PAUD non formal, diharuskan untuk

menyetor laporan hasil pelaksanaan program. Kalaupun ada lembaga

yang belum menyerahkan laporan sampai batas waktu yang ditentukan

maka akan ditegur secara langsung untuk menyerahkan laporan

tersebut. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Enah Rohanah, selaku

pendidik Pos PAUD Tunas Bangsa, kecamatan Loano:

tertulis tentang perkembangan pelaksanaan program setiap bulannya. Setiap bulan kami harus menyetor laporan itu ke dinas. Misalkan ada yang terlambat menyetor akan ditegur untuk segera menyetor.

(wawancara tanggal 28 Maret 2012)

Page 95: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Cara pengawasan yang dilakukan dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Purworejo tidak hanya dengan memonitoring

di lembaga PAUD non formal yang ada tetapi dengan berbagai kegiatan

lain yaitu adanya pertemuan langsung dengan penyelenggara dan

pendidik di tiap-tiap kecamatan. Pertemuan itu memuat tentang saling

tukar pendapat tentang pelaksanaan PAUD non formal yang telah

dilaksanakan. Ini seperti yang dikatakan oleh Ibu Gita Yuristiana selaku

Kasi PAUD dan Kesetaraan:

an pengawasan ini tidak selalu dilakukan dengan monitoring ke lembaga tetapi terkadang kita mengadakan pertemuan antar pendidik maupun penyelenggaranya, yaitu dengan berkomunikasi bagaimana penyelenggaraannya, apakah fasilitas-fasilitas yang ada telah memenuhi standar pendidikan nasional. Ya berbagai sharing tentang pelaksanaan program yang di

Proses pengawasan yang dilakukan dinas P dan K kabupaten

Purworejo tidak selalu berjalan lancar, terkadang masih ada lembaga-

lembaga yang belum diawasi. Walaupun ada lembaga yang belum

diawasi aparat, tetapi mereka diharuskan untuk membuat laporan

kegiatan setiap 1 bulan sekali. Hal ini disebabkan karena masalah

waktu. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Ibu Gita Yuristiana selaku

Kasi PAUD dan Kesetaraan:

jika akan mengadakan pengawasan pasti terbentur kegiatan dari dinas dan adanya pekerjaan rutin dinas yang tidak bisa ditinggalkan. Tapi lembaga harus menyerahkan laporan pelaksanaan kegiatan setiap 1 bulan sekali. Ini juga dapat dikatakan sebagai bentuk pengawasan tidak langsung dari

Page 96: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Hal ini seperti yang dikatakan oleh Ibu Imelda selaku pendidik

Pos PAUD Hidayatul Aulad kecamatan Banyuurip:

pengawasan yang dilaksanakan dari dinas.Hal ini mungkin karena terlalu banyak lembaga yang harus diawasi maka kami dilewati dulu. Tetapi kami tetap menyerahkan laporan pelaksanaan program stanggal 9 Maret 2012)

Solusi untuk menangani masalah pengawasan yang tidak selalu

dilaksanakan karena terbentur dengan kegiatan-kegiatan dinas lain yaitu

dengan cara tetap mengadakan pengawasan yang dilaksanakan di luar

jam dinas. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ibu Gita Yuristiana

selaku Kasi PAUD dan Kesetaraan:

lembaga-lembaga PAUD non formal yang ada di luar jam dinas. Ya itu, karena di luar jam dinas (wawancara tanggal 8 Maret 2012)

5. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan Program Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) non formal di Kabupaten Purworejo

d. Komunikasi

Komunikasi yang berlangsung pada saat sosialisasi dalam

pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non formal

di Kabupaten Purworejo kurang maksimal. Sosialisasi terkadang tidak

bisa menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat, maka informasi

tentang PAUD non formal tidak sampai ke kelompok sasaran. Sehingga

masyarakat yang ada belum paham tentang pentingnya pendidikan anak

usia dini non formal. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Ibu IG,

Page 97: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

selaku orang tua peserta didik, desa Slegok, Kaligono RT IV RW I,

kecamatan Kaligesing:

g, karena terletak di daerah pegunungan, jadi ya pihak pemerintah jarang sekali kesini untuk sosialisasi program PAUD non formal. Saya memang belum tahu tentang PAUD non formal mbak, menurut saya, masih belum perlu menyekolahkan anak saya ke PAUD non formal,

April 2012)

Informasi di tingkat kelurahan/desa kurang lancar, disebabkan

karena jumlah penilik yang kurang sehingga frekuensi sosialisasi juga

berkurang. Jumlah penilik di tiap-tiap kecamatan hanya satu maka tidak

menutup kemungkinan bahwa sosialisasi yang dilaksanakan di desa-

desa kurang maksimal karena terlalu banyak desa yang harus

dikunjungi. Oleh karena itu menyebabkan masyarakat kurang paham

tentang PAUD non formal. Sebagaimana dikemukakan oleh Ibu DW,

selaku orang tua peserta didik, desa Jenarlor, kecamatan Purwodadi:

/desa tentang PAUD non formal tidak terlalu rinci mbak, kami hanya menerima info sekedarnya saja. Ini mungkin karena jumlah penilik yang hanya satu maka tidak terlalu maksimal memberi informasinya. Mungkin karena penilik banyak target ke desa-desa untuk memberi sosialisasi, jadi ya sosialisasi di sini agak

Akibat frekuensi sosialisasi yang kurang di tingkat

kelurahan/desa, menyebabkan informasi tentang pentingnya PAUD non

formal tidak diketahui oleh sebagian masyarakat. Ini terbukti dengan

ketidaktahuan masyarakat tentang program PAUD non formal. Hal ini

juga karena banyak masyarakat yang tidak menghadiri sosialisasi maka

masyarakat tidak tahu tentang pentingnya PAUD non formal. Hal ini

Page 98: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

seperti yang disampaikan oleh Ibu HK, selaku orang tua peserta didik,

Desa Pakisrejo RT 02 RT 02, Kecamatan Banyuurip:

PAUD non formal ini, mungkin karena sewaktu sosialisasi saya tidak ikut di pertemuan-pertemuan desa. Kalau saya berangkat, terkadang tidak ada sosialisasi PAUD non formal tetapi membahas masalah lain. Saya hanya diberitahu teman-teman yang ikut sosialisasi, itupun hanya sekedar informasi yang tidak begitu

Media sosialisasi yang digunakan di tingkat kelurahan/desa

hanya menggunakan pertemuan PKK desa, maka banyak masyarakat

yang tidak tahu bahwa telah ada sosialisasi program PAUD non formal.

Hal ini karena masyarakat yang tidak rutin menghadiri sosialisasi di

pertemuan PKK atau pertemuan desa lainnya. Lain halnya jika

sosialisasi menggunakan leaflet yang disebar ke semua lapisan

masyarakat, kemungkinan besar masyarakat dapat lebih mengerti

tentang PAUD non formal. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ibu

HK, selaku orang tua peserta didik, Desa Pakisrejo RT 02 RT 02,

Kecamatan Banyuurip:

terlalu sibuk dengan pekerjaan dirumah, untuk itu informasi yang saya dapat tentang PAUD non formal hanya sekedarnya. Jika ada sebaran leaflet mungkin saya bisa tahu walaupun tidak

29 April 2012)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa frekuensi

komunikasi yang kurang mengakibatkan masyarakat kurang mengerti

lebih dalam tentang pentingnya pendidikan anak usia dini non formal.

Penggunaan media sosialisasi yang hanya menggunakan pertemuan-

Page 99: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

pertemuan desa juga kurang efektif karena terkadang masyarakat tidak

hadir dalam pertemuan itu yang membahas tentang PAUD non formal.

e. Sumber daya

4. Sumber daya manusia

Sumber daya manusia merupakan salah satu variabel yang

mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kebijakan.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo

mempunyai sumber daya manusia atau para aparat pelaksana yang

diberi wewenang untuk terjun ke lapangan melaksanakan tugasnya.

Mereka adalah para aparat dari dinas, penilik kecamatan, kepala desa

dan pendidik PAUD non formal. Sumber daya manusia dapat dilihat

dari segi kualitas dan kuantitasnya. Dari segi kualitas, tidak ada

hambatan untuk aparat dan pendidik PAUD non formal. Tetapi dari

segi kuantitasnya, masih ada hambatan dalam pelaksanaan program

PAUD non formal.

- Kuantitas

Untuk jumlah penilik sebenarnya belum mencukupi, karena

hanya terdapat 1 penilik di tiap kecamatan. Ini karena proses

mendapatkan penilik semuanya butuh proses. Di pihak UPT

sebenarnya membutuhkan penilik tambahan untuk terjun ke

lapangan. Karena selama ini, 1 penilik bertugas ke beberapa desa

untuk sosialisasi maupun survey ke lembaga-lembaga PAUD non

formal. Oleh karena itu banyak target kerja penilik yang tidak

Page 100: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

dilakukan secara maksimal. Hal ini seperti yang disampaikan oleh

Ibu Sri Handayani, selaku penilik kecamatan Purwodadi:

kalau dikatakan kurang ya kurang. Walaupun kami mengajukan pertambahan penilik pasti butuh proses yang panjang. Terkadang, jadwal kerja tidak sesuai dengan rencana .Kerja penilik terkadang kurang maksimal karena untuk terjun ke desa-desa dibutuhkan waktu, tenaga yang cukup. Padahal di sini banyak terdapat desa-desa yang harus dikunjungi. Ya tp semua berdasarkan aturan lah mbak, kalau aturannya tanggal 11 April 2012)

Keberadaan penilik sangat penting karena tugas penilik

adalah menyampaikan secara langsung informasi-informasi ke

masyarakat sasaran. Meskipun hanya ada satu penilik di tiap-tiap

kecamatan tetapi keberadaannya sangat berpengaruh. Karena jika

salah satu penilik di tiap kecamatan tidak melaksanakan tuganya

dengan baik maka akan mempengaruhi proses pelaksanaan

program pendidikan anak usia dini non formal di kabupaten

Purworejo. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ibu Sri

Handayani, selaku penilik kecamatan Purwodadi:

mempengaruhi proses pelaksanaan PAUD non formal sekabupaten. Jika salah satu penilik lalai melaksanakan tugasnya maka akan berdampak pada pelaksaan program di kecamatan itu maupun seluruh kecamatan yang ada di

2012)

5. Dana

Sumber daya yang mempengaruhi efektivitas pelaksanaan

kebijakan, selain sumber daya manusia adalah dana. Dana ini

diperlukan untuk membiayai operasionalisasi pelaksanaan kebijakan

Page 101: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

atau program. Terbatasnya anggaran yang tersedia menyebabkan

kualitas pelayanan pada publik yang harus diberikan kepada

masyarakat juga terbatas.

Sumber dana yang diperlukan untuk pelaksanaan program

PAUD non formal di dapat dari pemerintah dan dari masyarakat.

Dana dari pemerintah yaitu berasal dari APBN, APBD I (provinsi)

dan APBD II (daerah). Sedangkan dana dari masyarakat berupa

pembayaran SPP PAUD non formal dan sumbangan-sumbangan dari

donatur. Semua anggaran dari pemerintah digunakan untuk

membiayai dana rintisan untuk PAUD non formal, APE, BOP, bahan

ajar dan dana insentif untuk pendidik. Dana dari masyarakat juga

digunakan untuk meningkakan pembelajaran anak didik. Untuk dana

dari pemerintah masih banyak lembaga PAUD non formal yang

belum memperoleh dana tersebut. Akibatnya lembaga-lembaga yang

belum mendapatkan dana merasa kewalahan mencari dana untuk

menunjang proses pembelajaran.

Dana dari pemerintah sangat terbatas maka TPA (Taman

Penitipan Anak), KB (Kelompok Bermain) dan SPS (Satuan PAUD

Sejenis), tidak bisa mendapatkan semua dana yang ada. Lembaga-

lembaga tersebut hanya mendapatkan salah satu dari dana-dana

tersebut. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ibu Gita Yuristiana

selaku Kasi PAUD Kesetaraan dinas P dan K Kabupaten Purworejo:

-lembaga PAUD non formal seperti TPA, KB dan SPS, tidak mendapatkan semua dana yang ada tetapi hanya mendapat salah satu dari dana- tanggal 27 Maret 2012)

Page 102: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Untuk dana rintisan dari pemerintah, masih ada lembaga-

lembaga PAUD non formal yang belum mendapatkan dana tersebut.

Hal ini terjadi karena dana yang dianggarkan pemerintah tidak

mencukupi untuk mendanai lembaga-lembaga PAUD non formal

yang terdapat di kabupaten Purworejo. Hal ini menyebabkan

kegiatan pembelajaran menjadi terganggu karena sarana

pembelajarannya tidak mencukupi. Padahal dana untuk rintisan

PAUD non formal lumayan banyak. Bisa digunakan untuk membeli

alat-alat permainan dan untuk kegiatan-kegiatan lain. Hal ini

disampaikan oleh Ibu Ade Riyani, selaku pendidik KB Kuncup

Mekar kecamatan Purwodadi:

kami mendapatkannya, lumayan bisa untuk membeli alat-alat bermain anak. Karena selama ini anak-anak bermain dengan permainan yang seadanya. Ya, anak-anak mungkin jadi bosan karena permainannya itu-Maret 2012)

Dana-dana dari SPP bulanan dan dari donatur jelas tidak

cukup untuk membiayai program ini, karena jumlah SPP PAUD non

formal sangat sedikit. Dana dari donatur juga belum tentu ada setiap

bulannya. Akibatnya tidak ada tambahan dana untuk pelaksanaan

program sehingga sarana-sarana yang ada sangat terbatas. Hal seperti

yang dikatakan oleh Ibu Sofiana selaku Ketua Pos PAUD Hidayatul

Aulad kecamatan Banyuurip:

-dana tambahan dari SPP maupun donatur sangat tidak cukup untuk kegiatan belajar anak. Kami tidak selalu mendapat donatur tiap bulannya. Untuk itu ya, alat-alat permainan anak kami Maret 2012)

Page 103: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Untuk dana APE dan BOP juga ada lembaga-lembaga yang

belum mendapatkannya. Terkadang jumlah dana untuk APE dan

BOP tidak sesuai standar yang ditentukan. Hal ini karena ada APBN

P (Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan). Untuk itu yang

awalnya APE sebesar Rp.8.000.000,00 dan BOP sebesar Rp.

9.000.000,00 bisa berubah menjadi setengahnya. Hal ini

menyebabkan pelaksanaan program menjadi terganggu karena

kekurangan dana. Sehingga jika ada keperluan mendadak, harus

bingung mencari pinjamana dana. Hal ini disampaikan oleh Ibu

Endah Budi, selaku pendidik KB Aisyiyah kecamatan Gebang:

hanya dana APE sebesar Rp. 5.500.000,00 dan BOP sebesar Rp. 4.500.000,00. Dana ini tidak sesuai dengan ketentuan pemerintah karena jumlah yang seharusnya lebih dari itu yaitu untuk APE, Rp. 8.000.000,00 dan BOP Rp. 9.000.000,00. Ini menyebabkan kegiatan menjadi tidak lancar

2012)

Di Kabupaten Purworejo masih ada lembaga-lembaga PAUD

non formal yang belum mendapatkan dana bantuan. Hal ini karena

keterbatasan dana yang dianggarkan dari pemerintah sehingga

pelaksanaan program PAUD non formal tidak bisa terlaksana

maksimal. Adapun jumlah lembaga yang belum di danai pemerintah

sebagai berikut:

Tabel 4.5

Daftar Lembaga PAUD Non Formal Di Tiap-Tiap Kecamatan Yang

Belum Memperoleh Dana Tahun 2011 Dari 180 KB, 103 SPS Dan 11 TPA

No Nama Kecamatan KB SPS TPA

1 Grabag 2 1 -

Page 104: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

2 Ngombol 3 4 -

3 Purwodadi - 6 -

4 Bagelen - - -

5 Kaligesing 5 1 -

6 Purworejo 8 3 1

7 Banyuurip - 4 1

8 Bayan 2 2 -

9 Kutoarjo - - -

10 Butuh 4 1 -

11 Pituruh - - -

12 Kemiri 5 1 1

13 Bruno - - -

14 Gebang - 1 -

15 Loano 1 1 -

16 Bener 3 2 -

Sumber: Data dinas P dan K Kabupaten

Purworejo

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dana-

dana yang dianggarkan pemerintah belum sepenuhnya mencukupi

pelaksanaan program PAUD non formal. Hal ini disebabkan

keterbatasan dana dari pemerintah, sehingga pelaksanaan program

terhambat karena banyak lembaga yang kekurangan dana.

6. Fasilitas atau sarana prasarana

Sarana prasarana merupakan sarana yang digunakan untuk

operasionalisasi implementasi suatu kebijakan yang meliputi gedung,

tanah dan sarana-sarana lainnya yang semuanya akan memudahkan

dalam memberikan pelayanan. Untuk itu, terbatasnya fasilitas dan

Page 105: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

peralatan yang diperlukan, menyebabkan gagalnya pelaksanaan

kebijakan.

Fasilitas untuk pelaksanaan program PAUD non formal

seperti APE juga belum mencukupi di semua lembaga. Terkadang

ada lembaga yang menumpang dengan sarana prasarana yang

terdapat di TK. Hal itu disebabkan karena keterbatasan dana yang di

dapat. Dengan demikian pelaksanaan program menjadi terganggu

karena anak tidak akan leluasa bermain karena permainannya

berbagi dengan sekolah lain. Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Enah

Rohanah selaku pendidik Pos PAUD Tunas Bangsa kecamatan

Loano:

dekat gedung kita. Kami pinjam APE luar dari TK karena APE luar yang kami punya hanya 1. Tetapi sering anak

Maret 2012)

Penyelenggara program PAUD non formal juga dituntut

untuk bisa berkreasi dengan membuat mainan dari barang-barang

tidak terpakai. Tetapi walaupun sudah dibuatkan mainan penunjang

kegiatan, tetap saja anak didik tidak merasa berminat belajar karena

permainan yang dibuat kurang menarik. Hal ini seperti yang

disampaikan oleh Ibu Ade Riyani selaku pendidik Pos PAUD

Kuncup Mekar kecamatan Purwodadi:

permainan sendiri dari bahan-bahan yang tidak terpakai. Tapi ya itu mbak, terkadang anak merasa tidak semngat karena permainan yang ada, kurang (wawancara tanggal 26 Maret 2012)

Page 106: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Lembaga-lembaga PAUD non formal di kabupaten

Purworejo banyak yang belum memiliki gedung. Mereka kemudian

menyewa tempat untuk proses pembelajarannya. Karena tempat

menyewa maka selalu angkat junjung barang-barang sebelum dan

sesudah kegiatan. Untuk itu sangat tidak efektif bila harus

memindah-mindahkan barang setiap hari. Hal ini seperti yang

disampaikan oleh Ibu Sofiana selaku Ketua Pos PAUD Hidayatul

Aulad kecamatan Banyuurip:

p. Kami menyewa TPQ yang ada di sini. Ya, resikonya ya kita harus rela bergantian tempat dengan memindahkan barang setiap

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sarana

prasarana pendukung pelaksanaan program pendidikan anak usia

dini non formal seperti gedung dan APE belum sepenuhnya

mencukupi. Hal ini dapat menghambat pelaksaan program karena

sarana tersebut merupakan sarana pokok untuk kelancaran pelaksaan

program pendidikan anak usia dini non formal.

f. Dukungan masyarakat atau dukungan publik

Dukungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan

program pendidikan anak usia dini non formal di kabupaten Purworejo.

Dalam pelaksanaan program pendidikan anak usia dini non formal,

dukungan masyarakat di kabupaten Purworejo tergolong masih rendah.

Hal ini disebabkan karena beberapa faktor yaitu faktor ketidakpahaman

masyarakat terhadap pentingnya program PAUD non formal, faktor

Page 107: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

ekonomi dan masih rendahnya kesadaran orang tua yang tidak mau

menyekolahkan anaknya ke PAUD non formal.

- Ketidakpahaman masyarakat

Ketidakpahaman masyarakat tentang pentingnya PAUD non

formal menjadi kendala dalam pelaksanaan program. Masih banyak

masyarakat terutama yang tinggal di daerah pedesaan yang belum

paham tentang program PAUD non formal. Hal ini seperti yang

disampaikan oleh Ibu Gita Yuristiana selaku Kasi PAUD dan

Kesetaraan dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Purworejo:

program masih rendah. Karena pemahaman orang tua tentang pentingnya pendidikan di usia dini kurang. Mereka tidak menyekolahkan anaknya ke PAUD non formaltanggal 8 Maret 2012)

- Faktor ekonomi

Faktor ekonomi juga menjadi penghambat dalam

implementasi program PAUD non formal di kabupaten Purworejo.

Masih banyak warga yang tidak mengikutsertakan anaknya ke

PAUD non formal karena masalah ekonomi. Hal ini seperti yang

disampaikan Ibu Ade Riyani, selaku pendidik KB Kuncup Mekar

kecamatan Purwodadi:

au ikut serta dalam menyekolahakan anaknya ke PAUD non formal kami, mereka masih menganggap lebih baik langsung ke TK daripada hanya bermain-main dan ditarik biaya bulanan

Page 108: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Hal ini juga yang disampaikan oleh Ibu Endah Budi, selaku

pendidik KB Aisyiyah kecamatan Gebang:

Pemahaman masyarakat disini kurang, mereka tidak mengikutkan anaknya karena masalah materi. Mereka merasa sayang mengeluarkan uang bulanan yang tidak seberapa karena mereka menganggap kelompok bermain ini hanya sekedar bermain

- Kesadaran orang tua

Faktor pekerjaan orang tua juga menjadi penghambat dalam

pelaksanaan program ini. Para orang tua yang bekerja cenderung

lebih memilih untuk mencari uang daripada mengantarkan anaknya

ke sekolah. Mereka belum sadar kalau bermain di PAUD non formal

penting untuk anaknya. Hal ini juga yang disampaikan oleh Ibu

Imelda, selaku pendidik Pos PAUD Hidayatul Aulad kecamatan

Banyuurip:

petani, jadi mereka lebih mengutamakan pergi ke sawah agar dapat menghasilkan uang. Ya, mereka belum sadar untuk menyekolahkan anaknya ke PAUD non formal. Padahal kami juga tidak keberatan bila orang tua menitipkan anaknya pada

Maret 2012)

Hal ini juga yang disampaikan oleh Ibu Yan, selaku orang tua

peserta didik Pos PAUD Hidayatul Aulad kecamatan Banyuurip:

tidak mau ditinggal. Untuk itu ya anak saya jarang masuk sekolah PAUD 2012)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan

masyarakat terhadap pelaksanaan program pendidikan anak usia dini

non formal di Kabupaten Purworejo masih rendah. Ini dibuktikan

Page 109: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

dengan banyaknya masyarakat yang belum mengikutsertakan anaknya

ke PAUD non formal yang ada di daerah masing-masing. Hal ini karena

faktor kurangnya pemahaman orang tua terhadap pentingnya PAUD

non formal, faktor ekonomi dan kesadaran masyarakat untuk

mengikutsertakan anaknya di PAUD non formal belum ada.

6. Matrik Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Non

Formal Di Kabupaten Purworejo

Dari hasil penelitian diatas, kemudian dapat digambarkan dalam sebuah

matrik, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.6

Matrik Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Non

Formal

No Tahap-tahap

implementasi

Hasil penelitian

1 Sosialisasi

Sosialisasi program PAUD non formal dilaksanakan dari

tingkat kabupaten, kecamatan dan kelurahan/desa. Di tingkat

kabupaten dilakukan oleh dinas Pendidikan dan Kebudayaan

kabupaten dengan mengundang penilik di tiap-tiap kecamatan.

Sosialisasi di tingkat kecamatan, yaitu penilik mengundang

lurah/kepala-kepala desa dan tim penggerak PKK. Sedangkan

di tingkat kelurahan/desa, yaitu lurah/kepala desa dan tim

PKK menyampaikan ke masyarakat melalui RT atau RW.

Media sosialisasi yaitu melalui penyuluhan-penyuluhan dan

Page 110: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

buku-buku pedoman tentang PAUD non formal.

2 Pelaksanaan

Pelaksanaan PAUD non formal diawali dengan pembentukan

lembaga, pelatihan pendidik PAUD non formal dan

pemberian dana dari pemerintah.

- Persyaratan utama untuk pembentukan PAUD non formal

antara lain: memiliki pengurus lembaga, pengajar minimal

SMA, mempunyai tempat untuk kegiatan, memiliki sarana

dan buku-buku yang menunjang pelaksanaan program dan

memiliki anak didik minimal 20 anak. Untuk pembentukan

TPA, KB dan SPS, penyelenggaranya berbeda. Untuk KB

dan TPA yaitu masyarakat atau yayasan sedangkan SPS

diselenggarakan dari kesepakatan masyarakat yang

terintegrasi dengan posyandu.

- Bentuk pelatihan bagi pendidik PAUD non formal yaitu

berupa magang, workshop dan seminar. Pelatihan-

pelatihan itu tidak diikuti oleh semua pendidik tetapi

bergilir menurut kuota yang telah ditetapkan pemerintah.

Oleh karena itu masih ada pendidik PAUD non formal

yang sama sekali belum mengikuti pelatihan dari

pemerintah.

- Dana untuk program PAUD non formal berasal dari dana

APBN, APBD I dan APBD II. Dana-dana itu digunakan

untuk biaya dana rintisan, BOP, dana bahan ajar, dana

APE dana dana insentif. Lembaga-lembaga PAUD non

formal yang tersebar di kabupaten Purworejo, tidak

Page 111: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

mendapat semua jenis dana itu tetapi hanya memperoleh

salah satu dari dana-dana yang ada. Oleh karena itu masih

banyak lembaga PAUD non formal yang masih

kekurangan dana.

3 Pengawasan

Pengawasan dilakukan oleh dinas Pendidikan dan

Kebudayaan kabupaten dengan melakukan monitoring ke

lembaga-lembaga PAUD non formal yang ada. Pengawasan

juga dilakukan dengan pembuatan laporan dari lembaga

PAUD non formal tentang proses pelaksanaan program

selama 1 bulan dan kemudian diserahkan ke dinas.

No Faktor-faktor

penghambat

Hasil penelitian

1 Komunikasi

Komunikasi dalam sosialisasi program pendidikan anak usia

dini non formal di Kabupaten Purworejo kurang maksimal.

Hal ini karena kurangnya frekuensi komunikasi di tingkat

kelurahan/desa, akibatnya banyak masyarakat yang tidak

paham tentang pentingnya PAUD non formal.

2 Sumber daya

Faktor penghambat program PAUD non formal dari segi

sumber daya yaitu terbatasnya sumber daya manusia, sumber

dana dan sarana prasarana.

- Terbatasnya jumlah penilik menyebabkan sosialisasi di

tingkat kelurahan/desa kurang maksimal. Hal ini karena

tugas penilik sangat banyak yaitu harus menyampaikan

informasi-informasi tentang PAUD non formal di seluruh

kelurahan/desa-desa yang ada. Padahal di tiap kecamatan

Page 112: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

terdapat banyak kelurahan/desa. Jika penilik hanya satu,

tidak menutup kemungkinan tugas yang diemban penilik

menjadi kurang maksimal.

- Terbatasnya sumber dana menyebabkan proses

pelaksanaan PAUD non formal menjadi terhambat. Hal ini

karena tidak semua dana-dana pemerintah di dapat oleh

lembaga-lembaga PAUD non formal. Lembaga-lembaga

tersebut hanya memperoleh salah satu macam dana dari

pemerintah.

- Sarana prasarana untuk pelaksanaan program PAUD non

formal terbatas. Hal ini karena masih banyak lembaga-

lembaga yang menyewa gedung untuk pelaksanaan

program. APE dalam maupun luar juga terbatas, karena

masih ada yang meminjam dari lembaga-lembaga formal

yang ada di dekatnya.

3 Dukungan

masyarakat

atau dukungan

publik

Dukungan masyarakat dalam pelaksanaan PAUD non formal

tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan masih sedikit

masyarakat yang mengikutsertakan anaknya ke lembaga-

lembaga PAUD non formal karena faktor kurangnya

pemahaman masyarakat akan pentingnya PAUD non formal,

faktor ekonomi dan kesadaran orang tua yang masih rendah

untuk memasukkan anaknya ke PAUD non formal.

Page 113: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non formal di

Kabupaten Purworejo dilakukan melalui 3 tahap, yaitu sosialisasi,

pelaksanaan dan pengawasan:

a. Sosialisasi. Sosialisasi dalam pelaksanaan program Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) non formal di Kabupaten Purworejo dilakukan

melalui beberapa tingkatan yaitu dari tingkat kabupaten, kecamatan

hingga kelurahan/desa. Di tingkat kabupaten dilakukan oleh dinas

Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Purworejo, di tingkat

kecamatan dilakukan oleh penilik dan di tingkat kelurahan/desa

dilakukan oleh lurah/kepala desa dan tim penggerak PKK. Sosialisasi

sudah dilaksanakan tetapi masih belum maksimal karena belum

dilakukan rutin dan masih ada masyarakat yang belum memahami

tentang pentingnya pendidikan anak usia dini non formal. Media

sosialisasi untuk pelaksanaan program Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) non formal dilakukan melalui penyuluhan-penyuluhan dan

berbagai media cetak berupa buku-buku pedoman tentang PAUD non

formal.

Page 114: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan program pendidikan anak usia dini (PAUD) non

formal di kabupaten Purworejo dilakukan melalui tiga tahap yaitu:

a. Pembentukan lembaga-lembaga PAUD non formal. Persyaratan

utama untuk membentuk PAUD non formal antara lain: memiliki

pengurus lembaga, pengajar minimal SMA, mempunyai tempat

untuk kegiatan, memiliki sarana dan buku-buku yang menunjang

pelaksanaan program dan memiliki anak didik minimal 20 anak.

TPA dan KB diselenggarakan masyarakat atau yayasan yang

berminat untuk membentuk lembaga tersebut. Sedangkan untuk

SPS atau Pos PAUD dibentuk atas kesepakatan masyarakat yang

diintegrasikan dengan Posyandu.

b. Pelatihan bagi pendidik PAUD non formal. Pelatihan bagi pendidik

PAUD non formal dilaksanakan dari tingkat provinsi, kabupaten

maupun SKB (Sanggar Kegiatan Belajar). Pelatihan yang diadakan,

tidak sepenuhnya menjangkau pendidik, karena masih ada pendidik

yang sama sekali belum mengikuti pelatihan. Hal ini dikarenakan

jumlah dana yang digunakan untuk pelatihan terbatas.

c. Pemberian dana dari pemerintah. Aliran dana untuk pelaksanaan

program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non formal di

Kabupaten Purworejo, berasal dari dana APBN, APBD I (Provinsi)

dan APBD II (Daerah). Macam dana-dana tersebut antara lain dana

rintisan, dana bantuan operasional PAUD (BOP), dana bahan ajar,

dana APE (dalam dan luar) serta dana intensif. Tidak semua

lembaga PAUD non formal mendapatkan semua dana-dana

Page 115: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

tersebut melainkan hanya menerima salah satu dari dana-dana yang

ada. Hal ini karena terbatasnya dana dari pemerintah untuk

program PAUD non formal.

c. Pengawasan. Pengawasan dilaksanakan oleh dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Purworejo. Proses pengawasan dilakukan oleh

dinas dan oleh lembaga PAUD non formal. Pengawasan dari dinas

yaitu dengan cara monitoring ke lembaga-lembaga yang ada.

Sedangkan dari lembaga terkait yaitu dengan membuat laporan tentang

perkembangan pelaksanaan program yang diserahkan setiap 1 bulan

sekali ke dinas.

2. Faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan Program Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) non formal di Kabupaten Purworejo, yaitu komunikasi,

sumber daya dan dukungan masyarakat/dukungan publik:

1. Komunikasi. Frekuensi komunikasi dalam sosialisasi program PAUD

non formal masih kurang, untuk itu masih ada masyarakat yang belum

mengerti tentang arti pentingnya pendidikan anak usia dini non formal.

Media yang digunakan di tingkat kelurahan/desa untuk sosialisasi

hanya menggunakan pertemuan-pertemuan kelurahan/desa. Untuk itu,

tidak menutup kemungkinan jika ada masyarakat yang tidak hadir,

sehingga tidak mengetahui sosialisasi tentang pentingnya PAUD non

formal.

2. Sumber daya. Faktor yang menghambat dari sumber daya meliputi

sumber daya manusia, dana dan sarana prasarana. Dari segi kualitas

sumber daya manusia, hanya terdapat satu penilik di tiap-tiap

Page 116: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

kecamatan. Untuk itu kerja penilik dianggap kurang maksimal. Hal ini

karena satu orang harus mengurusi semua desa-desa yang terdapat di

tiap-tiap kecamatan, padahal di tiap kecamatan terdiri dari berpuluh-

puluh kelurahan/desa. Oleh karena itu, informasi yang di dapat oleh

masyarakat tidak maksimal. Terbatasnya sumber dana menyebabkan

banyak lembaga PAUD non formal yang belum memperoleh bantuan

dana. Lembaga-lembaga PAUD non formal tidak mendapatkan semua

dana-dana dari pemerintah, tetapi hanya memperoleh salah satu macam

dari dana-dana itu. Untuk itu banyak lembaga TPA, KB maupun SPS

yang kekurangan dana. Sarana prasarana seperti gedung dan APE

belum sepenuhnya mencukupi. Karena banyak lembaga PAUD non

formal yang belum memiliki gedung tetap. Hal ini menyebabkan proses

kegiatan belajar mengajar menjadi terganggu karena setiap hari harus

memindah barang-barang tempat sewaannya. APE juga belum

mencukupi karena masih ada lembaga yang bergantian dengan TK.

Untuk itu kegiatan bermain dan belajarnya menjadi terganggu.

3. Dukungan masyarakat/dukungan publik

Dukungan masyarakat untuk pelaksanaan program Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD) non formal di kabupaten Purworejo tergolong

masih rendah. Hal ini karena masih terdapat masyarakat yang tidak

mengikutsertakan anaknya ke PAUD non formal karena faktor

ketidakpahaman orangtua terhadap pentingnya PAUD non formal,

Page 117: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD…...(Studi Tentang Implementasi PAUD Non Formal) Disusun Oleh: ARDINI SETYAWATI D0108001 SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

faktor ekonomi dan kesadaran orang tua yang masih rendah untuk

memasukkan anaknya ke PAUD non formal.

B. SARAN

Untuk peningkatan pelaksanaan program Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) non formal di kabupeten Purworejo, maka peneliti memberikan

beberapa saran atau rekomendasi untuk dijadikan bahan masukan. Saran atau

rekomendasi peneliti antara lain:

1. Untuk meningkatkan frekuensi sosialisasi program Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) non formal perlu ada peningkatan sosialisasi di daerah

pelosok agar dapat menjangkau seluruh masyarakat sasaran. Untuk

pelaksanaan sosialisasi yang hanya dilakukan setiap satu bulan sekali dan

terkadang tidak menentu maka perlu adanya rencana program sosialisasi

agar pelaksanaan sosialisasi berjalan rutin sesuai dengan jadwal yang telah

ditentukan sebelumnya.

2. Perlu adanya penambahan jumlah penilik. Hal ini karena jika penilik lebih

dari satu orang, maka mereka dapat membagi tugas agar kewajibannya

dapat dilaksanakan lebih baik, tetapi jika tidak memungkinkan untuk

menambah jumlah penilik maka perlu mengoptimalkan sistem kerjanya

agar semua masyarakat dapat lebih memahami pentingnya PAUD non

formal.

3. Karena sarana prasarana tidak mencukupi maka diperlukan kerjasama

yang baik dengan pihak swasta untuk penyediaan sarana seperti (Alat

Permainan Edukatif) APE dalam maupun (Alat Permainan Edukatif) APE

luar.