tugas 1 dini nikmatullah mnj b

9
Mengenal Manajemen UKM Dini Nikmatullah 1138020061 Manajemen V B

Upload: dininikmatullah

Post on 29-Jan-2016

239 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

manajemen UMKM

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas 1 Dini Nikmatullah Mnj B

Mengenal Manajemen UKM

Dini Nikmatullah

1138020061

Manajemen V B

Page 2: Tugas 1 Dini Nikmatullah Mnj B

A. DEFINISI UMKM

BPS dan Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha sebagai usaha kecil jika memiliki omset kurang dari Rp 1 milyar per tahun. Untuk usaha menengah, batasannya adalah usaha yang memiliki omset antara Rp 1 sampai dengan Rp 50 milyar per tahun.

Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan bahwa industri kecil dan menengah adalah industri yang memiliki nilai investasi sampai dengan Rp. 5 milyar. Sementara itu, usaha kecil di bidang perdagangan dan industri juga dikategorikan sebagai usaha yang memiliki aset tetap kurang dari Rp. 200 juta dan omzet per tahun kurang dari Rp. 1 miliar (sesuai UU No. 9 tahun 1995). 

Bank Indonesia menggolongkan UK dengan merujuk pada UU No. 9/1995, sedangkan untuk usaha menengah, BI menentukan sendiri kriteria aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri manufaktur (Rp. 200 juta s/d Rp. 5 miliar) dan non manufaktur (Rp. 200 – 600 juta). 

Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja 1-19 orang; usaha menengah memiliki pekerja 20-99 orang; dan usaha besar memiliki pekerja sekurang-kurangnya 100 orang.

 Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”

Page 3: Tugas 1 Dini Nikmatullah Mnj B

Definisi UKM juga berbeda beda di sejumlah negara dan lembaga dunia,

beberapa definisi UKM menurut karakteristik negara dan lembaga yang bersangkutan

sebagai berikut.

Korea Selatan : UKM merupakan usaha dengan jumlah tenaga kerja ≤ 300 orang dan

aset ≤ US$ 60 juta.

World Bank : UKM merupakan usaha dengan jumlah tenaga kerja ± 30 orang,

pendapatan per tahun US$ 3 juta dan jumlah aset tidak melebihi US$ 3 juta.

Eropa : UKM merupakan usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-40 orang serta

pendapatan per tahun 1-2 juta Euro, atau bila kurang dari 10 orang, dimasukan

sebagai usaha rumah tangga.

Amerika : UKM merupakan industri yang tidak dominan di sektornya serta memiliki

pekerja kurang dari 500 orang.

Jepang : UKM merupakan industri yang bergerak di bidang manufakturing dan retail

atau service dengan jumlah tenaga kerja 54 - 300 orang dan modal ¥ 50 juta hingga

300 juta.

Di beberapa Asia Tenggara : UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-15

orang (Thailand), atau 5 – 10 orang (Malaysia), atau 10 -99 orang (Singapura),

dengan modal ± US$ 6 juta.

Page 4: Tugas 1 Dini Nikmatullah Mnj B

B. SEJARAH UKM

Melalui kajian SERI (Social Economic Research Indonesia), salah satu pusat kajian yang

mengkhususkan pada masalah usaha mikro, kecil dan menengah ini dipaparkan bahwa sejarah

UMKM di Indonesia adalah sebuah perjuangan panjang yang  sangat berarti bagi katup penyelamat

ekonomi Indonesia. Selain sebagai katup penyelamat, UMKM juga memberikan kontribusi yang

besar terhadap pembentukan PDB (Product Domestik Bruto). Pada tahun 2003 Usaha Kecil

memberikan sumbangan sebesar Rp815,14 juta dan meningkat menjadi Rp1.257,76 juta pada tahun

2006. Peningkatakn kontribusi PDB inilah yang mampu menggerakkan dan memacu percepatan

pertumbuhan perekonomian dalam negeri. 

Kedua, nilai ekspor UMKM juga terus meningkat, karena ada ciri khas lokal Indonesia dan

merupakan produk budaya (culture product). Ketiga, sifat UMKM yang flexsible serta dapat

dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat bawah dan menengah, dan mereka dapat dengan mudah

berpartisipasi  di dalamnya. Keempat,  fleksibilitas yang dimiliki oleh UMKM dan tingkat skala yang

kecil, telah meletupkan semangat untuk memulai usaha kapan saja dan bersifat mudah untuk

mengawalinya. Mengingat modal yang diperlukan untuk memulai usaha hanya skala kecil,

membutuhkan tehnologi lokal yang bersifat sederhana dan apa adanya, yang mana dominan

bertumpu pada kemampuan masyarakat lokal. 

Page 5: Tugas 1 Dini Nikmatullah Mnj B

Dari Kecil Menuju Besar 

Laporan hasil penelitian oleh World Bank (2006), menunjukkan 99 persen perusahaan negara berkembang di seluruh dunia,  dengan pekerja kurang dari 50 orang adalah usaha mikro, kecil dan menengah. Kategori usaha di sektor ini juga merupakan kesempatan kerja yang paling realistis bagi orang miskin. Gambaran distribusi penyebaran perusahaan menurut skala usaha menurut Sensus Ekonomi 2006 (BPS,2006) terlihat sebagai berikut. 

Page 6: Tugas 1 Dini Nikmatullah Mnj B

C. KONSEP UKM Strategi Pembangunan

Perlu diperhatikan bahwa peran UMKM strategis untuk menciptakan tenaga kerja, kesejahteraan dan peningkatan standar hidup masyarakat setempat. Pertumbuhan UMKM tergantung dari kondisi lingkungan bisnis yang dibuat sebagai usaha bersama antara UMKM, Pemerintah dan entitas masyarakat setempat.

Adapun unsur lingkungan bisnis kondusif yang perlu menjadi perhatian, meliputi ketersediaan modal, infrastruktur dan fasilitasnya, ketersediaan tenaga terampil, layanan pendidikan dan pelatihan, jaringan pengetahuan, ketersediaan layanan bisnis, lembaga lingkungan pendukung pembangunan daerah, dan kualitas pengelolaan sektor publik.

Sebagai persyaratan agar strategi pembangunan daerah bekerja dengan baik, maka harus ada evaluasi terhadap kekuatan dan kelemahan masyarakat, identifikasi kesempatan bagi UMKM, pengurangan hambatan bisnis, dan pemberian kesempatan lintas pelaku setempat untuk berpartisipasi dalam proses.

Pemerintah DaerahUntuk mempercepat pembangunan daerah, maka pemerintah daerah sebagai pengambil kebijakan pembangunan harus lelalu mengintegrasikan semua lintas pelaku, termasuk berbagai unsur dalam pemerintah daerah, bisnis, organisasi nirlaba dan penduduk lainnya.

Lintas pelaku harus bekerjasama untuk membuat kerangka kerja formal dan informal atau lembaga untuk mendorong interaksi dan mengatur hubungan antar lembaga. Fleksibilitas harus menjadi kunci dari kerangka kerja dan lembaga yang harus menyalurkan perhatian dan kepentingan yang relevan dalam proses dan mobilisasi sumber daya masyarakat.

Page 7: Tugas 1 Dini Nikmatullah Mnj B

Promosi Inovasi

Seorang wirausaha secara umum mampu memanfaatkan kesempatan untuk pengembangan kapasitas ekonomi dan pengalokasian sumber daya secara efektif. Sejalan dengan tren baru dalam pembangunan ekonomi, wirausaha juga harus mampu menghadapi kompetisi dan berinovasi, menghasilkan pertumbuhan ekonomi, pembaharuan teknologi, penciptaan lapangan kerja dan perbaikan kesejahteraan masyarakat setempat.

Pengembangan SDM

UMKM dan bisnis pemula menjadi penghela penciptaan tenaga kerja di tingkat lokal. Penumbuhan UMKM dan bisnis pemula mempunyai andil pending dalam penyusunan kebijakan tenaga kerja diberbagai wilayah. Agar kebijakan UMKM dan bisnis pemula berjalan dengan baik, otoritas pemerintah daerah harus melibatkan mereka dalam setiap proses penyusunan dan implementasi kebijakan.

Dukungan Financial

Pengembangan Usaha Mikro kecil dan Menengah (UMKM) biasanya diiringi dengan kebutuhan modal. UMKM yang semakin berkembang, disebabkan karena semakin besarnya pula peluang usaha yang dapat diakses.

Modal ventura merupakan investasi aktif, yakni jika dipandang perlu melibatkan diri dalam pengelolaan usaha UMKM investasi bersifat sementara dan mengharapkan hasil atas investasi yang ditanamkan.

Page 8: Tugas 1 Dini Nikmatullah Mnj B

Strategi Pemasaran.

Di banyak daerah, masalah strategi pemasaran menjadi perhatian utama, khususnya untuk produk budaya lokal. Industri budaya lokal yang tradisional mungkin masih menggunakan metode pemasaran kadaluarsa. Ini bisa membuat industri ini mengalami penurunan.

Tetapi, upaya mengembangkan industri budaya lokal dengan pemasaran inovatif dan modern bisa membantu meraih kembali keuntungan pasar. Kebijakan seperti ini dapat mencegah hilangnya nilai budaya dan sejarah karena dampak globalisasi.

Membangun KemitraanPembangunan daerah sebagian besar tergantung pada kemitraan antara pemerintah, pelaku bisnis dan lembaga non pemerintah. Kemitraan ini memfasilitasi koordinasi dan kerja sama. Pasangan lokal darisektor swasta dapat membantu mengekspolitasi kesempatan daerah dalam mengembangkan kebijakan dan strategi yang sesuai dengan kebutuhan setempat.Kunci utama dari kemitraan ini adalah mekanisme untuk mengatur dan mengkoordinid secara benar sumber daya dan upaya-upaya yang berbeda dari para pelaku yang berbeda.

Page 9: Tugas 1 Dini Nikmatullah Mnj B

DAFTAR PUSTAKA

 

Rachmat Budi, Modal Ventura, Penerbit Ghalia Indonesia, 2005. https://id.wikipedia.org/wiki/Konsep https://yudhislibra.wordpress.com/2010/11/22/64/ http://widzarya.blogspot.com/2010/11/makalah-koperasi-dan-ukm.html http://astinurdamayanti.blogspot.com/2011/11/pengertian-ukm-dan-peranannya-dalam.html http://umyynapasha.blogspot.com/2012/11/makalah-manajemen-usaha-kecil.html http://chichimoed.blogspot.com/2009/03/pengertian-dan-kriteria-ukm.html http://destikafizriani.blogspot.com/2015/05/definisi-ukm.html