tugas daskom

Upload: andriai

Post on 20-Jul-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1|Page

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Banyaknya pengguna internet dan mahalnya perangkat computer bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia ini membuat usaha warnet sangat menjanjikan. Tapi tidak sedikit para pengusaha warnet yang gulung tikar dengan berbagai sebab. Mereka harus memutar otak untuk tetap bisa bertahan di tengah persaingan, dimulai dengan memberikan pelayanan prima, tempat yang nyaman, koneksi cepat, juga memperkerjakan orang dibawah upah standard. Lalu tersirat sebuah ide dari penulis untuk memposisikan diri sebagai pengusaha warnet untuk melakukan sebuah tindakan agar usaha ini tetap bisa berjalan dengan lancar. Seorang pengusaha hampir pasti selalu menginginkan laba sebesar-besarnya dan salah satu cara yang efektif adalah melakukan penghematan biaya operasional warnet. Penghematan biaya ini dititikberatkan pada penggunaan teknologi energy yang dipakai yaitu dengan menggunakan solar sell sebagai sumber listrik. Disamping penggunaanya yang tidak terbatas, juga teknologinya yang ramah lingkungan karena tidak menimbulkan polusi sedikitpun, cocok digunakan di indonesia yang memiliki pancaran sinar matahari yang cukup panas. 1.2 Perumusan Masalah 1. Penggunaan energi yang tidak efisien dan ramah lingkungan 2. Besarnya beban biaya yang ditanggung pengusaha warnet 1.3 Batasan Masalah Batasan-batasan permasalahan penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Teknologi yang digunakan objek penelitian adalah Solar sell dengan sistem kerjanya 2. Analisa penggunaan daya pada perangkat yang berhubungan dengan usaha warnet 1.4 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah : 1. Menentukan jumlah solar cell yang bisa dipasang pada warnet 2. Memperoleh besarnya daya yang dihasilkan dari pemasangan solar cell. 3. Mengetahui penghematan daya yang terjadi setelah menggunakan solar cell. 1.5 Manfaat Paper Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan Tugas ini antara lain : 1. Mengurangi biaya operasional pengusaha warnet. 2. Memanfaatkan penggunaan teknologi ramah lingkungan.

2|Page

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sejarah teknologi Solar Cell (Photovoltaic) Pemakaian sinar matahari sebagai sumber energi masih terhitung baru dalam sejarah kehidupan manusia. Meskipun dewasa ini sudah umum kita mendapati sumber energi alternatif itu (sinar matahari) yang dikonversi menjadi daya listrik. Di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, penerapan teknologi Solar Cell yang mengubah sinar matahari menjadi energi listrik belum dilakukan secara massal. Penggunaan teknologi ini masih dalam skala kecil. Mungkin karena teknologinya masih relatif mahal dan tingkat efisiensinya untuk menghasilkan energi belum maksimal. Meskipun demikian sinar matahari akan menjadi salah satu pilihan utama setelah bahan bakar konvensional mulai habis persediaannya di Bumi ini. Mengingat sinar matahari adalah sumber energi yang tersedia dalam jumlah yang sangat besar. Sejarah pengembangan teknologi solar cell atau yang juga disebut Photovoltaic dimulai ketika seorang fisikawan di Perancis, Antoine-Csar Becquerel, melakukan serangkaian penelitiannya pada tahun 1839. Becquerel menemukan bahwa tegangan listrik terjadi saat cahaya jatuh pada elektroda yang digunakannya pada penelitian tersebut. Inilah pengamatan yang pertama kali dalam sejarah terhadap efek dari Photovoltaic. Istilah photo atau foto berasal dari bahasa Yunani yang berbunyi "phos" dan berarti cahaya. Sedangkan kata voltaic merupakan pengembangan dari istilah Volt yang diambil dari nama Alessandro Volta, seorang pelopor dalam pengembangan energi listrik. Photovoltaic secara harfiah kurang lebih berarti cahaya listrik. Selanjutnya sebutan Photovoltaic lebih sering disingkat dengan PV saja. Menurut Encylopedia Britannica, orang yang pertama kali membuat Solar Cell adalah Charles Fritts pada tahun 1883. Ilmuwan berkebangsaan AS ini menggunakan lapisan Selenium sebagai semikonduktor yang sangat tipis dan dilapisi dengan emas. Tapi sinar matahari yang dikonversi menjadi listrik dengan menggunakan Solar Cell buatannya itu hanya menghasilkan efisiensi sebanyak 1% saja. Bisa dikatakan bahwa Solar Cell buatannya masih sangat jauh dari efektif. Ilmuwan lain yang punya andil penting dalam pengembangan Photovoltaic adalah Russel Ohl. Sarjana yang bekerja pada AT & T Bell Labs ini juga menjadi ilmuwan yang mempelopori penelitian di bidang semikonduktor. Pada tahun 1941 Ohl menggunakan silicon pada Solar Cell yang dibuatnya. Dan panel surya buatan Ohl ini mendapatkan paten bernomor US2402662. Dengan segera nama Russel Ohl dikaitkan dengan pengembangan Solar Cell modern . Langkah yang lebih besar untuk pengembangan bidang photovoltaic ini terjadi tahun 1954 ketika tiga orang peneliti (Gerald Pearson, Calvin Fuller dan Daryl Chapin) dari Laboratorium Bell secara tidak sengaja menemukan bahwa silicon dengan impurities tertentu menjadi sangat sensitif terhadap cahaya. Dan mereka bertiga pun menjadi orang yang pertama membuat perangkat praktis yang mengkonversi sinar matahari menjadi energi listrik. Panel surya buatan mereka bisa mengubah sinar matahari menjadi tenaga listrik dengan tingkat efisiensi sebanyak 6%. Kemudian battery solar cell pun dibuat pertama kali pada tanggal 25 April 1954. Dan satelit buatan manusia yang pertama kali menggunakan perangkat solar cell adalah Vanguard 1 yang diluncurkan pada bulan Maret 1958. Satelit ini menggunakan battery solar cell yang dibuat oleh

3|Page

perusahaan Hoffman Electronic. Selanjutnya pada tanggal 4 Oktober 1955, perusahaan Bell telah berhasil menggunakan battery solar cell buatannya untuk mengoperasikan system. Dengan menggabungkan Galium dan Arsenik untuk dijadikan sebagai bahan semikonduktor yang lebih maju, Zhores Ivanovich Alferov seorang ilmuwan Rusia yang juga merupakan politikus dan anggota parlemen di negaranya, telah berhasil membuat panel surya yang lebih efektif. Penemuan ini kemudian dikembangkan oleh para ilmuwan AS hingga bisa dibuat panel surya yang memiliki efisiensi 17% dalam menghasilkan energi listrik. Angka efisiensi ituterus meningkat karena lebih banyak lagi kalangan ilmuwan dan industri yang berperan aktif dalam pengembangan bidang photovoltaic ini. Saat ini ada lima negara yang berperan sebagai produsen utama perangkat photovoltaic yaitu Jepang, Cina, Jerman, Taiwan, dan Amerika. Dan pada tahun 2008 yang lalu, Cina telah mengukuhkan diri sebagai negara produsen photovoltaic dengan jumlah terbesar di dunia.

2.2 Pengembangan Teknologi Solar Cells Panel Sel surya, solar cell, photovoltaic, atau fotovoltaik sejak tahun 1970-an telah telah mengubah cara pandang kita tentang energi dan memberi jalan baru bagi manusia untuk memperoleh energi listrik tanpa perlu membakar bahan baker fosil sebagaimana pada minyak bumi, gas alam atau batu bara, tidak pula dengan menempuh jalan reaksi fisi nuklir. Sel surya mampu beroperasi dengan baik di hampir seluruh belahan bumi yang tersinari matahari, sejak dari Maroko hingga Merauke, dari Moskow hingga Johanesburg, dan dari pegunungan hingga permukaan laut.

Sel surya dapat digunakan tanpa polusi, baik polusi udara maupun suara, dan di segala cuaca. Sel surya juga telah lama dipakai untuk memberi tenaga bagi semua satelit yang mengorbit bumi nyaris selama 30 tahun. Sel surya tidak memiliki bagian yang bergerak, namun mudah dipindahkan sesuai dengan kebutuhan. Semua keunggulan sel surya di atas disebabkan oleh karakteristik khas sel surya yang mengubah cahaya matahari menjadi listrik secara langsung. Artikel ini sengaja ditulis guna menanggapi banyaknya pertanyaan mengenai bagaimana mekanisme atau prinsip kerja sel surya. Sengaja di sini hanya melibatkan penjelasan kualitatif.

4|Page

2.2.1 Proses konversi Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini dimungkinkan karena bahan material yang menyusun sel surya berupa semikonduktor. Lebih tepatnya tersusun atas dua jenis semikonduktor; yakni jenis n dan jenis p. Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki kelebihan elektron, sehingga kelebihan muatan negatif, (n = negatif). Sedangkan semikonduktor jenis p memiliki kelebihan hole, sehingga disebut dengan p ( p = positif) karena kelebihan muatan positif. Caranya, dengan menambahkan unsur lain ke dalam semkonduktor, maka kita dapat mengontrol jenis semikonduktor tersebut, sebagaimana diilustrasikan pada gambar di bawah ini.

Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik dan panas semikonduktor alami. Di dalam semikonduktor alami (disebut dengan semikonduktor intrinsik) ini, elektron maupun hole memiliki jumlah yang sama. Kelebihan elektron atau hole dapat meningkatkan daya hantar listrik maupun panas dari sebuah semikoduktor. Misal semikonduktor intrinsik yang dimaksud ialah silikon (Si). Semikonduktor jenis p, biasanya dibuat dengan menambahkan unsur boron (B), aluminum (Al), gallium (Ga) atau Indium (In) ke dalam Si. Unsur-unsur tambahan ini akan menambah jumlah hole. Sedangkan semikonduktor jenis n dibuat dengan menambahkan nitrogen (N), fosfor (P) atau arsen (As) ke dalam Si. Dari sini, tambahan elektron dapat diperoleh. Sedangkan, Si intrinsik sendiri tidak mengandung unsur tambahan. Usaha menambahkan unsur tambahan ini disebut dengan doping yang jumlahnya tidak lebih dari 1 % dibandingkan dengan berat Si yang hendak di-doping. Dua jenis semikonduktor n dan p ini jika disatukan akan membentuk sambungan pn atau dioda p-n (istilah lain menyebutnya dengan sambungan metalurgi / metallurgical junction) yang dapat digambarkan sebagai berikut.

5|Page

Semikonduktor jenis p dan n sebelumdisambung.

Sesaat setelah dua jenis semikonduktor ini disambung, terjadi perpindahan elektron-elektron dari semikonduktor n menuju semikonduktor p, dan perpindahan hole dari semikonduktor pmenuju semikonduktor n. Perpindahan elektron maupun hole ini hanya sampai pada jarak tertentu dari batas sambungan awal.

Elektron dari semikonduktor n bersatu dengan hole pada semikonduktor p yang mengakibatkan jumlah hole pada semikonduktor p akan berkurang. Daerah ini akhirnya berubah menjadi lebih bermuatan positif.. Pada saat yang sama. hole dari semikonduktor p bersatu dengan elektron yang ada pada semikonduktor n yang mengakibatkan jumlah elektron di daerah ini berkurang. Daerah ini akhirnya lebih bermuatan positif.

1. Daerah negatif dan positif ini disebut dengan daerah deplesi (depletion region) Ditandai dengan huruf W. 2. Baik elektron maupun hole yang ada pada daerah deplesi disebut dengan pembawa muatan minoritas (minority charge carriers) karena keberadaannya di jenis semikonduktor yang berbeda. 3. Dikarenakan adanya perbedaan muatan positif dan negatif di daerah deplesi, maka timbul dengan sendirinya medan listrik internal E dari sisi positif ke sisi negatif, yang mencoba menarik kembali hole ke semikonduktor p dan elektron ke semikonduktor n. Medan listrik ini cenderung berlawanan dengan perpindahan hole maupun elektron pada awal terjadinya daerah deplesi (nomor 1 di atas).

6|Page

4. Adanya medan listrik mengakibatkan sambungan pn berada pada titik setimbang, yakni saat di mana jumlah hole yang berpindah dari semikonduktor p ke n dikompensasi dengan jumlah hole yang tertarik kembali kearah semikonduktor pakibat medan listrik E. Begitu pula dengan jumlah elektron yang berpindah dari smikonduktor n ke p, dikompensasi dengan mengalirnya kembali elektron ke semikonduktor n akibat tarikan medan listrik E. Dengan kata lain, medan listrik E mencegah seluruh elektron dan hole berpindah dari semikonduktor yang satu ke semiikonduktor yang lain. Pada sambungan p-n inilah proses konversi cahaya matahari menjadi listrik terjadi. Untuk keperluan sel surya, semikonduktor n berada pada lapisan atas sambungan p yang menghadap kearah datangnya cahaya matahari, dan dibuat jauh lebih tipis dari semikonduktor p, sehingga cahaya matahari yang jatuh ke permukaan sel surya dapat terus terserap dan masuk ke daerah deplesi dan semikonduktor p.

Ketika sambungan semikonduktor ini terkena cahaya matahari, maka elektron mendapat energi dari cahaya matahari untuk melepaskan dirinya dari semikonduktor n, daerah deplesi maupun semikonduktor. Terlepasnya elektron ini meninggalkan hole pada daerah yang ditinggalkan oleh elektron yang disebut dengan fotogenerasi elektron-hole (electron-hole photogeneration) yakni, terbentuknya pasangan elektron dan hole akibat cahaya matahari.

7|Page

Cahaya matahari dengan panjang gelombang (dilambangkan dengan simbol lambda sbgn di gambar atas ) yang berbeda, membuat fotogenerasi pada sambungan pn berada pada bagian sambungan pnyang berbeda pula. Spektrum merah dari cahaya matahari yang memiliki panjang gelombang lebih panjang, mampu menembus daerah deplesi hingga terserap di semikonduktor p yang akhirnya menghasilkan proses fotogenerasi di sana. Spektrum biru dengan panjang gelombang yang jauh lebih pendek hanya terserap di daerah semikonduktor n. Selanjutnya, dikarenakan pada sambungan pn terdapat medan listrikE, elektron hasil fotogenerasi tertarik ke arah semikonduktor n, begitu pula dengan hole yang tertarik ke arah semikonduktor p. Apabila rangkaian kabel dihubungkan ke dua bagian semikonduktor, maka elektron akan mengalir melalui kabel. Jika sebuah lampu kecil dihubungkan ke kabel, lampu tersebut menyala dikarenakan mendapat arus listrik, dimana arus listrik ini timbul akibat pergerakan elektron.

8|Page

Pada umumnya, untuk memperkenalkan cara kerja sel surya secara umum, ilustrasi di bawah ini menjelaskan segalanya tentang proses konversi cahaya matahari menjadi energi listrik.

Solar cells panel, terdiri dari silikon, silikon mengubah intensitas sinar matahari menjadi energi listrik, saat intensitas cahaya berkurang (berawan, hujan, mendung) energi listrik yang dihasilkan juga akan berkurang. Dengan menambah solar cells panel (memperluas) berarti menambah konversi tenaga surya. Sel silikon di dalam solar cells panel yang disinari matahari/ surya, membuat photon bergerak menuju electron dan menghasilkan arus dan tegangan listrik. Sebuah sel silikon menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel surya (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan maksimun). Solar cells panel module memiliki kapasitas output: Watt hour. Solar cell 50 WP 12 V, memberikan output daya sebesar 50 Watt per hour dan tegangan adalah 12 Volt. Untuk perhitungan daya yang dihasilkan per hari adalah 50 Watt x 5 jam (maximun peak intensitas matahari). Daya yang dihasilkan disimpan dalam baterai. Tergantung dari kebutuhannya, didapatkan perhitungan berapa jumlah solar cells panel dan baterai yang dibutuhkan.

9|Page

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Perhitungan Jumlah Solar Cells Panel Bila kita membutuhkan daya listrik Alternating Current sebesar 2000W selama 10 jam per hari ( 20KWh/hari ) maka dibutuhkan 24 panel sel surya dgn kapasitas masingmasing 210WP dan 30 aki @12V 100Ah. Ini berdasarkan perhitungan energi surya dari jam 7 pagi s/d jam 5 sore ( 10 jam ) dan asumsi konversi energi minimal 4 jam sehari. Energi Kapasitas Jumlah panel sel surya surya sel surya 4 jam 24 panel 210 Watt panel Perhitungan 4 x 24 x 210 Hasil 20.160 Watt hour

Dasar perhitungan jumlah aki adalah 2 x 3 x kebutuhan listriknya. Adanya faktor pengali 3 untuk mengantisipasi bila hujan/mendung terus-menerus selama 3 hari berturut-turut. Sedangkan faktor pengali 2 disebabkan battery tidak boleh lebih dari 50% kehilangan kapasitasnya bila ingin battery-nya tahan lama, terutama untuk battery kering seperti type gel dan AGM. Dengan kata lain diusahakan agar DOD ( Depth of Discharge ) tidak melampaui 50% karena sangat mempengaruhi life time dari battery itu sendiri. Jumlah Aki Voltage Ampere Perhitungan Hasil 100 12 Volt 100 Ampere hour 100 x 12 x 100 120.000 Watt hour

Efisiensi Perubahan Daya Mono Sangat Baik

Daya Biaya Keterangan Tahan Sangat Baik Baik

Penggunaan

Poly

Baik

Amorphous Cukup Baik Compound Sangat Baik (GaAs)

Kegunaan Pemakaian Sehari-hari Luas Cocok untuk Sangat Sangat produksi Sehari-hari Baik Baik massal di masa depan Bekerja baik Sehari-hari & Cukup dalam Baik Perangkat komersial Baik pencahayaan (kalkulator) fluorescent Sangat Cukup Pemakaian di luar Berat & Rapuh Baik Baik angkasa

10 | P a g e

3.2. Jenis solar cells panel: Polikristal (Poly-crystalline) Merupakan solar cells panel yang memiliki susunan kristal acak. Type Polikristal memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama, akan tetapi dapat menghasilkan listrik pada saat mendung. Monokristal (Mono-crystalline) Merupakan panel yang paling efisien, menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi. Memiliki efisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat yang cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca berawan. Amorphous Silikon amosphous (a-Si) digunakan sebagai bahan baku solar cells panel untuk kalkulator pada waktu tertentu. Meskipun kinerjanya rendah daripada solar cells c-Si (crystaline) tradisional, hal ini tidak terlalu penting dalam kalkulator, yang menggunakan tenaga yang sangat minim. Saat ini, perkembangan pada teknik a-Si membuat mereka menjadi lebih efektif untuk area yang luas yang digunakan solar cells panel. Efisiensi tinggi dapat dicapai dengan penyusunan beberapa layar sel a-Si yang tipis di bagian atas satu sama lain, setiap rangkaian diatur untuk bekerja dengan pada frekuensi cahaya tertentu. Pendekatan ini tidak berlaku untuk sel c-Si, dimana sangat tebal sebagai hasil dari teknik pembangunan dan buram, menghalangi cahaya pada lapisan di tiap susunan. Keuntungan dasar dari a-Si dalam skala produksi yang besar bukan pada efisiensi , tetapi pada biaya. Sel a-Si menggunakan sekitar 1% silikon daripada sell c-Si, dan biaya untuk silikon adalah faktor terbesar dalam biaya sel. Informasi Solar Cells Panel Beberapa contoh implementasi panel sel surya solar cells dan perangkat yang menggunakan energi yang dihasilkan:

Ukuranpanel sel surya - solar cells

10 WP

20 WP

50 WP

80 WP

120 WP

Jumlah Watt untuk pengisian batere (5 jam sehari)

50 W, 4.17 A

100 W, 8.33 A

250 W, 20.83 A

400 W, 33.33 600 W, 50 A A

11 | P a g e

Lampu LED 3 Watt (pemakaian 12 jam)

1 (36 W)

3 (108 W)

7 (252 W)

11 (396 W)

16 W)

(576

Lampu jalan LED 21 Watt (pemakaian 12 jam)

1 (252 W)

1 (252 W)

2 (504 W)

Spesifikasi teknis panel surya (dapat berubah sesuai dengan produk): Output power 20 50 80 80 120 Cell type Multi Multi Amorphous Multi Multi Max Power (W) 20 50 88 85 120 Min Power (W) 76 76 114 Open circuit voltage 21.6 21.6 63.3 21.6 21.3 (Voc) Short circuit current 1.3 2.98 2.08 5.15 7.81 (Isc) Max Power Voltage 17.2 17.6 47.6 17.3 17.1 (Vpm) Max Power Current 1.17 2.85 1.68 4.63 7.02 (Ipm) Max System Voltage 600 600 540 (V) Dimension L x W x 639 x 294 x 835 x 540 x 1129 x 934 x 1214 x 545 x 1499 x 662 x H(mm) 23 28 46 35 46 Module Efficiency 7.6 14.1 13.1 Weight (kg) 2.4 5.5 17 9 14

12 | P a g e

3.3 Aplikasi Solar Sell. Gambar aplikasi sel surya

Gambar di atas memperlihatkan sistem energi listrik alternatif yang memanfaatkan sinar matahari. Pertimbangan-pertimbangan di atas di gunakan untuk mengetahui spesifikasi komponen yang akan di pasang pada sistem tersebut, sebab salah memilih komponen bisa menyebabkan sitem ini tidak bekerja dengan baik (mudah rusak/tidak maksimal). Fungsi Tiap Bagian Sistem Diatas Sell Surya Sebagai sumber energi listrik. berdasarkan pengujian penulis (pada gambar fisik sell surya yang paling besar) 1 buah sell surya pada saat sinar matahari cukup terik menghasilkan 20v-23,..v/1,9 - 2,4..A (38 - 50 watt) atau sekitar 350 Watt/ hari. Controll ON/OFF Untuk mengontrol pengisian batery dan menghubungkan batery dengan beban (inverter). Batery Untuk menyimpan energi listrik yang di hasilkan sell surya. biasanya batery yang di gunakan memiliki Ampare hour yang cukup tinggi. sebab untuk menghidupkan lampu 10 watt saja selama 1 malam (12 jam) idealnya membutuhkan batery 12V/10A. Inverter Untuk mengubah tegangan DC 12V dari batery menjadi 220 AC. untuk hasil yang lebih baik gunakan inverter yang menghasilkan gelombang sinus.

3.4 .Biaya Kebutuhan Listrik Biaya listrik per bulan ditentukan oleh kebutuhan listrik dari warnet tersebut. Untuk memperkirakan biaya listrik yang wajar tentu harus di analisa dulu seberapa

13 | P a g e

besar kebutuhan daya listrik. Sebagai contoh kasus kita coba menghitung berapa besar daya listrik yang diperlukan oleh warnet dengan konfigurasi berikut: PC : 11 unit @ 200 watt Monitor: 11 unit CRT 15 @ 90 watt Printer: 1 unit inkjet @ 40 watt Scanner: 1 unit @45watt Lampu indoor: 4 buah TL @ 25watt Lampu outdoor: 2 buah TL @ 50watt AC: 2 buah @ 1,5 PK ( 1 pk = 746 watt, 1,5 pk = 1119 ) Cooler: 1 unit @ 90 watt

Total kebutuhan daya adalah: PC = 11 x 200 = 2200 watt Monitor = 11 x 90 = 990 watt Printer = 1 x 40 = 40 watt Scanner = 1 x 45 = 45 watt Lampu indoor = 4 x 25 = 100 watt Lampu outdoor = 2 x 50 = 100 watt AC = 2 x 1119 = 2238 watt Cooler = 1 x 90 = 90 watt

Total kebutuhan daya = 5803 watt Biaya listrik untuk daya sebesar itu biasanya berada di kisaran Rp 1.500.000 per bulan dalam pemakaian normal. Dilihat dari paparan di atas maka daya listrik terpasang yang disarankan adalah minimal 6000 watt. Jika kita menggunakan satu solar sell sebesar 1000 watt, maka kita harus merangkai enam solar sell agar bisa mencapai daya sesuai kebutuhan. Harga satu solar sell jenis monokristal + baterai , inverter dan controller dipasaran kira-kira mencapai 5 jutaan, bias terpakai hingga 10 tahun. lumayan mahal untuk pengusaha warnet kecil. Tapi jika dilihat dari efektivitas dan efisiensi biaya listrik yang digunakan, investasi ini sangat menguntungkan, Perhatikan perhitungan saya dibawah ini : 6 solar sell + baterai, inverter dan controller ( Bisa terpakai sampai 10 tahun ) Pemakaian listrik PLN selama setahun = Rp.18.000.000,Pemakain listrik PLN selama 2 tahun = Rp.36.000.000,= 6 x@ Rp.5.000.000,= Rp.30.000.000,= 12 bulan x Rp.1500.000,-

Dari perhitungan tersebut, kita bisa melihat bahwa dalam 2 tahun pemakaian solar sell lebih murah dibandingkan menggunakan listrik PLN, selisih sekitar 6 juta. Disamping mengurangi biaya operasional, penggunaan solar sell juga membantu kita dalam menghemat energy yang dialokasikan oleh Negara dimana PLN sangat sering sekali kekurangan pasokan untuk mendistribusikan listrik pada masyarakat.

14 | P a g e

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Penggunaan teknologi solar sell untuk warnet membantu mengurangi konsumsi energi listrik PLN dimana sebagian besar pembangkit yang beroperasi masih menggunakan energy fosil seperti minyak bumi, gas dan batu bara yang tidak dapat diperbaharui. Solar sell dihasilkan dari sinar matahari yang kemungkinan besar tidak akan akan habis. Sangat cocok diterapkan di Indonesia karena secara geografis dilalui garis khatulistiwa yang memiliki pancaran sinar matahari cukup panas. Solar sell mempunyai kesan modern dan futuristik, tetapi juga mempunyai kesan peduli lingkungan, bersih tanpa menghasilkan polusi sidikitpun. Sangat cocok untuk dunia arsitektur modern yang memadukan unsur-unsur penting tersebut. Menekan biaya operasional pengusaha warnet ditengah persaingan yang ketat untuk tetap bertahan dengan situasi ekonomi yang tidak menentu.

15 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

1. 2. 3. 4.

http://mawander71.blogspot.com/ http://chemie08.blogspot.com/2010/06/keunggulan-solar-cell.html http://www.kaskus.us/showthread.php?t=14141844 http://therealitystoryoflife.blogspot.com/2009/12/sejarah-solar-cell-sel-surya.html

5. www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124516-R230824...Literatur.