tugas citra fonologi

Upload: yoga-prasetyo

Post on 20-Jul-2015

60 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Sumber I Judul Buku Pengarang Cetakan Tahun : Asas-Asas Linguistik Umum : J. W. M. Verhaar : ke-4 : 2004

A. Pengertian Vokal Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan melibatkan pita-pita suaratanpa

penyempitan atau penutupan apapun pada tempat pengartikulasian manapun.

B. Klasifikasi Vokal Dalam buku Asas-Asas Linguistik Umum, Verhaar mengklasifikasikan jenis-jenis vokal, di antaranya: a. Vokal tinggi, vokal rendah, dan vokal tengah Penggolongan ini adalah penggolongan menurut tinggi rendahnya vokal, yaitu menurut tinggi rendahnya posisi lidah terhadap langit-langit. Misalnya, untuk mengucapkan [a] seperti dalam kata asuh, posisi lidah adalah rendah terhadap langitlangit. Dalam mengucapkan [i] (hidup) lidah posisinya tinggi, dekat langit-langit, sedangkan dalam mengucapkan [] (lebih), posisi lidah adalah sekitar di tengah posisi tinggi dan posisi rendah. b. Vokal depan, vokal belakang, dan vokal madya Kita dapat membedakan vokal juga menurut depan belakangnya. Depan-belakangnya vokal tergantung dari posisi lidah juga. Bila lidah itu datar permukaannya, vokal adalah vokal depan, seperti halnya dengan [a] dan [i]. Sebaliknya, apabila lidah lebih rendah

di belakang, maka vokalnya adalah vokal belakang, seperti [o] dalam kata obat dan [] dalam kata pokok. Posisi lidah menurut depan belakangnya dapat juga berupa kuranglebih di antara depan dan belakang, dan vokal dengan posisi lidah demikian adalah vokal madya seperti [] dalam kata tengah dan [] dalam kata Inggris but. c. Vokal bundar dan vokal tak bundar Perbedaan bangun mulut ini adalah perbedaan menurut bundar tidaknya dari kedua bibir. Misalnya vokal [i] merupakan vokal yang tak bundar, dan bila posisi lidah menurut tinggi rendahnya serta menurut depan-belakangnya dipertahankan tetapi dengan memperbundar kedua bibir, maka hasilnya adalah vokal [], seperti dalam kata Jerman grn hijau, atau kata Belanda duwen mendorong. d. Vokal panjang dan vokal pendek Perbedaan ini menyangkut lamanya (atau kuantitas) pelafalan vokal. Tentu saja, lamanya adalah relative. Misalnya, [] dalam kata Inggris full adalag pendek, sedangkan [] dalam kata Inggris fool adalah panjang. e. Vokal nasal (vokal sengauan) dan vokal oral Dalam pengucapan vokal oral, seluruh arus udara keluar melalui mulut, dan robgga hidung tertutup (dengan menggerakkan langit-langit lunak ke dinding belakang rongga kerongkongan). Semua vokal di atas (di bawah [a] sampai dengan [d]) adalah vokal oral yang demikian. Sebaliknya, dalam pengucapan vokal sengauan,sebagian dari arus udara yang keluar melalui rongga mulut, sebagian yang lain melalui rongga hidung (langitlangit lunak diturunkan sedikit untuk memungkinkan bangun mulut yang demikian). Contoh dari vokal nasal banyak ditemukan dalam bahasa Prancis: [] dalam un satu, [o] dalam oncle paman, [a] dalam bande rombongan, [] dalam ainsi demikian. f. Vokal tunggal, dan vokal rangkap dua atau diftong Semua vokal yang dibahas dalam [a] sampai dengan [e] adalah vokal yang pelafalannya tidak melibatkan perubahan bangun mulut selama pelafalan tersebut. Misalnya, dalam pelafalan [a], bangun mulut sama dari permulaan sampai akhir. Vokal seperti itu disebut vokal tunggal. Dalam pelafalan vokal rangkap dua (diftong), maka setengah lamanya pelafalan vokal, bangun mulut diubah. Misalnya, [au] dalam kalau adalah sebuah diftong: pelafalannya mulai dengan bangun mulut rendah-depan, dan berakhir dengan bangun

mulut tinggi-belakang. Contoh lain dalam kata balai, diftongnya [ai] mulai dengan bangun mulut rendah-depan, berakhir dengan bangun mulut tinggi-depan.

C. Penge rtian Konsonan Konsonan adalah bunyi yang dihasilkan dengan mempergunakan artikukasi pada salah satu bagian pada alat-alat bicara.

D. Proses Terjadinya Konsonan E. Macam-Macam Konsonan Proses terjadinya konsonan dijelaskan dalam buku tersebut antara lain: a. Konsonan letupan Adalah konsonan yang dihasilkan dengan menghambat arus udara seluruhnya di tempat artikulasi tertentu secara tiba-tiba dan alat-alat bicara tersebut lalu dilepaskan kembali. Tahap pertama disebut hambatan atau implosi, dan tahap kedua disebut letupan atau eksplosi. b. Konsonan kontinuan Adalah semua konsonan yang bukan letupan. Disebut kontinuan karena dapat dilanjutkan pelafalannya. Golongan ini meliputi beberapa jenis: konsonan sengau, sampingan, geseran, paduan, getaran, dan aliran. c. Konsonan sengau Dihasilkan dengan menutup arus udara keluar melalui rongga mulut, dengan membuka jalan agar dapat keluar melalui rongga hidung. d. Konsonan sampingan Adalah konsonan yang dihasilkan dengan menghalangi arus udara sedemikian rupa sehingga dapat keluar hanya melalui sebelah atau kedua belah sisi lidah saja. Tempat artikulasi adalah antara ujung lidah dengan lengkung kaki gigi, hasilnya [l] (melamun). e. Konsonan geseran atau frikatif Adalah konsonan yang dihasilkan oleh alur yang sangat sempit sehingga sebagian besar arus udara terhambat. f. Konsonan paduan atau afrikat

Dihasilkan dengan menghambat arus udara pada salah satu tempat artikulasi secara implosive, lalu melepaskannya secara frikatif. g. Konsonan getaran Adalah konsonan yang pelafalannya terdiri atas pengulangan cepat dari apa yang disebut pengartikulasian dasar. Contoh yang terpenting adalah [r], namanya r getar, yang diartikulasikan secara apiko-alveolar; artinya ujung lidah menyentuh gusi sebentar, lalu dilepaskan lagi, lalu menyentuhnya lagi, dan seterusnya. Contoh r getar tu adalah [r] (dalam bahasa Indonesia) sebagaimana dilafalkan oleh orang jawa (rumah) (berbeda dengan orang Sumatera) h. Konsonan alir(an) Adalah konsonan kontinuan yang tidak frikatif atau paduan. Demikian, misalnya, konsonan sengau dan konsonan sampingan adalah konsonan alir(an). i. Konsonan kembar atau jeminat Adalah konsonan yang diperpanjang pelafalannya. Perpanjangan itu berbeda-beda sifatnya menurut penggolongan artikulatoris konsonan yang bersangkutan: untuk segala macam kontinuan, lamanya pelafalannya diperpanjang; untuk segala macam letupan, yang diperpanjang adalah lamanya waktu antara implosi dan eksplosi. Konsonan jeminat terdapatdalam banyak bahasa. Beberapa contoh: misalnya dalam bahasa Itali cappa jubah dilafalkan berhenti sebentar antara implosi dan eksplosi [p]nya. Dalam bahasa Inggris Abad Pertengahan kata sonne matahari (o-nya diucapkan seperti vokal dalam kata Inggris book) dilafalkan dengan mempertahankan sebentar pengartikulasian [n]-nya.

F. Diftong G. Proses Terjadinya Diftong H. Klasifikasi Diftong