tiori pemerolehan fonologi

21
TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI 22:31 Posted In Ilmu Lughah Edit This 0 Comments » oleh : Zainal Abidin 127 035 ABSTRAK Setelah penulis memahami tiori Struktur Universal kemudian penulis mengaittkan dengan kenyataan dilapangan, penulis dapat menyimpulkan, memang terbukti sebelum bayi mampu berbicara dia melalui dua tahab yang dibahas pada tiori Struktur Universal yaitu; tahap membabel (prabahasa) dan tahap pemerolehan bahasa nurani. Tiori Generative Struktur Universal ini, cocok dan sesuai dengan realita yang ada dilapangan khususnya pada bayi yang penulis observasi, meskipun bayi tersebut belumbisa bicara dia memang melalui tahap-tahap pemerolehan ponologo bertingkat seperti digram data yang dijelaskan dalam tiori. Jelas sudahlah dan penulis sepakat bahwa pada teori ini pemerolehan bahasa melaui penemuan konsep dan pembentukan hipotesis dan menekankan pentingnya faktor kreatifitas dalam pemerolehan bahasa. Berdasarkan pendapat Weterson diatas penulis setuju dan sepakat, sesuai dengan realita yang ada dilapangan, memang benar kanak-kanak hanya mengucapkan kembali bagian ucapan yang makan waktu lebih kurang 0,2 detik, dan bagian yang

Upload: zira-whiter

Post on 24-Jul-2015

94 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI

TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI

22:31 Posted In Ilmu Lughah Edit This 0 Comments »

oleh :

Zainal Abidin 127 035

ABSTRAK

Setelah penulis memahami tiori Struktur Universal kemudian penulis mengaittkan

dengan kenyataan dilapangan, penulis dapat menyimpulkan, memang terbukti sebelum bayi

mampu berbicara dia melalui dua tahab yang dibahas pada tiori Struktur Universal yaitu;

tahap membabel (prabahasa) dan tahap pemerolehan bahasa nurani.

Tiori Generative Struktur Universal ini, cocok dan sesuai dengan realita yang ada

dilapangan khususnya pada bayi yang penulis observasi, meskipun bayi tersebut belumbisa

bicara dia memang melalui tahap-tahap pemerolehan ponologo bertingkat seperti digram

data yang dijelaskan dalam tiori.

Jelas sudahlah dan penulis sepakat bahwa pada teori ini pemerolehan bahasa melaui

penemuan konsep dan pembentukan hipotesis dan menekankan pentingnya faktor

kreatifitas dalam pemerolehan bahasa.

Berdasarkan pendapat Weterson diatas penulis setuju dan sepakat, sesuai dengan

realita yang ada dilapangan, memang benar kanak-kanak hanya mengucapkan kembali

bagian ucapan yang makan waktu lebih kurang 0,2 detik, dan bagian yang diucapkan

kembali adalah elemen vokal dan konsonan yang mencapai artikulasi kuat.

Menurut tiori ini berdasarkan bagan-bagan serta keterangan yang dikemukakan diatas

memang kanak-kanak melalui hal yang tersebut diatas. Tetapi bayi yang penulis teliti

belum melalui semua yang diterangkan diatas, karena bayi tersebut masih dalam rangka

tahap membabel (prabahasa). Menurut tiori Kontras dan Proses penulis sepakat dan setuju

bahwa bayi /kanak-kanak dengan berdasrkan realita yang penulis lihat dilapangan memang

melalui seperti hal yang dijelaskan dalam tiori ini.

BAB I

Page 2: TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI

PENDAHULUAN

Seluruh puji serta sedalam syukur penulis mohonkan kepada Allah SWT. Yang telah

meridhoi, merahmati, memberkahi dan dengan pertolongan-Nya penulis telah dapat menulis

makalah ini sebaik-baik mungkin. Selawat serta salam juga penulis mohonkan kepada Allah

semoga Rasulullah saw, keluarganya, keterunannya, sahabatnya, serta orang-orang

pengikutnya, dalam keridhoan-Nya.

Makalah ini penulis tulis untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah

Pskolinguistik yaitu sebagai pengganti ujuan mid semester yang dibinbing oleh dosen Dr.

Abdulhalim Hanafi, M.A dan Nurlaila, M.A, semoga dengan bimbingan beliau penulis

mendapatkan ilmu yang berkah dan bermanfa’at. Dan dengan keikhlasan beliau dalam

membimbing penulis untuk menyelesaikan perkuliahan ini, semoga jadi ’amal sholeh disisi

Allah SWT amiin yaa rabbal’alamin.

A. Latar Belakang Masalah

Adapun yang melatar belakangi masalah yang penulis bahas dalam makalah ini adalah

begitu pesat dan cepatnya bayi yang bernama Agung Saputra ini, mengerti dan merespon

apa-apa yang kita katakan dan kita ucapkan kepadanya sehingga mampu mengeluarkan

bunyi-bunyi serta gerakan-gerakan tubuhnya membuktikan bahwa dia mengerti dan paham

apa yang kita katakan padanya, hal ini juga membuktikan bahwa dia berkomunikasi dengan

kita. Dengan demikian penulis tertarik untuk membahas pemerolehan fonologi bagi anak,

sehingga dengan demikian penulis ingin mengetahui diantara sekian banyak tiori-tiori yang

membahas tentang fonologi mana yang lebih cocok dan sesuai dengan bayi yang penulis

observasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan latarbelakang masalah diatas maka dari itu dapat penulis rumuskan

masalah-masalah yang terkait dengan fonologi adalah :

1. Adanya diantara bayi-bayi yang cepat dan tanggap dalam merespon /berkomunikasi

meskipun belum mampu untuk berbicara.

Page 3: TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI

2. Ada diantarnya yang lamban salah satu diantara perkembangan fisik dengan

kemampuan untuk berbicara.

3. Dan ada diantarnya yang bersamaan perkembangan fisik dengan kemampuan

bicaranya.

4. Ada diantarnya yang sudah berkembang fisik dengan baik begitu juga bicaranya

tetapi kurang tepat /pas dengan kata-kata yang sebenarnya.

C. Batasan Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah penulis cantumkan diatas, maka penulis

membatasi masalah yang akan penulis bahas :

1. Adanya diantara bayi-bayi yang cepat dan tanggap dalam merespon /berkomunikasi

meskipun belum mampu untuk berbicara.

2. Dan ada diantarnya yang bersamaan perkembangan fisik dengan kemampuan

bicaranya.

BAB II

TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI

Banyak teori yang menjelaskan masalah pemerolehan bahasa (fonologi) diantranya :

1. Teori Strukur Universal

Teori struktur universal ini dikembangkan oleh Jakobson (1968). Oleh karena itu

sering juga disebut teori Jakobson. Pada intinya teori ini mencoba menjelaskan pemorelahan

berdasarkan struktur-struktur universal lunguistik yakni hukum- hukum struktural yang

megatur perubahan bunyi.

Dalam penelitiannya Jakobson mengamati pengeluaran bunyi-bunyi oleh bayi –bayi

pada tahap membabel (babling) dan menemukan bahwa bunyi yang normal mengeluarkan

berbagai bunyi yang normal mengeluarkan berbagai ragam bunyi dan vokalisasinya baik

Page 4: TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI

bunyi vokal maupun bunyi konsonan. Namun ketika bayi mulai memperoleh “kata”

pertamanya ( kira-kira 1-0 tahun) makanya kebanyakan bunyi-bunyi ini menghilang. Malah

sebagian dari bunyi-bunyi itu baru muncul kembali beberapa tahun kemudian. Dari

pengamatannya Jakobson menyimpulkan adanya dua tahap dalam pemerolehan fonologi

yaitu :

a. Tahap membabel prabahasa.

b. Tahap pemerolehan bahasa nurani.

Pada tahap prabahasa bunyi-bunyi yang dihasilkan bayi tidak menujukkan suatu

urutan perkembangan tertentu, dan sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan masa

pemerolehan bahasa berikutnya. Jadi pada tahap membabel ini bayi hanya melatih alat-alat

vokalnya dengan cara mengeluarkan bunyi-bunyi tanpa tujuan tertentu, atau bukan untuk

berkomunikasi, sebaliknya, pada tahap pemerolehan bahasa yang sebenarnya bayi mengikuti

suatu pemerolehan bayi yang relative universal dan tidak berubah.1[1]

Menurut Jakobson diantara kedua tahap itu terdapat masa tidak adanya kegiatan yang

menunjukkan tidak adanya kesinambungan diantara kedua tahap itu, meskipun masanya

sangat singkat dan tidak tampak jelas. Banyak pakar psikolunguistik perkembangan

menerima teori Jakobson mengenai masa senyap ini. Beberapa bukti yang memperkuat teori

Jakobson ini adalah sebagai berikut:

a. Bunyi likuida [l] dan [r] yang sering muncul pada tahap membabel, hilang pada tahap

mengeluarkan bunyi bahasa yang sebenarnya. Bunyi ini baru muncul lagi ketika bayi

berumur tiga setengah tahun (3:6) atau (4:0) bahkan ketika berumur lima tahun (5:0).

b. Bayi-bayi yang pekak membabel dengan cara yang sama dengan yang sama dengan yang

normal. Namun, setelah tahap membabel ini selesai bayi-bayi ini pun akan berhenti

mengeluarkan bunyi-bunyi.

c. Menurut penelitian Port dan Preston (1972), VOT (voice onset time = waktu antara pelepasan

bunyi hambat dan bergetarnya pita suara) seperti konsonan [d] dan [t] tidak sama pada tahap

membabel dengan VOT pada tahap mengeluarkan bunyi bahasa yang sebenarnya; dan VOT

ketika berusia satu tahun (1 : 0) sama dengan VOT orang dewasa. Perbedaan VOT ini

membuktikan adanya masa peralihan diantara tahap membabel dengan tahap mengeluarkan

bunyi yang sebenarnya.

1[1] Abdul Chaer, Psikolunguistik Kajian Teoritik, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta) . h 202-203

Page 5: TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI

Jika tahap pemerolehan bahasa yang sebenarnya dimulai, maka akan terdapat urutan

peringkat perkembangan yang teratur dan tidak berubah meskipun taraf kemajuan tiap

individu tidak sama. Perkembangan peringkat ini ditentukan oleh humum-hukum yang

bersifat universal yang oleh Jakobson disebut “ the laws of irreversible solidarity. (1968 :

68)2[2]

Jadi pada teori ini dapat disimpulkan pemerolehan fonologi berdasarkan struktur-

struktur universal luguistik, dan terdapat dua tahap dalam pemerolehan fonolgi yaitu

pemerolehan tahap membabel prabahasa, tahap pemerolehan bahasa nurani.

2. Teori Generative Struktur Universal

Teori Struktural Universal yang diperkenalkan oleh Jakobson di atas telah diperluas

oleh Moskowitz (1970, 1971) dengan cara menerapkan unsur-unsur fonologi generatif yang

diperkenalkan oleh Chomsky dan Halle (1968). Yang paling menonjol dari teori Moskowitz

ini adalah “penemuan konsep” dan “pembentukan hipotesis” berupa rumus-rumus yang

dibentuk oleh kanak-kanak berdasarkan Data Linguistik Utama (DLU), yaitu kata-kata dan

kalimat-kalimat yang didengarnya sehari-hari.3[3]

Moskowitz yang tidak sejalan dengan teori Chomsky yaitu mengenai konsep-konsep

yang harus ditentukan oleh anak-anak untuk mengasimilasikan DLU lebih berkaitan dengan

proses struktur nurani yang dihipotesiskan. Namun, kesimpulan lain menunjukkan adanya

keselarasan yang tinggi dengan teori Chomsky yakni karena Moskowitz menentang teori

pemerolehan bahasa dengan peniruan, serta menekankan pentingnya faktor kreatifitas dalam

pemerolehan bahasa pada umumnya dan proses pemerolehan fonologi khususnya. Dalam

proses pemerolehan bahasa kanak-kanak menemukan konsep-konsep serta menerapkan

konsep-konsep itu untuk menciptakan bahasa.4[4]

Keberhasilan utama yang dicapai si bayi pada tahap membabel adalah penemuan unit-

unit kalimat yang merupakan unit lunguistik yang pertama. Ini ditandai dengan munculnya

intonasi dan hentian-hentian dalam ucapannya; dan ini merupakan permulaan analisis bahasa

segmental. Penemuan unit kalimat ini juga mencerminkan satu langkah utama kearah

2[2] Ibid h. 203

3[3] Ibid h. 205

4[4] http//sastra daerahhusu.blogspot com 2009/05. Diakses Tanggal 18 April 2010 Makalah Pemerolehan Fonologi oleh Fulfina Tahun Ajaran 2009/2010

Page 6: TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI

sosialisasi, yakni pembelajaran semantic karena kalimat sebagai suatu rangkaian bunyi

panjang yang terbatas memiliki makna tertentu. Pada tahap penemuan unit kalimat ini

muncullah satu proses pemorolehan fonologi yang bertingkat-tingkat sebagaimana bagan

dibawah ini.

Data lugistik sebagai keluaran

Data yang diingat terus

Data yang diingat semakin lama

Data yang lebih lama diingat

Data yang dilupakan

Data lunguistik sebagai masukan

Proses dimulai dengan masuknya data lunguistik

(berupa bunyi ucapan) ke dalam kotak 1. Data yang tidak dapat segera dipindahkan kedalam

kotak 2 akan terbuang dari kotak 1; sedangkan yang lain segera dipindahkan kedalam kotak 2

data ini akan diingat dengan lebih lama. selanjutnya data ini dapat dipindahkan kekotak 3

agar data tersebut dapat tinggal lebih lama lagi. Adaikata karena sesuatu sebab data ini tidak

bisa tinggal lebih lama , maka data ini akan kembali 1, dan menggalamai proses yang sama

dengan data baru lainya. Data yang telah lama ada dikotak 3 akan dikirim kekotak 4 dengan

syarat data tersebut terus muncul berulang-rulang. Data yang telah disampaikan kekotak 4 ini

akan terus dapat dikeluarkan sebagai keluaran.5[5]

Jelaslah bahwa pada teori ini pemerolehan bahasa melaui penemuan konsep dan

pembentukan hipotesis dan menekankan pentingnya faktor kreatifitas dalam pemerolehan

bahasa.

5[5] Op.Cit. h 206-207

Page 7: TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI

3. Teori Prosodi- Akuistik

Teori prosodi- akuistik ini diperkenalkan oleh Weteson (1976) sesudah dia merasa

tidak puas dengan pendekatan fonemik segmental yang dikatakannya tidak memberikan

gambaran yang sebenarnya mengenai pemerolehan fonologi.

Weterson (1971) berpendapat bahwa pemerolehan bahasa adalah satu proses sosial

sehingga kajianya lebih tepat dilakukan dirumah dalam konteks sosial yang sebenarnya

daripada pengkajian data-data eksprimen, lebih-lebih untuk mengetahui pomerolehan

fonologi.

Weterson (1970) juga menemukan dan hubungan akuistik antara bentuk-bentuk

ucapan kanak-kanak dengan fitur-fitur bentuk ucapan orang dewasa. Kanak-kanak hanya

mengucapkan kembali bagian ucapan yang makan waktu lebih kurang 0,2 detik, dan bagian

yang diucapkan kembali adalah elemen vokal dan konsonan yang mencapai artikulasi kuat.6

[6]

4. Teori Kontras dan Proses

Teori ini diperkenalkan oleh Ingram (1974, 1979) yakni suatu teori yang

menggabungkan bagian-bagian penting dari teori Jakobson dengan bagian-bagian penting

dari teori Stampe; kemudian menyelaraskan hasil penggabungan dengan teori perkembangan

dari Piaget. Menurut Ingram kanak-kanak memperoleh system fonologi orang dewasa

dengan cara menciptakan strukturnya sendiri; dan kemudian mengubah struktur ini jika

pengetahuannya mengenai system orang dewasa semakin baik. Perkembangan fonologi ini

melalui asimilasi dan akomodasi yang terus-menerus (menurut teori piaget): mengubah

struktur untuk menyelaraskannya dengan kenyataan.

Peristiwa ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Kata kanak-kanakkakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkankankanakkanak

system kanak-kanak kakkkanakkakanakkanak

6

Page 8: TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI

Kata orang dewasa

Ingram menegaskan kita harus mengakui adanya ketiga peringkat perkembangan

fonologi kanak-kanak seperti telah digambaran dalam bagan. Kita harus dapat menerangkan

bagaimana peringkat kedua (system kanak-kanak) terjadi. Untuk itu kita harus

mempertimbangkan bagaimana kanak-kanak mengamati dan mengeluarkan ucapan-ucapan.

Oleh karena persepsi kanak-kanak belum lengkap, maka pemerolehan system kanak-kanak

haruslah digambarkan sebagai berikut.

persepsi

organisasi

Kataorang dewasa aaadewasa

Kata kanak-kanak

Pengeluaran

Bagan diatas menjelaskan bahwa suatu ujaran yang tepat mengenai perkembangan

fonologi kanak-kanak harus dapat menerangkan ketiga peringkat diatas yaitu persepsi,

organisasi dan pengeluaran.

Karena fonologi membicarakan kontras-kontras dan berusaha memberikan satu

pengucapan pada tiap morfem, maka kanak-kanak haruslah berusaha memperoleh kontras-

kontras dalam pengucapan-pengucapan itu. Uraian kontras-kontras fonologi orang dewasa

inilah yang harus diberikan oleh peringkat organisasi ucapan kanak-kanak untuk kontras itu.

Lihat bagan berikut.

Page 9: TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI

Persepsi senarai bunyi dan suku kata orang dewasa

Proses-proses

Organisasi senarai bunyi dan suku kata yang berkontras

Proses-proses

Pengeluaran senarai bunyi dan suku kata yang

dikeluarkan

Tahap-tahap pemorelahan fonologi yang dibuat Ingram diatas sejalan dengan tahap-

tahap perkembangan kognitif dari Pieget (1962) pada tahap persepsi, yang belum produktif

itu, terdapat dua subtahap yaitu (a) vokalisasi praucapan dan (b) tahap fonologi primitif.7[7]

BAB III

HASIL OBSERVASI

A. Waktu dan Tempat Observasi

1. Adapun waktu yang penulis lakukan untuk mengobservasi bertepatan pada hari

Jum'at-Sabtu 21-22 Mai 2010. Pada sebenarnya mulai perkuliahan

Pskolinguistik setelah pertemuan pertama Ustazah Nurlaila, M.A,

memberikan tugas untuk pengganti ujian mid semester mengobservasi serta

menganalisis tiori yang bersangkutan dengan pembahasan masalah yang

penulis bahas. Mulai dari itu penulis selalu mengamati dan memperhatikan

perkembangan bunyi-bunyi yang di lafalkan oleh bayi tersebut, karena penulis

tinggal dirumah kontrakan mereka, dua kamar bagaian belakang tempat kos

penulis dkk.

7

Page 10: TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI

2. Tempat pelaksanaan observasi yaitu dirumah kontrakan orang tua bayi yang

berhalamat di Talago. No 83 Jl. Sudirman, Jorong Kubura Rajo, Kecamatan

Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar.

B. Biodata Bayi yang Diteliti

1. Nama : Agung Saputra

2. Jenis kelamin : Laki-laki

3. Umur : 15 Januari 2009 -27 Mai 2010 = 71 Minggu (1

Tahun 12 Minggu).

4. Tempat dan tanggal lahir : Talago, Kubura Rajo 15 Januari 2009

5. Anak ke : 4

6. Alamat : Talago. No 83 Jl. Sudirman, Jorong Kubura

Rajo, Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar.

7. Nama ayah : Syafrial RN

8. Nama ibu : Yusrita

9. Pekerjaan ayah : Analis

10. Pekerjaan ibu : RT

C. Laporan kedua orang tua bayi serta kenyataan yang Penulis dapatkan disaat

Observasi.

Sesuai dengan telah penulis lakukan observasi maka dapat penulis laporkan

sebagai berikut :

1. Bayi yang bernama Agung Saputra, setelah diperhatikan dan diamati dia

memang sanggup untuk memperoleh fonologi dengan baik.

Page 11: TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI

2. Sesuai dengan tiori struktur universal yang dikemukakan oleh Jakobson bahwa

memperoleh fonologi ada dua tahab, yaitu tahab membabel (prabahasa) dan

pemerolehan bahasa nurani. Maka dari itu sesuai dengan hasil observasi dan

setelah diamati, dapat disimpulkan bahwa bayi yang bernama Agung Saputra

telah hampir selesai melalui tahap pertama dan sekarang sedang menjalani

(menempuh) tahab kedua.

3. Bayi yang bernama Agung Saputra bisa merespon apa yang kita katakan dan

mengerti teguran, seperti: tutup pintu, awas jatuah, jan mamanjek, jan diawai

tu aak, dll.

4. Bayi ini meskipun dia belum sangup berbahasa (berbicara), tetapi dia sudah

basa membedakan antara suruhan dan larangan.

5. Adapun bunyi-bunyi yang dapat dikeluarkan atau dilafalkan oleh bayi tersebut

adalah:

a) Disaat memanggil ibunya bunyi yang dikeluarkan maa, kadang–kadang

sudah sanggup melafalkan dengan lengkap (mamma).

b) Memanggil ayahnya bunyi yang dikeluarkan aaaaaa.

c) Sedangkan memanggil kakaknya bunyi yang dikeluarkan ma maa.

d) Dan disaat ia inyin pergi atau mengikuti (maikuik) kepada ayah, ibu, atau

kakanya yang mau berpergian, maka dia mengucapkan atau melafalkan

bunyi nah-nah sambil mengacungkan kedua tangannya agar digendong.

e) Meminta susu dia mengeluarkan bunyi nen-nen.

f) Sedangkan untuk meminta makan dia melafalkan bunyi mammam.

g) Sedangkan untuk meminta minum dia melafalkan bunyi 'uh ibunya

menanyakan minum? dia jawab 'uh-'uh.

h) Disaat menyambut kedatangan ayahnya dia melafalkan bunyi aaaa

(maksudnya papa).

Page 12: TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI

i) Disaat menyambut kedatangan ibunya dia melafalkan bunyi maaa kadang-

kadang mammaa.

j) Disaat menyambut kedatangan kakaknya dia melafalkan bunyi aaaaa.

k) Disaat meminta sesuatu seperti main-mainan, minta digendong, mengajak

untuk bermain bersamanya dia mengeluarkan bunyi 'ah-'ah.

l) Disaat dia main mobil-mobilan dengan kakaknya dia menyeluarkan bunyi-

bunyi nyaung-nyaung.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Analisis atau kaitan antara tiori dengan kenyataan dilapangan.

1. Kaitan dengan tiori Struktur Universal

Setelah penulis memahami tiori Struktur Universal kemudian penulis mengaittkan

dengan kenyataan dilapangan, penulis dapat menyimpulkan, memang terbukti sebelum bayi

mampu berbicara dia melalui dua tahab yang dibahas pada tiori Struktur Universal yaitu;

tahap membabel (prabahasa) dan tahap pemerolehan bahasa nurani.

Tetapi menurut Jakobson beberapa bukti yang memperkuat teorinya yang ada

dibawah ini, penulis tidak bisa memberikan argumen atau kaitanya dengan kenyataan

terhadap bayi yang penulis observasi, karena bayi tersebut belum melalui tahap-tahap,

seperti penjelasan dibawah ini:

1. Bunyi likuida [l] dan [r] yang sering muncul pada tahap membabel, hilang pada

tahap mengeluarkan bunyi bahasa yang sebenarnya. Bunyi ini baru muncul lagi

ketika bayi berumur tiga setengah tahun (3:6) atau (4:0) bahkan ketika berumur

lima tahun (5:0).

2. Bayi-bayi yang pekak membabel dengan cara yang sama dengan yang sama dengan

yang normal. Namun, setelah tahap membabel ini selesai bayi-bayi ini pun akan

berhenti mengeluarkan bunyi-bunyi.

Page 13: TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI

3. Menurut penelitian Port dan Preston (1972), VOT (voice onset time = waktu

antara pelepasan bunyi hambat dan bergetarnya pita suara) seperti konsonan [d]

dan [t] tidak sama pada tahap membabel dengan VOT pada tahap mengeluarkan

bunyi bahasa yang sebenarnya; dan VOT ketika berusia satu tahun (1 : 0) sama

dengan VOT orang dewasa. Perbedaan VOT ini membuktikan adanya masa

peralihan diantara tahap membabel dengan tahap mengeluarkan bunyi yang

sebenarnya.

Jadi berdasarkan tiga poin bukti yang dikemukakan oleh Jakobson diatas, penulis

belum bisa mengaitkan dengan keadaan bayi yang penilis obsevasi, karena bayi tersebut

masih dalam suasana membabel. Pada teori ini, penulis sepakat dan dapat disimpulkan

pemerolehan fonologi berdasarkan struktur-struktur universal luguistik, terdapat dua tahap

dalam pemerolehan fonolgi yaitu pemerolehan tahap membabel prabahasa, tahap

pemerolehan bahasa nurani.

2. Kaitan dengan tiori Generative Struktur Universal

Setelah penulis amati dan pahami. Tiori Generative Struktur Universal ini, cocok dan

sesuai dengan realita yang ada dilapangan khususnya pada bayi yang penulis observasi,

meskipun bayi tersebut belumbisa bicara dia memang melalui tahap-tahap pemerolehan

ponologo bertingkat seperti digram data yang dijelaskan dalam tiori.

Jelas sudahlah dan penulis sepakat bahwa pada teori ini pemerolehan bahasa melaui

penemuan konsep dan pembentukan hipotesis dan menekankan pentingnya faktor

kreatifitas dalam pemerolehan bahasa.

3. Kaitan dengan tiori Prosodi-akuistik

Berdasarkan pendapat Weterson diatas penulis setuju dan sepakat, sesuai dengan

realita yang ada dilapangan, memang benar kanak-kanak hanya mengucapkan kembali

bagian ucapan yang makan waktu lebih kurang 0,2 detik, dan bagian yang diucapkan

kembali adalah elemen vokal dan konsonan yang mencapai artikulasi kuat.

4. Kaitan dengan tiori Kontras dan Proses

Menurut tiori ini berdasarkan bagan-bagan serta keterangan yang dikemukakan diatas

memang kanak-kanak melalui hal yang tersebut diatas. Tetapi bayi yang penulis teliti

Page 14: TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI

belum melalui semua yang diterangkan diatas, karena bayi tersebut masih dalam rangka

tahap membabel (prabahasa). Menurut tiori Kontras dan Proses penulis sepakat dan setuju

bahwa bayi /kanak-kanak dengan berdasrkan realita yang penulis lihat dilapangan memang

melalui seperti hal yang dijelaskan dalam tiori ini.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat penulis tarik sebuah kesimpulan sebagai

berikut, bayi yang bernama Agung Saputra sesuai dengan umur serta perkembangan

fisiknya, juga kemampuannya dalam memperoleh ponologi. Penulis bisa menyatakan

tidak ada gangguan ataupun hambatan baginya ini berdasarkan tiori, observasi, serta

hasil analisis penulis.

B. Saran

Berdasarkan makalah yang telah penulis bahas diatas. Maka dari itu, penulis

menyerankan kepada kita semua (pembaca) baik itu yang telah mempunyai sibuah

hati maupun yang belum, agar dapat berbahasa dengan baik /berbicara yang bagus-

bagus dihadapan bayinya. Karena semau bayi yang normal, apapun perkataan

/pembicaraan kita, dia selalu menyerab meskipun itu baik atau pun buruk, seiring

berjalanya waktu dia selalu akan mengikuti bahasa, logat, dan gaya bahasa

lingkungan sekitarnya.

Sekali lagi penulis sarankan kepada kita semua, agar bisa menjadi orang tua

yang baik juga mendidik, serta mengarahkan anak-anaknya kepada yang lebih baik.

Mudah-mudahan anak-anak yang dititipkan Allah kepada kita jadi anak yang sholeh

dan sholehah. Amiin yaa Rabbal'alamin.

C. Harapan

Semoga dengan makalah yang telah penulis bahas diatas, dapat kita ambil

sebagai pedoman, sekurang-kurangnya untuk mengingatkan kita, menjadi orang tua

Page 15: TIORI PEMEROLEHAN FONOLOGI

yang perhatian terhadap bayinya dalam rangka membantu bainya untuk memperoleh

bahasa yang baik.

D. Kesan

Semenjak mengikuti pertemuan pertama perkuliahan Pskolinguistik sampai

sekarang antara lain:

1. Merasa cemas karena takut tidak bisa mengikuti perkuliahan ini dengan baik.

2. Setelah diikuti perkuliahan ini ternyata asik dan menyenangkan, dengan

perkuliahan ini menambah penyetahuan dan wawasan dalam menghadapi

(bergaul) dengan anak-anak.

3. sedangkan kesan dalam menyelesaikan makalah ini, memang di akui kalau

dipandang disegi capeknya, memang agak capek. Tetapi penulis tidak merasa

keberatan dan juga tidak terpaksa. Bahkan penulis merasa keasikan dan

menyenangkan, disebabkan bayi yang penulis teliti setiap hari berkomunikasi

dan bergaul dengan penulis.