tugas bkp

15
Nama : Angga Eka Yuda Wibawa NIM : 010 551 2005 Kelas : Rombel A Reguler ‘12 1. Hasil Asessment BK Asesmen kebutuhan terhadap lingkungan sekolah dan siswa- siswa di suatu SMP menghasilkan informasi sebagai berikut: sebagian besar siswa kelas IX berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tetapi kebanyakan di antara mereka masih bingung mau meniti karir di bidang apa.. Kebingungan tersebut terkait dengan potensi-potensi yang mereka miliki dan masa depan yang diharapkan. Peningkatan standar kelulusan ujian nasional sangat mencemaskan kelas IX. Di sisi lain, sekolah juga mentargetkan kenaikan rata-rata nilai UAN sebesar 0,5. Siswa Kelas VII dan VIII teridentifikasi belum memiliki motivasi belajar yang memadai, sebagian di antara mereka terjebak pada perkumpulan ”gank” dengan perilaku-perilaku yang kurang positif. Sebagian siswa ditengarai biasa mengakses situs-situs porno, dan memiliki sikap positif terhadap perilaku seks tidak sehat. Kepala sekolah telah banyak memberikan peluang dan fasilitas agar layanan bimbingan dan konseling bisa efektif, tetapi sebagian besar guru, staf TU, petugas kebersihan, petugas kantin, Satpam sekolah dan komponen sekolah lainnya belum memahami secara benar serta belum

Upload: angga-eka

Post on 26-Sep-2015

238 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Tugas kuliah

TRANSCRIPT

Nama

Nama: Angga Eka Yuda Wibawa

NIM: 010 551 2005

Kelas: Rombel A Reguler 12

1. Hasil Asessment BK

Asesmen kebutuhan terhadap lingkungan sekolah dan siswa-siswa di suatu SMP menghasilkan informasi sebagai berikut: sebagian besar siswa kelas IX berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tetapi kebanyakan di antara mereka masih bingung mau meniti karir di bidang apa.. Kebingungan tersebut terkait dengan potensi-potensi yang mereka miliki dan masa depan yang diharapkan. Peningkatan standar kelulusan ujian nasional sangat mencemaskan kelas IX. Di sisi lain, sekolah juga mentargetkan kenaikan rata-rata nilai UAN sebesar 0,5. Siswa Kelas VII dan VIII teridentifikasi belum memiliki motivasi belajar yang memadai, sebagian di antara mereka terjebak pada perkumpulan gank dengan perilaku-perilaku yang kurang positif. Sebagian siswa ditengarai biasa mengakses situs-situs porno, dan memiliki sikap positif terhadap perilaku seks tidak sehat. Kepala sekolah telah banyak memberikan peluang dan fasilitas agar layanan bimbingan dan konseling bisa efektif, tetapi sebagian besar guru, staf TU, petugas kebersihan, petugas kantin, Satpam sekolah dan komponen sekolah lainnya belum memahami secara benar serta belum aktif berperan dalam layanan bimbingan dan konseling. Hasil asesmen terhadap orang tua menunjukkan bahwa mereka cukup potensial untuk dilibatkan dalam program layanan BK tetapi mereka sampai saat ini masih belum memahami apa yang dapat mereka lakukan untuk mengembangkan potensi siswa.

2. Identifikasi Dan Analisis Hasil Asessment BK

A. Identifikasi :

Sebagian besar siswa kelas IX berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tetapi kebanyakan di antara mereka masih bingung mau meniti karir di bidang apa. Kebingungan tersebut terkait dengan potensi-potensi yang mereka miliki dan masa depan yang diharapkan

Peningkatan standar kelulusan ujian nasional sangat mencemaskan kelas IX. Di sisi lain, sekolah juga mentargetkan kenaikan rata-rata nilai UAN sebesar 0,5

Siswa Kelas VII dan VIII teridentifikasi belum memiliki motivasi belajar yang memadai, sebagian di antara mereka terjebak pada perkumpulan gank dengan perilaku-perilaku yang kurang positif. Sebagian siswa ditengarai biasa mengakses situs-situs porno, dan memiliki sikap positif terhadap perilaku seks tidak sehat.

Kepala sekolah telah banyak memberikan peluang dan fasilitas agar layanan bimbingan dan konseling bisa efektif, tetapi sebagian besar guru, staf TU, petugas kebersihan, petugas kantin, Satpam sekolah dan komponen sekolah lainnya belum memahami secara benar serta belum aktif berperan dalam layanan bimbingan dan konseling

orang tua menunjukkan bahwa mereka cukup potensial untuk dilibatkan dalam program layanan BK tetapi mereka sampai saat ini masih belum memahami apa yang dapat mereka lakukan untuk mengembangkan potensi siswa

B. Analisis:

Sebagian besar siswa kelas IX berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tetapi kebanyakan di antara mereka masih bingung mau meniti karir di bidang apa. Kebingungan tersebut terkait dengan potensi-potensi yang mereka miliki dan masa depan yang diharapkan dan Peningkatan standar kelulusan ujian nasional sangat mencemaskan kelas IX. Di sisi lain, sekolah juga mentargetkan kenaikan rata-rata nilai UAN sebesar 0,5. Fenomena tersebut menunujukan adanya kesenjangan antara visi-misi sekolah, harapan BK dan fakta di lapangan sehingga perlu dilaksanakan program layanan BK komprehensif untuk mengatasi permasalahan tersebut

Siswa Kelas VII dan VIII teridentifikasi belum memiliki motivasi belajar yang memadai, sebagian di antara mereka terjebak pada perkumpulan gank dengan perilaku-perilaku yang kurang positif. Sebagian siswa ditengarai biasa mengakses situs-situs porno, dan memiliki sikap positif terhadap perilaku seks tidak sehat. Permasalahan tersebut menunujukan adanya faktor kelalaian oleh pihak sekolah dan BK dalam me-monitoring sikap pergaulan siswa sehingga perlu dilaksanakan program BK komprehensif yang membantu mengatasi permasalahan tersebut.

Kepala sekolah telah banyak memberikan peluang dan fasilitas agar layanan bimbingan dan konseling bisa efektif, tetapi sebagian besar guru, staf TU, petugas kebersihan, petugas kantin, Satpam sekolah dan komponen sekolah lainnya belum memahami secara benar serta belum aktif berperan dalam layanan bimbingan dan konseling dan orang tua menunjukkan bahwa mereka cukup potensial untuk dilibatkan dalam program layanan BK tetapi mereka sampai saat ini masih belum memahami apa yang dapat mereka lakukan untuk mengembangkan potensi siswa. Fenomena tersebut menunujukan adanya kurangnya kerjasama aktif di internal sekolah dan dengan pihak orang tua dalam menunjang kegiatan program bimbingan konseling komprehensif.

3. Langkah-Langkah Pengembangan Rancangan Kegiatan Layanan BK Komprehensif

A. Rasional

Bimbingan konseling sebagai bagian integral dari proses pendidikan memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam pengembangan kualitas manusia Indonesia yang telah diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional (UU No 20 tahun 2003) yaitu : (1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang mengharuskan) bagi semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan proses pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang bermutu adalah suatu proses yang menghantarkan peserta didik kearah pencapaian perkembangan diri yang optimal. Hal ini karena peserta didik sedang berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, peserta didik memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya. Perkembangan peserta didik tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku peserta didik, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan tersebut dapat ditempuh dengan cara mengembangkan potensi peserta didik dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Hal tersebut senada dengan tujuan bimbingan dan konseling secara umum, yakni membantu peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal. Dalam pelaksanaannya, layanan bimbingan dan konseling dapat digunakan suatu pendekatan yaitu pendekatan bimbingan dan konseling perkembangan (Developmental Guidance and Counseling), atau bimbingan dan konseling komprehensif (Comprehensive Guidance and Counseling). Pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif didasarkan kepada upaya pencapaian tugas perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah-masalah konseli. Pendekatan ini menekankan kolaborasi antara konselor dengan para personil sekolah, orang tua peserta didik, dan pihak-pihak terkait lainnya (seperti instansi pemerintah/swasta dan para ahli : psikolog dan dokter). Pendekatan ini terintegrasi dengan proses pendidikan disekolah secara keseluruhan dalam upaya membantu para peserta didik agar dapat mengembangkan atau mewujudkan potensi dirinya. Pengelolaan program bimbingan konseling yang baik merujuk pada pedoman kurikulum dan akan lebih ideal jika dalam pelaksanaannya berdasarkan kondisi objektif yang berkaitan dengan kebutuhan nyata di sekolah, sehingga program yang dilaksanakan merupakan sebuah program bimbingan dan konseling yang realistik dan layak untuk diimplementasikan. Rumusan sebuah program bimbingan konseling didasarkan pada : temuan objektif dilapangan, analisis empirik yang ditinjau dari analisis kebutuhan peserta didik yakni Analisis Tugas Perkembangan (ATP), Alat Ungkap Masalah (AUM), Sosiometri, Analisis Hasil Belajar, penyesuaian program berdasarkan visi dan misi sekolah, serta pelibatan personil pelaksana mitra. Dari rumusan tersebut, diharapkan kebutuhan konseli dapat terakomodasi dan terfasilitasi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Berdasarkan uraian di atas maka disusunlah program bimbingan dan konseling untuk siswa SMP, sehingga kegiatan bimbingan dan konseling dapat dilaksanaan sesuai program yang telah ditetetapkan.

B. Deskripsi KebutuhanProgram bimbingan dan konseling untuk siswa SMP disusun berdasarkan pertimbangan terhadap tugas-tugas perkembangan siswa SMP yang, yaitu peserta didik membutuhkan :1) Kemampuan untuk mengenal karakteristik pribadinya yang menyangkut moral, intelektual dan emosional.2) Kemampuan untuk mengenal lingkungan yang menyangkut nilai-nilai budaya masyarakat, lingkungan pendidikan dan lingkungan kerja.3) Kemampuan untuk mengarahkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungan.4) Kemampuan untuk mengembangkan sikap positif terhadap diri dan lingkungannya.5) Kemampuan untuk membuat pilihan karirnya secara sehat.6) Kemampuan untuk dapat menerima perbedaan pendapat dengan orang lain.7) Kemampuan untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri dan lingkungannya.8) Kemampuan untuk dapat mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi.9) Kemampuan untuk dapat menyelesaikan konflik.10) Kemampuan untuk dapat membuat keputusan secara efektif11) Kemampuan untuk dapat melaksanakan keterampilan belajar secara efektif.12) Kemampuan untuk dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikannya.13) Keterampilan dan kemampuan dalam melaksankan proses belajar efektif dan menghadapi ujian.14) Kemampuan untuk mengenal potensi, kepribadian dan minatnya yang mendukung terhadap pencapain cita-cita karir di masa depan.

C. Tugas perkembangan peserta didik SMP/MTs dan sederajat :

a. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perbuatan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat

c. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam perannya sebagai pria dan wanita

d. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang lebih luas

e. Mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah kecenderungan karir dan aparesiasi seni.

Mengembangkan pengerahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan atau berperan dalam kehidupan di masyarakat

g. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi

h. Mengenal system etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai mandiri, anggota masyarakat, dan warga negara

D. No Aspek Perkembangan Tataran Internalisasi Tujuan1. Landasan Hidup Religius Pengenalan Mengenal arti dan tujuan ibadahAkomodasi Berminat mempelajari arti dan tujuan ibadahTindakan Melakukan berbagai kegiatan ibadah dengan kemauan sendiri2. Landasan Perilaku Etis Pengenalan Mengenal alasan perlunya mentaati aturan/norma berperilakuAkomodasi Memahami keragaman aturan/patokan dalam berperilaku dalam konteks budayaTindakan Bertindak atas pertimbangan diri terhadap norma yang berlaku3. Kematangan Emosi Pengenalan Mengenal cara-cara mengekspresikan perasaan secara wajarAkomodasi Memahami keragaman ekspresi perasaan diri dan perasaan-perasaan orang lainTindakan Mengekspresikan perasaan atas dasar pertimbangan kontekstual4. Kematangan Intelektual Pengenalan Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalahAkomodasi Menyadari adanya resiko dari pengambilan keputusanTindakan Mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan resiko yang mungkin terjadi5. Kesadaran Tanggung Jawab Sosial Pengenalan Mempelajari cara-cara memperoleh hak dan memenuhi kewajiban dalam lingkungan kehidupan sehari-hariAkomodasi Menghargai nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam kehidupan sehari-hariTindakan Berinteraksi dengan orang lain atas dasar nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan hidup.6. Kesadaran Gender Pengenalan Mengenal peran-peran sosial sebagai laki-laki atau perempuanAkomodasi Menghargai peranan diri dan orang lain sebagai laki-laki atau perempuan dalam kehidupan sehari-hariTindakan Berinteraksi dengan lain jenis secara kolaboratif dalam memerankan peran jenis7. Pengembangan Pribadi Pengenalan Mengenal kemampuan dan keinginan diriAkomodasi Menerima keadaan diri secara positifTindakan Meyakini keunikan diri sebagai aset yang harus dikembangkan secara harmonis dalam kehidupan8. Perilaku Kewirausahaan (Kemandirian Perilaku Ekonomis) Pengenalan Mengenal nilai-nilai perilaku hemat, ulet sungguh-sungguh dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari.Akomodasi Menyadari manfaat perilaku hemat, ulet sungguh-sungguh dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari.Tindakan Membiasakan diri hidup hemat, ulet sungguh-sungguh dan konpetitif dalam kehidupan sehari-hari.9. Wawasan dan Kesiapan Karir Pengenalan Mengekspresikan ragam pekerjaan, pendidikan dan aktivitas dalam dengan kemampuan diriAkomodasi Menyadari keragaman nilai dan persyaratan dan aktivitas yang menuntut pemenuhan kemampuan tertentuTindakan Mengidentifikasi ragam alternatif pekerjaan, pendidikan dan aktifitas yang mengandung relevansi dengan kemampuan diri10. Kematangan Hubungan Dengan Teman Sebaya Pengenalan Mempelajari norma-norma pergaulan dengan teman sebaya yang beragam latar belakangnyaAkomodasi Menyadari keragaman latar belakang teman sebaya yang mendasari pergaulanTindakan Bekerja sama dengan teman sebaya yang beragam latar belakangnya

E. Komponen Programa. Layanan DasarLayanan ini diberikan kepada semua peserta didik, pelaksanaannya dilakukan secara sistematis dalam rangka pengembangan potensi diri secara optimal untuk membantu peserta didik memenuhi kebutuhan secara nyata, memiliki keterampilan memahami diri dan lingkungan. Proses pemberian layanan dilakukan secara sistematis melalui kegiatan-kegiatan klasikal atau kelompok tujuan layanan ini adalah membantu semua peserta didik untuk mencapai tugas-tugas perkembangannya. Tujuan layanan dasar untuk membantu konseli agar :1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial-budaya dan agama),2) mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya,3) mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya,mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnyaKegiatan dalam pelayanan dasar, antara lain:1) Layanan orientasi bagi siswa baru2) Layanan pengumpulan data3) Layanan penghimpunan data4) Layanan informasi5) Layanan bimbingan klasikal/kelompok, antara lain:a) Bimbingan belajarb) Bimbingan pribadic) Bimbingan sosiald) Bimbingan karire) Bimbingan akhlak mulia/budi pekertib. Layanan ResponsifLayanan ini merupakan layanan bantuan yang diberikan kepada peserta didik secara sistematis sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang mendesak. Layanan responsif ini diberikan pada peserta didik yang tingkat perkembangannya dibawah nilai rata-rata kelompok. Strategi layanan yang akan diberikan berupa : layanan konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi. Tujuan layanan responsif adalah untuk: - Membantu konseli agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu konseli yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.- Mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi konseli yang muncul segera dan dirasakan saat itu.Kegiatan layanan responsif, antara lain:1) Konseling indivual2) Konseling kelompok3) Referal4) Layanan konsultasi5) Bimbingan teman sebaya6) Konfrensi kasus7) Kunjungan rumahc. Perencanaan IndividualLayanan perencanaan individual merupakan proses layanan yang diberikan kepada semua peserta didik secara sistematis untuk dapat memiliki pemahaman diri, perencanaan diri, dan pengembangan potensi secara optimal. Strategi pelaksanaannya adalah konsultasi dan konseling. Tujuan utama dari layanan ini adalah membantu peserta didik untuk dapat :1) Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan, merencanakan karir, dan mengembangkan kemampuan sosial-pribadi, yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja dan masyarakatnya.2) Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian tujuannya3) Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya4) Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinyaKegiatan layanan perencanaan bagi siswa SMP adalah :

1) Penempatan pada kelompok belajar2) Penyaluran pada kegiatan ekstrakurikuler

d. Dukungan SistemPelaksanaan layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual tidak mungkin berhasil tanpa adanya dukungan sistem yang memfasilitasi program bimbingan konseling. Dukungan sistem dapat terlaksana dengan adanya kerja sama antara konselor sekolah dengan komponen-komponen lain yang ada di sekolah, seperti kepala sekolah, guru bidang studi, staf tata usaha, orang tua peserta didik, dan pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan program bimbingan konseling. Layanan dukungan sistem merupakan upaya untuk memperkokoh dan meningkatkan mutu program layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Untuk itu, diperlukan suatu upaya yaitu:1) Pengembangan jejaring2) Kegiatan Manajemena) Pengembangan Profesionalitasb) Pemberian konsultasi dan kolaborasi3) Riset dan Pengembangan