tugas biosekuriti

Upload: uchyn-milo

Post on 06-Jan-2016

28 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Biosekuriti dan Bioterorisme

TRANSCRIPT

TUGAS BIOSEKURITIBiosekuriti dan Bioterorisme

OLEH :KELOMPOK 6

1. Yunita Amelia Nope

(1309012024)

2. Nina Inocensia Welndy

(1309012025)

3. Agnes Yohaningsi Taek

(1309012027)

4. Lucyan Maria Azi Owa Milo

(1309012028)

FAKULTAS KEDOKTRAN HEWAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2015

1. Defenisis Bioterorisme

Bioterorisme adalah penggunaan bakteri, virus, atau toxin terhadap manusia, hewan, atau tanaman dalam upaya untuk menyebabkan kerusakan dan menciptakan rasa takut. Bioterorisme berarti pemakaian mikroba sebagai sarana dalam terorisme. Mikroba yang digunakan pada bioterorisme lebih dikenal dengan sebutan senjata biologis (biological weapons atau bioweapons).2. Apa saja materi biologi yang dapat digunakan dalam bioterorisme?Bioterorisme menggunakan produk mikroba atau mikroba. Ada empat mikroba yang lazim digunakan pada bioterorisme. Empat mikroba tersebut adalah Bacillus anthracis, Clostridiumbotulinum, Yersinia pestis, dan virus cacar. Masih banyak mikroba lain yang dapat dimanfaatkan sebagai senjata biologis meskipun frekuensi pemakaiannya lebih jarang. Mikroba tersebut adalah virus Ebola, virus influenza, virus penyebab Demam Lassa, Salmonella, Mycobacterium tuberculosis dan Virus penyebab Ensefalitis. Mikroba yang digunakan dalam bioterorisme dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu : a. Kelas A (Risiko Tinggi)

Contoh mikroba yang masuk kelas ini adalah Bacillus anthracis dan virus cacar. Ciri-ciri penyakit yang ditimbulkan oleh mikroba kelas ini adalah mudah menular, mortalitas tinggi, dan dapat menimbulkan keresahan sosial yang hebat.

b. Kelas B (Risiko Sedang)

Contoh mikroba yang tergolong kelas ini adalah Salmonella dan virus penyebab ensefalitis. Penyakit yang ditimbulkan dan dampak yang diakibatkan kelas ini sedikit di bawah Kelas A.

c. Kelas C (Risiko Rendah)

Contoh mikroba yang tergolong kelas ini adalah Mycobacterium yang resisten terhadap berbagai antibiotika (multidrug-resistant) dan virus influenza. Penyakit yang ditimbulkan dan dampak yang

ditimbulkan kelas ini di bawah Kelas B.3. Efek yang dapat ditimbulkan oleh bioterorisme dari berbagai aspeka. Aspek Legislasi NasionalDi tingkat nasional, ada beberapa undang-undang yang terkait dengan nubika antara lain UU nomor 3/2002. Dari UU tersebut terlihat sekali bahwa lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan merupakan unsur utama dalam menghadapi ancaman non-militer. Ancaman nuklir, biologi dan kimia merupakan salah satu ancaman non militer karena dapat digunakan untuk melumpuhkan suatu negara secara tidak langsung. Agensia biologi, misalnya dapat digunakan untuk melumpuhkan perekonomian suatu negara. Ini merupakan ancaman non-militer.b. Aspek Demografi

Senjata biologi telah diakui oleh beberapa pakar bahwa serangan yang ditimbulkannya jauh lebih berbahaya bila dibandingkan dengan senjata nuklir dan senjata kimia. Dengan kondisi alam yang sangat heterogen dan tingkat pengamanan kesehatan yang masih sangat rendah, masyarakat Indonesia sangat rentan terhadap kemungkinan serangan senjata biologi.

Kondisi pendidikan penduduk yang masih rendah ditambah dengan masih adanya tingkat kemiskinan yang relatif tinggi menyebabkan rentannya masyarakat untuk disisipi ancaman-ancaman terselubung dari luar yang berdalih mensejahterakan kehidupan. Tingkat kesadaran masyarakat akan ancaman bahaya senjata biologi juga masih sangat rendah mulai dari tingkat grass root hingga ke tingkat elite. c. Aspek dari sektor pertanian

Bioterorisme dapat mengakibatkan produktivitas partanian menurun dan memberikan efek yang buruk bagi pelaku pertanian (petani) dari segi kesehatan dan perekonomianya. Di amerika, dilaporkan karena adanya serangan bioterosrisme di sektor pertanian menyebabkan sejumlah besar individu mengajukan asuransi pengangguran, terjadinya kenaikan biaya perawatan kesehatan karena pengobatan untuk penyakit mental, memungkinkan tutup semua layanan dan fasilitas karena pembatasan gerakan masyarakat dan terjadinya pembantaian skala besar hewan dan hasil pertanian untuk mengendalikan penyebaran penyakit. d. Aspek dari sektor peternakanBioterorisme sangat berdampak pada pada sektor peternakan dikerenakan hewan merupakan agen penyebaran utama dari bioterorisme. Dampak paling nyata dari bioterorisme pada sector peternakan adalah meningkat jumlah hewan yang sakit dan meningkatnya angka kematian hewan ternak, fakta ini juga dibuktikan dengan adanya kasus kematian 3,9 juta ternak babi dan 4 juta ternak yang terjadi di inggris pada tahun 2001 karena wabah PMK (penyakit mulut dan kuku)

e. Aspek dari Budaya

Masih sedikit orang yang berpikir bahwa serangan senjata biologi ini terkait dengan budaya. Keterkaitan tersebut sangat besar sebetulnya. Budaya masyarakat Indonesia yang nrimo atau menerima apa adanya tanpa protes ditambah dengan tekanan dari pemerintah untuk selalu bertoleransi dalam beragama telah merasuk kedalam sanubari hampir setiap masyarakat Indonesia. Kondisi ini telah menyebabkan sifat kekurangpedulian masyarakat terhadap deviasi yang telah terjadi. Masyarakat tidak sadar bahwa mereka sedang terjajah perekonomiannya. Ayam yang mereka makan sehari-hari misalnya, hampir 100% merupakan produk asing. Wabah flu burung telah semakin meningkatkan ketergantungan tersebutf. Aspek dari sektor perekonomian nasionalBioterorisme memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap perekonomian nasional dimana terjadi kerugian yang begitu besar yang dialami oleh suatu negara dalam menanggulangi bahaya bioterorisme. Sebagai contoh kasusnya, Wabah PMK (penyakit mulut dan kuku) dipopulasi babi domestik pada tanggal 15 oktober 2001 dimana terjadi penyebaran yang mewabah dari PMK terhadap ternak babi di Inggris sehingga pemerintah mengambil kebijakan untuk membantai 3.900.000 ternak babi, dan dari pembantaian tersebut ditaksir pemerintah merugi sekita US$ 7,5 miliar

g. Aspek dari pergaulan sosialBeberapa karakteristik bioterorisme dapat mempengaruhi komposisi kelompok-kelompok masyarakat. Ketidakpastian tentang paparan agen biologi dapat meningkatkan ketakutan dan kecemasan di kalangan masyarakat umum. Hal ini sangat berpengaruh pada pergaulan sosial di suatu kelompok masyarkat diamana setiap orang memiliki rasa takut untuk saling bersosialisai, hal ini juga sangat berpengaruh pada psikologi individual manusia tersebut.h. Aspek GeografisSebagai negara yang terletak membujur di khatulistiwa dan membujur dengannya, kondisi geografis Indonesia telah memungkinkan untuk memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah baik dari laut maupun darat. Kekayaan sumberdaya alam ini memiliki kerentanan yang sangat tinggi. Ditinjau dari aspek pertanian misalnya, berbagai fakta telah membuktikan bahwa Indonesia telah mengalami kerugian yang sangat besar yang disebabkan oleh berbagai serangan hama yang menyerang pertanian. Keunggulan padi Indonesia telah diserangan hama wereng yang mengakibatkan musnahnya bibit unggul padi asli Indonesia. 4. Peranan biosekuriti dalam mencegah terjadinya bioterorismeAda beberapa tindakan biosekuriti yang diprediksi dapat mencegah ataupun melawan bioterorisme, yakni :

a. Penelitian Biodifense

Penelitian Biodefense, seperti upaya untuk mengembangkan vaksin dan obat-obatan, sangat diperlukan sebagai upaya nasional untuk mempersiapkan dalam menghadapi bioterorisme. Namun, apabila biodefense tanpa ketentuan yang lebih baik untuk biosekuriti akan meningkat beberapa risiko bioterorisme. Karena akan lebih banyak orang yang akan dilatih untuk bekerja pada proyek-proyek yang melibatkan patogen mematikan dan racun, sehingga akan ada risiko yang lebih besar dimana terjadi penyalahgunaan akses mereka ke biomaterial berbahaya dan informasi sensitif untuk kriminal atau untuk tujuan teroris. Sebagai contoh ada surat yang dikirimkan mengandung spora antraks di Amerika Serikat yang menggunakan virulen Bacillus anthracis yang berasal dari fasilitas biodefense militer di Fort Detrick, Maryland, ada kemungkinan bahwa strain mematikan ini mungkin telah diperoleh langsung dari fasilitas tersebut, atau dari salah satu laboratorium lainnya yang memiliki bakteri ini untuk melakukan penelitian biodefense. Selain itu kecanggihan teknis rupanya diperlukan untuk mempersiapkan spora antraks yang digunakan dalam serangan menunjukkan bahwa si penyerang mungkin sangat berkompeten dalam program biowarfare asing. Sehingga perlu adanya pengawasan dalam penelitian biodefenseb. Menggagalkan Akuisisi

Di masa lalu, penjahat teroris telah memperoleh agen senjata biologis dalam beberapa cara, termasuk mengumpulkan mikroorganisme patogen dan racun langsung dari sumber alami; membeli strain penyakit dari koleksi budaya; dan menyusup fasilitas medis dan penelitian Biosains atau membayar kriminal untuk melakukannya nama mereka. Aktor non-negara juga bisa memperoleh bakteri mematikan, virus, dan racun dari fasilitas biodefense. Akhirnya, teroris mungkin mengembangkan kemampuan untuk mensintesis beberapa patogen dalam tabung reaksi dengan cara rekayasa genetika. Namun untuk mengendalikan akses ke rekayasa patogen dan racun tidak bisa dilakukan dengan mudah. Tapi tindakan biosekuriti dapat meningkatkan hambatan untuk menggagalkan calon bioterrorists patogen berbahaya dan racun. Misalnya, langkah-langkah keamanan fisik diblokir dan akuisisi agen mematikan, akan meningkatkan prospek bahwa teroris dengan ambisi untuk menggunakan senjata biologi dapat oleh penegak hukum dalam negeri, intelijen asing, atau aksi militer sebelum mereka dapat memulai serangan bioteroris.

Selain itu, menghadang teroris untuk akses ke strain ataupun patogen yang mematikan dapat membatasi atau bahkan seluruhnya menghilangkan upaya mereka untuk menyebabkan kerusakan.

Maka dari itu, tindakan biosekuriti yang efektif juga bisa menggagalkan kegiatan untuk memproduksi senjata biologi. Karena apabila tidak adanya tindakan biosekuriti akan memudahkan teroris mendapatkan senjata biologis. Hal ini sesuai fakta dimana pada tahun 1980, kontrol yang lemah pada transfer agen biologis dimenfaatkan Irak untuk memperoleh patogen dan racun untuk program bioterorisme. Langkah-langkah keamanan internal yang tidak memadai juga mungkin telah memungkinkan agen Irak untuk menyusup laboratorium mikrobiologi Inggris untuk mendapatkan akses ke agen patogen.5. Satu contoh kasus bioterorisme yang pernah terjadi di dunia a. Bioterorisme di dunia Internasional Bioterorisme memang masalah besar sepanjang sejarah manusia. Salah satu laporan awal mengenai bioterorisme di abad 6 sebelum masehi, ketika tentara Asiria meracuni sumur air musuhnya dengan sebangsa jamur penghasil racun. Laporan yang lebih modern menunjukkan,sekitar tahun 1520 seorang Jendral Spanyol yang memimpin penaklukan Inca memberikan pakaian yang mengandung kuman cacar kepada orang Inca.Pada perang dunia kedua, tentara Uni Soviet dilaporkan menggunakan kuman yang mengakibatkan penyakit tularemia kepada unit Angkatan Bersenjata Jerman yang mengakibatkan Jerman mengalami kerugian yang sangat banyak.Di lain pihak, Jerman juga mengembangkan senjata biologis. Namun fungsinya hanya terbatas untuk sabotase ekonomi dan pertanian. Jerman tidak pernah serius mengembangkan patogen untuk menyerang manusia, tapi hanya untuk menghancurkan pertanian dan peternakan musuh-musuhnya.

Beberapa dekade lalu pada abad pertengahan wabah penyakit telah menyerang bangsa Eropa. Akan tetapi wabah itu tidak dipengaruhi gejala-gejala alam, tetapi agaknya wabah ini dipengaruhi oleh variabel-variabel modern seperti keinginan politik, ekonomi, dan militer. Atau dengan kata lain, sebuah sabotase dengan agen biologis.

Penyalahgunaan peran mikroorganisme seperti bioterorisme ini berdampak sangat luas. Dampaknya dapat mengenai sektor politik maupun ekonomi, keamanan, kesehatan, dan bahkan peradaban suatu bangsa. Sebagai contoh, negara adidaya seperti Amerika Serikat harus menjatahkan dana sebesar lebih kurang 1.500 juta dolar untuk upaya penanggulangan dampak bioterorisme.

b. Bioterorisme di IndonesiaDi Indonesia mungkin belum ditemukan kasus serangan dengan menggunakan senjata biologis yang membunuh manusia secara massal, tapi ada indikasi bioterorisme dalam hal pertanian dan peternakan. Salah satu kasus yang diperkirakan merupakan hasil dari kegiatan bioterorisme adalah kasus tersebarnya virus flu burung di Indonesia, yang sempat menyebabkan perekonomian anjlok akibat tingkat penjualan produk unggas menurun drastis. Juga masuknya sejumlah jenis biji-bijian dan hewan dari luar negeri secara ilegal, yang mungkin saja mengandung bibit penyakit hewan maupun tumbuhan yang dapat mewabah di Indonesia. 6. Langkah strategis apa yang bisa diterapkan (dalam keangka biosekuriti) untuk mencegah berulangnya kejadian serupa ?Dalam menghadapi ancaman bioterorisme, diperlukan keterlibatan aktif berbagai pihak dan kerjasama antar instansi terkait merupakan suatu keharusan untuk mendapatkan hasil yang optimal.a. Pihak keamanan memiliki peran sangat penting dalam mengendalikan dan memelihara keamanan umum, agar tidak terjadi gejolak yang tidak diinginkan. b. Pihak kesehatan memegang peran penting dalam penanganan penderita dan pengendalian bahan biologik yang bersangkutan agar tidak menyebar luas. c. Pihak laboratorium diperlukan kemampuannya untuk membantu mendeteksi, mengidentifikasi dan menelusuri asal muasal bahan biologik yang dipergunakan. Karena sifatnya penuh kedaruratan, maka kegiatan-kegiatan diatas memerlukan payung hukum khusus, agar dapat dilaksanakan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA1. Basuno Edi. 2012. Assesment Terhadap Kekhawitaran Flu Burung Sebagai Salah Satu Propaganda Bioterorisme. http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2012_04.pdf2. Samihardjo Isroiol. 2011. Senjata Biologi dan Permasalahannya.

https://anotherprodigy.files.wordpress.com/2011/04/senjata-biologi-dan-permasalahannya.pdf

3. Sudarmono Pratiwi. 2015. Biosecuruty dalam Kedokteran dan Kesehatan. Departemen Mikrobiologi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. http://journal.ui.ac.id/index.php/eJKI/article/viewFile/4800/3335

4. Sudibya akhmad. 2011. Sekilas Tentang Bioterorisme. Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/Vol%20Edisi%20Khusus%20Desember%202011/SEKILAS%20TENTANG%20%20BIOTERORISME.pdf