penerapan biosekuriti dan higiene di rumah … · personal hygiene, ... penulis menyelesaikan...

75
PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH PEMOTONGAN UNGGAS SKALA KECIL DI JAKARTA BARAT ANASTASIA NARANI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Upload: truongnhu

Post on 02-Mar-2019

269 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH PEMOTONGAN UNGGAS SKALA KECIL

DI JAKARTA BARAT

ANASTASIA NARANI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2009

Page 2: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Penerapan Biosekuriti dan

Higiene di Rumah Pemotongan Unggas Skala Kecil di Jakarta Barat adalah

karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam

bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka

di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2009

Anastasia Narani

NIM B04052613

Page 3: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

ABSTRAK

ANASTASIA NARANI. Penerapan Biosekuriti dan Higiene di Rumah Pemotongan Unggas Skala Kecil di Jakarta Barat. Dibimbing oleh DENNY WIDAYA LUKMAN dan CHAERUL BASRI.

Penelitian ini bertujuan menghasilkan gambaran penerapan biosekuriti dan higiene di rumah pemotongan unggas skala kecil (RPU-SK) di Jakarta Barat yang dinilai dengan pengamatan dan checklist yang didasari penilaian Nomor Kontrol Veteriner (NKV). Penelitian dilakukan dengan metode observasi lapang. Besaran sampel sebanyak 61 RPU-SK dari 8 kecamatan. Yang semuanya merupakan RPU-SK yang terdaftar di Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat. Komponen biosekuriti dan higiene RPU-SK yang dinilai meliputi lokasi dan lingkungan, bangunan utama, fasilitas, bahan baku, penanganan dan pengolahan, higiene personal, dan sanitasi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa praktek biosekuriti dan higiene pada RPU-SK di Jakarta Barat sebagian besar belum menerapkan biosekuriti dan higiene dengan baik (98.3% berkategori buruk dan 1.63% berkategori sedang). Penyimpangan kritis yang paling banyak ditemukan adalah peralatan tidak terbuat dari bahan anti karat, tidak mudah dibersihkan dan didisinfeksi (41.0%). Penyimpangan serius yang paling banyak ditemukan adalah tidak tersedia fasilitas pencucian tangan yang dilengkapi sabun (100%), tidak dilakukan pemeriksaan antemortem pada unggas yang akan dipotong (100%), tidak dilakukan pemeriksaan postmortem pada setiap unggas yang dipotong (100%), dan tidak dilakukan pendinginan terhadap karkas (100%). Penyimpangan mayor yang paling banyak ditemukan adalah tidak terdapat fasilitas pengolahan limbah (100%), ruangan bersih dan kotor tidak terpisah (100%). Penyimpangan minor yang paling banyak ditemukan adalah karyawan tidak mengenakan alat pelindung diri seperti sepatu bot, masker, dan sarung tangan (100%). Hampir semua RPU-SK di Jakarta Barat yang dinilai berkategori buruk (98.4%), hanya satu RPU-SK yang berkategori sedang (1.6%). Kondisi biosekuriti dan higiene yang belum baik ini perlu mendapat perhatian, mengingat RPU merupakan salah satu titik kritis keamanan pangan dan kesehatan masyarakat dalam mata rantai penyediaan daging unggas. Kata kunci: biosekuriti, higiene, rumah pemotongan unggas skala kecil.

Page 4: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

ABSTRACT

ANASTASIA NARANI. the Application of Biosecurity and Hygiene in Small-Scale Poultry Slaughterhouses in West Jakarta. Under direction of DENNY WIDAYA LUKMAN and CHAERUL BASRI.

This study is aimed to observe the application of biosecurity and hygiene in small-scale poultry slaughterhouses in West Jakarta which was assessed by using audit checklist developing from the checklist of veterinary establishment number (Nomor Kontrol Veteriner/NKV). This study was conducted through field observation method in 61 small-scale poultry slaughterhouses (in 8 subdisctricts) registered in the District Office for Livestock and Fishery, West Jakarta. The assessment elements of biosecurity and hygiene included location and environment, main building, facilities, material, handling, and processing, personal hygiene, and sanitation. The results showed that the biosecurity and hygiene practices in the small-scale poultry slaughterhouses in West Jakarta could be categorized as moderate (1.63%) and poor (98.3%). The most critical evidence of biosecurity and hygiene practices were equipment which are made from rust matter, not easy to clean and to disinfection (41.0%). The serious evidence included no hand washing facilities with soap (100%), no antemortem and postmortem inspection (100%),no chilling of carcass (100%). The major evidence were no facilities for waste processing (100%), no seperation between dirty and clean area (100%). The most minor evidence were no personal protective equipments were worn by the employees, such as boot, mask, and hand gloves (100%). Almost all small-scale poultry slaughterhouses in West Jakarta have been categorized as poor (98.3%), and only one small-scale poultry slaughterhouse have been categorized moderate (1.63%). This condition should be highly considered related to the public and environmental health.

Keywords: biosecurity, hygiene, small-scale poultry slaughterhouse

Page 5: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH PEMOTONGAN UNGGAS SKALA KECIL

DI JAKARTA BARAT

ANASTASIA NARANI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan

Institut Pertanian Bogor

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2009

Page 6: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

Judul Skripsi : Penerapan Biosekuriti dan Higiene di Rumah Pemotongan Unggas Skala Kecil di Jakarta Barat

Nama : Anastasia Narani NIM : B04052613

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. drh. Denny Widaya Lukman, M.Si drh. Chaerul Basri, M. Epid NIP. 19640430 198803 1 002 NIP. 19770525 200501 1 002

Diketahui Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan

Dr. Nastiti Kusumorini NIP. 19621205 198703 2 001

Tanggal Lulus:………………………..

Page 7: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

Untuk Papa dan Mama

Atas segala pelajaran yang tak ternilai

dan

kasih sayang yang tak terganti

Page 8: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

PRAKATA

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas semua

nikmat yang telah diberikan kepada penulis dalam menjalani hidup hingga

penulis bisa menyelesaikan studi dan skripsi dengan baik di Fakultas Kedokteran

Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB). Judul skripsi yang diambil adalah

“Penerapan Biosekuriti dan Higiene di Rumah Pemotongan Unggas Skala Kecil

di Jakarta Barat “.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga tercinta (Papa, Mama, Kak Lia, Kak Anti, dan Kak Ega) atas kasih

sayang, perhatian, dukungan dan pengorbanannya yang luar biasa kepada

penulis.

2. Bapak Dr. drh. Denny Widaya Lukman, M.Si selaku pembimbing pertama

yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan,

dan nasehat yang membangun serta motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak drh. Chaerul Basri, M.Epid selaku pembimbing kedua yang telah sabar

dalam membimbing dan mengarahkan dalam penulisan ini.

4. Kepala Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat dan Bapak

Herbet yang telah banyak membantu dan menemani penulis dalam

pengambilan data di lapangan.

5. Ibu Dr. Nastiti Kusumorini dan Ibu Dr. drh. Dewi Ratih Agungpriyono selaku

dosen penguji.

6. Ibu Ir. Etih Sudarnika, M.Si selaku dosen penilai seminar.

7. Mohamad Chandra yang selalu memberi dukungan dan semangat serta

kasih sayang di setiap waktunya kepada penulis.

8. Widya Nastasya yang telah banyak berbagi dalam menjalankan penelitian ini.

9. Cipie, Devi, Firda, dan Prista yang telah membuat hari-hari di FKH IPB terasa

sangat menyenangkan dan tak tergantikan.

10. Teman-teman seperjuangan Goblet FKH 42 yang memberikan warna-warni

sepanjang penulis berada di FKH IPB

11. Teman-teman HIMPRO SATLI yang telah berbagi suka dan duka di setiap

kegiatan.

Page 9: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

Semoga Allah SWT senantiasa membalas segala amal ibadah dan

kebaikan kepada mereka semua. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari sempurna. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2009

Anastasia Narani

Page 10: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lhokseumawe, Aceh Utara pada tanggal 7

November 1987. Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara, putri

pasangan Ir. Mudjahid Rachmat dan Meliarni.

Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun

1999 di SD Negeri Polisi I Bogor dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikan ke SMPN 4 Bogor hingga lulus pada tahun 2002. Pendidikan SMU

diselesaikan pada tahun 2005 di SMUN 5 Bogor. Pada tahun yang sama

penulis berkesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran

Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB) melalui jalur Seleksi Penerimaan

Mahasiswa Baru (SPMB) di IPB sebagai mahasiswa.

Semasa menjadi mahasiswa FKH IPB, penulis pernah aktif dalam kegiatan

eksternal dan internal kampus yaitu sebagai penyiar radio di RRI PRO 2 FM,

Mojang Mimitran 2006 pada Pasanggiri Mojang Jajaka 2006, Anggota Forum

Silaturahmi Mahasiswa (FOSMA) ESQ Bogor, Divisi Infokom Himpunan Minat

dan Profesi (HIMPRO) Satwaliar FKH IPB, serta mengikuti berbagai kepanitiaan

dan menjadi MC di berbagai kegiatan di dalam dan di luar kampus.

Page 11: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

xi

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

PENDAHULUAN Latar Belakang .................................................................................... 1 Tujuan Penelitian ................................................................................. 2 Manfaat Penelitian ............................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA Rumah Pemotongan Unggas ............................................................... 3 Biosekuriti ............................................................................................ 3 Higiene ................................................................................................ 4 Good Practices di RPU-SK .................................................................. 5 Penilaian Biosekuriti dan Higiene Menggunakan Checklist .................. 7

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 9 Alat dan Bahan Penelitian.................................................................... 9 Populasi dan Sampel ........................................................................... 9 Metode Penelitian ................................................................................ 10 Penilaian Biosekuriti dan Higiene ......................................................... 10 Analisis Data........................................................................................ 11 Definisi Operasional ............................................................................. 11

HASIL DAN PEMBAHASAN Aktivitas dan Titik Koordinat RPU-SK .................................................. 13 Penilaian Aspek-Aspek Biosekuriti ....................................................... 16 Aspek Lokasi dan Lingkungan ............................................................. 19 Aspek Bangunan Utama ...................................................................... 21 Aspek Fasilitas .................................................................................... 29 Aspek Bahan Baku, Penanganan, dan Pengolahan ................................ 33

Aspek Higiene Personal ...................................................................... 39 Aspek Sanitasi ..................................................................................... 43 Kondisi Biosekuriti dan Higiene RPU-SK di Jakarta Barat.................... 47

SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 49

LAMPIRAN ................................................................................................... 51

Page 12: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Jumlah dan tempat pengambilan sampel RPU-SK .............................. 9

2 Definisi operasional penyimpangan minor, mayor, serius, dan kritis di RPU-SK ............................................................................................... 11

3 Penilaian tingkat biosekuriti dan higiene .............................................. 13

4 Aktivitas RPU-SK di Jakarta Barat ....................................................... 14

5 Data Pasar dan Titik Kordinat Pada Peta ............................................. 15

6 Penyimpangan yang bersifat kritis, serius, mayor, dan minor pada RPU-SK di Jakarta Barat ..................................................................... 17

7 Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada lokasi dan lingkungan RPU-SK di Jakarta Barat ................................................... 19

8 Kondisi Lokasi dan Lingkungan RPU-SK di Jakarta Barat ................... 20

9 Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada bangunan utama RPU-SK di Jakarta Barat .................................................................... 22

10 Kondisi bangunan utama di RPU-SK Jakarta Barat ............................. 23

11 Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada fasilitas RPU- SK di Jakarta Barat .............................................................................. 29

12 Kondisi fasilitas RPU-SK di Jakarta Barat ............................................ 30

13 Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada bahan baku, penanganan, dan pengolahan di RPU-SK Jakarta Barat ..................... 33

14 Kondisi bahan baku, penanganan, dan pengolahan ............................ 34

15 Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada aspek higiene personal di RPU-SK Jakarta Barat ....................................................... 40

16 Kondisi higiene personal di RPU-SK .................................................... 41

17 Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada aspek sanitasi di RPU-SK Jakarta Barat ......................................................................... 44

Page 13: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

xiii

18 Kondisi sanitasi RPU-SK ..................................................................... 45

19 Kategori RPU-SK berdasarkan praktik biosekuriti dan higiene di Jakarta Barat ....................................................................................... 47

Page 14: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Tabel pembobotan checklist ................................................................ 52

2 Tabel penilaian biosekuriti ................................................................... 54

3 Daftar RPU-SK dan nomor kode GPS ................................................. 55

4 Hasil penilaian biosekuriti dan higiene tiap RPU-SK ............................ 57

5 Dokumentasi kondisi RPU-SK di Jakarta Barat .................................... 59

Page 15: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

PENDAHULUAN

Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan manusia dalam

memenuhi diet agar dapat mencapai empat sehat lima sempurna. Berbagai

macam pangan asal hewan dipilih oleh masyarakat sesuai selera, kebutuhan,

dan untuk memenuhi kesehatan.

Tingginya minat konsumen, menyebabkan hampir seluruh bagian tubuh

hewan dapat dimanfaatkan untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, untuk menjamin

produk-produk pangan asal hewan ini aman, sehat, utuh dan halal dalam rangka

mewujudkan kesehatan dan ketentraman batin masyarakat, maka setiap unit

usaha pangan asal hewan wajib memenuhi persyaratan teknis higiene sanitasi

pangan asal hewan tersebut (Ditkesmavet 2006).

Ayam merupakan pangan asal hewan yang penting di dunia peternakan

dan perdagangan di Indonesia. Dengan populasi yang sangat besar yakni

mencapai 70% dari jumlah hewan yang ada, ayam mempunyai gizi yang

lengkap dan harga yang relatif terjangkau oleh masyarakat di Indonesia. Hampir

semua bagian dari tubuh ayam dapat diolah, sehingga banyak variasi yang

didapatkan dalam pengolahan pangan mulai dari daging, telur, sampai kulit.

Seiring berjalannya waktu, unggas juga membawa risiko terhadap

kesehatan manusia, avian influenza (AI) adalah contoh penyakit zoonosa yang

sekarang sedang marak dibicarakan. Sembilan provinsi berisiko tinggi flu burung

yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Khusus untuk DKI

Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, pemerintah memperketat pengawasan lalu

lintas ternak dan produk unggas karena tercatat kasus meninggal dunia pada

manusia yang terinfeksi AI. Pada saat bersamaan, pemerintah daerah juga

diminta mengeluarkan larangan pemotongan ayam selain di rumah potong

hewan (Anonim 2007).

Isu penularan AI melalui daging ayam berdampak menurunnya minat

masyarakat untuk mengkonsumsi pangan asal unggas sehingga banyak pihak

yang dirugikan. Untuk menjamin kesehatan terhadap daging ayam yang akan

dijual di pasaran, setiap pengusaha peternakan, tempat penampungan unggas,

dan rumah pemotongan unggas memerlukan suatu bukti tertulis yang

membuktikan bahwa produknya telah memenuhi kelayakan dasar jaminan

keamanan pangan asal hewan tersebut. Selama ini digunakan sistem checklist

Page 16: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

2

berdasarkan Nomor Kontrol Veteriner (NKV) terhadap Rumah Pemotongan

Unggas, namun NKV hanya dapat digunakan pada RPU skala besar,

dikarenakan sarana dan prasarananya sudah cukup memadai untuk dinilai

berdasarkan NKV. Kesulitan ditemukan pada RPU Skala Kecil (RPU-SK) yang

mempunyai bangunan dekat dengan pemukiman dan/atau di pasar, dengan

prasarana yang minimal, serta pelaksanaan biosekuriti dan higiene yang belum

maksimal. Jaminan kesehatan bagi RPU-SK belum dapat disamakan dengan

menggunakan checklist NKV yang telah ada.

2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan menghasilkan checklist audit biosekuriti dan higiene

RPU-SK dari penilaian Nomor Kontrol Veteriner yang telah ada. NKV ini

bertujuan juga untuk menyeragamkan penilaian keamanan pangan asal hewan di

Indonesia sehingga dihasilkan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh, dan

halal. Namun acuan dari NKV ini masih terlalu luas dan terlalu tinggi standarnya

bila digunakan untuk menilai RPU yang ada di Indonesia. Oleh karena itu

diterapkan sistem penilaian yang lebih spesifik dan akurat untuk menilai

berdasarkan sistem checklist.

Penelitian ini juga bertujuan untuk menilai penerapan checklist audit

biosekuriti dan higiene di RPU-SK, sehingga didapatkan informasi serta sebagai

bahan evaluasi untuk penyusunan atau perencanaan penataan rantai

penyediaan unggas dan hasilnya, terkait dengan pengendalian zoonosis asal

unggas di kawasan Jakarta Barat.

Penelitian ini dilakukan di Jakarta Barat yang berbatasan langsung dengan

Tangerang, dimana Tangerang berpotensi sebagai pintu gerbang masuknya

penyakit-penyakit yang ditimbulkan melalui unggas seperti AI.

3. Manfaat Penelitian

Pengembangan checklist pada penelitian ini dapat digunakan untuk

penilaian RPU-SK dan berguna untuk memajukan RPU-RPU berskala kecil di

Indonesia khususnya Jakarta Barat. Hasil penilaian menggunakan checklist

dapat menjadi informasi bagi dinas peternakan, penentu kebijakan, dan

pengusaha RPU-SK di kawasan Jakarta Barat agar dapat meningkatkan mutu

RPU-SK Jakarta Barat dan pengendalian penyakit AI.

Page 17: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

TINJAUAN PUSTAKA

Rumah Pemotongan Unggas

Rumah Pemotongan Unggas (RPU) adalah suatu bangunan atau kompleks

bangunan dengan desain dan syarat tertentu yang digunakan sebagai tempat

memotong unggas bagi konsumsi masyarakat. Tujuan dari RPU adalah untuk

menghasilkan daging ayam yang ASUH (aman, sehat, utuh, halal) dan layak

dikonsumsi oleh masyarakat (Ditkesmavet 2004).

Menurut SNI 01-6160-1999, RPU adalah kompleks bangunan dengan

desain dan konstruksi khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan higiene

tertentu serta digunakan sebagai tempat memotong unggas bagi konsumsi

masyarakat umum. Unggas yang dipotong adalah setiap burung yang

diternakkan dan dimanfaatkan untuk pangan, termasuk ayam, bebek, kalkun,

angsa, burung dara, dan burung puyuh.

Sedangkan Rumah Pemotongan Unggas Skala Kecil (RPU-SK) adalah

tempat/bangunan dengan disain dan syarat tertentu yang memenuhi persyaratan

teknis dan ditunjuk oleh pejabat yang berwenang sebagai tempat untuk

memotong unggas bagi konsumsi masyarakat dengan kapasitas pemotongan

maksimal 1000 ekor per hari (Anonim 2008).

Biosekuriti

Biosekuriti adalah suatu tindakan untuk melindungi populasi hewan atau

manusia dari ancaman agen biologis. Penerapan biosekuriti sangat penting

untuk mengoptimalkan produksi unggas dan meningkatkan kesejahteraan hewan

(Kahrs 2004). Dalam bidang peternakan, biosekuriti merupakan praktek

manajemen untuk mencegah masuknya penyakit pada peternakan serta

menyebarnya penyakit pada kelompok unggas (Jeffrey 1997; Carey, Jeffrey,

Prochaska 2008).

Aspek biosekuriti dalam peternakan unggas yang perlu diperhatikan adalah

lokasi dan disain, pengendalian lalu lintas manusia, hewan, peralatan dan

kendaraan, pengendalian kesehatan unggas, pencegahan kontaminasi fasilitas

dengan pembersihan dan disinfeksi, serta pengendalian vektor (Carey et al.

2008). Biosekuriti mencakup pemeriksaan dan pengujian hewan yang datang

karantina/isolasi hewan yang masuk, serta pemantauan dan evaluasi.

Penerapan biosekuriti sangat dibutuhkan dalam program keamanan pangan di

Page 18: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

4

tingkat peternakan untuk menjamin mutu dan kesehatan hewan, memenuhi

keinginan konsumen serta memberikan keuntungan pada peternakan tersebut.

Secara umum, biosekuriti meliputi tiga komponen utama yaitu isolasi,

pengendalian lalu lintas, dan sanitasi (Jeffrey 1997).

1. Isolasi. Isolasi berarti pengurungan hewan yang disertai dengan kontrol

lingkungan. Dilakukan pengandangan unggas serta mencegah masuknya hewan

lain masuk ke dalam. Isolasi juga disertai dengan sistem FIFO (First In First Out)

serta program pembersihan dan disinfeksi untuk memutus siklus penyakit.

2. Pengendalian Lalu Lintas. Pengendalian lalu lintas termasuk di

dalamnya lalu lintas menuju ke peternakan dan di dalam peternakan.

Pemeriksaan kesehatan hewan yang datang serta adanya surat keterangan

kesehatan hewan (SKKH) (Anonim 2008).

3. Sanitasi. Sanitasi meliputi pembersihan dan disinfeksi bahan-bahan,

peralatan, dan pekerja yang masuk ke dalam peternakan dan di dalam

peternakan.

Higiene

Higiene adalah segala upaya yang berhubungan dengan masalah

kesehatan dan berbagai usaha untuk mempertahankan atau memperbaiki

kesehatan. Hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran

Negara Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4424).

Kebijakan teknis mengenai higiene dan sanitasi pangan di Indonesia antara

lain memenuhi ketentuan aman, sehat, utuh dan halal atau ASUH (Ditkesmavet

2004), yaitu:

Aman berarti tidak mengandung penyakit dan residu, serta unsur lain yang

dapat menyebabkan penyakit dan mengganggu kesehatan manusia;

Sehat artinya mengandung zat-zat yang berguna dan seimbang bagi

kesehatan dan pertumbuhan tubuh;

Utuh adalah tidak dicampur dengan bagian lain dari hewan tersebut atau

dipalsukan dengan bagian dari hewan lain;

Halal yaitu disembelih dan ditangani sesuai syariat Islam.

Selain ASUH, produk pangan asal hewan yang sehat berasal dari hewan yang

sehat dan sejahtera (kesejahteraan hewan), dan keamanan pangan produk

Page 19: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

5

peternakan diimplementasikan antara lain dalam bentuk NKV (Nomor Kontrol

Veteriner) dan Jaminan Keamanan Pangan.

Good Practices di RPU-SK

Menurut Anonim (2008), praktek yang baik di RPU-SK, meliputi: lokasi,

bangunan, sarana prasarana, peralatan, prosedur operasional cara pemotongan

unggas yang baik, praktek higiene sanitasi, tindakan biosekuriti, higiene

personal, serta pembinaan dan pengawasan.

1. Lokasi

Lokasi RPU-SK di daerah yang tidak menimbulkan gangguan atau

pencemaran lingkungan, misalnya berada di areal khusus dan terlokalisir (di

pasar), terpisah dengan pagar pembatas yang jelas. Lokasi tempat

pengumpulan unggas sebaiknya berada dalam area RPU-SK. Jarak antara

lokasi RPU-SK dengan fasilitas umum cukup untuk menghindari terjadinya

kontaminasi silang dari kegiatan penampungan unggas maupun pemotongan

unggas. Tidak berada di daerah yang rawan banjir dan tidak tercemar limbah

industri serta mempunyai jalan untuk lalu lintas unggas hidup dan produk/daging

unggas.

2. Bangunan

RPU-SK memiliki lokasi khusus untuk tempat penampungan unggas. Pintu

masuk untuk membawa unggas hidup harus terpisah dari pintu keluar produk

dan lalu lintas orang/pembeli agar produk tidak tercemar oleh unggas hidup.

Desain dan material bangunan harus dapat mempermudah proses pembersihan

dan desinfeksi serta terjadinya kontaminasi silang. Bangunan bersifat permanen,

terbuat dari bahan yang kuat dan mudah perawatannya. Ruang kotor dan bersih

terpisah secara fisik. Dinding dalam berwarna terang, minimal setinggi dua

meter, dinding serta lantai terbuat dari bahan kedap air, tidak korosif, tidak toksik,

tidak mudah mengelupas, mudah dibersihkan dan mudah didesinfeksi. Sirkulasi

udara yang baik, memiliki intensitas cahaya yang cukup.

3. Sarana Prasarana

RPU-SK harus memenuhi pasokan air bersih yang mengalir dalam jumlah

cukup sehingga segala kebutuhan pencucian serta pembersihan dapat dilakukan

secara efektif dan efisien. Terdapat suplai listrik dengan daya (watt) yang cukup.

Page 20: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

6

Hal ini penting dalam pemeriksaan antemortem dan postmortem. Terdapat

fasilitas untuk drainase, diantaranya untuk pembuangan limbah cair ke septic

tank dan memiliki tempat penampungan sementara limbah padat dan kotoran

sebelum diolah lebih jauh sehingga limbah tidak mencemari lingkungan.

Terdapat sarana dan fasilitas untuk kegiatan pembersihan dan desinfeksi

bangunan dan peralatan, terdapat sarana dan fasilitas cuci tangan agar produk

tidak tercemar dengan kotoran yang dipindahkan dari tangan pekerja. Terdapat

fasilitas untuk perendaman karkas menggunakan air dingin/es dan klorin 20-50

ppm. Fasilitas standar untuk personal yang menangani unggas berupa alat

perlindungan diri (APD) meliputi baju kerja yang diganti setiap hari, sepatu bot,

dan masker.

4. Peralatan

Peralatan yang digunakan di RPU-SK terbuat dari bahan yang kedap air,

tidak korosif, tidak toksik, dan mudah dibersihkan dan didesinfeksi. Pisau yang

digunakan untuk menyembelih harus tajam agar tidak menyiksa hewan dan

memenuhi syarat halal. RPU-SK memiliki tempat penggantungan unggas dan

corong untuk memfiksasi unggas yang akan disembelih. Terdapat bak

penampungan darah agar darah tidak dibuang langsung ke selokan dan

mencemari lingkungan serta menyerbarkan berbagai macam penyakit. Memiliki

alat perebus unggas yang telah disembelih, meja pengeluaran jeroan agar tidak

dilakukan pembersihan jeroan di lantai, alat pencabutan bulu, bak pencucian

karkas, dan diperlukan pula bak perendaman air dingin untuk menghasilkan suhu

internal karkas 4 °C dan dapat ditambahkan klorin (20-50 ppm). Meja dan wadah

untuk pengemasan karkas serta tempat mencuci tangan untuk menghindari

kontaminasi silang.

5. Prosedur Operasional Cara Pemotongan Unggas yang Baik

Setiap unggas yang akan dipotong mengikuti beberapa persyaratan seperti

berasal dari peternakan dan atau daerah yang tidak ditutup karena penyakit

unggas menular yang dinyatakan dengan surat berjangkit keterangan asal

unggas dan SKKH dari instansi yang berwenang. Dilakukan pemeriksaan

antemortem oleh petugas yang berwenang. Setiap pemotongan dilakukan

dibawah pengawasan dan petunjuk-petunjuk petugas pemeriksa. Untuk

memenuhi syarat ASUH, penyembelihan dilakukan dengan tata cara agama

Islam, dan produk harus disertai sertifikat halal yang dikeluarkan oleh LPPOM

MUI (LPPOM MUI 2008). Unggas yang akan disembelih harus dinyatakan sehat

Page 21: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

7

oleh dokter hewan dan keputusan tersebut berlaku 24 jam sejak waktu

pemeriksaan.

Unggas akan ditolak untuk disembelih apabila pada pemeriksaan

antemortem ditemukan dalam keadaan mati dan atau unggas tersebut tidak

disertai dengan surat keterangan asal unggas dan SKKH. Unggas yang sakit

ditunda pemotongannya atau dipotong pada akhir proses pemotongan.

Penyembelihan dilakukan oleh juru sembelih Islam menurut tata cara

agama Islam, yaitu:

Membaca basmalah

Memutuskan jalan nafas

Memutuskan jalan makanan

Memutuskan dua urat nadi di leher

Sebaiknya penyembelih melakukan proses penyembelihan dengan

menghadap kiblat.

6. Praktek Higiene Sanitasi di RPU-SK

Dalam rangka menghasilkan karkas dan daging unggas yang aman, sehat,

utuh, dan halal, maka praktek higiene sanitasi harus diterapkan anatra lain

melakukan proses pembersihan dan desinfeksi peralatan dan bangunan RPU-SK

secara menyeluruh setelah pemotongan selesai. Melakukan program

pengendalian hama, termasuk mencegah masuknya kucing, anjing, burung liar,

dan hewan pengganggu lainnya ke lingkungan tempat pemotongan unggas.

7. Biosekuriti

Penerapan biosekuriti adalah kunci keberhasilan RPU-SK dalam

menjalankan praktik-praktik yang baik guna menghasilkan produk asal hewan

yang aman, sehat, utuh, dan halal untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Penilaian Biosekuriti dan Higiene Menggunakan Checklist

Audit adalah hal penting untuk mengevaluasi serta mendapatkan validitas

dan reabilitas dari suatu informasi dan juga untuk menyediakan suatu akses dari

sistem kontrol internal. Surveillans adalah kegiatan audit berkala oleh Tim

Auditor Dinas Propinsi yang dilakukan berdasarkan hasil keterangan audit

berkala dan atau audit sewaktu-waktu oleh Tim Auditor Direktorat Jenderal

Peternakan (Ditkesmavet 2006).

Di Indonesia, penerapan audit pada pangan asal hewan pada unit usaha

pangan asal hewan dapat menggunakan Nomor Kontrol Veteriner yang

Page 22: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

8

dikeluarkan oleh Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner. Nama sebelumnya

adalah Sertifikat Kontrol Veteriner Unit Usaha Pangan Asal Hewan yang

selanjutnya disebut Nomor Kontrol Veteriner (NKV). NKV adalah sertifikat

sebagai bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya persyaratan higiene-sanitasi

sebagai kelayakan dasar jaminan keamanan pangan asal hewan pada unit

usaha pangan asal hewan.

Auditor NKV adalah petugas pemerintah dengan latar belakang pendidikan

dokter hewan, sarjana peternakan, sarjana lain di bidang pangan dan gizi atau

paramedik veteriner yang telah mengikuti pelatihan auditor NKV dan memiliki

sertifikat auditor NKV. Tim auditor terdiri dari tiga orang, yaitu satu orang ketua

berpendidikan dokter hewan dan dua orang anggota (Ditkesmavet 2006).

Penerapan NKV sangat berguna untuk mendapatkan data-data yang dapat

dijadikan masukan untuk meningkatkan kualitas produk serta RPU itu sendiri.

Namun pada praktiknya, NKV hanya cocok dalam mengevaluasi RPU skala

besar dan tidak cocok untuk evaluasi RPU-SK. Keterbatasan yang dimiliki RPU-

SK dari segi lokasi dan lingkungan, bangunan utama, fasilitas, bahan baku,

penanganan, pengolahan, higiene personal, dan sanitasi menyebabkan NKV

telalu kompleks untuk diterapkan di RPU-SK. Oleh karena itu dikembangkan

checklist biosekuriti dan higiene dalam penilaian RPU-SK yang disesuaikan

dengan minimnya fasilitas serta praktik di RPU-SK, namun tetap mengutamakan

produk memenuhi syarat ASUH.

Page 23: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi langsung terhadap

rumah pemotongan unggas skala kecil (RPU-SK) yang terdaftar di Suku Dinas

Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat yaitu Cengkareng, Grogol Petamburan,

Kalideres, Palmerah, Taman Sari, Kembangan, Kebon Jeruk, dan Tambora.

Penelitian ini berlangsung dari bulan Agustus 2008 sampai bulan Oktober 2008.

Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan berupa checklist yang digunakan untuk menilai audit

biosekuriti dan higiene di RPU-SK, kamera yang digunakan untuk mengambil

gambar-gambar di lapangan sebagai penguat data-data observasi tersebut, GPS

(global positioning system) untuk menandakan posisi RPU-SK, komputer untuk

mengolah data-data hasil observasi, serta printer untuk output hasil penelitian.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh RPU-SK yang terdaftar di Jakarta Barat. Sampel

yang digunakan dihitung dengan menggunakan perangkat lunak Win Episcope

2.0 dengan data yaitu: populasi sebanyak 118 RPU-SK, prevalensi dugaan

sebesar 10%, kesalahan yang dapat diterima sebesar 6%, dan tingkat

kepercayaan 95%, sehingga didapatkan jumlah sampel minimal 53 RPU-SK.

Sampel tersebar di 8 kecamatan di Jakarta Barat, dengan jumlah sampel

proporsional per kecamatan. Namun pada penelitian ini diambil 61 sampel RPU-

SK di Jakarta Barat (Tabel 1).

Tabel 1 Jumlah dan tempat pengambilan sampel RPU-SK

No. Kecamatan Jumlah RPU-SK Jumlah sampel RPU-SK

1 Cengkareng 9 5 2 Grogol Petamburan 27 13 3 Kalideres 15 8 4 Kebon Jeruk 3 2 5 Kembangan 19 9 6 Palmerah 20 10 7 Taman Sari 20 10 8 Tambora 5 4

Total 118 61

Page 24: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

10

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu persiapan, penilaian

biosekuriti dan higiene, serta analisis data.

Persiapan

Perizinan. Sebelum pelaksanaan penelitian, terlebih dahulu dilakukan

rangkaian koordinasi dengan Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta

Barat untuk memperoleh izin dan kelengkapan administrasi lainnya demi

kelancaran dalam melakukan studi.

Penentuan RPU-SK. RPU-SK yang menjadi tempat penelitian yaitu

sampel yang diambil dari jumlah populasi RPU-SK yang terdaftar di Suku Dinas

Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat.

Pengembangan checklist penilaian biosekuriti dan higiene. Checklist

penilaian biosekuriti dan higiene secara garis besar didasari pada checklist

Nomor Kontrol Veteriner (NKV), yang dikembangkan dengan pustaka terkait

biosekuriti dan pendapat pakar. Penilaian dalam checklist menggunakan kalimat

negatif dan penyimpangannya dikategorikan menjadi kritis, serius, mayor, dan

minor. Penetapan kategori penyimpangan didasarkan pada pengaruh produk

dan risiko penyebaran penyakit. Simpulan yang diambil dari penilaian setiap

RPU-SK dikategorikan menjadi baik, sedang, dan buruk.

Penilaian Biosekuriti dan Higiene

Penilaian biosekuriti dilakukan dengan checklist yaitu dengan cara

pengamatan tempat pemotongan unggas dan melakukan wawancara kepada

pemilik atau penanggung jawab RPU-SK untuk menunjang kelengkapan

informasi. Kondisi biosekuriti diukur berdasarkan penyimpangan-penyimpangan

yang ada di RPU-SK. Penyimpangan-penyimpangan tersebut dikategorikan

sebagai penyimpangan kritis, serius, mayor, dan minor berdasarkan

pengaruhnya terhadap hewan yang dijual dan risikonya terhadap penyebaran

penyakit. Penilaian dilakukan dengan menggunakan checklist dan dikategorikan

menjadi baik, sedang, dan buruk berdasarkan jumlah penyimpangan yang ada.

Penilaian biosekuriti dan higiene RPU-SK meliputi: (1) lokasi dan lingkungan, (2)

bangunan utama, (3) fasilitas, (4) bahan baku, penanganan, dan pengolahan, (5)

higiene personal, dan (6) sanitasi.

Page 25: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

11

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk memberikan

gambaran umum tingkat biosekuriti dan higiene pada RPU-SK menggunakan

SPSS 13.0 dan Microsoft Excel 2003.

Definisi Operasional

Untuk mengetahui kondisi biosekuriti pada RPU-SK di Jakarta Barat,

maka penyimpangan aspek biosekuriti dan higiene dibagi menjadi kategori minor,

mayor, serius, dan kritis. Definisi operasional untuk masing-masing kategori

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Definisi operasional penyimpangan minor, mayor, serius, dan kritis pada

rumah pemotongan unggas skala kecil (RPU-SK)

Kategori Definisi Jenis Penyimpangan

Penyimpangan

Minor Penyimpangan tidak berpengaruh langsung terhadap produk dan mempunyai risiko penyebaran penyakit relatif kecil

RPU-SK tidak memiliki pagar yang kokoh

Bangunan bersifat tidak permanen

Sirkulasi udara di ruang proses

produksi tidak baik

Tidak tersedia toilet yang bersih

Tidak memakai sistem FIFO

Karyawan tidak mengenakan APD (sepatu bot, masker, dan sarung tangan)

Tidak memiliki program pembersihan dan disinfeksi setiap hari (setelah proses pemotongan)

Mayor Penyimpangan tidak berpengaruh langsung terhadap produk dan mempunyai risiko penyebaran penyakit relatif sedang

Lokasi RPU-SK dengan pemukiman warga berjarak kurang dari 5 meter

Lingkungan sekitar RPU-SK tidak bersih

Ruangan bersih dan kotor tidak terpisah

Tempat tidak memiliki atap yang dapat melindungi dari hujan dan panas

Dinding tidak terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan disinfeksi

Page 26: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

12

Kategori Definisi Jenis Penyimpangan

Penyimpangan

Mayor

Lantai licin, tidak kedap air, tidak mudah dibersihkan, dan tidak mudah didisinfeksi

Saluran pembuangan tidak lancar

Limbah padat tidak ditangani dengan baik

Limbah cair tidak ditangani dengan baik

Intensitas cahaya yang ada tidak mencukupi

Lantai terdapat banyak genangan cairan, tumpukan kotoran, dan tidak mengalir ke saluran pembuangan.

Tidak tersedia fasilitas pengolahan limbah

Ayam hidup yang datang tidak dilengkapi SKKH

Metode pembersihan dan disinfeksi tidak efektif

Serius Penyimpangan berpengaruh langsung terhadap produk dan mempunyai risiko penyebaran penyakit relatif sedang

Tidak tersedia fasilitas untuk pencucian tangan yang dilengkapi sabun

Tidak dilakukan pemeriksaan ante mortem pada unggas yang akan dipotong

Tidak dilakukan pemeriksaan postmortem pada setiap unggas yang dipotong

Tidak dilakukan pendinginan terhadap karkas

Pengangkutan karkas tidak higienis (misalnya dikemas)

Karyawan yang berhubungan langsung dengan produk tidak dalam kondisi sehat

Karyawan yang berhubungan langsung dengan produk tidak dalam kondisi sehat

Karyawan tidak mencegah terjadinya kontaminasi silang (misalnya merokok, meludah, dll)

Pekerja tidak memperhatikan higiene dan sanitasi

Peralatan dan wadah tidak disinfeksi setelah digunakan.

Page 27: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

13

Kategori Definisi Jenis Penyimpangan

Penyimpangan

Kritis Penyimpangan berpengaruh langsung terhadap produk dan mempunyai resiko penyebaran penyakit relatif besar

Tidak tersedia pasokan air bersih yang cukup

Peralatan tidak terbuat dari bahan anti karat dan tidak mudah dibersihkan/ disinfeksi

Unggas sehat dan unggas sakit tidak dipisahkan

Unggas mati tidak langsung dipisahkan

Karkas tidak dipisah dengan jeroan

Karkas ayam kontak dengan lantai dan atau bahan yang kotor

Karyawan tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah bekerja

Peralatan dan wadah tidak dicuci dengan sabun setelah digunakan.

Penilaian tingkat biosekuriti dan higiene dihitung berdasarkan jumlah

penyimpangan yang terjadi dan selanjutnya dikategorikan berdasarkan

level/tingkat yang telah ditentukan. Acuan penilaian tingkat biosekuriti dan

higiene berdasarkan NKV dan pendapat pakar. NA pada level RPU-SK yang

buruk berarti not applicable atau tidak perlu dihitung jumlah penyimpangan minor

dan mayor apabila jumlah penyimpangan serius lebih dari sama dengan 5 dan

penyimpangan kritis antara 4 sampai dengan 8. Penilaian tingkat biosekuriti dan

higiene selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Penilaian tingkat biosekuriti dan higiene

Level / Tingkat Jumlah Penyimpangan

Minor Mayor Serius Kritis

Baik <5 <6 <3 0

Sedang <6 <9 <5 <3

Buruk NA NA ≥5 ≤8

Page 28: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

14

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aktivitas Rumah dan Titik Koordinat Pemotongan Unggas Skala Kecil

Rumah pemotongan unggas skala kecil (RPU-SK) yang diambil dalam

penelitian ini sebanyak 61 dari 118 RPU-SK yang terdaftar di Suku Dinas

Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat. RPU-SK ini terletak di dalam pasar-

pasar yang tersebar di delapan kecamatan. Sampel RPU-SK diambil dari

Kecamatan Cengkareng (5 RPU-SK), Grogol Petamburan (13 RPU-SK),

Kalideres (8 RPU-SK), Kebon Jeruk (2 RPU-SK), Kembangan (9 RPU-SK),

Palmerah (10 RPU-SK), Taman Sari (10 RPU-SK), dan Tambora (4 RPU-SK).

Hampir seluruh RPU-SK melakukan kegiatan memotong dan menjual

unggas. Hanya 4 dari 61 RPU-SK yang hanya melakukan kegiatan memotong

saja yang terdapat pada Kecamatan Kebon Jeruk, Kembangan, dan Taman Sari.

Jumlah sampel dan jenis kegiatan RPU-SK dapat dilihat dari Tabel 4.

Tabel 4 Aktivitas RPU-SK di Jakarta Barat

No Kecamatan n Aktivitas RPU-SK

Memotong Memotong dan menjual

1 Cengkareng 5 0 5

2 Grogol Petamburan 13 0 13

3 Kalideres 8 0 8

4 Kebon Jeruk 2 1 1

5 Kembangan 9 2 7

6 Palmerah 10 0 10

7 Taman Sari 10 1 9

8 Tambora 4 0 4

Total 61 4 57

Pasar adalah salah satu titik kritis dalam penyebaran penyakit zoonosis

yang perlu segera mendapat penanganan (Anonim 2008). Lokasi dan koordinat

RPU-SK diukur menggunakan global positioning system (GPS).

Pada Kecamatan Grogol Petamburan sampel pada Pasar Jelambar dan

Pasar Duta Mas, Pasar Grogol, Pasar Kopro yang masing-masing digambarkan

pada nomor kode 1, 2 , 15, 17 pada peta. Sampel pada Pasar Kedoya di

Kecamatan Kebon Jeruk digambarkan pada nomor kode 3 pada peta. Pada

Kecamatan Kembangan diambil sampel pada Pasar Puri Kembangan sebanyak

Page 29: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

15

1 sampel, Pasar Kembangan 7 sampel, dan Pasar Meruya Ilir sebanyak 1

sampel RPU-SK. Masing-masing kode adalah 4, 12, dan 14 pada peta.

Kecamatan Tambora diambil sampel sebanyak 4 RPU-SK pada Pasar

Pejagalan dan digambarkan pada nomor kode 5 pada peta. Pada Kecamatan

Taman Sari diambil sampel pada Pasar Glodok sebanyak 1 RPU-SK, Pasar

Petak 9 sebanyak 4 RPU-SK, Pasar Pecah Kulit sebanyak 2 RPU-SK, dan Pasar

Sawah Besar sebanyak 3 RPU-SK. Masing-masing pasar digambarkan pada

kode 6, 7, 8, dan 16 pada peta.

Kecamatan Kalideres diambil sampel di Pasar Citra I dan Pasar Citra V

yang digambarkan dengan nomor kode 9 dan 10 pada peta. Kecamatan

Cengkareng diambil sampel pada Pasar Cengkareng dan digambarkan dengan

nomor kode 11. Kecamatan Palmerah diambil sampel pada Pasar Slipi dan

Pasar Gili yang digambarkan dengan nomor kode 13 dan 18 pada peta. Data

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Data pasar dan titik kordinat pada peta

Titik koordinat pengambilan sampel tersebar pada delapan kecamatan di

Jakarta Barat. Jumlah koordinat sebanyak 18 titik berdasarkan jumlah pasar

yang dikunjungi. Pada Kecamatan Cengkareng diambil sampel sebanyak 1 titik

koordinat, Kecamatan Grogol Petamburan sebanyak 4 titik koordinat,

Kecamatan Kalideres sebanyak 2 titik koordinat, Kecamatan Kebon Jeruk

sebanyak 1 titik koordinat, Kecamatan Kembangan sebanyak 3 titik koordinat,

No. Kode

Pasar Jumlah RPU-SK

Kecamatan Koordinaat

Lateral Longitudinal

1 Ps. Jelambar 5 Grogol Petamburan -6,16054796 106,77899041 2 Ps. Duta Mas 4 Grogol Petamburan -6,15065035 106,78000395 3 Ps. Kedoya 2 Kebon Jeruk -6,16406852 106,76488526 4 Ps. Puri Indah 1 Kembangan -6,18515161 106,75381587 5 Ps. Pejagalan 4 Tambora -6,13704284 106,80713047 6 Ps. Glodok 1 Taman Sari -6,14303833 106,81302345 7 Ps. Petak 9 4 Taman Sari -6,14440315 106,81275993 8 Ps. Pecah Kulit 2 Taman Sari -6,14166462 106,82182479 9 Ps. Citra I 1 Kalideres -6,15061708 106,69686620 10 Ps. Citra V 7 Kalideres -6,12396455 106,70219810 11 Ps. Cengkareng 5 Cengkareng -6,15231902 106,72839808 12 Ps. Taman Kota 7 Kembangan -6,15874677 106,75469178 13 Ps. Slipi 8 Palmerah -6,19042768 106,79560686 14 Ps. Meruya Ilir 1 Kembangan -6,19969572 106,73862945 15 Ps. Grogol 3 Grogol Petamburan -6,16309178 106,79750201 16 Ps. Sawah Besar 3 Taman Sari -6,15887904 106,82010708 17 Ps. Kopro 1 Grogol Petamburan -6,33458192 106,79277020 18 Ps. Gili 2 Palmerah -6,19061708 106,79547136

Page 30: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

16

Kecamatan Palmerah 2 titik koordinat, Kecamatan Taman Sari sebanyak 5 titik

koordinat, Kecamatan Tambora sebanyak 1 titik koordinat. Sebaran

pengambilan data dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Lokasi dan titik koordinat pasar yang diamati di Jakarta Barat

Penilaian Aspek-Aspek Biosekuriti

Penilaian yang dilakukan pada penelitian ini didasarkan kepada 4 kategori

yaitu kritis, serius, mayor, dan minor. Tiap kategori memiliki risiko paparan dan

penyebaran penyakit yang berbeda-beda. Kategori kritis meliputi 8 penilaian,

kategori serius meliputi 9 penilaian, kategori mayor meliputi 14 penilaian, dan

kategori minor meliputi 7 penilaian. Penyimpangan yang persentasenya 100%

adalah tidak tersedia fasilitas pengolahan limbah, tidak dilakukan pemeriksaan

antemortem dan postmortem, tidak dilakukan pendinginan terhadap karkas, tidak

terdapat fasilitas pencucian tangan, ruang bersih dan kotor tidak terpisah secara

fisik, dan karyawan tidak mengenakan APD. Sedangkan penyimpangan

terendah pada rumah pemotongan unggas skala kecil di Jakarta Barat adalah

pada aspek karyawan yang berhubungan langsung dengan produk tidak dalam

kondisi sehat. Penyimpangan-penyimpangan aspek biosekuriti yang ditemukan

pada rumah pemotongan unggas skala kecil di Jakarta Barat selengkapnya

dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 31: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

17

Tabel 6 Penyimpangan yang bersifat kritis, serius, mayor, dan minor pada RPU-

SK di Jakarta Barat

Kategori Jenis Penyimpangan %

Kritis

Peralatan tidak terbuat dari bahan anti karat dan mudah

dibersihkan dan atau didisinfeksi 41.0

Karkas ayam kontak dengan lantai dan atau bahan yang kotor 32.8

Karyawan tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum dan

sesudah bekerja 29.5

Tidak tersedia pasokan air bersih yang cukup 19.7

Peralatan dan wadah tidak dicuci dengan sabun setelah

digunakan 19.7

Tidak dilakukan pemisahan unggas sehat dan unggas sakit 18.0

Unggas mati tidak langsung dipisahkan 11.5

Tidak dilakukan pemisahan karkas dan jeroan 8.2

Serius

Tidak tersedia fasilitas untuk pencucian tangan yang dilengkapi

sabun 100

Tidak dilakukan pemeriksaan antemortem pada unggas yang akan

dipotong 100

Tidak dilakukan pemeriksaan postmortem pada setiap unggas

yang dipotong 100

Tidak dilakukan pendinginan terhadap karkas 100

Pengangkutan karkas tidak higienis (misalnya dikemas) 98.4

Pekerja tidak memperhatikan higiene dan sanitasi 95.1

Peralatan dan wadah tidak disinfeksi setelah digunakan 86.9

Karyawan tidak mencegah terjadinya kontaminasi silang misalnya

merokok dan meludah) 32.8

Karyawan yang berhubungan langsung dengan produk tidak

dalam kondisi sehat 0

Mayor

Tidak terdapat fasilitas pengolahan limbah 100

Ruang bersih dan kotor tidak terpisah 100

Ayam hidup yang datang tidak dilengkapi SKKH 95.1

Metode pembersihan dan disinfeksi tidak efektif 93.4

Limbah cair tidak ditangani dengan baik 88.5

Limbah padat tidak ditangani dengan baik 85.2

Dinding tidak terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan

disinfeksi 83.6

Lantai terdapat banyak genangan cairan, tumpukan kotoran, dan

tidak mengalir ke saluran pembuangan 80.3

Lantai licin, tidak kedap air, tidak mudah dibersihkan, dan tidak

mudah didisinfeksi 77.0

Lingkungan sekitar RPU-SK tidak bersih 67.2

Saluran pembuangan tidak lancar 67.2

Intensitas cahaya yang ada tidak mencukupi 55.7

Lokasi RPU-SK dengan pemukiman warga berjarak kurang dari 5

meter 47.5

Tempat tidak memiliki atap yang dapat melindungi dari hujan dan

panas 1.6

Page 32: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

18

Kategori Jenis Penyimpangan %

Karyawan tidak mengenakan APD (sepatu bot, masker, dan

sarung tangan) 100

Tidak tersedia toilet yang bersih 98.4

RPU-SK tidak memiliki pagar yang kokoh 85.2

Minor

Tidak memiliki program pembersihan dan disinfeksi setiap hari

(setelah proses pemotongan) 83.6

Sirkulasi udara di ruang proses produksi tidak baik 73.8

Bangunan bersifat tidak permanen 19.7

Tidak memakai sistem first in first out (FIFO) 4.9

Penyimpangan kritis tertinggi pada RPU-SK di Jakarta Barat adalah

peralatan tidak terbuat dari bahan anti karat dan mudah dibersihkan dan atau

didisinfeksi sebesar 41.0% (36 dari 61 RPU-SK). Penyimpangan kritis terendah

pada RPU-SK adalah tidak dilakukan pemisahan karkas dengan jeroan sebesar

8.2%. RPU-SK yang memisahkan jeroan dengan karkas sebanyak 56 dari 61

RPU-SK di Jakarta Barat.

Penyimpangan serius tertinggi pada RPU-SK di Jakarta Barat adalah tidak

tersedia fasilitas untuk pencucian tangan yang dilengkapi sabun, tidak dilakukan

pemeriksaan postmortem dan antemortem, serta tidak dilakukan pendinginan

pada karkas yang masing-masing sebesar 100% (61 dari 61 RPU-SK).

Penyimpangan serius terendah adalah karyawan tidak mencegah terjadinya

kontaminasi silang ( misalnya merokok dan meludah) yaitu sebesar 32.8%. RPU-

SK di Jakarta Barat yang karyawannya mencegah kontaminasi silang adalah

sebanyak 41 dari 61 RPU-SK di Jakarta Barat.

Penyimpangan mayor tertinggi pada RPU-SK di Jakarta Barat adalah tidak

terdapat fasilitas pengolahan limbah dan tidak ada batasaan secara fisik antara

ruang bersih dan ruang kotor masing-masing sebesar 100% (61 dari 61 RPU-

SK). Penyimpangan mayor terendah yaitu tempat tidak memiliki atap yang dapat

melindungi dari hujan dan panas sebesar 1.6%. RPU-SK yang tidak memiliki

atap yang dapat melindungi dari hujan dan panas adalah sebanyak 1 dari 61

RPU-SK di Jakarta Barat.

Penyimpangan minor tertinggi pada RPU-SK di Jakarta Barat adalah

karyawan tidak mengenakan alat pelindung diri (APD) yaitu sebesar 100% (61

dari 61 RPU-SK di Jakarta Barat). Penyimpangan minor terendah pada RPU-SK

di Jakarta Barat adalah tidak memakai sistem FIFO sebesar 4.9% (3 dari 61

RPU-SK).

Page 33: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

19

Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di RPU-SK terjadi akibat dari

kurangnya pengetahuan pengusaha RPU-SK dalam penerapan biosekuriti dan

higiene dalam menjalankan usaha rumah pemotongan unggas. Sehingga

konsep biosekuriti dan higiene sangat sulit diterapkan di RPU-SK.

Aspek Lokasi dan Lingkungan

RPU-SK yang baik memiliki syarat tertentu agar biosekuriti dan higiene

dapat diterapkan, seperti lokasi RPU-SK tidak boleh kurang dari 5 meter

terhadap pemukiman warga, karena dapat menyebarkan penyakit ke masyarakat

serta lingkungan RPU-SK harus bersih. Oleh karena itu, lokasi dan lingkungan

RPU-SK merupakan faktor penunjang penting dalam pelaksanaan biosekuriti dan

higiene di RPU-SK. Secara umum, jumlah penyimpangan mayor tertinggi

terdapat pada Kecamatan Taman Sari dan terendah di Kecamatan Kebon Jeruk.

Berdasarkan aspek lokasi dan lingkungan RPU-SK, jumlah penyimpangan tiap

kecamatan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada lokasi dan lingkungan

RPU-SK di Jakarta Barat

Aspek yang dinilai Kecamatan n

Kategori penyimpangan

Kritis Serius Mayor Minor

(0) (0) (2) (0)

Lokasi dan lingkungan

Cengkareng 5 0 0 6 0

Grogol Petamburan

13

0 0 13 0

Kalideres 8 0 0 9 0

Kebon Jeruk 2 0 0 2 0

Kembangan 9 0 0 9 0

Palmerah 10 0 0 11 0

Taman Sari 10 0 0 14 0

Tambora 4 0 0 8 0

Total

61 0 0 72 0

Aspek lokasi dan lingkungan RPU-SK meliputi dua butir penilaian

berkategori penyimpangan mayor. Kecamatan Cengkareng, memiliki 6

penyimpangan mayor dari 5 sampel RPU-SK. Kecamatan Grogol Petamburan

memiliki 13 penyimpangan mayor dari 13 sampel RPU-SK. Kecamatan

Kalideres memiliki 9 penyimpangan mayor dari 8 sampel RPU-SK. Kecamatan

Page 34: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

20

Kebon Jeruk memiliki 2 penyimpangan mayor dari 2 sampel RPU-SK.

Kecamatan Kembangan memiliki 9 penyimpangan mayor dari 9 sampel RPU-SK.

Kecamatan Palmerah memiliki 11 penyimpangan mayor dari 10 sampel RPU-SK.

Kecamatan Taman Sari memiliki 14 penyimpangan mayor dari 10 sampel RPU-

SK, dan Kecamatan Tambora memiliki 8 penyimpangan mayor dari 4 sampel

RPU-SK yang dinilai.

Aspek-aspek yang dinilai adalah lokasi RPU-SK yang berdekatan dengan

pemukiman warga (berjarak kurang dari 5 meter), serta lingkungan sekitar RPU-

SK yang tidak bersih. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada aspek

lokasi dan lingkungan RPU-SK dapat menyebabkan lingkungan tercemar serta

dapat mengganggu kesehatan masyarakat (berpotensi zoonosis). Kondisi lokasi

dan lingkungan pada rumah pemotongan unggas skala kecil di Jakarta Barat

dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Kondisi lokasi dan lingkungan RPU-SK di Jakarta Barat

No Aspek yang

Dinilai Kecamatan N

Baik Penyimpangan Kategori Penyimpangan n % n %

1

Lokasi RPU-SK dengan

pemukiman warga

berjarak kurang dari

5 meter

Cengkareng 5 5 100 0 0

Mayor

Grogol Petamburan

13 9 69.2 4 30.8

Kalideres 8 7 87.5 1 12.5 Kebon Jeruk 2 2 100 0 0 Kembangan 9 8 88.9 1 11.1

Palmerah 10 0 0 10 100 Taman Sari 10 1 10 9 90.0

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 32 52.5 29 47.5

2

Lingkungan sekitar

RPU-SK tidak bersih

Cengkareng 5 1 20.0 4 80

Mayor

Grogol Petamburan

13 4 30.8 9 69.2

Kalideres 8 0 0 8 100 Kebon Jeruk 2 0 0 2 100 Kembangan 9 1 11.1 8 88.9

Palmerah 10 9 90.0 1 10.0 Taman Sari 10 5 50.0 5 50.0

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 20 32.8 41 67.2

Pada pelaksanaannya, Kecamatan Tambora dan Palmerah memiliki

penyimpangan tertinggi yaitu 100% dimana RPU-SK berdekatan dengan

pemukiman dan berjarak kurang dari lima meter. Persentase terendah yaitu

Kecamatan Kebon Jeruk dan Cengkareng dimana tidak terdapat penyimpangan

pada aspek lokasi dan lingkungan. Kecamatan Taman Sari memiliki

penyimpangan mencapai 90.0%, Grogol Petamburan sebesar 30.8%, Kalideres

Page 35: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

21

12.5%, dan Kembangan 11.1%. Meskipun tidak berpengaruh langsung terhadap

produk (karkas), namun penyimpangan ini dapat menyebabkan penularan

penyakit ke manusia melalui limbah atau udara. Aspek lokasi RPU-SK yang

berjarak kurang dari 5 meter terhadap pemukiman warga termasuk ke dalam

kategori mayor. Letak RPU-SK yang berada dibagian kota yang padat

penduduknya serta tidak lebih rendah dari pemukiman penduduk dapat

menimbulkan gangguan pencemaran lingkungan (Anonim 2008).

RPU-SK yang memiliki lingkungan di sekitar RPU-SK paling kotor adalah

pada Kecamatan Kalideres, Kebon Jeruk, dan Tambora (100%), kemudian diikuti

oleh Kecamatan Kembangan sebesar 88.9%, Cengkareng 80.0%, Grogol

Petamburan 69.2%, Taman Sari 50.0%, Palmerah 10.0%. Pada Kecamatan

Kalideres, Kebon Jeruk, dan Tambora lingkungan sekitar RPU-SK kotor, terdapat

banyak limbah rumah pemotongan unggas seperti darah, bulu, dan feses yang

berceceran, selokan utama macet, dan sampah tidak dibuang pada bak sampah

(hanya ditumpuk pada beberapa sudut pasar). Hal ini dapat mengkontaminasi

karkas ayam yang diangkut untuk didistribusikan, dan mencemari lingkungan

sekitar pasar. Palmerah adalah kecamatan paling bersih dimana RPU-SK

memiliki tempat khusus di pasar (tidak dicampur dengan penjual lain), serta

sampah terorganisir dengan baik oleh pihak pasar sehingga tidak terdapat

tumpukan sampah. Selokan di sekitar RPU-SK cukup besar dan tidak tersumbat.

Kotoran hewan yang tidak ditangani dengan baik akan menjadi sumber

penularan penyakit. Penyimpangan pada aspek lingkungan sekitar RPU-SK

yang tidak bersih termasuk ke dalam kategori mayor.

Aspek Bangunan Utama RPU-SK

Bangunan utama menunjang pelaksanaan biosekuriti, higiene, dan tata

laksana pemotongan unggas. Bangunan utama yang sesuai dengan

persyaratan RPU-SK dapat mengurangi tercemarnya lingkungan sekitar RPU-

SK. Secara umum, jumlah penyimpangan kritis tertinggi terdapat pada

Kecamatan Grogol Petamburan dan Kembangan, sedangkan jumlah

penyimpangan terendah terdapat pada Kecamatan Cengkareng, Kalideres,

Kebon Jeruk dan Palmerah. Jumlah penyimpangan serius, mayor, dan minor

tertinggi terdapat pada Kecamatan Grogol Petamburan dan terendah pada

Kecamatan Cengkareng. Berdasarkan aspek bangunan utama RPU-SK, jumlah

penyimpangan tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 9.

Page 36: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

22

Tabel 9 Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada bangunan utama

RPU-SK di Jakarta Barat

Aspek yang dinilai Kecamatan n

Kategori penyimpangan

Kritis Serius Mayor Minor

(1) (1) (7) (4)

Bangunan utama

Cengkareng 5 0 5 30 15

Grogol Petamburan

13 4 13 65 35

Kalideres 8 0 8 46 25

Kebon Jeruk 2 0 2 10 4

Kembangan 9 4 9 50 21

Palmerah 10 0 10 54 33

Taman Sari 10 1 10 37 20

Tambora 4 2 4 19 15

Total

61 11 61 311 168

Aspek bangunan utama meliputi 13 butir penilaian yang dibagi atas 4

kategori minor, 7 kategori mayor, 1 serius, dan 1 kritis. Kecamatan Cengkareng

tidak memiliki penyimpangan kritis, 5 penyimpangan serius, 30 penyimpangan

mayor, 15 penyimpangan minor dari 5 sampel RPU-SK, Kecamatan Grogol

Petamburan memiliki 4 penyimpangan kritis, 13 penyimpangan serius, 65

penyimpangan mayor, dan 35 penyimpangan minor dari 13 sampel RPU-SK.

Kecamatan Kalideres tidak memiliki penyimpangan kritis, 8 penyimpangan

serius, 46 penyimpangan mayor, dan 25 penyimpangan minor dari 8 sampel

RPU-SK. Kecamatan Kebon Jeruk tidak memiliki penyimpangan kritis, 2

penyimpangan serius, 10 penyimpangan mayor, dan 4 penyimpangan minor dari

2 sampel RPU-SK. Kecamatan Kembangan memiliki 4 penyimpangan kritis, 9

penyimpangan serius, 50 penyimpangan mayor, dan 21 penyimpangan minor

dari 9 sampel RPU-SK. Kecamatan Palmerah tidak memiliki penyimpangan

kritis, 10 penyimpangan serius, 54 penyimpangan mayor, dan 33 penyimpangan

minor. Kecamatan Taman Sari memiliki 1 penyimpangan kritis, 10

penyimpangan serius, 37 penyimpangan mayor, dan 20 penyimpangan minor

dari 10 sampel RPU-SK. Kecamatan Tambora memiliki 2 penyimpangan kritis, 4

penyimpangan serius, 19 penyimpangan mayor, dan 15 penyimpangan minor

dari 4 RPU-SK yang dinilai.

Semua RPU-SK yang diamati tidak memisahkan ruang bersih dan kotor,

tidak mempunyai toilet, dan tidak mempunyai fasilitas pencucian tangan yang

Page 37: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

23

dilengkapi sabun (100%). Kondisi bangunan utama RPU-SK di Jakarta Barat

secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Kondisi bangunan utama di RPU-SK Jakarta Barat

No Aspek yang

Dinilai Kecamatan N

Baik Penyimpangan Kategori Penyimpangan n % n %

1

RPU-SK tidak

memiliki pagar yang

kokoh

Cengkareng 5 0 0 5 100

Minor

Grogol Petamburan

13 3 23.1 10 76.9

Kalideres 8 0 0 8 100 Kebon Jeruk 2 0 0 2 100 Kembangan 9 1 11.1 8 88.9

Palmerah 10 0 0 10 100 Taman Sari 10 5 50.0 5 50.0

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 9 14.8 52 85.2

2

Bangunan bersifat

tidak permanen

Cengkareng 5 5 100 0 0

Minor

Grogol Petamburan

13 10 76.9 3 23.1

Kalideres 8 7 87.5 1 12.5 Kebon Jeruk 2 2 100 0 0 Kembangan 9 9 100 0 0

Palmerah 10 8 80.0 2 20.0 Taman Sari 10 8 80.0 2 20.0

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 49 80.3 12 19.7

3

Ruangan bersih dan

kotor tidak

dipisahkan

Cengkareng 5 0 0 5 100

Mayor

Grogol Petamburan

13 0 0 13 100

Kalideres 8 0 0 8 100 Kebon Jeruk 2 0 0 2 100 Kembangan 9 0 0 9 100

Palmerah 10 0 0 10 100 Taman Sari 10 0 0 10 100

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 0 0 61 100

4

RPU-SK tidak

memiliki atap

Cengkareng 5 5 100 0 0

Mayor

Grogol Petamburan

13 13 100 0 0

Kalideres 8 7 87.5 1 12.5 Kebon Jeruk 2 2 100 0 0 Kembangan 9 9 100 0 0

Palmerah 10 10 100 0 0 Taman Sari 10 10 100 0 0

Tambora 4 4 100 0 0

Total 61 60 98.4 1 1.6

5

Dinding tidak terbuat dari bahan yang

mudah didisinfeksi

Cengkareng 5 0 0 5 100

Mayor

Grogol Petamburan

13 3 23.1 10 76.9

Kalideres 8 0 0 8 100 Kebon Jeruk 2 0 0 2 100 Kembangan 9 1 11.1 8 88.9

Palmerah 10 1 10.0 9 90.0 Taman Sari 10 5 50.0 5 50.0

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 10 16.4 51 83.6

Page 38: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

24

No Aspek yang

Dinilai Kecamatan N

Baik Penyimpangan Kategori Penyimpangan n % n %

6

Lantai licin, tidak kedap

air, tidak mudah

dibersihkan dan

disinfeksi

Cengkareng 5 0 0 5 100

Mayor

Grogol Petamburan

13 6 46.2 7 53.8

Kalideres 8 0 0 8 100 Kebon Jeruk 2 1 50.0 1 50.0 Kembangan 9 1 11.9 8 88.9

Palmerah 10 1 10.0 9 90.0 Taman Sari 10 5 50.0 5 50.0

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 14 23 47 77

7

Sirkulasi udara

di ruang proses

produksi tidak baik

Cengkareng 5 0 0 5 100

Minor

Grogol Petamburan

13 2 15.4 11 84.6

Kalideres 8 0 0 8 100 Kebon Jeruk 2 2 100 0 0 Kembangan 9 5 55.6 4 44.4

Palmerah 10 0 0 10 100 Taman Sari 10 6 60.0 4 40.0

Tambora 4 1 25.0 3 75.0

Total 61 16 26.2 45 73.8

8 Saluran

pembuangan tidak lancar

Cengkareng 5 0 0 5 100

Mayor

Grogol Petamburan

13 2 15.4 11 84.6

Kalideres 8 1 12.5 7 87.5 Kebon Jeruk 2 1 50.0 1 50.0 Kembangan 9 2 22.2 7 77.8

Palmerah 10 8 80.0 2 20.0 Taman Sari 10 6 60.0 4 40.0

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 20 32.8 41 67.2

9

Tidak

tersedia pasokan air bersih yang

cukup

Cengkareng 5 5 100 0 0

Kritis

Grogol Petamburan

13 9 69.2 4 30.8

Kalideres 8 8 100 0 0 Kebon Jeruk 2 2 100 0 0 Kembangan 9 5 55.6 4 44.4

Palmerah 10 9 90.0 1 10.0 Taman Sari 10 9 90.0 1 10.0

Tambora 4 2 50.0 2 50.0

Total 61 49 80.3 12 19.7

10

Tidak

tersedia toilet yang

bersih

Cengkareng 5 0 0 5 100

Minor

Grogol Petamburan

13 0 0 13 100

Kalideres 8 0 0 8 100 Kebon Jeruk 2 0 0 2 100 Kembangan 9 0 0 9 100

Palmerah 10 0 0 10 100 Taman Sari 10 1 10.0 9 90.0

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 1 1.6 60 98.4

11

Tidak

tersedia fasilitas

pencucian tangan dengan sabun

Cengkareng 5 0 0 5 100

Serius

Grogol Petamburan

13 0 0 13 100

Kalideres 8 0 0 8 100 Kebon Jeruk 2 0 0 2 100 Kembangan 9 0 0 9 100

Palmerah 10 0 0 10 100 Taman Sari 10 0 0 10 100

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 0 0 61 100

Page 39: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

25

No Aspek yang

Dinilai Kecamatan N

Baik Penyimpangan Kategori Penyimpangan n % n %

12

Limbah padat tidak

ditangani dengan

baik

Cengkareng 5 0 0 5 100

Mayor

Grogol Petamburan

13 1 7.7 12 92.3

Kalideres 8 1 12.5 7 87.5 Kebon Jeruk 2 0 0 2 100 Kembangan 9 0 0 9 100

Palmerah 10 2 20.0 8 80.0 Taman Sari 10 5 50.0 5 50.0

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 9 14.8 52 85.2

13

Limbah cair tidak

ditangani dengan

baik

Cengkareng 5 0 0 5 100

Mayor

Grogol Petamburan

13 1 7.7 12 92.3

Kalideres 8 1 12.5 7 87.5 Kebon Jeruk 2 0 0 2 100 Kembangan 9 0 0 9 100

Palmerah 10 2 20.0 8 80.0 Taman Sari 10 2 20.0 8 80.0

Tambora 4 1 25.0 3 75.0

Total 61 7 11.5 54 88.5

RPU-SK yang tidak memiliki pagar yang kokoh terdapat di Kecamatan

Cengkareng, Kebon Jeruk, Kalideres, dan Tambora yaitu sebesar 100%.

Kecamatan Kembangan memiliki persentase penyimpangan sebesar 88.9% (8

dari 9 RPU-SK), Kecamatan Grogol Petamburan sebesar 76.9% (10 dari 13

RPU-SK), dan Kecamatan Taman Sari sebesar 50.0% (5 dari 10 RPU-SK).

Penyimpangan terhadap aspek bangunan utama termasuk ke dalam kategori

minor. Pencegahan keluar masuknya orang yang tidak berkepentingan dengan

membuat pagar pada kompleks RPU adalah salah satu syarat bangunan tempat

pemotongan ayam (Priyatno 2003).

RPU-SK yang mempunyai bangunan bersifat permanen terletak pada

Kecamatan Cengkareng, Kebon Jeruk, Kembangan masing-masing sebesar

100%. Sementara itu, Kecamatan Grogol Petamburan memiliki persentase

penyimpangan sebesar 23.1% (3 dari 10 RPU-SK). Kecamatan Palmerah dan

Taman Sari memiliki persentase yang sama yaitu masing-masing 20% (2 dari 10

RPU-SK), dan Kecamatan Kalideres sebesar 12.5% (1 dari 8 RPU-SK).

Penyimpangan terhadap aspek ini termasuk ke dalam kategori minor. Syarat

bangunan utama pada RPU-SK adalah bangunan bersifat permanen, terbuat dari

bahan yang kuat dan mudah perawatannya (Anonim 2008).

Semua RPU-SK di Jakarta Barat tidak memiliki batasan secara fisik antara

ruangan bersih dan ruangan kotor sehingga persentase penyimpangan pada

delapan kecamatan di Jakarta Barat sebesar 100%. Penyimpangan tidak

Page 40: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

26

dilakukan pemisahan antara ruang bersih dan kotor termasuk kategori

penyimpangan mayor. Ruang kotor dan bersih terpisah secara fisik merupakan

praktek yang baik dari rumah pemotongan unggas skala kecil (Anonim 2008).

RPU-SK yang tidak memiliki atap untuk melindungi dari hujan dan panas

terdapat pada Kecamatan Kalideres yaitu sebesar 12.5% (1 dari 8 RPU-SK).

Tujuh kecamatan lain yaitu Cengkareng, Kembangan, Kebon Jeruk, Grogol

Petamburan, Palmerah, Taman Sari dan Tambora memiliki atap untuk

melindungi dari panas dan hujan sebesar 100% (tidak terdapat penyimpangan).

Penyimpangan tidak memiliki atap pada RPU-SK termasuk ke dalam kategori

mayor. Langit-langit didesain sedemikian rupa agar tidak terjadi akumulasi

kotoran dan kondensasi dalam ruangan RPU (BSN 1999).

Dinding pada RPU-SK yang tidak terbuat dari bahan yang mudah

dibersihkan dan didisinfeksi tertinggi terdapat pada Kecamatan Cengkareng,

Kalideres, Kebon Jeruk, Tambora dengan penyimpangan 100%. Kemudian

diikuti Kecamatan Palmerah 90.0% (9 dari 10 RPU-SK), Kembangan 88.9% (8

dari 9 RPU-SK), Grogol Petamburan 76.9% atau sebanyak 10 dari 13 RPPU-SK,

dan Taman Sari sebesar 50% (5 dari 10 RPU-SK). Dinding terbuat dari bahan

yang sulit dibersihkan termasuk ke dalam kategori mayor. Dinding harus terbuat

dari bahan yang mudah dibersihkan, dengan dilapisi bahan yang licin, kedap air,

dan berwarna terang (Priyatno 2003). Bahan dinding yang sulit dibersihkan dan

didisinfeksi (seperti kayu, triplek, beton yang tidak diplester) dapat menyebabkan

tumbuhnya kapang (Marriott 1999).

Lantai licin, tidak kedap air, tidak mudah dibersihkan dan didisinfeksi paling

banyak terdapat pada Kecamatan Cengkareng, Kalideres, dan Tambora dengan

persentase penyimpangan 100%. Kecamatan Palmerah memiliki persentase

penyimpangan sebesar 90% (9 dari 10 RPU-SK), Kembangan 88.9% ( 8 dari 9

RPU-SK), Grogol Petamburan sebesar 53.8% (7 dari 13 RPU-SK), dan Kebon

Jeruk dan Taman Sari masing-masing 50.0% (1 dari 2 RPU SK dan 5 dari 10

RPU-SK). Penyimpangan pada aspek ini termasuk ke dalam kategori mayor.

Lantai RPU-SK harus terbuat dari bahan yang kedap air, tidak licin, dan mudah

dibersihkan serta didisinfeksi (Anonim 2008).

RPU-SK yang memiliki sirkulasi udara yang buruk dengan persentase

penyimpangan 100% adalah Kecamatan Cengkareng, Kalideres, dan Palmerah.

Sementara itu, Kecamatan Grogol Petamburan memiliki persentase

penyimpangan sebesar 84.6% (11 dari 13 RPU-SK), kemudian Kecamatan

Page 41: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

27

Tambora memiliki persentase penyimpangan sebesar 75.0% (1 dari 4 RPU-SK),

Kembangan sebesar 44.4% (4 dari 9 RPU-SK), Taman Sari sebesar 40.0% (4

dari 10 RPU-SK). Kebon Jeruk tidak terdapat penyimpangan pada aspek

sirkulasi udara. Sirkulasi udara yang buruk pada RPU-SK merupakan

penyimpangan berkategori minor. RPU-SK harus memiliki sirkulasi udara yang

baik sehingga tidak pengap dan berbau menyengat (Anonim 2008).

Saluran pembuangan limbah di RPU-SK yang tidak lancar dengan

persentase tertinggi terdapat pada Kecamatan Cengkareng dan Tambora

(100%), kemudian Kecamatan Kalideres dengan persentase 87.5% (7 dari 8

RPU-SK), Kecamatan Grogol Petamburan dengan persentase 84.6% (11 dari 13

RPU-SK), Kebon Jeruk 50.0% (1 dari 2 RPU-SK), Taman Sari sebesar 40.0% (4

dari RPU-SK), dan Palmerah 20.0% (2 dari 8 RPU-SK). Pada penyimpangan

saluran tersumbat dan banyak tumpukan darah, feses, bulu, dan kotoran lainnya.

Penyimpangan saluran pembuangan tidak lancar termasuk kategori mayor.

Tidak tersedia pasokan air bersih yang cukup untuk proses produksi seperti

pencucian karkas, pembersihan meja dan peralatan terdapat pada Kecamatan

Tambora dengan persentase penyimpangan sebesar 50.0% (2 dari 4 RPU-SK),

kemudian diikuti oleh Kecamatan Kembangan dengan persentase penyimpangan

sebesar 44.4% (4 dari 9 RPU-SK), Kecamatan Grogol Petamburan dengan

persentase penyimpangan 30.8% atau 4 dari 13 RPU-SK, dan Kecamatan

Palmerah dan Taman Sari masing-masing 10.0% (2 dari 10 RPU-SK).

Kecamatan Cengkareng, Kalideres, dan Kebon Jeruk telah memiliki persediaan

pasokan air bersih yang cukup (tidak terdapat penyimpangan).

Air yang digunakan dalam proses produksi di RPU-SK adalah air konsumsi

dan memenuhi persyaratan air bersih. Adapun penggunaan air tanah atau dari

sumber lain maka air harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi

persyaratan air bersih. Klorin 20-50 ppm berguna untuk mematikan

mikroorganisme yang terkandung dalam sumber air (Anonim 2008). RPU harus

dilengkapi oleh air bertekanan 1,05 kg/cm3 (15 psi) dan air panas minimal 82 oC

(BSN 1999).

Taman Sari adalah satu-satunya kecamatan yang memiliki toilet yang

bersih dengan persentase 10.0% (1 dari 10 RPU-SK). Kecamatan lain yaitu

Cengkareng, Grogol Petamburan, Kalideres, Kebon Jeruk, Kembangan,

Palmerah, dan Tambora tidak tersedia toilet yang bersih dengan persentase

penyimpangan 100%. Tidak tersedianya toilet yang bersih termasuk kategori

Page 42: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

28

penyimpangan minor. Bangunan tempat pemotongan ayam harus memiliki WC

untuk menjaga higiene pekerja (Priyatno 2003).

Seluruh RPU-SK di Jakarta Barat tidak memiliki fasilitas pencucian tangan

dengan sabun. Persentase penyimpangan sebesar 100% pada delapan

kecamatan (61 dari 61 RPU-SK). Penyimpangan tidak tersedia fasilitas

pencucian tangan dengan sabun termasuk kategori serius. Menurut

Purnawijayanti (2001), fasilitas yang diperlukan untuk pencucian tangan yang

memadai adalah bak cuci tangan yang dilengkapi dengan saluran pembuangan

tertutup, kran air panas, dan handuk kertas atau tissue atau mesin pengering.

Tempat pencucian tangan harus diletakkan sedekat mungkin dengan tempat

kerja.

Persentase penyimpangan tertinggi pada aspek penanganan limbah padat

yang buruk terdapat pada Kecamatan Cengkareng, Kebon Jeruk, Kembangan,

dan Tambora dengan persentase penyimpangan sebesar 100%. Selain itu,

Kecamatan Grogol Petamburan memiliki persentase penyimpangan sebesar

92.3% (12 dari 13 RPU-SK), Kecamatan Kalideres memiliki persentase

penyimpangan sebesar 87.5% (7 dari 8 RPU-SK), Kecamatan Palmerah 80.0%

(8 dari 10 RPU-SK), dan Kecamatan Taman Sari dengan persentase

penyimpangan 50.0% (5 dari 10 RPU-SK).

Limbah padat yang tidak ditangani dengan baik dapat mencemari

lingkungan serta menimbulkan bau yang tidak menyenangkan. Menurut Zahid

(1997), air yang tercemar limbah kotoran ternak dapat tercemar bakteri-bakteri

seperti Escherichia coli, Streptococcus faecalis, atau Clostridium perfringens.

Bau yang tidak sedap akibat amonia (NH3) dan hidrogen sulfida (H2S) dapat

mengganggu kenyamanan masyarakat setempat dan dapat merangsang lalat

dan nyamuk untuk datang dan berkembang biak di tempat timbunan limbah

kotoran ternak tersebut.

Penanganan limbah cair yang buruk terdapat pada Kecamatan

Cengkareng, Kebon Jeruk dan Kembangan dengan persentase 100%. Pada

kecamatan lain yaitu Grogol Petamburan memiliki persentase penyimpangan

92.3% (12 dari 13 RPU-SK), Kalideres 87.5% (7 dari 8 RPU-SK), Palmerah dan

Taman Sari memiliki persentase penyimpangan masing-masing yaitu 80.0% (8

dari 10 RPU-SK), dan Tambora dengan persentase penyimpangan 75.0% (3 dari

4 RPU-SK). RPU-SK seyogyanya memiliki fasilitas untuk drainase, diantaranya

Page 43: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

29

untuk pembuangan limbah cair ke septic tank, dan bak penampungan darah

(Anonim 2008).

Aspek Fasilitas RPU-SK

Fasilitas di RPU-SK difokuskan pada kelancaran proses produksi dan

pencegahan penyebaran penyakit. Fasilitas yang harus dimiliki oleh RPU-SK

adalah intensitas cahaya yang mencukupi untuk menunjang proses di RPU-SK

serta merupakan bagian penting dalam pemeriksaan antemortem dan

postmortem, peralatan yang terbuat dari bahan anti karat serta mudah

dibersihkan dan didisinfeksi. Selain itu, RPU-SK seyogyanya memiliki fasilitas

pengolahan limbah cair seperti septic tank atau bak pengendap dan tempat

penampungan sementara limbah padat sebelum diolah lebih lanjut. Fasilitas lain

adalah lantai yang bersih, tidak terdapat banyak genangan cairan, tumpukan

kotoran dan saluran pembuangan yang lancar (Anonim 2008). Baik atau

buruknya fasilitas di RPU-SK mempengaruhi kelancaran proses produksi,

kualitas daging yang dihasilkan dan kebersihan lingkungan. Secara umum,

jumlah penyimpangan kritis dan mayor tertinggi terdapat pada Kecamatan Grogol

Petamburan, dan jumlah penyimpangan terendah pada Kecamatan Kebon Jeruk.

Jumlah penyimpangan secara lengkap pada aspek fasilitas dapat dilihat pada

Tabel 11.

Tabel 11 Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada fasilitas RPU-SK di

Jakarta Barat

Aspek yang dinilai Kecamatan n

Kategori penyimpangan

Kritis Serius Mayor Minor

(1) (0) (3) (0)

Fasilitas Cengkareng 5 0 0 15 0

Grogol Petamburan

13 6 0 32 0

Kalideres 8 4 0 23 0

Kebon Jeruk 2 0 0 3 0

Kembangan 9 4 0 21 0

Palmerah 10 9 0 21 0

Taman Sari 10 2 0 20 0

Tambora 4 0 0 9 0

Total

61 25 0 144 0

Page 44: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

30

Penilaian aspek fasilitas meliputi empat butir penilaian dengan kategori

penyimpangan yang terdiri dari 3 mayor dan 1 kritis. Kecamatan Cengkareng

memiliki 15 penyimpangan mayor dari 5 sampel RPU-SK, Grogol Petamburan

memiliki 6 penyimpangan kritis dan 32 penyimpangan mayor dari 13 sampel

RPU-SK, Kalideres memiliki 4 penyimpangan kritis dan 23 penyimpangan mayor

dari 8 sampel RPU-SK, Kecamatan Kebon Jeruk memiliki 3 penyimpangan

mayor dari 2 sampel RPU-SK, Kecamatan Kembangan memiliki 4 penyimpangan

kritis dan 21 penyimpangan mayor dari 9 sampel RPU-SK, Kecamatan Palmerah

memiliki 9 penyimpangan dan 21 penyimpangan kritis mayor dari 10 sampel

RPU-SK, Kecamatan Taman Sari memiliki 2 penyimpangan kritis dan 20

penyimpangan mayor dari 10 sampel RPU-SK. Kecamatan Tambora memiliki 9

penyimpangan mayor dari 4 sampel RPU-SK.

Penyimpangan tertinggi adalah tidak tersedianya fasilitas pengolahan

limbah pada RPU-SK (100%), sehingga limbah langsung dibuang ke lingkungan

sekitar tanpa mendapat pengolahan lebih lanjut. Limbah dapat mencemari

lingkungan dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Penyimpangan terendah

terdapat pada aspek peralatan tidak terbuat dari bahan anti karat (41.0%).

Kondisi fasilitas RPU-SK secara lengkap berdasarkan hasil penilaian dengan

checklist dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Kondisi fasilitas RPU-SK di Jakarta Barat

No Aspek yang Dinilai

Kecamatan N Baik Penyimpangan

Kategori Penyimpangan n % n %

1

Intensitas cahaya tidak

mencukupi

Cengkareng 5 0 0 5 100

Mayor

Grogol Petamburan

13 7 53.8 6 46.2

Kalideres 8 1 12.5 7 87.5 Kebon Jeruk 2 2 100 0 0 Kembangan 9 6 66.7 3 33.3

Palmerah 10 1 10.0 9 90.0 Taman Sari 10 7 70.0 3 30.0

Tambora 4 3 75.0 1 25.0

Total 61 27 44.3 34 55.7

2

Peralatan tidak

terbuat dari bahan anti

karat

Cengkareng 5 5 100 0 0

Kritis

Grogol Petamburan

13 7 53.8 6 46.2

Kalideres 8 4 50.0 4 50.0 Kebon Jeruk 2 2 100 0 0 Kembangan 9 5 55.6 4 44.4

Palmerah 10 1 10.0 9 90.0 Taman Sari 10 8 80.0 2 20.0

Tambora 4 4 100 0 0

Total 61 36 59.0 25 41.0

Page 45: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

31

No Aspek yang Dinilai

Kecamatan N Baik Penyimpangan

Kategori Penyimpangan n % n %

3

Lantai terdapat banyak

genangan cairan,

tumpukan kotoran

Cengkareng 5 0 0 5 100

Mayor

Grogol Petamburan

13 0 0 13 100

Kalideres 8 0 0 8 100 Kebon Jeruk 2 1 50.0 1 50.0 Kembangan 9 0 0 9 100

Palmerah 10 8 80.0 2 20.0 Taman Sari 10 3 30.0 7 70.0

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 12 19.7 49 80.3

4

Tidak

tersedia fasilitas

pengolahan limbah

Cengkareng 5 0 0 5 100

Mayor

Grogol Petamburan

13 0 0 13 100

Kalideres 8 0 0 8 100 Kebon Jeruk 2 0 0 2 100 Kembangan 9 0 0 9 100

Palmerah 10 0 0 10 100 Taman Sari 10 0 0 10 100

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 0 0 61 100

Persentase penyimpangan tertinggi terhadap aspek intensitas cahaya

terdapat pada Kecamatan Cengkareng yaitu sebesar 100% (5 dari 5 RPU-SK).

Kecamatan Palmerah mempunyai persentase penyimpangan 90.0% (9 dari 10

RPU-SK), Kecamatan Kalideres sebesar 87.5% (7 dari 8 RPU-SK), Grogol

Petamburan sebesar 46.2% (6 dari 13 RPU-SK), Kembangan sebesar 33.3% (3

dari 9 RPU-SK), Taman Sari sebesar 30.0% (3 dari 10 RPU-SK), dan Tambora

25.0% (1 dari 4 RPU-SK). Kecamatan Kebon Jeruk tidak memiliki penyimpangan

pada aspek ini. Penyimpangan tidak mencukupinya intensitas cahaya yang

mendukung proses produksi RPU-SK termasuk ke dalam penyimpangan mayor.

Salah satu syarat RPU adalah intensitas cahaya dengan suplai listrik

berdaya (watt) yang cukup. Lampu penerangan mempunyai pelindung, mudah

dibersihkan, dan mempunyai intensitas penerangan sebesar 540 luks di ruang

pemeriksaan antemortem dan postmortem, serta 220 luks di ruangan lainnya

(BSN 1999). Penerangan yang cukup mempermudah dokter hewan untuk

melakukan pemeriksaan antemortem dan postmortem.

Persentase penyimpangan tertinggi pada aspek peralatan tidak terbuat dari

bahan anti karat yang mudah dibersihkan atau didisinfeksi terdapat pada

Kecamatan Palmerah yaitu sebesar 90.0% (9 dari 10 RPU-SK). Selain itu pada

Kecamatan Kalideres memiliki penyimpangan sebesar 50.0% (4 dari 8 RPU-SK),

Grogol Petamburan sebesar 46.2% (6 dari 13 RPU-SK), Kembangan sebesar

Page 46: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

32

44.4 (4 dari 9 RPU-SK), Taman Sari sebesar 20.0% (2 dari 10 RPU-SK), dan

pada Kecamatan Cengkareng, Kebon Jeruk, dan Tambora tidak terdapat

penyimpangan. Penyimpangan terhadap aspek peralatan tidak terbuat dari

bahan anti karat yang mudah dibersihkan atau didisinfeksi temasuk ke dalam

kategori kritis. Peralatan yang tidak toksik, tidak korosif, mudah dibersihkan dan

didisinfeksi adalah syarat peralatan pada Rumah Pemotongan Unggas (BSN

1999). Sedangkan menurut Marriott (1999), bahan yang dianjurkan adalah yang

menggunakan plastik atau stainless steel. Kedua bahan ini mudah dibersihkan

dan tidak cepat rusak.

Penyimpangan tertinggi pada aspek kondisi lantai dimana terdapat banyak

genangan cairan, tumpukan kotoran, dan tidak mengalir ke saluran pembuangan

terdapat pada lima kecamatan di Jakarta Barat. Kecamatan-kecamatan tersebut

adalah Cengkareng, Grogol Petamburan, Kalideres, Kembangan, dan Tambora

yaitu memiliki persentase penyimpangan sebesar 100%. Kecamatan Taman Sari

memiliki persentase penyimpangan 70.0% (7 dari 10 RPU-SK), Kebon Jeruk

sebesar 50.0% (1 dari 2 RPU-SK), dan Palmerah sebesar 20.0% (2 dari 10 RPU-

SK). Penyimpangan terhadap aspek kondisi lantai dimana terdapat banyak

genangan cairan, tumpukan kotoran, dan tidak mengalir ke saluran pembuangan

termasuk kategori mayor. Lantai terbuat dari bahan kedap air, tidak korosif, tidak

toksik, tidak mudah mengelupas, mudah dibersihkan dan mudah didesinfeksi

adalah fasilitas untuk mencegah terdapatnya genangan cairan, kotoran, dan tidak

mengalir ke saluran pembuangan (Anonim 2008).

Seluruh RPU-SK pada Jakarta Barat tidak memiliki fasilitas pengolahan

limbah. Persentase terhadap penyimpangan ini sebesar 100% (61 dari 61 RPU-

SK). Penyimpangan tidak adanya fasilitas pengolahan limbah termasuk ke

dalam kategori mayor. Menurut Priyatno (2003), tempat pemotongan unggas

minimal memiliki bak pengendap untuk limbah cair sebelum dialirkan ke sungai

agar tidak mencemari lingkungan. Sedangkan menurut Anonim (2008), RPU-SK

memiliki fasilitas untuk drainase, diantaranya untuk pembuangan limbah cair ke

septic tank dan memiliki tempat penampungan sementara untuk limbah padat

dan kotoran sebelum diolah lebih lanjut. Limbah cair dari RPU-SK dapat

mencemari air serta lingkungan sehingga tidak dapat digunakan oleh

masyarakat.

Page 47: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

33

Aspek Bahan Baku, Penanganan dan Pengolahan

Aspek bahan baku, penanganan, dan pengolahan merupakan aspek

terpenting dalam proses produksi di RPU-SK agar dapat menghasilkan daging

ayam yang ASUH. Penilaian meliputi kelengkapan dokumen unggas, sistem

FIFO, pemeriksaan antemortem dan postmortem, pemisahan unggas sakit serta

unggas mati, pemisahan karkas dan jeroan, karkas tidak kontak dengan lantai

dan bahan yang kotor, pendinginan dan pengangkutan karkas. Secara umum,

jumlah penyimpangan kritis tertinggi terdapat pada Kecamatan Grogol

Petamburan dan Kembangan, sedangkan jumlah terendah terdapat pada

Kecamatan Kalideres dan Tambora. Jumlah penyimpangan serius dan mayor

tertinggi terdapat pada Kecamatan Grogol Petamburan dan jumlah terendah

terdapat pada Kecamatan Kebon Jeruk. Jumlah penyimpangan minor tertinggi

terdapat pada Kecamatan Cengkareng, Grogol Petamburan, dan Palmerah.

Lima Kecamatan lainnya tidak memiliki penyimpangan minor. Jumlah

penyimpangan berdasarkan kategori pada bahan baku, penanganan, dan

pengolahan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada bahan baku,

penanganan, dan pengolahan di RPU-SK Jakarta Barat

Aspek yang dinilai Kecamatan

Kategori penyimpangan

n Kritis Serius Mayor Minor

(4) (4) (1) (1)

Bahan baku, penanganan, dan

pengolahan

Cengkareng 5 6 20 5 1

Grogol Petamburan

13 11 52 12 1

Kalideres 8 1 32 7 0

Kebon Jeruk 2 2 8 2 0

Kembangan 9 11 36 9 0

Palmerah 10 4 40 9 1

Taman Sari 10 5 39 9 0

Tambora 4 1 12 4 0

Total

61 33 239 57 3

Aspek bahan baku, penanganan,dan pengolahan terdiri atas 10 butir

penilaian yaitu 4 kritis, 4 serius, 1 mayor, dan 1 minor. Kecamatan Cengkareng

terdapat 6 penilaian kritis, 20 penyimpangan serius, 5 penyimpangan mayor, dan

1 penyimpangan minor dari 5 sampel RPU-SK. Kecamatan Grogol Petamburan

Page 48: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

34

terdapat 11 penyimpangan kritis, 52 penyimpangan serius, 12 penyimpangan

mayor, dan 1 penyimpangan minor dari 13 sampel RPU-SK. Kecamatan

Kalideres terdapat 1 penyimpangan kritis, 32 penyimpangan serius, 7

penyimpangan mayor, dan tidak terdapat penyimpangan minor dari 8 sampel

RPU-SK. Kecamatan Kebon Jeruk terdapat 2 penyimpangan kritis, 8

penyimpangan serius, 2 penyimpangan mayor, dan tidak terdapat penyimpangan

minor dari 2 sampel RPU-SK. Kecamatan Kembangan terdapat 11

penyimpangan kritis, 36 penyimpangan serius, 9 penyimpangan mayor, dan tidak

terdapat penyimpangan minor dari 9 sampel RPU-SK. Pada Kecamatan

Palmerah terdapat 4 penyimpangan kritis, 40 penyimpangan serius, 9

penyimpangan mayor, dan 1 penyimpangan minor dari 10 sampel RPU-SK.

Pada Kecamatan Taman Sari terdapat 5 penyimpangan kritis, 39 penyimpangan

serius, 9 penyimpangan mayor, dan tidak terdapat penyimpangan minor dari 10

sampel RPU-SK. Pada Kecamatan Tambora terdapat 1 penyimpangan kritis, 12

penyimpangan serius, 4 penyimpangan mayor, dan tidak terdapat penyimpangan

minor dari 4 sampel RPU-SK.

Seluruh RPU-SK di Jakarta Barat tidak melakukan pemeriksaan

postmortem, antemortem, dan tidak dilakukan pendinginan terhadap karkas

(100%). Kondisi bahan baku, penanganan, dan pengolahan berdasarkan hasil

checklist dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Kondisi bahan baku, penanganan, dan pengolahan

No Aspek yang Dinilai

Kecamatan N Baik Penyimpangan

Kategori Penyimpangan n % n %

1

Ayam hidup yang

datang tidak

dilengkapi SKKH

Cengkareng 5 0 0 5 100

Mayor

Grogol Petamburan

13 1 7.7 12 92.3

Kalideres 8 1 12.5 7 87.5 Kebon Jeruk 2 0 0 2 100 Kembangan 9 0 0 9 100

Palmerah 10 0 0 10 100 Taman Sari 10 1 10.0 9 90.0

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 3 4.9 58 95.1

2

RPU-SK tidak

memakai sistem FIFO

Cengkareng 5 4 80 1 20

Minor

Grogol Petamburan

13 12 92.3 1 7.7

Kalideres 8 8 100 0 0 Kebon Jeruk 2 2 100 0 0 Kembangan 9 9 100 0 0

Palmerah 10 9 90.0 1 10.0 Taman Sari 10 10 100 0 0

Tambora 4 4 100 0 0

Total 61 58 95.1 3 4.9

Page 49: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

35

No Aspek yang Dinilai

Kecamatan N Baik Penyimpangan

Kategori Penyimpangan n % n %

3

Tidak dilakukan pemeriksa

an ante mortem

Cengkareng 5 0 0 5 100

Serius

Grogol Petamburan

13 0 0 13 100

Kalideres 8 0 0 8 100 Kebon Jeruk 2 0 0 2 100 Kembangan 9 0 0 9 100

Palmerah 10 0 0 10 100 Taman Sari 10 0 0 10 100

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 0 0 61 100

4

Unggas

sakit tidak dipisahkan

Cengkareng 5 1 20 4 80

Kritis

Grogol Petamburan

13 9 69.2 4 30.8

Kalideres 8 8 100 0 0 Kebon Jeruk 2 1 50.0 1 50.0 Kembangan 9 8 88.9 1 11.1

Palmerah 10 9 90.0 1 10.0 Taman Sari 10 10 100 0 0

Tambora 4 4 100 0 0

Total 61 50 82 11 18

5

Unggas mati tidak langsung

dipisahkan

Cengkareng 5 5 100 0 0

Kritis

Grogol Petamburan

13 12 92.3 1 7.7

Kalideres 8 8 100 0 0 Kebon Jeruk 2 1 50.0 1 50.0 Kembangan 9 5 55.6 4 44.4

Palmerah 10 10 100 0 0 Taman Sari 10 9 90.0 1 10.0

Tambora 4 4 100 0 0

Total 61 54 88.5 7 11.5

6

Karkas tidak dipisah dengan jeroan

Cengkareng 5 5 100 0 0

Kritis

Grogol Petamburan

13 12 92.3 1 7.7

Kalideres 8 8 100 0 0 Kebon Jeruk 2 2 100 0 0 Kembangan 9 6 66.7 3 33.3

Palmerah 10 9 90.0 1 10.0 Taman Sari 10 10 100 0 0

Tambora 4 4 100 0 0

Total 61 56 91.8 5 8.2

7

Karkas kontak dengan

lantai dan atau bahan yang kotor

Cengkareng 5 3 60.0 2 40.0

Kritis

Grogol Petamburan

13 8 61.5 5 38.5

Kalideres 8 7 87.5 1 12.5 Kebon Jeruk 2 2 100 0 0 Kembangan 9 4 44.4 5 55.6

Palmerah 10 8 80.0 2 20.0 Taman Sari 10 6 60.0 4 40.0

Tambora 4 3 75.0 1 25.0

Total 61 41 67.2 20 32.8

Page 50: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

36

No Aspek yang Dinilai

Kecamatan N Baik Penyimpangan Kategori

Penyimpangan

8

Tidak

dilakukan pemeriksaan post mortem

Cengkareng 5 0 0 5 100

Serius

Grogol Petamburan

13 0 0 13 100

Kalideres 8 0 0 8 100 Kebon Jeruk 2 0 0 2 100 Kembangan 9 0 0 9 100

Palmerah 10 0 0 10 100 Taman Sari 10 0 0 10 100

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 0 0 61 100

9

Tidak dilakukan

pendinginan terhadap karkas

Cengkareng 5 0 0 5 100

Serius

Grogol Petamburan

13 0 0 13 100

Kalideres 8 0 0 8 100 Kebon Jeruk 2 0 0 2 100 Kembangan 9 0 0 9 100

Palmerah 10 0 0 10 100 Taman Sari 10 0 0 10 100

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 0 0 61 100

10

Pengangkutan karkas

tidak higienis misalnya dikemas

Cengkareng 5 0 0 5 100

Serius

Grogol Petamburan

13 0 0 13 100

Kalideres 8 0 0 8 100 Kebon Jeruk 2 0 0 2 100 Kembangan 9 0 0 9 100

Palmerah 10 0 0 10 100 Taman Sari 10 1 10.0 9 90.0

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 1 1.6 60 98.4

Lima dari delapan kecamatan yang terdapat di Jakarta Barat memiliki

persentase penyimpangan 100% terhadap aspek unggas hidup yang datang

tidak dilengkapi SKKH untuk dipotong di RPU-SK. Kecamatan Grogol

Petamburan memiliki persentase penyimpangan sebesar 92.3% (12 dari 13

RPU-SK), Kecamatan Taman Sari sebesar 90% (9 dari 10 RPU-SK), dan

Kecamatan Kalideres sebesar 87.5% (7 dari 8 RPU-SK). Penyimpangan

terhadap unggas datang yang tidak dilengkapi SKKH termasuk ke dalam kategori

mayor. Unggas yang datang harus disertai surat keterangan kesehatan hewan

(SKKH) yang dikeluarkan dinas yang membawahi kesehatan hewan dan

ditandatangani oleh dokter hewan terkait (Anonim 1977), dan unggas akan

ditolak untuk disembelih bila tidak disertai SKKH (Anonim 2008).

RPU-SK yang tidak memakai sistem FIFO terdapat pada Kecamatan

Cengkareng dengan persentase penyimpangan sebesar 20.0% (1 dari 5 RPU-

SK), Kecamatan Palmerah sebesar 10.0% (1 dari 10 RPU-SK), dan Grogol

Petamburan sebesar 7.7% (1 dari 13 RPU-SK). Lima kecamatan lain yaitu

Page 51: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

37

Kalideres, Kebon Jeruk, Kembangan, Taman Sari dan Tambora memakai sistem

FIFO dalam proses produksi di RPU-SK (tidak terdapat penyimpangan).

Penyimpangan terhadap aspek dimana RPU-SK tidak memakai sistem FIFO

termasuk kedalam kategori minor. FIFO adalah sistem yang diterapkan dalam

penyimpanan pangan/produk yang pertama kali disimpan dikeluarkan pertama

juga. Hal ini untuk menghindari kerusakan atau kadaluwarsa produk dalam

penyimpanan (Ditkesmavet 2004).

Tidak dilakukan pemeriksaan antemortem pada unggas yang akan

dipotong terdapat pada semua RPU-SK di Jakarta Barat dengan persentase

penyimpangan 100% (61 dari 61 RPU-SK). Penyimpangan terhadap aspek ini

termasuk ke dalam kategori serius. Unggas yang diizinkan masuk ke area

kandang adalah unggas yang telah diperiksa oleh dokter hewan dan hasilnya

harus negatif dari keberadaan agen-agen patogen dalam unggas tersebut

(Shulaw et al. 2001).

RPU-SK yang tidak memisahkan unggas sehat dengan unggas yang sakit

terdapat pada Kecamatan Cengkareng dengan persentase penyimpangan

sebesar 80.0% (4 dari 5 RPU-SK), Kecamatan Kebon Jeruk sebesar 50.0% (1

dari 2 RPU-SK), Grogol Petamburan sebesar 30.8% (4 dari 13 RPU-SK), dan

Kembangan sebesar 11.1% (1 dari 9 RPU-SK). Kecamatan Kalideres, Taman

Sari, dan Tambora melakukan pemisahan terhadap unggas sehat dan sakit

dengan persentase 100% (tidak terdapat penyimpangan). Pemisahan unggas

sehat dan sakit di Jakarta Barat dilakukan oleh pemilik RPU-SK berdasarkan

keadaan unggas yang terlihat lesu. Pemisahan unggas sakit di Jakarta Barat

bukan oleh petugas yang berwenang. Penyimpangan terhadap aspek

pemisahan unggas sehat dan sakit termasuk kategori kritis.

Unggas mati yang tidak langsung dipisahkan terdapat pada Kecamatan

Kebon Jeruk dengan persentase penyimpangan sebesar 50.0% (1 dari 2 RPU-

SK), Kecamatan Kembangan dengan persentase sebesar 44.4% (4 dari 9 RPU-

SK), Taman Sari sebesar 10.0% (1 dari 10 RPU-SK), dan Grogol Petamburan

dengan persentase 7.7% (1 dari 13 RPU-SK). Kecamatan Cengkareng,

Kalideres, Palmerah, dan Tambora telah melakukan pemisahan langsung apabila

unggas mati sebelum dipotong. Penyimpangan terhadap aspek ini termasuk ke

dalam kategori kritis.

Unggas yang sakit atau mati dapat menjadi sumber penyakit berbahaya

bagi unggas sehat yang berdekatan. Oleh karena itu, unggas yang sakit atau

Page 52: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

38

mati harus segera dikeluarkan dan dipisahkan sejauh mungkin dari kandang

unggas yang sehat agar tidak menulari unggas yang sehat (Hanson 2008).

Unggas yang sakit ditunda pemotongannya atau dipotong pada akhir proses

pemotongan (Anonim 2008).

Pemisahan karkas terhadap jeroan dilakukan pada Kecamatan

Cengkareng, Kalideres, Kebon Jeruk, Taman Sari dan Tambora dengan

persentase 100% (tidak terdapat penyimpangan). Sedangkan pada kecamatan

lain terdapat penyimpangan, yaitu Kecamatan Kembangan dengan persentase

penyimpangan sebesar 33.3% (3 dari 9 RPU-SK), Palmerah sebesar 10.0% (1

dari 10 RPU-SK), dan Grogol Petamburan sebesar 7.7% (1 dari 13 RPU-SK).

Pemisahan karkas dan jeroan untuk menghindari kontaminasi dari kotoran jeroan

dan menyebabkan karkas cepat busuk dan tidak layak dikonsumsi. Risiko

terbesar pada saat pengeluaran jeroan adalah isi jeroan mengontaminasi karkas

melalui pisau dan tangan pekerja (Marriott 1999).

Penyimpangan berupa karkas ayam yang kontak dengan lantai dan atau

bahan yang kotor terdapat pada tujuh dari delapan kecamatan di Jakarta Barat,

yaitu Kecamatan Kembangan dengan persentase 55.6% (5 dari 9 RPU-SK),

Cengkareng dan Taman Sari dengan persentase masing-masing 40.0% (2 dari 5

RPU-SK dan 4 dari 10 RPU-SK), Grogol Petamburan sebesar 38.5% (5 dari 13

RPU-SK), Tambora sebesar 25.0% (1 dari 4 RPU-SK), Palmerah sebesar 20.0%

(2 dari 10 RPU-SK), dan Kalideres sebesar 12.5% (1 dari 8 RPU-SK).

Kecamatan Kebon Jeruk adalah satu-satunya kecamatan yang menghindari

karkas kontak dengan lantai dan atau bahan yang kotor. Penyimpangan

terhadap aspek ini termasuk kategori kritis. Eschericia coli adalah salah satu

bakteri yang sering ditemukan pada kotoran dan debu di rumah pemotongan,

sehingga dapat mengontaminasi karkas bila diletakkan di lantai atau bersentuhan

dengan lantai yang kotor (Marriott 1999).

Pemeriksaan postmortem pada RPU-SK dilakukan pada karkas serta

jeroan. Namun penyimpangan terhadap aspek ini terjadi pada seluruh

kecamatan di Jakarta Barat dengan persentase penyimpangan 100% (61 dari 61

RPU-SK). Penyimpangan terhadap aspek pemeriksaan postmortem pada

unggas termasuk kategori serius. Pemeriksaan postmortem meliputi seluruh

bagian karkas dan beberapa bagian organ viscera untuk menjamin produk

unggas dapat dikonsumsi oleh masyarakat dan tidak mengandung

mikroorganisme patogen (Sams 2001).

Page 53: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

39

Pendinginan terhadap karkas bertujuan untuk menjaga rantai dingin dan

menghindari danger zone temperature yaitu antara 4-60 0C. Pada

pelaksanaannya, RPU-SK Jakarta Barat tidak tersedia pendingin sehingga

persentase penyimpangan mencapai 100% (61 dari 61 RPU-SK).

Penyimpangan ini termasuk ke dalam kategori serius. Menurut Longrée (1972),

salah satu pencegahan terjadinya dekomposisi mikroorganisme pada produk

adalah dengan menyimpan produk pada suhu yang rendah.

Pengangkutan karkas yang tidak higienis (misalnya dikemas) dapat

menyebabkan karkas terkontaminasi mikroorganisme dan kontak dengan bahan

yang kotor. Penyimpangan dengan persentase 100% terjadi pada tujuh dari

delapan kecamatan yaitu Kecamatan Cengkareng, Grogol Petamburan,

Kalideres, Kebon Jeruk, Kembangan, Palmerah, dan Tambora. Pada

Kecamatan Taman Sari persentase penyimpangan 90.0% (9 dari 10 RPU-SK).

Penyimpangan terhadap aspek ini termasuk kategori serius. Pengangkutan

karkas yang baik sangat berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran

makanan. Pengangkutan karkas atau produk unggas harus menggunakan mesin

pendingin serta dikemas sehingga produk unggas tidak tercemar oleh

mikroorganisme, debu, dan gangguan rodensia (Mead 2004).

Aspek Higiene Personal

Higiene personal perlu diperhatikan dalam pengolahan pangan untuk

menjamin keamanan pangan. Pekerja harus mengikuti sanitasi yang memadai

untuk mencegah kontaminasi pangan. Prosedur penting bagi pekerja yang

berhubungan langsung dengan produk adalah pencucian tangan, kebersihan,

dan kesehatan diri (Purnawijayanti 2001). Menurut Marriott (1999) 25%

kontaminasi makanan terjadi karena cuci tangan yang tidak sempurna. Cuci

tangan yang benar dapat memutus transmisi mikroorganisme dari pangan ke

produk.

Higiene personal meliputi penilaian kebersihan pekerja RPU-SK yang

menangani produk. Penilaian terdiri atas aspek kesehatan karyawan, kebersihan

karyawan dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani produk,

kontaminasi silang, alat pelindung diri minimal yang terdiri atas sepatu bot,

masker, dan sarung tangan, serta higiene sanitasi pekerja. Secara umum,

jumlah penyimpangan kritis tertinggi terdapat pada Kecamatan Grogol

Petamburan dan terendah pada Kecamatan Kalideres, Kebon Jeruk, dan

Page 54: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

40

Palmerah. Pada penyimpangan serius dan minor, jumlah penyimpangan

tertinggi terdapat pada Kecamatan Grogol Petamburan dan terendah terdapat

pada Kecamatan Kebon Jeruk. Jumlah penyimpangan pada aspek higiene

personal dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15 Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada aspek higiene

personal di RPU-SK Jakarta Barat

Aspek yang dinilai Kecamatan

Kategori penyimpangan

n Kritis Serius Mayor Minor

(1) (3) (0) (1)

Higiene personal Cengkareng 5 3 5 0 5

Grogol Petamburan

13 4 20 0 13

Kalideres 8 1 11 0 8

Kebon Jeruk 2 1 1 0 2

Kembangan 9 3 15 0 9

Palmerah 10 1 11 0 10

Taman Sari 10 3 11 0 10

Tambora 4 2 4 0 4

Total

61 18 78 0 61

Penilaian aspek higiene personal meliputi 5 butir penilaian dengan kategori

penyimpangan terdiri dari 1 penyimpangan kritis, 3 serius, 1 minor. Pada

Kecamatan Cengkareng terdapat 3 penyimpangan kritis, 3 serius, dan 1 minor

dari 5 sampel RPU-SK. Kecamatan Grogol Petamburan terdapat 4

penyimpangan kritis, 20 penyimpangan serius, dan 13 penyimpangan minor dari

13 sampel RPU-SK. Pada Kecamatan Kalideres terdapat 1 penyimpangan kritis,

11 penyimpangan serius, dan 8 penyimpangan minor dari 8 sampel RPU-SK.

Kecamatan Kebon Jeruk terdapat 1 penyimpangan kritis, 1 penyimpangan serius,

dan 2 penyimpangan minor dari 2 sampel RPU-SK. Kecamatan Kembangan

terdapat 3 penyimpangan kritis, 15 penyimpangan serius, dan 9 penyimpangan

minor dari 9 sampel RPU-SK. Kecamatan Palmerah terdapat 1 penyimpangan

kritis, 11 penyimpangan serius, dan 10 penyimpangan minor dari 10 sampel

RPU-SK. Kecamatan Taman Sari terdapat 3 penyimpangan kritis, 11

penyimpangan serius, dan 10 penyimpangan minor dari 10 sampel RPU-SK.

Pada Kecamatan Tambora terdapat 2 penyimpangan kritis, 4 penyimpangan

serius, dan 4 penyimpangan minor dari 4 sampel RPU-SK.

Page 55: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

41

Penyimpangan tertinggi terdapat pada aspek karyawan tidak mengenakan

alat pelindung diri (APD) seperti sepatu bot, masker, dan sarung tangan (100%).

Data selengkapnya mengenai aspek higiene personal di RPU-SK berdasarkan

hasil penilaian dengan checklist dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Kondisi higiene personal di RPU-SK

No Aspek yang Dinilai

Kecamatan N Baik Penyimpangan

Kategori Penyimpangan n % n %

1

Karyawan tidak

dalam kondisi sehat

Cengkareng 5 5 100 0 0

Serius

Grogol Petamburan

13 13 100 0 0

Kalideres 8 8 100 0 0 Kebon Jeruk 2 2 100 0 0 Kembangan 9 9 100 0 0

Palmerah 10 10 100 0 0 Taman Sari 10 10 100 0 0

Tambora 4 4 100 0 0

Total 61 61 100 0 0

2

Karyawan tidak

mencuci tangan dengan sabun

Cengkareng 5 2 40 3 60

Kritis

Grogol Petamburan

13 9 69.2 4 30.8

Kalideres 8 7 87.5 1 12.5 Kebon Jeruk 2 1 50.0 1 50.0 Kembangan 9 6 66.7 3 33.3

Palmerah 10 9 90.0 1 10.0 Taman Sari 10 7 70.0 3 30.0

Tambora 4 2 50.0 2 50.0

Total 61 43 70.5 18 29.5

3

Karyawan tidak

mencegah kontaminasi

silang

Cengkareng 5 5 100 0 0

Serius

Grogol Petamburan

13 6 46.2 7 53.8

Kalideres 8 5 62.5 3 37.5 Kebon Jeruk 2 2 100 0 0 Kembangan 9 3 33.3 6 66.7

Palmerah 10 9 90.0 1 10.0 Taman Sari 10 7 70.0 3 30.0

Tambora 4 4 100 0 0

Total 61 41 62.7 20 32.8

4

Karyawan tidak

mengenakan APD

Cengkareng 5 0 0 5 100

Minor

Grogol Petamburan

13 0 0 13 100

Kalideres 8 0 0 8 100 Kebon Jeruk 2 0 0 2 100 Kembangan 9 0 0 9 100

Palmerah 10 0 0 10 100 Taman Sari 10 0 0 10 100

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 0 0 61 100

5

Pekerja tidak memperhatik

an higiene dan sanitasi

Cengkareng 5 0 0 5 100

Serius

Grogol Petamburan

13 0 0 13 100

Kalideres 8 0 0 8 100 Kebon Jeruk 2 1 50.0 1 50.0 Kembangan 9 0 0 9 100

Palmerah 10 0 0 10 100 Taman Sari 10 2 20.0 8 80.0

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 3 4.9 58 95.1

Page 56: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

42

Seluruh karyawan RPU-SK yang berhubungan langsung dengan produk

dalam kondisi sehat terdapat pada semua kecamatan di Jakarta Barat dengan

persentase 100% (tidak terdapat penyimpangan). Aspek penyimpangan

terhadap karyawan yang berhubungan langsung dengan produk tidak dalam

kondisi sehat termasuk ke dalam kategori serius. Pekerja yang terinfeksi dapat

mencemari bahan pangan dan dapat menularkan penyakit kepada pekerja

lainnya. Batuk dan bersin dapat mengeluarkan droplet mukus yang mengandung

agen infeksius (Marriott 1999).

RPU-SK di Jakarta Barat dimana karyawannya tidak mencuci tangan

dengan sabun sebelum dan sesudah bekerja sebesar 29.5% (18 dari 61 RPU-

SK). Persentase penyimpangan tertinggi terdapat pada Kecamatan Cengkareng

sebesar 60.0% (3 dari 5 RPU-SK). Selain itu, Kecamatan Tambora dan Kebon

Jeruk memiliki persentase penyimpangan masing-masing 50.0% (2 dari 4 RPU-

SK dan 1 dari 2 RPU-SK), Kembangan 33.3% (3 dari 9 RPU-SK), Grogol

Petamburan sebesar 30.8% (4 dari 13 RPU-SK), Taman Sari sebesar 30.0% (3

dari 10 RPU-SK), Kalideres sebesar 12.5% (1 dari 8 RPU-SK), dan Palmerah

sebesar 10% (1 dari 10 RPU-SK). Penyimpangan terhadap aspek karyawan

RPU-SK tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah bekerja

termasuk ke dalam kategori kritis. Kondisi higiene personal yang buruk akan

menyebabkan pencemaran bakteri pada makanan. Oleh karena itu, pekerja

harus mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan sanitaiser sebelum

meninggalkan toilet dan menangani makanan (Marriott 1999).

Menurut Minnesota Department of Health Fact Sheet (2007) mencuci

tangan terdiri dari enam tahap yaitu membasahi tangan, memberi sabun,

menggosokkan busa ke seluruh bagian tangan dan sela jari, menyikat minimal 20

detik, membilas dengan air mengalir dan melakukan pengeringan.

Karyawan yang mencegah kontaminasi silang seperti merokok, atau

meludah terdapat pada Kecamatan Cengkareng, Kebon Jeruk, dan Tambora.

Penyimpangan terhadap aspek ini terdapat pada Kecamatan Kembangan

sebesar 66.7% (6 dari 9 RPU-SK), Grogol Petamburan sebesar 53.8% (7 dari 13

RPU-SK), Kalideres sebesar 37.5% (3 dari 8 RPU-SK), Taman Sari sebesar 30%

(3 dari 10 RPU-SK), dan Palmerah sebesar 10.0% (1 dari 10 RPU-SK).

Penyimpangan terhadap aspek karyawan yang tidak mencegah kontaminasi

silang termasuk ke dalam kategori serius. Kontaminasi silang adalah

kontaminasi pada bahan makanan mentah atau masak melalui perantara. Bahan

Page 57: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

43

kontaminan dapat berada dalam makanan melalui berbagai pembawa antara lain

serangga, tikus, peralatan, ataupun manusia yang menangani makanan tersebut,

yang biasanya merupakan perantara utama. Dengan demikian, kontaminasi

silang dapat terjadi selama masakan ada dalam tahap persiapan, pengolahan,

pemasakan, ataupun penyajian (Purnawijayanti 2001).

Alat pelindung diri (APD) minimal pada RPU-SK yaitu karyawan

mengenakan sepatu bot, masker, dan sarung tangan. Persentase

penyimpangan terhadap aspek APD minimal di RPU-SK Jakarta Barat sebesar

100% (61 dari 61 RPU-SK). Penyimpangan terhadap aspek ini termasuk ke

dalam kategori minor. Menurut Anonim (2008), seluruh pekerja RPU-SK wajib

menggunakan alat pelindung diri yang terdiri dari masker, sepatu bot, dan sarung

tangan.

Pada Tabel 16 menunjukkan pekerja RPU-SK tidak memperhatikan higiene

dan sanitasi sebesar 95.1% (58 dari 61 RPU-SK). Kecamatan Cengkareng,

Grogol Petamburan, Kalideres, Kembangan, Palmerah, dan Tambora memiliki

persentase penyimpangan 100%. Sedangkan pada Kecamatan Taman Sari

sebesar 80.0% (8 dari 10 RPU-SK), dan Kecamatan Kebon Jeruk sebesar 50.0%

(1 dari 2 RPU-SK). Penyimpangan terhadap aspek dimana kayawan tidak

memperhatikan higiene dan sanitasi termasuk ke dalam kategori serius.

Aspek Sanitasi

Sanitasi meliputi pembersihan dan disinfeksi bahan-bahan, peralatan, dan

pekerja yang masuk ke dalam peternakan dan di dalam peternakan (Jeffrey

1997). Penilaian pada aspek sanitasi terdiri atas program pembersihan dan

disinfeksi di RPU-SK, metode pembersihan RPU-SK yang efektif, serta

peralatan dan wadah yang digunakan harus dibersihkan dan didisinfeksi setelah

digunakan. Secara umum, jumlah penyimpangan kritis tertinggi terdapat pada

Kecamatan Grogol Petamburan dan terendah pada Kecamatan Kebon Jeruk,

Palmerah, dan Tambora. Jumlah penyimpangan serius, mayor, dan minor

tertinggi terdapat pada Kecamatan Grogol Petamburan dan terendah pada

Kecamatan Kebon Jeruk. Jumlah penyimpangan terhadap aspek sanitasi

secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 17.

Page 58: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

44

Tabel 17 Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada aspek sanitasi di

RPU-SK Jakarta Barat

Aspek yang dinilai Kecamatan Kategori penyimpangan n Kritis Serius Mayor Minor (1) (1) (1) (1)

Sanitasi Cengkareng 5 2 5 5 5 Grogol

Petamburan 13 5 11 13 12

Kalideres 8 2 5 7 4 Kebon Jeruk 2 0 2 2 2 Kembangan 9 1 9 9 8 Palmerah 10 0 10 10 10

Taman Sari 10 1 7 7 6 Tambora 4 0 4 4 4

Total

61 11 53 57 51

Penilaian aspek sanitasi di RPU-SK meliputi 4 butir penilaian dengan

kategori penyimpangan terdiri dari 1 kritis, 1 serius, 1 mayor, 1 minor. Pada

Kecamatan Cengkareng terdapat 2 penyimpangan kritis, 5 serius, 5 mayor, dan 5

minor dari 5 sampel RPU-SK. Kecamatan Grogol Petamburan terdapat 5

penyimpangan kritis, 11 serius, 13 mayor, dan 12 minor dari 13 sampel RPU-SK.

Pada Kecamatan Kalideres terdapat 2 penyimpangan kritis, 5 serius, 7 mayor,

dan 4 minor dari 8 sampel RPU-SK. Pada Kecamatan Kebon Jeruk tidak

terdapat penyimpangan kritis, namun terdapat 2 penyimpangan serius, 2 mayor,

dan 2 minor dari 2 sampel RPU-SK. Kecamatan Kembangan terdapat 1

penyimpangan kritis, 8 serius, 9 mayor, dan 8 minor dari 9 sampel RPU-SK.

Pada Kecamatan Palmerah tidak terdapat penyimpangan kritis, namun terdapat

10 penyimpangan serius, 10 mayor, dan 10 minor dari 10 sampel RPU-SK.

Kecamatan Taman Sari terdapat 1 penyimpangan kritis, 7 serius, 7 mayor, dan 7

minor dari 10 sampel RPU-SK. Pada Kecamatan Tambora tidak terdapat

penyimpangan kritis, terdapat 4 penyimpangan serius, 4 mayor, dan 4 minor dari

4 sampel RPU-SK.

Hampir seluruh RPU-SK memiliki metode pembersihan dan disinfeksi yang

tidak efektif (93.4%). Penyimpangan terendah terdapat pada aspek pencucian

peralatan dan wadah dengan sabun (19.7%). Data selengkapnya mengenai

aspek sanitasi di RPU-SK berdasarkan hasil penilaian menggunakan checklist

dapat dilihat pada Tabel 18.

Page 59: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

45

Tabel 18 Kondisi sanitasi RPU-SK

No Aspek yang Dinilai

Kecamatan N Baik Penyimpangan

Kategori Penyimpangan n % n %

1

Tidak memiliki program

pembersihan dan

disinfeksi setiap hari

Cengkareng 5 0 0 5 100

Minor

Grogol Petamburan

13 1 7.7 12 92.3

Kalideres 8 4 50.0 4 50.0 Kebon Jeruk 2 0 0 2 100 Kembangan 9 1 11.1 8 88.9

Palmerah 10 0 0 10 100 Taman Sari 10 4 40.0 6 60.0

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 10 16.4 51 83.6

2

Metode pembersih

an dan disinfeksi

tidak efektif

Cengkareng 5 0 0 5 100

Mayor

Grogol Petamburan

13 0 0 13 100

Kalideres 8 1 12.5 7 87.5 Kebon Jeruk 2 0 0 2 100 Kembangan 9 0 0 9 100

Palmerah 10 0 0 10 100 Taman Sari 10 3 30.0 7 70.0

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 4 6.6 57 93.4

3

Peralatan dan wadah tidak dicuci

dengan sabun

Cengkareng 5 3 60.0 2 40.0

Kritis

Grogol Petamburan

13 8 61.5 5 38.5

Kalideres 8 6 75.0 2 25.0 Kebon Jeruk 2 2 100 0 0 Kembangan 9 7 77.8 2 22.2

Palmerah 10 10 100 0 0 Taman Sari 10 9 90.0 1 10.0

Tambora 4 4 100 0 0

Total 61 49 80.3 12 19.7

4

Peralatan dan wadah

tidak didisinfeksi

setelah digunakan

Cengkareng 5 0 0 5 100

Serius

Grogol Petamburan

13 2 15.4 11 84.6

Kalideres 8 3 37.5 5 62.5 Kebon Jeruk 2 0 0 2 100 Kembangan 9 0 0 9 100

Palmerah 10 0 0 10 100 Taman Sari 10 3 30.0 7 70.0

Tambora 4 0 0 4 100

Total 61 8 13.1 53 86.9

Pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa hampir semua RPU-SK di Jakarta Barat

tidak memiliki program pembersihan dan disinfeksi setiap hari setelah

pemotongan dengan persentase penyimpangan 83.6% (51 dari 61 RPU-SK).

Persentase penyimpangan tertinggi terdapat pada Kecamatan Cengkareng,

Kebon Jeruk, Palmerah, dan Tambora sebesar 100%. Kecamatan Grogol

Petamburan memiliki persentase penyimpangan 92.3% (12 dari 13 RPU-SK),

Kecamatan Kembangan sebesar 88.9% (8 dari 9 RPU-SK), Taman Sari sebesar

Page 60: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

46

60% (6 dari 10 RPU-SK), dan Kalideres sebesar 50.0% (4 dari 8 RPU-SK).

Penyimpangan terhadap aspek ini termasuk ke dalam kategori minor.

Enam dari delapan kecamatan di Jakarta Barat tidak memiliki metode

pembersihan dan disinfeksi secara efektif dengan persentase penyimpangan

100%. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Cengkareng, Grogol

Petamburan, Kebon jeruk, Kembangan, Palmerah, dan Tambora. Kecamatan

Kalideres memiliki persentase penyimpangan sebesar 87.5% (7 dari 8 RPU-SK),

dan Kecamatan Taman Sari sebesar 70% (7 dari 10 RPU-SK). Penyimpangan

terhadap aspek ini termasuk ke dalam kategori mayor.

RPU-SK yang tidak melakukan pencucian peralatan dan wadah dengan

sabun terdapat pada Kecamatan Cengkareng dengan persentase penyimpangan

40.0% (2 dari 5 RPU-SK), kemudian Kecamatan Grogol Petamburan sebesar

38.5% (5 dari 13 RPU-SK), Kalideres sebesar 25.0% (2 dari 8 RPU-SK),

Kembangan sebesar 22.2% (2 dari 9 RPU-SK), dan Kecamatan Taman Sari

dengan persentase penyimpangan 10.0% (1 dari 10 RPU-SK). Tiga kecamatan

yaitu Kebon Jeruk, Palmerah, dan Tambora tidak terdapat penyimpangan

terhadap aspek ini. Penyimpangan terhadap aspek peralatan dan wadah tidak

dicuci dengan sabun setelah digunakan termasuk ke dalam kategori kritis.

Peralatan dan wadah tidak didisinfeksi setelah digunakan pada RPU-SK di

Jakarta Barat memiliki persentase 86.9% (53 dari 61 RPU-SK). Lima kecamatan

memiliki persentase 100% yaitu Kecamatan Cengkareng, Kebon Jeruk,

Kembangan, Palmerah, dan Tambora. Kecamatan Grogol Petamburan memiliki

persentase penyimpangan sebesar 84.6% (11 dari 13 RPU-SK), Kecamatan

Taman Sari sebesar 70.0% (7 dari 10 RPU-SK), dan Kecamatan Kalideres

sebesar 62.5% (5 dari 8 RPU-SK). Penyimpangan terhadap aspek ini termasuk

ke dalam kategori serius.

Pembersihan berarti menghilangkan kotoran-kotoran yang kasat mata dari

permukaan peralatan. Pembersihan peralatan yang efektif mengurangi peluang

terjadinya kontaminasi. Disinfeksi menggunakan bakterisidal sangat efektif untuk

membunuh mikroorganisme termasuk pathogen dari permukaan peralatan

(Longrée 1972). Program pembersihan dan disinfeksi harus dilakukan secara

rutin untuk mencegah hadirnya berbagai mikroorganisme yang dapat

menyebabkan penyakit (Shulaw et al. 1991).

Page 61: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

47

Kondisi Biosekuriti dan Higiene RPU-SK di Jakarta Barat

Berdasarkan hasil pengamatan penerapan biosekuriti dan higiene di rumah

pemotongan unggas skala kecil di Jakarta Barat berkategori sedang (1.63%) dan

berkategori buruk (98.3%). Tidak ada satu RPU-SK pun yang berkategori baik.

Satu-satunya RPU-SK yang berkategori sedang terdapat di Kecamatan Taman

Sari. Hal ini menyebabkan RPU-SK dapat menjadi salah satu titik kritis karena

sarana-prasarana dan kegiatan yang dilakukan di RPU-SK tidak menerapkan

biosekuriti dan higiene. RPU-SK dapat menjadi sumber penyebaran virus AI dari

unggas yang akan dipotong ke lingkungan sekitar tempat pemotongan (Anonim

2008). Oleh karena itu, pelaksanaan biosekuriti secara ketat adalah faktor

terpenting dalam mengatasi, mencegah, mengendalikan, dan memberantas flu

burung (Akoso 2006). Hasil penilaian biosekuriti dan higiene dapat dilihat pada

Tabel 19.

Tabel 19 Kategori RPU-SK berdasarkan praktik biosekuriti dan higiene di Jakarta

Barat

Pasar unggas yang memiliki biosekuriti yang buruk dapat menjadi sumber

penyebaran penyakit secara cepat karena sebagian besar pasar unggas

tradisional di Indonesia merupakan tempat penjualan unggas dan produknya

untuk konsumsi masyarakat (Anonim 2008). Oleh karena itu, penerapan

biosekuriti sangat dibutuhkan dalam program keamanan pangan di RPU-SK

untuk menjamin mutu dan kesehatan daging ayam serta memenuhi keinginan

konsumen (Jeffrey 1997).

No Kecamatan

N

Jumlah

Baik Sedang Buruk

n % n % n %

1 Cengkareng 5 0 0 0 0 5 100

2 Grogol Petamburan 13 0 0 0 0 13 100

3 Kalideres 8 0 0 0 0 8 100

4 Kebon Jeruk 2 0 0 0 0 2 100

5 Kembangan 9 0 0 0 0 9 100

6 Palmerah 10 0 0 0 0 10 100

7 Taman sari 10 0 0 1 10 9 90

8 Tambora 4 0 0 0 0 4 100

Total 61 0 0 1 1.6 60 98.4

Page 62: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Penyimpangan kritis yang paling banyak ditemukan adalah peralatan tidak

terbuat dari bahan anti karat dan mudah dibersihkan dan atau didisinfeksi

(41%).

2. Penyimpangan serius yang paling banyak ditemukan adalah tidak tersedia

fasilitas untuk pencucian tangan yang dilengkapi sabun (100%), tidak

dilakukan pemeriksaan antemortem pada unggas yang akan dipotong

(100%), tidak dilakukan pemeriksaan postmortem pada setiap unggas yang

dipotong (100%), tidak dilakukan pendinginan terhadap karkas (100%).

3. Penyimpangan mayor yang paling banyak ditemukan adalah tidak terdapat

fasilitas pengolahan limbah (100%) dan ruangan bersih dan kotor tidak

terpisah (100%).

4. Penyimpangan minor yang paling banyak ditemukan adalah karyawan tidak

mengenakan APD (sepatu boot, masker, dan sarung tangan) sebesar

100%.

5. Penilaian biosekuriti dan higiene di rumah pemotongan unggas skala kecil

(RPU-SK) di Jakarta Barat masih berkategori buruk (98.4%), hanya 1.6%

yang berkategori sedang dan tidak ada yang berkategori baik.

6. Penerapan biosekuriti dan higiene yang baik di RPU-SK dapat mencegah

penularan AI dan penyakit zoonosa lainnya sehingga meningkatkan

kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

Saran

1. Perlunya pembinaan dan pengawasan dalam penerapan biosekuriti dan

higiene secara berkelanjutan dengan melakukan audit oleh Suku Dinas

Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat.

2. Perlunya komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang dapat

menyadarkan pelaku usaha RPU-SK tentang pentingnya penerapan

biosekuriti dan higiene dalam usaha pencegahan penyebaran penyakit.

3. Pemerintah Kotamadya Jakarta Barat perlu melakukan perencanaan dan

implementasi relokasi yang baik terhadap RPU-SK yang dapat

menimbulkan dampak langsung terhadap kesehatan dan ketentraman

masyarakat, serta kesehatan dan kelestarian lingkungan.

Page 63: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

DAFTAR PUSTAKA

Akoso BT. 2006. Waspada Flu Burung, Penyakit Menular Hewan dan Manusia. Yogyakarta: Kanisius.

[Anonim]. 2008. Pedoman Penataan Pasar Unggas, Rantai Distribusi Unggas dan Produk Unggas. Jakarta: Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza. [Anonim]. 2007. 9 Provinsi diminta agar memperketat pengawasan. [terhubung

berkala]. http://perpustakaan.bappenas.go.id/pls/kliping/data_access.show_file_clp?v_filename=F3934/9%20Provinsi%20Diminta%20agar%20Memperketa%20Pengawasan.htm. [ 25 Aug 2008].

[Anonim]. 1977. Peraturan Pemerintah RI Nomor 15 tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan, dan Pengobatan Penyakit Hewan. Bab II Pasal 4. [BSN] Badan Standardisasi Nasional. SNI 01-6160-1999 tentang Rumah Pemotongan Unggas. Jakarta.

Carey JB, Jeffrey JS, Prochaska JF. 2008. Poultry facility biosecurity. Texas Agricultural Extension Service. L-5182. [terhubung berkala]. http://gallus.tamu.edu/Extension%20publications/l-5182.pdf [ 26 Aug 2008].

[Ditkesmavet] Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner. 2004. Pedoman Keamanan Pangan Dalam Penyediaan Pangan Asal Unggas. Jakarta: Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner, Direktorat Jendral Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian.

[Ditkesmavet] Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner. 2006. Buku

Pedoman Nomor Kontrol Veteriner Unit Usaha Pangan Asal Hewan. Jakarta: Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian RI.

Grimes T, Jackson C. 2001. Code of practice for biosecurity in the egg industry.

Barton Australia; Rural Industries Research and Development Corporation. [terhubung berkala]. http://www.aecl.org/images/File/Producer%20Resources/Biosecurity%20Code%20of%20Practice.pdf [ Agustus 2008]

Hanson JG. 2008. Biosecurity for the poultry industry. ES05-121. [terhubung berkala]. http://www.wvu.edu/~agexten/poultry/avianflu.pdf [22 Agustus 2008].

Indriani et al., 2008. Survei avian influenza pada pasar unggas hidup:Titik kritis

untuk pengambilan sampel. Di dalam: Prosiding AZWMC and KIVNAS X PDHI; Bogor, 19-21 Agustus 2008. Bogor: Balai Besar Penelitian Veteriner. hlm 261-262.

Page 64: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

50

Jeffrey JS. 1997. Biosecurity for poultry flocks. Poultry Fact Sheet No 26. [terhubung berkala]. http://www.vetmed.ucdavis.edu/vetext/INF-PO_Biosecurity.html [28 Sep 2008].

Kahrs RF. 2004. Global Livestock Health Policy: Challanges, Opportunities, and

Strategies For Effective Aciton. Iowa: Iowa State Press. Krauss et al., 2003. Infectious Diseases Transmissible from Animals to Humans.

3rd Edition. Washington DC: ASM Press. Longrée K. 1972. Quantity Food Sanitation. Second Ed. New York: John Wiley

& Sons, Inc. [LPPOM MUI] Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika

Majelis Ulama Indonesia. 2008. Sertifikasi halal. [terhubung berkala]. http://www.halalmui.org/content/view/73/72/lang,id/ [23 Aug 2009].

Marriott NG. 1999. Principles of Food Sanitation. Gaitherburg: Aspen. [MDH] Minnesota Department of Health Fact Sheet. 2007. Handwashing.

[terhubung berkala]. http://www.health.state.mn.us/divs/eh/food/fs/handwashinginfoodservicefactsheet.pdf [8 Maret 2009].

Mead GC. 2004. Poultry Meat Processing and Quality. Washington DC: CRC

Press. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang

Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan. Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4424.

Priyatno MA. 2003. Mendirikan Usaha Pemotongan Ayam. Ed ke-4. Jakarta: Penebar Swadaya. Purnawijayanti HA. 2001. Sanitasi Higiene & Keselamatan Kerja dalam

Pengolahan Makanan. Yogyakarta: Kanisius. Sams AR, editor. 2001. Poultry Meat Processing. Boca Raton: CRC Press LLC. Shulaw WP et al., 1991. On-farm biosecurity: traffic control and sanitation.

VME-6-2001. [terhubung berkala]. http://ohioline.osu.edu/vme-fact/0006.html [8 Maret 2009].

Zahid A. 1997. Hubungan karakteristik peternak sapi perah dengan sikap dan

perilaku aktual dalam pengelolaan limbah peternakan: Studi kasus pada empat kelompok peternak sapi perah anggota koperasi produksi susu- Bogor [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Page 65: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

LAMPIRAN

Page 66: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

52

Lampiran 1 Tabel pembobotan checklist

No. ASPEK YANG DINILAI MN MY SR KT OK KETERANGAN

I. Lokasi dan Lingkungan

1 Lokasi RPU-SK dengan pemukiman warga berjarak kurang dari 5 meter

X

2 Lingkungan sekitar RPU-SK tidak bersih

X

II. Bangunan Utama

3 RPU-SK tidak memiliki pagar yang kokoh

X

4 Bangunan bersifat tidak permanen

X

5 Ruangan bersih dan kotor tidak terpisah

X

6 Tempat tidak memiliki atap yang dapat melindungi dari hujan dan panas

X

7 Dinding tidak terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan disinfeksi

X

8 Lantai licin, tidak kedap air, tidak mudah dibersihkan, dan tidak mudah didisinfeksi

X

9 Sirkulasi udara di ruang proses produksi tidak baik

X

10 Saluran pembuangan tidak lancar X

11 Tidak tersedia pasokan air bersih yang cukup

X

12 Tidak tersedia toilet yang bersih X

13 Tidak tersedia fasilitas untuk pencucian tangan yang dilengkapi sabun

X

14 Limbah padat tidak ditangani dengan baik

X

15 Limbah cair tidak ditangani dengan baik

X

III. Fasilitas

16 Intensitas cahaya yang ada tidak mencukupi

X

17 Peralatan tidak terbuat dari bahan anti karat dan tidak mudah dibersihkan/ disinfeksi

X

18

Lantai terdapat banyak genangan cairan, tumpukan kotoran, dan tidak mengalir ke saluran pembuangan.

X

19 Tidak terdapat fasilitas pengolahan limbah

X

Page 67: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

53

No. ASPEK YANG DINILAI MN MY SR KT OK KETERANGAN

IV. Bahan Baku, Penanganan, dan Pengolahan

20 Ayam hidup yang datang tidak dilengkapi SKKH

X

21 Tidak memakai sistem FIFO X

22 Tidak dilakukan pemeriksaan ante mortem pada unggas yang akan dipotong

X

23 Unggas sehat dan unggas sakit tidak dipisahkan

X

24 Unggas mati tidak langsung dipisahkan

X

25 Karkas tidak dipisah dengan jeroan

X

26 Karkas ayam kontak dengan lantai dan atau bahan yang kotor

X

27 Tidak dilakukan pemeriksaan post mortem pada setiap unggas yang dipotong

X

28 Tidak dilakukan pendinginan terhadap karkas

X

29 Pengangkutan karkas tidak higienis (misalnya dikemas)

X

V. Higiene Personal

30 Karyawan yang berhubungan langsung dengan produk tidak dalam kondisi sehat

X

31 Karyawan tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah bekerja

X

32 Karyawan tidak mencegah terjadinya kontaminasi silang (misalnya merokok dan meludah)

X

33 Karyawan tidak mengenakan APD (sepatu bot, masker, dan sarung tangan)

X

34 Pekerja tidak memperhatikan higiene dan sanitasi

X

VI. Sanitasi

35 Tidak memiliki program pembersihan dan disinfeksi setiap hari (setelah proses pemotongan)

X

36 Metode pembersihan dan disinfeksi tidak efektif

X

37 Peralatan dan wadah tidak dicuci dengan sabun setelah digunakan.

X

38 Peralatan dan wadah tidak disinfeksi setelah digunakan.

X

Jumlah 7 14 9 8

Page 68: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

54

Lampiran 2 Tabel Penilaian Tingkat Biosekuriti

I. Keterangan

Minor : Penyimpangan tidak berpengaruh langsung terhadap produk dan

mempunyai risiko penyebaran penyakit relatif kecil.

Mayor : Penyimpangan tidak berpengaruh langsung terhadap produk dan

mempunyai risiko penyebaran penyakit relatif sedang.

Serius : Penyimpangan berpengaruh langsung terhadap produk dan

mempunyai risiko penyebaran penyakit relatif sedang.

Kritis : Penyimpangan berpengaruh langsung terhadap produk dan

mempunyai resiko penyebaran penyakit relatif besar.

II. Jumlah penyimpangan

No Kategori Penyimpangan Jumlah Penyimpangan

1 Minor 7 Penyimpangan

2 Mayor 14 Penyimpangan

3 Serius 9 Penyimpangan

4 Kritis 8 Penyimpangan

III. Tingkat biosekuriti

Level / Tingkat

Jumlah Penyimpangan

Minor Mayor Serius Kritis

Baik <5 <6 <3 0

Sedang <6 <9 <5 <3

Buruk NA NA ≥5 ≤8

Page 69: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

55

Lampiran 3 Daftar RPU-SK dan nomor kode GPS

No Nama Pemilik

RPU-SK Pasar Kecamatan

Nomor Kode GPS

1 Yusuf Ps. Jelambar Grogol Petamburan 1 2 Emi Ps. Jelambar Grogol Petamburan 1 3 Achwan Ps. Jelambar Grogol Petamburan 1 4 Sumarni Ps. Jelambar Grogol Petamburan 1 5 Tuti Ps. Jelambar Grogol Petamburan 1 6 Amin Ps. Duta Mas Grogol Petamburan 2 7 Lis Ps. Duta Mas Grogol Petamburan 2 8 Pak Handoko Ps. Duta Mas Grogol Petamburan 2 9 Bu Poniman Ps. Duta Mas Grogol Petamburan 2 10 Hasan Ps. Kedoya Kebon Jeruk 3 11 Hasan Ps. Kedoya Kebon Jeruk 3 12 Pak Ayuk Ps. Puri Indah Kembangan 4 13 Pak Windi Ps. Pejagalan Tambora 5 14 Yusuf Ps. Pejagalan Tambora 5 15 Sajuthi Ps. Pejagalan Tambora 5 16 Santo Ps. Pejagalan Tambora 5 17 Budi Ps. Glodok Taman Sari 6 18 Yasyen Ps. Petak 9 Taman Sari 7 19 Pak Sadi Ps. Petak 9 Taman Sari 7 20 Syamsudin Ps. Petak 9 Taman Sari 7 21 Indra Ps. Petak 9 Taman Sari 7 22 Ase Ps. Pecah Kulit Taman Sari 8 23 Johan Ps. Pecah Kulit Taman Sari 8 24 Siswoyo Ps. Citra I Kalideres 9 25 Iwan Ps. Citra V Kalideres 10 26 Joko Ps. Citra V Kalideres 10 27 Didi Ps. Citra V Kalideres 10 28 Taji Ps. Citra V Kalideres 10 29 Sidiq Ps. Citra V Kalideres 10 30 Diana Ps. Citra V Kalideres 10 31 Maman Ps. Citra V Kalideres 10 32 Nurwati Ps. Cengkareng Cengkareng 11 33 Syaiful Ps. Cengkareng Cengkareng 11 34 Pak Ajiju Ps. Cengkareng Cengkareng 11 35 H.M. Najib Ps. Cengkareng Cengkareng 11 36 H. Ismail Ps. Cengkareng Cengkareng 11 37 Salamah Ps. Taman Kota Kembangan 12 38 Mutmaidah Ps. Taman Kota Kembangan 12 39 Bu Tiah Ps. Taman Kota Kembangan 12 40 Pak Tarlan Ps. Taman Kota Kembangan 12 41 Winarni Ps. Taman Kota Kembangan 12 42 Joko Ps. Taman Kota Kembangan 12 43 Fitriadi Ps. Taman Kota Kembangan 12 44 Bu Sakiem Ps. Slipi Palmerah 13 45 Didi Ps. Slipi Palmerah 13 46 Bu Ngatini Ps. Slipi Palmerah 13 47 Bu Pardiman Ps. Slipi Palmerah 13 48 Bu Ginta Ps. Slipi Palmerah 13 49 Pak Chandra Ps. Slipi Palmerah 13 50 Bu Asong Ps. Slipi Palmerah 13 51 Bu Tani Ps. Slipi Palmerah 13 52 Bu Haji Ps. Meruya Ilir Kembangan 14 53 Syaifullah Ps. Grogol Grogol Petamburan 15 54 H. Jening Ps. Grogol Grogol Petamburan 15

Page 70: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

56

No Nama Pemilik

RPU-SK Pasar Kecamatan

Nomor GPS

55 H. Matsani Ps. Grogol Grogol Petamburan 15 56 Pak Arga Ps. Sawah Besar Taman Sari 16 57 Jaja Ps. Sawah Besar Taman Sari 16 58 Pak Kiki Hadi Ps. Sawah Besar Taman Sari 16 59 Pak Haji Ps. Kopro Grogol Petamburan 17 60 Pak Abah Tamrih Ps. Gili Palmerah 18 61 Pak Irsad Ps. Gili Palmerah 18

Page 71: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

57

Lampiran 4 Hasil penilaian biosekuriti dan higiene tiap RPU-SK

No. Pemilik RPU-SK

Pasar Minor Mayor Serius Kritis Kategori

1 Yusuf Ps. Jelambar 5 11 8 2 Buruk

2 Emi Ps. Jelambar 6 12 7 4 Buruk

3 Acwan Ps. Jelambar 4 10 8 1 Buruk

4 Sumarni Ps. Jelambar 5 10 7 3 Buruk

5 Tuti Ps. Jelambar 5 12 8 4 Buruk

6 Amin Ps. Duta Mas 5 9 6 0 Buruk

7 Bu Lis Ps. Duta Mas 6 7 8 1 Buruk

8 Pak handoko Ps. Duta Mas 5 12 7 1 Buruk

9 Bu Poniman Ps. Duta Mas 4 8 6 0 Buruk

10 Hasan Ps. Kedoya 4 8 6 2 Buruk

11 Hasan Ps. Kedoya 4 11 7 1 Buruk

12 Pak ayuk Ps. Puri Indah 3 8 7 1 Buruk

13 Pak windi Ps. Pejagalan 6 12 7 1 Buruk

14 Yusup Ps. Pejagalan 5 12 7 1 Buruk

15 Sajuthi Ps. Pejagalan 6 12 7 2 Buruk

16 Santo Ps. Pejagalan 6 12 7 1 Buruk

17 Budi Ps. Glodok 2 7 8 1 Buruk

18 Yasyen Ps. Petak 9 4 11 7 1 Buruk

19 Pak Sadi Ps. Petak 9 3 5 7 0 Buruk

20 Syamsudin Ps. Petak 9 6 11 7 1 Buruk

21 Indra Ps. Petak 9 3 11 8 1 Buruk

22 Ase Ps. Pecah Kulit 6 11 5 2 Buruk

23 Johan Ps. Pecah Kulit 5 13 7 2 Buruk

24 Siswoyo Ps. Citra I 5 12 7 2 Buruk

25 Iwan Ps. Citra V 5 10 7 0 Buruk

26 Joko Ps. Citra V 5 12 8 0 Buruk

27 Didi Ps. Citra V 4 11 6 2 Buruk

28 Taji Ps. Citra V 4 11 7 1 Buruk

29 Sidiq Ps. Citra V 5 13 7 0 Buruk

30 Diana Ps. Citra V 4 11 7 2 Buruk

31 Maman Ps. Citra V 5 12 7 1 Buruk

32 Nurwati Ps. Cengkareng 5 11 7 1 Buruk

33 Syaiful Ps. Cengkareng 5 12 7 4 Buruk

34 Pak Ajiju Ps. Cengkareng 5 12 7 2 Buruk

35 H.M. Najib Ps. Cengkareng 5 12 7 2 Buruk

36 H. Ismail Ps. Cengkareng 5 12 7 2 Buruk

37 Salamah Ps. Taman Kota 5 10 8 8 Buruk

38 Mutmaidah Ps. Taman Kota 4 11 8 3 Buruk

39 Bu Tiah Ps. Taman Kota 4 11 8 3 Buruk

40 Pak Tarlan Ps. Taman Kota 4 11 8 1 Buruk

41 Winarni Ps. Taman Kota 4 11 7 3 Buruk

42 Joko Ps. Taman Kota 4 11 8 1 Buruk

43 Fitriadi Ps. Taman Kota 5 12 7 2 Buruk

44 Bu Sakiem Ps. Slipi 5 10 7 1 Buruk

45 Didi Ps. Slipi 6 7 7 4 Buruk

46 Bu Ngatini Ps. Slipi 5 10 7 1 Buruk

47 Bu Pardiman Ps. Slipi 5 10 7 1 Buruk

Page 72: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

58

No

Pemilik RPU-SK Pasar Minor Mayor Serius Kritis Kategori

48 Bu Ginta Ps. Slipi 5 10 7 1 Buruk

49 Pak Chandra Ps. Slipi 5 10 7 1 Buruk

50 Bu Asong Ps. Slipi 5 10 7 1 Buruk

51 Bu Tani Ps. Slipi 5 10 7 1 Buruk

52 Bu Haji Ps. Meruya Ilir 5 13 8 4 Buruk

53 Syaifullah Ps. Grogol 4 11 8 6 Buruk

54 H. Jening Ps. Grogol 4 11 8 3 Buruk

55 H. Matsani Ps. Grogol 4 11 8 2 Buruk

56 Pak Arga Ps. Sawah Besar 2 4 4 0 Sedang

57 Jaja Ps. Sawah Besar 3 8 7 1 Buruk

58 Pak Kiki Hadi Ps. Sawah Besar 2 5 5 3 Buruk

59 Pak Haji Ps. Kopro 6 11 7 3 Buruk

60 Pak Abah Tamrih Ps. Gili 6 11 8 2 Buruk

61 Pak Irsad Ps. Gili 6 10 7 2 Buruk

Page 73: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

59

Lampiran 5 Dokumentasi Kondisi Rumah Pemotongan Unggas Skala Kecil

(RPU-SK) di Jakarta Barat

Kondisi Lokasi dan Lingkungan RPU-SK

Kondisi Bangunan Utama RPU-SK

Page 74: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

60

Kondisi Penanganan Produk Unggas di RPU-SK

Kondisi Penanganan Produk Unggas di RPU-SK

Page 75: PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE DI RUMAH … · personal hygiene, ... Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun ... Pangan asal hewan adalah salah satu kebutuhan

61

Kondisi Higiene Personal RPU-SK

Kondisi Sanitasi di RPU-SK