tugas bhsa putri

8
2.1 Pengertian Berbicara Menurut Tarigan (1990:15) berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Selanjutnya dijelaskan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara juga merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol social. Jadi, berbicara itu sebenarnya merupakan suatu proses bukan kemampuan, yaitu proses penyampaian pikiran, ide, gagasan dengan bahasa lisan kepada komunikan (orang lain atau diri sendiri). Unsur-unsur berbicara pembicara lawan bicara (penyimak) lambang (bahasa lisan) pesan, maksud, gagasan, atau ide Tujuan Berbicara Pada dasarnya, berbicara itu memiliki tiga maksud utama, yaitu: memberitahukan, melaporkan (to inform) menjamu, menghibur (to intertain)

Upload: ulya-surasya

Post on 19-Feb-2016

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Bhsa Putri

2.1 Pengertian Berbicara

Menurut Tarigan (1990:15) berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-

bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan

pikiran, gagasan dan perasaan. Selanjutnya dijelaskan bahwa berbicara merupakan suatu

sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang

memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan tubuh manusia demi maksud dan tujuan

gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara juga merupakan suatu

bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,

semantik, dan linguistik sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap

sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol social. Jadi, berbicara itu

sebenarnya merupakan suatu proses bukan kemampuan, yaitu proses penyampaian

pikiran, ide, gagasan dengan bahasa lisan kepada komunikan (orang lain atau diri

sendiri).

Unsur-unsur berbicara

pembicara

lawan bicara (penyimak)

lambang (bahasa lisan) 

pesan, maksud, gagasan, atau ide

Tujuan Berbicara

Pada dasarnya, berbicara itu memiliki tiga maksud utama, yaitu:

memberitahukan, melaporkan (to inform)

menjamu, menghibur  (to intertain)

membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan (to persuade)

K etepatan ucapan (tata bunyi)

Logat baku tidak bercampur dengan dialek tak baku.    

Lafal harus jelas dan tegas

Nafas yang kuat agar dapat menguraikan kalimat yang cukup panjang atau tidak

terputus dalam wicara.

Tempo (cepat lambat suara) dan dinamik (intonasi, tekanan, aksen) suara.

Penghayatan, berbicara memerlukan penjiwaan agar sesuai dengan tuntutan situasi dan

kondisi.

Penempatan Tekanan, Nada, Sendi, dan Durasi yang Sesuai

Page 2: Tugas Bhsa Putri

Tekanan berhubungan dengan keras lemahnya suara, nada berhubungan dengan

tinggi-rendahnya suara, sendi atau tempo berhubungan dengan cepat-lambatnya

berbicara, dan durasi atau jeda menyangkut perhentian. Keempat hal itu harus dapat

dipadukan secara serasi untuk memperoleh intonasi yang baik dan menarik.

Faktor Nonkebahasaan sebagai Penunjang Keefektifan Berbicara

sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku,

kontak mata atau pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara,

kesediaan menghargai pendapat orang lain,

Gerak-gerik dan mimik yang tepat,

kenyaringan suara

kelancaran,

relevansi atau penalaran,

penguasaan topik.

2.2 Wawancara

Wawancara ialah tanya jawab antara pewawancara dengan yang diwawancara

untuk meminta keterangan atau pendapat mengenai suatu hal. Atau  suatu cara untuk

mengumpulkan data atau memperoleh informasi degan mengajukan pertanyaan langsung

kepada narasumber atau otoritas.

Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

Wawancara bebas

Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada

responden, namun harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubungan dengan

data-data yang diinginkan. Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan

tidak terkendali.

Wawancara terpimpin

Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar

pertanyaan yang lengkap dan terinci.

Wawancara bebas terpimpin

Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara

bebas dengan wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara

sudah membawa pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara garis besar.

Page 3: Tugas Bhsa Putri

Saat melakukan wawancara, pewawancara harus dapat menciptakan suasana agar

tidak kaku sehingga responden mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Untuk itu, sikap-sikap yang harus dimiliki seorang pewawancara adalah sebagai berikut:

Netral; artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap informasi

yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam seluruh

keterangan dari responden, baik yang menyenangkan atau tidak.

Ramah; artinya pewawancara menciptakan suasana yang mampu menarik minat si

responden.

Adil; artinya pewawancara harus bisa memperlakukan semua responden dengan sama.

Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden bagaimanapun

keberadaannya.

Hindari ketegangan; artinya, pewawancara harus dapat menghindari ketegangan,

jangan sampai responden sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang,

responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara

untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu mengendalikan situasi

dan pembicaraan agar terarah.

Bersikap sopan santun, wajar, dan ramah.

Dahulukan pertanyaan yang ringan dan sederhana.

Bertanya dengan kalimat yang jelas, dan sesuai dengan topik wawancara.

Hindari pertanyaan yang bersifat pribadi.

Jangan menyela narasumber, apabila sedang berbicara.

Selesai wawancara ucapkan terimakasih.

2.3 Berpidato

Berpidato dalah aktivitas yang dilakukan sesorang untuk mengungkapkan,  ide,

gagasan, pikaran, baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan. Atau juga sebuah

kegiatan berbicara di depan umum atau berorientasi guna menyatakan pendapatnya,

memberikan gambaran, tentang suatu hal.

Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :

Menyampaikan informasi atau pemahaman kepada orang lain (informatif).

Menghibur atau menyenagkan hati pendengar, sehingga orang lain senang dengan

ucapan yang disampaikan (rekreatif).

Meyakinkan pendengar (argumentatif).

Page 4: Tugas Bhsa Putri

Membunjuk atau mempengaruhi pendengar (persuasif).

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan ketika berpidato, atau berbicara

di depan umum agar tidak minder (nervous) diantaranya :

Fokus pada materi yang dibicarakan.

Menguasai materi.

Tidak perlu intermezzo dan lain-lain, kecuali jika perlu.

dalam berpidato atau tampil berbicara di depan umun, naskah pidato penting untuk

menunjang kelancaran dalam menyampaikan materi pidato.

Kriteria berpidato yang baik

Pidato yang saklik, yaitu apabila memiliki obyektivitas dan unsur-unsur yang

mengandung kebenaran. Saklik berarti pula adaa hubungan antara yang serasi antara

isi pidato dan formulasinya.

Pidato yang jelas, yaitu pembicara harus memilih ungkapan dan susunan kalimat yang

jelas untuk menghindari salah pengertian.

Pidato yang hidup,  untuk menghidupkan pidati dapat menggunakan gambar, cerita

pendek, atau kejadian-kejadian yang relevan sehingga memancing perhatian

pendengar.

Pidato yang memilki tujuan, yaitu apa yang mau dicapai. Hendaknya dalam  berpidato

tujuan harus sering di ulang dalam rumusan yang berbeda, supaya pendengar tidak

kehilangan benang merah selama mendengar.

Suatu pidato yang hanya membeberkan kejadian demi kejadian akan sangat

membosankan.Oleh karenan itu kejadian demi kejadian itu di ungkapkan dalam gaya

bahasa klimaks.

Pidato yang dibatasi, orang tidak boleh membeberkan segala soal dalam suatu pidato,

harus dibatasi pada satu atau dua soal yang tertutup saja. Sebab pidato yang terlalu

luas akan menjadi dangkal.

Pidato yang mengandung humor, humor dalam berpidato itu perlu, hanya saja tidak

boleh terlalu banyak. Humor itu dapat menghidupkan pidato sehingga memberi

kesan yang tak terlupakan oleh pendengar.

2.4 Mendongeng

Dongeng adalah cerita fiksi atau cerita khayalan yang banyak mengadung pesan

moral. Dongeng biasanya di ceritakan secara lisan dan turun-temurun.

Sebelum berdongen, ada hal-hal yang perlu kita perhatikan

Page 5: Tugas Bhsa Putri

Pertama kita hurus memilih cerita yang bagus, menarik, dan energik, supaya yang

mendengar ikut bersemangat mendengarnya.

Memahami isi cerita dengan baik.

Menyukai cerita tersebut, sehingga secara emosional akan terlibat.

Belajar improvisasi, baik melalui gerak atau mimik muka, suara, ataupun alat peraga.

Sesuaikan dengan waktu yang tersedia, sehingga tidak terkesan di ulur-ulur atau

tergesa-gesa.

Perhatikan cara bercerita suatu, gerakan tubuh atau mimik muka

Improvikasikan karakter: jiwai isi cerita.

Ajaklah pemirsa untuk antusias.

Dalam penutup pemirsa di ajak kembali mengingat alur cerita.

Di akhir cerita, pesan yang ingin disampaikan diulas tetapi jangan terlalu menggurui.

Ambil hikmah atau moral cerita.

Diakhir cerita, sangat penting untuk menunjukkan perubahan ke mana tokoh

protagonisnya dibawa. Pemirsa harus puas bahwa akhir cerita terasa “pas” dan tepat

2.5 Pembawa Acara

Pembawa acara atau pranataacara, atau biasa yang disebut master of ceremony

yang di singkat MC adalah orang yang bertugas sebagai tuan rumah sekaligus pemimpin

acara dalam panggung pertunjukan, hiburan, pernikahan, dan acara-acara sejenis.

Pembawa acara biasanya memperkenalkan peserta atau artis yang segera akan

tampil di atas panggung, berdialog dengan penonton, dan secara garis besar berusaha

menjaga tempo acara.

Hal-hal yang harus diperhatikan pembawa acara

Mengetahui situasi pembicaraan/acara.

Menguasai kaidah bahasa, seperti kata baku dan tidak baku, kalimat efektif, pelafalan

kata yang benar.

Menguasai intonasi dan nada pembicaraan yang tepat dan enak di dengar.

Mengetahui dan mampu menggunakan macam-macamteknik berbicara sesuai dengan

tujuan berbicara, seperti menginformasikan, meyakinkan, menggerakkan,

membujuk, atau menghibur.

Gerak-gerik penampilan harus luwes, wajar, dan percaya diri.

Page 6: Tugas Bhsa Putri

Dalam kaitannya dengan penguasaan kaidah bahasa pembawa acara harus menghindari

penggunaan kalimat yang tidak efektif. Salah satu ciri kalimat tidak efektif adalah kalimat

yang tidak di nalah (tidak logis), dan menggunakan kata yang berlebihan.