tugas bandara

8
Pendahuluan Bandar udara (disingkat: bandara) atau pelabuhan udara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat" Pada masa awal penerbangan, bandar udara hanyalah sebuah tanah lapang berumput yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin. Di masa Perang Dunia I, bandar udara mulai dibangun permanen seiring meningkatnya penggunaan pesawat terbang dan landas pacumulai terlihat seperti sekarang. Setelah perang, bandar udara mulai ditambahkan fasilitas komersial untuk melayani penumpang. Sekarang, bandar udara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko, restoran, pusat kebugaran, dan butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara baru. Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang juga sebagai terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandar udara yg berstatus bandar udara internasional ditempatkan petugas bea dan cukai. Di indonesia bandar udara yang berstatus bandar udara internasional antara lain Polonia (Medan), Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda

Upload: agung-pradana-wibawa

Post on 23-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bandara

TRANSCRIPT

Page 1: tugas bandara

PendahuluanBandar udara (disingkat: bandara) atau pelabuhan udara merupakan sebuah fasilitas

tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.

Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat"

Pada masa awal penerbangan, bandar udara hanyalah sebuah tanah lapang berumput yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin. Di masa Perang Dunia I, bandar udara mulai dibangun permanen seiring meningkatnya penggunaan pesawat terbang dan landas pacumulai terlihat seperti sekarang. Setelah perang, bandar udara mulai ditambahkan fasilitas komersial untuk melayani penumpang.

Sekarang, bandar udara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko, restoran, pusat kebugaran, dan butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara baru.

Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang juga sebagai terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandar udara yg berstatus bandar udara internasional ditempatkan petugas bea dan cukai. Di indonesia bandar udara yang berstatus bandar udara internasional antara lain Polonia (Medan), Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sepinggan (Balikpapan), Hasanudin (Makassar) dan masih banyak lagi.

Fasilitas bandar udara yang terpenting adalah:Sisi Udara (Air Side) Runway atau landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu

biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter, misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai dipakai konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dlsb. Pada bandar udara yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara international terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas.

Page 2: tugas bandara

Apron atau tempat parkir pesawat yang dekat dengan terminal building, sedangkan taxiway menghubungkan apron dan runway. Konstruksi apron umumnya beton bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari pesawat.

Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa menara khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.

Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka disediakan unit penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan pemadam kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran, ambulans, dan peralatan penolong lainnya.

Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.

Sisi Darat (Land Side) Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang datang atau

pergi. Di dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter check-in, (CIQ, Custom - Inmigration - Quarantine) untuk bandar udara internasional, dan ruang tunggu (boarding lounge) serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang. Di bandar udara besar, penumpang masuk ke pesawat melalui garbarata atau avio bridge. Di bandar udara kecil, penumpang naik ke pesawat melalui tangga (pax step) yang bisa dipindah-pindah.

Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan terminal

Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput, termasuk taksi

Jumlah Bandar Udara yang ada di IndonesiaMenurut sumber data dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melalui

Dirjen Perhubungan Udara jumlah bandar udara yang ada di Indonesia yaitu berjumlah 206 buah yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Bandar Udara tersebut digunakan untuk Penerbangan Internasional, Penerbangan Domestik, serta untuk Militer.

Luas dan Fasilitas Bandar Udara yang ada di IndonesiaDalam hal luas dan fasilitas bandar udara yang ada di Indonesia, saya hanya

mengambil contoh bandar udara yang ada di setiap provinsi seluruh Indonesia.1. Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda, lebih dikenal sebagai Bandara Sultan Iskandar Muda (IATA: BTJ, ICAO: WITT) adalah sebuah bandar udara yang melayani Kota Banda Aceh dan sekitarnya, yang terletak di wilayah Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar, Provinsi Aceh. Bandara ini dikelola oleh PT Angkasa Pura II, untuk melayani rute domestik dan internasional. Saat ini sudah ada dua penerbangan internasional, yaitu Air Asia ke Kuala Lumpur dan Firefly ke Penang.

Bandara ini memiliki luas 115,96 Ha dengan luas Apron A 16,512 m2 dan Apron B 9,216 m2 dengan luas taxi way 4,036.5 m2 . Bandar Udara ini juga memiliki terminal penumpang yang luasnya untuk Internasional 758 m2 dan untuk Domestik yaitu 1,590 m2.

Page 3: tugas bandara

2. Bandara Internasional Polonia (kode IATA: MES; kode ICAO: WIMM) adalah sebuah bandar udara internasional yang terletak sekitar 2 km dari pusat kota Medan, Indonesia. Bandara Polonia mempunyai luas sebesar 144 hektar.

Panjang landasan pacu saat ini adalah 2.900 meter, sementara yang dapat digunakan sepanjang 2.625 meter (sehingga terdapat displaced threshold sebesar 275 meter). Hal ini terjadi karena banyaknya benda yang menghalang di sekitar tempat lepas landas dan mendarat. Polonia juga memiliki 4 taxiway dan apron seluas 81.455 meter. Polonia dirancang untuk dapat memuat maksimum sekitar 900.000 penumpang. Landasan

Arah : (05 / 23), Dimensi : (2900 x 45) m² Taxiway

No.T/W : Dimensi Luas : Alpha : (148.50 x26) m² 3,861 m² , Bravo : (215 x23) m² 4,945 m², Delta : (1500 x18) m² 1,440 m², Charlie : (80 x18) m² 2,700 m², Echo : (333 x 23) m² 7659 m²

Apron Luas: Alpha : 39,581.78 m², Bravo : 30,305 m², Delta : 16,028.70 m² Tipe Pesawat :

A320, A319, B734, B733, B732, C208, MD82, MD83, MD90, CN235 Terminal Penumpang Luas Kapasitas: Domestik : 12,942 m² 5,004,398 org/thn

(Internasional & Domestik)Fasilitas Penerbangan

Telekomunikasi : VHF/HF, Handytalky, AMSC,Voice Recorder, Time Announcer, Speech Pluch, Receiver All Band, Send Call Coder, ATIS, VSCS

Navigasi Udara : DVOR/DME,NDB, ILS, Radar, SSR Extractor, ATC System, Radar MSSR, IRIS Monitor

PKP – PK : CAT. VIII Airfield Lightening PALS/PAPI

Fasilitas Bandara Power Supply : PLN, MPS/Genset Water Supply : PDAM Peralatan Mekanikal : Timbangan, Conveyor belt, Trolley, AC Keamanan : X-Ray,Walk Through Metal Detector,Hand Held Metal Detector,Security

CCTV Parkir Kendaraan : Luas Kapasitas : 25,342 m² 882 Kendaraan Meteo

Pengamatan : Tersedia, Prakiraan : Tersedia CIQ

Bea Cukai : Tersedia, Imigrasi : Tersedia, Karantina : Tersedia Transportasi Darat : Taxi, Car Rental Pelayanan Umum : Bank, Telepon Umum, Restaurant & Kafetaria, Duty Free Shop,

Souvenir Shop Penunjang Lain : Perkantoran, Gedung VIP, Pengolahan Limbah Cair (STP)

3. Bandar Udara Internasional Minangkabau (kode IATA: PDG, kode ICAO: WIPT) atau biasa disingkat BIM adalah bandar udara bertaraf internasional utama di provinsi Sumatera Barat yang melayani penerbangan-penerbangan dari dan ke Kota Padang. Bandara ini berjarak sekitar 23 km dari pusat Kota Padang yang letaknya bukan di Padang melainkan di Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman.

Page 4: tugas bandara

Bandar Udara Internasional Minangkabau dibangun sebagai pengganti Bandar Udara Tabing yang sudah tidak lagi memenuhi persyaratan dari segi keselamatan penerbangan setelah 34 tahun lamanya digunakan. Pembangunan bandara ini mulai dilakukan pada tahun 2001 dengan menghabiskan biaya sekitar 9,4 miliar Yen, dengan 10% di antaranya (sekitar 97,6 miliar Rupiah) merupakan pinjaman lunak dari Japan Bank International Coorporation (JICB). Konstruksinya melibatkan kontraktor Shimizu dan Marubeni J.O. dari Jepang, dan Adhi Karya dari Indonesia.

Landasan Arah : (15 – 33) Dimensi : (2,750 x 45) m²

Taxiway : Posisi Luas N1 Partial 13,440 m² N2 Partial 7,015 m²

Apron : Luas 37,800 m² 13,420 m²

Tipe Pesawat : Jenis Pesawat Posisi Parking Stand A320 6 A319 B737 MD82 C212

Terminal Penumpang : Luas Kapasitas 12570 m² 1,752,961 org/thn

Terminal Kargo : Luas Kapasitas 1,360 m² 10,118,922 kg/thn

Fasilitas Penerbangan1. Telekomunikasi : VHF/HF,Radio Link,Speech Plus,AMSC,2. Navigasi Udara : ILS,DVOR/DME,NDB3. PKP – PK : CAT. IX4. Air Field Lightening PALS/PAPI

Fasilitas Bandara1. Power Supply : PLN, MPS/Genset2. Water Supply : PDAM3. Peralatan Mekanikal : Timbangan, Conveyor belt, Trolley, Garbarata, Escalator, AC4. Keamanan : X-Ray Screening System,Walk Through Metal Detector,Hand Held Metal

Detector,Security CCTV5. Parkir Kendaraan Luas Kapasitas : 10,850 m² ± 350 kendaraan6. Pelataran GSE : 621 m²7. Meteo Pengamatan : Tersedia, Prakiraan : Tersedia8. Bea Cukai : Tersedia, Imigrasi : Tersedia, Karantina : Tersedia9. Transportasi Darat : Taxi, Car Rental10. Pelayanan Umum : Bank, Telepon Umum, Restaurant & Kafetaria11. Penunjang Lain : Perkantoran/Administrasi,IPAL,GSE,Gd. VIP/VVIP,Gd. Operasi,Gedung –

gedung lain

Page 5: tugas bandara

4. Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II (IATA: PKU, ICAO: WIBB) adalah sebuah bandar udara yang terletak di Kota Pekanbarudan sebelumnya bernama Bandara Simpang Tiga. Bandara ini memiliki luas 321,21 ha. Bandar udara Sultan Syarif Kasim II (SSK. II) Pekanbaru adalah bandara peninggalan Sejarah dari zaman kemerdekaan melawan penjajah Belanda dan Jepang. Saat itu di sebut “Landasan Udara” dimana landasan tersebut masih terdiri dari tanah yang di keraskan dan di gunakan sebagai Pangkalan Militer. Awalnya Landasan pacunya adalah dari Timur menuju Barat dengan nomor runway 14 dan 32.

Pada awal kemerdekaan di bangun landasan pacu baru yang terbentang dari arah utara menuju selatan dengan nomor runway 18 dan 32. Panjang landasan lebih kurang 800 meter dengan permukaan landasan berupa kerikil yang di padatkan. Pada tahun 1950 landasan pacu di perpanjang menjadi 1.500 meter, dan pada tahun 1967 landasan di mulai proses pengaspalan Runway, Taxi, dan Apron setebal 7 cm serta pertambahan panjang landasan sepanjang 500 meter. Bandara Syarif Kasim memiliki Panjang Landasan / Arah / PCN : 2.240 x 30 m2 / 18-36 / RWY :44 FCXT, TWY A dan B : 32, Rute Bandara : Domestik dan Internasional, Transportasi Ke Bandara : Taxi, dan sarana angkutan umum, Kapasitas Apron : 11 Pesawat B-737 (maksimum), Luas Total terminal : 6.596 m2, luas Terminal Domestik : 842 m2 > Ruang Tunggu luas terminal Internasional : 268 m2 > Ruang Tunggu, dan Pelayanan LLU : ADC, APP, RADAR. Jenis pesawat yang bisa mendarat : B-737Panjang Landasan: 2.240 m.

5.

http://hubud.dephub.go.id/?id/bandara/index/page:7 data jumlah bandara di indonesia direktorat jenderal perhubungan udara berjumlah 206 bandara baik kelas internasional maupun domestikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bandarahttp://bandaraonline.com/airport/profil-bandara