tugas bandara 2

19
Landas pacu Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Landas pacu 1 di Bandara Internasional El Dorado , Bogotá, D.C. Landas pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh pesawat terbang untuk lepas landas atau pendaratan yang dapat berupa aspal atau rumput . Dalam bahasa Inggris disebut runway. [sunting ] Penamaan Nama landas pacu diambil dari arahnya dengan pembulatan ke puluhan terdekat, contoh: 36 untuk landas pacu yang mengarah ke 360 derajat (utara). Karena sebuah landas pacu bisa dipakai dua arah, penamaan pun ada dua dengan selisih 18. Contoh: landas pacu 09/27. Apabila bandara memiliki beberapa landas pacu dengan arah sama, akan diidentifikasi dengan penambahan huruf L, C, dan R untuk Left, Center, dan Right (kiri, tengah, kanan) yang ditambahkan di akhir. Contoh: landas pacu 02R/20L. [sunting ] Teknis Pada umumnya landasan pacu memiliki lapisan aspal "hotmix" dengan identifikasi angka derajat dan arah yang dituliskan dengan huruf, serta garis garis yang mirip dengan "zebra cross " pada ujung ujungnya yang semakin berkurang jumlah garisnya bila menuju ke

Upload: gede-s-astra-pratyahara-3604

Post on 04-Jul-2015

335 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas bandara 2

Landas pacu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Landas pacu 1 di Bandara Internasional El Dorado, Bogotá, D.C.

Landas pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh pesawat terbang untuk lepas landas atau pendaratan yang dapat berupa aspal atau rumput. Dalam bahasa Inggris disebut runway.

[sunting] Penamaan

Nama landas pacu diambil dari arahnya dengan pembulatan ke puluhan terdekat, contoh: 36 untuk landas pacu yang mengarah ke 360 derajat (utara). Karena sebuah landas pacu bisa dipakai dua arah, penamaan pun ada dua dengan selisih 18. Contoh: landas pacu 09/27.

Apabila bandara memiliki beberapa landas pacu dengan arah sama, akan diidentifikasi dengan penambahan huruf L, C, dan R untuk Left, Center, dan Right (kiri, tengah, kanan) yang ditambahkan di akhir. Contoh: landas pacu 02R/20L.

[sunting] Teknis

Pada umumnya landasan pacu memiliki lapisan aspal "hotmix" dengan identifikasi angka derajat dan arah yang dituliskan dengan huruf, serta garis garis yang mirip dengan "zebra cross" pada ujung ujungnya yang semakin berkurang jumlah garisnya bila menuju ke tengah landasan yang menunjukkan saat saat pesawat harus touch down (roda roda menyentuh landasan saat mendarat) serta take off (melandas). Pada landasan-landasan tertentu, ujung ujung landasan yang digunakan untuk touch down atau take off digunakan lapisan beton, bukan aspal, untuk menghindari melelehnya aspal pada saat pesawat take off dengan kekuatan mesin penuh, khususnya pesawat tempur yang menggunakan mekanisme afterburner sehingga menimbulkan semburan api pada nozzle (saluran buang) mesin pesawat. Aspal yang digunakan yang terbaik adalah aspal alam, dan yang terbaik digunakan adalah aspal yang dihasilkan dari negara Trinidad dan Tobago, jadi tidak menggunakan aspal hasil olahan minyak bumi, yang mudah mencair/melunak akibat panas matahari, tekanan dan panas yang ditimbulkan dari semburan gas buang mesin pesawat. Pada

Page 2: tugas bandara 2

bagian bawah lapisan aspal digunakan lapisan batu kali, bukan batu koral seperti halnya penggunaan pengaspalan jalan raya. Landasan pacu dibuat dengan perhitungan teknis tertentu sehingga permukaannya tetap kering, sekalipun pada musim hujan, dan mencegah tergenangnya landasan yang mengakibatkan pesawat mengalami aquaplanning, terutama saat mendarat yang sangat membahayakan.

Pada tepi kanan dan kiri serta ujung ujung landas pacu diberi lampu-lampu dan tiang-tiang navigasi yang digunakan untuk membantu navigasi terlebih lebih pada cuaca buruk dan penerbangan malam hari.

Landas pacu sebuah lapangan terbang perintis di Papua

Landas pacu bandara perintis memiliki konstruksi yang lebih sederhana dibandingkan bandara bandara komersial terlebih lebih di kawasan terpencil. Landasan pacu ini dikenal sebagai airstrip. Terkadang hanyalah lajur tanah yang diperkeras yang diberi lapisan rumput, dan untuk mencegah amblasnya tanah digunakan lonjoran lonjoran baja atau alas marston (lapisan plat baja yang berlubang lubang). Di Indonesia, landasan seperti ini digunakan di daerah pedalaman Irian Jaya atau Papua. Konstruksi landas pacu seperti ini digunakan pada masa Perang Dunia II untuk kepentingan militer karena pembuatannya lebih praktis.

Panjang landasan pacu bergantung pada suhu, kecepatan dan arah angin, serta tekanan udara di sekitarnya. Di daerah gurun dan di dataran tinggi, umumnya landas pacu yang digunakan lebih panjang daripada yang umum digunakan di bandara-bandara bahkan bandara internasional, karena tekanan udara yang lebih rendah. Sebagai contoh, landas pacu di kota Doha, Qatar memiliki ukuran panjang sampai lebih dari 5.000 meter.

Landasan tertentu dilengkapi dengan kabel penahan pesawat untuk pendaratan (arrester cable) bahkan pelontar pesawat (catapult), terutama untuk landasan pendek dan landasan pada kapal induk.

[sunting] Pemeliharaan

Landas pacu pada setiap bandara umumnya dibersihkan dari debu atau kerikil, bahkan benda benda asing lainnya yang akan membahayakan keselamatan penerbangan (dalam dunia penerbangan, benda asing tersebut dikenal sebagai FOD). Kecelakaan pesawat terbang di

Page 3: tugas bandara 2

landasan pacu umumnya disebabkan karena adanya benda benda asing baik yang masuk ke dalam mesin pesawat maupun merusak badan pesawat atau roda pesawat saat pesawat lepas landas atau mendarat. Hal tersebut seperti yang dialami pesawat Concorde di Bandara Charles de Gaulle, Paris, Perancis pada tahun 2000 yang menyebabkan pesawat terbakar dan jatuh yang menewaskan seluruh penumpang, krew dan penduduk setempat. Selebihnya karena cuaca dan bahkan gangguan burung sehingga umumnya di setiap bandara komersial bahkan perintis dilengkapi menara pengawas yang mengawasi lalu lintas penerbangan, komunikasi bahkan informasi cuaca. Pada bandara tertentu, dilengkapi sensor dan pengusir burung dan sensor cuaca serta sensor untuk mengukur tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari mesin pesawat.

Selain itu pula, setiap landasan dilengkapi dengan kendaraan penyapu landasan dan peralatan bahan kimia pembersih landasan khususnya untuk membersihkan sisa sisa jejak karet yang ditimbulkan oleh roda-roda pesawat yang bila tidak dibersihkan juga dapat mengganggu keselamatan penerbangan.

Jalan rayap (bahasa Inggris: taxiway) adalah jalan penghubung antara landas pacu dengan pelataran pesawat (apron), kandang pesawat (hangar), terminal, atau fasilitas lainnya di sebuah bandar udara. Sebagian besar jalan rayap mempunyai permukaan keras yang merupakan lapisan aspal atau beton, walaupun bandar udara yang lebih kecil terkadang menggunakan batu kerikil atau rumput. Bandara-bandara yang sibuk umumnya membangun jalan rayap berkecepatan tinggi sehingga pesawat terbang dapat lebih cepat meninggalkan landas pacu. Hal ini dilakukan agar landas pacu dapat dikosongkan dalam jangka waktu yang lebih pendek untuk memberikan ruang bagi pesawat lainnya untuk mendarat.

Apron

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pelataran pesawat (bahasa Inggris: apron) adalah bagian dari bandar udara yang digunakan sebagai tempat parkir pesawat terbang. Selain untuk parkir, pelataran pesawat digunakan untuk mengisi bahan bakar, menurunkan penumpang, dan mengisi penumpang pesawat terbang. Pelataran pesawat berada pada sisi udara (airport side) yang langsung bersinggungan dengan bangunan terminal, dan juga dihubungkan dengan jalan rayap (taxiway) yang menuju ke landas pacu.

r u n w a y l i g h t i n g a n d m a r k i n g s

Page 4: tugas bandara 2

Runways may intersect each other. The additional runways enable aircraft to land into the wind. Single runways can be difficult if there is a strong crosswind. Where there is only one runway, every effort is made to build the alignment in the direction of the prevailing wind.

Single

Parallel

Open-V

Runways are referred to after their compass heading.

r u n w a y n u m b e r i n g s y s t e m

A runway's compass direction is indicated by a large number painted at the end of each runway. A runway's number is not written in degrees, but is given a shorthand format. For example, a runway with a marking of "14" is actually close to (if not a direct heading of) 140 degrees. This is a southeast compass heading. A runway with a marking of "31" has a compass heading of 310 degrees, that is, a northwest direction. For simplicity, the precise heading is rounded off to the nearest tens. For example, runway 7 might have a precise heading of 68 degrees, but is rounded off to 70 degrees. It is still good practice to check your compass prior to take-off or landing as it has been known that the numbers have been painted on the wrong ends!

click on the runway numbers on the illustration below to see the direction that will be seen on an aircraft's compass when it is ready to take off.

Page 5: tugas bandara 2

Your browser does not support inline

frames or is

currently configured not to display inline

frames.

Occasionally there may be parallel runways. 'L' and 'R' is then added to the runway number. Even more rarely there are three parallel runways. The central runway is called 'C'.

Below are shown typical runway markings.

Page 6: tugas bandara 2

Your browser does not support inline frames or is currently configured not to display inline frames.

Relocation of a Threshold with Markings for Taxiway Aligned with Runway

 

runway lighting

Page 7: tugas bandara 2

It is relatively easy to navigate around small airports, but large airports can be a nightmare for pilots using them for the first few times. Pilots can inform the ground controller they are unfamiliar with the airport, and request progressive taxi instructions. The ground controllers are happy to help newcomers. The airborne view of Dallas/Ft. Worth airport will give you a picture of how complex and confusing a large airport can be to pilots who do not work out of DFW regularly. The view looking north shows nine runways and dozens of taxiways and high-speed turnoffs.

Airports also use standardized lighting to provide direction and identification to all air and ground crews. To assist pilots in differentiating at night between airport runways and major roads, airports have rotating beacon lights. These beacons usually flash green and white lights to indicate a civilian airport. These beacons are visible from the air long before the entire airport is

Page 8: tugas bandara 2

recognizable.  

civilian airfields may display a green white flashing beacon

 

or a white flashing light 

more commonly, a two letter Morse ident. for the airfield is

shown. Again, civilian fields are green.

Military identification beacons flash red.

To help pilots at night quickly identify the beginning of a runway, green threshold lights line the runway's edge. Red lights mark the ends of runways and indicate obstructions. Blue lights run alongside taxiways while runways have white or yellow lights marking their edges. All these markings and lights serve to set a safety standard for all pilots to follow.

 

DIVISI PKP-PK BANDARA SOEKARNO-HATTA

AIRPORT CATEGORY :

9

FLIGHT B-747 RATE PER 3 MONTHS :

> 700 FLIGHT

3 FIRE STATIONS :

MAIN FIRE STATION

Page 9: tugas bandara 2

NORTH FIRE STATION

SOUTH FIRE STATION

2 RUNWAYS :

NORTH RUNWAY

SOUTH RUNWAY

FACILITIES :

- FOAM TENDER TYPE I : 7 UNITS

- RAPID INT VEHICLE : 3 UNITS

- NURSE TENDER : 1 UNIT

- AMBULANCE : 7 UNITS

- COMMAND CAR : 1 UNIT

- UTILITY CAR : 2 UNITS

- RESCUE TENDER AMPHIBIES : 2 UNITS

- AIRCRAFT RECOVERY : 1 UNIT

THE QUANTITIES OF THE EQUIPMENTS AND FIRE FIGHTING FACILITIES TO BE PROVIDED IN THESE VEHICLES SHOULD BE IN ACCORDANCE WITH THE AIRPORT CATEGORY 9.

VISI PKP-PK BANDARA SOEKARNO-HATTA

Page 10: tugas bandara 2

“ Menjadi Unit PKP-PK bertaraf internasional dan memberi manfaat bagi pengguna jasa penerbangan dengan mewujudkan tingkat pelayanan secara maksimal ”.

M I S I

PKP-PK BANDARA SOEKARNO-HATTA

“ Mengoptimalkan sumber daya PKP-PK yang efektif dan efisien guna tercapainya response time yang dipersyaratkan ICAO dalam upaya penyelamatan korban kecelakaan pesawat udara “.

MOTTO

“ TO SAVE A LIVE“.

STRATEGY MENCAPAI VISI DAN MISI

SUMBER DAYA PKP-PK YANG STANDAR

Personil bersumber daya;

Fasilitas Operasional yang compliance;

SOP yang up date;

SYSTEM OPERASIONAL

Tanggap, Cepat dan Selamat;

Pencapaian Response Time;

Pertolongan dan Pemadaman;

LEADER YANG PROFESIONAL

Kemampuan (competence);

Pengetahuan (knowledge);

Page 11: tugas bandara 2

Keterampilan (skill);

Bisa melakukan (ability);

Pengalaman (experience);

SUMBER DAYA PKP-PK YANG STANDARPersonil bersumber daya

Memiliki visi yang berkaitan dengan visi PKP-PK BSH; Memiliki komitmen sebagai personil PKP-PK BSH;

Tanggap terhadap ancaman keselamatan penerbangan;

Berfikir secara water logic , mengembangkan alternatif atau kemungkinan-kemungkinan lain yang belum diketahui;

Memiliki percaya diri dan antusias untuk melaksanakan tugas dengan baik;

Melaksanakan prosedur secara efektif dan efisien

FASILITAS OPERASIONAL YANG COMPLIANCE :

Kendaraan operasi PKP-PK memenuhi persyaratan (performa kendaraan dan fire fighting fasilities);

Peralatan komunikasi memenuhi kebutuhan operasional;

Perlengkapan personil dalam operasional memenuhi persyaratan K3;

Peralatan operasional memenuhi persyaratan kebutuhan kategori bandara untuk PKP-PK ;

Page 12: tugas bandara 2

S O P YANG UPDATE :

Selalu disempurnakan dan harus mengacu ICAO Document dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah;

Dilengkapi dengan petunjuk teknis (juknis) untuk menjelaskan secara teknis tentang pelaksanaan SOP dari regulator;

Disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan dikoordinasikan dengan unit fungsional terkait dalam hal SOP dimaksud ;

Disosialisasikan kepada petugas yang akan menggunakan SOP di lapangan;

SISTEM OPERASIONAL

TANGGAP, CEPAT, SELAMAT

Peduli terhadap ancaman bahaya kebakaran terutama menyangkut keselamatan penerbangan;

Menyiapkan kendaraan operasi dan peralatan agar siap pakai;

Melaksanakan tugas harus diukur dengan waktu yang ditetapkan karena menyangkut operasional PKP-PK ;

Tidak menunda pekerjaan terutama yang berkaitan dengan aspek operasional PKP-PK;

Mengutamakan faktor keselamatan dalam pelaksanaan tugas;

Page 13: tugas bandara 2

PENCAPAIAN RESPONSE TIME

Kendaraan di Main Fire Station sebagai target pencapaian response time di Runway 07L dan Runway 07R ;

Kendaraan di North Fire Station sebagai target pencapaian response time di Runway 25R;

Kendaraan di South Fire Station sebagai target pencapaian response time di Runway 25L;

Uji coba pencapaian response time dilaksanakan 1 kali setiap bulan;

Page 14: tugas bandara 2

PERTOLONGAN DAN PEMADAMAN

Tugas pertolongan lebih diutamakan dengan tidak mengabaikan faktor keselamatan;

Gunakan peralatan secara maksimal dan pelaksanaan tugas harus mengikuti prosedur;

Utamakan pancaran turret (bila terjangkau) dengan bahan pemadam busa dalam pemadaman kebakaran pesawat udara;

Gunakan pancaran handline dengan bahan pemadam busa bila pancaran turret tidak dapat menjangkau kebakaran pesawat udara;

Gunakan bahan pemadam secara efektif dan efisien

Page 16: tugas bandara 2

LEADER YANG PROFESIONAL

KEMAMPUAN (COMPETENCE)

Teknis pengoperasian kendaraan dan peralatan;

Manajemen Personil PKP-PK Berdaya;

Manajemen Operasi PKP-PK;

Manajemen Perawatan Fasilitas PKP-PK ;

Page 17: tugas bandara 2

Manajemen Latihan PKP-PK;

PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)

PKP-PK berbasis kepada Annexis, ICAO Document, Regulasi dari pemerintah, Direksi PT AP II, dll;

Keselamatan Penerbangan;

Kebandarudaraan Keudaraan;

Bisnis PT AP II

KETERAMPILAN (SKILL)

Teknis pengoperasian kendaraan dan peralatan;

Dapat mengatasi kendala operasi di lapangan;

Cepat mengambil keputusan dalam pelaksanaan operasi;

Dll;

BISA MELAKUKAN (ABILITY)

Page 18: tugas bandara 2

Memahami pekerjaan bersifat teknis seperti mengoperasikan dan merawat kendaraan & peralatan PKP-PK;

Memahami tugas operasional PKP-PK;

PENGALAMAN (EXPERIENCE)

Diklat PKP-PK;

Masa Kerja;

Operasional;