tugas bab i_lucky gilang patria_21111164_3ak4 (baru)

15
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pasti dalam memberikan kontribusi dana kepada negara. Untuk meningkatkan penerimaan pajak, pemerintah melakukan reformasi perpajakan secara menyeluruh pada tahun 1984. Sejak saat itu, Indonesia menganut self assessment system yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang (Mardiasmo, 2009:7). Konsekuensi dari perubahan ini adalah Direktorat Jenderal Pajak berkewajiban untuk melakukan pelayanan, pengawasan, pembinaan, dan penerapan sanksi pajak (Maria, 2012). Menurut Mardiasmo (2006:1) pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontra prestasi) secara langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.

Upload: lucky-gilang-5154

Post on 26-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas up akuntansi

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Bab I_lucky Gilang Patria_21111164_3ak4 (Baru)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pajak merupakan sumber pasti dalam memberikan kontribusi dana kepada negara. Untuk

meningkatkan penerimaan pajak, pemerintah melakukan reformasi perpajakan secara

menyeluruh pada tahun 1984. Sejak saat itu, Indonesia menganut self assessment system yaitu

sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan

sendiri besarnya pajak terutang (Mardiasmo, 2009:7). Konsekuensi dari perubahan ini adalah

Direktorat Jenderal Pajak berkewajiban untuk melakukan pelayanan, pengawasan, pembinaan,

dan penerapan sanksi pajak (Maria, 2012).

Menurut Mardiasmo (2006:1) pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara

berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontra

prestasi) secara langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.

Sedangkan menurut Waluyo (2011:2) pajak merupakan iuran kepada negara yang dapat

dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan- peraturan, dengan

tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang

menyelenggarakan pemerintahan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pajak merupakan suatu bentuk kewajiban

yang harus dipenuhi oleh wajib pajak pribadi maupun badan. Sedangkan penerimaan pajak

Page 2: Tugas Bab I_lucky Gilang Patria_21111164_3ak4 (Baru)

2

adalah penghasilan yang diperoleh oleh pemerintah yang bersumber dari pajak yang diberikan

oleh wajib pajak pribadi maupun badan.Penerimaan pendapatan yang berasal dari sektor pajak

terdiri atas PPh Non Migas (PPh pasal 21, 22, 23, 25, 29, 26, PPh final dan PPh nonmigas

lainnya), PPh Migas, PPn dan PPnBM, PBB, Pajak lainnya.

Penyuluhan merupakan suatu bentuk pendidikan yang cara, bahan, dan sarananya

disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan, dan kepentingan sasaran. Karena sifatnya yang

demikian maka penyuluhan biasa juga disebut pendidikan non formal (Pudji, 2007).

Penyuluhan perpajakan atau sosialisasi perpajakan merupakan suatu upaya Direktur

Jenderal Pajak khususnya KPP untuk memberikan pengertian, informasi, dan pembinaan kepada

masyarakat mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan peraturan dan perundang-

undangan perpajakan. Adanya sosialisasi perpajakan diharapkan akan tercipta partisipasi yang

efektif dimasyarakat dalam memenuhi hak dan kewajiban sebagai wajib pajak dalam memenuhi

perpajakannya (Deni, 2006). Deni (2009) dan Ari (2011)

Strategi penyuluhan yang diterapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak mempunyai peranan

sebagai proses pendidikan bagi masyarakat (Wajib Pajak), selain juga sebagai ujung tombak

dalam pelaksanaan self assessment system, dibutuhkan agar terjadi perubahan dalam masyarakat

antara lain agar masyarakat tergugah dan sadar untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya

sehingga menjadi semakin patuh, peningkatan jumlah Wajib Pajak sebagai usaha ekstensifikasi

pajak, serta agar penerimaan dari sektor pajak semakin meningkat. Penyuluhan perpajakan

bertujuan untuk memaksimalkan penerimaan sektor pajak bagi kas negara, sesuai dengan target

peningkatan penerimaan negara dari sektor pajak yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Selain peningkatan target penerimaan pajak, perubahan yang juga diinginkan oleh Dirjen Pajak

adalah peningkatan jumlah Wajib Pajak. Selain itu, program intensifikasi pajak untuk

Page 3: Tugas Bab I_lucky Gilang Patria_21111164_3ak4 (Baru)

3

meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak juga tidak lepas dari peran serta penyuluhan perpajakan

(Yuraida,2010)

Kurangnya sosialisasi dari pemerintah, ternyata menjadi salah satu penghambat minimnya

kepatuhan wajib pajak membayar pajak.(Chairudin Nur Rachmanto, 2009).

Kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai sutau keadaan di mana Wajib Pajak

memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya (Siti Kurnia

Rahayu, 2010:141).

Masalah kepatuhan wajib pajak merupakan masalah penting di seluruh dunia baik bagi

negara maju maupun di negara berkembang, karena jika wajib pajak tidak patuh akan

menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan penghindaraan, pengelakan, penyelundupan

dan pelalaian pajak, yang ada akhirnya tindakan tersebut akan menyebabkan penerimaan pajak

negara akan berkurang, kesadaraan eknis dan kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan tidak

hanya tergantung kepada masalah-masalah teknis saja yang menyangkut metode pemungutan,

tarif pajak, teknis pemeriksaan, penyidikan, penerapan sanksi sebagai perwujudan pelaksanaan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dan pelayanan kepada wajib pajak selaku

pemberi dana bagi negara dalam hal membayar pajak, disamping itu tergantung kemauan wajib

pajak juga, sampai sejauh mana wajib pajak tersebut akan mematuhi ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan (Siti Kurnia Rahayu, 2010:141).

Kepatuhan wajib pajak diidentifikasi dari kepatuhan dalam mendaftarkan diri, menyetor

kembali Surat Pemberitahuan (SPT), menghitung dan membayar pajak terutang serta membayar

tunggakan pajak. Hal tersebut dipertegas dengan Keputusan Menteri Keuangan No.544/

KMK.04/2000 tentang Kriteria Wajib Pajak Patuh, yaitu jika memenuhi kriteria berikut ini.

Page 4: Tugas Bab I_lucky Gilang Patria_21111164_3ak4 (Baru)

4

1) Tepat waktu dalam menyampaikan surat pemberitahuan untuk semua jenis pajak dalam dua

tahun terakhir.

2) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah memperoleh izin

untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak.

3) Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan

dalam jangka waktu sepuluh tahun terakhir.

4) Dalam dua tahun pajak terakhir menyelenggarakan pembukuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 28 UU KUP, dan dalam hal wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan,

koreksi pada pemeriksaan yang terakhir untuk tiap-tiap jenis pajak yang terutang paling

banyak lima persen. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk dua tahun terakhir

diaudit oleh akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, atau pendapat

dengan pengecualian sepanjang tidak memengaruhi laba rugi fiskal. Laporan auditnya

harus disusun dalam bentuk panjang (long form report) yang menyajikan rekonsiliasi laba

rugi komersial dan fiskal. Dalam hal wajib pajak yang laporan keuangannya tidak diaudit

oleh akuntan publik dipersyaratkan untuk memenuhi ketentuan pada angka 1, 2, 3, dan 4 di

atas.

Orang yang membayar pajak karena didorong oleh suatu ketakutan akan mendapat

hukuman bila dia tidak membayar pajak, pada tingkatan compliance orang membayar pajak

bukan dikarenakan adanya kesadaraan bahwa membayar pajak itu perlu bagi meningkatkan

penghasilan negara, pada tingkatan ini orang membayar semata-mata didorong oleh rasa takut

mendapat hukuman bila menghindari pembayaran pajak (Djamaludin ancok, 2004)

Page 5: Tugas Bab I_lucky Gilang Patria_21111164_3ak4 (Baru)

5

Namun tingkat kepatuhan wajib pajak masih rendah, seperti yang dipaparkan oleh Wahyu

(2008) bahwa kondisi kepatuhan wajib pajak di Indonesia masih rendah, hal tersebut ditunjukkan

dari total wajib pajak yang terdaftar hanya sebagian yang melaporkan kewajiban perpajakannya.

Penelitian-penelitan yang pernah dilakukan di Indonesia menyatakan bahwa kepatuhan

pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: penelitian yang dilakukan oleh Hutagaol,

dkk (2007) dan Yadnyana (2011) menunjukkan bahwa variabel-variabel yang memengaruhi

kepatuhan pajak salah satunya adalah sanksi pajak. Muliari (2010) dalam penelitiannya

menyatakan kepatuhan pajak dipengaruhi oleh kesadaran wajib pajak. Ari (2011) dalam

penelitiannya menyatakan faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan pajak meliputi kesadaran

wajib pajak, kualitas pelayanan dan penyuluhan perpajakan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: “PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN

WAJIB PAJAK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, penulis mengidentifikasikan

masalah sebagai berikut:

1. Penerimaan negara melalui pajak masih rendah karena kesadaran masyarakat untuk

mau membayar pajak masih sedikit.

Page 6: Tugas Bab I_lucky Gilang Patria_21111164_3ak4 (Baru)

6

2. Motivasi masyarakat sebagai Wajib Pajak masih kurang untuk ikut serta dalam

kegiatan sosialisasi perpajakan.

3. Upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang kurang maksimal

4. Kurangnya sosialisasi dari pemerintah, ternyata menjadi salah satu penghambat

minimnya kepatuhan wajib pajak membayar pajak

5. Jika wajib pajak tidak patuh akan menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan

penghindaraan, pengelakan, penyelundupan dan pelalaian pajak, yang ada akhirnya

tindakan tersebut akan menyebabkan penerimaan pajak negara akan berkurang.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang dijelaskan pada latar belakang penelitian diatas dan kemudian

diidentifikasikan pada sub bab identifikasi masalah, maka selanjutnya penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan sosialisasi perpajakan pada KPP Pratama di wilayah Kota

Bandung

2. Bagaimana kepatuhan pajak pada KPP Pratama di wilayah Kota Bandung

3. Bagaimana penerimaan pajak pada KPP Pratama di wilayah Kota Bandung

4. Seberapa besar pengaruh sosialisasi perpajakan dan kepatuhan wajib pajak dalam

upaya meningkatkan penerimaan pajak pada KPP Pratama di wilayah Kota Bandung

secara parsial dan simultan.

Page 7: Tugas Bab I_lucky Gilang Patria_21111164_3ak4 (Baru)

7

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi mengenai

sosialisasi perpajakan, kepatuhan wajib pajak, serta mendapatkan bukti empiris bahwa

Sosialisasi Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak memiliki pengaruh terhadap

penerimaan pajak.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sosialisasi pajak pada KPP Pratama di Wilayah Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui kepatuhan pajak pada KPP Pratama di Wilayah Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui penerimaan pajak pada KPP Pratama di Wilayah Kota Bandung.

4. Untuk mengetahui pengaruh Sosialisasi Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak dalam

upaya meningkatkan Penerimaan Pajak pada KPP Pratama di wilayah Kota Bandung

secara parsial dan simultan

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis

Sebagai tambahan informasi dan pertimbangan bagi instansi terkait mengenai Pengaruh

Sosialisasi Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Upaya Meningkatkan

Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di wilayah Kota Bandung,

sehingga akan menjadi lebih baik dan berkembang.

Page 8: Tugas Bab I_lucky Gilang Patria_21111164_3ak4 (Baru)

8

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Penulis

Penulis mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat dan selain itu untuk menambah

pengetahuan, juga memperoleh gambaran langsung bagaimana Pengaruh Sosialisasi

Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Upaya Meningkatkan Penerimaan Pajak

Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di wilayah Kota Bandung..

2. Bagi pihak lain

Dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pertimbangan dan pemikiran dalam

penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama, yaitu Pengaruh Sosialisasi

Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Upaya Meningkatkan Penerimaan Pajak

Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di wilayah Kota Bandung..

Page 9: Tugas Bab I_lucky Gilang Patria_21111164_3ak4 (Baru)

9

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti

penulis mengadakan Penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wilayah Kota Bandung,

yaitu:

Tabel 1.1

Lokasi Penelitian

No. Nama KPP Alamat1. KPP Pratama Bandung Karees Jalan Ibrahim Adjie No. 372 2. KPP Pratama Bandung Sumedang Jalan Ibrahim Adjie No.3723. KPP Pratama Bandung Cicadas Jalan Soekarno Hatta No. 781 4. KPP Pratama Bandung Tegalega Jalan Soekarno Hatta No. 2165. KPP Pratama Bandung Cibeunying Jalan Purnawarman No. 19-216. KPP Pratama Bandung Bojonegara Jalan Ir. Sutami No. 17. KPP Pratama Bandung Majalaya Jalan. Peta No.7

1.5.2 Waktu Penelitian

Tabel 1.2

Waktu Pelaksanaan Penelitian

No UraianWaktu Kegiatan

Mar Apr Mei Jun Jul Agu1 Mencari data

2Membuat Usulan Penelitian

3Bimbingan Usulan Penelitian

4Sidang Usulan Penelitian

5 Bimbingan Skripsi6 Sidang Skripsi