tugas albertsons kelompok
DESCRIPTION
Mata Kuliah Perilaku OrganisasiTRANSCRIPT
TUGAS KELOMPOK
STUDI KASUS
PERILAKU ORGANISASI
BAB 3 – SIKAP DAN KEPUASAN KERJA
Ajie Nasrulfiddin Pua Note I2A014052
Alphacino Junido Loilewen I2A014053
Guruh Sugiharto I2A014072
Hesti Eka Novianti I2A014074
Muhammad Praditina Safreza I2A014097
Magister ManajemenUniversitas Mataram
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kasus
Albertsons adalah sebuah perusahan obat dan bahan makanan
yang sangat besar. Perusahan ini memiliki 2400 supermarket, dan
merek Osco dan Sav-onnya menajdikan toko tersebut persahaan obat
terbesar kelima di AS, pada tahun tertentu, jumlah penjualan di toko-
tokonya mencapai 4 Milyar.
Albertsons bersaing dalam bisnis yang ketat. WallMart,
khususnya, berangsur-angsur menghabiskan saham pasarnya. Denagan
pendapatan yang sedikit dan laba yang menurun, perusahaan tersebut
memperkerjakan Larry Johtson untuk membalik bisnis tersebut.
Johtson datang ke Albertsons dari General Electric. Ketika berada
di GE, Jhontson berteme dengan seorang ahli pelatih bernama ED
Foreman. Foreman membuat dirinya disayang oleh Jhontson ketika
akhirnya memperkerjakan Foreman untuk membantu dirinya
menghadapi sebuah masalah serius. Pada saat itu, Jhontson telah
dikirm ke Paris untuk memperbaiki divisi GE Medical System di Eropa.
Divisi tersebut membuat CT-scan. Selama dekade sebelumnya, empat
eksekutif telah didatangkan untuk membalik keadaan divisi tersebut
dan berusaha membuatnya menguntungkan. Semuanya gagal. Jhontson
merespon tantangan tersebut dengan memulai beberapa perubahan
penting, ia melakukan sejumlah penambahan, menutup pabrik-pabrik
yang tidak efisien dan memindahkan pabrik-pabrik ke negara-negara
Eropa Timur untuk memanfaatkan biaya tenaga kerja yang lebih
rendah. Kemudian, ia membawa Ed Foreman untuk mengubah pasukan.
“setelah kita mendapatkan Ed,” kata Jhontson.”orang-orang mulai
2
menjalani kehidupan mereka secara berbeda. Mereka pergi kerja
dengan semangat dalam langkah mereka. “dalam tiga tahun, divisi
tersebut mendatangkan laba tahunan sebesar $100 Juta. Jhontson
memberikan pujian besar atas haluan ini untuk Foreman.
Apakah rahasia Foreman? Ia memberikan pelatihan motivasi dan
sikap. Ini adalah sebuah contoh program utama Foreman disebut
Succesful Life Course. Program ini berlangsung tiga hari dan dimulai
pada pukul 6 setiap pagi. Hari pertama dimulai dengan bab dari
selebaran inspirational, yang diikuti dengan peregangan seperti yoga
yang berlangsung selama 12 menit. Kemudian para partisipan menaiki
sebuah bukit, menyanyikan “aku tahu aku bisa, aku tahu aku bisa”.
Kegiatan ini diikuti dengan makan pagi dan kemudian berbagi ceramah
tentang sikap, diet dan olahraga. Namun, secara keseluruhan, fokus
utama dari program ini adalah sikap. kata Foreman “adalah sikap,
bukan kecerdasan anda, yang menentukan posisi anda”. Bagian-bagian
lain dari program tersebut meliputi pelukan kelompok, aktivitas tia, dan
olahraga relaksasi pengendalian pikiran.
Jhontson sangat yakin dengan program Foreman. “Sikap positif
adalah satu-satunya hal terpenting yang bisa mengubah sebuah bisnis”
kata Jhontson. Ia menganggap program Foreman sebagai jembatan
penting yang menghubungkan karyawan dengan pelanggan: “kami
berada dalam bisnis pemeliharaan dan penambahan pelanggan : “kami
berada dalam bisnis pemeliharaan dan penambahan pelanggan”.
Dengan begitu banyak pembeli yang menuju tokonya, Johnston
mengatakan ini “memberi banyak peluang untuk layanan pelangga.
Kami harus menyemangati rekan-rekan”. Untuk membuktikan
kesediaannya melakukan tindakan yang sesuai dengan perkataannya,
Jhonston telah memberikan $10 juta untuk pelatihan ini. Pada akhir
tahun 20014, 10.000 manajer telah mengambil kursus tersebut.
Kemudian, mereka melatih sebanyak 190.000 “rekan” Albertsons,
dengan batuan tape dan buku.
3
Foreman mengatakan programnya berhasil. Ia menyebutkan
keberhasilan di perusahaan-perusahaan seperti Allstate, Milliken, & Co.,
dan Abbott Labs. “tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan
mental, fisik, dan emosional,” katanya. “kita sebagai indovidu
menentukan keberhasilan hidup kita sendiri. Pikiran-pikiran positif
menghasilkan tindakan positif”.
B. Soal
1. Jelaskan logika bagaimana kursus Foreman yang berlangsung
selama 3 hari bosa mempengaruhi profitabilitas Albertsons secara
positif.
2. Johnston berkata, “sikap positif adalah satu-satunya hal terpenting
yang bisa mengubah sebuah bisnis”. Menurut anda, seberapa valid
dan umum pernyataan ini?
3. Jika menjadi Johnston, apa yang bisa anda lakukan untuk
mengevaluasi efektivitas dari investasi anda sebesar $10 juta
dalam program pelatihan Foreman?
4. Apabila anda adalah seorang karyawan Albertson, bagaimana
perasaan anda ketika menjalani kursus Foreman? Jelaskan
pendapat anda.
C. Tujuan
Untuk mengetahui sikap dan kepuasan kerja karyawan dari
perusahaan Albertsons.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisa Terhadap Kasus
- Albertsons adalah perusahaan yang memiliki lebih dari 2.400
Supermarket, dan merek Osco dan Sav-on.
- Wal-mart, pesaing Albertsons berangsur-angsur menghabiskan
saham pasarnya sehingga pendapatan sedikit dan laba menurun.
- Larry Johnston adalah seorang yang dipekerjakan untuk
membalikkan bisnis dan datang dari GE.
- Ed Foreman adalah seorang ahli pelatih dan memberikan
pelatihan motivasi dan sikap kepada karyawan dengan tema
Succesful Life Course yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan, fisik, mental dan emosional.
- Adalah Sikap, bukan kecerdasan Anda, yang menentukan posisi
Anda.
- Sikap positif adalah satu-satunya hal terpenting yang bisa
mengubah sebuah bisnis.
- Program Foreman tersebut berhasil di perusahaan seperti Allstate,
Milliken & Co dan Abbot Labs.
B. Jawaban Terhadap Permasalahan
1. Logika kursus Foreman bisa mempengaruhi profibilitas.
JAWABAN :
Sejujurnya inti dari program kursus tersebut adalah sikap. Sikap
anda menetukan posisi anda. Sikap ini dibentuk dari kegiatan
kursus selama 3 hari. Terkadang perusahaan yang pailit tentu
mebuat pikiran kryawan was-was dan khawatir akan nasib dari
karyawan tersebut, apakah akan mendapatkan surat pemutusan
5
hubungan kerja ataukah mereka akan digaji serendah mungkin
karena perusahaan tak cukup membayar beban gaji yang tinggi,
Foreman berusaha untuk membangkitkan sikap karyawan yang
tangguh dalam menghadapi krisis dan berpikir otomatis akan hari
depan perusahaan dan nasib karyawan. Karyawan merasa
memiliki perusahaan tersebut sehingga mereka akan bekerja
sama dalam satu tim agar tercapailah goal yang mereka inginkan
(bangkit dari keterpurukan) dan mendapatkan profitabilitas yang
positif.
2. Sikap positif adalah sati-satunya hal terpenting yang bisa
mengubah sebuah bisnis.
JAWABAN :
Menumbuhkan sikap positif yang ada pada diri sendiri akan
membangun optimisme, harapan, dan antusiasme. Sikap ini
sangat berguna dalam menjalankan sebuah bisnis. Jika sebagai
pebisnis maupun pemula bersikap positif ini mutlak harus dimiliki
karena hanya dengan bersikap positif ini maka kita akan dapat
merealisasikan mimpi-mimpi yang besar. Jika mempunyai sikap
negatif maka sudah dapat dipastikan tidak cocok untuk menjadi
pengusaha. Sekecil apapun pengusaha itu misalkan hanya sebagai
pedagang sprei atau reseller sprei harus mempunyai sikap positif.
Orang yang bersikap positif akan melihat apa saja yang dikerjakan
selalu optimis bahwa dia akan berhasil sehingga rasa was-was
akan jauh dari padanya. Sikap semacam ini sudah merupakan
modal dasar dalam menjalankan bisnis baik yang kecil maupun
yang besar.
3. Mengevaluasi efektivitas dari investasi sebesar $10 juta dalam
program pelatihan Foreman
JAWABAN :
Mengevaluasi dengan cara menanyakan kepuasan para peserta
pelatihan seperti dari kualitas materi, tempat pelatihan, instruktur
pelatihan. Menguji sikap kerja para peserta pelatihan baik sebelum
dan sesudah pelatihan. Mengukur apakah proses pelatihan
6
tersebut dapat diterapkan oleh peserta pelatihan dalam kegiatan
sehari-hari ataupun untuk kemudian waktu.
7
4. Perasaan anda ketika menjalani kursus Foreman.
JAWABAN :
Perasaan kelompok kami ketika menjalani kursus tersebut kami
merasa percaya diri dan memiliki mental yang kuat dari
pembentukan yang dilakukan oleh Foreman. Secara emosional kita
merasakan bahwa sebagai makhluk sosial maka kita seharusnya
bekerja sama dalam satu tim, saling memahami, dan
menyeimbangkan sikap antar anggota tim agar dapat mencapai
tujuan yang maksimal.
8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sikap kerja dapat dijadikan indikator apakah suatu pekerjaan berjalan
lancar atau tidak. Jika sikap kerja dilaksanakan dengan baik, pekerjaan
akan berjalan lancar. Jika tidak berarti akan mengalami kesulitan.
Tetapi, bukan berarti adanya kesulitan karena tidak dipatuhinya sikap
kerja, melainkan ada masalah lain lagi dalam hubungan antara
karyawan yang akibatnya sikap kerjanya diabaikan.
Dengan bersikap positif maka hidup akan lebih bahagia dan bermakna
tiada manfaat sedikitpun bagi seseorang jika bersikap negatif kecuali
hanya untuk kewaspadaan.
9