tugas akuntansi
DESCRIPTION
freeTRANSCRIPT
TUGAS AKUNTANSI
NAMA : MERLY ARDHANI
KELAS/ NO.ABSEN : X AK1/27
GAMBAR SIKLUS AKUNTANSI
BUKU BESAR
Buku besar (ledger) adalah sebuah buku yang berisi kumpulan akun atau perkiraan (accounts). Akun (rekening) tersebut digunakan untuk mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Dengan demikian, akun merupakan kumpulan informasi dalam sebuah sistem akuntansi. Misalnya, kas dicatat dalam akun kas, piutang dicatat dalam akun piutang, tanah dicatat dalam akun tanah, dan sebagainya untuk akun- akun yang termasuk dalam kelompok akun aktiva. Kelompok akun kewajiban akan dijumpai akun hutang, pinjaman jangka panjang, dan lain-lain sesuai dengan jenis kewajiban tersebut. Demikian pula, modal dicatat dalam akun ekuitas.
Buku Besar terbagi menjadi Buku Besar Umum (general Ledger) dan Buku Besar Pembantu (Subsidiary Ledger). Sistem Buku Besar Umum menampilkan proses transaksi untuk Buku Besar Umum dan Siklus Pelaporan Keuangan. Sistem Buku Besar Umum mempunyai beberapa tujuan, yaitu untuk:
1.2.3.4.5.
mencatat semua transaksi akuntansi secara akurat dan benar.memposting transaksi-transaksi ke akun yang tepat.menjaga keseimbangan debet dan kredit pada akun.mengakomodasi entry jurnal penyesuaian yang dibutuhkan.menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan tepat waktu untuk setiap periode akuntansi.
Adapun fungsi dari Sistem Buku Besar Umum adalah:
1.2.3.4.5.6.
Mengumpulkan data transaksi.Mengklasifikasikan dan mengkodekan data transaksi dan akun.Memvalidasikan transaksi yang terkumpul.Meng-update-kan akun Buku Besar Umum dan File transaksi.Mencatatkan penyesuaian terhadap akun.Mempersiapkan laporan keuangan.
Buku besar pembantu digunakan untuk mencatat rincian akun tertentu yang ada di Buku Besar Umum. Akun Buku Besar Umum yang rinciannya dicatat dalam Buku Besar Pembantu disebut Akun Pengawas (Controlling Account). Sedangkan akun-akun yang merinci akun pengawas disebut Akun Pembantu (Subsidiary Account). Dua buku besar pembantu yang umum adalah Buku Pembantu Kewajiban (Hutang) dan Buku Pembantu Piutang. Untuk entitas sektor publik, setiap akun bisa atau perlu dibuat buku besar pembantu karena mengingat luasnya akun-akun dalam setiap entitas. Untuk selanjutnya, buku besar umum sering disingkat menjadi buku besar dan buku besar pembantu yang disingkat dengan nama buku pembantu.
Pengunaan buku besar pembantu mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:
1. Memudahkan penyusunan laporan keuangan, karena buku besar umum terdiri dari akun-akun yang jumlahnya lebih sedikit. Hal ini juga akan mengurangi kesalahan-kesalahan dalam buku besar umum.
2. Ketelitian dalam pembukuan dapat diuji dengan membanding-kan saldo dalam akun buku besar umum dengan jumlah saldo-saldo dalam buku pembantu.
3. Dapat diadakan pembagian tugas dalam pengrjaan akuntansi.
4. Memungkinkan pumbukuan harian dari bukti-bukti pendukung transaksi kedalam buku pembantu.
5. Bisa segera diketahui jumlah macam-macam elemen.
Suatu instansi sektor publik memiliki kewajiban (hutang) kepada beberapa kreditor. Mekanisme monitoring hutang kepada masing-masing kreditor dilakukan melalui akun pengawas (Hutang) di buku besar umum. Akun ini digunakan untuk mencatat total kewajiban instansi kepada seluruh kreditor. Di samping itu, satu akun hutang secara terpisah disediakan kepada masing-masing kreditor itu dibuku besar pemantu. Akun-akun yang merupakan rincian dari akun pengawas hutang itu disebut akun pembantu hutang. Akun pengawas, sesuai dengan namanya, mengawasi jumlah keseluruhan hutang yang ada di akun pembantu. Saldo akun pengawas hutang harus sama dengan penjumlahan saldo-saldo akun pembantu hutang. Posting ke akun pengawas dilakukan cukup sekali dalam satu periode tertentu (mingguan atau bulanan), sedangkan posting ke akun-akun pembantu dilakukan secara harian. Untuk entitas lain, Prosedur yang sama bisa dilakukan.
Contoh Buku Besar yang Paling Sederhana
NAMA AKUN
No. AkunTangga
lKeteranga
nRef
Jumlah
Tanggal
Keterangan
Ref
Jumlah
NAMA AKUNSISI KIRI ATAU DEBET SISI KANAN ATAU KREDIT
Dalam persamaan dasar akuntansi, ada tiga kelompok akun yang dijumpai, masing-masing adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Pos pendapatan dan pos biaya dicatat dalam akun-akun tersendiri, yaitu akun pendapatan dan akun biaya. Masing-
masing jenis akun yang tergabung dalam kelompok akun bersangkutan disediakan akun tersendiri.
Aturan debet-kredit digunakan dalam pencatatan transaksi. Aturan ini digunakan untuk mencatat perubahan aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan biaya dalam akun yang bersangkutan. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS + PENDAPATAN � BIAYA
Atau
AKTIVA + BIAYA = KEWAJIBAN + EKUITAS + PENDAPATAN
Semua akun yang berada di ruas kiri (aktiva dan biaya) jika bertambah dicatat di sebelah kiri atau debet, dan jika berkurang dicatat di sebelah kanan atau kredit. Sedangkan untuk semua akun yang berada di ruas kanan (kewajiban, ekuitas, dan pendapatan) jika bertambah dicatat di sebelah kanan atau kredit, dan jika berkurang dicatat di sebelah kiri atau debet. Itulah aturan debet dan kredit.
Aturan Debit Kredit
Berdasarkan aturan ini, secara normal akun-akun aktiva dan biaya selalu bersaldo debet, karena penambahan atau kenaikan aktiva dan biaya diharapkan akan lebih besar daripada penurunannya. Akun-akun kewajiban, ekuitas, dan pendapatan secara normal selalu bersaldo kredit, karena kenaikan atau penambahan kewajiban, ekuitas, dan pendapatan diharapkan lebih besar daripada penurunannya.
Dengan menaati aturan debet dan kredit ini, jumlah saldo debet di akun-akun aktiva dan biaya akan selalu sama dengan jumlah saldo kredit ekening-akun kewajiban, ekuitas, dan pendapatan. Proses keseimbangan yang diciptakan oleh aturan debet-kredit ini biasa disebut dengan sistem tata buku berpasangan atau Double Entry Sistem. Setiap transaksi akan dicatat paling tidak pada dua akun. Kalau satu akun
didebet, maka akun lainnya dikredit. Adapun buku besar yang diperlukan untuk masing-masing akun adalah sebagai berikut:
AKTIVA
Debet KreditAktiva Lancar Kas dan Setara Kas Piutang Persediaan Pembayaran di Muka Investasi (surat berharga) Aktiva Lancar Lainnya
Aktiva Tidak Lancar Piutang Investasi (barang)
Aktiva Keuangan Lainnya
Infrastruktur, Pabrik dan
Peralatan
Tanah dan Bangunan
Aset Tidak Berujud
Aktiva Bukan Keuangan Lainnya
Aktiva Tidak Lancar Lainnya
KEWAJIBAN
Debet Kredit Kewajiban Lancar
Hutang
Pinjaman Jangka Pendek
Bagian Lancar dari Pinjaman
Provisions (Cadangan)
Tunjangan Pegawai
Dana Pensiun
Kewajiban Lancar Lainnya
Kewajiban Tidak Lancar
Hutang
Pinjaman
Provisions (Cadangan)
Tunjangan Pegawai
Dana Pensiun
Kewajiban Tidak Lancar Lainnya
EKUITAS
Debet KreditKepentingan Minoritas Modal yang ditempatkan
CadanganAkumulasi Surplus/(defisit)
PENDAPATAN
Debet Kredit Penerimaan
Operasi Pajak (Tax Revenue)
Fee, Denda, Biaya Hukuman, & Perijinan
Penerimaan dari Transaksi
Pertukaran
Transfer dari Entitas Pemerintah Lainnya
Penerimaan Operasi Lainnya
Penerimaan non Operasi Laba Penjualan Properti, Bangunan
dan peralatan
Penerimaan Modal
Penerimaan Luar Negeri
BIAYA
Debet KreditBiaya Operasional Upah, Gaji dan Tunjangan
Pegawai
Bantuan dan Pembayaran
Transfer Lainnya
Perlengkapan dan Barang
Habis Pakai
Biaya Penyusuran dan
Amortisasi
Biaya Operasi Lainnya
Biaya non Operasi Biaya keuangan (Finance
Costs) Pembiayaan Dalam Negeri Pembiayaan Luar Negeri
Pengeluaran Modal
Buku Besar Pembantu yang diperlukan untuk masing-masing akun pada akun-akun yang ada adalah sebagai berikut:
ASET (AKTIVA)
A. Aset Lancar
1. Kas dan Setara Kas
Buku pembantu kas tidak perlu dibuat
2. Piutang
Buku Pembantu Piutang dibuat berdasarkan nama debitor. Misalnya, aset negara dijual kepada publik secara kredit. Buku pembantu perlu dibuat berdasarkan nama-nama debitor (pembeli), berdasarkan jenis barang yang dijual, atau berdasarkan range besarnya piutang, atau bisa juga berdasarkan wilayah tinggal debitor.
3. Persediaan
Buku Pembantu Persediaan dibuat berdasarkan jenis barang seperti bentuk, fungsi, merek, dan sebagaimya, atau berdasar sifat penyusunnya.
4. Pembayaran di Muka
Buku Pembantu Pembayaran Di Muka dibuat berdasarkan jenis pembayaran yang dilakukan, misalnya yang dibayar di muka ada premi asuransi, pembayaran sewa tempat, dan lain-lain.
5. Investasi (surat berharga)
Buku Pembantu Investasi Lancar dibuat berdasarkan jenis investasi yang dimiliki, perusahaan/pihak di mana entitas berinvestasi, atau berdasar pada masa jatuh tempo investasi.
B. Aktiva Tidak Lancar (buku besar pembantunya dibuat sama dengan aturan diatas)
1. Piutang2. Investasi (barang)3. Aset keuangan lainnya4. Infrastruktur, Pabrik, dan Peralatan5. Tanah dan Bangunan6. Aktiva Tidak Berujud7. Aktiva Bukan Keuangan Lainnya8. Aktiva Tidak Lancar Lainnya
KEWAJIBAN
A. Kewajiban Lancar
1. Hutang
Buku besar pembantu dibuat berdasarkan nama kreditor atau pihak-pihak yang menyebabkan timbulnya hutang, begitu juga dengan nomor 2-4.
2. Pinjaman Jangka Pendek3. Bagian Lancar dari Pinjaman4. Provisions (Cadangan)5. Tunjangan Pegawai
Buku besar pembantu dibuat berdasarkan kategori yang sudah ditentukan seperti: golongan pegawai (status jabatan) dan lain-lain.
6. Dana Pensiun7. Kewajiban Lancar Lainnya
B. Kewajiban Tidak Lancar
1. Hutang2. Pinjaman3. Provisions (Cadangan)4. Tunjangan Pegawai5. Dana Pensiun6. Kewajiban Tidak Lancar
EKUITAS
1. Modal yang ditempatkan2. Cadangan3. Akumulasi Surplus/(defisit)4. Kepentingan Minoritas
PENDAPATAN (PENERIMAAN)
Buku besar pembantu untuk pendapatan dibuat berdasarkan pihak-pihak yang menyebabkan timbulnya pendapatan, sekaligus jenis pendapatan tersebut seperti yang ada di bawah ini:
A. PENERIMAAN OPERASI
B. PENERIMAAN NON OPERASI
1. Pajak (Tax Revenue) PPh PPN Cukai PBB
1. Laba Penjualan Properti, Bangunan dan Peralatan
2. Penerimaan Modal Penerimaan
BPHTB Pajak lainnya Bea Masuk Pajak Ekspor Pajak Daerah Pajak Kendaraan Bermotor Pajak Hiburan Pajak Hotel dan Restoran Pajak Reklame Pajak Penerangan Jalan Pajak Daerah Lainnya2. Fee., Denda, Biaya Hukuman, dan Lisensi3. Penerimaan dari Transaksi Pertukaran4. Transfer dari Entitas Pemerintah Lainnya Laba dari BUMN Transfer dari Entitas Pemerintah Lainnya di Daerah Laba dari BUMD Pendapatan dinas- dinas Bagian Bagi Hasil Pajak/ Non Pajak5. Penerimaan Operasi Lainnya Penerimaan Bukan Pajak Penerimaan Operasi Lainnya di Daerah Retribusi Daerah Sumbangan dan Bantuan Penerimaan Bukan Pajak lainnya Dana Alokasi Umum (Dana Pengeluaran Rutin)
Privatisasi Aset Recovery Penerimaan Modal di Daerah Dana Alokasi Khusus Pinjaman Daerah Sumbangan dan Bantuan
3. Penerimaan Luar Negeri