tugas akhir tpi

15
TUGAS INDIVIDU TEKNIK PENANGKAPAN IKAN ALAT TANGKAP “DOGOL” Oleh: Fadly Hasan 08/269698/PN/11355 Manajemen Sumberdaya Perikanan JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

Upload: fadlyhasan

Post on 03-Jul-2015

524 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas akhir TPI

TUGAS INDIVIDU

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN

ALAT TANGKAP “DOGOL”

Oleh:

Fadly Hasan

08/269698/PN/11355

Manajemen Sumberdaya Perikanan

JURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2011

Page 2: Tugas akhir TPI

DEFENISI DOGOL

Alat tangkap dogol atau cantrang dalam pengertian umum digolongkan pada

kelompok Danish Seine yang terdapat di Eropa dan beberapa di Amerika. Dogol dan

Cantrang memiliki bentuk yang sama, tetapi terdapat sedikit perbedaan antara keduanya.

Perbedaan tersebut yaitu pada bagian atas mulut jaring (dogol) agak lebih menonjol ke

depan, sehingga hampir menyerupai konstruksi jaring trawl (true trawl net), sedangkan

cantrang memiliki bagian atas mulut jaring yang hampir sama dengan bagian bawah mulut

jaring.

Dogol merupakan salah satu alat tangkap pukat kantong yang banyak digunakan

oleh para nelayan skala kecil di daerah perairan utara jawa. Dogol memiliki ukuran-ukuran

yang cukup beragam. Selain itu bahan jaring yang dipergunakan untuk pembuatan

konstruksi dogol juga bermacam-macam. Konstruksi dogol merupakan hasil kreativitas

dan inovasi para nelayan dengan segala keterbatasan ilmu yang dimiliki, sehingga

menghasilkan bentuk dan konstruksi yang cukup sederhana. Dogol dioperasikan tanpa

dilengkapi dengan papan rentang (otter boat) atau gawang (beam) sebagai alat untuk

membuka mulut jaring.

Dogol merupakan alat sejenis trawl yang dioperasikan di dasar perairan dengan

cara melingkarkannya pada suatu area kemudian kedua ujung sayapnya ditarik ke kapal

hingga seluruh bagian jaringnya naik. Dilihat dari bentuknya, alat tangkap ini menyerupai

payang tetapi ukurannya lebih kecil. Dilihat fungsi dan hasil tangkapannya ia menyerupai

trawl, tetapi bentuknya lebih sederhana dan pada waktu penangkapan hanya menggunakan

perahu layar atau perahu bermotor ukuran kecil. Perbedaannya dengan trawl adalah pada

cara pengoperasiannya, yaitu jaring trawl diseret di belakang kapal oleh kapal yang

bergerak, sedangkan dogol jaring hanya dilingkarkan kemudian ditarik ke kapal yang pada

saat itu sedang berhenti. Kenyataannya di lapangan jaring dogol ini dioperasikan seperti

trawl.

Alat tangkap dogol terdiri dari jaring yang panjang dengan kantong menggunakan

alat untuk menyeret dan menjaring. Alat tangkap ini termasuk jenis alat tangkap aktif

dengan sasaran ikan demersal dan udang. Alat ini digunakan pada daerah yang memiliki

dasar perairan yang lunak seperti dasar perairan pasir atau berlumpur. Jika terdapat karang

pada daerah pengoperasiannya maka akan merusak jaring dogol tersebut.

Page 3: Tugas akhir TPI

KONSTRUKSI DOGOL

1) Kantong (cod end)

Kantong merupakan bagian jaring terpendek dan terletak di ujung belakang dogol yang

merupakan tempat terkumpulnya hasil tangkapan. Kantong terdiri dari bagian-bagian

dan mempunyai nama-namanya tersendiri seperti (dari belakang ke depan): bago,

penggantungan, karon, telon, kapatan, kluwung kekar, kluwung sirang, cakel kesatu,

dan kedua. Bahan jaring umumnya menggunakan benang lawe. Cakel kesatu dan kedua

adalah bagian atas kantong yang menjorok ke depan melampaui bibir bawah. Bagian

ini dapat disamakan dengan “square” (medan trawl/ medan jaring) pada trawl yang

sebenarnya yang berfungsi untuk menghalang ikan-ikan agar tidak lolos ke atas ketika

jaring sedang ditarik menelusuri dasar perairan. Bagian jaring lainnya: mata buntek

terdapat di tengah-tengah bibir atas; mata ilat-ilat terdapat di tengah-tengah bibir

bawah; kembang waru terdapat di bagian ujung belakang kantong, tempat dimana tali

kantong terdapat.

2) Kaki/Sayap (wing)

Kaki/sayap adalah bagian jaring terpanjang dan terletak di ujung depan dogol yang

merupakan sambungan atau perpanjangan badan sampai tali salambar. Bagian ini juga

dibagi menjadi beberapa bagian (dari belakang ke depan) seperti: kemipi, serang jaring,

serang gete, puwatan I dan II,dan jampang. Kaki atau sayap biasanya terbuat dari bahan

benang lawe. Sayap berfungsi untuk menghadang dan mengarahkan ikan supaya masuk

ke dalam kantong.

3) Badan Jaring (body)

Badan jaring merupakan bagian jaring yang terletak di antara bagian kantong dan

bagian sayap jaring.

4) Tali Temali

Terdapat tali ris atas, ris bawah, selambar, dan “tali pengotot” (tali usus).

- Tali Ris Atas (head rope)

Page 4: Tugas akhir TPI

Fungsinya sebagai tempat mengikatkan bagian kaki/sayap jaring, kantong (bagian

bibir atas) dan pelampung.

- Tali Ris Bawah (ground rope)

Fungsinya untuk menghubungkan kedua sayap jaring bagian bawah dan pemberat,

melalui mulut jaring bagian bawah.

- Tali Selambar (warp)

Fungsinya sebagai tali penarik (towing) dogol ke atas geladak kapal

- Tali Usus

Fungsinya sebagai pembantu apabila jaring sewaktu-waktu tersangkut sesuatu di

dasar pada ketika melakukan penangkapan. Tali ini terbuat dari ijuk yang

panjangnya kurang lebih sama dengan panjang jaring dan diameternya 2 cm.

5) Pelampung dan Pemberat

- Pemberat batu dengan berat lebih kurang 1 kg yang dibungkus dengan rajut dan

rotan, diikatkan pada tiap kaki (ras bawah) 1 buah lebih kurang 1/3 dari bagian kaki

terhitung dari epek-epek

- Pemberat timah, diikatkan pada ris di bagian bibir bawah dengan jumlah 10 buah

- Umbal (pelampung), berupa pelampung bambu dengan panjang 2 meter (diameter

5 cm), diikatkan pada salah satu ujung selambar muka dan pada pangkal umbal ini

diberi pemberat batu lebih kurang 0,25 kg agar umbal dapat berdiri pada

permukaan laut untuk memudahkan melihat ujung selambar pada waktu

penangkapan. Di samping umbal terdapat “kulu” (pelampung bambu kecil) lebih

kurang 1 ruas (diameter 5 cm) yang diikatkan pada 1/3 bagian kaki dihitung dari

“mata buntek”. Penggunaan pelampung bertujuan untuk memberikan daya apung

pada alat tangkap dogol

OPERASI PENANGKAPAN

Usaha penangkapan dengan dogol menggunakan perahu layar/ motor yang

biasanya disebut “perahu kolek”, “perahu rangkul”, atau “perahu jangkung”. Setiap perahu

mempunyai ukuran-ukuran sendiri atau bervariasi dengan panjang antara 8 – 9 meter, lebar

Page 5: Tugas akhir TPI

2 – 2,5 meter, dan dalam 0,70 – 0,90 meter. Daya muat lebih kurang 2 – 2,75 ton. Tenaga

yang digunakan antara 4 – 5 orang. Daerah penangkapan umumnya tidak jauh dari pantai,

di tempat-tempat dangkal, dan dicari terutama yang dasarnya berpasir atau pasir-lumpur

dengan permukaan yang rata.

Setelah jaring diturunkan dan melingkari sasaran yang dituju (umumnya dengan

cara menduga-duga) kemudian tali panjang (selambar, haul line) ditarik ke arah perahu.

Pada waktu penarikan jaring perahu dilabuh dengan menurunkan jangkar, kemudian

jangkar tersebut disambung dengan tali yang diikatkan pada bagian depan dan belakang

perahu yang kurang lebih membentuk segitiga sama sisi dengan maksud agar pada waktu

penarikan tidak terjadi gerakan-gerakan perahu yang tidak diinginkan. Luas dasar perairan

yang dapat ditelusuri sangat tergantung pada panjang tali selambar (warp) yang digunakan.

Penarikan jaring melalui tali selambar yang pada gilirannya penarikan jaring ke atas perahu

dilakukan dari salah satu sisi perahu.

Pengoperasian dogol secara teknis dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Penurunan jaring (setting)

Proses penurunan jaring dilakukan dari salah satu sisi lambung bagian buritan kapal

dengan pergerakan kapal membentuk lingkaran sesuai dengan panjang tali

selambar (200 – 300 m). Kecepatan rata-rata kapal yang digunakan yaitu sekitar 1 –

1,5 knot. Sayap jaring dan tali selambar digunakan untuk memperlebar jarak

sapuan atau tangkapan dogol.

2) Penarikan dan pengangkatan jaring (hauling)

Proses penarikan dan pengangkatan jaring dilakukan dari sisi lambung kapal atau

buritan tanpa atau dengan menggunakan mesin bantu penangkapan (fishing

machinery) dan pada saat posisi kapal sedang berlabuh jangkar atau sedang

terapung (drifting), supaya tidak terjadi pergerakan kapal yang berlebihan yang

dapat mengganggu jalannya proses penangkapan. Dalam hal ini diusahakan agar

kapal bergerak maju dengan kecepatan lambat sesuai dengan kecepatan penarikan

dogol.

Page 6: Tugas akhir TPI

HASIL TANGKAPAN

Hasil tangkapan utamanya yaitu udang dan ikan demersal seperti petek, kerong-

kerong, gulamah, kerapu, ikan sebelah, gurita, cucut, dan lain sebagainya.

DISTRIBUSI ALAT

Persebaran alat tangkap dogol terdapat pada pantai utara Jawa (Jawa Barat: Labuan,

Indramayu, Cirebon dan lain-lain; Jawa Tengah: Tegal, Pekalongan, Brebes, Jepara,

Rembang; dan Jawa Timur). Dogol yang banyak dioperasikan di Lampung sebenarnya

berasal dari Jawa terutama Indramayu dan Tegal. Di daerah Tegal dan sekitarnya, beberapa

dogol ada yang dilengkapi dengan semacam papan trawl, “sewakan” dalam ukuran yang

relatif kecil.

SISTEM BAGI HASIL

Perbedaan jenis alat tangkap dan kapal atau perahu yang digunakan menyebabkan

pola bagi hasil berbeda pula. Contohnya yaitu terjadi di daerah pesisir Karang Agung,

Tuban, Jawa Timur. Pada jenis alat tangkap dogol, nilai hasil bersih atau uang tengah

dibagi antara pemilik dan pandega (ABK).

Besarnya bagi hasil untuk pemilik perahu/kapal sebanyak 7 bagian dan untuk

pandega yang tugasnya sebagai juru mudi mendapat 2 bagian, juru buang pukat 1,5 bagian,

sedangkan bagi awak kapal biasa mendapat 1 bagian.

Sistem bagi hasil perikanan laut di Kecamatan Juwana, Pati, Jawa Tengah dari

berbagai jenis alat tangkap menggunakan cara yang sama dalam perhitungan hasil bersih.

Adapun perbedaan terdapat dari cara pembagian hasil bersih dari masing-masing alat

tangkap antara pemilik dan penggarap. Pemilik memperoleh hasil sebesar 20 %, sedangkan

penggarap (juru mudi, juru mesin, ABK) memperoleh bagian sebesar 80 %.

Sistem bagi hasil yang dianut yaitu adat kebiasaan setempat. Hasil tangkapan yang

dibagikan antara nelayan pemilik dan penggarap yaitu hasil bersih penerimaan dalam

usaha penangkapan dikurangi beban tanggungan bersama. Sedangkan yang dimaksud

beban tanggungan bersama adalah biaya perawatan, biaya operasional (termasuk ransum

ABK) dan retribusi. Khusus alat tangkap trammel net dan dogol tidak termasuk ABK,

karena kedua alat tangkap ini pulang-pergi dalam satu hari sehingga nelayan membawa

Page 7: Tugas akhir TPI

perbekalannya masing-masing. Tanggungan pemilik untuk semua unit alat tangkap yaitu

biaya penyusutan, pajak motor dan perizinan.

Page 8: Tugas akhir TPI

LAMPIRAN

A. Desain bentuk baku konstruksi dogol

Keterangan gambar:

1. Panjang bagian-bagian jaring

a) Panjang tali ris atas : l

b) Panjang tali ris bawah : m

c) Keliling mulut jaring : a

d) Panjang total jaring : b

e) Panjang bagian sayap atas : c

f) Panjang bagian sayap bawah : d

g) Panjang bagian medan jaring atas (square) : Sqr

Page 9: Tugas akhir TPI

h) Panjang bagian badan : e

i) Panjang bagian kantong : f

2. Lebar bagian-bagian jaring

a) Keliling mulut jaring : a

b) Setengah keliling mulut jaring : h

c) Lebar ujung depan bagian sayap atas : g2

d) Lebar ujung belakang bagian sayap atas : g1

e) Lebar ujung depan bagian sayap bawah : h2

f) Lebar ujung belakang bagian sayap bawah : h1

g) Jarak ujung-ujung belakang sayap atas : g”

h) Jarak ujung-ujung belakang sayap bawah : h”

i) Lebar ujung depan bagian square : g’

j) Lebar ujung belakang bagian square : g1’

k) Lebar ujung depan bagian badan : i

l) Lebar ujung belakang bagian badan : i1

m) Lebar ujung depan bagian kantong : j

n) Lebar ujung belakang bagian kantong : j1

Page 10: Tugas akhir TPI

B. Dogol dalam operasi penangkapan

Keterangan gambar:

I. Umpal dan pelampung diturunkan

II. Sayap kiri, kantong, dan sayap kanan diturunkan secara berurutan. Sayap kanan

ditarik secara melingkar menuju umpal pertama yang telah diturunkan

III. Jangkar mulai diturunkan dan penarikan jaring dilakukan sampai selesai

Page 11: Tugas akhir TPI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Teknologi Penangkapan Udang.

<http://www.perikanan-diy.info/home.php?

mode=content&submode=detail&id=203>. Teknologi Penangkapan Udang.

Diakses 07 Januari 2011.

Badan Standardisasi Nasional. 2010. Bentuk Baku Konstruksi Pukat Kantong Dogol.

<http://sisni.bsn.go.id/index.php/sni/Sni/download/7037>. Diakses 07 Januari

2011.

Kusumastanto, T., dkk. Laporan Akhir Naskah Akademis Tentang Bagi Hasil Perikanan.

<http://124.81.80.163/aplikasi/TUSite_files/Aplikasi%20Substantif/Data/ISI

%20KEGIATAN%20TAHUN%202005/16na%20perikanan.pdf>. Diakses 07

Januari 2011.

Partosuwiryo, S. 2002. Dasar-dasar Penangkapan Ikan. Fakultas Pertanian. Universitas

Gadjah Mada. Yogyakarta.

Subani, W dan H.R. Barus, 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia.

Balai Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Wiryawan, B., M.Khazali, & M.Knight. 2005. Menuju Kawasan Konservasi Laut Berau,

Kalimantan Timur: Status sumberdaya pesisir dan proses pengembangannya.

<http://www.coraltrianglecenter.org/downloads/KLL%20Berau.pdf>. Diakses

pada 07 Januari 2011.