tugas akhir peranan etika komunikasi dan informasi …

64
TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DALAM KANTOR UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH MEDAN OLEH : WULANDARI SYAHFITRI 152103051 Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

TUGAS AKHIR

PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DALAM KANTOR

UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA BPJS

KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH MEDAN

OLEH :

WULANDARI SYAHFITRI

152103051

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara

Page 2: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

Universitas Sumatera Utara

Page 3: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kesempatan bagi penulis sehingga

tersampaikan kepada Rasulullah SAW. Adapun Tugas Akhir ini berjudul

“Peranan Etika Komunikasi dan Informasi Dalam Kantor Untuk

Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor

Wilayah Medan”.

Penulisan Tugas Akhir ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan

pengetahuan penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam

penelitian ini. Selain itu, penelititan ini dilakukan guna memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Jurusan D3 Kesekretariatan pada

Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan tugas akhir ini hingga selesai, banyak pihak yang terlibat

dari penulisan tugas akhir ini. Karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III

Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Inneke Qamariah, SE., M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Diploma

III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

ii

4. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP., MBA., selaku Dosen Pembimbing

yang selalu memberikan saran-saran serta bimbingan kepada penulis.

5. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si., selaku penguji saya.

6. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

7. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda, Muhammad

Irwansyah tercinta dan Ibunda Yusna tercinta, yang telah memberikan

segalanya kepada penulis, dari kasih sayang, perhatian, pengorbanan,

dorongan semangat serta doa tiada henti kepada penulis dengan tulus dan

ikhlas.

8. Teruntuk adik-adik saya Fikri dan Ica. Terima kasih karena selalu

mendukung penulis.

9. Untuk para bunga, Ruri, Vanissa, Indi, Tasya, Risya dan Ami, terima kasih

atas segala dukungannya untuk penulis.

Penulis menyadari tugas akhir ini jauh dari sempurna karena keterbatasan

kemampuan penulis. Akhir kata penulis berharap agar tugas akhir ini bermanfaat

bagi para pembaca. Aamiin

Medan, 2018

Penulis

Wulandari Syahfitri

NIM: 152103051

Universitas Sumatera Utara

Page 5: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

DAFTAR TABEL.................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................. 6

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 6

1.5 Jadwal Kegiatan ................................................................. 6

1.6 Sistematika Penulisan ........................................................ 7

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan .............................................. 9

2.2 Visi dan Misi .................................................................... 11

2.3 Struktur Organisasi ........................................................... 12

2.4 Job Description................................................................. 13

2.5 Jaringan Usaha Terkini ..................................................... 17

2.6 Kinerja Usaha Terkini ...................................................... 29

2.7 Rencana Kegiatan ............................................................. 30

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Etika, Etiket dan Moral

3.1.1 Pengertian Etika ....................................................... 31

3.1.2 Pengertian Etiket ..................................................... 32

3.1.3 Pengertian Moral ..................................................... 33

3.2 Pengertian Komunikasi Kantor

3.2.1 Etika Komunikasi Kantor ........................................ 35

3.2.2 Pentingnya Etika Komunikasi Dalam Kantor ......... 36

3.3 Prinsip-Prinsip Yang Mempengaruhi Kelancaran Dalam

Penerapan Etika Komunikasi dan Informasi

3.3.1 Pelaksanaan Etika Komunikasi dan Informasi Pada

BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah .................. 39

3.3.2 Prinsip-Prinsip yang Mempengaruhi Kelancaran Da-

lam Penerapan Etika Komunikasi dan Informasi .... 42

3.3.3 Peranan Etika Komunikasi Dan Informasi Pada

BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan ...... 44

3.4 Hasil Penelitian

3.4.1 Metode Penelitian ..................................................... 45

Universitas Sumatera Utara

Page 6: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

iv

3.5 Karakteristik Responden

3.5.1 Crosstab Jenis Kelamin dan Usia ............................. 46

3.5.2 Crosstab Jenis Kelamin dan Pendidikan .................. 47

3.5.3 Crosstab Jenis Kelamin dan Masa Kerja .................. 47

3.6 Distribusi Jawaban Variabel

3.6.1 Frequency Jawaban Responden Variabel X (Etika

Komunikasi dan Informasi) ....................................... 48

3.6.2 Frequency Jawaban Responden Variabel Y (Kinerja

Pegawai) .................................................................... 50

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ........................................................................ 52

4.2 Saran .................................................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 54

LAMPIRAN ............................................................................................. 55

Universitas Sumatera Utara

Page 7: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

v

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tingkat Risiko Kecelakaan Lingkungan Kerja .................................. 18

2.2 Manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja................................................... 19

2.3 Jaminan Hari Tua ............................................................................... 22

2.4 Iuran dan Tata Cara Bayar ................................................................. 23

3.1 Crosstab Jenis Kelamin dan Usia ...................................................... 46

3.2 Crosstab Jenis Kelamin dan Pendidikan ............................................ 47

3.3 Crosstab Jenis Kelamin dan Masa Kerja ........................................... 47

3.4 Frequency Jawaban Responden Variabel X (Etika Komunikasi dan

Informasi) ........................................................................................... 48

3.5 Frequency Jawaban Responden Variabel Y (Kinerja Pegawai) ........ 50

Universitas Sumatera Utara

Page 8: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

vi

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Struktur Oganisasi BPJS Ketenagakerjaan ..................................... 12

Universitas Sumatera Utara

Page 9: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

vii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Surat Riset ............................................................................................ 55

Universitas Sumatera Utara

Page 10: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fenomena yang terjadi dengan kehadiran arus globalisasi menyebabkan

terjadinya berbagai perubahan lingkungan strategis pada tingkat regional, nasional

dan internasional yang telah dipicu oleh arus perkembangan dan kemajuan dalam

bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber daya manusia merupakan suatu

faktor yang pendukung yang sangat mempengaruhi sebuah perusahaan. Pada

dasarnya sumber daya manusia dan perusahaan mempunyai satu kesatuan yang

saling membutuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia

merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan. Seorang pegawai yang memiliki

kinerja (hasil kerja) yang tinggi dan baik dapat menunjang tercapainya tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Pada dasarnya kinerja karyawan merupakan hasil proses yang kompleks,

dan dipengaruhi oleh faktor-faktor baik berasal dari faktor internal maupun

eksternal. Kinerja pegawai menjadi penilaian bagi perusahaan dalam meraih

prestasi kerja bagi pegawai, serta berhubungan dengan pencapaian tujuan

perusahaan jangka pendek maupun jangka panjang. Kinerja karyawan yang baik

adalah harapan setiap perusahaan yang memperkerjakan pegawai tersebut. Jika

kinerja pegawai baik maka kinerja perusahaan pun menjadi baik. Jadi kinerja

merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama

periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai

Universitas Sumatera Utara

Page 11: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

2

kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang

telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama.

Komunikasi dalam perusahaan mengajak semua anggota perusahaan

peduli untuk melakukan interaksi denngan sesama anggota dengan pihak luar.

Kegiatan komunikasi mempunyai peranan yang penting dalam memperlancar

kinerja kegiatan perusahaan secara intern dan ekstern dalam mencapai tujuan

secara efisien dan efektif. Etika dalam berkomunikasi sangatlah diperlukan guna

meningkatkan kinerja karyawan.

Dalam suatu kantor penerapan etika komunikasi dibutuhkan untuk semua

bentuk kegiatan kerja. Etika komunikasi yakni etika komunikasi yang terjadi dan

berlangsung dalam kantor (office communication). Dengan terciptanya etika

komunikasi timbal balik yang baik antara pimpinan dan karyawan, akan

menimbulkan produktivitas kerja yang baik. Dengan kata lain tanpa adanya

komunikasi, maka pekerjaan kantor akan menjadi tidak sesuai dengan rencana

yang sudah ditetapkan sehingga tujuan-tujuan yang diharapkan tidak akan

tercapai.

Seorang manajer kantor harus dapat menerapkan etika komunikasi secara

efektif dengan semua pegawai kantor baik secara horizontal maupun secara

vertical atau secara diagonal. Pengurusan informasi atau information handling

yakni penyampaian dan penerimaan berita, akan dapat berjalan dengan baik bila

dalam kantor itu terdapat komunikasi yang efektif dan efesien. Komunikasi itu

akan menciptakan iklim kerja kantor yang sehat dan terbuka. Hal ini sangat

penting guna meningkatkan kreativitas dan dedikasi para pegawai kantor. Etika

Universitas Sumatera Utara

Page 12: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

3

komunikasi kantor merupakan suatu rangkuman istilah yang mempunyai

pengertian tersendiri. Etika berarti norma, nilai, kaidah atau ukuran tingkah laku

yang baik. Dengan demikian etika komunikasi kantor adalah norma, ukuran yang

berlaku dalam proses penyampaian keterangan yang berlangsung dalam suatu

kantor.

Pada dasarnya komunikasi kantor dapat berlangsung secara lisan maupun

tulisan. Secara lisan, dapat terjadi secara langsung (tatap muka atau face to face)

tanpa melalui perantara. Setiap individu berusaha menetapkan berbagai sikap dan

pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh setiap individu atau apa yang

seharusnya dijalankan individu, dan apa tindakan yang seharusnya dilakukan.

Secara tidak langsung komunikasi juga dapat dilakukan melalui suatu perantara

dengan media misalnya komunikasi melalui telepon, internet sebagai komunikasi

jarak jauh untuk menjalin kerjasama para pegawai di kantor yang dapat

memperlancar proses kerja antar sesama pegawai dan juga dapat dilakukan

dengan komunikasi secara tertulis misalnya surat menyurat. Etika komunikasi

dalam kantor perlu diperhatikan agar tidak terjadi suatu prasangka buruk yang

dapat mengakibatkan dampak negative terhadap pegawai lainnya. Contohnya,

setiap pegawai tidak boleh mengeluarkan kata-kata yang kurang enak didengar

yang bisa membuat perasaan orang lain menjadi tersinggung. Dengan demikian

etika komunikasi memegang peranan penting dalam melakukan hubungan kerja

dalam kantor.

Etika merupakan syarat mutlak dalam hubungan antar pegawai. Setiap

pegawai kantor dalam menjalankan tata hubungan kantor harus mempunyai:

Universitas Sumatera Utara

Page 13: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

4

norma kesusilaan, norma kesopanan dalam segala segi kehidupan dan

tindakannya, budi pekerti yang baik. Etika menjadi dasar atau pedoman bagi

setiap pegawai yang akan melakukan interaksi dalam berkomunikasi. Dapat

dikatakan bahwa etika memberi pandangan orientasi bagaimana seseorang

menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan dalam dunia kerja di kantor. Etika

membantu pegawai untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam

menjalani perannya masing-masing sehingga dalam melakukan komunikasi dapat

membentuk perilaku yang baik.

Informasi adalah sekumpulan data/ fakta yang diorganisasi atau diolah

dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerima. Data yang telah

diolah menjadi sesuatu yang berguna bagi si penerima maksudnya yaitu dapat

memberikan keterangan atau pengetahuan. Dengan demikian yang menjadi

sumber informasi adalah data. Informasi dapat juga dikatakan sebuah pengetahuan

yang diperoleh dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.

Fenomena yang terjadi berdasarkan penelitian dari penulis pada BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan ini biasanya para karyawan di setiap

bidangnya akan mengerjakan tugas-tugas yang berbeda namun saling

berkesinambungan. Untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut, sangat penting

bagi karyawan bekerja sama antar para karyawan di bidang satu dengan bidang

lainnya. Untuk itu, jalinan komunikasi yang baik sangat diperlukan bagi setiap

karyawan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan untuk mencapai target-

target yang harus dicapai serta informasi yang di berikan dapat diterima dengan

baik oleh karyawan. sama halnya ketika karyawan ingin menyampaikan keluhan

Universitas Sumatera Utara

Page 14: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

5

ataupun pendapat saat rapat umum berlangsung. Biasanya beberapa karyawan

lebih memilih untuk mengurungkan niatnya untuk menyampaikan pendapat atau

pun keluhan yang menyangkut orang lain, karena adanya rasa segan antara

karyawan dengan atasannya.

Untuk itu, para kepala bidang maupun kepala kantor cabang BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan, sebaiknya menjalin komunikasi dan

informasi di dalam kantor dengan baik sehingga karyawan dapat menyampaikan

gagasan dan keluhan yang ingin diutarakan oleh masing-masing karyawan namun

tetap dengan etika yang baik, sedangkan informasi yang didapat harus lancar,

apabila informasi terhambat maka dapat berdampak kepada kinerja pegawai. Di

dalam bidang pelayanan pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan

terdapat masalah informasi yang didapatkan oleh para pegawai terhadap peserta

seperti kurangnya informasi yang didapatkan kepada peserta sehingga berdampak

ke karyawan lainnya dan kinerja mereka tidak dapat maksimal karena tanpa

adanya informasi yang lengkap para karyawan tersebut tidak dapat menuntaskan

pekerjaannya dan ini sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan penjelasan di atas penulis menyajikan tugas akhir dengan

judul “Peranan Etika Komunikasi Dan Informasi Dalam Kantor Untuk

Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah

Medan”

Universitas Sumatera Utara

Page 15: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

6

1.2. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah

”Bagaimana Penerapan Etika Komunikasi dan Informasi dalam kantor BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana penerapan etika

komunikasi dan informasi yang dilakukan pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor

Wilayah Medan.

1.4. Manfaat Penelitian :

1. Sebagai bahan masukan pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah

Medan,untuk mengolah system komunikasi dan informasi yang aktif

serta penerapan etika dalam kantor.

2. Bagi Penulis bermanfaat sebagai tambahan ilmu pengetahuan

khususnya mengenai penerapan etika komunikasi dalam kantor.

3. Sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan penerapan etika komunikasi kantor.

4. Hasil penelitian ini juga dapat dipergunakan oleh masyarakat sebagai

bahan masukan atau informasi yang mungkin dapat berguna di bidang

etika komunikasi dan informasi.

1.5. Jadwal Kegiatan

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis membuat jadwal kegiatan,

gunanya agar waktu yang diperlukan dapat dibagi-bagi dengan teratur, supaya

penulisan tugas akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

7

Adapun jadwal kegiatan penulis dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini :

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir

No Kegiatan Juni Juli Agustus September

III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1. Persia-

pan

2. Pengum-

pulan

Data

3. Penuli-

san

Sumber: Penulis (2018)

1.6. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini

dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Menjelaskan secara ringkas mengenai Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, serta memaparkan Rencana

Penulisan Yang terdiri dari Jadwal kegiatan/penelitian dan Sistematika

Penulisan.

BAB II: PROFIL PERUSAHAAN

Memaparkan secara ringkas mengenai Sejarah Ringkas, Struktur

Organisasi, Job Description, Jenis Usaha/Kegiatan, Kinerja Usaha

Terkini, dan Rencana Kegiatan Perusahaan.

BAB III: PEMBAHASAN

Membahas tentang penelitian yang dilakukan penulis berkaitan dengan

Peranan Etika Komunikasi Dan Informasi Dalam Kantor Untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 17: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

8

Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor

Wilayah Medan.

BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN

Memaparkan kesimpulan dan saran terhadap Peranan Etika Komunikasi

dan Informasi Dalam Kantor Untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada

BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

9

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat BPJS Ketenagakerjaan

Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang

panjang, dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja.

Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang

pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP

No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang

pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU

No.14/1969 tentang pokok-pokok Tenaga Kerja.

Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin

transparan. Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut

landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun

1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan

Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial

tenaga kerja (ASTEK), dimana setiap pemberi kerja/pengusaha swasta dan

BUMN diwajibkan untuk mengikuti program ASTEK. Terbitnya PP No.34/1977

tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek. Tonggak

penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT

Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program

Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal

bagi tenaga kerja dan keluarganya dengan memberikan kepastian berlangsungnya

Universitas Sumatera Utara

Page 19: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

10

arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya

penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial. Selanjutnya pada akhir tahun 2004,

Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional. Undang-undang itu berhubungan dengan Amandemen UUD

1945 tentang perubahan pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi: “Negara

mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan

masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”.

Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja

sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun dalam

bekerja. Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1

Januari 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT

Jamsostek (Persero) yang bertransformasi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan tetap dipercaya untuk menyelenggarakan

program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan

penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015.

Menyadari besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, BPJS

Ketenagakerjaan pun terus meningkatkan kompetensi di seluruh lini pelayanan

sambil mengembangkan berbagai program dan manfaat yang langsung dapat

dinikmati oleh pekerja dan keluarganya. Kini dengan sistem penyelenggaraan

yang semakin maju, program BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan

manfaat kepada pekerja dan pengusaha saja, tetapi juga memberikan kontribusi

Universitas Sumatera Utara

Page 20: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

11

penting bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa dan kesejahteraan

masyarakat Indonesia.

2.2. Visi dan Misi BPJS Ketenagakerjaan

Visi

Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kebanggaan Bangsa, yang

Amanah, Bertata kelola Baik serta Unggul dalam Operasional dan

Pelayanan.

Misi

Melalui Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, BPJS Ketenagakerjaan

berkomitmen Untuk:

1. Melindungi dan Menyejahterakan seluruh pekerja dan keluarganya

2. Meningkatkan produktivitas dan daya saing pekerja

3. Mendukung pembangunan dan kemandirian perekonomian nasional.

2.3. Struktur Organisasi

Dalam menciptakan suasana kerja yang terorganisir secara sistematis dan

terpadu perlu adanya suatu rencana kerja dan pelaksanaan rencana kerja yang

terarah sehingga diperlukan struktur Organisasi yang jelas dan nyata. Berikut ini

adalah bagan struktur organisasi yang ada pada BPJS Ketenagakerjaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

12

STRUKTUR ORGANISASI BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR

WILAYAH MEDAN

Sumber: BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan (2018)

Gambar 2.1

Struktur Oganisasi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan

Kepala Kantor

Cabang

Kepala

Bidang

Pemasaran

Penerima

Upah (PU)

Kepala Bidang

Pemasaran

Bukan

Penerima

Upah (BPU)

Kepala

Bidang

Pelayanan

Kepala

Bidang

Umum

& SDM

Kepala

Bidang

Keuangan

Relationship

Officer

Manajer

Kasus

Kecelakaan

Kerja

Penata

Madya

SDM

Penata

Madya

Keuangan

Penata Madya

Pemasaran

BPU

Marketing

Officer

Penata

Madya

Pelayanan

JKK-JKM

Penata

Madya

Umum

Penata

Muda

Keuangan

Penata Madya

Administrasi

BPU

Penata

Madya

Administrasi

PU

Penata

Madya

Kearsipan

Penata

Madya

Pelayanan

JHT-JP

Penata Madya

Kesejateraan

Peserta

Customer

Service

Staff

Umum

Sekretaris

Unit Kerja

Kacab

Petugas

Pemeriksa

Cabang

Penata Madya

Teknologi

Informasi

Jumlah Karyawan : 58 Orang

Universitas Sumatera Utara

Page 22: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

13

2.4. Job Description

Berikut ini adalah bidang kerja dari setiap bagian pada Struktur Organisasi

BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan yang terdiri dari beberapa bagian

yang akan dijelaskan dibawah ini.

1. Kepala Kantor Cabang

Tugas dan tanggung jawabnya:

a. Menyusun dan memantau implementasi rencana kerja dan anggaran

tahunan Cabang kelas 1, guna menjaga efektivitas kerja dan efesiensi

biaya.

b. Mengendalikan kegiatan pengembangan kepesertaan formal dan

informal selaras dengan kebijakan wilayah, guna memastikan

tercapainya target pemasaran.

c. Memantau kegiatan pengelolaan peserta melalui program CRM di

Cabang kelas 1, guna memastikan tercapainya target peningkatan

iuran.

2. Kepala Pemasaran Informal Cabang

Tugas dan tanggung jawabnya:

a. Menyusun usulan rencana kerja dan anggaran tahunan bidang, untuk

menjaga efektivitas kerja dan efisiensi biaya di bidangnya.

b. Menyusun program pemasaran (dalam rangka pengembangan

kepesertaan) dan pengelolaan kepesertaan di kantor cabang selaras

dengan strategi pemasaran wilayah, sebagai acuan kegiatan

operasional.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

14

c. Mengkoordinasikan implementasi program pemasaran di bidang jasa

konstruksi dan sektor informal serta memantau tingkat pencapaian,

untuk memastikan target kepesertaan tercapai dengan efektif dan

efisien.

3. Kepala Pelayanan Cabang

Tugas dan tanggung jawabnya:

a. Mengkoordinasikan proses Penetapan Jaminan, guna memperoleh

besaran jaminan yang akurat.

b. Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan bagi peserta, agar sesuai

dengan standar mutu yang telah ditetapkan.

4. Kepala Umum dan SDM Cabang

Tugas dan tanggung jawabnya:

a. Menyusun usulan rencana kerja dan anggaran tahunan bidang SDM

& Umum, untuk menjaga efektivitas kerja dan efisiensi biaya di

bidangnya.

b. Mengelola pemenuhan kebutuhan SDM, guna memastikan

efektivitas penempatan di Cabang sesuai dengan spesifikasi jabatan.

c. Mengelola kegiatan pengembangan kompetensi pegawai, untuk

mendukung tercapainya standar kompetensi yang dipersyaratkan.

d. Mengelola kegiatan pengembangan kompetensi pegawai, untuk

mendukung tercapainya standar kompetensi yang dipersyaratkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

15

5. Kepala Keuangan dan TI

Tugas dan tanggung jawabnya:

a. Menyusun usulan rencana kerja dan anggaran tahunan bidang

Keuangan & TI Cabang kelas 1 Keuangan & TI, untuk menjaga

efektivitas kerja dan efisiensi biaya di bidang Keuangan & TI

Cabang Kelas 1 nya.

b. Mengkomplikasikan rencana anggaran tiap Unit kerja, untuk

memperoleh acuan dalam pengelolaan dana.

c. Mengkoordinasikan pengelolaan keuangan, agar kegiatan

operasional cabang dapat berjalan lancar, efektif dan efisien.

d. Mengkomplikasikan rencana anggaran tiap Unit kerja, untuk

memperoleh acuan dalam pengelolaan dana.

6. Penata Madya Pemasaran Informasi-Khusus

Tugas dan tanggung jawabnya:

a. Melaksanakan kegiatan pemasaran (untuk mengembangkan

kepesertaan) dan pembinaan kepada peserta di sektor informal dan

jasa konstruksi.

b. Memberikan pelayanan dan menangani keluhan peserta dengan cepat

dan tepat, guna memastikan tercapainya target kepesertaan dan iuran

informal yang telah dibebankan dan untuk menjaga kepuasan

peserta.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

16

7. Penata Madya Pelayanan JHT-JK

Tugas dan tanggung jawabnya:

a. Melakukan verifikasi terhadap dokumen pendukung proses klaim

program JHT & JK

b. Menentukan besar klaim dan memproses klaim sesuai ketentuan

yang berlaku, guna memenuhi kewajiban pembayaran klaim kepada

peserta dengan tepat jumlah dan tepat waktu.

8. Penata Madya Teknologi Informasi (TI)

Tugas dan tanggung jawabnya:

a. Melaksanakan pengaturan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan

hardware, software dan jejaring.

b. Mengelola database dan apikasi guna mengoptimalkan

pengoperasian perangkat sistem informasi untuk memberikan

pelayanan yang cepat dan akurat kepada peserta dan untuk

efektivitas kegiatan operasional.

9. Penata Madya Umum

Tugas dan tanggung jawabnya:

a. Mengkoordinasikan pemberian layanan umum dan penyediaan

barang/jasa sesuai kebutuhan.

b. Melaksanakan program komunikasi sesuai arahan, guna memberikan

dukungan optimal terhadap kelancaran operasional.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

17

10. Penata Madya Administrasi Informasi-Khusus

Tugas dan tanggung jawabnya:

a. Menghimpun data yang terkait dengan kegiatan pemasaran dan

administrasi kepesertaan informal khusus.

b. Menyiapkan sarana prasarana penunjang kegiatan pemasaran.

c. Melakukan pelayanan dokumen administrasi dan penghitungan besar

iuran serta denda (jika ada), guna menyediakan data yang akurat dan

dokumen yang lengkap untuk mendukung kelancaran kegiatan

pemasaran informal khusus.

11. Penata Madya Administrasi Pemasaran

Tugas dan tanggung jawabnya:

a. Menghimpun dan mengelola data yang terkait dengan kegiatan

pemasaran dan administrasi kepesertaan.

b. Melakukan pelayanan dokumen administrasi dan penghitungan besar

iuran serta denda (jika ada), guna menyediakan data yang akurat dan

dokumen yang lengkap untuk mendukung kelancaran kegiatan

pemasaran.

2.5. Jaringan Usaha Kegiatan

1. Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

Merupakan suatu program yang memberikan perlindungan atas risiko-

risiko kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan

yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau

sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

18

Untuk kecelakaan kerja yang terjadi sejak 1 Juli 2015, harus

diperhatikan adanya masa kadaluarsa klaim untuk mendapatkan manfaat.

Masa kadaluarsa klaim selama 2 (dua) tahun dihitung dari tanggal kejadian

kecelakaan. Perusahaan harus tertib melaporkan baik secara lisan (manual)

ataupun elektronik atas kejadian kecelakaan kepada BPJS Ketenagakerjaan

selambatnya 2 kali 24 jam setelah kejadian kecelakaan, dan perusahaan

segera minindaklanjuti lapora yang telah dibuat tersebut dengan

mengirimkan formulir kecelakaan kerja tahap I yang telah dilengkapi

dengan dokumen pendukung.

Tabel 2.1

Tingkat Risiko Kecelakaan Lingkungan Kerja

No. Tingkat Risiko Lingkungan Kerja Besaran

Persentase

1 Tingkat risiko sangat rendah 0,24 % dari

upah sebulan

2 Tingkat risiko rendah 0,54 % dari

upah sebulan

3 Tingkat risiko sedang

0.89 % dari

upah sebulan

4 Tingkat risiko tinggi 1,27 % dari

upah sebulan

5 Tingkat risiko sangat tinggi 1,74 % dari

upah sebulan Sumber: BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan (2018)

Iuran dibayarkan oleh pemberi kerja yang dibayarkan (bagi peserta

penerima upah), tergantung pada tingkat risiko lingkungan kerja, yang

besarannya dievaluasi paling lama 2 (tahun) sekali, dan mengacu pada

tabel sebagai berikut.

Manfaat yang diberikan sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

19

Tabel 2.2

Manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja

No. Manfaat Keterangan

1. Pelayanan kesehatan (perawatan dan

pengobatan), antara lain:

1. pemeriksaan dasar dan penunjang;

2. perawatan tingkat pertama dan lanjutan

3. rawat inap dengan kelas ruang perawatan

yang setara dengan kelas I RS pemerintah

4. perawatan intensif (HCU, ICCU, ICU);

5. penunjang diagnostic;

6. pengobatan dengan obat generik

(diutamakan) dan/atau obat bermerk (paten)

7. pelayanan khusus;

8. alat kesehatan dan implant

1. Pelayanan kesehatan

diberikan tanpa batasan

plafon sepanjang

sesuai kebutuhan

medis (medical need).

2. Pelayanan kesehatan

diberikan melalui

fasilitas kesehatan

yang telah bekerjasama

dengan BPJS

Ketenagakerjaan

(trauma center BPJS

Ketenagakerjaan).

a. Santunan Kecacatan

1. Cacat Sebagian Anatomis sebesar = %

sesuai tabel x 80 x upah sebulan.

2. Cacat Sebagian Fungsi = %

berkurangnya fungsi x % sesuai tabel x

80 x upah sebulan.

3. Cacat Total Tetap = 70% x 80 x upah

sebulan.

1. Jenis dan besar

persentase kecacatan

dinyatakan oleh dokter

yang merawat atau

dokter penasehat yang

ditunjuk oleh

Kementerian

Ketenagakerjaan RI,

setelah peserta selesai

menjalani perawatan

dan pengobatan.

2. Santunan berbentuk uang, antara lain:

b. Penggantian biaya pengangkutan peserta

yang mengalami kecelakaan kerja, akibat

kerja, ke rumah sakit dan/atau kerumahnya,

termasuk biaya pertolongan pertama pada

kecelakaan.

1. Angkutan darat/sungai/danau diganti

maksimal Rp1.000.00

2. Angkutan laut diganti maksimal

Rp1.500.000

3. Angkutan udara diganti maksimal

Rp2.500.000

Perhitungan biaya

transportasi untuk

kasus kecelakaan kerja

menggunakan lebih

dari satu jenis

transportasi berhak atas

biaya maksimal dari

masing-masing

angkutan yang

digunakan dan diganti

sesuai bukti/kuitansi.

c. Sementara Tidak Mampu Bekerja

(STMB), dengan perincian penggantian,

sebagai berikut:

1. 6 (enam) bulan pertama diberikan sebesar

100% dari upah.

2. 6 (enam) bulan kedua diberikan sebesar

75% dari upah.

Dibayarkan kepada

pemberi kerja (sebagai

pengganti upah yang

diberikan kepada

tenaga kerja) selama

peserta tidak mampu

bekerja sampai peserta

Universitas Sumatera Utara

Page 29: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

20

Lanjutan Tabel 2.2 Manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja

3. 6 (enam) bulan ketiga dan seterusnya

diberikan sebesar 50% dari upah.

d. Santunan kematian dan biaya

pemakaman

1. Biaya Pemakaman Rp3.000.000,

2. Santunan berkala selama 24 bulan yang

dapat dibayar sekaligus= 24 x

Rp200.000,- = Rp4.800.000,-.

bekerja sampai peserta

dinyatakan sembuh

atau cacat sebagian

anatomis atau cacat

sebagian fungsi.

-

3. Program Kembali Bekerja (Return to Work)

berupa pendampingan kepada peserta yang

mengalami kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja yang berpotensi mengalami

kecacatan, mulai dari peserta masuk perawatan

di rumah sakit sampai peserta tersebut dapat

kembali bekerja.

-

4. Kegiatan Promotif dan Preventif untuk

mendukung terwujudnya keselamatan dan

kesehatan kerja sehingga dapat menurunkan

angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja.

-

5. Rehabilitasi berupa alat bantu (orthese)

dan/atau alat ganti (prothese) bagi Peserta yang

anggota badannya hilang atau tidak berfungsi

akibat Kecelakaan Kerja untuk setiap kasus

dengan patokan harga yang ditetapkan oleh

Pusat Rehabilitasi Rumah Sakit Umum

Pemerintah ditambah 40% (empat puluh

persen) dari harga tersebut serta biaya

rehabilitasi medik.

-

6. Beasiswa pendidikan anak bagi setiap peserta

yang meninggal dunia atau mengalami cacat

total tetap akibat kecelakaan kerja sebesar

Rp12.000.000,- (dua belas juta rupiah) untuk

setiap peserta.

-

7. Terdapat masa kadaluarsa klaim 2 tahun sejak

kecelakaan terjadi dan tidak dilaporkan oleh

perusahaan.

-

Sumber: BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan (2018)

Universitas Sumatera Utara

Page 30: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

21

1. Program Jaminan Kematian (JK)

Program yang memberikan manfaat berupa uang tunai yang diberikan

kepada ahli waris ketika peserta meninggal dunia saat kepesertaan aktif

bukan akibat kecelakaan kerja.

a. Manfaat

1. Santunan sekaligus sebesar Rp16.200.000,00 (enam belas juta dua

ratus ribu rupiah).

2. Santunan berkala selama 24 Bulan, dengan rincian 24 x

Rp200.000,00 = Rp4.800.000(empat juta delapan ratus ribu rupiah)

yang dibayar sekaligus.

3. Biaya Pemakaman sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).

4. Bantuan Beasiswa bagi satu orang anak dari peserta yang telah

memasuki masa iur paling singkat 5(lima) tahun sebesar Rp

12.000.000 (dua belas juta rupiah) Total manfaat keseluruhan

manfaat jaminan kematian yang diterima sebesar Rp36.000.000,00

b. Besaran Iuran

1. Pekerja Penerima Upah: 0.3 % (dari upah yang dilaporkan

2. Pekerja Bukan Penerima Upah: Rp 6.800,-

2. Program Jaminan Hari Tua (JHT)

Yaitu suatu program jangka panjang yang diberikan secara berkala

sekaligus sebelum Peserta memasuki masa pensiun, bisa diterimakan kepada

janda/duda, anak atau ahli waris Peserta yang sah apabila Peserta meninggal

dunia.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

22

Karakteristik Program Jaminan Hari Tua Kepesertaan:

a. Kepesertaan bersifat wajib sesuai penahapan kepesertaan.

b. Kepesertaan:

1. Penerima upah selain penyelenggara negara.

a. Semua pekerja baik yang bekerja pada perusahaan dan

perseorangan.

b. Orang asing yang bekerja di Indonesia lebih dari 6 bulan

2. Bukan penerima upah

a. Pemberi kerja

b. Pekerja di luar hubungan kerja/mandiri

c. Pekerja bukan penerima upah selain poin 2

c. Pekerja bukan penerima upah selain pekerja di luar hubungan

kerja/mandiri

d. Jika pengusaha mempunyai lebih dari satu perusahaan, masing-masing

wajib terdaftar.

e. Jika peserta bekerja di lebih dari satu perusahaan, masing-masing wajib

didaftarkan sesuai penahapan kepesertaan.

f. Pendaftaran.

Tabel 2.3

Jaminan Hari Tua

Keterangan Penerima Upah Bukan Penerima Upah

Pendaftaran Didaftarkan melalui

perusahaan

Jika perusahaan lalai, pekerja

dapat mendaftarkan dirinya

sendiri dengan melampirkan

perjanjian kerja atau bukti lain

sebagai pekerja, KTP dan KK.

Dapat mendaftarkan dirinya

kepada BPJS Ketenagakerjaan

sesuai penahapan baik sendiri-

sendiri maupun melalui wadah.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

23

Lanjutan Tabel 2.3 Jaminan Hari Tua

Bukti

Peserta

1. Nomor peserta diterbitkan 1

hari setelah dokumen

pendaftaran diterima dan iuran

pertama lunas. Kartu

diterbitkan paling lama 7 hari

setelah dokumen pendaftaran

diterima dan iuran pertama

lunas.

Nomor peserta diterbitkan 1

hari setelah dokumen

pendaftaran diterima dan iuran

pertama lunas. Kartu diterbitkan

paling lama 7 hari setelah

dokumen pendaftaran diterima

dan iuran pertama lunas.

Pindah

Perusahaan

Wajib meneruskan

kepesertaan dengan

menginformasikan

kepesertaan JHTnya yang

lama ke perusahaan yang baru

-

Perubahan

Data

Wajib disampaikan oleh

perusahaan kepada BPJS

Ketenagakerjaan paling lama

7 hari sejak terjadinya

perubahan

Wajib disampaikan oleh peserta

atau wadah kepada BPJS

Ketenagakerjaan paling lama 7

hari sejak terjadinya perubahan

Sumber: BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan (2018)

g. Iuran dan tata cara pembayaran

Tabel 2.4

Iuran dan Tata Cara Bayar

Keterangan Penerima Upah Bukan Penerima Upah

Besar Iuran 5,7% dari upah:

1. 2% pekerja

2. 3,7% pemberi kerja

1. Didasarkan pada nominal

tertentu yang ditetapkan

dalam daftar sesuai

lampiran I PP

2. Daftar iuran dipilih oleh

peserta sesuai penghasilan

peserta masing-masing

Upah yang

dijadikan

dasar

Upah sebulan, yaitu terdiri atas

upah pokok & tunjangan tetap

-

Cara

pembayaran

1. Dibayarkan oleh perusahaan

2. Paling lama tanggal 15

bulan berikutnya

1. Dibayarkan sendiri atau

melalui wadah

2. Paling lama tanggal 15

bulan berikutnya

Denda 2% untuk tiap bulan

keterlambatan dari iuran yang

dibayarkan

-

Sumber: BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan Kota (2018)

Universitas Sumatera Utara

Page 33: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

24

3. Program Jaminan Pensiun (JP)

Jaminan pensiun adalah jaminan sosial yang bertujuan untuk

mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta dan/atau ahli

warisnya dengan memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun,

mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia. Manfaat pensiun adalah

sejumlah uang yang dibayarkan setiap bulan kepada peserta yang memasuki usia

pensiun, mengalami cacat total tetap, atau kepada ahli waris bagi peserta yang

meninggal dunia.

4. Kepesertaan Program Jaminan Pensiun

Peserta Program Jaminan Pensiun adalah pekerja yang terdaftar dan telah

membayar iuran. Peserta merupakan pekerja yang bekerja pada pemberi kerja

selain penyelenggara negara, yaitu peserta penerima upah yang terdiri dari:

1. Pekerja pada perusahaan

2. Pekerja pada orang perseorangan

Selain itu, pemberi kerja juga dapat mengikuti Program Jaminan Pensiun

sesuai dengan penahapan kepesertaan. Pekerja yang didaftarkan oleh pemberi

kerja mempunyai usia paling banyak 1 (satu) bulan sebelum memasuki usia

pensiun. Usia pensiun untuk pertama kali ditetapkan 56 tahun dan mulai 1 Januari

2019, usia pensiun menjadi 57 tahun dan selanjutnya bertambah 1 (satu) tahun

untuk setiap 3 (tiga) tahun berikutnya sampai mencapai Usia Pensiun 65 tahun.

Dalam hal pemberi kerja nyata-nyata lalai tidak mendaftarkan Pekerjanya,

Pekerja dapat langsung mendaftarkan dirinya kepada BPJS Ketenagakerjaan.

Dalam hal peserta pindah tempat kerja, Peserta wajib memberitahukan

Universitas Sumatera Utara

Page 34: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

25

kepesertaannya kepada Pemberi Kerja tempat kerja baru dengan menunjukkan

kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan. Selanjutnya Pemberi Kerja tempat kerja baru

meneruskan kepesertaan pekerja.

5. Iuran Program Jaminan Pensiun

a. Iuran program jaminan pensiun dihitung sebesar 3%, yang terdiri atas 2%

iuran pemberi kerja dan 1% iuran pekerja.

b. Upah setiap bulan yang dijadikan dasar perhitungan iuran terdiri atas

upah pokok dan tunjangan tetap. Untuk tahun 2015 batas paling tinggi

upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan ditetapkan sebesar Rp 7

Juta (tujuh juta rupiah). BPJS Ketenagakerjaan menyesuaikan besaran

upah dengan menggunakan faktor pengali sebesar 1 (satu) ditambah

tingkat pertumbuhan tahunan produk domestik bruto tahun sebelumnya.

Selanjutnya BPJS Ketenagakerjaan menetapkan serta mengumumkan

penyesuaian batas upah tertinggi paling lama 1 (satu) bulan setelah

lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang statistik

(BPS) mengumumkan data produk domestik bruto.

c. Mekanisme pembayaran iuran mengikuti program paket.

d. Pemberi kerja wajib membayar iuran paling lambat tanggal 15 bulan

berikutnya.

e. Pemberi kerja yang tidak memenuhi ketentuan pembayaran iuran

dikenakan denda sebesar 2% setiap bulan keterlambatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

26

6. Manfaat Program Jaminan Pensiun

1. Manfaat Pensiun Hari Tua (MPHT)

Berupa Uang tunai bulanan yang diberikan kepada peserta (yang

memenuhi masa iuran minimum 15 tahun yang setara dengan 180

bulan) saat memasuki usia pensiun sampai dengan meninggal dunia;

2. Manfaat Pensiun Cacat (MPC)

Berupa Uang tunai bulanan yang diberikan kepada peserta (kejadian

yang menyebabkan cacat total tetap terjadi paling sedikit 1 bulan

menjadi peserta dan density rate minimal 80%) yang mengalami cacat

total tetap akibat kecelakaan tidak dapat bekerja kembali atau akibat

penyakit sampai meninggal dunia. Manfaat pensiun cacat ini diberikan

sampai dengan meninggal dunia atau peserta bekerja kembali;

3. Manfaat Pensiun Janda/Duda (MPJD)

Berupa Uang tunai bulanan yang diberikan kepada janda/duda yang

menjadi ahli waris (terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan).

Sampai dengan meninggal dunia atau menikah lagi, dengan kondisi

peserta:

a. Meninggal dunia bila masa iur kurang dari 15 tahun, dimana masa

iur yang digunakan dalam menghitung manfaat adalah 15 tahun

dengan ketentuan memenuhi minimal 1 tahun kepesertaan dan

density rate 80% atau,

b. Meninggal dunia pada saat memperoleh manfaat pensiun MPHT.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

27

4. Manfaat Pensiun Anak (MPA)

Berupa Uang tunai bulanan yang diberikan kepada anak yang menjadi

ahli waris peserta (maksimal 2 orang anak yang didaftarkan pada

program pensiun) sampai dengan usia anak mencapai usia 23 (dua

puluh tiga) tahun, atau bekerja, atau menikah dengan kondisi peserta

a. Meninggal dunia sebelum masa usia pensiun bila masa iur kurang

dari 15 tahun, masa iur yang digunakan dalam menghitung manfaat

adalah 15 tahun dengan ketentuan minimal kepesertaan 1 tahun dan

memenuhi density rate 80% dan tidak memiliki ahli waris

janda/duda atau

b. Meninggal dunia pada saat memperoleh manfaat pensiun MPHT dan

tidak memiliki ahli waris janda/duda atau

c. Janda/duda yang memperoleh manfaat pensiun MPHT meninggal

dunia.

5. Manfaat Pensiun Orang Tua (MPOT)

Manfaat yang diberikan kepada orang tua (bapak / ibu) yang menjadi

ahli waris peserta lajang, bila masa iur peserta lajang kurang dari 15

tahun, masa iur yang digunakan dalam menghitung manfaat adalah 15

tahun dengan ketentuan memenuhi minimal kepesertaan 1 tahun dan

memenuhi density rate 80%.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

28

6. Manfaat Lumpsum

Peserta tidak berhak atas manfaat pensiun bulanan, akan tetapi berhak

mendapatkan manfaat berupa akumulasi iurannya ditambah hasil

pengembangannya apabila:

a. Peserta memasuki Usia Pensiun dan tidak memenuhi masa iur

minimum 15 tahun

b. Mengalami cacat total tetap dan tidak memenuhi kejadian cacat

setelah minimal 1 bulan menjadi peserta dan minimal density rate

80%.

c. Peserta meninggal dunia dan tidak memenuhi masa kepesertaan

minimal 1 tahun menjadi peserta dan minimal density rate 80%.

7. Manfaat Pensiun diberikan berupa manfaat pasti yang ditetapkan

sebagai berikut:

a. Untuk 1 (satu) tahun pertama, Manfaat Pensiun dihitung

berdasarkan formula Manfaat Pensiun; dan

b. Untuk setiap 1 (satu) tahun selanjutnya, Manfaat Pensiun dihitung

sebesar Manfaat Pensiun dihitung sebesar Manfaat Pensiun tahun

sebelumnya dikali faktor indeksasi.

8. Formula Manfaat Pensiun adalah 1% (satu persen) dikali Masa iur

dibagi 12 (dua belas) bulan dikali rata-rata upah tahunan tertimbang

selama Masa Iur dibagi 12 (dua belas).

9. Pembayaran Manfaat Pensiun dibayarkan untuk pertama kali setelah

dokumen pendukung secara lengkap dan pembayaran Manfaat Pensiun

Universitas Sumatera Utara

Page 38: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

29

bulan berikutnya setiap tanggal 1 bulan berjalan dan apabila tanggal 1

jatuh pada hari libur, pembayaran dilaksanakan pada hari kerja

berikutnya.

10. Dalam hal peserta telah memasuki Usia Pensiun tetapi yang

bersangkutan diperkerjakan, Peserta dapat memilih untuk menerima

Manfaat Pensiun pada saat mencapai Usia Pensiun atau pada saat

berhenti bekerja dengan ketentuan paling lama 3 (tiga) tahun setelah

Usia Pensiun.

11. Penerima manfaat pensiun adalah peserta atau ahli waris peserta yang

berhak menerima manfaat pensiun.

2.6. Kinerja Usaha Terkini

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Kantor

Cabang Medan Kota memperluas jaringan sosialisator BPJS Ketenagakerjaan

dengan memberikan pelatihan dan sertifikasi kepada 300 Agen Penggerak

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Perisai). Kegiatan tersebut memberikan

pelatihan dan sertifikasi terkait cara akses dan product Knowledge BPJS

Ketenagakerjaan.Kegiatan tersebut bertujuan memperluas jaringan sosialisator

BPJS Ketenagakerjaan melalui perpanjangan tangan perwakilan BPJS

Ketenagakerjaan dalam mensosialisasikan Program BPJS Ketenagakerjaan dan

mengakuisisi peserta yang belum mendapatkan perlindungan BPJS

Ketenagakerjaan melalui tim Perisai.

Secara resmi Perisai merupakan satu-satu nya perwakilan BPJS

Ketenagakerjaan dalam hal sosialisasi, akuisisi dan pengelolaan data calon peserta

Universitas Sumatera Utara

Page 39: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

30

BPJS Ketenagakerjaan. Agen tersebut merupakan kepanjangan tangan BPJS

Ketenagakerjaan di lapangan untuk menjelaskan Program BPJS Ketenagakerjaan

kepada pekerja yang belum menjadi peserta.Agen Perisai tersebut juga akan

mendapatkan jasa apabila dapat mengakuisisi peserta masuk ke Program BPJS

Ketenagakerjaan sesuai dengan syarat dan ketentuan berlaku. Diharapkan bahwa

Agen Perisai bisa menjadi perpanjangan tangan untuk dapat mensosialisasikan

program BPJS Ketenagakerjaan sampai ke masyarakat atau peserta yang belum

terlindungi.

2.7. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan pada BPJS Ketenagakerjaan yaitu :

a. Sosialisasi

b. Kunjungan perusahaan

c. Membangun hubungan kolaborasi dengan pemerintah daerah, badan

dan lain-lain misalnya: Dinas yang membidangi ketenagakerjaan,

Kejaksaan, Direktorat pekerja / direktorat buruh, Asosiasi Pengusaha

Indonesia (APINDO).

Universitas Sumatera Utara

Page 40: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

31

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Etika, Etiket dan Moral

3.1.1. Pengertian Etika

Purwanto (2003:253) mengemukakan bahwa dari segi etimologi (asal

kata), istilah etika berasal dari kata Latin “ethicus” dan dalam bahasa Yunani

disebut “ethicos” yang berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian

yang asli, yang dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat.

Kemudian lambat laun pengetian ini berubah, bahwa etika adalah suatu ilmu yang

membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat

dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik.

Hadiwaryo (2010:165) berpendapat etika juga disebut ilmu normatif, maka

dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang

dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Etika dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

1. Etika sebagai ilmu, yang merupakan kumpulan tentang kebajikan, tentang

penilaian dari perbuatan sesorang.

2. Etika dalam arti perbuatan, yaitu perbuatan kebajikan. Misalnya seseorang

dikatakan etis apabila orang itu telah berbuat kebajikan.

3. Etika sebagai filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan, persoalan-

persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

32

3.1.2. Pengertian Etiket

Bertens (2011:9) mengemukakan istilah etiket, berasal dari kata Prancis

etiquette, yang berarti kartu undangan, yang lazim dipakai oleh raja-raja Prancis

apabila mengadakan pesta. Istilah etiket lebih menitikberatkan pada cara-cara

berbicara yang sopan, cara berpakaian, cara duduk, cara menerima tamu di rumah

maupun di kantor dan sopan santun lainnya.

Dalam pergaulan hidup, etiket itu merupakan tata cara tata krama yang

baik dalam menggunakan bahasa maupun dalam tingkah laku. Etiket merupakan

sekumpulan peraturan-peraturan kesopanan yang tidak tetulis, namun sangat

penting untuk diketahui oleh setiap orang yang ingin mencapai sukses dalam

perjuangan hidup yang penuh dengan persaingan.

Purwanto (2009:43) mengemukakan, etiket juga merupakan aturan-aturan

konvensional mengenai tingkah laku individual dalam masyarakat beradap;

merupakan tata cara formal atau tata krama lahiriah untuk mengatur relasi antar

pribadi, sesuai dengan status sosial masing-masing individu.

a. Nilai-nilai kepentingan umum,

b. Nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, kebaikan,

c. Nilai-nilai kesejahteraan,

d. Nilai-nilai kesopanan,harga-menghargai,

e. Nilai diskresi (discrection=pertimbangan) penuh pikir, mampu

membedakan sesuatu yang patut dirahasiakan dan yang boleh dikatakan

atau dirahasiakan.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

33

Etiket lebih menitik beratkan pada sikap dan perbuatan yang lebih bersifat

jasmaniah atau lahiriah saja. Etiket sering disebut juga tata karma, yakni

kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lilngkungan pergaulan antar

manusia setempat. Sedangkan etika menunjukkan seluruh sikap manusia yang

bersifat jasmaniah maupun bersifat rohaniah. Kesadaran manusia terhadap baik

dan buruk disebut kesadaran etis atau kesadaran moral.

3.1.3. Pengertian Moral

Sumaryono (2009:98) mengemukakan, moral merupakan pengetahuan

yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradap. Moral juga berarti ajaran

baik dan buruk perbuatan, kelakuan (akhlak). Moralisasi, berarti uraian

(pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yang baik. Demoralisasi

berarti kerusakan moral. Menurut asal katanya moral dari kata mores dari bahasa

Latin, kemudian diterjemahkan menjadi “aturan kesusilaan”. Jadi moral adalah

aturan kesusilaan, yang meliputi semua norma untuk kelakuan, perbuatan tingkah

laku yang baik. Moral dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:

1. Moral murni, adalah moral yang terdapat pada setiap manusia sebagai

suatu pengejawantahan dari pancaran ilahi. Moral murni disebut juga hati

nurani.

2. Moral terapan, adalah moral yang didapat dari ajaran pelagai ajaran

filosofis, agama, adat, yang menguasai pemutaran manusia.

3.2. Pengertian Komunikasi Kantor

Menurut GR. Terry dalam Sukoco (2011:226) mengemukakan,

komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam setiap aspek

Universitas Sumatera Utara

Page 43: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

34

kehidupan. Komunikasi yang akan dibicarakan adalah komunikasi kantor yakni

komunikasi yang terjadi dan berlangsung dalam kantor.Kantor adalah orang-

orang, yang mengandung suatu pengertian bahwa suatu kenyataan pekerjaan

kantor itu dilaksanakan oleh orang-orang. Wajah kantor sangat ditentukan oleh

aktivitas orang-orang yang ada dalam kantor. Perlu diperhatikan lebih lanjut

bahwa pengertian kantor tidak cukup hanya melihat gedung atau orang-orang

yang ada dalam gedung, tetapi harus melihat kegiatan yang dilakukan oleh orang-

orang yang ada didalam gedung itu. Dinamakan kantor apabila orang-orang yang

ada didalamnya melakukan kegiatan kantor yang didalamnya melakukan kegiatan

yang di dalamnya melakukan kegiatan yang bersifat tulis – menulis. Di negara

kita kegiatan itu disebut dengan istilah yang popular “tata usaha”. Jadi suatu

tempat dimana dilaksanakan kegiatan usaha disebut dengan kantor. Kantor

merupakan pengolahan keterangan–keterangan, tempat para pejabat berkumpul

untuk merundingkan segala sesuatu guna kepentingan kantor, tempat pegawai

menyelesaikan pekerjaan administrasi atau pekerjaan tata usaha. Setiap kantor

pada hakikatnya juga berkedudukan sebagai suatu organisasi.

Komunikasi kantor adalah suatu prosses penyampaian berita dari suatu

pihak kepada pihak yang lain (dari seseorang kepada orang lain, dari suatu unit

kepada unit lain) yang berlangsung atau yang terjadi dalam kantor.

Komunikasi kantor dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1. Tata hubungan administrasi disebut juga tata hubungan fungsi, yakni

fungsi setiap orang yang mempunyai fungsi atau kedudukan sebagai

administrator atau sebagai manajer. Jadi tata hubungan administrasi,

Universitas Sumatera Utara

Page 44: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

35

adalah tat hubungan yang dilakukan oleh setiap orang yang mempunyai

fungsi atau kedudukan sebagai administrator atau sebagai manajer dengan

para bawahan atau para pelaksananya yang mengandung unsure perintah.

2. Hubungan tata usahaadalah hubungan yang terjadi atau yang berlangsung

antara satuan organisasi dalam suatu organisasi, yang tidak mengandung

unsur perintah. Hubungan ini hanya bersifat pengiriman informasi dalam

rangka pelaksanaan pekerjaan kantor. Pengiriman informasi ini dapat

dilakukan melalui surat-surat atau warkat (salinan, tembusan, kutipan) atau

dapat juga melalui telepon.

3.2.1. Etika Komunikasi Kantor

Menurut Siagian (2011:236), Etika komunikasi kantor merupakan suatu

rangkuman istilah yang mempunyai pengertian tersendiri atau etika komunikasi

kantor, adalah norma, ukuran yang berlaku dalam proses penyampaian keterangan

yang berlangsung dalam kantor. Pada dasarnya komunikasi kantor dapat

berlangsung secara lisan maupun secara tertulis. Secara lisan, dapat terjadi secara

langsung (tatap muka) tanpa perantara. Secara tidak lanngsung berarti melalui

suatu perantara (telepon). Secara tertulis misalnya dengan mempergunakan surat.

Komunikasi kantor merupakan hubungan antara pegawai dengan pegawai lainnya.

Dalam hal ini perlu diperhatikan agar dalam mengadakan hubungan itu jangan

sampai mempunyai dampak negative terhadap pegawai lainnya. Jadi, dalam hal

ini etika memegang peranan penting. Etika merupakan syarat mutlak dalam

hubungan antar pegawai.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

36

Oleh karena itu, setiap pegawai kantor dalam menjalankan tata hubungan

kantor harus mempunyai:

1. Kesusilaan, atau budi pekerti yang baik.

2. Kesopanan dalam segala segi kehidupan dan tindakannya.

Etika menjadi dasar atau pedoman bagi pegawai dalam berhubungan atau

dalam berkomunikasi dalam kantor tersebut.

3.2.2. Pentingnya Etika Komunikasi Dalam Kantor

Menurut Ruben dalam Muhammad (2011:3), memberikan definisi

mengenai pentingnya komunikasi manusia yang lebih komprehensif sebagai

berikut “Komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam

hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat

menciptakan, mengirimkan dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi

lingkungannya dan orang lain”.

Menurut Arni (2015:133), komunikasi merupakan salah satu bidang yang

sangat penting dalam kegiatan kantor memiliki hakekat kantor sebagai kumpulan

orang yang bersama-sama kegiatan kantor atau kegiatan ketatausahaan.Kantor

merupakan pusat pengolahan keterangan, tempat para pegawai menyelesaikan

pekerjaan administrasi atau tata usaha.

Seorang manajer kantor harus dapat berkomunikasi secara efektif dengan semua

pegawai kantor baik secara horizontal maupun secara vertikal atau secara

diagonal. Komunikasi yang efektif akan menciptakan iklim kerja kantor yang

sehat dan terbuka. Hal ini sangat pentinng guna meningkatkan kreativitas dan

dedikasi para pegawai kantor. Etika komunikasi sangat penting dalam rangka

Universitas Sumatera Utara

Page 46: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

37

meningkatkan kelancaran kantor. Pentingnya komunikasi kantor dapat dilihat

dalam hal-hal berikut:

1. Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara :

a. para bawahan dengan atasan (pimpinan)

b. bawahan dengan bawahan

c. atasan dengan atasan

d. pegawai kantor dengan instansi yang bersangkutan.

2. Meningkatkan kegairahan bekerja para pegawai.

3. Meningkatkan moral dan displin yang tinggi para pegawai.

4. Dengan menerapkan etika komunikasi semua jajaran pimpinan dapat

mengetahui keadaan bidang yang menjadi tugasnya, Universitas Sumatera

Utara sehingga akan berlangsung pengendalian operasioanal yang efisien.

5. Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap semua pegawai.

6. Meningkatkan kerja sama (team work) di antara para pegawai.

7. Menimbulkan adanya saling pengertian di antara para pegawai dan saling

menghargai dalam meleksanakan tugasnya masing-masing.

8. Etika komunikasi adalah suatu cara untuk mendorong manusia ke arah

cara berpikir kreatif.

9. Dengan etika komunikasi semua pegawai dapat mengetahui

kebijaksanaan, peraturan-peraturan, ketentuan-ketentuan yang telah

ditetapkan oleh pimpinan.

10. Dengan adanya etika komunikasi kantor maka antar pegawai yang satu

dengan yang lainnya akan saling menghargai.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

38

11. Etika komunikasi penting bagi keputusan.

Jika tidak dapat dikomunikasikan keputusan tersebut dengan baik kepada

pejabat lain, keputusan seorang pemimpin tidak mempunyai nilai. Tanpa

komunikasi yang baik maka keputusan tidak dapat disetujui dengan baik. Dalam

berbagai kesempatan, komunikasi diperlihatkan sebagai ilmu yang berhubungan

dengan berbagai macam ilmu pengetahuan yang lain. Ini menandakan bahwa

komunikasi menyentuh berbagai macam bidang kehidupan manusia. Komunikasi

juga menyentuh aspek ilmu dalam bidang komunikasi. Apa yang terjadi apabila

nilai, gagsan, dan komunikasi justru tidak dikomunikasikan.

3.3. Prinsip-Prinsip Yang Mempengaruhi Kelancaran Dalam Penerapan

Etika Komunikasi dan Informasi

Prinsip tersebut adalah:

1. Prinsip mempergunakan cara informasi yang paling mudah

Prinsip ini meliputi dua hal, yaitu:

a) Menyampaikan informasi dapat dilakukan dengan mudah. Hal ini

sebenarnya sangat relatif.Kesukaran atau kemudahan menyampaikan

berita atau informasi sangat ditentukan atau dipengaruhi oleh situasi,

jarak, dan menurut kepentingan berita yang akan diberikan.

Misalnya, berita yang sangat penting dan harus segera diketahui

pihak penerima berita, dan sebaliknya pihak komunikator segera

mendapatkan tanggapan dari pihak komunikan. Berita atau informasi

yang demikian mungkin lebih baik disampaikan melalui telepon.

Akan tetapi apabila berita itu hanya bersifat pemberitahuan atau

Universitas Sumatera Utara

Page 48: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

39

kurang penting dan tidak segera membutuhkan tanggapan, lebih baik

disampaikan secara tertulis.

b) Informasi mudah dan cepat dimengerti oleh pihak komunikan.

2. Prinsip berusaha, agar informasi menimbulkan makna sama bagi penerima

yang belainan Prinsip ini menghendaki agar informasi yang dikirim jangan

sampai menimbulkan pengertian yang berbeda dari para penerima berita.

Hendaknya diusahakan informasi yang dikirim jangan sampai

menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda. Interpretasi yang berbeda-

beda ini akan terjadi apabila informasi itu dikirimkan kepada lebih dari

satu penerima berita,dan tingkat pengetahuannya saling berbeda serta

penafsiran terhadap informasi yang diterima peninjauannya dari segi yang

berbeda pula. Dalam hal ini perlu adanya konsistensi dan ketegasan isi

berita.

3. Prinsip menggunakan alat komunikasi yang sedarhana. Prinsip ini

menghendaki penggunaan sarana komunikasi yang sederhana, seperti

halnya pada prinsip I, pengertian sedarhana juga sangat relatif, karena

tergantung urgensi atau kepentingan informasi yang akan dikirim.

3.3.1. Pelaksanaan Etika Komunikasi Dan Informasi Pada BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan

Pelaksanaan etika komunikasi Pada Bagian Pelayanan Kantor BPJS

Ketenagakerjaan dapat dicapai melalui tahapan berikut:

a. Kejelasan

Pihak komunikator atau para pegawai harus mampu menuangkan isi

hatinya, apa yang menjadi maksud tujuannya, yaitu dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 49: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

40

menuangkan dalam bentuk berita, dengan cara mempergunakan kata-

kata yang sedemikian rupa sehingga jelas dan mudah dimengerti oleh

pihak yang menerima.

Dalam penyampaian berita hendaknya dipergunakan bahasa yang baik

dan benar, mudah dan cepat dimengerti,yaitu:

1. Pergunakanlah kalimat yang pendek, singkat dan jelas.

2. Pergunakanlah kata-kata atau istilah yang mudah dimengerti, yang

sudah dikenal oleh umum.

3. Jangan mempergunakan kata-kata kiasan.

4. Sesuaikan dengan kemampuan pihak penerima berita.

b. Konsekuensi dan keseimbangan.

Keterangan-keterangan yang disampaikan jangan sampai bertentangan

satu dengan lainnya, atau berbeda dengan keterangan, informasi yang

telah dikirim. Apabila terpaksa terjadi demikian, harus ada

penegasanpencabutan, bahwa informasi yang terdahulu salah.

Pemberian informasi juga harus sesuai dengan kenyataan.

c. Keseragaman

Pergunakanlah istilah, pengertian kode tertentu, untuk menghindari

terjadinya kesalahpahaman dan kesimpangsiuran.

d. Tata bahasa yang tepat.

Pergunakanlah tata bahasa yang benar dan tepat guna.

e. Siapa lawan bicara kita.

Universitas Sumatera Utara

Page 50: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

41

Ingat dengan siapa kita mengadakan pembicaraan, sampai di mana

tingkat kemampuan atau pendidikannya, sehingga kita dapat

menyesuaikan diri.

f. Lambang atau kode

Pergunakanlah lambang atau kode, gerak-gerik yang dapat memperjelas

apa yang kita ucapkan.

Dalam penerapan etika komunikasi tersebut PadaBPJS Ketenagakerjaan

Kantor Wilayah Medan juga menerapkan bagaimana sistem penyampaian

informasi yang baik dan benar dengan melalui berbagai prosedur antar lain:

1. Dimulai dengan penetapan gagasan atau ide – ide yang dilakukan oleh

pihak pengirim berita.

2. Pengiriman informasi, gagasan yang merupakan message yang telah

disusun dalam bentuk simbol, sandi, kode – kode, dengan melalui saluran

media komunikasi baik secara lisan maupun tertulis, vertikal maupun

horizontal, formal maupun informal.

3. Penerimaan berita oleh pihak penerima berita (komunikan). Pihak

komunikan kemudian mengadakan interpretasi (decoding) terhadap berita

yang diterima, yang dilanjutkan dengan suatu tindakan atau respon.

Perlu diketahui, bahwa untuk memperoleh pengertian yang sama terhadap

berita yang dikirim, maka antara komunikator dengan pihak komunikan harus

mempunyai pengalaman yang sama, artinya harus mempunyai tafsiran yang sama

terhadap berita tersebut, apabila setiap pesan, berita, yang dikirim oleh pihak

Universitas Sumatera Utara

Page 51: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

42

komunikator mendapat respon dari pihak penerima berita, maka dikatakan

komunikasi berlangsung secara efekif.

Pelaksanaan etika pada bagian Pelayanan Kantor BPJS Ketenagakerjaan

sudah di terapkan,tetapi belum semaksimal mungkin dijalankan. Contohnya,

didalam cara berbicara,terkadang cara berbicara yang dipakai dalam ruangan

kurang efektif untuk sesama pegawai,sehingga sering menimbulkan salah paham

antar pegawai dengan pegawai, ataupun pegawai dengan atasan.

3.3.2. Prinsip-Prinsip Yang Mempengaruhi Kelancaran Dalam Penerapan

Etika Komunikasi dan Informasi

Prinsip tersebut adalah:

1. Prinsip mempergunakan cara informasi yang paling mudah

Prinsip ini meliputi dua hal, yaitu:

a) Menyampaikan informasi dapat dilakukan dengan mudah.

Hal ini sebenarnya sangat relatif.Kesukaran atau kemudahan

meyampaikan berita atau informasi sangat ditentukan atau

dipengaruhi oleh situasi, jarak, dan menurut kepentingan berita yang

akan diberikan. Misalnya, berita yang sangat penting dan harus

segera diketahui pihak penerima berita, dan sebaliknya pihak

komunikator segera mendapatkan tanggapan dari pihak komunikan.

Berita atau informasi yang demikian mungkin lebih baik

disampaikan melalui telepon. Akan tetapi, apabila berita itu hanya

bersifat pemberitahuan atau kurang penting dan tidak segera

membutuhkan tanggapan, lebih baik disampaikan secara tertulis.

Universitas Sumatera Utara

Page 52: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

43

b) Informasi mudah dan cepat dimengerti oleh pihak komunikan.

2. Prinsip berusaha, agar informasi menimbulkan makna sama bagi penerima

yang belainan Prinsip ini menghendaki agar informasi yang dikirim jangan

sampai menimbulkan pengertian yang berbeda dari para penerima berita.

Hendaknya diusahakan informasi yang dikirim jangan sampai

menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda. Interpretasi yang berbeda-

beda ini akan terjadi apabila informasi itu dikirimkan kepada lebih dari

satu penerima berita,dan tingkat pengetahuannya saling berbeda serta

penafsiran terhadap informasi yang diterima peninjauannya dari segi yang

berbeda pula. Dalam hal ini perlu adanya konsistensi dan ketegasan isi

berita.

3. Prinsip menggunakan alat komunikasi yang sedarhana.

Prinsip ini menghendaki penggunaan sarana komunikasi yang sederhana.

Seperti halnya pada prinsip I, pengertian sedarhana juga sangat relatif,

karena tergantung urgensi atau kepentingan informasi yang akan dikirim.

Mungkin suatu informasi cukup dikirim dalam surat, dan diantar langsung

oleh kurir atau dikirim melalui pos. Akan tetapi, apabila berita itu sangat

penting dan perlu segara diketahui, lebih efektif dikirim melalui telepon,

radio,televisi atau melalui media massa lainnya.

4. Prinsip memilih yang paling menguntungkan, baik isinya, alat, maupun

cara menyampaikan informasi. Prinsip ini hendaknya dipilih berita yang

aktual, penting, obyektif kebenarannya, serta berita yang up to date atau

tidak basi. Sarana informasi yang digunakan hendaknya disesuaikan

Universitas Sumatera Utara

Page 53: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

44

dengan kebutuhan, disesuaikan dengan kepentingan berita. Penyampaian

berita hendaknya disampaikan tepat pada waktunya.

3.3.3. Peranan Etika Komunikasi Dan Informasi Pada BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan

Etika komunikasi yang diterapkan Pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor

Wilayah Medan sudah efektif sehingga para karyawan merasa terlindungi oleh

pimpinan. Apabila suatu waktu ada masalah yang tidak terpecahkan, maka

karyawan dapat bertanya langsung kepada pimpinannya, dan pimpinan akan

memberikan penjelasan atau bimbingan sehingga karyawan akan mendapat arahan

secara langsung.

Selain memberikan perintah, pimpinan juga harus mengusahakan agar

setiap karyawan dapat bekerja sama dengan sebaik-baiknya. Demikian juga untuk

memecahkan persoalan-persoalan di dalam organisasi. Komunikasi yang baik dan

harmonis sangat perlu dijaga baik oleh pemimpin maupun oleh karyawan

karenakomunikasi mempunyai peranan yang sangat penting untuk mencapai

tujuan perusahaan.

Pada etika komunikasi mempunyai struktur organisasi garis lini dan staf

berdasarkan fungsi dimana jenjang, wewenang dan tanggung jawab mengalir dari

bawah ke atas dan dari atas ke bawah yang berarti komunikasi mengalir dalam

bentuk perintah, instruksi, dan prosedur yang harus dijalankan oleh para bawahan

baik secara lisan maupun tulisan. Sedangkan komunikasi yang mengalir dari

bawah ke atas dapat berupa permintaan usulan atau keluhan secara tertulis.

Universitas Sumatera Utara

Page 54: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

45

Dengan adanya etika komunikasi pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah

Medan, maka efisiensi kerja dapat berjalan dengan lancar.

3.4. Hasil Penelitian

3.4.1. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:14) Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah deskriptif kuantitatif dan jenis penelitian adalah studi kasus yang

didukung oleh survey dengan mengumpulkan data melalui pemberian pernyataan

kuesioner kepada responden.

1. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah para karyawan dan staff yang

menjalankan di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan. Sampe yang

diambil dari penelitian ini sebanyak 30 orang.

2. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis yaitu melalui data

kuisioner/angket. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang

menyajikan beberapa pertanyaan atau pernyataan yang dibubuhi jawaban dari

responden untuk menguatkan dan membuktikan apakah benar etika komunikasi

dan informasi pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan berperan untuk

meningkatkan kinerja pegawai diperusahaan tersebut. Kuisioner ini

mencantumkan indentitas responden yang terdiri dari jenis kelamin, umur,

pendidikan, jabatan dan masa kerja.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

46

3.5. Karakteristik Responden

Karakteristik responden digunakan untuk mengetahui keragaman dari

responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan dan pendidikan. Hal tersebut

diharapkan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai kondisi dari

responden dan kaitannya dengan masalah dan tujuan penelitian.

3.5.1. Crosstab Jenis Kelamin dan Usia

Hasil tabulasi silang (crosstab) untuk jenis kelamin dan usia dapat

dilihat pada tabel 3.1 berikut

Tabel 3.1

Crosstab Jenis Kelamin dan Usia

Usia

Total 20-30

Tahun

30-40

Tahun

+40

Tahun

Jenis

Kelamin

Laki-laki 0 10 6 16

Perempuan 12 0 2 14

Total 12 10 8 30

Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Dari tabel diatas terlihat bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-

laki diusia 20-30 tahun tidak ada responden, di usia 30-40 tahunterdapat 10

responden dan di usia +40 tahun terdapat 6 responden. Responden berjenis

kelamin perempuan dengan usia 20-30 tahun terdapat 12 orang responden, di usia

30-40 tahun tidak terdapat responden dan di usia +40 tahun terdapat 2 responden.

Universitas Sumatera Utara

Page 56: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

47

3.5.2. Crosstab Jenis Kelamin dan Pendidikan

Tabel 3.2

Crosstab Jenis Kelamin dan Pendidikan

Usia

Total Diploma Sarjana

Jenis

Kelamin

Laki-laki 3 13 16

Perempuan 4 10 14

Total 7 23 30

Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Dari tabel diatas terlihat bahwa mayoritas responden laki-laki dengan

pendidikan diploma terdapat 3 responden dan yang berpendidikan sarjana terdapat

13 responden. Responden perempuan dengan pendidikan diploma terdapat 4

responden dan yang berpendidikan sarjana terdapat 10 responden.

3.5.3. Crosstab Jenis Kelamin dan Masa Kerja

Tabel 3.3

Crosstab Jenis Kelamin dan Masa Kerja

Masa Kerja

Total <5

Tahun

5-10

Tahun

>10

Tahun

Jenis

Kelamin

Laki-laki 8 5 3 16

Perempuan 5 7 2 14

Total 13 12 5 30

Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas laki-laki dengan masa kerja

dibawah 5 tahun terdapat 8 responden, responden dengan masa kerja 5 tahun

sampai 10 tahun terdapat 5 responden dan responden dengan masa kerja diatas 10

tahun terdapat 3 responden. Responden perempuan dengan masa kerja dibawah 5

tahun terdapat 5 responden, responden dengan masa kerja antara 5 tahun sampai

Universitas Sumatera Utara

Page 57: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

48

10 tahun terdapat 7 responden dan responden dengan masa kerja diatas 10 tahun

terdapat 2 responden.

3.6. Distribusi Jawaban Variabel

Berikut adalah uraian dari jawaban responden terhadap kuesioner yang

diberikan tentang “Peranan Etika Komunikasi dan Informasi Dalam Kantor

Untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor

Wilayah Medan”.

3.6.1 Frekuensi Jawaban Responden Variabel X ( Etika Komunikasi dan

Informasi)

Tabel 3.4 Frekuensi Jawaban Responden Variabel X ( Etika Komunikasi dan Informasi)

No.

Pernyataan

STS TS RR S SS Rata

Rata F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 0 0 1 3.3% 29 96.7% 4.97

2 0 0 0 0 0 0 5 16.7% 25 83.3% 4.83

3 0 0 0 0 1 3.3% 4 13.3% 25 83.3% 4.8

4 0 0 0 0 1 3.3% 8 26.7% 21 70% 4.67

5 0 0 0 0 0 0 7 23.3 % 23 76.7% 4.77

6 0 0 0 0 1 3.3% 7 23.3% 22 73.3% 4.7

7 0 0 0 0 1 3.3% 7 23.3% 22 73.3% 4.7 Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Hasiljawabankuesioner yang diperolehdari 30 respondenuntuk variable X

(Etika Komunikasi dan Informasi) pada Tabel 3.4, yaitu:

1. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 1 (menyampaiakan

pendapat dengan menggunakan bahasa yang jelas dan benar) memperlihatkan

bahwa rata-rata jawaban responden sebesar 4.97. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa pegawai dikantor telah menyampaikan pendapat dengan menggunakan

bahasa yang jelas dan benar sehingga dapat dimengerti oleh rekan kerja lain.

2. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 2 (mendengarkan

Universitas Sumatera Utara

Page 58: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

49

dengan baik setiap ide atau gagasan rekan kerja maupun pimpinan)

memperlihat kan bahwa rata – rata jawaban responden sebesar 4.83. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa seluruh pegawai menghargai dan mendengarkan

dengan baik ide atau gagasan yang disampaikan rekan kerja lain maupun

pimpinan.

3. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 3 (menyesuaikan

diri dengan komunikan pada saat melakukan diskusi kerja) memperlihatkan

bahwa rata – rata jawaban responden sebesar 4.8. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa responden telah menyesuaikan diri dengan komunikan pada saat diskusi

kerja.

4. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 4 (mengetahui

waktu yang tepat pada saat menyampaikan informasi) memperlihatkan bahwa

rata – rata jawaban responden sebesar 4.67. Maka dapat disimpulkan bahwa

responden telah menyesuaikan waktu yang tepat pada saat responden akan

menyampaikan informasi.

5. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 5 (memiliki rasa

tanggung jawab terhadap gagasan yang disampaikan) memperlihatkan bahwa

rata – rata jawaban responden sebesar 4.77. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

responden setuju dengan pernyataan tersebut .

6. Analisis frekuensi jawaban reponden terhadap pernyataan 6 (komunikasi yang

baik memperlancar proses penyampaian informasi terhadap karyawan kantor)

memperlihatkan bahwa rata – rata jawaban responden sebesar 4.7. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 59: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

50

7. Analisis frakuensi jawaban responden terhadap pernyataan 7 (komunikasi yang

baik antara pimpinan dan bawahan akan membuat informasi yang disampaikan

lebih efektif) memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban sebesar 4.7. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan tersebut.

3.6.2 Frekuensi Jawaban Responden Variabel Y (Kinerja Pegawai)

Tabel 3.5

Frekuensi Jawaban Responden Variabel Y (Kinerja Pegawai)

No.

Pernyataan

STS TS RR S SS Rata

Rata F % F % F % F % F %

8 0 0 0 0 0 0 13 43,3% 17 56,7% 4,57

9 0 0 0 0 0 0 2 6,7% 28 93,3% 4,93

10 0 0 0 0 0 0 6 20% 24 80% 4,8

11 0 0 0 0 1 3,3% 5 16,7% 24 80% 4,7

12 0 0 0 0 1 3,3% 3 10% 26 86,7% 4,83 Sumber: Hasil data premier diolah (2018)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 30 responden untuk variable Y

(Etika Kinerja Pegawai) pada Tabel 3.5 yaitu:

1. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 8 (pekerjaan yang

dilakukan sesuai dengan kualitas yang diinginkan perusahaan) memperlihatkan

bahwa rata-rata jawaban responden sebesar 4.57. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa pekerjaan yang dilakukan para pegawai telah dilakukan sesuai dengan

kualitas yang diinginkan perusahaan.

2. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 9 (mencapai

kualitas kerja yang maksimal) memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban

responden sebesar 4.93. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pekerjaan yang

dilakukan oleh para pegawai telah mencapai kualitas kerja yang maksimal.

3. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 10 (mendapatkan

hasil kerja yang baik merupakan komitmen pegawai dalam setiap pekerjaan)

Universitas Sumatera Utara

Page 60: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

51

memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden sebesar 4.8. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa para responden setuju atas pernyataan tersebut.

4. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 11 (menyelesaikan

pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan walaupun tanpa

pengawasan) memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden sebesar 4.7.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa para pegawai telah berusaha untuk

menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu walaupun tanpa pengawasan.

5. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 12 (berdasarkan

kemampuan yang dimiliki para pegawai dapat mencapai kualitas kerja di atas

standar organsasi) memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden sebesar

4.83. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden setuju atas pernyataan

tersebut.

Berdasarkan hasil frekuensi jawaban para responden diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa peranan etika komunikasi dan informasi dalam kantor untuk

meningkatkan kinerja pegawai pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah

Medan telah terealisasikan. Dari banyaknya pernyataan sangat setuju pada

kuisioner yang telah disebar sudah cukup mewakili jawaban para pegawai

bahwasanya etika komunikasi dan informasi dalam kantor sangat berperan dalam

meningkatkan kinerja pegawai di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan.

Dengan kata lain, para pegawai di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan

menerapkan etika komunikasi dan informasi yang efektif sehingga kinerja para

pegawai meningkat.

Universitas Sumatera Utara

Page 61: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

52

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Peran dan fungsi etika komunikasi dan informasi sudah tepat dalam

membantu kinerja pegawai BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah

Medan pada setiap bidangnya, dilihat dari upaya pencapaian tujuan dan

program organisasi yang menjadi target dan harapan perusahaan.

2. Untuk mendukung Penerapan Etika Komunikasi Pada BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan harus dengan menggunakan

informasi dan teknik penyampaian yang mudah untuk ditanggapi,

berusaha agar informasi tersebut menimbulkan makna yang sama bagi

si penerima sehingga kinerja para pegawai dapat meningkat.

3. Etika komunikasi yang diterapkan oleh pegawai di BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan membuat para pegawai dapat

menjalin hubungan yang baik antar individu sehingga mereka meraih

hasil kerja yang baik dalam menyelesaikan pekerjaan yang sudah

menjadi tanggung jawabnya.

4.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis uraikan yaitu:

1. Sebaiknya hubungan komunikasi antara pimpinan dan pegawai harus

tetap dibina dengan cara pemimpin harus lebih bersifat terbuka, dalam

arti pemimpin harus supel, mau bergaul dengan bawahan sehingga

Universitas Sumatera Utara

Page 62: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

53

antara atasan dengan bawahan seperti hubungan ayah dengan anak .

Untuk itu, usaha-usaha di luar kantor, harus dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya, misalnya dengan mengadakan anjangsana (open house)

kepada para bawahan secara kontinu dan merata.

2. Menjaga kerjasama yang baik di antara pihak pimpinan maupun antar

pegawai yaitu dengan memberikan goodwill, pengertian, dan

kepercayaan antar pegawai, karena tanpa adanya kerjasama yang baik

tidak akan mencapai hasil kerja yang diharapkan.

3. Alat-alat komunikasi yang sudah ada hendaknya dapat dipelihara dan

dijaga dengan baik agar dapat memperlancar arus informasi yang

dibutuhkan Pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Medan.

Universitas Sumatera Utara

Page 63: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

54

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Arni, Muhammad. 2015. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Bertens, K. 2011. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Budyatna, Muhammad. 2011. Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Kharisma

Putra Utama.

Hadiwardoyo, A.I Purwa. 2010. Moral dan Masalahnya. Yogyakarta: Kanisius.

Purwanto, Ngalim. 2009. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Purwanto, Ngalim. 2009. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Siagian, Matias. 2011. Etika Umum. Medan: Grasindo Monoratama.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukoco, Badri Munir. 2011. Manajamen Administrasi Perkantoran Modern.

Jakarta: Erlangga.

Sumaryono, Eugenius. 2009. Etika Profesi Hukum. Yogyakarta: Kanisius.

Universitas Sumatera Utara

Page 64: TUGAS AKHIR PERANAN ETIKA KOMUNIKASI DAN INFORMASI …

55

LAMPIRAN

1. Surat Riset

Universitas Sumatera Utara