peranan komunikasi

Upload: abeeramee-subramaniam

Post on 09-Oct-2015

55 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bm

TRANSCRIPT

PERANAN KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

PERANAN KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan.

Pada binatang, selain untuk seks, komunikasi juga dilakukan untuk menunjukkan keunggulan, biasanya dengan sikap menyerang. Munurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi. Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain "tingkat tinggi".

Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan.

Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk barang antik, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai penemuan yang revolusioner, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri. Mencari teori komunikasi yang terbaik pun tidak akan berguna karena komunikasi adalah kegiatan yang lebih dari satu aktivitas. Masing-masing teori dipandang dari proses dan sudut pandang yang berbeda dimana secara terpisah mereka mengacu dari sudut pandang mereka sendiri.

PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.

Secara singkat proses berlansungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut: Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat symbol-simbol ang bisa dimergerti oleh kedua belah pihak Pesan itu disampaikan melalui media baik secara langsung maupun tidak lansung.

Contoh : surat, telephone, atau email.

Komponen komunikasiKomponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:

Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.

Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.

Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.

Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain

Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.

Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")

Proses komunikasiSecara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.

1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.

2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.

Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan

1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.

2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

Prinsip-prinsip komunikasi

Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh masing-masing pakar. Istilah prinsip oleh William B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Larry A.Samovar dan Richard E.Porter menyebutnya karakteristik komunikasi. Deddy Mulyana, Ph.D membuat istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi. Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu :

Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolikKomunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasiSetiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.

Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubunganSetiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.

Prinsip 4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaanSetiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai)

Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktuPesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.

Prinsip 6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasiTidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.

Prinsip 7 : Komunikasi itu bersifat sistemikDalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.

Prinsip 8 : Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasiJika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.

Prinsip 9 : Komunikasi bersifat nonsekuensialProses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.

Prinsip 10 : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksionalKonsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.

Prinsip 11 : komunikasi bersifat irreversibleSetiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.

Prinsip 12 : Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalahDalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.

Perkembangan Manusia sampai Meninggal

Psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari perkembangan dan perubahaan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan sampai dengan mati. Terapan dari ilmu psikologi perkembangan digunakan dibidang berbagai bidang seperti pendidikan dan pengasuhan, pengoptimalkan kualitas hidup dewasa tua,penanganan remaja.

Berdasarkan usia, perkembangan masa usia adalah:

Bayi

: lahir - 3 tahun

Balita

: 4 tahun - 6 tahun

Anak

: 7 tahun - 12 tahun

Remaja

: 13 tahun - 18 tahun

Dewasa

: Awal 19 tahun - 39 tahun

Dewasa tengah : 40 tahun - 60 tahun

Dewasa Akhir

: diatas (>) 61 tahun mati

KOMUNIKASI LINGKUNGAN

Setiap kegiatan perusahaan memiliki aspek lingkungan yang dapat menimbulkan dampak lingkungan seperti pencemaran, gangguan serta penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya alam.

Hal ini dapat menurunkan masalah dan konflik antara pengusaha dan pengelolaan lingkungan dan adanya langkah-langkah komunikasi efektif untuk menjembatani kepentingan lingkungan dengan kepentingan perusahaan.

Ada beberapa level komunikasi yang dapat digunakan sebagai model dalam penyampaian komunikasi lingkungan. Pada level terkecil, komunikasi interpersonal memiliki kemampuan mengubah pandangan dan perilaku individu lebih efektif karena kemampuannya untuk mencapai bagian personal dari partisipan kamunikasi. Selanjutnya adalah kemunikasi kelompok, kamunikasi lingkungan dilakukan oleh sejumlah orang yang saling bertukar pesan dan informasi secara kontinyu. Sedangkan komunikasi lingkungan untuk anak-anak tentunya model yang dipilih berbeda dengan orang dewasa. Penanaman prinsip menjaga lingkungan dengan menggunakan karakter dasar anak-anak, yakni menyukai berbagai kegiatan menyenangkan dalam permainan. Penggunaan metode yang dekat dengan mereka bisa dijadikan alternative.

KOMUNIKASI KELUARGAMasalah komunikasi di keluarga, tak lepas dari peran orangtua yang sangat dominan. Kualitas komunikasi anak sangat dipengaruhi oleh sejauh mana orangtua berkomunikasi kepadanya. Komunikasi akan sukses apabila orangtua memiliki kredibilitas di mata anaknya. Begitu pula komunikasi suami istri akan efektif bila keduanya telah saling percaya. Rumah tangga yang bahagia adalah dambaan setiap keluarga. Adanya gelak tawa, canda ria anggota keluarga, hubungan yang harmonis antara suami isteri, orangtua-anak-anak, adanya kemesraan, kelembutan, dan kasih sayang yang tulus akan membuat keluarga menjadi lebih hidup dan indah. Namun, harapan seringkali tak sesuai kenyataan. Membina rumah tangga bahagia tak segampang yang dibayangkan. Tidak jarang rumah tangga justru menjadi tempat persemaian kebencian, kekerasan, dan dendam. Rumah tangga yang semula begitu harmonis berubah menjadi neraka dunia yang menyengsarakan. Secara berurutan, kesepuluh penyebab rusaknya kebahagiaan rumah tangga itu adalah (1) rusaknya komunikasi keluarga, (2) hilangnya tujuan dan perhatian bersama, (3) ketidakcocokan dalam seksualitas, (4) ketidaksetiaan, (5) hilangnya kegairahan dan kesenangan dalam hubungan suami istri, (6) keuangan, (7) pertentangan masalah anak-anak, (8) penggunaan alkohol dan obat bius lainnya, (9) masalah hak-hak wanita, dan (10) ipar atau mertua. Caranya agar komunikasi di keluarga bisa efektif, ada lima hal yang harus diperhatikan, yaitu: 1. RespekKomunikasi harus diawali dengan sikap saling menghargai (respectfull attitude). Adanya penghargaan biasanya akan menimbulkan kesan serupa (timbal balik) dari si lawan diskusi. Orangtua akan sukses berkomunikasi dengan anak bila ia melakukannya dengan penuh respek. Bila ini dilakukan maka anak pun akan melakukan hal yang sama ketika berkomunikasi dengan orangtua atau orang di sekitanya. 2. EmpatiEmpati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang lain. Syarat utama dari sikap empati adalah kemampuan untuk mendengar dan mengerti orang lain, sebelum didengar dan dimengerti orang lain. Orangtua yang baik tidak akan menuntut anaknya untuk mengerti keinginannya, tapi ia akan berusaha memahami anak atau pasangannya terlebih dulu. Ia akan membuka dialog dengan mereka, mendengar keluhan dan harapannya. Mendengarkan di sini tidak hanya melibatkan indra saja, tapi melibatkan pula mata hati dan perasaan. Cara seperti ini dapat memunculkan rasa saling percaya dan keterbukaan dalam keluarga. 3. AudibelAudibel berarti "dapat didengarkan" atau bisa dimengerti dengan baik. Sebuah pesan harus dapat disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh si penerima pesan. Raut muka yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang sopan, atau cara menunjuk, termasuk ke dalam komunikasi yang audibel ini.

4. Jelas Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan banyak pemahaman, selain harus terbuka dan transparan. Ketika berkomunikasi dengan anak, orangtua harus berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas maknanya. Salah satu caranya adalah berbicara sesuai bahasa yang mereka pahami (melihat tingkatan usia). 5. TepatDalam membahas suatu masalah hendaknya proporsi yang diberikan tepat baik waktunya, tema maupun sasarannya. Waktu yang tepat untuk membicarakan masalah anak misalnya pada waktu makan malam. Pada waktu sarapan pagi, karena ketergesaan maka yang dibicarakan umumnya masalah yang ringan saja.

6 . Rendah Hati Sikap rendah hati dapat diungkapkan melalui perlakuan yang ramah, saling menghargai, tidak memandang diri sendiri lebih unggul ataupun lebih tahu, lemah lembut, sopan, dan penuh pengendalian diri. Dengan sikap rendah hati ini maka lawan diskusi kita memjadi lebih terbuka, sehingga banyak hal yang dapat diungkapkan dari diskusi tersebut.

KOMUNIKASI PENDIDIKANstilah Komunikasi Pendidikan masih belum familiar baik di kalangan peminat kajian komunikasi, civitas akademia maupun khalayak umum di tanah air ini. Bidang ini tak sementereng komunikasi politik, komunikasi bisnis, komunikasi pemasaran, komunikasi organisasi, komunikasi antarbudaya dan lain-lain. Sangat sulit mencari tulisan populer, jurnal, buku atau publikasi lainnya yang secara ekplisit mengelaborasi bidang ini. Hal ini semakin lengkap dengan belum banyaknya untuk tak mengatakan belum ada sama sekali, mata kuliah komunikasi pendidikan dalam kurikulum di fakultas, jurusan atau program studi di tingkat perguruan tinggi maupun sekolah. Begitu pun di institut dan universitas yang memiliki historis sebagai perguruan tinggi ilmu pendidikan.

Jika dilihat dari peminatan riset, komunikasi pendidikan juga masih kalah jauh dengan bidang baru lainnya seperti komunikasi kesehatan. Saat ini, banyak riset cukup serius baik di level S1, S2 hingga S3 yang menjadikan komunikasi kesehatan sebagai riset akhir studi. Tentu saja hal ini menjadi ironi, karena sesungguhnya komunikasi pendidikan memiliki posisi penting baik dalam konteks kajian di ranah keilmuan komunikasi dan keilmuan pendidikan maupun sebagi skill praktis yang dapat menunjang proses pendidikan itu sendiri.

Paling tidak ada dua pertimbangan dasar yang penting kita perhatikan untuk menjawab mengapa komunikasi pendidikan menjadi keharusan. Pertama, dunia pendidikan sangat membutuhkan sebuah pemahaman yang holistik, komprehensif, mendasar dan sistematis tentang pemanfaatan komunikasi dalam implementasi kegiatan belajar-mengajar. Tanpa ruh komunikasi yang baik, maka pendidikan akan kehilangan cara dan orientasi dalam membangun kualitas out put yang diharapkan. Dalm konteks ini, komunikasi pendidikan bisa kita sejajarkan pentingnya dengan metodologi pengajaran, manajemen pendidikan dan lain-lain. Kita bisa bayangkan hampir 80 persen aktivitas guru maupun dosen di ruang kelas adalah kegiatan komunikasi baik verbal maupun non verbal. Oleh karenanya, hasil buruk penerimaan materi oleh para siswa, belum tentu karena guru atau dosennya bodoh, bisa jadi justru karena metode komunikasi mereka yang sangat buruk di depan para siswa. Kedua, komunikasi pendidikan akan menunjukkan arah dari proses konstruksi sosial atas realitas pendidikan. Sebagaimana dikatakan teoritisi sosiologi pengetahuan Peter L Berger dan Thomas Luckman dalam social construction of reality, yang mamahami bahwa realitas itu dikonstruksi oleh makna-makna yang dipertukarkan dalam tindakan dan interaksi individu-individu. Dengan demikian, dapat kita pahami bahwa realitas itu dinamis dan intersubyektif. Mengkonstruksi makna tentu tak lepas dari proses pelembagaan dan legitimasi untuk memapankan sesuatu sehingga terpola dan menjadi kenyataan obyektif. Sekaligus juga terdapat internalisasi sebagai dimensi subyektif dari proses konstruksi tersebut. Artinya, komunikasi pendidikan bisa memberi kontribusi sangat penting dalam pemahaman dan praktik interaksi serta tindakan seluruh individu yang terlibat dalam dunia pendidikan. Pendidikan tak akan bisa mewujudkan nilai kelompok terbagi (shared group conciousness) tanpa dukungan komunikasi.KOMUNIKASI MASYARAKAT

Manusia sebagai individu mempunyai kehidupan jiwa yang menyendiri, namun manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Manusia lahir, hidup berkembang dan meninggal di dalam masyarakat. Sebagai individu, manusia tidak dapat mencapai segala sesuatu yang diinginkan dengan mudah. Hasrat untuk hidup bersama dan memiliki pasangan hidup memang telah menjadi pembawaan manusia. Aristoteles (384-322 SM), seorang ahli fikir Yunani, menyatakan dalam ajarannya bahwa manusia itu adalah Zoon Politicon, artinya bahwa manusia itu sebagai makhluk pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya, jadi makhluk yang suka bermasyarakat. Dan oleh karena sifatnya yang suka bergaul dengan sesama manusia lainnya, maka manusia disebut manusia sosial. Menurut Ralph Linton, ahli antropologi dalam bukunya, The Study of Man, menyatakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial tertentu. Jadi, masyarakat itu terbentuk apabila ada dua orang atau lebih hidup bersama, sehingga dalam pergaulan hidup itu timbul pelbagai hubungan atau pertalian yang mengakibatkan bahwa yang seorang dan yang orang lain saling kenal dan saling mempengaruhi. Adapun yang menyebabkan manusia selalu hidup bermasyarakat ialah antara lain dorongan kesatuan biologis yang terdapat dalam naluri manusia, misalnya: Hasrat untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum. Hasrat untuk membela diri

Hasrat untuk mengadakan keturunan

Tiap manusia mempunyai sifat, watak, dan kehendak sendiri-sendiri. Namun dalam masyarakat, manusia mengadakan hubungan satu sama lain, mengadakan kerjasama, tolong menolong, bantu membantu untuk memperoleh kebutuhan hidupnya. Proses inilah yang kita kenal sebagai proses sosial. Proses sosial dan pembentukan kelompok sosial dalam masyarakat melalui dua cara yaitu kontak sosial dan komunikasi. Proses sosial merupakan keseluruhan kegiatan pertukaran fikiran, pertukaran dan modifikasi sistem nilai, yang berbeda-beda untuk setiap masyarakat. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan watak masyarakat, perbedaan sistem perilaku, dari kelompok dan situasi total masyarakat. Dengan demikian proses kontak sosial dan komunikasi yang berlangsung didalamnya tidak akan terlepas dari sistem nilai yang dianut masyarakatnya. Dalam masyarakat perkotaan, misalnya kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan lain sebagainya, sistem nilai yang cenderung dianut adalah adanya sikap individualistis- elu elu gue gue, urusan lu bukan urusan gue- dan semacamnya, yang mengantarkan masyarakat perkotaan pada keadaan yang sunyi. Tidak butuh orang lain. Cenderung sendiri. Yang disebut keteraturan hidup adalah bila telah memiliki rumah sebagai tempat tinggal untuk diri dan keluarga, rutinitas kerja setiap hari, liburan di penghujung minggu, menerima uang pensiun di hari tua dan tidak mengganggu kehidupan orang lain. Keselarasan hidup adalah bila dirinya dan keluarga telah memiliki tempat di muka bumi ini. Lalu, bagaimana dengan kehidupan sosial? Masyarakat yang menghuni kota-kota besar tersebut adalah masyarakat yang multi kultural dengan kepentingan yang money oriented, sehingga kehidupan sosial akan dijalankan sepanjang memiliki kontribusi berupa reward untuk kelangsungan hidupnya. Individualis yang demikian kental di kalangan masyarakat perkotaan mendorong mereka untuk acuh kepada sesamanya. Dengan kondisi yang demikian, maka masyarakat perkotaan membentuk pola komunikasi antar sesama. Secara sederhana, komunikasi diartikan sebagai suatu proses yang mengoperkan lambang-lambang yang mengandung arti. Dalam masyarakat perkotaan,komunikasi sendiri merupakan suatu proses sosial, yaitu karena lambang-lambang yang diberi arti oleh individu, akan mempunyai arti yang khusus untuk masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian, karena suatu proses adalah any connected series of events, dengan sendirinya, proses komunikasi sebagai suatu proses sosial adalah a characteristic mode of manner in which related social events may occur (Lambert dan Lambert dalam S.Susanto, 1980:19)Menurut Clifford Morgan, pola komunikasi dalam masyarakat sukar dinilai baik buruknya yaitu karena harus disesuaikan dengan norma masyarakatnya sendiri sehingga mencerminkan kebutuhan masyarakatnya. Menurut penelitian yang dilakukan olehnya, Morgan menemukan bahwa untuk masyarakat perkotaan, memiliki pola komunikasi yang disebutnya sebagai pola Com-Con (singkatan dari completely connected). Di dalam completely connected structure terdapat pada umumnya orang-orang di dalamnya merasa terlibat dan bebas, tidak tergantung dari orang lain. Dalam hubungan ini, anggota masyarakat lebih bebas untuk memilih dengan siapa mereka hendak berkomunikasi. Pola komunikasi yang terbentuk pun hanyalah seperlunya. Bahkan kalau dirasa memang tidak perlu tatap muka dapat digantikan oleh kecanggihan teknologi.KOMUNIKASI INDUSTRI

Seringkali, industri ini menyuarakan demokratisasi, kebebasan menyampaikan ide, menyuarakan kebenaran itu, menjadi ambigu. Tetapi seringkali juga merekayang berjuang dirana ituharus berhadapan dengan 'tembok-tembok' aturan berkedok demi stabilisasi."Itulah pentingnya punya serikat pekerja, perkumpulan karyawan, atau organisasi pekerja, atau apapunlah namanya. Kita bisa mendapatkanperlakukan sebagai pekerja dengan profesionalitas. Dan bukan sekedar pekerja yang diminta setia kepada institusi tetapi tidak diberikan kebebasan untuk melakukan ekspresi dan menyampaikan ide-ide.CONTOH KASUS : Pada Komunikasi lingkungan

Banjir lokal bersifat temporal dimusim penghujan akhir-akhir ini terus melanda beberapa kawasan Indonesia. Pemberitaan di televisi menyebut banjir tak hanya terjadi di Pulau Jawa namun juga kawasan lain seperti Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.Dampaknya langsung terasa. Arus lalu lintas terhambat karena infrastruktur transportasi tergenang air. Belum lagi lumpur dan sampah berserakan yang dapat menjadi penyebab penyakit. Bahkan, jika terus berlarut, aktifitas keseharian masyarakat dan roda perekonomian bisa terganggu. Fenomena banjir merupakan sebuah realitas alam. Bahkan, karena sering terjadi, penduduk beberapa kawasan langganan banjir pun memiliki batas toleransi yang cukup tinggi. Jika tidak sampai empat meter, kita tidak mengungsi, ungkap sebuah berita di media massa.Parahnya, banjir saat ini lebih dilihat sebagai komoditas dan tontonan. Ketika banjir malanda beberapa kawasan permukiman, liputan media pun sangat gencar. Jika sebuah informasi dan pengguguh kesadaran tentunya akan sangat positif. Namun, ketika informasi disajikan yang itu-itu saja lantas dianggap biasa, maka masyarakat akan menjadi bebal dan menganggapnya sebagai sebuah hal yang lumrah terjadi.

Sebenarnya kawasan langganan banjir mudah diidentifikasi. Pasalnya, setiap kali musim penghujan dapat dipastikan ada genangan dan tidak mudah surut. Seperti Yogyakarta Selatan, tepatnya sebelah timur perempatan RS Wirosaban yang biasa menjadi wadah air dengan kedalaman kurang lebih 50 cm.Anehnya, dilokasi-lokasi rawan tersebut hingga sekarang tidak pernah tersedia tanda-tanda atau rambu lalu lintas yang bersifat mengingatkan. Lebih lucu lagi, keadaan ini seakan menjadi tontonan gratis diatas penderitaaan para pengguna lalu lintas di beberapa lokasi tersebut. Secara logika sederhana saja dapat di pahami bahwa raya tampung sungai terbatas, debit air melebihi ambang batas akan sering terjadi di musim hujan seperti sekarang. Curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan penjenuhan air pada tebing sungai sehingga tidak hanya erosi yang terjadi, bahkan tanah longsor tidak menutup kemungkinan terjadi pada daerah areal bantaran sungai.Di kawasan sub-urban dan wilayah perkotaan khususnya belum terbangun sisitem saluran air hujan yang proporsional. Proyek-proyek sejenis tidak direncanakan secara matang dehingga menyebabkan aliran air hujan tak tertampung dan menggenangi badan-badan jalan.Belum lagi buangan sampah/limbah, terutama oleh kalangan pengusaha sektor informal yang kini menjamur di hampir setiap lokasi, seperti Kota Yogyakarta. juga memberikan kontribusi terhadap semakin tersumbatnya saluran air hujan. Faktor ini cenderung terabaikan dan seolah menjadi suatu kebiasaan karena di biarkan.Hal-hal tersebut di atas semestinya perlu mendapat perhatian semua pihak. Oleh karena itu, langkah komunikatif berkonteks lingkungan hidup menjadi penting di lakukan demi pencegahan banjir dalam jangka panjang. Semua pihak mestinya bertanggung jawab atas fenomena yang terjadi.Para perencana pembangunan harus melakukan kajian bersama, mengidentifikasi lokasi rawan banjir serta pemetaan titik-titik rawan secara cermat. Kemudian menyusun rencana tindak berupa kebijakan yang responsif dan akuntabel. Bersamaan pelaksanaan manajemen penetaan lingkungan hidup, langkah penyadaran bagi semua pihak perlu di langsungkan secara simultan. Memotivasi khalayak untuk mengetahui, memahami, mengerti dan bersikap parsipatif-proaktif akan pentingnya pelestarian lingkungan.

Upaya ini bisa di lakukan melalui komunikasi yang di rancang melalui sedemikian rupa untuk menggugah kesadaran akan bahaya banjir akibat ketidakserasian ekosistem, kerusakan alam dan ulah manusia yang kurang memperhatikan kondisi lingkungan.

Untuk mendifusikan pesan-pesan komunikasi lingkungan hidup, media massa bisa berada pada posisipaling depan karena mampu menjangkau khalayak luas. Media dapat menjelaskan sepintas tentang bagaimana mencegah dan menanggulangi banjir. Disusul langkah-langkah penyuluhan yang bersepektif peningkatan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Komunikasi tatap muka ini tampaknya akan lebih adoptif jika diiringi pendekatan kultural.

Aktivitas komunikasi berkonteks lingkungan hidup tidak sekedar bercuap-cuap formalitas dan memenuhi target anggaran belaka. Lebih dari itu, kesungguhan atas transpormasi nilai-nilai akan pentingnya penataan sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan hal penting dan di harapakan mampu membentuk pemahaman dan kesadaran kolektif.

Komunikasi lingkungan hidup memang bukan obat mujarap yang secara otomatis dapat menghindari fenomena banjir yang mulai mengancam. Namun, mengingat masalah kerusakan alam dan lingkungan hidup banyak menyangkut kesalahan manusia maka pendekatan terhadap manusia dengan melangsungkan dialog telah menjadikan upaya humanis-persuasif serta berbudaya.

Jika seluruh langkah dan cara yang ditempuh sudah tidak mampuh lagi membendung, mencegah dan tak mempan mendidik khalayak, untuk menyadari dampak kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang menjadi penyebab banjir atau bagi warga yang terbukti melakukan pelanggaran tak ada pilihan pendekatan yuridis formal terpaksa harus di lakukan. Langkah ini merupakan pilihan terakhir yang mau tak mau, suka atau tidak suka, sepahit apapun wajib di lakukan.

Pada Komunikasi Keluarga

Stephen Covey - penulis buku "Seven Habits" (Tujuh Kebiasaan)- pernah menghadapi masalah dengan anaknya yang sering menghabiskan waktu di depan televisi. Dalam menghadapi kebiasaan tersebut ia berpikir tak akan efektif bila secara langsung membatasi anaknya untuk menonton televisi."Saya tahu pasti apa yang akan terjadi bila saya membatasi mereka: mereka akan berteriak tidak puas, menggerutu, atau bahkan ekspresi penutupan diri yang buruk ".

Lalu bagaimana solusinya? Covey mengajak mereka untuk berkumpul dan mendiskusikan banyak hal tentang televisi. Setelah semuanya paham tentang apa dan bagaimana televisi tersebut, ia kemudian memberi penekanan terhadap dampak buruk bila terlalu banyak nonton. Ia pun mengutip sebuah penyataan dari Alexander Pope tentang kemaksiatan : dikatakannya bahwakemaksiatan adalah monster yang sangat mengerikan, untuk dibenci bukan untuk dilihat. Namun bila kita terlalu sering melihatnya, kenal dengan wajahnya, sikap kita yang tadinya tegar, dapat berubah menjadi iba, kasihan, kemudian memeluknya. Dalam keadaan akrab inilah monster tersebut dapat menyerang dan membinasakan kita. Pada akhirnya, Stephen Covey mengungkapkan bahwa usahanya tersebut berhasil membuahkan suatu keputusan bahwa semua anggota keluarga akan membatasi diri dalam menonton televisi; hanya satu jam setiap hari. Semua senang dan tidak ada yang melanggar, karena telah menjadi keputusan bersama. Ilustrasi di atas memberi gambaran kepada kita bahwa komunikasi yang tepat guna dan tepat sasaran adalah satu hal penting dalam keluarga. Tentu sangat masuk akal, karena hampir 80 % waktu kita digunakan untuk berkomunikasi. Baik tidaknya sebuah keluarga, sangat dipengaruhi baik tidaknya komunikasi yang ada di dalamnya. Komunikasi tidak terbatas "hanya" pada penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak lain saja. Ada hal mendasar yang harus ada agar komunikasi berjalan lancar, yaitu kepercayaan. Sebaik apapun materi komunikasi, bila tidak dilandasi kepercayaan, maka komunikasi akan menjadi sulit dan tidak efektif. Kunci komunikasi adalah kepercayaan, dan kunci kepercayaan adalah layak dipercaya. Di sini integritas diri memainkan peranan penting. Integritas adalah fondasi utama untuk membangun komunikasi yang efektif. Integritas diri menggambarkan kesesuaian antara kelakuan dengan apa yang dikatakan. Di dalamnya terkandung pula unsur kejujuran. Definisi Komunikasi Komunikasi (dari bahasa Latin communis, yang berarti untuk berbagi) adalah kegiatan menyampaikan informasi melalui pertukaran pikiran, pesan, atau informasi, dengan melalui pembicaraan, visual, sinyal, tulisan, atau perilaku. Ini merupakan pertukaran informasi yang terjadi antara dua atau sekelompok orang.

Definisi Komunikasi

Komunikasi juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan mentransfer informasi dari satu tempat ke tempat lain. Meskipun ini adalah sebuah definisi komunkasi sederhana, ketika kita berpikir tentang bagaimana kita dapat berkomunikasi dapat menjadi jauh lebih kompleks. Ada berbagai kategori mengenai komunikasi, dan hal tersebut dapat terjadi setiap saat. Kategori komunikasi tersebut diantaranya:

Komunikasi lisan atau verbal: tatap muka, telepon, radio atau televisi atau media lainnya.

Komunikasi non-verbal: bahasa tubuh, gerak tubuh, bagaimana kita berpakaian atau bertindak.

Komunikasi tertulis: surat, e-mail, buku, majalah, internet atau melalui media lainnya.

Visual: grafik, diagram, peta, logo dan visualisasi lain yang dapat digunakan untuk berkomunikasi.

Teori Komunikasi menyatakan bahwa komunikasi melibatkan pengirim (sender) dan penerima (receiver) menyampaikan informasi melalui saluran komunikasi.

Pengirim dan penerima tentu saja penting dalam komunikasi. Dalam komunikasi tatap muka peran pengirim dan penerima tidak sejelas kedua belah pihak berkomunikasi satu sama lain, bahkan jika dengan cara yang sangat halus seperti melalui kontak mata (atau kurangnya) dan bahasa tubuh secara umum. Ada banyak cara halus lain yang kita dapat lakukan untuk berkomunikasi (bahkan mungkin tidak sengaja) dengan orang lain, misalnya nada suara kita dapat memberikan petunjuk untuk suasana hati kita atau keadaan emosional, sementara sinyal tangan atau gerakan dapat menambah pesan lisan.

Dalam komunikasi tertulis, pengirim dan penerima yang lebih jelas. Hari ini kita semua dapat menulis dan mempublikasikan ide-ide di Internet, yang telah menyebabkan ledakan informasi dan komunikasi.

Proses Komunikasi

Sebuah pesan atau komunikasi yang dikirim oleh pengirim melalui saluran komunikasi ke penerima, atau ke beberapa penerima. Pengirim harus menyandikan pesan (informasi yang disampaikan) menjadi bentuk yang sesuai dengan saluran komunikasi, dan penerima kemudian menerjemahkan pesan untuk memahami arti dan maknanya.

Kesalahpahaman dapat terjadi pada setiap tahap dari proses komunikasi. Komunikasi yang efektif melibatkan yang meminimalkan potensi kesalahpahaman dan mengatasi hambatan komunikasi pada setiap tahap dalam proses komunikasi.

Komunikator yang efektif memahami audiens mereka, dan memilih saluran komunikasi yang tepat. Mereka juga akan mencari umpan balik (feedback) dari penerima, bagaimana pesan tersebut dipahami dan berusaha untuk memperbaiki setiap kesalahpahaman atau kebingungan sesegera mungkin. Penerima dapat menggunakan klarifikasi dan refleksi sebagai cara yang efektif untuk memastikan bahwa pesan terkirim dan telah dipahami dengan benar.

Saluran Komunikasi

Saluran Komunikasi adalah istilah yang diberikan untuk cara di mana kita berkomunikasi. Ada berbagai saluran komunikasi yang tersedia bagi kita saat ini, misalnya percakapan tatap muka, telepon, pesan teks, email, internet (termasuk media sosial seperti Facebook dan Twitter), radio dan TV, surat tertulis, atau brosur.

Memilih saluran komunikasi yang tepat sangat penting untuk komunikasi yang efektif karena masing-masing saluran komunikasi memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda. Misalnya, berita penyiaran acara mendatang melalui surat yang ditulis mungkin menyampaikan pesan jelas kepada satu atau dua orang tetapi mungkin dapat tidak akan menjadi cara yang efektif untuk menyiarkan pesan ke sejumlah besar orang. Di sisi lain, menyampaikan informasi teknis yang rumit lebih baik dilakukan melalui media cetak selain melalui pesan yang diucapkan karena penerima dapat memahami informasi dengan cara mereka sendiri dan kembali item yang mereka tidak sepenuhnya memahami. Komunikasi tertulis juga berguna sebagai cara merekam apa yang telah dikatakan.

Encoding Pesan

Semua pesan harus dikodekan ke dalam bentuk yang dapat disampaikan oleh saluran komunikasi yang dipilih untuk menyampaikan pesan. Kita semua melakukan hal ini setiap hari ketika mentransfer pemikiran abstrak dalam kata-kata yang diucapkan atau tertulis. Namun, saluran komunikasi lainnya memerlukan berbagai bentuk encoding, misalnya teks yang ditulis untuk laporan tidak akan bekerja dengan baik jika siaran melalui program radio, dan teks disingkat yang digunakan dalam pesan teks tidak tepat jika dikirim melalui surat. Data yang kompleks mungkin dikomunikasikan dengan menggunakan grafik atau diagram atau visualisasi lainnya.

Komunikator yang efektif menyandikan pesan mereka dengan audiens mereka dimaksudkan dalam pikiran serta saluran komunikasi. Ini melibatkan penggunaan yang tepat bahasa, menyampaikan informasi sederhana dan jelas, mengantisipasi dan menghilangkan kemungkinan penyebab kebingungan dan kesalahpahaman, dan mengetahui pengalaman penerima komunikasi. Keberhasilan endcoding pesan adalah keterampilan penting dalam komunikasi yang efektif.

Decoding Pesan

Setelah diterima, penerima perlu men-decode pesan, dan kesuksesan decoding juga merupakan keterampilan penting. Individu akan men-decode dan memahami pesan dalam cara yang berbeda berdasarkan setiap hambatan komunikasi yang mungkin hadir, pengalaman dan pemahaman tentang konteks pesan, keadaan psikologis mereka, dan waktu dan tempat penerimaan serta banyak faktor potensial lainnya. Memahami bagaimana pesan akan diterjemahkan, dan mengantisipasi karena banyak potensi sumber kesalahpahaman, hal itu adalah seni seorang komunikator yang sukses.

Tanggapan

Penerima pesan cenderung untuk memberikan umpan balik tentang bagaimana mereka telah memahami pesan melalui reaksi baik verbal maupun non-verbal. Komunikator yang efektif harus memperhatikan umpan balik ini karena satu-satunya cara untuk menilai apakah pesan telah dipahami sebagaimana yang dimaksud, dan memungkinkan kebingungan atau kesalahpahaman harus dikoreksi. Ingatlah bahwa tingkat dan bentuk umpan balik akan bervariasi sesuai dengan saluran komunikasi yang digunakan: misalnya umpan balik selama tatap muka atau percakapan melalui telepon umpan balik akan datang segera dan langsung, sementara umpan balik untuk pesan yang disampaikan melalui TV atau radio akan langsung atau mungkin tertunda, atau bahkan disampaikan melalui media lain seperti Internet

PAGE 15