tugas akhir peranan anggaran barang dan jasa...

67
i TUGAS AKHIR PERANAN ANGGARAN BARANG DAN JASA PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN Oleh : Alfria Sitompul 112102146 PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Upload: lyque

Post on 09-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

TUGAS AKHIR

PERANAN ANGGARAN BARANG DAN JASA PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

(BPKD) KOTA MEDAN

Oleh :

Alfria Sitompul

112102146

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas limpahan kasih dan

anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul

“Peranan Anggaran Barang dan Jasa Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah

(BPKD) Kota Medan”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Penulis telah

banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama

penulisan tugas akhir ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan

dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M. Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M. Si, Ak selaku Ketua Program Studi Dioploma III

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs, Chairul Nazwar, M. Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi

Dioploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

4. Bapak Drs, Chairul Nazwar, M. Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang

banyak meluangkan waktu dan tenaga serta memberikan petunjuk, saran-

saran, dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Bapak Arfan Rangkuti selaku Kepala Bidang Akuntansi pada Walikota

Medan yang telah memberi pengarahan serta ijin untuk riset tugas akhir ini.

6. Teristimewa buat Ayah saya H. Sitompul dan juga Ibu saya tercinta H.

Panggabean yang telah mendidik dan memberikan bimbingan, dukungan

moral, materil, nasihat serta doa sehingga penulis berhasil menyusun tugas

akhir dan menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara.

7. Saudara- saudaraku ka Lola, ka Rani, ka Winda, Putri, Citra, Pio dan

Kasih, atas doa yang selalu diberikan kepada penulis.

8. Sahabat- sahabatku lima serangkai, Ely Lasa, Lita Selfiana, Rizki Nirwana,

dan Tribudi Astuti terimakasih atas dukungan kalian semua.

9. Teman-teman seperjuanganku Fitri Annisa dan seluruh teman Program

studi diploma III Akuntansi stambuk 2011, khususnya Group C, serta

pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam proses penyusunan tugas

akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat

kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Agustus 2014

Penulis,

Alfria Sitompul (112102146)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR…………………………………………..... i

DAFTAR ISI……………………………………………………… iii

DAFTAR TABEL………………………………………………... v

DAFTAR GAMBAR……………………………………………… vi BAB I PENDAHULUAN……………………………………… 1

A. Latar Belakang masalah………………………….. 1

B. Rumusan Masalah………………………………... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………….. 3

D. Rencana Penulisan……………………………….. 3

1. Jadwal Survei/Observasi……………………… 4

2. Rencana Isi…………………………………… 4

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

(BPKD) KOTA MEDAN……………………………… 6

A. Sejarah Ringkas Perusahaan……………………….. 6

B. Struktur Organisasi………………………………... 15

C. Job Description………………………………………… 15

D. Jaringan Kegiatan…………………………………... 34

E. Kinerja Kegiatan Terkini…………………………… 34

F. Rencana kegiatan…………………………………... 35

BAB III PERANAN ANGGARAN BARANG DAN JASA

PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN

DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN….. …………… 36

A. Pengertian Anggaran, Penganggaran Dan

Klasifikasinya …………………………………….... 36

B. Pengertian Belanja Barang Dan Jasa……………….. 41

C. Peraturan Presiden Tentang Anggaran Barang Dan

Jasa………………………………………………… 43

D. Analisis Prosedur Anggaran Barang Dan Jasa Pada

Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan….. 47

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN…………………………. 59

A. Kesimpulan………………………………………… 59

B. Saran………………………………………………... 59

DAFTAR PUSTAKA..………………………………………… 60

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2. 1 Stuktur Organisasi Badan Pengelola

Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan……… 15

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman 1. 1 Jadwal survei/observasi…………………………..... 4 3. 1 Tabel Honorarium Pejabat, Panitia Unit Layanan

Pengadaan Barang dan Jasa Pada BPKD Kota Medan………………………………………… 46

3. 2 Contoh Surat Pengantar SPP-LS................................ 50 3. 3 Contoh Surat SPP-LS Barang dan Jasa ..................... 52 3. 3 Contoh SPP-LS Barang dan Jasa lanjutan ................ 53 3. 4 Contoh SPP-LS Barang dan Jasa) ............................ 57

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anggaran dalam organisasi bisnis komersial atau perusahaan memiliki

arti yang berbeda dengan anggaran dalam pemerintaha. Anggaran dalam

organisasi pemerintahan memiliki arti lebih dari sekedar alat perencanaan,

bahkan bisa dikatakan bahwa anggaran dalam pemerintahan berfungsi sebagai

pengendali utama kegiatan dari organisasi pemerintahan tersebut. Anggaran

menurut Freeman (dalam Mursyidi, 2009 : 36 adalah “sebuah proses yang

dilakukan oleh organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya

yang dimilikinya pada kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas”.

Belanja dalam lingkungan akuntansi pemerintahan di Indonesia menurut

PP 24 Tahun 2005, diartikan sebagai semua pengeluaran bendahara umum

negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun

anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh kembali

pembayarannya oleh pemerintah. Karena itu belanja diakui sebesar jumlah

kas yang dikeluarkan dari rekening kas umum negara /daerah. Nilai yang

dibayarkan meliputi nilai yang dibayarkan oleh pemerintah, bukan nilai yang

seharusnya dibayarkan.

Belanja barang dan jasa adalah barang dan jasa yang terdiri dari barang

dan jasa yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa yang lain,

barang yang dibeli untuk kemudian dijual kembali, atau barang dan jasa yang

habis dikonsumsi.

Berdasarkan tujuan penggunaannya, barang dan jasa yang dibeli

pemerintah dan dipakai oleh pegawai pemerintah dapat dikelompokkan

menjadi belanja barang dan jasa ataupun kompensasi untuk pegawai dalam

bentuk selain tunai. Jika pegawai menggunakan barang dan jasa tersebut agar

pekerjaannya dapat terlaksana, maka penggunaan barang dan jasa tersebut

dikelompokkan sebagai belanja barang dan jasa. Sedangkan bila barang dan

jasa digunakan pada waktu dan tujuan yang diinginkan oleh pegawai dan

dapat secara langsung memenuhi kebutuhan pegawai tersebut, maka hal ini

dikategorikan sebagai kompensasi untuk pegawai.

Begitu pula dengan Badan Pengelola Keuangan Daerah ( BPKD) Kota

Medan, sebagai salah satu organisasi pemerintah BPKD Kota Medan juga

memiliki prosedur penerapan anggaran belanja barang dan jasa. Karena itu

melihat pentingnya peranan anggaran ini, penulis berminat untuk menyusun

laporan tugas akhir mengenai anggaran belanja barang dan jasa dengan judul

“Peranan Anggaran Barang dan Jasa Pada BPKD ( Badan Pengelola

Keuangan Daerah) Kota Medan”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka untuk

membatasi ruang lingkup dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis

membatasi masalah sebagai berikut:

“Apakah penerapan anggaran barang dan jasa pada BPKD Kota Medan

telah sesuai dengan prosedur yang ada?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Sesuai dengan masalah yang diidentifikasi penulis, maka tujuan

tugas akhir ini adalah untuk mengetahui penerapan anggaran barang dan

jasa pada BPKD Kota Medan telah sesuai dengan prosedur yang ada atau

tidak.

2. Manfaat penelitian

Hasil dari tugas akhir ini dimaksudkan agar dapat memberikan

manfaat bagi :

a. Bagi penulis, untuk memperoleh pengetahuan tentang peranan

anggaran barang dan jasa pada BPKD Kota Medan.

b. Bagi BPKD Kota Medan, dapat memberi masukan agar dapat

melakukan aktifitas dengan efektif dan efesien, serta dapat mengetahui

dan melaksanakan peranan anggaran barang dan jasa sesuai dengan

prosedur yang berlaku saat ini.

c. Bagi penulis lain, dapat digunakan sebagai pembanding untuk

penelitian dengan tema dan pembahasan yang sama dimasa yang akan

datang.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal penelitian

Tempat: BPKD Kota Medan

Jadwal: Tanggal 01 Juni sampai dengan 30 Juni 2014

Tabel 1. 1 Jadwal Survei / Observasi

No Kegiatan Juni 2014

I II III IV

1 Pengesahan Penulisan Tugas Akhir

2 Pengajuan Judul 3 Permohonan Izin Riset

4 Penunjukan Dosen Pembimbing

5 Pengumpulan Data 6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Penulis akan membuat rencana isi secara terarah dalam penulisan

tugas akhir, pembahasan tugas akhir ini terbagi atas empat (4) bab yang

saling berkaitan yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan: Latar Belakang masalah,

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Rencana Penulisan, Jadwal Penelitian,

Rencana Isi.

BAB II : PROFIL BADAN PENGELOLA KEUANGAN

DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN

Bab ini menguraikan: Sejarah Ringkas Perusahaan,

Struktur Organisasi, Job Description, Jaringan

Usaha / Kegiatan, Kinerja Usaha Terkini, Rencana

kegiatan.

BAB III :PERANAN ANGGARAN BARANG DAN

JASA PADA BADAN PENGELOLA

KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA

MEDAN

Bab ini menguraikan: Pengertian Anggaran,

Penganggaran dan Klasifikasinya, Pengertian

Belanja Barang Dan Jasa, Peraturan Presiden

Tentang Anggaran Barang Dan Jasa, Analisis

Prosedur Anggaran Barang dan Jasa Pada Badan

Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah hasil penelitian dikembangkan penulis

mengembangkan Kesimpulan, dan Saran

BAB II

BPKD KOTA MEDAN

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

BPKD dahulu masih berupa unit kerja yang kecil yaitu bagian

keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas pokoknya mengelola

keuangan pemerintah kota Medan. Mengingat pada saat itu potensi tugas

pengelolaan keuangan pemerintah kota Medan belum begitu kompleks,

maka bagian keuangan kota Medan terdiri dari 5 sub bagian yaitu: anggaran,

perbendaharaan, gaji, verifikasi, dan pembukuan.

Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju

pertumbuhan penduduk kota Medan, maka melalui peraturan daerah kota

Medan, bagian tersebut di atas ditingkatkan menjadi badan pengelola

keuangan daerah yang tugas pokoknya mengelola keuangan pemerintah kota

Medan.

BPKD Kota Medan yang mampu sebagai konteks pelayanan publik

dalam rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good

governance). Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah

yang bertujuan penataan organisasi perangkat daerah yang profesional dan

berkualitas dalam sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah sebagai sarana pengembangan dan peningkatan pengelolaan

keuangan daerah. Penataan organisasi perangkat daerah yang profesional

guna pengawasan dan akuntabilitas, kualitas serta penyusunan pelaporan dan

pengelolaan keuangan daerah.

BPKD Kota Medan berkeinginan agar setiap Aparatur Pemerintah

Kota Medan berkemampuan melaksanakan tugasnya dengan baik, berdaya

guna, dan berhasil guna yang didukung dengan Kelembagaan Perangkat

Daerah yang efektif dan efisien, sehingga dapat terwujud pelayanan

Pemerintah Kota Medan yang prima sesuai dengan sistem dan prosedur

pengelolaan keuangan serta standar operasional dan prosedur (SOP).

Organisasi BPKD, terdiri dari:

1. Badan

2. Sekretariat, membawahkan:

a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Penyusunan Program.

3. Bidang Anggaran, membawahkan:

a. Sub Bidang Pendapatan;

b. Sub Bidang Belanja Tidak Langsung;

c. Sub Bidang Belanja Langsung.

4. Bidang Perbendaharaan, membawahkan:

a. Sub Bidang Gaji;

b. Sub Bidang Belanja;

c. Sub Bidang Verifikasi dan Kas.

5. Bidang Akuntansi dan Pelaporan, membawahkan:

a. Sub Bidang Akuntansi;

b. Sub Bidang Pelaporan.

6. Unit Pelaksana Teknis (UPT);

7. Kelompok Jabatan Fungsional.

BPKD berdiri pada tanggal 28 Desember 2011. Visi dan Misi Badan

Pengelola Keuangan Daerah diterapkan mulai 2011-2015.

Berikut ini akan dijelaskan visi dan misi BPKD:

1. Visi BPKD Kota Medan

Visi BPKD Kota Medan dirumuskan untuk mendukung visi dan

misi Kota Medan. Secara dimensional pernyataan visi berfokus ke masa

depan berdasarkan pemikiran masa kini dan pengalaman masa lalu.

Upaya untuk mewujudkan keberhasilan visi ini tentunya sangat

ditentukan oleh kinerja dan peran Aparatur Pemerintah Kota Medan.

BPKD Kota Medan berkeinginan agar setiap Aparatur Pemerintah

Kota Medan berkemampuan melaksanakan tugasnya dengan baik,

berdaya guna, dan berhasil guna yang didukung dengan Kelembagaan

Perangkat Daerah yang efektif dan efisien, sehingga dapat terwujud

pelayanan Pemerintah Kota Medan yang prima sesuai dengan sistem dan

prosedur pengeloaan keuangan serta standar operasional dan prosedur

(SOP). Sejalan dengan visi dan misi Kota Medan, maka visi BPKD

Kota Medan Tahun 2011-2015 sebagai berikut:

“TERWUJUDNYA SUMBER DAYA APARATUR

PEMERINTAH KOTA MEDAN

YANG PROFESIONAL, BERWAWASAN MANAJEMEN PENG

ELOLAAN KEUANGAN YANG SISTEMATIS, EFISIEN DAN

EFEKTIF”

Rasionalitas visi BPKD Kota Medan sebagaimana di atas adalah

sebagai berikut:

a. Terwujudnya pelayanan administrasi perkantoran yang profesional

Pelayanan administrasi yang profesional sebagai unsur yang

utama dalam menjalankan fungsi pemerintah dalam

pengaturan/Regulasi maupun fungsi Pelayanan, maka

profesionalisme aparatur sangat memegang perananan dalam rangka

menumbuhkembangkan pembangunan masyarakat, khususnya untuk

menjawab permasalahan dan peluang pada era globalisasi sekarang

ini.

Untuk memungkinkan Pemerintah Kota Medan mampu

mengambil bagian dalam proses globalisasi yang telah terjadi pada

seluruh aspek kehidupan manusia, salah satu faktor penting yang

harus dimiliki oleh Pemerintah Kota Medan adalah sumber daya

aparatur yang profesional dengan meningkatkan mutu pelayanan

administrasi.

b. Sumber daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang berwawasan manajemen pengelolaan keuangan

Sumber daya aparatur yang profesional dimaksud adalah

sumber daya aparatur yang memiliki intelektualitas dan kompetensi

dalam hal merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan proses

pembangunan Kota Medan sekaligus dapat segera merespon tuntutan

dan harapan masyarakat. Hal ini akan berimplikasi pada

terbentuknya sumber daya aparatur yang bersih, berwibawa,

bermoral yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya.

Faktor-faktor tersebut akan berkembang sejalan dengan

aparatur Kota Medan yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi

dan spesialisasi sesuai bidang tugasnya untuk menciptakan kualitas

sumber daya aparatur serta peningkatan pengetahuan bagi

aparaturnya, sehingga akan memungkinkan Pemerintah dan

masyarakat Kota Medan mampu mencapai keberhasilan

pembangunan Kota sebagaimana Visi dan Misi Kota Medan yaitu:

“Medan Kota yang berdaya saing, nyaman, peduli, dan

sejahtera”.

c. Sumber daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang berpengabdian

Bahwa pada era globalisasi sekarang semakin terasa luasnya

cakupan pembangunan yang harus dilaksanakan. Namun demikian

dalam proses pembangunan untuk melayani semua kebutuhan

tersebut hanya dapat kita lakukan secara bertahap. Dalam

pembangunan dan pembinaan sumber daya aparatur khususnya dan

masyarakat pada umumnya juga dilaksanakan dalam kerangka

membangun persatuan dan kesatuan Bangsa. Oleh karena itu,

profesionalisme sumber daya aparatur yang akan diwujudkan

tersebut tidak semata hanya membangun kualitas, kompetensi,

menguasai ilmu, dan teknologi tetapi juga sangat penting memiliki

integritas dan rasa pengabdian untuk membangun bangsa dan negara

melalui pembangunan daerahnya, dengan demikian perbedaan

kecepatan pencapaian kemajuan pembangunan antar daerah menjadi

sebuah tantangan dan masukan untuk perbaikan kebijakan dan

kinerja ke arah yang lebih baik ke depan, sehingga penerapan

prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan di bidang pengelolaan

keuangan daerah dan meningkatnya kualitas pelayanan aparatur.

d. Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Bahwa dalam rangka pencapaian sistem pelaporan kinerja dan

keuangan diperlukan pembinaan sumber daya aparatur yang mampu

berdaya guna untuk menunjang peningkatan sistem capaian kinerja.

Oleh karena peningkatan capaian kinerja dan keuangan bermuara

dari kualitas sumber daya aparatur yang kompetensi, menguasai

perkembangan ilmu, dan teknologi tetapi juga sangat penting

memiliki integritas dan rasa pengabdian untuk membangun bangsa

dan negara melalui pembangunan daerahnya, dengan demikian

perbedaan kecepatan pencapaian kemajuan pembangunan antar

daerah menjadi sebuah tantangan dan masukan untuk perbaikan

kebijakan dan kinerja ke arah yang lebih baik. Pengembangan

sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan sehingga dapat

meningkatnya kualitas dan sistem pelaporan.

e. Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah

BPKD Kota Medan yang mampu sebagai konteks pelayanan

publik dalam rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik

(good governance). Pengembangan dan peningkatan pengelolaan

keuangan daerah yang bertujuan penataan organisasi perangkat

daerah yang profesional dan berkualitas dalam sistem dan

penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai

sarana pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan

daerah. Penataan organisasi perangkat daerah yang profesional guna

pengawasan dan akuntabilitas, kualitas, serta penyusunan pelaporan

dan pengelolaan keuangan daerah.

2. Misi BPKD Kota Medan

Misi BPKD Kota Medan merupakan sesuatu yang harus

dilaksanakan oleh Pemerintah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan

agar harapan yang dicita-citakan pada masa mendatang akan tercapai

yaitu:

a. Meningkatkan transparansi, efisiensi, dan efektifitas pengelolaan

keuangan daerah Kota Medan.

b. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui

teknologi yang lebih baik.

c. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Struktur Organisasi

Perangkat Daerah Kota Medan.

Dalam mencapai visi organisasi, BPKD Kota Medan merumuskan

misi organisasi sebagai tugas utama yang harus dilakukan dalam

mencapai tujuan organisasi dalam kurun waktu tertentu.

Ketiga misi BPKD Kota Medan di atas dapat dijelaskan dengan

rasionalitas sebagai berikut :

a. Peningkatkan pelayanan administrasi perkantoran dan pelayanan Aparatur Pemerintah Kota Medan

Dengan terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana

administrasi perkantoran merupakan penunjang kelancaran tugas-

tugas pelayanan bagi aparatur sebagai aparatur Pemerintah Kota

Medan yang berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan sumber

daya manusia (SDM) maka pelayanan administrasi dan aparatur

dapat berjalan sesuai program dan rencana kerja yang telah disusun

dan dapat menerapkan mutu pelayanan administrasi serta

peningkatan kualitas pelayanan publik.

b. Meningkatkan transparansi, efisiensi dan efektifitas pengelolaan keuangan daerah Kota Medan

Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh BPKD Kota Medan

harus memiliki manfaat tepat guna yang berbasis kinerja sehingga

dapat terlihat dari hasil pekerjaan yang dilakukan sehingga aparatur

pemerintah semakin memiliki pengetahuan, keahlian, keterampilan,

maupun pengalaman yang sesuai dengan ruang lingkup wewenang

dan tanggung jawab yang diemban sesuai prinsip-prinsip

penyelenggaraan pemerintahan khususnya bidang pengelolaan

keuangan daerah yang berkualitas transparan, efisien, dan efektif.

c. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi yang lebih baik

Terkait dengan salah satu tujuan organisasi Pemerintah Kota

Medan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan pemerataan

pelayanan umum Pemerintah Kota Medan kepada masyarakat

dengan pelayanan yang prima, terjangkau dan adil, maka disadari

bahwa pada prakteknya, tujuan itu hanya dapat tercapai oleh sumber

daya aparatur Pemerintah Kota Medan yang secara langsung

berinteraksi dengan sistem teknologi yang harus diketahui oleh

aparatur dan menyadari tugas pelayanan yang harus dilakukannya.

Oleh karenanya, motivasi, disiplin, dan kualitas sumber daya

aparatur sangat dibutuhkan guna mendukung penerapan

penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah yang good

governance.

d. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas struktur organisasi Perangkat Daerah Kota Medan

Bahwa untuk dapat tercapainya tujuan organisasi Kinerja

organisasi akan selalu ditentukan oleh kinerja sumber daya manusia

dalam organisasi yang bersangkutan disamping adanya peran penting

faktor-faktor lain. Oleh karena itu, peningkatan kinerja sumber daya

aparatur Pemerintah Kota Medan mutlak harus dilakukan.

Dalam batasan Misi di atas, peningkatan kinerja aparatur dapat

terlepas dari makna peningkatan produktifitas kerja aparatur

Pemerintah Kota Medan sehingga terbebas dari pemborosan dan

ketidakefisienan. Menempatkan aparatur pada suatu gugus kerja

yang jelas, peningkatan karier, dan kesejahteraan yang sesuai dengan

prestasi aparatur, kepuasan kerja, budaya organisasi yang

mendukung peningkatan kinerja dan sebagainya merupakan faktor-

faktor yang secara simultan berkorelasi dalam proses peningkatan

kinerja sumber daya aparatur Pemerintah Kota Medan.

B. Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Sumber: www.pemkomedan.go.id

KEPALA BPKD

SEKRETARIS BPKD

BIDANG PERBENDAHARAAN

- Sub Bidang Belanja

- Sub Bidang Gaji- Sub Bidang

Verifikasi dan Kas

- Sub Bagian Umum- Sub Bagian

Keuangan- Sub Bagian

Penyusunan Program

BIDANG ANGGARAN

- Sub Bidang Pendapatan

- Sub Bidang Belanja Langsung

- Sub Bidang Belanja Tidak

Langsung

BIDANG AKUNTANSI

DAN PELAPORAN

- Sub Bidang Akuntansi

- Sub Bidang Pelaporan

C. Job description

Tugas pokok dan fungsi dari organisasi BPKD terdiri dari:

1. Kepala BPKD

BPKD dipimpin oleh kepala Badan yang berkedudukan di bawah

dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

BPKD mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan urusan pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan

daerah lingkup anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan.

Kepala BPKD menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan

keuangan daerah.

b.Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis urusan

pemerintah daerah di bidang pengelolaan keuangan

daerah.

c. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan

pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan.

d.Penyusunan dan penyelenggaraan administrasi

keuangan, penatausahaan, pelaporan, dan

pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah.

e. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang

pengelolaan keuangan daerah.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Sekretariat mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup kesekretariatan yang

meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan, dan penyusunan

program.

Sekretariat menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan sekretariatan.

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program BPKD.

c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi

kesekretariatan BPKD yang meliputi administrasi umum,

kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan BPKD.

d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia,

pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan.

e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas BPKD.

f. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian bidang

kesekretariatan.

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan.

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat, membawahkan:

a. Sub bagian Umum

Sub bagian umum dipimpin oleh Kepala Sub bagian yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub

bagian umum mempunyai tugas pokok pelaksanaan sebagian tugas

sekretariat lingkup administrasi umum.

Sub bagian Umum menyelenggarakan fungsi:

1) Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian

Umum.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi

umum.

3) Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata

naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan,

penyelenggaraan kerumahtanggaan dan keprotokolan BPKD.

4) Pengelolaan administrasi kepegawaian.

5) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengembangan

kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian.

6) Pelaksanaan hubungan masyarakat.

7) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan tugas.

8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris dengan

tugas dan fungsinya.

b. Sub bagian Keuangan

Sub bagian keuangan dipimpin oleh Kepala Sub bagian, yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Seketaris. Sub

Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas Seketariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan.

Sub bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi:

1) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian

Keuangan.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi

keuangan.

3) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi

kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan,

pengusulan, dan verifikasi.

4) Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan

administrasi keuangan.

5) Penyusunan laporan keuangan BPKD.

6) Pelaksanaan tugas selaku Pejabat Penatausahaan Keuangan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

7) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

8) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

c. Sub bagian Penyusunan Program

Sub bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub

bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Sekretaris. Sub bagian Penyusunan Program mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup

penyusunan program dan pelaporan.

Sub bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi:

1) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan

Program.

2) Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana,

program, dan kegiatan BPKD.

3) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program BPKD.

4) Penyusunan bahan evaluasi pelaporan kinerja kegiatan BPKD.

5) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

6) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

3. Bidang Anggaran

Bidang anggaran dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang anggaran

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup

pendapatan, belanja tidak langsung, dan belanja langsung.

Bidang anggaran menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang anggaran.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup anggaran yang meliputi

pendapatan, pembiayaan, belanja tidak langsung, dan belanja langsung.

c. Pengkoordinasian Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafon

Anggaran Sementara (PPAS) dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah

(TPAD).

d. Pengkoordinasian Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD.

e. Pengkoordinasian dan penyusunan Rancangan APBD dan Perubahan

APBD atas usulan SKPD.

f. Penyiapan bahan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran

(DPA)/Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) SKPD.

g. Penyiapan Surat Penyediaan Dana (SPD) sesuai DPA/DPPA SKPD.

h. Penyusunan laporan realisasi SPD SKPD.

i. Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran.

j. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan tugas.

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Bidang anggaran, membawahkan:

a. Sub bidang Pendapatan

Sub bidang Pendapatan dipimpin oleh Kepala sub Bidang,

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Bidang anggaran. Sub bidang Pendapatan mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang anggaran lingkup pendapatan

dan pembiayaan.

Sub bidang Pendapatan menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang

Pendapatan.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis limgkup pendapatan dan

penerimaan pembiayaan.

3) Pengkoordinasian pelaksanaan dan pengendalian kegiatan

penyusunan rencana dan program pendapatan asli daerah, dana

perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

4) Pengkoordinasian Rencana Keuangan Anggaran (RKA)

pendapatan SKPD.

5) Penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan anggaran

pendapatan dan penerimaan pembiayaan.

6) Penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA pendapatan dan

pembiayaan SKPD.

7) Penyiapan bahan SPD pendapatan dan pembiayaan sesuai

DPA/DPPA SKPD.

8) Penyiapan laporan realisasi SPD pendapatan dan pembiayaan.

9) Pengumpulan dan pengolahan data serta informasi yang

berhubungan dengan pendapatan dan penerimaan pembiayaan.

10) Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran lingkup

pendapatan dan pembiayaan.

11) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

12) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

sesuai dengan tugas dan fungsinya

b. Sub bidang Belanja Tidak Langsung

Sub bidang Belanja Tidak Langsung dipimpin oleh Kepala

Sub bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Bidang Anggaran. Sub bidang Belanja Tidak Langsung

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang

Anggaran lingkup belanja tidak langsung.

Sub bidang Tidak Langsung menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Belanja

Tidak Langsung.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja tidak

langsung.

3) Pengkoordinasian RKA belanja tidak langsung SKPD.

4) Pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran

belanja tidak langsung dengan SKPD.

5) Pemeriksaan dan penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA

belanja tidak langsung SKPD.

6) Penyiapan bahan SPD belanja tidak langsung sesuai

DPA/DPPA SKPD.

7) Penyiapan laporan realisasi SPD belanja tidak langsung.

8) Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran lingkup

belanja tidak langsung.

9) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

10) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Sub bidang Belanja Langsung

Sub bidang Belanja Langsung dipimpin oleh Kepala Sub

Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Bidang Anggaran. Sub Bidang Belanja Langsung

mempuyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang

Anggaran lingkup belanja langsung.

Sub bidang Belanja Langsung menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Belanja

Langsung.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja langsung.

3) Pengkoordinasian RKA belanja langsung SKPD.

4) Pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran

belanja langsung dengan SKPD.

5) Pemeriksaan dan penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA

belanja langsung SKPD.

6) Penyiapan SPD belanja langsung sesuai DPA/DPPA SKPD.

7) Peyiapan laporan realisasi SPD belanja langsung.

8) Penyusunan laporan anggaran kinerja program bidang anggaran

lingkup belanja langsung.

9) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

10) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Bidang Perbendaharaan

Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang

Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

BPKD lingkup gaji, belanja, verifikasi dan kas.

Bidang perbendaharaan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Perbendaharaan.

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perbendaharaan.

c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang gaji, belanja,

verifikasi dan kas.

d. Penyiapan SP2D belanja tidak langsung, belanja langsung, dan

pengeluaran pembiayaan.

e. Pengujian terhadap pengajuan pembayaran gaji, belanja, verifikasi

dan kas.

f. Penyiapan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) belanja tidak

langsung, belanja langsung, dan pengeluaran pembiayaan.

g. Penyusunan laporan realisasi SP2D SKPD.

h. Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan.

i. Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian masalah tuntutan

perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi.

j. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan tugas.

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Bidang perbendaharaan, membawahkan:

a. Sub bidang Gaji

Sub bidang Gaji dipimpin oleh Kepala Sub bidang yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Perbendaharaan. Sub bidang Gaji mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Perbendaharaan lingkup gaji.

Sub bidang Gaji menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Gaji.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup gaji pegawai.

3) Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di

bidang gaji.

4) Pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan SPM gaji dari

SKPD.

5) Penyiapan bahan penerbitan SP2D gaji.

6) Penyiapan bahan pembuatan dan penyusunan daftar gaji SKPD.

7) Penyelesaian permasalahan lingkup gaji.

8) Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian masalah tuntutan

perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi lingkup gaji.

9) Peyiapan bahan untuk penerbitan Surat Keputusan

Pemberhentian Pembayaran (SKPP) gaji.

10) Penyiapan pembayaran uang bagi PNS yang meninggal dunia.

11) Penyusunan laporan realisasi SP2D gaji.

12) Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan

lingkup gaji.

13) Pelaksanaan Monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

14) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Sub bidang Belanja

Sub bidang Belanja dipimpin oleh Kepala Sub bidang, yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala bidang

Perbendaharaan.

Sub bidang Belanja menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Belanja.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja.

3) Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di

bidang belanja.

4) Pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan Surat Perintah

Membayar (SPM) belanja dari SKPD.

5) Penyiapan register penolakan Surat Perintah Membayar (SPM)

belanja.

6) Penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana

(SP2D) belanja.

7) Penyiapan register Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

belanja.

8) Penyiapan bahan penyelesaian masalah tuntutan

perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi lingkup belanja.

9) Penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran

belanja.

10) Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan

lingkup belanja.

11) Pelaksanaan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan monitoring.

12) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Sub bidang Verifikasi dan Kas

Sub bidang Verifikasi dan Kas dipimpin oleh Kepala Sub

Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Bidang Perbendaharaan. Sub Bidang Verifikasi dan Kas

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang

Perbendaharaan.

Sub bidang Verifikasi dan Kas menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang

Verifikasi dan Kas.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup verfikasi dan kas.

3) Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di

bidang verifikasi an kas.

4) Penyiapan bahan penerbitan SP2D bidang verifikasi dan kas.

5) Penyiapan register SP2D bidang verifikasi dan kas.

6) Pemeriksaan kelengkapan surat pertanggungjawaban belanja.

7) Pelaksanaan pembinaan terhadap Bendahara SKPD.

8) Penyusunan laporan arus kas secara periodik.

9) Pencatatan dan penerimaan dan belanja ke dalam buku register

serta membuat laporan harian tentang penerimaan dan belanja

daerah.

10) Pelaksanaan rekonsiliasi kas dengan bank per periode.

11) Penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran

verfikasi dan kas.

12) Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan

lingkup verifikasi dan kas.

13) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

14) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Bidang Akuntansi dan Pelaporan

Bidang Akuntansi dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Bidang,

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

Bidang Akutansi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas BPKD lingkup akuntansi dan pelaporan.

Bidang Akuntansi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Akuntansi dan

Pelaporan.

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup akuntansi dan pelaporan.

c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang akuntansi dan

pelaporan.

d. Pelaksanaan penyusunan, sosialisasi, dan asistensi sistem

penatausahaan akuntansi pemerintahan daerah.

e. Pengkoordinasian laporan keuangan, laporan kinerja, dan laporan

manajerial dari SKPD menjadi laporan keuangan sebagai

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

f. Penyajian data dan informasi di bidang analisa, bidang pelaporan

keuangan serta bidang penatausahaan keuangan.

g. Penatausahaan Pembukuan Keuangan Pemerintah Daerah dan

penyusunan Laporan Keuangan Daerah.

h. Penyusunan laporan realisasi APBD setiap semester dan prognosis 6

(enam) bulan berikutnya.

i. Penelitian kelengkapan surat pertanggungjawaban belanja dan

pengesahan surat pertanggungjawaban pendapatan.

j. Penyusunan laporan kinerja program bidang akuantansi dan

pelaporan.

k. Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan, dan

pengendalian di bidang akuntansi dan pelaporan.

l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Akuntansi dan Pelaporan, membawahkan:

a. Sub bidang Akuntansi

Sub bidang Akuntansi dipimpin oleh Kepala Sub bidang,

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Bidang Akuntansi dan Pelaporan. Sub Bidang Akuntansi

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang

Akuntansi dan Pelaporan lingkup akuntansi.

Sub bidang Akuntansi menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang

Akuntansi.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis dan perumusan lingkup

akuntansi.

3) Pelaksanaan verifikasi atas SP2D yang telah terbit.

4) Penghimpunan proyeksi pendapatan dari seluruh SKPD dalam

rangka pengelolaan anggaran kas.

5) Pelaksanaan pembukuan keuangan daerah dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

6) Pengesahan surat pertanggungjawaban pendapatan.

7) Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan

pelaporan lingkup akuntansi.

8) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Sub bagian Pelaporan

Sub bidang Pelaporan dipimpin oleh Kepala Sub Bidang,

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Bidang Akuntansi dan Pelaporan. Sub Bidang Pelaporan

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang

Akuntansi dan Pelaporan lingkup pelaporan.

Sub bidang Pelaporan menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang

Pelaporan.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis dan perumusan kebijakan

lingkup pelaporan.

3) Penghimpunan dan pengelolaan data serta informasi yang

berhubungan dengan laporan keuangan daerah.

4) Pelaksanaan konsolidasi dan rekonsiliasi laporan keuangan

SKPD dengan laporan keuangan Satuan Kerja Pengelola

Keuangan Daerah (SKPKD).

5) Pelaporan penerimaan daerah secara terpadu pada semua unit

pelaksana secara integrasi.

6) Penyiapan bahan penyusunan laporan keuangan semester dan

prognosis 6 (enam) bulan berikutnya.

7) Penyusunan laporan keuangan tahunan.

8) Penyiapan bahan dalam rangka penyusunan laporan berkala

tentang laporan keuangan daerah.

9) Penyiapan rancangan peraturan daerah tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

10) Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan

pelaporan lingkup pelaporan.

11) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

12) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6. Unit Pelaksana Teknis

Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok, dan fungsi Unit

Pelaksana Teknis akan ditentukan dan ditetapkan dengan Peraturan

Walikota.

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh Tenaga Fungsional

Senior yang dihunjuk. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melaksanakan sebagian tugas Badan sesuai dengan keahlian dan

kebutuhan.

Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga

fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-

undangan. Jumlah tenaga kerja tersebut ditentukan berdasarkan

kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan fungsional

tersebut diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

D. Jaringan Kegiatan

Adapun jaringan kegiatan pada BPKD Kota Medan, yaitu dinas-dinas

di kota Medan yang merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),

yang akan memberikan laporan keuangannya kepada BPKD Kota Medan

untuk dikonsolidasi dan diberikan kepada Kepala Daerah sebagai Laporan

Pertanggungjawaban.

E. Kinerja Terkini

Kinerja terkini yang dilakukan pada BPKD Kota Medan, yaitu

Pendampingan Penatausahaan Keuangan SKPD di Lingkungan Pemerintah

Kota Medan untuk meningkatkan kualitas penatausahaan keuangan SKPD

tahun anggaran 2014 dengan menggunakan aplikasi SIMDA (Sistem

Informasi Manajemen dan Keuangan Daerah).

F. Rencana Kegiatan

Rencana program dan kegiatan BPKD dirumuskan berdasarkan

program dan kegiatan bidang-bidang pelaksana.

Adapun Rencana Kegiatan pada BPKD Kota Medan, yaitu:

1. Program pelayanan administrasi perkantoran.

2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur.

3. Program peningkatan disiplin aparatur.

4. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur.

5. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja

dan keuangan.

6. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah.

BAB III

PERANAN ANGGARAN BARANG DAN JASA PADA BADAN

PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

(BPKD) KOTA MEDAN

A. Pengertian Anggaran, Penganggaran, Dan Klasifikasinya

1. Pengertian anggaran

Anggaran merupakan satu instrumen penting di dalam manajemen

karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun

di organisasi sektor publik, termasuk pemerintah, anggaran merupakan

bagian dari aktivitas penting yang dilakukan secara rutin.

Kata “anggaran” merupakan terjemahan kata “budget” dalam bahasa

Inggris. Akan tetapi, kata tersebut sebenarnya berasal dari bahasa Prancis

“bougette” yang berarti a small bag (sebuah tas kecil). Dalam sejarah

Inggris, istilah ini pertama kali digunakan di tahun 1733 ketika Menteri

Keuangan membawa tas kulit yang di dalamnya berisi proposal keuangan

pemerintah yang akan disampaikan kepada parlemen. Ketika itu menteri

tersebut mengatakan “open the budget” Menurut Edwards (dalam Arif,

2002 : 14.

Pengertian anggaran kemudian terus berkembang. The National

Committee on Govermental Accounting United States of America

memberikan defenisi “ A budget is a plan of finalcial operations

embodying estimates of proposed expenditures for a given period of time

and the proposed means of financing them” (Anggaran adalah rencana

kegiatan keuangan yang berisi perkiraan belanja yang diusulkan dalam

satu periode dan sumber pendapatan yang diusulkan untuk membiayai

belanja tersebut).

Sementara Wildavsky (dalam Arif 2002 : 14) mendefinisikan

anggaran sebagai:

catatan masa lalu (a record of the past), rencana masa depan (a statement about the future), mekanisme pengalokasian sumber daya

( a mechanism for allocating resources), metode untuk pertumbuhan (a method for securing growth), alat penyalur pendapatan (an engine of income distribution), mekanisme untuk negoisasi (a mechanism through which units bergain over conflicting goals, make side payments, and try to motivate one another to accomplish their objectives), harapan-aspirasi-strategi organisasi (organization’s expectations, aspirations, and strategies), satu bentuk kekuatan kontrol (a form of power), dan alat jaringan komunikasi (a signal or network of communications).

Menurut Freeman (dalam Mursyidi, 2009 : 36) “anggaran adalah

sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor publik untuk

mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya pada kebutuhan-kebutuhan

yang tidak terbatas”.

Anggaran dapat juga dikatakan sebagai pernyataan mengenai

estimasi yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran

finansial.

Berdasarkan pernyataan di atas, defenisi anggaran dapat diringkas

menjadi:

a. rencana keuangan mendatang yang berisi pendapatan dan belanja;

b. gambaran strategi pemerintah dalam pengalokasian sumber daya untuk

pembangunan;

c. alat pengendalian;

d. instrumen politik;

e. disusun dalam periode tertentu;

f. perkiraan sumber-sumber yang akan menghasilkan pemasukan serta

seberapa besar pemasukan tersebut.

Akan tetapi, penting untuk diketahui bahwa anggaran bukanlah

sebuah kompas karena tidak seorang pun yang mengetahui sesuatu secara

pasti di masa depan, dan selanjutnya perlu dicari informasi lain yang

menggambarkan kenyataan dari alokasi sumber daya. Dengan kata lain

analisis alokasi dan strategi pembangunan tidak hanya berdasarkan

anggaran, tetapi juga harus memperhatikan bagaimana realisasi anggaran

tersebut.

2. Penganggaran, Klasifikasi Anggaran

a. Penganggaran

Penganggaran merupakan aktivitas mengalokasikan sumber daya

keuangan yang terbatas untuk pembiayaan belanja negara yang

cenderung tanpa batas.

Penganggaran merupakan aktivitas yang terus-menerus dari

mulai perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pelaporan, dan

pemeriksaan. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam

penganggaran:

1) kondisi perekonomian;

2) struktur politik;

3) ketidakseimbangan antara belanja dan pendapatan.

b. Klasifikasi anggaran

Anggaran diklasifikasikan menjadi beberapa macam dengan

tujuan untuk mempermudah penyusunan, pelaksanaan dan

pengawasannya. Adapun tujuan dari klasifikasi itu adalah:

1) untuk mempermudah penyusunan anggaran sehingga

mempermudah perumusan sasaran pembangunan;

2) untuk mempermudah pelaksanaan anggaran sehingga mampu

meningkatkan efektifitas pencapaian sasaran-sasaran pembangunan;

3) untuk mempermudah pemeriksaan realisasi anggaran sehingga

pengawasan anggaran dapat ditingkatkan.

Klasifikasi anggaran dibagi atas 5 (lima) jenis:

a. Berdasarkan objek

Anggaran disusun berdasarkan jenis pendapatan dan belanja.

Pendapatan terdiri dari penerimaan dalam negeri yang terdiri atas

penerimaaan pajak dan nonpajak. Pendapatan lain adalah

pendapatan hibah dan sebagainya. Belanja diklasifikasikan dalam

belanja pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan, dan

sebagainya. Klasifikasi ini sering digunakan karena relatif sangat

mudah. Klasifikasi ini tidak dapat diketahui pertanggungjawaban

setiap unit dan tingkat prioritas belanja di dalam keterbatasan

sumber daya keuangan.

b. Berdasarkan organisasi

Anggaran diklasifikasikan berdasarkan unit pemerintah

seperti anggaran departemen pertahanan, anggaran departemen luar

negeri dan seterusnya termasuk unit organisasi di bawahnya.

Klasifikasi ini memungkinkan untuk melihat besar anggaran setiap

unit, pencapaian, serta efesiensi, dan efektifitasnya. Akan tetapi,

klasifikasi ini tidak memungkinkan untuk pengalokasian anggaran

kepada sasaran-sasaran pembangunan secara nasional. Kedua, di

setiap departemen/lembaga negara tidak memiliki karakteristik

yang sama. Ada departemen yang pendapatannya lebih banyak

dan belanja lebih sedikit, seperti departemen keuangan. Di sisi lain,

ada unit yang belanjanya relatif besar, sedangkan pendapatan kecil.

c. Berdasarkan fungsi

Anggaran disusun berdasarkan fungsi belanja di dalam

negara seperti di dalam sektor pendidikan, sektor sosial, dan

seterusnya. Sektor pendidikan bisa terdapat diberbagai

departemen/lembaga negara, tidak hanya di departemen pendidikan.

Klasifikasi ini umumnya hanya untuk belanja.

d. Berdasarkan sifat/karakter

Anggaran disusun berdasarkan sifat/karakter pendapatan dan

belanja seperti pendapatan dan belanja rutin serta pendapatan dan

belanja pembangunan.

e. Berdasarkan kehematan

Anggaran disusun berdasarkan skala ekonomis-nya. Prioritas

belanja disusun berdasarkan tingkat kebutuhan sesuai dengan

kebijakan nasional mengingat terbatasnya pendapatan negara.

untuk itu, didahulukan pendapatan rutin dan belanja rutin

kemudian pendapatan pembangunan (pembiayaan) dan belanja

pembangunan sesuai dengan tingkat prioritas.

B. Pengertian Belanja Barang dan Jasa

Belanja dapat diartikan sebagai semua pengeluaran pemerintah daerah

pada suatu periode anggaran. Dan belanja juga memiliki beberapa klasifikasi,

seperti klasifikasi belanja menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun

2005 yang kemudian dijabarkan dalam Permendagri 13 Tahun 2006, belanja

diklasifikasikan berdasarkan jenis belanja sebagai belanja tidak langsung dan

belanja langsung. Belanja barang dan jasa dikelompokkan ke dalam belanja

langsung.

Belanja barang dan jasa merupakan pengeluaran pemerintah daerah

untuk penyediaan barang dan jasa yang tidak berhubungan langsung dengan

pelayanan publik.

Belanja barang dan jasa terdiri atas:

1. Biaya bahan habis pakai, contohnya biaya alat listrik dan elektronik, biaya

alat tulis, dan Biaya gas.

2. Biaya jasa kantor, yaitu biaya yang berhubungan dengan pelayanan serta

penunjang administrasi kantor. Contohnya biaya kawat dan faks dan biaya

pengiriman.

3. Biaya cetak dan penggandaan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk

mencetak dan penggandaan. Contohnya barang cetakan dan fotokopi.

4. Biaya langganan, yaitu pengeluaran yang dibayar setelah manfaatnya

dinikmati selama suatu periode. Contohnya biaya listrik, biaya telepon,

dan biaya air.

5. Biaya pakaian dinas, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan

pakaian dinas pegawai dan dewan. Contohnya biaya pakaian dinas, biaya

pakaian upacara, dan biaya polisi/mantri/agen pamong praja.

Belanja barang dan jasa juga diartikan sebagai pengeluaran yang antara

lain dilakukan untuk membiayai keperluan kantor sehari-hari,

pengadaan/penggantian inventaris kantor, lain-lain pengeluaran untuk

membiayai pekerjaan yang bersifat non-fisik dan secara langsung menunjang

tugas pokok dan fungsi kementrian/lembaga, pengadaan inventaris kantor

yang nilainya tidak memenuhi syarat nilai kapitalisasi minimum yang diatur

oleh pemerintah pusat/daerah dan pengeluaran jasa non-fisik seperti

pengeluaran untuk biaya pelatihan dan penelitian.

Contoh: Suatu instansi menetapkan kebijakan akuntansi tentang batasan

nilai minimal kapitalisasi aset tetap sebesar Rp 300.000. Instansi tersebut

merencanakan untuk menganggarkan pembelian kalkulator 1 unit seharga Rp

280.000. Instansi A akan menganggarkan pembelian kalkulator tersebut pada

APBN/APBD sebagai belanja barang sebesar Rp 280.000. Jika terjadi

pembelian kalkulator, pembelian tersebut akan dicatat sebagai belanja barang,

dan tidak disajikan sebagai aset dalam neraca, tetapi cukup dicatat dalam buku

inventaris.

C. Peraturan Presiden Tentang Anggaran Barang Dan Jasa

Belanja barang dan jasa diatur dalam ketentuan Peraturan Presiden

Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah namun

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 35 tahun 2011

tentang perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Adapun beberapa perubahan Peraturan

Presiden yaitu:

1. Pasal 1 ayat (1)

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan

Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa

oleh Kementerian/ Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat Daerah.

2. Pasal 1 ayat (12)

Penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang

menyediakan barang/pekerjaan konstruksi/jasa konsultasi/jasa lainnya.

3. Pasal 1 ayat (13)

Pakta integritas adalah surat pernyataan yang berisi untuk mencegah dan

tidak melakukan kolusi,korupsi, dan nepotisme dalam Pengadaan

Barang/Jasa.

4. Pasal 1 ayat (14)

Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,

bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai,

dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna barang.

5. Pasal 1 ayat (15)

Pekerjaan konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan

pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya

6. Pasal 1 ayat (16)

Jasa konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan

keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya

olah pikir(brainware).

7. Pasal 1 ayat (17)

Jasa lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang

mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola

yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan atau segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain jasa

konsultansi, pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan pengadaan barang.

8. Pasal 15 ayat (2)

Keanggotaan kelompok kerja ULP (Unit Layanan Pengadaan) wajib

ditetapkan untuk:

a. Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dengan nilai

diatas Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);

b. Pengadaan jasa konsultansi dengan nilai diatas Rp 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah)

9. Pasal 15 ayat (3)

Anggota kelompok kerja ULP berjumlah gasal beranggotakan paling

kurang 3 (tiga) orang dan dapat ditambah sesuai dengan kompleksitas

pekerjaan.

10. Pasal 15 ayat (4)

Kelompok kerja ULP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dibantu

oleh tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis.

11. Pasal 16 ayat (1)

Paket pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang bernilai

paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dapat dilaksanakan

oleh Kelompok Kerja ULP atau pejabat pengadaan.

12. Pasal 16 ayat (2)

Paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi

Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dapat dilaksanakan oleh

Kelompok Kerja ULP atau pejabat pengadaan.

13. Pasal 16 ayat (3)

Pengadaan langsung dilaksanakan oleh 1 (satu) orang pejabat pengadaan.

Hal diatas merupakan ketentuan yang diberikan pemerintah untuk

pengadaan barang dan jasa di Indonesia. Demikian juga pada Badan

Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan, penganggaran belanja barang dan

jasa juga di dasarkan pada ketentuan-ketentuan yang sama. Hal ini akan

terlihat pada tabel 3.1.

Dalam tabel 3.1 ini terlihat bahwa Badan pengelola Keuangan Daerah

Kota Medan menjalankan penganggaran barang dan jasa sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Misalnya pejabat pengadaan maksimum hanya 1

orang, nilai pagu dana lebih tinggi dari Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah),

dan juga disertai honorarium yang berlaku untuk per orang.

Tabel 3.1 Honorarium Pejabat, Panitia Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa

Pada BPKD Kota Medan

No Nilai Pagu Dana Honor per orang

Pejabat Pengadaan (maksimum 1 orang) (Rp/paket)

Panitia Barang/Jasa (Konstruksi) (Rp/Paket)

Panitia Barang

(non Konstruksi

) (Rp/Paket)

Panitia Jasa (non

Konstruksi)

(Rp/Paket)

1 < 200 jt 850. 000 800. 000 900. 000 600.000 2 > 200 jt s/d

500 jt 900. 000 800. 000 800. 000 700.000

3 > 500 jt s/d 1 M

1. 100.000 1. 000.000 1. 000.000 900.000

4 > 1 M s/d 2,5 M

1. 400.000 1. 300.000 1.300.000 1.000.000

5 > 2,5 M s/d 5 M

1. 600.000 1. 400.000 1. 400.000 1. 200.000

6 > 5 M s/d 10 M

1. 900.000 1.700.000 1. 700.000 1. 400.000

7 > 10 M s/d 25 M

2. 300.000 2. 100.000 2. 100.000 1. 600.000

8 > 25 M s/d 50 M

2. 500.000 2. 200.000 2. 200.000 1. 900.000

9 >50 M s/d 75 M

2. 800.000 2. 700.000 2. 700.000 2. 200.000

10 > 75 M s/d 100 M

3. 300.000 2. 900.000 2. 900.000 2. 400.000

11 > 100 M s/d 250 M

3. 700.000 3. 300.000 3. 300.000 2. 600.000

12 > 250 M s/d 500 M

4. 200.000 3. 800.000 3. 800.000 2. 700.000

13 > 500 M s/d 750 M

4. 600.000 4. 200.000 4. 200.000 3. 400.000

14 > 750 M s/d 1 T

5. 100.000 4. 700.000 4. 700.000 3. 600.000

15 > 1 T 5. 800.000 5. 200.000 5. 200.000 3. 800.000

Keterangan : jt = Juta, M = Miliar, T = Triliun

Sumber: Peraturan Walikota Medan, 2010

D. Analisis Prosedur Anggaran Barang Dan Jasa Pada Badan Pengelola

Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan. 1. Prosedur pengajuan dan pencatatan surat permintaan pembayaran

langsung (SPP-LS) barang dan jasa.

Langkah-Langkah teknis pengajuan SPP-LS barang dan jasa dan

pencatatanya:

Persiapan dokumen SPP-LS barang dan jasa. Bendahara pengeluaran

mempersiapkan dokumen yang diperlukan sebagai lampiran dalam

pangajuan SPP-LS berupa :

1) Salinan SPD (Surat Pencairan Dana)

2) Surat pernyataan dari pengguna anggaran.

3) Dokumen-dokumen terkait kegiatan (disiapkan oleh Pejabat Pelaksana

Teknis Kegiatan atau PPTK) yang terdiri atas:

a) salinan SPD;

b) salinan surat rekomendasi dari SKPD (Satuan Kerja Perangkat

Daerah) teknis terkait;

c) SSP (Surat Setoran Pajak) disertai faktur pajak (PPN dan PPh)

yang telah ditandatangani wajib pajak dan wajib pungut;

d) surat perjanjian kerjasama/kontrak antara pengguna

anggaran/kuasa pengguna anggaran dengan pihak ketiga serta

mencantumkan nomor rekening bank pihak ketiga;

e) berita acara penyelesaian pekerjaan;

f) berita acara serah terima barang dan jasa;

g) berita acara pembayaran;

h) kwitansi bermeterai, nota/faktur yang ditandatangani pihak ketiga

dan PPTK sertai disetujui oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna

anggaran;

i) surat jaminan bank atau yang dipersamakan yang dikeluakan oleh

bank atau lembaga keuangan non bank;

j) dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang

dananya sebagian atau seluruhnya bersumber dari penerusan

pinjaman/hibah luar negeri;

k) berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh pihak

ketiga/rekanan serta unsur panitia pemeriksaan barang berikut

lampiran daftar barang yang diperiksa;

l) surat angkutan atau konosemen apabila pengadaan barang

dilaksanakan di luar wilayah kerja;

m) surat pemberitahuan potongan denda keterlambatan pekerjaan dari

PPTK apabila pekerjaan mengalami keterlambatan;

n) foto/buku/dokumentasi tingkat kemajuan/ penyelesaian pekerjaan;

o) potongan jamsostek (potongan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku/surat pemberitahuan jamsostek); dan

p) khusus untuk pekerjaan konsultan yang perhitungan harganya

menggunakan biaya personil (billing rate), berita acara prestasi

kemajuan pekerjaan dilampiri dengan bukti kehadiran dari tenaga

konsultan sesuai pentahapan waktu pekerjaan dan bukti

penyewaan/pembelian alat penunjang serta bukti pengeluaran

lainnya berdasarkan rincian dalam surat penawaran.

2. Pembuatan Dokumen SPP-LS Barang dan Jasa

Dokumen SPP-LS disiapkan oleh Bendahara Pengeluaran. SPP

tersebut kemudian dibuat 4 rangkap dengan distribusi; Lembar asli untuk

Pengguna Anggaran (PPK), Salinan 1 untuk Kuasa BUD, Salinan 2 untuk

Bendahara Pengeluaran, dan Salinan 3 untuk arsip.

Tabel 3. 2 Contoh Surat Pengantar SPP-LS

PEMERINTAH KOTA MEDAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG

DAN JASA (SPPLS- BARANG DAN JASA)

Nomor: ……………………. Tahun ......

SURAT PENGANTAR

Kepada Yth. Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran SKPD ………………………. Di Tempat Dengan memperhatikan Peraturan Walikota Nomor....Tahun...... tentang Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung Barang dan Jasa sebagai berikut: a. Urusan Pemerintahan :................................ b. SKPD :................................ c. Tahun Anggaran :................................

Sumber : Peraturan Walikota Medan, 2010

3. Cara Pengisian Formulir Surat Pengantar SPP-LS Barang dan Jasa

a. Nomor diisi dengan nomor SPP (Surat Permintaan Pembayaran).

b. SKPD diisi dengan nama SKPD.

c. Nomor Peraturan Walikota diisi dengan nomor Peraturan Walikota

mengenai penjabaran APBD pada tahun anggaran yang besangkutan.

d. Urusan Pemerintahan diisi dengan kode dan nama urusan

pemerintahan.

e. SKPD diisi dengan kode dan nama SKPD.

f. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang bersangkutan.

g. Dasar pengeluaran diisi dengan nomor SPD yang mendasari penerbitan

SPP.

h. Sisa dana SPD diisi dengan jumlah dana yang belum dicairkan dari

SPD yang mendasari penerbitan SPP. Pengisian disertai dengan jumlah

terbilang dari dana SPD yang belum dicairkan tersebut.

i. Nama bendahara pengeluaran diisi dengan nama bendahara

pengeluaran SKPD yang menerbitkan SPP.

j. Pembayaran yang diminta diisi dengan jumlah dana yang diminta

untuk dicairkan lewat penerbitan SPP. Pengisian disertai dengan

jumlah terbilang dari dana yang diminta untuk dicairkan tersebut.

k. Di atas baris penandatanganan oleh bendahara pengeluaran diisi

dengan tanggal dan tempat penerbitan SPP.

l. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan nama jelas

bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP bendahara

pengeluaran.

m. Di samping kiri tanda tangan bendahara pengeluaran dibubuhkan pula

tanda tangan PPTK.

n. Di bawah tanda tangan PPTK diisi dengan nama jelas PPTK dan di

bawah nama diisi NIP PPTK.

Tabel 3. 3 Contoh Surat SPP-LS Barang dan Jasa

PEMERINTAH KOTA MEDAN

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA

(SPP-LS BARANG DAN JASA) Nomor: ……………………. Tahun ……

RINGKASAN KEGIATAN

1.Program : …………………………….........

2.Kegiatan : ………………………………….

Sumber : Peraturan Walikota Medan, 2010

Tabel 3.3 Contoh Surat SPP-LS Barang dan Jasa(lanjutan)

RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD

Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/ DPAL-SKPD

I. Rp ………………..

RINGKASAN SPD No.

Urut Nomor

SPD Tanggal SPD Jumlah Dana

1 2

JUMLAH II. Rp …………....... I-II. Rp……………..

RINGKASAN SP2D SP2D Peruntukan UP SP2D Peruntukan GU SP2D Peruntukan TU SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan

Sumber : Peraturan Walikota Medan, 2010

4. Cara Pengisian Formulir Ringkasan SPP-LS Barang dan Jasa

Cara pengisian formulir ringkasan SPP-LS barang dan jasa

a. Nomor diisi dengan nomor SPP.

b. Program diisi dengan kode dan nama program kegiatan peruntukan LS

Barang/Jasa.

c. Kegiatan diisi dengan kode dan nama kegiatan kegiatan peruntukan LS

Barang/Jasa.

d. Nomor dan tanggal DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD (Dokumen Pelaksana

Anggaran/ Dokumen Pelaksana Pengguna Anggaran/ Dokumen

Pelaksana Anggaran Lanjutan-Satuan Kerja Perangkat Daerah) diisi

dengan nomor dan tanggal penetapan DPA- /DPPA-/DPAL-SKPD

untuk kegiatan (pada point 3).

e. Nama perusahaan diisi dengan nama perusahaan pihak ketiga yang

melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa.

f. Bentuk perusahaan diisi dengan cara memilih salah satu bentuk

perusahaan yang tersedia atau menuliskan bentuk perusahaannya jika

memang bentuk perusahaan tidak ada pada pilihan yang tersedia.

g. Alamat perusahaan diisi dengan alamat perusahaan yang

melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa.

h. Nama pimpinan perusahaan diisi dengan nama pimpinan (direktur)

perusahaan yang melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa.

i. Nama dan nomor rekening bank diisi dengan nama dan nomor

rekening bank dari pelaksana kegiatan pengadaan barang/jasa.

j. Nomor kontrak diisi dengan nomor kontrak pekerjaan antara

pemerintah daerah dengan perusahaan pelaksana kegiatan pengadaan

barang/jasa.

k. Kegiatan lanjutan diisi dengan cara memilih ya jika memang pekerjaan

bersifat lanjutan dan pilih tidak jika memang bukan pekerjaan lanjutan.

l. Waktu pelaksanaan kegiatan diisi dengan periode pelaksanaan

kegiatan.

m. Landasan Teori diisi dengan gambaran tentang kegiatan/pekerjaan

dengan menggunakan kaliman yang padat dan singkat.

n. Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD diisi dengan

jumlah dana DPA-SKPD/DPPASKPD/DPAL-SKPD untuk satu tahun

anggaran yang bersangkutan.

o. Ringkasan SPD diisi dengan ringkasan SPD yang telah

diterbitkan/ditetapkan untuk SKPD yang bersangkutan. Masing-

masing ringkasan SPD, yaitu nomor, tanggal penetapan SPD dan

jumlah dana yang disediakan lewat SPD diisikan dalam kolom-kolom

yang tersedia. Lalu seluruh dana SPD yang pernah diterbitkan untuk

SKPD yang bersangkutan dijumlahkan (diisi pada tempat bertanda II.

Rp…………………).

p. Pada tempat yang disediakan (bertanda I-II. Rp ………………)

diisikan hasil pengurangan jumlah total dana DPA-SKPD/DPPA-

SKPD/ DPAL-SKPD untuk satu tahun anggaran dengan jumlah total

dana yang telah di SPD kan.

q. Pada kolom di samping kanan SP2D Peruntukan UP diisi dengan dana

yang telah dicairkan (di- SP2D-kan) untuk keperluan UP.

r. Pada kolom di samping kanan SP2D Peruntukan GU diisi dengan dana

yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan GU.

s. Pada kolom di samping kanan SP2D Peruntukan TU diisi dengan dana

yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan TU.

t. Pada kolom di samping kanan SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji

dan Tunjangan diisi dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan)

untuk keperluan pembayaran gaji dan tunjangan PNS.

u. Pada kolom di samping kanan SP2D peruntukan LS pengadaan barang

dan jasa diisi dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk

keperluan pembayaran ke pihak ketiga dalam rangka pengadaan

barang/jasa.

v. Seluruh dana yang telah dicairkan (dari point 17 sampai point 21)

dijumlahkan dan diisikan pada tempat dengan tanda III. Rp.....)

w. Pada tempat dengan tanda II-III Rp …………………. diisikan jumlah

hasil pengurangan dana seluruh SPD (dari point 15) dengan dana yang

telah di-SP2D-kan (dari point 22).

x. Di atas baris penandatanganan oleh bendahara pengeluaran diisi

dengan tanggal dan tempat penerbitan SPP.

y. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan nama jelas

bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP bendahara

pengeluaran.

z. Di samping kiri tanda tangan bendahara pengeluaran dibubuhkan pula

tanda tangan PPTK.

å. Di bawah tanda tangan PPTK diisi dengan nama jelas PPTK dan di

bawah nama diisi NIP PPTK.

Tabel 3.4

Contoh Surat SPP-LS Barang dan Jasa

PEMERINTAH KOTA MEDAN

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA

(SPP-LS BARANG DAN JASA) Nomor: ……………………. Tahun ......

RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN DANA

NO Kode Rekening (Rincian Obyek) Uraian Jumlah

1.

Sumber : Peraturan Walikota Medan, 2010

5. Cara Pengisian Formulir Rincian SPP-LS Barang dan Jasa

a. Nomor diisi dengan nomor SPP.

b. Kolom kode rekening diisi dengan rincian objek rekening gaji dan

tunjangan.

c. Kolom uraian diisi dengan nama rincian objek rekening gaji dan

tunjangan sesuai dengan kode rekening yang ada pada kolom

sebelumnya (dari point 2).

d. Kolom jumlah diisi dengan jumlah dana yang akan dibebankan pada

masing-masing kode rekening.

e. Seluruh dana pada masing-masing kode rekening dijumlahkan

sehingga dihasilkan jumlah totalnya.

f. Di atas baris penandatanganan diisi dengan tanggal dan tempat

penerbitan SPP.

g. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan nama jelas

bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP bendahara

pengeluaran.

h. Di samping kiri tanda tangan bendahara pengeluaran dibubuhkan pula

tanda tangan PPTK.

i. Di bawah tanda tangan PPTK diisi dengan nama jelas PPTK dan di

bawah nama diisi NIP PPTK.

6. Pengisian SPP-LS Barang dan Jasa ke Register SPP

Setelah SPP-LS Barang dan Jasa disiapkan dan dilengkapi, Bendahara

Pengeluaran mencatat SPP-LS Barang dan Jasa ke Register SPP

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah:

1. Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan, telah

melakukan penganggaran sesuai dengan Prosedur yang berlaku, hal ini

terbukti dari kesamaan prosedur anggaran BPKD Kota Medan dengan

Peraturan Presiden selaku standar pada instansi pemerintahan di

Indonesia.

2. Peranan anggaran barang dan jasa pada BPKD Kota Medan sangat

penting hal ini terlihat dari banyaknya prosedur yang berlaku saat akan

pengajuan maupun pencatatan anggaran belanja barang dan jasa.

B. Saran

1. Dalam setiap prosesnya prosedur pengajuan maupun penyusunan

anggaran barang dan jasa harus tetap diawasi untuk menunjang ke

efektifan penyusunan anggaran pada periode berikutnya

2. Perencanaan dan prosedur yang baik akan terwujud jika

tanggungjawab juga dijalankan dengan baik dan sesuai dengan

prosedur yang ada, sehingga tidak akan ada pelanggaran etika pada

saat penyusunan setiap anggaran yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Bahtiar, 2002. Akuntansi Pemerintahan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Halim, Abdul, 2002. Akuntansi sektor publik Akuntansi Keuangan Daerah, ,

Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Ismail, Gusnar, dkk, 2007. Pengelolaan Keuangan Pada Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Dan BLU, , PT Macanan Jaya Cemerlang, Jakarta Barat.

Mursyidi, 2009. Akuntansi Pemerintahan di Indonesia, PT Refika Aditama, Bandung.

Nordiawan, Deddi, dkk, 2007. Akuntansi Pemerintahan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Peraturan Presiden, Tentang Anggaran Barang dan Jasa, 2013.

Peraturan Walikota Kota Medan, 2010.

Sabeni, Arifin, 1988. Pokok-Pokok Akuntansi Pemerintahan, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.