tugas akhir - komoditas mangga di indramayu

Upload: nuri-kamilia

Post on 10-Oct-2015

235 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Indramayu adalah daerah penghasil mangga gedong gincu paling banyak di Indonesia, tepatnya di Jawa Barat.

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Tugas Akhir - Komoditas Mangga di Indramayu

    1/19

    KOMODITAS MANGGA DI KABUPATEN INDRAMAYU

    Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

    Ekonomi Mikro

    Disusun Oleh :

    Nuri Kamilia

    150610120138

    PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    JATINANGOR

    2013

  • 5/19/2018 Tugas Akhir - Komoditas Mangga di Indramayu

    2/19

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

    serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan

    tepat pada waktunya dan tanpa hambatan yang berarti. Tidak lupa pula kami ucapkan

    terimakasih kepada bapak dan ibu dosen beserta asistennya yang senantiasa memberi ilmu

    dan membimbing kami hingga selesainya makalah kami yang berjudul Komoditas Mangga

    di Kabupaten Indramayu.

    Makalah ini dibuat dengan tujuan menyelesaikan tugas individu dan diharapkan makalah ini

    memberikan banyak informasi beserta manfaat tidak hanya kepada para rekan-rekanmahasiswa sekelas tetapi untuk kita semua mahasiswa pertanian dan khalayak umum.

    Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan

    saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan

    makalah ini.

    Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta

    dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa

    senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

    Jatinangor, 15 Juni 2013

  • 5/19/2018 Tugas Akhir - Komoditas Mangga di Indramayu

    3/19

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Tanaman mangga merupakan buah tropis unggulan nasional yang banyak

    dijumpai dan ditanam di Indonesia . Jenis mangga yang tumbuh dan diusahakan di

    Indonesia sangat beragam dan tumbuh pada agroekologi yang berbeda-beda sehingga

    produksi dan kualitas sangat beragam. Mangga menjadi komoditas penting dalam

    perdagangan internasional, terutama pada pasar-pasar Amerika Utara, Eropa, Jepang

    dan Timur Tengah. Walaupun Indonesia merupakan salah satu pusat keragaman

    genetis mangga , akan tetapi produksi mangga Indonesia tahun 1997 4,6 % dari total

    produksi dunia atau nomer 5 setelah India, Cina, Thailand dan Meksiko. Kondisi

    tersebut disebabkan tidak sesuainya spesifikasi varietas yang ditanam di Indonesia

    dengan permintaan pasar dunia, tidak tersedianya varietas untuk buah olahan dan

    tidak adanya metode pengujian kebenaran varietas yang bisa menjamin keseragaman

    produk.

    Di Indonesia pada mulanya tanaman mangga terkonsentrasi di pulau Jawa.Selama periode 1984-1986 populasi mangga di indonesia rata-rata terdapat 6.298.144

    pohon yang menghasilkan dengan produksi 424.576 ton/tahun, di antaranya sekitar 4

    juta pohon terdapat di Jawa, satu juta pohon di Sulawesi, dan sisanya tersebar di

    Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Maluku dan Irian Jaya. Dalam

    perkembangan selanjutnya ditanam di seluruh wilayah nusantara.

    Untuk mendapatkan hasil yang optimal salah satunya adalah adanya

    persyaratan tertentu yang dikehendaki oleh tanaman mangga . Misalnya untuk

    daerah-daerah yang curah hujannya sangat tinggi akan berakibat buruk terhadap

    pembungaan. Sedangkan untuk daerah dataran tinggi menyebabkan kualitas buah

    kurang baik dan pertumbuhan vegetatif menonjol. Saat ini terdapat koleksi mangga

    sebanyak 302 assesi yang dilestarikan di Kebun Percobaan Cukur Gondang-Pasuruan

    . Dari koleksi tersebut yang memenuhi kriteria seleksi buah ekspor adalah buah

    dengan ukuran sedang sekitar 300 gram, warna buah menarik mengarah ke kuning

    kemerahan dan bentuk buah seperti Arumanis. Sedangkan mangga Podang , Haden

    dan Kensington Apple sesuai untuk buah segar maupun olahan.

  • 5/19/2018 Tugas Akhir - Komoditas Mangga di Indramayu

    4/19

    Tidak semua pohon mangga yang tumbuh di kepulauan Indonesia memberikan

    hasil yang baik, akan tetapi yang bisa tumbuh baik hanya di beberapa daerah saja,

    misalnya pulau Jawa dan Madura. Menurut Terra (1932) jumlah pohon mangga

    (terhitung juga kuweni, kebembam, kemang, dan embacang) di seluruh pulau Jawa

    kira-kira 5 juta. Diantara sekian banyak ini kira-kira 2,5 juta pohon mangga yang

    sebenarnya (Magnifera indica). Namun pada saat ini, jumlah tersebut tinggal 30%

    40% saja. Hal ini disebabkan oleh menyempitnya ladang dan banyaknya pohon tua

    yang mati dan usaha untuk meremajakan kembali begitu lambat. (Edo El Frandho,

    2010).

    2.1Rumusan Masalah

    a.

    Apa bentuk pasar, performa pasar (SCP), dan iklim persaingan usaha dalam

    komoditas mangga di Indramayu, Jawa Barat?

    b. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi harga mangga di Jawa?

    c.

    Bagaimana pasar input di Indramayu?

    d. Bagaimana peran pemerintah, kegagalan pasar, dan perlindungan konsumen

    dalam industri mangga?

    3.1

    Tujuan

    a. Mengetahui bentuk dan performa pasar (SCP) komoditas mangga di

    Indramayu

    b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi harga mangga dan juga

    Bagaimana pasar input, peran pemerintah, kegagalan pasar, perlindungan

    konsumen, dan Iklim persaingan usaha terhadap komoditas mangga di

    Indramayu

  • 5/19/2018 Tugas Akhir - Komoditas Mangga di Indramayu

    5/19

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. Tata Niaga Dan Pemasaran Hasil Mangga Di Indramayu, Jawa Barat

    Petani menghadapi struktur pasar bersaing tidak sempurna, ditandai jumlah

    penjual banyak sedangkan pembeli sedikit, informasi pasar petani relatif lemah dan

    harga beli mangga ditentukan oleh pedagang. Pasar induk merupakan pasar acuan,

    harga beli mangga yang ditawarkan mereka akan dijadikan pedoman perhitungan

    penetapan harga beli oleh pelaku dagang sebelumnya sampai di tingkat petani.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan analisis parsial usahatani

    mangga membutuhkan biaya Rp. 6,4 juta, nilai penerimaan kotor Rp. 30,1 juta dan

    pendapatan bersih Rp. 23,6 juta. Usahatani mangga layak secara ekonomis,

    memberikan nilai R/C rasio 4,64. Di tingkat petani, hasil mangga dikelompokan ke

    dalam dua grade yaitu grade A/B (70%) dan non grade (30%) yang disebut juga grade

    C.

    Dalam pemasaran mangga dari petani sampai konsumen ditemukan banyak

    pelaku pasar (lembaga pemasaran) terdiri atas pedagang pengumpul, pengepul (agen),pedagang pasar induk, suplayer, pengecer pasar tradisional, toko/kios buah, pasar

    moderen (supermarket) dan eksportir. Gambar 1 menunjukan bahwa ada tujuh rantai

    saluran pemasaran dalam menyalurkan produk mangga, yaitu:

    1) Petani Pengumpul Agen Pasar induk Pasar tradisional

    Konsumen

    2)

    Petani pengumpul Agen Pasar induk Toko/Kios buah

    Konsumen

    3) Petani Pengumpul Agen Pasar induk Suplayer Pasar modern

    Konsumen

    4) Petani Pengumpul Agen Pasar induk Suplayer Eksportir

    Konsumen

    5)

    Petani Pengumpul Agen Suplayer Pasar modern Konsumen

    6) Petani Pengumpul Agen Suplayer Eksportir Konsumen

    7) Petani Pengumpul Agen Pasar tradisional lokal Konsumen

  • 5/19/2018 Tugas Akhir - Komoditas Mangga di Indramayu

    6/19

    Gambar 1. Rantai Saluran Pemasaran Komoditas Mangga.

    Jangkauan pemasaran mangga Majalengka tidak hanya ke wilayah Jawa Barat

    tetapi juga ke wilayah luar Jabar seperti DKI Jakarta, Sumatra Utara dan Sumatra

    Barat. Pemasaran ke luar Jawa Barat digambarkan pada saluran pemasaran keempat,

    kelima dan keenam. Karena keterbatasan, penelitian ini hanya membahas pemasaran

    mangga di wilayah Jawa Barat, yaitu saluran pemasaran pertama, kedua, ketiga dan

    ketujuh.

    Petani menjual mangga ke pengumpul dalam bentuk hasil panen seadanya

    dikenal dengan nama daerah bentuk rucahan, campuran berbagai jenis mangga,ukuran dan tingkat kematangan buah. Selanjutnya oleh pengumpul dilakukan sortasi

    berdasarkan varietas, ukuran dan kematangan, dihasilkan mangga grade (A dan B)

    sebanyak 70% dan sisanya dinamakan mangga rucah (grade C) 30%. Cara sortasi ini

    sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Iswariyadi (1993), yaitu:

    Tabel 1. Pengelompokan kelas mangga menurut ukuran

  • 5/19/2018 Tugas Akhir - Komoditas Mangga di Indramayu

    7/19

    Pedagang agen merupakan titik awal pendistribusian mangga, mereka menjual

    mangga grade A dan B dalam satu kelas (grade A/B) dijual ke pedagang pasar induk

    dan suplayer sedangkan grade C dijual ke pasar tradisional lokal yang tersebar di

    Majalengka, Sumedang, Cirebon dan Indramayu. Dari pasar induk, mangga A/B

    dijual ke beberapa pedagang pengecer tradisional, toko/kios buah dan suplayer pasar

    modern. Petani tidak bisa menjual langsung ke pasar induk karena ada persyaratanyang sulit dipenuhi seperti jumlah volume penjualan dan kontinuitas pengiriman

    sedangkan penjualan langsung ke suplayer terkendala oleh ketidaktahuan

    prosedurnya. Pedagang agen tidak bisa menjual mangga langsung ke pasar modern

    (supermarket) karena harus dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar sebagai suplayer

    sedangkan penjualan langsung ke pedagang pasar tradisional dan toko/kios buah

    terkendala oleh kecilnya volume pembelian pedagang pengecer.

    Lembaga PemasaranPedagang pengumpul merupakan kaki tangan pedagang agen, satu pengepul

    mempunyai 5 sampai 10 pedagang pengumpul yang berlokasi sampai ke luar

    kecamatan. Peranan pedagang pengumpul sangat penting terutama untukmemperlancar dan memperluas jangkauan pembelian. Untuk mengikat langganan

    pembelian, agen bekerjasama dengan pengumpul memberikan bantuan uang ke para

    petani yang membutuhkan baik untuk kebutuhan usahatani maupun untuk kebutuhan

    hidup sehari-hari.

    Sebagai konsekuensinya, petani secara tidak langsung harus menjual hasil

    panen kepada pihak mereka. Petani menghadapi struktur pasar bersaing tidak

    sempurna, ditandai dengan jumlah penjual banyak sedangkan pembelinya sedikit,

    informasi pasar petani masih lemah dan harga jual mangga paling kuat ditetapkan

    oleh pembeli (pengumpul). Petani umumnya memperoleh informasi harga mangga

    dari beberapa petani lain yang sudah menjual dan dari pedagang setempat.

    Tabel 2. Alasan Petani dan Cara Penjualan Mangga ke Pedagang Pengepul.

    Tabel 2 menginformasikan bahwa persentase petani yang dapat bebas memilih

    pembeli (harga lebih tinggi) hanya sedikit (20%), paling banyak alasan langganan

    (52%) dan karena sudah terikat pinjaman (28%). Cara transaksi penjualan yaitu

    mangga diterima di lokasi pengumpul (92%) dan sisanya (8%) diambil di rumah

    petani atau di kebun. Pada waktu produksi kurang (pada awal dan akhir musim

    panen), pedagang bersedia mengambil mangga di rumah/kebun petani sampai

    bersedia melakukan panen sendiri. Cara pembayaran paling banyak secara tunai atau

  • 5/19/2018 Tugas Akhir - Komoditas Mangga di Indramayu

    8/19

    menunggu antara 1-2 hari (72%) untuk petani berlahan sempit sedangkan sisanya

    (28%) dibayar kemudian untuk petani luas atau kaya. Petani kaya umumnya meminta

    sendiri agar pembayaran dilakukan pada penjualan panen terakhir, dengan harapan

    uang hasil pembayaran dapat terkumpul.

    Pasar induk merupakan pasar acuan, harga beli yang ditawarkan mereka

    dijadikan pedoman dalam perhitungan menetapkan harga beli oleh pedagangsebelumnya sampai ke tingkat petani. Tinggi rendahnya harga yang ditawarkan pasar

    induk tergantung kepadakeseimbangan antara jumlah penawaran dan permintaan.

    Pada masa panen raya, harga jual mangga rendah sampai mencapai titik terendah

    dikarenakan suplai mangga melebihi permintaan pasar dan ada kiriman panen dari

    daerah lain terutama dari Jatim dan Jateng. Sebaliknya pada musim paceklik harga

    jual mangga mahal dan mencapai harga tertinggi dikarenakan permintaan mangga

    melebihi suplai.

    Tabel 3. Perilaku Lembaga Pemasaran dalam Pembelian dan Pemasaran

    Mangga

    Tabel 3 menginformasikan bahwa pedagang pasar induk Jawa Barat (pasar

    Caringin di Bandung dan pasar Cikarang di Bekasi) melakukan pembayaran ke agen

    dengan sistem komisi 10 persen dan mangga dijual oleh pasar induk sesuai harga

    harian yang berlaku. Dengan demikian, mereka tidak menanggung resiko kerugianyang diakibatkan oleh penurunan harga jual tetapi selalu memperoleh keuntungan

    sebanyak sepuluh persen dari total nilai penjualan. Pedagang induk hanya

    menyediakan tempat transaksi dan melaksanakan penjualan, tidak ada kegiatan

    penanganan hasil seperti sortasi dan paking. Pekerjaan berat dari pedagang pasar

    induk adalah melakukan penagihan kepada pembeli yang nunggak seperti pedagang

    pasar tradisional dan toko/kios buah yang menerapkan pembayaran sistem MKM atau

    suplayer yang menerapkan pembayaran sistem nota 1:5 artinya seluruh pembayaran

    dilakukan pada pengiriman ke lima.

    Suplayer melakukan sortasi mangga hasil pembelian dari pasar induk,

    dihasilkan mangga grade (80%) yang akan dikirim ke pasar supermarket dan sisanya

    non grade (20%) dijual ke pasar tradisional. Di tingkat supermarket, mangga disortasilagi umumnya dihasilkan mangga grade (95%) yang akan dijual ke konsumen dan

  • 5/19/2018 Tugas Akhir - Komoditas Mangga di Indramayu

    9/19

    sisanya mangga non grade (5%) dikembalikan ke suplayer. Pedagang pengecer pasar

    tradisional dan toko/kios buah juga melakukan sortasi berupa pengelompokan kualitas

    buah untuk membedakan harga jual. Kegiatan paking dilakukan oleh agen dan

    suplayer, grade A/B oleh agen disatukan dikemas dalam peti kayu berkapasitas 40-50

    kg per peti sedangkan suplayer menggunakan kemasan plastik berkapasitas 50 kg per

    kemasan.

    Marjin Pemasaran dan Bagian Harga yang Diterima PetaniMargin pemasaran merupakan selisih harga antara harga jual petani dengan

    pelaku pasar diatasnya. Tabel 3 menginformasikan bahwa semakin panjang rantai

    pemasaran semakin besar nilai margin pemasaran. Dalam pemasaran mangga grade

    A/B, saluran pemasaran ketiga merupakan saluran paling panjang dan memberikan

    margin pemasaran Rp.5.588,- terdiri atas biaya pemasaran Rp.932,- dan margin

    keuntungan Rp.4.656,-. Sedangkan saluran pemasaran kesatu dan kedua merupakan

    saluran pemasaran lebih pendek dan memberikan margin pemasaran masing-masing

    Rp.3.588,- dan Rp.3.838,-.

    Pada pemasaran grade A/B, pedagang agen selalu mendapatkan marginkeuntungan paling tinggi dibandingkan pelaku pasar lainnya, yaitu masing-masing

    sebanyak Rp.1.504,-. Hal ini dikarenakan disamping biaya pemasaran yang

    dikeluarkan agen paling besar juga mereka menanggung resiko besar akibat

    pembayaran sistem komisi oleh pedagang pasar induk dan untung rugi sangat

    tergantung pada perkembangan harga yang cukup fluktuatip. Untuk pemasaran

    mangga grade C, marjin keuntungan tertinggi terjadi pada pedagang pengecer pasar

    lokal karena mereka mengambil mangga langsung dari agen.

    2.2. Performa Pasar Mangga di Indramayu, Jawa BaratPada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

    Indramayu ke-1 2005 2010 untuk sektor pertanian disebutkan,

    bahwa Pembangunan Pertanian diarahkan pada pengembangan ketahanan

    pangan, yang didalamnya meliputi ketersediaan dan keberagaman pangan serta

    kecukupan gizi, merupakan salah satu faktor pendorong yang penting dalam upaya

    mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM. Sedangkan pada Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Indramayu ke-1 2005

    2010, Pembangunan Pertanian dikembangkan penerapanteknologi yang dapat

    meningkatkan hasil dan kualitas produksi, sehingga dapat memberikan nilai tambah

    bagi petani. Selain itu pembangunan sektor peternakan terus dikembangkan sesuai

    dengan kondisi daerah dan budaya lokal.

    Salah satu bidang di Dinas Pertanian dan Peternakan adalah BidangHortikultura. Bidang ini menangani komoditas sayuran, tanaman buah-buahan, bio

    farmaka, tanaman hias dan pengembangan lahan pekarangan. Salah satu komoditas

    unggulan yang dikembangkan adalah Mangga. Mangga merupakan salah satu

    komoditas unggulan Kabupaten Indramayu, paling tidak ada 13 varietas mangga yang

    dihasilkan Kabupaten Indramayu, seperti Mangga Gedong Gincu dan Cengkir.

    Varietas mangga tersebut mempunyai pangsa pasar yang bagus di tingkat lokal,

    nasional bahkan internasional.

    Arah pengembangan :

    RPJMD ke-1 tahun 2005-2010Pembangunan ketahanan pangan yang didalamnya melanjuti ketersediaan dan

    keberagaman pangan serta kecukupan gizi merupakan salah satu faktor pendorongyang penting dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM.

  • 5/19/2018 Tugas Akhir - Komoditas Mangga di Indramayu

    10/19

    RPJMD ke-2 tahun 2011-2015Pengembangan pembangunan pertanian diarahkan kepada penerapan teknologi

    yang dapat meningkatkan hasil dan kualitas produksi sehingga dapat memberikan

    nilai tambah bagi petani. Selain itu pembangunan sektor peternakan terus

    dikembangkan sesuai dengan kondisi daerah dan budaya lokal.

    Strategi Pengembangan

    Strategi pengembangan komoditas hortikultura di Kabupaten Indramayu

    sesuai dengan enam pilar pengembangan hortikultura yang ditetapkan oleh

    Departemen Pertanian, antara lain :

    1. Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura

    2. Penerapan Manajemen Pasokan/ SCM

    3. Penerapan Budidaya Pertanian yang Baik / GAP dan SOP

    4. Fasilitasi Terpadu Investasi Hortikultura / FATIH5. Pengembangan Kelembagaan Usaha

    6. Peningkatan Konsumsi dan Ekspor

    Perkembangan Produksi

    Perubahan iklim ekstrem pada Tahun 2010 menyebabkan intensitas hujan

    yang sangat tinggi, sehingga hamper bisa dikatakan tidak ada musim kemarau. Hal ini

    berdampak besar pada tanaman mangga yang menyebabkan terganggunya proses

    pembungaan dan menyebabkan kerontokan buah dan kerusakan akibat hama dan

    penyakit. Data menunjukan produksi mangga Indramayu pada Tahun 2010 hanya24.937 Ton jika dibandingkan dengan produksi Tahun 2009 yang mencapai 123.385

    Ton, berarti ada penurunan yang sangat signifikan sekitar 98.448 Ton atau sebesar 80

    %. Berikut data perkembangan produksi mangga Kabupaten Indramayu selama lima

    tahun terakhir.

  • 5/19/2018 Tugas Akhir - Komoditas Mangga di Indramayu

    11/19

    Kawasan pengembangan mangga di Indramayu terbagi kedalam 3 kawasan, yaitu :

    a. Kawasan SentraKawasan sentra terdiri dari sepuluh kecamatan yang memiliki luas areal kebun

    mangga terluas, kecamatan tersebut adalah : Indramayu, Jatibarang, Widasari,

    Tukdana, Juntinyuat, Cikedung, Terisi, Kroya, Gabuswetan dan Haurgeulis.

    b. Kawasan Penyangga Utama

    Sedangkan kawasan penyangga utama merupakan kawasan dengan luas areal

    kebun mangga menengah yang tersebar di sepuluh kecamatan yaitu : Anjatan,

    Gantar, Cantigi, Lohbener, Lelea, Sliyeg, Kedokan Bunder, Kertasemaya,

    Sukagumiwang dan Krangkeng.

    c. Kawasan Penyangga

    Adapun kawasan penyangga adalah kawasan kecamatan lain yang

    memiliki areal kebun mangga menengah kebawah.

  • 5/19/2018 Tugas Akhir - Komoditas Mangga di Indramayu

    12/19

    Sebaran Varietas

    Varietas mangga di Indramayu didominasi oleh varietas mangga

    dermayu/cengkir, diikuti harumanis, gedong gincu dan varietas yang lain.

    Berikut grafik sebaran varietas mangga di Indramayu

    Tujuan Program/Kegiatan Akselerasi Tanaman Mangga di KabupatenIndramayu Tahun 2011 :

    1. Peningkatan produksi dan kualitas mangga

    2. Pengendalian OPT utama : lalat buah dan antraknosa

    3. Rehabilitas dan perluasan tanaman mangga

    4. Peningkatan nilai tambah dan pasca panen mangga

    5. Pengembangan kelembagaan usaha tani mangga

    6. Peningkatan kemitraan usaha antara kelompok tani, gapoktan, asosiasi dengan

    pengusaha di bidang pemasaran mangga

  • 5/19/2018 Tugas Akhir - Komoditas Mangga di Indramayu

    13/19

    2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Mangga Indramayu

    Harga buah mangga memang selalu berubah-ubah, adapun faktor yang

    mempengaruhi hal ini adalah

    1. Budidaya

    Belum seluruh produsen bertanam secara teknis (20 %)2. Sarana dan Prasarana

    Swadaya petani tradisional

    3.

    Pengolahan dan pemasaran hasil

    Masih bersifat tradisional

    4.

    Kelembagaan

    Belum ada lembaga yang membantu dalam usaha tani mangga

    5.

    Pembiayaan Permodalan

    Modal pribadi / mandiri

    6. Hari-hari besar atau hari raya

    7.

    Musim panen

    Musim mangga yang datangnya serempak disetiap sentra daerah

    penghasil mangga, merupakan fenomena yang unik yang dapat kita saksikan

    dan nikmati setiap tahunnya. Ketika musim raya tiba, buah mangga hanya di

    jual Rp 3000,- per kg, sedangkan jika bukan pada musimnya, buah mangga

    jenis gedong gincu di jual dengan harga Rp 35.000,- per kg di supermarket-

    supermarket ternama, kabarnya Barack Obama kalau makan siang di gedung

    putih, cuci mulutnya mangga gedong gincu asal Indramayu.

    Untuk rakyat kecil, mencari buah yang satu ini jika tidak pada

    musimnya akan cukup sulit. Harga mangga memang ditentukan oleh hukumpasar, 'suplay dan demand'. Jika pada musimnya, stok melimpah sehingga

    harga mangga relatif murah, Rp 3000,-, petani merugi, ditambah lagi tingkah

    para pengijon/sikancil, yang membeli mangga dari petani pada saat musim

    kemiding (istilah lokal untuk menyebut musim berbunga pohon mangga),

    dengan harga sangat murah, per pohon dengan taksiran 1 kuintal buah mangga

    di bayar dengan harga Rp 250.000. Disisi lain, pada saat musim mangga tiba,

    masyarakat umum bisa menikmati limpahan karunia yang di berikan oleh Ibu

    pertiwi berupa buah mangga berkualitas dengan harga terjangkau.

    2.4. Pasar Input Mangga di Indonesia

    1) Tenaga Kerja

    Umur rata-rata petani mangga adalah 53 tahun, yaitu berkisar antara 35 tahun

    sampai dengan 89 tahun. Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa sebagian besar petani

    mangga tergolong usia tua atau usia nonproduktif dengan selang terbesar adalah

    berusia antara 50tahun sampai dengan 59 tahun. Hal ini dapat dimungkinkan

    karena golongan pemuda atau golongan usia produktif kurang tertarik bergerak

    dalam sektor pertanian.

  • 5/19/2018 Tugas Akhir - Komoditas Mangga di Indramayu

    14/19

    Tabel 5. Rata-rata Umur Petani Mangga

    Tingkat pendidikan petani tentunya akan mempengaruhi adopsi teknologi baru

    dalam usahatani mangga. Tingkat pendidikan yang relatif rendah akan mempersulit

    penerimaan inovasi. Pengenalan teknologi baru akan diterima apabila teknologi

    tersebut terbukti memberikan hasil yang baik terhadap usahatani mereka. Hal ini juga

    berlaku sebaliknya yaitu sulitnya petani menghilangkan cara tradisional (teknologi

    seadanya) dalam melakukan usahatani.

    Tabel 6. Rata-rata tingkat pendidikan petani

    2) Lahan

    Populasi tanaman mangga mencapai 94 pohon per hektar terdiri atas tanaman

    menghasilkan (86,2%), tanaman belum menghasilkan (13,8%) sedang tanaman

    rusak tidak ditemukan karena petani selalu melakukan rehabilitasi tanaman.

    Mangga pertama kali diusahakan di pekarangan dan kebun, sedangkan

    penanaman mangga di lahan sawah mulai berkembang sekitar tahun 1980-an.

    Tabel 7. Karakteristik kebun mangga di tingkat petani

  • 5/19/2018 Tugas Akhir - Komoditas Mangga di Indramayu

    15/19

    Tabel 8. Rata-rata masukan fisik usahatani mangga

    3)

    Pupuk

    Petani sangat menyukai penggunaan pupuk kandang, NPK dan Zat Perangsang

    bunga goldstar. Pupuk kandang sangat diminati karena dapat memberikan

    manfaat ganda yiatu disamping menyediakan hara tanaman juga dapat

    memperbaiki kondisi fisik dan mikroorganisme tanah. Pupuk NPK dapat

    menyediakan tiga unsur hara (N,P dan K) dalam satu kali aplikasi sedangkan zat

    perangsang bunga untuk meningkatkan jumlah produksi dan mempercepat masa

    pembungaan.

    2.5. Kegagalan Pasar Mangga di Kabupaten Indramayu

    Di tingkat lapangan ditemukan beberapa permasalahan menghambat

    peningkatan produksi dan kualitas mangga, yaitu:

    a.

    Produksi mangga sangat tergantung pada kondisi curah hujan, kalau musim

    berbunga terjadi hujan besar tiga kali dapat menurunkan produksi mangga

    sampai 40 persenb.

    Lokasi kebun terpencar-pencar dan sebagian besar (76%) skala usahatani

    tergolong sempit,

    c. Adanya penjualan sistem sewa dan kontrak yang menyebabkan tanaman

    mangga rusak. Sedangkan pendapatan usahatani mangga sangat tergantung

    kepada harga jual yang cukup fluktuatif. Harga rendah terjadi pada waktu

    panen raya (mulai pertengahan Oktober sampai Desember) sedangkan harga

    tinggi terjadi pada waktu awal dan akhir musim panen.

    d. Jenis Hama Penyakit Tanaman (HPT) yang sering menimbulkan kerugian yaitu;

    (a) penggerek cabang, (b) lalat buah (Dacus dorsalis), (c) pengerek buah, (d)kalong, dan (e) kelelawar. Sedangkan jenis penyakitnya adalah benalu

  • 5/19/2018 Tugas Akhir - Komoditas Mangga di Indramayu

    16/19

    (Lauranthaceae sp.). Untuk mengendalikan hama penyakit petani melakukan

    penyemprotan antara empat sampai tujuh kali per tahun menggunakan pestisida

    kimia seperti Sevin, Tetrin, Furadan, Blimer, dan lainnya. Khusus untuk kalong

    dan kelelawar petani menggunakan obat temik yang dikenal dengan nama

    daerahnya tali kambing, dengan cara dimasukan kedalam buah mangga matang

    dan diumpankan di pohon mangga.

    2.6. Perlindungan Konsumen Mangga Inramayu

    Perlindungan terhadap konsumen mangga sangat diperlukan untuk menjaga

    kualitas mangga itu sendiri dan juga kesehatan konsumen yang mengkonsumsi

    mangga, adapun cara yang dilakukan petani mangga di Indramayu untuk

    perlindungan konsumen antara lain adalah sebagai berikut :

    1) Pencucian

    Buah mangga yang telah dipanen dicuci untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel terutama sisa-sisa getah yang menenempel di kulit

    buah. Pemakaian pestisida (benomyl) pada saat pencucian dilakukan untuk

    mencegah serangan hama dan penyakit pasca panen. Pencucian dilakukan

    dengan cara hot water dip, yaitu pertama buah di cuci dengan air dingin lalu

    direndam dalam air panas.

    2) Sortasi dan Grading

    Sortasi dan grading dilakukan untuk memperoleh buah dengan ukuran, tingkat

    kematangan dan kualitas yang seragam. Sortasi bertujuan untuk memisahkan

    buah yang layak jual dan tidak layak dijual agar diperoleh buah yang seragam

    bentuk, warna, ukuran dan kematangannya sedangkan grading dilakukan untukmemperoleh buah yang seragam ukurannya (besar, sedang, kecil atau sangat

    kecil).

    Sortasi dan grading sangat penting untuk dilakukan agar buah yang dipasarkan

    terjaga mutunya. Buah yang rusak akan mempercepat kerusakan buah yang

    lainnya dalam kemasan. Buah yang tidak lolos sortasi karena kulit buah yang

    tidak mulus atau buah yang salah bentuk masih dapat dijual ke pasar-pasar

    tradisional ataupun di jual dalam bentuk kupasan (slice).

    Kriteria Spesifikasi Grading Buah Mangga di Indonesia Menurut Jenis/Ukuran

    Varietas Besar

    (g)

    Sedang

    (g)

    Kecil

    (g)

    Sangat Kecil

    (g)

    Arumanis > 400 350400 300349 250299

    Golek > 500 450500 400449 350399

    Gedong > 250 200250 150149 100149

    Manalagi > 400 350400 300349 250299

  • 5/19/2018 Tugas Akhir - Komoditas Mangga di Indramayu

    17/19

    Untuk keperluan ekspor terdapat klasifikasi grading tersendiri untuk buah

    mangga. Buah mangga dibagi menjadi tiga kelas (super, A dan B).

    Klasifikasi Ukuran

    Kelas Super > 500 g

    Kelas A 400500 gKelas B 300400 g

    3) PengemasanBuah mangga tahan selama 7 hari setelah masak. Pengemasan yang baik

    sangat dibutuhkan untuk mencegah kerusakan/susut buah pasca panen terutama

    saat transportasi/distribusi. Pengemasan dilakukan untuk mencegah benturan,

    menahan goncangan, mengurangi gesekan, melakukan penumpukan dan

    mengatur suhu. Kemasan keranjang bambu dapat memuat buah hingga 25 kg,

    kemasan peti kayu mampu memuat sebanyak 30 kg buah.

    4)

    Penyimpanan dan PemeramanMangga termasuk buah klimakterik, yaitu buah yang memiliki pola respirasi

    yang di awali peningkatan secara lambat, kemudian meningkat pesat dan

    menurun setelah mencapai puncak. Buah klimakterik dipanen pada saat matang

    namun belum masak. Pemeraman dilakukan untuk memasakkan buah. Hasil

    pemeraman kurang baik apabila buah dipetik belum waktunya (belum

    masak). Penyimpanan buah mangga dibutuhkan penanganan ekstra karena

    produksi etilen buah yang cukup tinggi sehingga dapat mempercepat kemasakan

    buah yang tidak diinginkan.

    2.7. Peranan Pemerintah terhadap Mangga di Kabupaten Indramayu

    Kebijakan pemerintah dapat menimbulkan pengaruh positif dengan membantu

    petani mempertahankan dan mengembangkan usaha taninya sehingga pemerintah

    dapat memperoleh devisa. Kebijakan pemerintah yang memberi pengaruh positif

    tersebut diantaranya pemberian subsidi input. Di sisi lain pengaruh negatif akibat

    pemberlakuan pajak atau distorsi harga output menyebabkan tingkat produksi

    menurun sehingga petani mengalami kerugian. Analisis kebijakan pemerintah

    dilakukan berdasarkan tiga kebijakan yaitu kebijakan input, kebijakan output dan

    kebijakan input-output.

    Kebijakan pemerintah dapat menimbulkan pengaruh positif dengan membantu

    petani mempertahankan dan mengembangkan usaha taninya sehingga pemerintah

    dapat memperoleh devisa. Kebijakan pemerintah yang memberi pengaruh positif

    tersebut diantaranya pemberian subsidi input. Di sisi lain pengaruh negatif akibat

    pemberlakuan pajak atau distorsi harga output menyebabkan tingkat produksi

    menurun sehingga petani mengalami kerugian. Analisis kebijakan pemerintah

    dilakukan berdasarkan tiga kebijakan yaitu kebijakan input, kebijakan output dan

    kebijakan input-output.

  • 5/19/2018 Tugas Akhir - Komoditas Mangga di Indramayu

    18/19

    a.Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Input

    Kebijakan pemerintah yang diterapkan pada input usaha tani Mangga

    Gedong Gincu dapat berupa subsidi ataupun pajak. Adanya pemberian subsidi

    pada input dapat meringankan biaya produksi sehingga petani dapat

    mengunakan sumberdaya secara optimal dan terlindung dari permainan hargaoleh produsen input. Sebaliknya kebijakan berupa pajak pada input akan

    membebani petani karena harga input yang digunakan menjadi tinggi sehingga

    biaya produksi meningkat.

    b.

    Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Output

    Kebijakan terhadap output dapat berupa subsidi atau distorsi harga.

    Subsidi terhadap komoditas ekspor akan berdampak positif sedangkan distorsi

    harga akan berdampak negatif. Kebijakan output dianalisis dengan Transfer

    Output (Output Transfer atau OT), Koefisien Proteksi Output Nominal

    (Nominal Protection Coefficient on Output atau NPCO) dan Tingkat Proteksi

    Output . Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Output Kebijakan terhadap

    output dapat berupa subsidi atau distorsi harga. Subsidi terhadap komoditas

    ekspor akan berdampak positif sedangkan distorsi harga akan berdampak

    negatif. Kebijakan output dianalisis dengan Transfer Output (Output Transfer

    atau OT), Koefisien Proteksi Output Nominal (Nominal Protection Coefficient

    on Output atau NPCO) dan Tingkat Proteksi Output.

    c.

    Kebijakan Pemerintah terhadap Input-Output

    Analisis kebijakan input-output digunakan untuk menganalisis

    kebijakan pemerintah terhadap input dan output sekaligus. Kebijakan input-

    output dianalisis dengan nilai Koefisien Proteksi Efektif (Effective ProtectionCoefficient atau EPC), Tingkat Proteksi Efektif (Effective Protection Rate atau

    EPR), Transfer Bersih (Net Transfer atau NT), Koefisien Keuntungan

    (Profitability Coefficient atau PC) dan Rasio Subsidi bagi Produsen (Subsidy

    Ratio to Producers atau SRP).

  • 5/19/2018 Tugas Akhir - Komoditas Mangga di Indramayu

    19/19

    DAFTAR PUSTAKA

    Agung, Shilvia. 2008. Analisis Daya Saing Usaha Tani Mangga Gedong Gincu (Mangifera

    indica L. ) (Kasus di Desa Sliyeg Lor, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa

    Barat). Fakultas Pertanian. Insitut Pertanian Bogor. Bogor.

    Suprihatini, Rohayati. 1999. Analisis Daya Saing Mangga Segar di Indonesia.

    http://www.pustaka.litbang.deptan.go.id. Diakses pada 15 Juni 2013

    Annonymous. Tanaman Buah. http://www.situshijau.co.id. Diakses pada 15 Juni 2013

    Supriatna, Ade. 2005. Kinerja Dan Prospek Pemasaran Komoditas Mangga. Studi kasus

    petani mangga di Propinsi Jawa Barat. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi

    Pertanian (BBP2TP). Bogor.