tugas
DESCRIPTION
tugsTRANSCRIPT
Page
1
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
1. Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat.............................................................................................2
2. Prinsip dan Aplikasi Epidemiologi..................................................................................................4
3. Prinsip dan Aplikasi Statistik Kesehatan.........................................................................................7
4. Prinsip dan Aplikasi Manajemen Kesehatan...................................................................................9
5. Prinsip dan Aplikasi Promosi Kesehatan.........................................................................................
6. Mellenium Development Goal..................................................................................................... 10
7. Prinsip dan Aplikasi Kesehatan Lingkungan............................................................................... 12
8. Prinsip dan Aplikasi Dokter Keluarga.......................................................................................... 13
9. Analisa Situasi Pada Kesehatan Masyarakat................................................................................ 16
10. Diagnosis Komunitas................................................................................................................... 18
11. Puskesmas.................................................................................................................................... 21
12. UPK (Upaya Pelayanan Kesehatan)............................................................................................. 22
13. Penguasaan Penelitian.....................................................................................................................
14. Gizi Komunitas............................................................................................................................. 38
15. Sistem Pelayanan Kesehatan........................................................................................................ 40
16. Sehat, derajat kesehatan dan pencegahan..................................................................................... 43
17. Bimbingan dr Tumpak.................................................................................................................. 45
1
Page
2
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
KONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT
IKM adalah upaya - upaya untuk mengatasi masalah - masalah sanitasi yang mengganggu
kesehatan. (lama dan sempit)
IKM adalah kegiatan pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat melalui perbaikan
sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit.
Winslow :
Kesehatan masyarakat (public Health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang
hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui “ usaha usaha pengorganisasian masyarakat ”
untuk :
a. perbaikan sanitasi lingkungan
b. pemberantasan penyakit - penyakit menular
c. pendidikan untuk kebersihan perorangan
d. pengorganisasian pelayanan pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan
pengobatan
e. pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup
yang layak dalam memelihara kesehatannya.
Komponen Ilmu Kesehatan Masyarakat
Sosio-antropologi kesehatan
Ekologi kesehatan
Ilmu Kesehatan Lingkungan
Epidemiologi
Statistik Kesehatan
Ilmu Perilaku dan komunikasi
Pendidikan kesehatan
Manajemen Kesehatan
Ekonomi Kesehatan
Hukum Kesehatan
PERAN IKM
Meningkatkan Kesejahteraan manusia dengan cara memperbaiki mutu hidup dan kehidupan serta
produktifitas penduduk;
LINGKUP IKM
Mencegah kematian dini
Mencegah timbulnya, penyebaran dan akibat buruk penyakit yang banyak di derita penduduk
2
Page
3
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Memperbaiki lingkungan hidup dan perilaku sehat
PRINSIP DAN APLIKASI EPIDEMIOLOGI
3
Page
4
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Menurut asal katanya, EPIDEMIOLOGI berarti ilmu yang mempelajari tentang
penduduk.
a. EPI = pada atau tentang
b. DEMOS = penduduk
c. LOGOS = ilmu
Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai ilmu tentang EPIDEMI.
Epidemi dikenal juga sebagai WABAH.
Definisi Epidemiologi:
Ilmu tentang epidemi atau wabah (definisi lama).
Ilmu yang mempelajari frekuensi dan distribusi penyakit dan faktor-faktor yang
menentukan terjadinya penyakit tersebut pada manusia (Mac Mahon & Pugh, 1970).
Study of disease and other health related phenomena in group of persons (Kramer MS,
1988).
The study of the distribution and determinants of diseases and injuries in human
populations (Mausner JS, 1985).
Epidemiology is concerned with the patterns of disease occurrence in human populations
and of the factors that influence these patterns (Lilienfeld AM, 1980).
Studi distribusi dan faktor determinan kejadian yang berkaitan dengan kesehatan dalam
populasi manusia (CDC, 1992).
Macam :
Frekuensi Distribusi Faktor yang mempengaruhi
Menemukan masalah Person Merumuskan hipotesa
4
EPIDEMIOLOGI
DESKRIPTIF
EPIDEMIOLOGI ANALITIK
Hanya menjelaskan keadaan
suatu masalah kesehatan (who,
where, when)
Juga menjelaskan mengapa suatu
masalah kesehatan timbul di
masyarakat (why)
Pengumpulan, pengolahan,
penyajian dan interpretasi data
hanya pada satu kelompok
masyarakat saja
Pengumpulan, pengolahan,
penyajian dan interpretasi data
terhadap dua kelompok masyarakat
Tidak bermaksud membuktikan
suatu hipotesa
Bermaksud membuktikan suatu
hipotesa
Page
5
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
kesehatan
Mengukur masalah
kesehatan
Place Uji hipotesa
Time Menarik kesimpulan sebab akibat
Epidemiologi Deskriptif Epidemiologi Analitik
Ruang Lingkup
Tahap Awal Tahap Lanjut Tahap Mutakhir
Penyakit infeksi
dan menular
Penyakit yang bersifat tidak
infeksi dan atau menular
Semua masalah
kesehatan yang ada di
masyarakat
Manfaat:
Membantu pekerjaan administrasi kesehatan
Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan.
Sehingga dapat disusun langkah-langkah penanggulangan selanjutnya yang meliputi :
Upaya preventif (pencegahan)
Upaya kuratif (pengobatan)
Planning Monitoring Evaluation
Perencanaan upaya
kesehatan
Pemantauan upaya kesehatan Penilaian upaya
kesehatan
Tujuan:
1. Menggambarkan status kesehatan populasi
2. Menentukan “sebab” masalah kesehatan
3. Menentukan riwayat alamiah suatu penyakit
4. Mengevaluasi suatu tindakan / intervensi kesehatan
5. Meramalkan terjadinya masalah kesehatan di populasi
5
Page
6
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
6. Menanggulangi masalah kesehatan yang terjadi dengan tindakan pencegahan
epidemiologi
Periodicity Of Disease Occurrence
1. EPIDEMI à frekuensi masalah kesehatan pada suatu daerah meningkat dalam
waktu singkat à meningkatnya frekuensi penyakit yang melebihi dari harapan
normal (excess prevalence) pada waktu tertentu
2. PANDEMI à frekuensi masalah kesehatan pada wilayah yang luas meningkat
dalam waktu singkat à epidemi yang terjadi melampaui batas negara atau benua
3. ENDEMI à frekuensi masalah kesehatan pada suatu daerah menetap dalam waktu
lama à kejadian penyakit yang selalu ada pada suatu geografi tertentu dan frekuensi
relatif rendah
4. SPORADIK à frekuensi masalah kesehatan pada suatu daerah berubah-ubah
menurut perubahan waktu à timbulnya kejadian penyakit yang berlangsung sesaat
PRINSIP DAN APLIKASI STATISTIK KESEHATAN
Statistik adalah hasil dari suatu penelitian
Data adalah kumpulan nilai hasil suatu pengamatan, penghitungan atau pengukuran variabel
Variabel adalah karakteristik subyek yang memiliki variasi nilai
Sifat DATA KUALITATIF :
1. Tidak menyatakan kuantitas tetapi menyatakan sifat yang dikelompokkan dalam kategori
(data kategorikal), contohnya : jenis kelamin, jenis pekerjaan dan status pendidikan
2. Individu dalam satu kategori mempunyai nilai yang sama
3. Selalu bilangan bulat dan jumlahnya dinyatakan dalam frekuensi
4. Diperoleh dari penghitungan à data nominal
6
Page
7
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Sifat data kuantitatif :
1. Dihasilkan dari pengukuran dan dinyatakan dalam kuantitas numerik
2. Bilangan bulat atau desimal
3. Data kuantitatif dibedakan menjadi data deskrit dan data kontinu
Skala ukur
NOMINAL ORDINAL INTERVAL RATIO
Klasifikasi Klasifikasi Klasifikasi Klasifikasi
- Peringkat Peringkat Peringkat
- - Interval Interval
- - - Titik 0 absolut
- - - Dapat disimpulkan
Penelitian Deskriptif
1. Penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan proporsi atau rerata suatu variabel
2. Pada penelitian ini digunakan statistik deskriptif
Penelitian Analitik
1. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel
2. Pada penelitian ini digunakan statistik analitik
POPULASI : keseluruhan kumpulan subyek atau obyek yang menjadi perhatian atau pengamatan
dalam studi kita dan memiliki karakteristik tertentu
POPULASI TARGET : populasi yang diminati dalam studi yang biasanya dibatasi ruang dan
waktu
Contoh : penderita TBC di Samarinda tahun 2002
POPULASI TERJANGKAU : populasi yang dapat dijangkau dalam studi (subset populasi target)
Contoh : penderita TBC yang berobat ke Poli Paru RSAWS Samarinda
Sampel adalah subset populasi (himpunan bagian dari populasi) yang telah diseleksi untuk
dijadikan partisipan dalam studi
Contoh : dari 200 penderita TBC yang ada diseleksi 100 penderita TBC sebagai studi
Rumus besar sampel yang paling banyak digunakan …
o Tergantung dari jenis penelitian (deskriptif, analitik tidak berpasangan, analitik berpasangan
dan analitik korelatif)
o Tergantung dari skala pengukuran variabel (kategorikal dan numerikal)
7
Page
8
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
o Random sampling
1. Simple Random Sampling
2. Systematic Random Sampling
3. Stratified Random Sampling
4. Cluster Random Sampling
5. Multistage Random Sampling
o Cluster random sampling: pengambilan sampling dilakukan pada suatu cluster wilayah tertentu
yang dianggap mewakili populasi yang akan diteliti.
1. Tentukan batasan populasi yang akan diukur variabelnya
2. Tetapkan wilayah populasinya
3. Bagi wilayah populasi menjadi cluster (kelompok wilayah)
4. Susun sampling frame dari cluster
5. Pilih cluster-cluster yang terpilih sebagai sampel
6. Susun sampling frame dari masing-masing cluster yang terpilih
7. Tetapkan jumlah sampel (n) subyek dari masing-masing cluster yang terpilih
Non Random sampling
1. Accidental Sampling
2. Purposive Sampling
3. Kuota Sampling
4. Snow Ball sampling
PRINSIP DAN APLIKASI MANAJEMEN KESEHATAN
o Konsep Blum
8
Page
9
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Diagram Diagnosa Komunitas
o Suatu proses yang menyangkut perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan,
pengkordinasian dan penilaian terhadap sumber, tata cara, dan kesanggupan yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan terhadap kesehatan, perawatan kedokteran serta lingkungan
yang sehat dengan jalan menyediakan dan menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan yang
ditujukan kepada perororangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat
o Unsur pokok ManKes:
1. Masukan (input)
2. Proses
3. Keluaran (output)
9
Status Kesehatan
Lingkungan
Genetikkependudukan
Perilaku
PelayananKesehatan
Community Analysis
Target Assessment
Program Plan Development
Evaluation
Implementation
Community Diagnosis
Page
10
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
4. Sasaran (target)
5. Dampak (outcome)
o Masukan (input)
Segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan manajemen
a. Sumber (resources)
b. Tatacara (procedures)
c. Kesanggupan (capacity)
o Proses
Langkah langkah yang yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
a. Perencanaan (planning)
b. Pengorganisasian (organizing)
c. Pelaksanaan (implementing)
d. Penilaian (evaluation)
o Keluaran (output)
Hasil dari suatu pekerjaan manajemen (health service)
1. Medical service
2. Public health service
o Sasaran (target)
Kepada siapa keluaran yang dihasilkan ditujukan
a. direct target
b. indirect target
o Dampak (outcome)
Akibat yang ditimbulkan oleh keluaran. Dampak yang diharapkan adalaah makin meningkatnya
derajat kesehatan
Dipengaruhi oleh kebutuhan kesehatan (health needs) dan tuntutan kesehatan (health demand)
10
Page
11
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
MILLENIUM DEVELOPMENT GOAL
o Target yang harus dicapai tahun 2015 dari awal tahun 1990
1. Menurunkan kemiskinan sebesar 50%
2. Pendidikan dasar universal
3. Promosi kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan tingkat kematian balita sebesar 2/3
5. Menurunkan tingkat kematian maternal sebesar 3/4
6. Menghambat penyebaran HIV/AIDS, malaria & TB
7. Menjamin kelestarian lingkungan
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Target 5. Penurunan mortalitas anak sebesar 2/3 dari angka 1990
• Angka kematian balita
– 81à 58à 46 per 1000 kelahiran kelahiran (1994,1997, 2002/3)
• Angka kematian bayi
– 57à 46 à 35 per 1000 kelahiran
• Proporsi bayi mendapat imunisasi measles
– 52% usia 12--23 bulan
Prinsip dan Aplikasi Promosi Kesehatan
Prinsip dan Aplikasi Gizi Komunitas
Prinsip dan Aplikasi KIA
11
Page
12
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
PRINSIP DAN APLIKASI KESEHATAN LINGKUNGAN
KONSEP MODEL FAKTOR DETERMINAN STATUS KESEHATAN
1. Traditional model (epidemiological triangle)
2. Health field concept (La Londe)
3. Force field concept (Blum)
12
Health
Environment Lifestyle Human biology
Health care system
Page
13
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
DOKTER KELUARGA
Definisi dokter keluarga (menurut KIPDI III ) adalah dokter yang ;
1. Dididik secara khusus untuk bertugas di lini terdepan sistim pelayanan kesehatan;
bertugas mengambil langkah awal penyelesaian semua masalah yang mungkin dihadapi
pasien.
2. Melayani individu dalam masyarakat, tanpa memandang jenis penyakitnya ataupun
karakteristik personalnya, dan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia dalam
sistim pelayanan kesehatan, untuk semaksimal mungkin untuk kepentingan pasien
3. Berwenang secara mandiri melakukan tindakan medis mulai dari pencegahan,
diagnosis, pengobatan, perawatan dan asuhan paliatif; menggunakan dan memadukan
ilmu ilmu biomedis, psychologi medis dan sosiologi medis.
Definisi singkat, dokter keluarga adalah dokter yg berprofesi khusus sebagai dokter praktek
umum yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat primer dengan menerapkan
prinsip - prinsip kedokteran keluarga
Prinsip pelayanan dokter keluarga
1. Bersifat personal
2. Kontak pertama dg pasien
3. Komprehensif dan holistik
4. Bersinambung
5. Koordinatif dan kollaboratif
6. Mengutamakan pencegahan
7. Memandang pasien sbgi bagian integral keluarga, komunitas dan lingkungannya
8. Mudah diaudit dan akuntabel
9. Sadar biaya, etika moral dan hukum
Kemampuan yg dihrpkan dari dokter keluarga:
1. Penatalaksanaan medik di unit rawat jalan
a. idetifikasi masalah
b. menegakkan diagnosa
c. merencanakan dan melaksanakan
tindakan
d. Meningkatkan kualitas kehidupan dan mengembalikan
13
Page
14
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
fungsi pasien ditengah keluarga
2. Penatalaksanaan kesehatan keluarga
3. Tindakan pelayanan berdasarkan “evidence base”
4. Komunikasi dan konseling sesuai ltr blkg sosial, ekonomi dan budaya
5. Upaya kes perorangan, masyarakat sesuai standar dan etika kedokteran
Prinsip pelayanan dokter keluarga:
Komprehensif
Kontinue
Koordinatif dan kollaboratif
Mengutamakan pencegahan
Mempertimbangkan keluarga dan komunitas
1. ‘Care Provider’
(sebagai bagian dari keluarga, sebagai pelaksana pelayanan kedokteran komprehensif, terpadu,
berkesinambungan, pada pelayanan kedokteran tingkat pertama; sebagai penapis menuju ke
pelayanan kedokteran tingkat kedua)
2. ‘Decision Maker’
(sebagai penentu pada setiap tindakan kedokteran, dengan memperhatikan semua kondisi yang ikut
mempengaruhinya),
3. ‘Community Leader’
(membantu mengambil keputusan dalam ikhwal kemasyarakatan, utamanya kesehatan dan
kedokteran keluarga, sebagai pemantau, penelaah ikhwal kesehatan dan kedokteran keluarga),
4. ‘Communicator’
(sebagai pendidik, penyuluh, teman, mediator, dan sebagai penasehat keluarga dalam banyak hal dan
masalah: gizi, narkoba, keluarga berencana, Seks, HIV/AIDS, Stres, Kebersihan, Pola Hidup Sehat,
Olah Raga, Olah Jiwa, Kesehatan Lingkungan),
5. ‘Manager’
(berkemampuan untuk berkolaborasi, dalam kemitraan, dalam ikhwal penanganan kesehatan dan
kedokteran keluarga)
14
Page
15
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Dokter keluarga menurut Sommer and Somers: The traditional symbol of medical care is “ the
kindly old family doctor with big heart and little bag, part healer, part priest, part family
counselor”.
Sifat pelayanan kesehatan yg baik ( Menurut Blum /1976 )
Available
Accesible
Affordable
Continue
Comprehensive
Integrated
Qualified
15
Page
16
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
ANALISA SITUASI PADA KESEHATAN MASYARAKAT
Analisa situasi kesehatan:
1. Analisa derajat kesehatan
2. Analisa aspek kependudukan
3. Analisa pelayanan/upaya kesehatan
4. Analisa perilaku kesehatan
5. Analisa lingkungan
Analisis derajat kesehatan:
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan epidemologis
Ukuran yang digunakan adalah angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan
(morbiditas)
Mortalitas
Angka kematian bayi
penelitian menunjukkan bahwa IMR sangat erat kaitannya dengan kualitas lingkungan
hidup, gizi masyarakat, keadaan sosial ekonomi, tingginya IMR menunjukkan bobot masalah
mengenai perinatal,: komplikasi kehamilan, perawatan kehamilan, komplikasi persalinan dan
perawatan bayi
Angka kematian bayi
Kematian balita sangat berkaitan dengan kualitas sanitasi rumah tangga dan keadaan gizi
anak
Angka kematian menurut penyebab (CSDR)
berguna untuk melihat penyebab-penyebab atau penyakit apa yang menjadi penyebab
utama angka kematian
Incidence rate
jumlah kasus baru suatu penyakit tertentu yang terjadi dalam suatu kelompok masyarakat
tertentu, dalam masa waktu tertentu pula
Prevalence rate
jumlah orang yang menderita sakit pada umumnya atau menderita penyakit tertentu
dalam suatu kelompok penduduk tertentu dalam suatu masa tertentu
16
Page
17
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
utk penyakit akut maka indikator yang baik digunakan adalah angka incidance’
Untuk penyakit kronis , penggunaan angka incidence maupun prevalence penting utk
mengambarkan keadaan penyakit
Case Fatality rate
Menentukan kriteria IV PEARL
P = kesesuaian (Proper and Political)
E = secara ekonomi murah
A = dapat diterima
R = tersedianya sumber daya
L = legalitas terjamin
Metode USG
Urgensi
Keseriusan
Berkembangnya masalah
17
Page
18
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Diagnosis Komunitas
Community diagnosis generally refers to the identification and quantification of health
problems in a community as a whole in terms of mortality and morbidity rates and ratios,
and identification of their correlates for the purpose of defining those at risk or those in
need of health care.
Komponen Diagnosis Komunitas:
1. Aspek Demografi
2. Mortalitas dan Morbiditas
3. Pemanfaatan Pelayanan Kes.
4. Pola Gizi
5. Keadaan Komunitas: Kebudayaan, strata sosial ekonomi
6. Kepemimpinan dan komunikasi
7. Lingkungan Hidup
Tujuan:
o Analyze the health status of the community
o Evaluate the health resources, services, and systems of care within the community
o Assess attitudes toward community health services and issues
o Identify priorities, establish goals, and determine courses of action to improve the health
status of the community
o Establish an epidemiologic baseline for measuring improvement over time.
Classification of health Indicators
Mortality indicators
Morbidity indicators
Disability rates
Nutritional status indicators
Health care delivery indicators
Utilization rates
18
Page
19
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Indicators of social and mental health
Environmental indicators
Socio-economic indicators
Health policy indicators
Indicators of quality of life
Other indicators
Mortality Rates
- The traditional measures of health status.
- Widely used because of their ready availability.( death certificate is a legal requirement
in many countries)
1. Crude death rates
2. Specific death rates: age/disease
3. Expectation of life
4. Infant mortality rate
5. Maternal mortality rate
6. Proportionate mortality ratio
7. Case Fatality rate
Indikator Derajat Kesehatan
• MORTALITAS:
1. Angka Kematian Bayi per-1.000 Kelahiran Hidup. (40)
2. Angka Kematian Balita per-1.000 Kelahiran Hidup. (58)
3. Angka Kematian Ibu Melahirkan per-100.000 Kelahiran Hidup. (150)
4. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (67,9)
• MORBIDITAS:
5. Angka Kesakitan Malaria per-1.000 Penduduk (5)
6. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+ (85)
7. Prevalensi HIV (Persentase Kasus Terhadap Penduduk Berisiko) (0,9)
8. Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP) Pada Anak Usia <15 Tahun per-100.000 Anak (0.9)
9. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per-100.000 Penduduk (2)
19
Page
20
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
• STATUS GIZI:
10. Persentase Balita Dengan Gizi Buruk(15)
11. Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi (80)
• KEADAAN LINGKUNGAN:
12. Persentase Rumah Sehat (80)
13. Persentase Tempat-tempat Umum Sehat (80)
• PERILAKU HIDUP MASYARAKAT:
14. Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (65)
15. Persentase Posyandu Purnama & Mandiri (40)
• AKSES & MUTU PELAYANAN KESEHATAN:
16. Persentase Penduduk Yang Memanfaatkan Puskesmas (15)
17. Persentase Penduduk Yang Memanfaatkan Rumah Sakit (1,5)
18. Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan (100)
19. Persentase Rumah Sakit Yang Menyelenggarakan 4 Pelayanan Kesehatan Spesialis Dasar (100)
20. Persentase Obat Generik Berlogo Dalam Persediaan Obat (100)
20
Page
21
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
PUSKESMAS
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana pembangunan kesehatan
yang mandiri dan bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu
atau sebagian wilayah kecamatan dan bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Kota /
Kabupaten (KEPMENKES No.128 th 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas).
Upaya Pelayananan Kesehatan (UPK) dibagi menjadi UPK wajib dan UPK
pengembangan. UPK wajib merupakan upaya kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh
seluruh puskesmas di Indonesia dan merupakan kesepakatan secara nasional. UPK wajib
terdiri atas 6 kegiatan pokok atau yang disebut Basic Six antara lain: (1) Promosi
Kesehatan, (2) Kesehatan Lingkungan, (3) KIA dan KB, (4) Peningkatan Gizi, (5)
Penanggulangan Penyakit Menular/P2M, (6) Pengobatan Dasar.
UPK pengembangan merupakan program yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota /
Kabupaten dengan berbagai pertimbangan kebutuhan kesehatan diwilayah kerja masing-
masing
21
Page
22
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
UNIT PELAYANAN KESEHATAN (UPK)
1. UPK Promosi Kesehatan
Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan
dan merubah perilaku masyarakat agar mandiri untuk hidup sehat.
1. Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Hidup Sehat ( PHBS )
2. Mendorong terbentuknya Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
Program ini bertujuan untuk memberdayakan individu, keluarga, dan
masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku hidup sehat dan mengembangkan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
2. UPK Kesehatan Lingkungan
Tujuan dari UPK kesehatan lingkungan adalah :
a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, kuratif dan
promotif secara terpadu, terarah dan terus menerus.
b. Mewujudkan pelayanan Klinik Sanitasi secara terpadu.
c. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasien akan pentingnya lingkungan dan
perilaku hidup sehat.
d. Meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih sehat guna meningkatkan keamanan dan
kenyamanan bagi penghuninya
e. Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit berbasis lingkungan.
f. Menciptakan perubahan dan peningkatan perilaku hidup sehat serta menumbuhkan
kemandirian masyarakat.
Kegiatan dari UPK kesehatan lingkungan adalah :
a. Penyehatan Makanan Minuman
b. Penyehatan Tempat-tempat umum
c. Pengawasan Kualitas Air dan Lingkungan
d. Penyehatan Lingkungan Pemukiman
22
Page
23
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
3. UPK KIA dan KB
UPK KIA dan KB bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian bayi (AKB), menjaga kesehatan sebelum dan selama kehamilan, persalinan, nifas, dan
menyusui.
Salah satu program KIA ini dilaksanakan melalui pelayanan, oleh petugas kesehatan (bidan)
di puskesmas dengan cara melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala dan terjadwal
sehingga dapat diketahui kesehatan ibu serta perkembangan dan kesehatan janin dalam
kandungan. Proses yang dilakukan dapat berupa penjadwalan pemeriksaan dan mengevaluasi
kunjungan dari ibu hamil, mulai dari kunjungan pertama hingga kunjungan ke empat (K1 hingga
K4), sehingga hasil yang didapatkan diupayakan sesuai dengan tujuan.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan persalinan oleh petugas
kesehatan, tidak termasuk pertolongan persalinan pendampingan. Pertolongan persalinan
dilakukan oleh Dokter Ahli, Dokter, Bidan atau petugas kesehatan lainnya yang telah
memperoleh pelatihan tehnis untuk melakukan pertolongan kepada ibu bersalin. Dilakukan
sesuai dengan pedoman dan prosedur teknis yang telah ditetapkan.
Istilah K1 atau Kunjungan pertama ibu hamil pada dasarnya satu paket dengan istilah K4
atau Kunjungan ke empat ibu hamil. K4 itu sendiri mempunyai pengertian dari beberapa sumber
yaitu
1. Berdasarkan indikator MDGs goal 5 Indikator lokal untuk memonitoring kemajuan
kabupaten dan kecamatan. Menyebutkan bahwa Kunjungan ibu hamil K-4 adalah Ibu
hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali,
dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali
pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapat 90
tablet Fe selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
2. Berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan tahun 2009 Depkes RI 2009.
Menyebutkan bahwa Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan Ibu hamil yang
telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
3. Sementara itu berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi
Jawa Timur sebagai penjabaran dari SPM Bidang Kesehatan Depkes RI, Kunjungan ibu
hamil K 4 adalah: ibu hamil yang kontak dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan
23
Page
24
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
pelayanan ANC sesuai dengan standar 5 T dengan frekuensi kunjungan minimal 4 kali
selama hamil, dengan syarat trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali dan
trimester III minimal 2 kali.
Jadi Karena adanya istilah K4 berarti ada istilah K1, K2 dan K3 serta tentunya
K4. Dari pengertian K4 diatas, maka pengertian K1 sudah sangat jelas yaitu Pemeriksaan
kehamilan sesuai standar pada smester pertama, K2 dalam pengertian K(1+1=2) adalah
pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada smester pertama dan kedua kehamilan, K3
adalah pemgertian K(1+1+1=3) adalah pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada
smester pertama, kedua dan ketiga kehamilan. Dan K4 itu sendiri K3 tambah pemeriksaan
ketika mendekati persalinan. Penjelasan ini menunjukkan pelayanan pemeriksaan ibu
hamil dalam ilmu epidemiologi menggunakan pendekatan prospektif atau biasa dikenal
dengan istilah kohor atau dalam program pencatatan dan pelaporan program KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak) adalah buku register kohor.
Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang kontak dengan petugas kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal care (ANC) sesuai dengan standar 5T dengan
frekuensi kunjungan minimal 4 kali selama hamil, dengan syarat trimester I minimal 1 kali,
trimester II minimal 1 kali dan trimester III minimal 2 kali. Standar 5 T yang dimaksud
adalah:
- Pemeriksaan/pengukuran tinggi dan berat badan
- Pemeriksaan/pengukuran tekanan darah
- Pemeriksaan/pengukuran tinggi fundus
- Pemberian imunisasi TT
- Pemberian tablet besi
Pokok Kegiatan :
Pelaksanaan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat)
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi (KIB)
1) Pelayanan kesehatan bagi bumil untuk kunjungan pertama (K1).
2) Pelayanan kesehatan bagi bumil untuk kunjungan lengkap (K4).
Pelayanan kesehatan pada Ibu Hamil (Bumil) sesuai standar untuk kunjungan
lengkap. Target sasaran : 95%.
24
Page
25
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk pendampingan persalinan
dukun oleh tenaga kesehatan. Target sasaran 90%.
Pelayanan nifas kontak pertama (KN1). Pelayanan nifas lengkap (ibu dan
neonatus) sesuai standar KN2. Target sasaran : 90%.
Pelayanan dan atau rujukan ibu hamil resiko tinggi/komplikasi. Target sasaran :
100%. Penanganan dan/atau rujukan neonatus resiko tinggi. Target sasaran : 100%.
Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah
Pelaksanaan DDTK (deteksi dini tumbuh kembang)
Pelayanan Imunisasi
Tujuan : Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Pelayanan KB
o Pemutakhiran data PUS, WUS, dan akseptor KB per RT.
o Pencatatan jumlah alat kontrasepsi KB program BKKBN dan KB mandiri.
o Pencatatan dan pelayanan KB baru dan KB aktif di puskesmas, pusban, posyandu,
laporan bidan praktek swasta.
o Membuat laporan KB
o Pemetaan bidan
o Pelayanan KB di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, bidan praktek swasta dan
dokter praktek.
4. UPK Gizi
a. Pemantauan Pertumbuhan Anak Balita di Posyandu
Sindroma kurang gizi yang berat pada anak-anak umur 0-5 tahun biasanya mudah
ditemukan dengan melihat bentuk fisiknya. Untuk melihat anak yang mengalami kurang gizi
dapat menggunakan beberapa cara, yaitu :
1) Kartu Menuju Sehat (KMS)
KMS adalah kartu untuk mencatat berat badan anak yang ditimbang setiap bulan
yang berguna untuk mengamati pertumbuhan anak sampai dengan usia 5 tahun. Kegunaan
25
Page
26
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
KMS adalah memonitor pertumbuhan anak. Untuk memonitor pertumbuhan tersebut,
diperlukan data berat badan anak balita setiap bulannya.
2) Indikator pemantauan pertumbuhan
Pemantauan pertumbuhan balita dilakukan di posyandu setiap bulan untuk
mengetahui adanya gangguan pertumbuhan.Pemantauan pertumbuhan balita dilakukan
dengan SKDN dan BGM (Bawah Garis Merah).
S : seluruh balita di wilayah kerja
K : jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS
D : jumlah seluruh balita yang ditimbang
N : balita yang naik BB sesuai garis pertumbuhan
BGM : balita dengan BB menurut umur berada pada dan di bawah garis merah pada
KMS
D/S : indikator untuk mengetahui partisipasi masyarakat terhadap kegiatan posyandu
N/D : indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan program.
Cara menghitung :
Presentase K /S=∑ balita yangmempunyai KMS
∑ sasaran balita yang ada di wilayahkerjax100 %
Presentase D /S=∑ balita yang datangditimbang
∑ sasaran balita yang ada di wilayahkerjax100 %
Presentase N / D=∑ balita yang naik berat badannya
∑ balita yang datang ditimbangx 100 %
Presentase BGM /D=∑ balita BGM
∑ balita yangdatang ditimbangx 100 %
b. Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi
Vitamin A merupakan komponen dari rodopsin yang berfungsi pemeliharaan sel-sel
epitel, metabolisme & reproduksi. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan buta senja,
xerophthalmia, kebutaan, dan mudah terkena diare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kekurangan vitamin A dapat juga menyebabkan tingginya angka kesakitan dan kematian
bayi.
26
Page
27
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Prinsip dasar untuk menanggulangi masalah kekurangan vitamin A di Indonesia
adalah menyediakan vitamin A yang cukup untuk tubuh. Hal ini dapat ditempuh dengan 2
cara :
1) Penyuluhan peningkatan konsumsi sumber vitamin A alami(sayuran hijau)
2) Suplemen vitamin A yang dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu :
- Cara langsung melalui distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi (kapsul biru 100.000 IU
untuk bayi 6-11 bulan, dan kapsul merah 200.000 IU untuk anak 1-5 tahun).
- Cara tidak langsung melalui fortifikasi vitamin A pada bahan makanan.
Tujuan :
Mencegah dan menurunkan jumlah kasus-kasus kekurangan vitamin A.
Sasaran :
- Bayi usia 6-11 bulan dan balita usia 1-5 tahun
- Balita dengan xerophtalmia
- Balita dengan sakit campak, demam tinggi, dan diare
- Ibu dalam masa nifas
Cakupan Anak Balita mendapat Kapsul Vitamin A 2 kali/tahun
Balita yang dimaksud dalam program distribusi adalah bayi yang berumur 6-11
bulan dan anak umur 12-59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi. Kapsul
vitamin A ini berupa kapsul vitamin A berwarna biru dengan dosis 100.000 SI yang
diberikan kepada bayi umur 6-11 bulan dan kapsul vitamin A berwarna merah dengan
dosis 200.000 SI yang diberikan kepada anak umur 12-59 bulan.
Cara Perhitungan/rumus
Cakupan balita dapat kapsul vitamin A
∑ Balita yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi x 100%
x
∑ balita yang ada di satu wilayah kerja
Cakupan ibu nifas dapat kapsul vitamin A :
∑ Ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin Ax 100%
∑ Ibu nifas yang ada di suatu wilayah
27
Page
28
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Pengumpulan Data :
Untuk bayi balita sumber data berasal dari register pemberian vitamin A baik dari
posyandu maupun dari puskesmas yang dikumpulkan oleh bidan maupun dari petugas
gizi. Dilaksanakan setiap bulan Februari dan Agustus
Untuk Bufas data berasal dari kohort ibu, bidan praktek dan rumah sakit yang
dikumpulkan bidan maupun dari petugas gizi setiap bulannya.
Pencatatan dan Pelaporan
a) Bayi (usia 6-11 bulan)
Menggunakan data sasaran dari register bayi di posyandu atau buku bantu, kohort
bayi.
Mencatat setiap bayi yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi
Di tingkat bidan desa menjumlah seluruh bayi yang diberi vitamin A
menggunakan formulir distribusi kapsul vitamin A
Di tingkat Puskesmas, TPG puskesmas menjumlah seluruh bayi yang akan diberi
vitamin A dari seluruh wilayah kerja puskesmas, menggunakan formulir distribusi
kapsul vitamin A
Menghitung cakupan dengan rumus di atas
b) Balita (usia 12-59 bulan)
Menggunakan data sasaran dari register balita di posyandu /buku bantu.
Mencatat anak balita yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi.
Di tingkat bidan desa menjumlah seluruh balita yang diberi vitamin A menggunakan
formullir distribusi kapsul vitamin A
Di tingkat puskesmas, TPG puskesmas menjumlah seluruh balita yang diberi vitamin
A dari seluruh wilayah kerja puskesmas, menggunakan formulir distribusi kapsul
vitamin A.
c) Bufas
Mendata sasaran ibu nifas diambil dari register kohort ibu, buku KIA, atau buku bantu.
28
Page
29
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Mencatat ibu nifas yang diberi kapsul vitamin A dengan memberi tanda Al untuk
pemberian 1 kapsul pertama dan A2 untuk pemberian kapsul yang ke 2 di dalam
kohort ibu.
Di tingkat bidan desa menjumlah seluruh ibu nifas yang telah diberi 2 kapsul vitamin
A dari seluruh posyandu/klinik/polindes/RB yang ada menggunakan formulir bantu.
Di tingkat puskesmas, TPG puskesmas menjumlah seluruh ibu nifas yang telah diberi 2 kapsul
vitamin A dari seluruh wilayah kerja PKM.
c. Ibu Hamil Yang mendapat 90 tablet Fe
Definisi :
1) Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trimester I s/d trimester III
2) Tablet Fe adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi Anemia Defisiensi Besi
yang diberikan kepada ibu hamil
3) Anemia adalah keadaan dimana kadar darah merah atau Haemoglobin (Hb) lebih
rendah dari nilai normal. Batasan nilai normal Hb yaitu :
Anak prasekolah 11gr% Wanita Hamil 11 gr%
Anak Sekolah 12 gr% Ibu Menyusui 12 gr% Wanita Dewasa 12 gr% Laki-laki Dewasa 13 gr%
Kebijaksanaan program
1. Usaha penanggulangan masalah anemia defisiensi besi dilakukan pada penggunaan
preparat besi khusus untuk ibu hamil.
2. Meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber zat besi.
Tujuan
Meningkatnya status gizi masyarakat dengan menurunnya prevalensi anemia gizi
besi pada ibu hamil/menyusui, balita, anak sekolah dan pekerja berpenghasilan rendah.
Kegiatan
Pemberian tablet besi bagi wanita-wanita hamil/menyusui dan balita.
Penggalakkan penggunaan bahan pangan alami sumber zat besi yang diusahakan lewat
penyuluhan gizi
29
Page
30
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Sumber data
Kohort ibu, PWS KIA, perkiraan sasaran ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas
Sempaja dihitung dengan formula 1.05 x CBR wilayah kerja x jumlah penduduk.
d. Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Bayi & balita dari keluarga miskin
Definisi :
a) Bayi balita Keluarga Miskin (Gakin) adalah bayi usia 6-11 bulan dan balita usia 12-24
bulan dari keluarga miskin yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
melalui Tim Koordinasi Kabupaten/ Kota dengan melibatkan Tim Desa dalam
mengidentifikasi nama dan alamat Gakin secara tepat sesuai dengan Gakin yang
disesuaikan.
b) MP-ASI dapat berbentuk bubur, nasi tim atau biskuit yang dapat dibuat dari campuran
beras, beras merah, kacang-kacangan, sumber protein hewani/nabati, terigu, margarine,
gula, susu, lesitin, kedelai, garam bikarbonat dan diperkaya dengan vitamin dan mineral.
Tujuan :
Membantu mewujudkan kemandirian masyarakat dalam upaya meningkatkan status gizi
balita
Meningkatkan status gizi yang diarahkan pada penurunan kasus penderita gizi buruk
Pemantauan dan Penilaian :
Pemantauan dan Penilaian dilakukan selama PMT yang berlangsung selama 90 hari
berturut-turut.
Indikator pemantauan :
a. Berat badan bayi balita (kenaikan BB setiap bulan)
b. Kunjungan/kehadiran di posyandu
c. Penerimaan terhadap PMT yang diberikan
Pencatatan kegiatan PMT dan MP-ASI bayi balita :
o Form pemantauan bayi balita
o Form pemantauan pertumbuhan bayi balita yang mendapat PMT
30
Page
31
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
o Form pemantauan penerimaan PMT
Sasaran:
Bayi dan balita dari keluarga miskin (yang telah ditetapkan oleh Pemerintah daerah).
Target sasaran : 100%.
Sumber Data :
Laporan khusus MP ASI, RI Gizi, LB3-SIMPUS
e. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Definisi
Balita adalah anak usia di bawah lima tahun (0 tahun s/d 4 tahun 11 bulan) yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Sempaja
Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-
score < -3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor dan marasmus-
kwashiorkor).
Perawatan sesuai standar yaitu pelayanan yang diberikan mencakup
- Pemeriksaan klinis : kesadaran, dehidrasi, hipoglikemia, dan hipotermi
- Pengukuran antropometri menggunakan parameter BB dan TB
- Pemberian larutan elektrolik dan multi-mikronutrien serta memberikan makanan
dalam bentuk, jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan, mengikuti fase Stabilisasi,
Transisi dan Rehabilitasi
- Diberikan pengobatan sesuai penyakit penyerta
- Ditimbang setiap minggu untuk memantau peningkatan BB sampai mencapai Z-score-1
- Konseling gizi kepada orang tua/pengasuh tentang cara memberi makan anak.
f. Pemberian ASI Eksklusif
Pengertian
ASI eksklusif adalah Air Susu lbu yang diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 6
bulan tanpa diberikan makanan dan minuman lain.
Sumber Data
Register kohort bayi dan pencatatan kegiatan Puskesmas.
Sasaran :
31
Page
32
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Semua bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI.
Target=80%, cakupan=16,6 %.
Kegiatan :
1) Konsultasi perorangan di poli KIA
2) Penyuluhan oleh pembina dan kader posyandu
g. Pencegahan dan penanggulangan KEK
Tujuan :
Untuk meningkatkan kesehatan WUS dan ibu hamil serta mencegah BBLR.
Kelompok sasaran :
WUS dan Bumil
Jenis kegiatan:
Penapisan penderita resiko KEK melalui pengukuran LILA dan IMT.
Intervensi penderita KEK melalui pendidikan gizi dan pemberian makanan tambahan.
Melakukan pelayanan gizi terpadu dengan KIA dan pelayanan kesehatan.
Pembinaan keluarga dalam asuhan keperawatan dan gizi
Target=20%.
h. Konsultasi Gizi
Konsultasi gizi adalah suatu proses belajar untuk mengembangkan pengertian dan sikap
positif terhadap makanan agar pasien dapat membentuk dan memiliki kebiasaan makan yang
baik dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini diberikan pada pasien dengan masalah
gangguan Gizi. Pasien yang dikonsulkan oleh poli lain (umum, lansia, KIA) misalnya gizi
kurang, hipertensi, dan diabetes melitus. Pasien secara langsung dijelaskan tentang pengaturan
diet harian yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu.
Tujuan
a) Membantu mengidentifikasi dan menganalisa masalah-masalah yang dihadapi
klien/pasien.
b) Menumbuhkan kepercayaan pada diri klien/pasien bahwa ia memiliki kemampuan untuk
mengambil satu atau serangkaian keputusan yang terbaik bagi dirinya.
32
Page
33
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Sasaran
Sasaran langsung konsultasi gizi adalah klien/pasien
a) Wawancara
Wawancara adalah teknik konsultasi gizi dengan jalan tanya jawab, diarahkan
kepada pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
b) Pengembangan media konsultasi gizi
Media yang sering digunakan dalam konsultasi gizi yaitu leaflet
5. UPK Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
UPK P2M memiliki beberapa program kerja berdasarkan jenis penyakit yaitu DBD, TB
paru, Malaria, Kusta, Diare, pneumonia, demam tifoid, campak, PMS, dan beberapa penyakit
lain. Kegiatan pada UPK ini adalah :
1. Surveilans
Pencatatan dan Pelaporan untuk Penyakit-penyakit Menular.
2. Penyelidikan epidemiologi
Kegiatan terjun langsung ke lapangan bila ditemukan adanya KLB yang dicurigai
dengan melakukan penyelidikan epidemiologi, kemudian akan berkoordinasi dengan pemegang
program lain untuk tindak lanjut kasus tersebut.
3. TB
4. DBD
5. Kusta
6. Malaria
7. ISPA
8. Diare
9. Thypoid
10. Campak
11. Penyakit Menular Seksual
12. Difteri
33
Page
34
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
6. UPK Pengobatan Dasar
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan
temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Proses pengobatan dilandasi
oleh pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi
manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin bagi pasien sehingga dapat melakukan
pengobatan yang rasional.
Standar pengobatan di puskesmas merupakan pengobatan rawat jalan yang
melakukan pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa,
pengobatan, rehabilitasi medis tanpa tinggal di ruang rawat inap.
Tujuan pengobatan dasar di puskesmas adalah menghentikan proses perjalanan
penyakit yang diderita seseorang, mengurangi penderitaan seseorang karena sakit, mencegah
dan mengurangi kecacatan, meneruskan penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang
lebih canggih bila diperlukan.
GIZI KOMUNITAS
Masalah gizi di Indonesia:
1. KEP (Kurang Energi Protein)
2. GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)
3. KVA (Kekurangan Vitamin A)
4. Anemia Defisiensi Besi
5. Obesitas
34
Page
35
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
WUS KEKWUS KEK
BUMIL KEKBUMIL KEK(KENAIKAN(KENAIKAN BBBBRENDAH)RENDAH)
BBLRBBLR
BALITA KEPBALITA KEP
REMAJA &REMAJA &USIA SEKOLAHUSIA SEKOLAH
GANGGUANGANGGUANPERTUMBUHANPERTUMBUHAN
USIA LANJUTUSIA LANJUTKURANG GIZIKURANG GIZI
IMR, perkembanganmental terhambat, risiko penyakit kronispada usia dewasa
ProsesPertumbuhanlambat, ASIekslusif kurang,MP-ASI tidak benar
Kurang makan,sering terkenainfeksi, pelayanan kesehatan kurang,pola asuh tidakmemadai
Konsumsigizi tidak cukup,pola asuh kurang
Tumbuhkembangterhambat
Produktivitasfisik berkurang/rendah
Pelayanankesehatan tidakmemadai
MMRKonsumsi Kurang
PelayananKesehatan kurangmemadaiKonsumsi tidakseimbang
Gizi janintidak baik
WUS KEKWUS KEK
BUMIL KEKBUMIL KEK(KENAIKAN(KENAIKAN BBBBRENDAH)RENDAH)
BBLRBBLR
BALITA KEPBALITA KEP
REMAJA &REMAJA &USIA SEKOLAHUSIA SEKOLAH
GANGGUANGANGGUANPERTUMBUHANPERTUMBUHAN
USIA LANJUTUSIA LANJUTKURANG GIZIKURANG GIZI
IMR, perkembanganmental terhambat, risiko penyakit kronispada usia dewasa
ProsesPertumbuhanlambat, ASIekslusif kurang,MP-ASI tidak benar
Kurang makan,sering terkenainfeksi, pelayanan kesehatan kurang,pola asuh tidakmemadai
Konsumsigizi tidak cukup,pola asuh kurang
Tumbuhkembangterhambat
Produktivitasfisik berkurang/rendah
Pelayanankesehatan tidakmemadai
MMRKonsumsi Kurang
PelayananKesehatan kurangmemadaiKonsumsi tidakseimbang
Gizi janintidak baik
Keluarga sadar gizi adalah keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali
dan mengatasi masalah gizi anggotanya
Perilaku gizi seimbang adalah pengetahuan, sikap dan praktek keluarga meliputi
mengkonsumsi makanan seimbang dan berperilaku hidup sehat
Makanan seimbang adalah pilihan makanan keluarga yang mengandung semua zat gizi
yang diperlukan masing-masing anggota keluarga dalam jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan dan bebas dari pencemaran
Pengambilan keputusan dalam bidang pangan, gizi dan kesehatan dilaksanakan terutama
di tingkat keluarga
Sumber daya dimiliki dan dimanfaatkan di tingkat keluarga
Masalah gizi yang terjadi di tingkat keluarga, erat kaitannya dengan perilaku keluarga,
tidak semata-mata disebabkan oleh kemiskinan dan ketidaktersediaan pangan
35
Page
36
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Kebersamaan antar keluarga dapat memobilisasi masyarakat untuk memperbaiki keadaan
gizi dan kesehatan
Beberapa perilaku keluarga sadar gizi:
Memantau berat badan secara teratur
Makan beraneka ragam
Hanya mengkonsumsi garam beryodium
Memberikan hanya ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
Usaha-usaha public health menurut Winslow :
Perbaikan sanitasi lingkungan
Pemberantasan penyakit-penyakit menular
Pendidikan untuk kebersihan perorangan
Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini
dan pengobatan
36
Page
37
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan
hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya
Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan:
1. Pelayanan kedokteran (medical service); organisasi sendiri (solo practice) atau
bersama-sama dlm satu organisasi (institution); Tujuan menyembuhkan penyakit dan
memulihkan kesehatan; sasaran perseorangan dan keluarga.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat (public health services); pengorganisasian bersama-
sama dlm satu organisasi; tujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan
mencegah penyakit; sasaran kelompok dan masyarakat.
Karakteristik pelayanan kedokteran (leavel & clark):
1. Tenaga pelaksananya terutama para dokter
2. Perhatian utamanya pada penyembuhan penyakit
3. Sasaran utamanya adalah perseorangan
4. Kurang memperhatikan efisiensi
5. Tidak boleh menarik perhatian, karena bertentangan dgn etika kedokteran
6. Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat dengan undang-undang
7. Penghasilan diperoleh dari imbalan jasa
8. Bertanggung jawab hanya kepada penderita
9. Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan, bahkan mendapat saingan
10. Masalah administrasi amat sederhana
Karakteristik pelayanan kesehatan masyarakat (leavel & clark)
1. Tenaga pelaksananya semua tenaga kesehatan, terutama ahli kesehatan masyarakat
2. Perhatian utamanya pada pencegahan penyakit
3. Sasaran utamanya adalah kelompok dan masyarakat secara keseluruhan
4. Selalu mencari cara yang efisien
5. Dapat menarik perhatian masyarakat (misalnya lewat penyuluhan kesehatan)
6. Menjalankan fungsi dengan mengorganisir masyarakat dan mendapat dukungan undang-
undang
7. Penghasilan berupa gaji dari pemerintah
8. Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat
37
Page
38
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
9. Dapat memonopoli upaya kesehatan
10. Menghadapi berbagai persoalan kepemimpinan
Syarat-syarat pokok pelayanan kesehatan:
1. Tersedia dan berkesinambungan (Available & Continuous). Semua jenis pelayanan dan
keberadaannya setiap saat tidak sulit ditemukan bila dibutuhkan
2. Dapat diterima dan wajar (Acceptable & Appropriate). Tidak bertentangan dengan
budaya, keyakinan, kepercayaan dan adat-istiadat masyarakat
3. Mudah dicapai (Accessible).Pengaturan distribusi sarana kesehatan
4. Mudah dijangkau (Affordable). Sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat
5. Bermutu (Quality). Tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
sesuai kode etik dan standar
Pelayanan kesehatan tingkat pertama
• Primary Health Services
• Pelayanan kesehatan bersifat pokok (basic health services) yang sangat dibutuhkan oleh
sebagian besar masyarakat
• Mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
• Bersifat rawat jalan (ambulatory)
• Contohnya pelayanan kesehatan di Puskesmas, praktek dokter keluarga, balai
pengobatan, dll
38
Page
39
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
39
Page
40
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
SEHAT, DERAJAT KESEHATAN dan PENCEGAHAN
Keadaan kesempurnaan fungsi dan struktur jasmani, mental, spiritual dan sosial
seseorang atau sekelompok orang, dan bukan semata-mata bebas dari rasa sakit,
kelemahan dan cedera, sehingga setiap orang mampu produktif secara sosial – ekonomi
(U.U. 23 tahun 1992)
Komponen Kesehatan: Jasmani, mental, spiritual dan sosial; merupakan bagian
integral kondisi kesehatan yang tak terpisahkan, dan saling berpengaruh satu
sama lain.
Integrasi ke-4 komponen kesehatan menghasilkan satu skala derajat kesehatan
atau tingkat kesehatan dari yg ter buruk sampai nyaris sempurna
Mencegah Penyakit:
Menghentikan proses penyakit sejak sebelum sakit (Pre-Patogenesis) sampai saat
meninggal atau pasca sakit.
Ada tiga tingkatan pencegahan :
Pencegahan primer
Pencegahan sekunder
Pencegahan tersier
Pencegahan Primer:
Tujuan :
Merubah perilaku tak sehat -> perilaku sehat;
Menciptakan lingkungan yg menekan jumlah dan daya perusak agen penyakit;
Mencegah kontak agen penyakit dg host
Meningkatkan ketahanan host
Sasaran : orang masih sehat
Metoda :
Promotion of health : gizi, kesling, peyuluhan kes,, sosialisasi olah raga,
konseling jiwa.
Specific protection : imunisasi, helm, safety belts
Pencegahan Sekunder:
40
Page
41
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Tujuan :
Mengatasi masalah kesehatan yang sudah terlanjur terjadi dan mencegah
penularan;
Sasaran :
Penduduk yang terlanjur sakit
Metoda :
Early case finding : menemukan penderita sedini mungkin dan mengobati
penderita secara tepat;
Disability linitation : membatasi kecacatan;
Contoh :
Setiap bercak pucat & bebal pd kulit, tersangka kusta
Pencegahan Tersier:
Tujuan :
Mengembalikan fungsi mental, fisik dan sosial pende-rita setelah proses
penyakitnya dihentikan
Sasaran :
Semua penderita setelah dinyatakan berhenti proses penyakitnya
Metoda :
Pemulihan atau rehabilitasi mental, fisik dan sosial
Contoh :
Melatih ibu hamil memandikan bayi dan mrwt talipst
41
Page
42
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Bimbingan dr Tumpak Sinaga MPH
Human Development Indeks
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah pengukuran
perbandingan dari harapan hidup, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh
dunia. HDI digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju,
negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari
kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.
Mellinium Development Goals
Millenium Development Goals (MDG’s) adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar
kebutuhan manusia melalui komitmen bersama dengan melaksanakan 8 (delapan) tujuan
pembangunan, yaitu :
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
2. Pencapaian pendidikan dasar untuk semua
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan angka kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya
7. Kelestarian lingkungan berkelanjutan
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Epidemiologi
Ilmu tetntang frekuensi dan distribusi penyakit serta faktor-faktor yang menentukan terjadinya
penyakit tersebut pada manusia.
Macam Epidemiologi :
1. Epidemiologi deskriptif yaitu mempelajari frekuensi dan distribusi suatu masalah
kesehatan yang menjawab who, where, when timbul masalah kesehatan tersebut.
2. Epidemiologi Analitik yaitu mempelajari hubungan beberapa sifat yang terdapat pada
suatu masalah kesehatan. Yang menjawab pertanyaan why timbul masalah kesehatan
tersebut.
Beda epidemiologi Deskriptif dan epidemiologi analtik :
42
Page
43
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
1. Hanya menjelaskan keadaan suatu
masalah kesehatan (who,where,
when)
1. Menjelaskan mengapa suatu
masalah kesehatan timbul di
masyarakat (why)
2. Pengumpulan, pengolahan,
penyajian dan interpretasi data
hanya pada 1 tempat
2. Pengumpulan, pengolahan,
penyajian dan interpretasi data
terhadap 2 tempat
3. Tidak bermaksud membutiktikan
suatu hepotesa
3. Bermaksud membutiktikan suatu
hepotesa
Wabah
Dalam peraturan yang berlaku di Indonesia, pengertian wabah dapat dikatakan sama dengan
epidemi, yaitu berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. (UU 4/1984).
Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan
penyakit), lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan lingkup global (pandemi). Contoh
wabah yang cukup dikenal termasuk wabah pes yang terjadi di Eropa pada zaman pertengahan
yang dikenal sebagai the Black Death (kematian hitam), pandemi influensa besar yang terjadi
pada akhir Perang Dunia I, dan epidemi AIDS dewasa ini, yang oleh sekalangan pihak juga
dianggap sebagai pandemi.
Beban kerja
Menurut Menpan (1997), pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan
yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu
tertentu.
Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik untuk mendapatkan informasi tentang
efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi, atau pemegang jabatan yang dilakukan secara
sistematis dengan menggunakan teknik analisis jabatan, teknik analisis beban kerja atau teknik
manajemen lainnya. Lebih lanjut dikemukakan pula, bahwa pengukuran beban kerja merupakan
43
Page
44
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
salah satu teknik manajemen untuk mendapatkan informasi jabatan, melalui proses penelitian
dan pengkajian yang dilakukan secara analisis.
Informasi jabatan tersebut dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai alat untuk
menyempurnakan aparatur baik di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumber daya
manusia.
Menurut Irawan, Motik, dan Sakti (1997:63), Beban kerja adalah kapasitas produksi
dikalikan waktu sedangkan kebutuhan tenaga kerja adalah beban kerja dibagi dengan rata-rata
sumbangan tenaga karyawan perbulan.
Sedangkan Mintorogo dan Sudarmayanti (1992:38) menyatakan, bahwa untuk mencapai efisiensi
perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Berhasil-guna (efektif), yaitu pekerjaan telah dilaksanakan dengan tepat target, dan tepat waktu.
2. Ekonomi, yaitu penggunaan biaya, tenaga, bahan, alat, waktu, ruangan, dan lain-lain secara tepat
sesuai rencana.
3. Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggung-jawabkan secara tepat.
4. Pembagian kerja yang nyata berdasarkan beban kerja.
5. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, yaitu wewenang harus sama dan seimbang dengan
tanggung jawabnya.
6. Prosedur kerja yang praktis untuk dapat dilaksanakan.
Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Simposium Internasional mengenai Penyakit akibat Kerja adalah Penyakit yang mempunyai
penyebab yang spesifik atau asosiasi kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari
satu agen penyebab yang telah diakui.
Keppres RI no 22/1993 Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
Penyebab Penyakit Akibat Kerja :
Golongan fisik : Bising, Radiasi, Suhu ekstrem, Tekanan udara, Vibrasi, Penerangan
Golongan kimiawi : Semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap , gas, larutan, kabut
Golongan biologic : Bakteri, virus, jamur dll.
Golongan fisiologik : Desin tempat kerja, beban kerja
Golongan psikososial : Stress psikis, monotoni kerja, tuntutan pekerjaan dll
Pendekatan Klinis (Individu):
44
Page
45
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Untuk mendiagnosis penyakit akibat kerja:
1. Diagnosis klinis
2. Pajanan yang dialami
3. Hubungan pajanan dengan D/ klinis
4. Jumlah Pajanan yang dialami
5. Peranan faktor individu (genetik, dll)
6. Faktor lain diluar pekerjaan
7. Diagnosis PAK atau bukan PAK
Pneumoconeosis
Pneumoconeosis adalah suatu penyakit pernafasan yang terjadi karena menghirup debu
batubara dalam jangka panjang. Pneumokoniosis pekerja batu bara terjadi dalam 2 bentuk, yaitu
simplek dan komplikata (fibrosis masif progresif). Tipe simplek biasanya bersifat ringan,
sedangkan tipe komplikata bisa berakibat fatal.
Pada paru-paru hitam simplek, serbuk batu bara berkumpul di sekeliling saluran nafas kecil
(bronkiolus). Walupun relaitif lembam dan tidak menimbulkan banyak reaksi, serbuk batubara
akan menyebar ke seluruh paru-paru dan terlihat sebagai bercak-bercak kecil pada foto dada.
Serbuk batu bara tidak menyumbat saluran nafas. Tetapi setiap tahunnya, 1-2% penderita paru-
paru hitam simplek, akan berkembang menjadi bentuk penyakit yang lebih serius yang disebut
sebagai fibrosis masif progresif, yang ditandai dengan terbentuknya jaringan parut yang luas di
paru-paru (minimal dengan diameter 1 cm). Meskipun sudah tidak lagi terjadi pemaparan debu
batubara, tetapi fibrosis masif progresif akan semakin memburuk. Jaringan parut bisa
menimbulkan kerusakan pada jaringan dan pembuluh darah paru-paru.
Penyebab
Paru-paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batu bara dalam jangka waktu
yang lama. Merokok tidak menyebabkan meningkatnya angka kejadian paru-paru hitam,
tetapi bisa memberikan efek tambahan yang berbahaya bagi paru-paru. Resiko menderita
paru-paru hitam berhubungan dengan lamanya dan luasnya pemaparan terhadap debu batu
bara. Kebanyakan pekerja yang terkena berusia lebih dari 50 tahun. Penyakit ini ditemukan
pada 6 dari 100.000 orang.
45
Page
46
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
Gambar Paru-paru pada penderita Pneumoconeosis
Gejala
Paru-paru hitam simplek biasanya tidak menimbulkan gejala. Tetapi banyak penderita yang
mengalami batuk menahun dan mudah sesak nafas karena mereka juga menderita emfisema
(karena merokok) atau bronkitis (karena merokok atau terpapar polutan industri toksik
lainnya). Fibrosis masif progresif yang berat juga menyebabkan batuk dan sesak nafas.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen dada dan tes fungsi paru-paru.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, selain untuk mengobati komplikasinya
(gagal jantung kanan atau tuberkulosis paru). Jika terjadi gangguan pernafasan, maka
diberikan oksigen. Dianjurkan untuk menghindari pemaparan lebih lanjut.
Pencegahan
Paru-paru hitam dapat dicegah dengan menghindari debu batu bara pada lingkungan kerja. Pekerja
tambang batubara harus menjalani pemeriksaan foto dada tiap 4-5 tahun sehingga penyakit ini dapat
ditemukan pada stadium awal. Jika ditemukan penyakit, maka pekerja tersebut harus dipindahkan ke
daerah dimana kadar debu batu baranya rendah, untuk menghindari terjadinya fibrosis masif
progresif.
Kapasitas kerja
Kemampuan fisik yang prima agar seorang dapat melakukan pekerjaan yang baik yang sangat
dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, gizi, pendidikan dan kesehatan.
46
Page
47
Ahmad Yusron IKM, 15 Maret 2013
47