tugas

9
1 Makalah Seminar Kerja Praktek SENSOR ULTRASONIK UNTUK DETEKSI KETINGGIAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLLER ARDUINO PADA PT.ANGKASA PURA I (PERSERO) BANDARA AHMAD YANI SEMARANG Ganjar Winasis. 1 , Ajub Ajulian Z., ST. MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Email : [email protected] Abstrak Sistem sensor deteksi ketinggian air mempunyau banyak metode yang berbeda-beda dari zaman ke zaman. Di era yang modern ini, sensor deteksi ketinggian air dapat dilakukan tanpa harus kontak langsung dengan objek yang diinginkan. Sensor deteksi ketinggian air dapat menggunakan teknologi sensor ultrasonik. Dengan adanya sistem sensor ultrasonic untuk deteksi ketinggian air ini diharapkan dapat membantu engineer dalam mengontrol ketinggian tanpa harus mengkhawatirkan masalah keropos pada alat. Sensor ultrasonik juga tergolong sensor yang simple dan akurat. Pada makalah kerja praktek ini akan dibahas bagaimana cara perancangan dan pembuatan sistem sensor ultrasonic untuk deteksi ketinggian air dengan komponen mikrokontroller arduino dan sensor HC-SR04. Kata Kunci : water level sensor, sensor, arduino, HC-SR04 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia jasa pelayanan transportasi udara Bandara merupakan salah satu aspek dalam menunjang kemajuan dunia penerbangan. Dengan berkembangnya teknologi pesawat yang semakin canggih, bandara pun juga dituntut untuk terus berkembang. Pengembangan bandara sendiri dapat dilakukan pada aspek teknologi, pelayanan, maupun kenyamanan pada landasan pesawat. Pada umumnya, di Indonesia, seluruh bandara sudah dilakukan pembanguan yang lebih lanjut untuk melayani kebutuhan penerbangan. Di kota Semarang, Bandara Ahmad Yani juga tidak mau ketinggalan untuk mengembangkan bandaranya. Salah satunya dengan mengembangkan konsep floating airport pertama di Indonesia. Floating Airport merupakan pembangunan bandara diatas permukaan air laut. Konsep ini sendiri digunakan karena letak geografis bandara Ahmad Yani bersebelahan dengan laut. Dengan konsep yang akan diterapkan tersebut, terdapat beberapa kendala yang harus diantisipasi dengan cepat dan tepat. Salah satu kendala adalah masuknya air laut ke dalam landasan pesawat. Masuknya air laut ini dapat dikarenakan angin laut. Jika dibiarkan, air laut akan menggenangi landasan. Kondisi ini dapat diperparah jika terjadi hujan. Saat hujan, landasan bias tergenang air dan pesawat tidak dapat beroperasi. Untuk mengantisipasi kondisi banjir, pengelola bandara Ahmad Yani telah menyediakan pompa air dan beberapa tangki penampungan untuk air laut dan air hujan di landasan. Berdasarkan kondisi tersebut, dalam laporan ini penulis akan membuat sistem otomasi untuk tangki penampungan air. Sistem yang dimaksut adalah penggunaan sensor ultrasonik untuk deteksi ketinggian level air. 1.2 Tujuan Tujuan penulisan makalah kerja praktek ini adalah untuk mempelajari proses dalam mendesain sebuah sensor ultrasonik untuk deteksi ketinggian air. 1.3 Batasan Masalah Makalah ini dibatasi hanya pada perencanaan software dan hardware dengan menggunakan mikrokontroller arduino. II. DASAR TEORI Sensor ultrasonik dalam perencanaanya digunakan untuk mendeteksi ketinggian air dalam sebuah penampungan air. Dengan perancangan ini, diharapkan dapat memudahkan dalam memantau ketinggian air tersebut. Dalam perancangannya,

Upload: anggara-t-nugraha

Post on 16-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ping

TRANSCRIPT

  • 1

    Makalah Seminar Kerja Praktek

    SENSOR ULTRASONIK UNTUK DETEKSI KETINGGIAN AIR BERBASIS

    MIKROKONTROLLER ARDUINO PADA PT.ANGKASA PURA I (PERSERO)

    BANDARA AHMAD YANI SEMARANG

    Ganjar Winasis.1, Ajub Ajulian Z., ST. MT.2 1Mahasiswa dan

    2Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

    Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

    Email : [email protected]

    Abstrak

    Sistem sensor deteksi ketinggian air mempunyau banyak metode yang berbeda-beda dari zaman ke

    zaman. Di era yang modern ini, sensor deteksi ketinggian air dapat dilakukan tanpa harus kontak langsung

    dengan objek yang diinginkan. Sensor deteksi ketinggian air dapat menggunakan teknologi sensor ultrasonik.

    Dengan adanya sistem sensor ultrasonic untuk deteksi ketinggian air ini diharapkan dapat membantu

    engineer dalam mengontrol ketinggian tanpa harus mengkhawatirkan masalah keropos pada alat. Sensor

    ultrasonik juga tergolong sensor yang simple dan akurat.

    Pada makalah kerja praktek ini akan dibahas bagaimana cara perancangan dan pembuatan sistem

    sensor ultrasonic untuk deteksi ketinggian air dengan komponen mikrokontroller arduino dan sensor HC-SR04.

    Kata Kunci : water level sensor, sensor, arduino, HC-SR04

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam dunia jasa pelayanan transportasi

    udara Bandara merupakan salah satu aspek dalam

    menunjang kemajuan dunia penerbangan. Dengan

    berkembangnya teknologi pesawat yang semakin

    canggih, bandara pun juga dituntut untuk terus

    berkembang. Pengembangan bandara sendiri dapat

    dilakukan pada aspek teknologi, pelayanan, maupun

    kenyamanan pada landasan pesawat.

    Pada umumnya, di Indonesia, seluruh

    bandara sudah dilakukan pembanguan yang lebih

    lanjut untuk melayani kebutuhan penerbangan. Di

    kota Semarang, Bandara Ahmad Yani juga tidak

    mau ketinggalan untuk mengembangkan

    bandaranya. Salah satunya dengan mengembangkan

    konsep floating airport pertama di Indonesia.

    Floating Airport merupakan pembangunan bandara

    diatas permukaan air laut. Konsep ini sendiri

    digunakan karena letak geografis bandara Ahmad

    Yani bersebelahan dengan laut.

    Dengan konsep yang akan diterapkan

    tersebut, terdapat beberapa kendala yang harus

    diantisipasi dengan cepat dan tepat. Salah satu

    kendala adalah masuknya air laut ke dalam landasan

    pesawat. Masuknya air laut ini dapat dikarenakan

    angin laut. Jika dibiarkan, air laut akan menggenangi

    landasan. Kondisi ini dapat diperparah jika terjadi

    hujan. Saat hujan, landasan bias tergenang air dan

    pesawat tidak dapat beroperasi.

    Untuk mengantisipasi kondisi banjir,

    pengelola bandara Ahmad Yani telah menyediakan

    pompa air dan beberapa tangki penampungan untuk

    air laut dan air hujan di landasan. Berdasarkan

    kondisi tersebut, dalam laporan ini penulis akan

    membuat sistem otomasi untuk tangki penampungan

    air. Sistem yang dimaksut adalah penggunaan sensor

    ultrasonik untuk deteksi ketinggian level air.

    1.2 Tujuan

    Tujuan penulisan makalah kerja praktek ini

    adalah untuk mempelajari proses dalam

    mendesain sebuah sensor ultrasonik untuk deteksi

    ketinggian air.

    1.3 Batasan Masalah

    Makalah ini dibatasi hanya pada

    perencanaan software dan hardware dengan

    menggunakan mikrokontroller arduino.

    II. DASAR TEORI

    Sensor ultrasonik dalam perencanaanya

    digunakan untuk mendeteksi ketinggian air dalam

    sebuah penampungan air. Dengan perancangan ini,

    diharapkan dapat memudahkan dalam memantau

    ketinggian air tersebut. Dalam perancangannya,

  • 2

    sensor ini memerlukan beberapa komponen penting.

    Berikut adalah komponen penyusun sensor

    ultrasonik sebagai deteksi ketinggian air : a. Mikrokontroler

    Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian

    dasar dari suatu sistem komputer. Meskipun

    mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu

    komputer pribadi dan komputer mainframe,

    mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen dasar

    yang sama. Secara sederhana, komputer akan

    menghasilkan output spesifik berdasarkan inputan

    yang diterima dan program yang dikerjakan. Seperti

    umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang

    mengerjakan instruksi-instruksi yang diberikan

    kepadanya. Artinya, bagian terpenting dan utama

    dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program

    itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer.

    Program ini menginstruksikan komputer untuk

    melakukan jalinan yang panjang dari aksi-aksi

    sederhana untuk melakukan tugas yang lebih

    kompleks yang diinginkan oleh programmer.

    Gambar 1. Tampilan Arduino Mega 2560

    Untuk komponen mikrokontroller, penulis

    menggunakan Arduino Mega 2560. Arduino Mega

    2560 adalah board berbasis mikrokontroller

    Atmega2560. Board ini memiliki 54 digital I/O pin

    (15 pin dapat digunakan sebagai ouput PWM), 16

    input analog, 4 UARTs, koneksi USB, power jack,

    dan tombol reset.

    b. Sensor HC-SR04

    Sensor HC-SR04 merupakan sensor

    ultrasonik yang berfungsi untuk melakukan deteksi

    dengan parameter jarak. Sensor ini memiliki daerah

    kerja antara 2cm hingga 400cm dalam kondisi tanpa

    terjadi kontak langsung dengan objek. HC-SR04

    meliputi ultrasonic transmitters, receiver, dan

    rangkaian kontrol. Sensor ini menggunakan

    gelombang ultrasonik untuk menentukan jarak dari

    benda yang berada di depannya. Cara kerjanya mirip

    dengan lumba-lumba atau kelelawar saat melakukan

    navigasi.

    Gambar 2. Modul Sensor HC-SR04

    HC-SR04 memiliki kinerja yang baik dalam

    mendeteksi jarak, dengan tingkat akurasi yang tinggi

    serta deteksi yang stabil. Penggunaannya pun sangat

    mudah, misalnya pada Arduino cukup hubungkan

    keluaran dari modul sensor ini dengan pin masukan

    digital dari papan pengembang ini. Hitung waktu

    antara saat pengiriman signal dengan saat signal

    pantulan diterima, bagi dengan dua kali kecepatan

    suara, maka jarak yang terdeteksi akan segera

    didapatkan.

    c. Software Arduino ISE

    Arduino IDE adalah sebuah editor yang

    digunakan untuk menulis program, mengcompile

    ke mikrokontroler keluarga AVR. Program ini

    memungkinkan penggunanya memprogram AVR

    dengan bahasa C/C++ yang relatif lebih familiar

    dibandingkan bahasa pemrograman lainnya.

    Dalam penggunaan, arduino hanya perlu

    mendefinisikan dua fungsi untuk membuat

    program runable, yaitu:

    1. Setup () :fungsi dijalankan sekali pada awal

    program yang dapat

    menginisialisasi pengaturan.

    2. Loop () :fungsi yang disebut berulang-ulang

    sampai mikrokontoler off.

    Arduino IDE menggunakan GNU toolchain

    dan AVR libc untuk mengkompilasi program-

    program dan AVR dude untuk upload program.

  • 3

    Gambar 3. Tampilan Arduino ISE

    Terlihat dari gambar 3 Arduino IDE memiliki

    beberapa beberapa komponen dasar yang penting

    seperti workspace, status eror, toolbar menu.

    1. Workspace digunakan untuk menulis

    sintakssintaks program

    2. Eror status digunakan untuk mengecek

    status eror dari program

    3. Toolbar menu digunakan untuk

    menggunakan fungsi fungsi yang berada

    pada suatu menu tersebut.

    Berikut dapat dilihat pada tabel 2.1 beberapa

    instruksi-instruksi dasar yang dapat digunakan pada

    mikrokontroler ATmega32.

    Tabel 1. Perintah dasar pemrograman Arduino

    III. PEMBAHASAN dan PENGUJIAN

    a. Perancangan Umum

    Suara yang dipancarkan transmitter sensor

    ultrasonik dapat dipantulkan oleh berbagai bidang.

    Begitu juga pada zat cair, suara ultrasonik dapat

    dipantulkan ke receiver dengan baik. Suara

    ultrasonik tersebut merupakan parameter utama

    yang digunakan untuk melakukan pengukuran

    ketinggian air. Data yang diterima receiver akan

    diteruskan ke mikrokontroller untuk melakukan

    perintah output yang diinginkan.

    Dalam penerapannya disebuah penampungan

    air, sensor ultrasonik di letakkan pada ujung atas dan

    menghadap ke bawah secara tegak lurus.

    Transmitter dan receiver harus langsung berhadapan

    dengan permukaan air. Apabila ada benda asing

    yang menghalangi, sensor tidak akan mendeteksi

    permukaan air melainkan mendeteksi benda asing

    tersebut. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan

    kesalahan dalam mendapatkan data yang diinginkan.

    sinyalkeluaran

    gelombangultrasonik

    fluida

    sensorultrasonik

    sinyalkeluaran

    gelombangultrasonik

    fluida

    sensorultrasonik sinyal

    keluaran

    gelombangultrasonik

    fluida

    sensorultrasonik

    bendaasing

    (a) (b) (c)

    Gambar 4. Penempatan posisi sensor ultrasonik

    Pada gambar 4 (a) dapat kita lihat bagaimana

    penempatan sensor ultrasonik yang benar.

    Sedangkan pada gambar 4 (b) dan (c) merupakan

    penempatan sensor ultrasonik yang salah dan tidak

    dapat berfungsi sesuai dengan kontrol yang

    diberikan.

  • 4

    Diagram Alir Program

    Berikut adalah gambaran dari diagram alir

    yang mendasari sistem dari sensor ultrasonik untuk

    deteksi ketinggian air :

    Gambar 5. Diagram Alir Program

    Perancangan Hardware

    Dalam mendesain perangkat sensor deteksi

    ketinggian permukaan air, penulis menggunakan

    beberapa komponen utama. Dalam tabel 3.1 berikut,

    dapat dilihat daftar singkat komponen-komponen

    utama yang digunakan :

    Tabel 2. Komponen komponen utama

    No Komponen Kegunaan

    1 Arduino Mega 2560 Mikrokontroller sensor

    2 HC-SR04 Sensor ultrasonik

    3 LED Hijau Indikator ON/OFF pompa air

    4 LED Merah Indikator ketinggian permukaan

    air

    Rangkaian sensor deteksi ketinggian

    permukaan air ini sebenarnya dapat bekerja dengan

    koneksi langsung pada pompa air. Namun dalam

    melakukan penelitian ini, penulis hanya

    menggunakan led hijau sebagai indikator mati atau

    nyalanya pompa air. Nantinya rangkaian sensor ini

    akan dikembangkan lagi dan langsung dikoneksikan

    ke pompa air.

    Gambar 5. Rangkaian sensor ultrasonik

    Dilihat pada gambar 5, sensor HC-SR04

    langsung dikoneksikan pada Arduino Mega.

    Terdapat 4 pin pada HC-SR04, yaitu : pin vcc, pin

    ground, pin echo, dan pin trig. Pin trig terhubung

    pada pin digital 12. Pin trig berfungsi sebagai input

    dan mengirimkan sinyal suara ultrasonik untuk

    dipantulkan pada permukaan air. Sedangkan pin

    echo terkoneksi dengan pin digital 13. Pin echo

    berfungsi sebagai output. Pin ini menunggu sinyal

    suara ultrasonik yang telah dipantulkan dan

    langsung melakukan pengukuran ketinggian air.

    Sinyal keluaran dari sensor HC-SR04 berupa sinyal

    high atau sinyal low.

    Dalam perangkat sensor yang dibuat dalam

    laporan ini, sensor diletakkan pada atas permukaan

    dan menghadap ke bawah secara tegak lurus.

    Sehingga dalam melakukan pengkodean, perlu

    diperhatikan range jarak yang diinginkan dari

    sensor. Dalam penelitian ini, digunakan media

    ember sebagai alat bantu pengganti tandon

    penampungan air. Ember yang digunakan memiliki

    ketinggian 32cm.

    Terdapat 4 buah led pada rangkaian sensor. 3

    buah led merah masing-masing terkoneksi dengan

    arduino pada pin 4, pin 5, dan pin 6. Sedangkan 1

    buah led hijau terkoneksi dengan arduino pada pin 3.

    Arduino mega 2560 bekerja dengan tegangan

    sebesar 5 VDC. Begitu pula dengan sensor HC-

    SR04 yang bekerja dengan vcc sebesar 5 VDC. LED

    merah memerlukan tegangan sekitar 1,8 V-2,1 V

    dan LED hijau memerlukan tegangan 2,6 V. Untuk

    menunjang keseluruhan sistem maka digunakan

    baterai sebesar 9 V.

  • 5

    Perancangan Software

    Perancangan softaware dilakukan dengan

    menggunakan software Arduino ISE. Software yang

    dimaksut merupakan listing program untuk

    mengatur miktrokontroller yang digunakan. Berikut

    listing program dan penjelasanya:

    const int pingPin = 13; //deklarasi pin echo pada pin

    13

    int inPin = 12; //deklarasi pin echo pada pin 12

    int greenLed = 3; //led hijau pada pin 3

    int redLed = 4; //led merah pada pin 4

    int redLed_2 = 5; //led merah_2 pada pin 5

    int redLed_3 = 6; //led merah_3 pada pin 6

    int maximum_range = 28; //menentukan range

    maksimum sebesar 28 cm

    int minimum_range = 5; //menentukan range

    minimum sebesar 5 cm

    void setup() {

    Serial.begin(9600); //menentukan baud rate sebesar

    9600

    }

    void loop()

    //siklus trigpin/echopin digunakan untuk

    menghitung jarak dengan mengirimkan sinyal

    ultrasonik

    {

    long duration, tinggi; //deklarasi tinggi merupakan

    variabel dari long duration

    pinMode(pingPin, OUTPUT); //pinPin sebagai

    output

    pinMode(greenLed, OUTPUT); //greenLed sebagai

    output

    pinMode(redLed, OUTPUT); //redLed sebagai

    output

    pinMode(redLed_2, OUTPUT); //redLed_2 sebagai

    output

    pinMode(redLed_3, OUTPUT); //redLed_3 sebagai

    output

    digitalWrite(pingPin, LOW); //set pingPin on ketika

    low

    delayMicroseconds(2); //delay

    digitalWrite(pingPin, HIGH); //set pingPin off

    ketika high

    delayMicroseconds(5); //delay

    digitalWrite(pingPin, LOW);

    pinMode(inPin, INPUT); //set inPin sebagai input

    duration = pulseIn(inPin, HIGH);

    tinggi =

    microsecondsToCentimeters(duration); //merubah

    waktu ke jarak

    //* kode untuk mengatur on/off sanyo (led hijau) *//

    if (tinggi >= maximum_range)

    //jika tinggi permukaan lebih dari sama dengan max

    range (air habis)

    {

    digitalWrite(greenLed, HIGH); //greenLed nyala

    }

    else if (tinggi = 27) //jika tinggi lebih dari sama dengan

    27 cm

    {

    digitalWrite (redLed, LOW); //redLed mati

  • 6

    digitalWrite (redLed_2, LOW); //redLed_2 mati

    digitalWrite (redLed_3, HIGH); //redLed_3 nyala

    }

    else if ( tinggi = 15.5 )

    //jika tinggi kurang dari sama dengan 16,5 cm dan

    lebih besar sama dengan 15,5 cm

    {

    digitalWrite (redLed, LOW); //redLed mati

    digitalWrite (redLed_2, HIGH); //redLed_2 nyala

    digitalWrite (redLed_3, HIGH); //redLed_3 nyala

    }

    else if (tinggi

  • 7

    led hijau dan ketiga led merah saat permukaan air

    mencapai level LOW, MEDIUM, dan HIGH.

    Pengujian juga dilaksanakan dalam dua proses, yaitu

    proses pengisian air dan pembuangan air.

    Gambar 7. Kondisi ketika proses pengisian air dan

    permukaan air masih pada level LOW

    Gambar 8. Kondisi ketika proses pengisian air dan

    permukaan air masih pada level MEDIUM

    Gambar 9. Kondisi ketika proses pengisian air dan

    permukaan air masih pada level HIGH

    Dari hasil pengujian sistem, hasil data yang

    didapat dalam kondisi pengisian air adalah sebagai

    berikut :

    Tabel 3. Tabel hasil pengamatan level air saat pengisian

    air

    No Level air

    Level air

    sebenarnya

    (cm)

    Led

    hijau

    Led

    merah

    Led

    merah_2

    Led

    merah_3

    1 LOW 0,5 Nyala Mati Mati Nyala

    2 MEDIUM 17 Nyala Mati Nyala Nyala

    3 HIGH 28,5 Nyala Nyala Nyala Nyala

    Gambar 10. Kondisi ketika proses pembuangan air

    dan permukaan air masih pada level HIGH

    Gambar 11. Kondisi ketika proses pembuangan air

    dan permukaan air masih pada level MEDIUM

  • 8

    Gambar 12. Kondisi ketika proses pengisian air dan

    permukaan air masih pada level LOW

    Dari hasil pengujian sistem, hasil data yang

    didapat dalam kondisi pengisian air adalah sebagai

    berikut :

    Tabel 4. Tabel hasil pengamatan level air saat

    pembuangan air

    No Level air

    Level air

    sebenarnya

    (cm)

    Led

    hijau

    Led

    merah

    Led

    merah_2

    Led

    merah_3

    1 HIGH 28,3 Nyala Nyala Nyala Nyala

    2 MEDIUM 17,1 Nyala Mati Nyala Nyala

    3 LOW 0,54 Nyala Mati Mati Nyala

    Kondisi nyala led sudah sesuai dengan source

    code yang diberikan pada mikrokontroller. Namun

    kondisi ketinggian permukaan air berbeda dengan

    source code yang diberikan. Pada proses pengisian

    air, kondisi sebenarnya saat permukaan air pertama

    kali menyentuh level yang ditentukan, yaitu :

    LOW=0,5 cm ; MEDIUM=17 cm ; dan HIGH=28,5

    cm. Dan saat proses pembuangan air, kondisi

    sebenarnya saat permukaan air menyentuh level

    yang ditentukan, yaitu : HIGH=28,3 cm ;

    MEDIUM=17,1 cm ; dan LOW=0,54 cm.

    Sedangkan pada kode yang diberikan seharusnya,

    yaitu : LOW=0cm ; MEDIUM=16cm ; dan

    HIGH=27cm. Perbedaan yang terjadi ini

    dikarenakan dimensi ember yang mengerucut dan

    tidak rata. Sehingga saat melakukan penandaan level

    air tidak presisi.

    IV. KESIMPULAN

    5.1 Kesimpulan

    Dari beberapa pemaparan yang telah diulas

    sebelumnya, maka dapat kita Tarik kesimpulan

    sebagai berikut :

    1. Pembuatan sistem sensor level air telah mencapai spesifikasi yang diinginkan.

    2. Sensor HC-SR04 merupakan sensor ultrasonik yang dapat mengukur jarak

    sebuah objek. Sensor ini memiliki 2

    komponen utama untuk mendukung

    kinerjanya, yaitu transmitter dan receiver.

    3. Sensor HC-SR04 dapat diatur jarak pendeteksiannya sesuai dengan indikator

    level air yang diinginkan.

    4. Sensor HC-SR04 dapat melakukan deteksi dengan jarak maksimum 4 m.

    5. Terdapat 3 level air yang digunakan dalam percobaan, yaitu : low, medium, dan high.

    6. Arduino Mega 2560 dan sensor HC-SR04 bekerja dengan tegangan sebesar 5VDC.

    5.2 Saran

    Dalam pembuatan sistem sensor level air

    yang dilakukan oleh penulis, masih banyak memiliki

    kekurangan. Saat melakukan uji coba, hasil yang

    didapat kurang maksimal. Hal tersebut disebabkan

    karena media uji coba berupa ember. Ada baiknya

    apabila uji coba dapat dilaksanakan langsung

    dilingkungan lapangan di Bandara Ahmad Yani

    Semarang.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. ,http://www.angkasapura1.co.id/sejarah.

    Angkasa Pura Airports. Sejarah, 2013.

    2., http://achmadyani-airport.com/sejarah. Bandar

    Udara Ahmad Yani Semarang. Sejarah, 2013.

    3., http://komponenelektronika.biz/sensor-

    ultrasonik.html. Komponen Elektronika. Sensor

    Ultrasonik, 2013.

    4.Kadir, Abdul. Panduan Praktis Mempelajari

    Aplikasi Mikrokontroller dan Pemrogramanya

    menggunakan Arduino. Penerbit Andi, 2013.

    5.,http://arduino.cc/en/Main/ArduinoBoardMega2

    560. Arduino, 2014.

  • 9

    BIODATA PENULIS

    Ganjar Winasis, lahir di

    kota Bandung pada tanggal

    15 Juni 1993. Penulis

    mengawali pendidikanya di

    TK IT Assalamah Ungaran

    kemudian melanjutkan di

    SD IT Assalamah Ungaran

    selama 6 tahun. Setelah itu

    melanjutkan ke SMPN 21 Semarang selama 3

    tahun, berikutnya melanjutkan pendidikan di

    SMAN 4 Semarang dan sekarang penulis

    melanjutkan studi di Fakultas Teknik Elektro

    Universitas Diponegoro dengan konsentrasi yang

    diminati adalah Elektronika.

    Semarang, 20 November 2014

    Mengetahui, Dosen

    Ajub Ajulian Z., ST. MT

    NIP. 197107191998022001