tugas

Upload: vitaluckygirl

Post on 19-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ccvvh

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN

17

PENDAHULUAN

Latar Belakang Gulma merupakan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan kerugian bagi kehidupan manusia. Kerugian yang ditimbulkan antara lain pengaruh persaingan (kompetisi) mengurangi ketersediaan unsur hara tanaman mendorong efek alelopati (Nasution,1986). Gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak diingikan oleh manusia.Dengan demilkian an apa saja yang termasuk tanaman budidaya ,dapat dipandang sebagai gulma apabilah tumbuh pada tempat yang tidak diingkan.Tumbuhan yang lebih lazim sebagai gulma biasanya cendrung mempunyai sifat-sifat atau cirri khas tertentu yang memungkinkanya untuk mudah tersebar luas dan mampuh menimbulkan kerugian dan ganmgguan (Anderson, 1977). Analisa vegetasi bila digunakan untuk mempelajari tingkat evavorasi hasil p[engendalian gulma ,perubahan fleora alubal metode pengendalian tertentu dari evaluasi herbisida untuk menentukan aktivitas suatu kombinasi terhadap jenis gulma vegatasi dengan struktur dan komposisi yang rendah bila didaerah yang luas dilapangan.metode yang digunakan harus disesuaikan (Crafts,1973)Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini untuk memperkenalkan spesies-spesies gulma dan melatih keterampilan mengidentifikasi gulma golongan rumput-rumputan,berdaun lebar, teki-tekian dikebun percobaan.

Kegunaan Percobaan

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub-Gulma Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Sebagai sumber informasi bagi pihak yang memerlukan.

TINJAUAN PUSTAKA

Gulma mampu berkembangbiak secara vegetatif maupun generatif dan biji yang dihasilkan secara vegetatif maupun generatif adalah dengan hizoma,stolon,dll. Pembiakan melalui spora umumnya dilakukan oleh bangsa pakisan sedangkan pembiakan biji dilakukan oleh bangsa gulma semusim atau tahunan (Sukman dan Yakub,1995).

Dalam suatu ekosistem ,komunitas gulma tersusun atas spesies gulma yang macam-macam, menurut cara hidupnya, daur hidupnya dan morfologinya, apabila komunitas gulma hanya terdiri dari satu kelompok spesies yang memiliki sifat yang sama. Maka pengendaliannya akan lebih mudah dilakukan secara cepat. Untuk mengetahui komunitas gulma dilapangan yang kompleks digunakan analisis vegetasi yang sangat bervariasi, tergantung pada keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya. Tujuan analisis vegetasi secara umum antara lain adalah:

1. Mengetahui susunan dan dominasi gulma

2 Mengetahui suksesi gulma,yang dilakukan dari waktu ke waktu,karena susunan vegetasi mengalami perubahan sesui perubahan lingkungan

3. Mengetahui keragaman komunitas gulma pada suatu lahan

(Triharso,1994).

Gulma dapat digolongkan berdasarkan atas :

1. Daerah tempat hidupnya (habitat)

2. Daur hidup (umur)

3. Respon terhadap herbisida

4. Sifat botani

5. Cara berkembang biakkan

6. Ganas dan kurang ganas

7. Yang dapat menimbulkan alelopati

Menurut habitatnya gulma digolongkan ke dalam:

a. Gulma obligat yaitu gulma yang sudah ada campur tangan manusia

b. Gulma fakultatif yaitu gulma yang belum ada campur tangan manusia

Berdasarkan habitatnya lebih lanjut gulma digolongkan kedalam:

a. Gulma darat (Terestrial weeds) yaitu tumbuhan yang hidup dan berkembang didarat

b. Gulma air (Aquatic weeds) yaitu gulma yang hidupnya didaerah perairan

Menurut daur hidupnya,gulma digolongkan ke dalam:

a. Gulma semusim (annual weeds) yaitu gulma yang hidup hanya dalam satu tahun

b. Gulma dua musim (binual weeds) yaitu gulma yang hidup lebih dari dua tahun

c. Gulma tahunan (perennial weeds) yaitu gulma yang hidup lebih dari dua tahun atau tidak ada batasan waktunya.

Menurut morfologi dan res[ppon terhadap herbisida, gulma digolongkan kedalam :

a. Gulma rerumputan (Grasses Weed) yaitu gulma yang berdaun pita yang berasal dari keluarga poaceae (Graminae)

b. Gulma berdaun lebar (Broad leaves) yaitu gulam berdaun lebar, yang berasal dari tumbuhan berkeping dua (Dikotil) dan paku-pakuan

c. Gulma tekian (sedges) yaitu gulma yang berasal dari keluarga Cyperaceae, tergolong monokotil, perakaran serabut, berdaun pita, batang bulat, segitiga, pipih dan massif. Daun tidak mempunyai lidah daun dan titik tumbuhnya tersembunyi.

d. Gulma pakisan (fern) ialah gulma yang berasal dari keluarga pakisan

(Radosecich and Hold, 1984).

Berdasarkan sifat botaninya gulma digolongkan kedalam :

a. Gulma golongan monocotyledoneae (berkeping satu), Contoh : Cyperus rotundusb. Gulma golongan dicotyledoneae (berkeping dua), contoh : Amaranthus SP

c. Gulma golongan pteridophyta (pakisan), contoh : Neprolepsis bisserataBerdasarkan perkembangbiakannya gulma digolongkan kedalam:

a. Stolon Yaitu batang yang menjalar di atas di permukaan tanah

b. Rhizoma yaitu batang beserta daunnya yang terdapat di dalam tanah bercabang-cabang dan tumbuh mendatar.

c. Tuber (Umbi) yaitu metamorfosis akar

d. Bulbus yaitu umbi memperlihatkan susuna yang berlapis-lapis

e. Corn yaitu batang yang gemuk, pendek berdaging dan terdapat dalam tanah

f. Runner yaitu stolon yang internodianya sangat panjang mebentuk tunas pada ujung

g. Spora, misalnya Pada Nephrolepsis bisseratah. Biji, Misalnya Ageratum conyzoides(Barus, 2003).

Pengambilan sampel dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

1. Pengambilan sampel secara langsung yaitu dengan cara melemparkan kerangka untuk menentukan letak petak

2. Pengambilan sampel secara acak tidak langsung yaitu dengan membuat sumbu salib X dan Y pada petakan kasar

3. Pengambilan sampel secara bertingkat yaitu yang dapat dilakukan secara proporsional dengan membandingkan luas masing-masing stratum

4. Pengambilan sampel secara beraturan yaitu dengan meletakkan petak contoh secara beraturan dengan jarak yang sama dalam seluruh areal.

(Rukmana dan Sugandi, 1999)

Pengendalian gulma dimaksudkan untuk menekan pertumbuhan gulma dan mengurangi populasi gulma sehingga penurunan hasil yang diakibatkannya secaran ekonomi menjadi tidak berarti.Cara pengendalian gulma berbeda dengan cara pengendalian hama dan penyakit tanaman pada umumnya (Direktorat jenderal perkebunan, 1983)

Cara pengendalian gulma dapat digolongkan dalam:

1. Cara preventif yaitu dengan mengarantinakan tumbuhan atau penggunaan benih berlebel

2. Cara mekanik yaitu dengan menggunakan alat tradisional seperti cangkul dan sabit dan lainnya.

3. Cara kultur teknik yaitu dengan menciptakan lingkungan dengan sedemikain hingga keadaan tersebut lebih sesuai dengan tanaman yang diusahakan

4. Cara biologi yaitu dengan menggunakan organisme lain seperti tumbuhan dan binatang.

5. Cara kimiawi yaitu dengan menggunakan bahan kimia untuk menghambat dan mematikan gulma

6. Pengendalian gulma secara terpadu yaitu dengan memadukan berbagai teknik pengendalian menjadi kesatuan pengolahan (Tarigan, dkk, 1987)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan Identifikasi dan Analisa vegertasi gulma yang dilakukan pada hari Senin Rabu pada tanggal 28 Oktober 30 Oktober 2008 yang berlangsung pada pukul 15.00 wib.

Dimana percobaan ini dilakukan di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara + 25 m di atas permukaan laut.

Bahan dan AlatBahanBahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah: Gulma Axonopus compresus

Gulma Cyperus kyllingia Gulma Euphorbia hirta

Gulma Cyclosorus aridus

Gulma Borreria latifoliasAlat Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

Pacak sebagai pembatas lahan percobaan

Meteran untuk mengukur lahan percobaan

Gunting untuk memotong tali plastik

Kalkulator untuk menghitung data

Buku identifikasi gulma untuk melihat ciri-ciri gulma atau menyesuaikan gulma

Timbangan untuk menimbang gulma yang sudah dikeringkan.

Metode Percobaan

Metode yang digunakan adalah metode garis contoh:

1 x 1 m

Lahan percobaan

Prosedur Percobaan :

1. Dibuat lahan dngan ukuran 1 x 1 m

2. Ditancapkan pacak pada ujung sisi lahan

3. Dihubungkan dengan tali plastic

4. Dibagi lahan menjadi 6 plot

5. Diamati gulma yang ada di bawa tali plastik6. Dihitung kerapatan hasil-hasil dan frekuensi

7. Dikeringkan gulma tersebut

8. Ditimbang gulma yang sudah kering

9. Dihitung berat kering mutlak

KR

FR

DM

NJD

HASIL DAN PEMBAHASANHasil

NOSpesies1234567KMKR

1Axonopus compressus21-31--714,89 %

2Cyperus kyillingia1-3--4 1919,14 %

3

Euporbia hirta--5-4- 1

1021,3 %

4

Cyclosorus aridus51-1-3 21225,53 %

5

Borreria latifolia231--3-919,14%

Jumlah47

FMFRDMDR NJDNP log NP Skala

420%3,35 gr16,26 %17,05213

420%4,03 gr19,56 %19,5635,073

315%4,15 gr20.14 %18,8123,973

525%5,09 gr24,70 %25,0735,073

420%3,98 gr19,32 %58,46103,295

2020,6 gr

PerhitunganKR

FR

1. Axonopus compressus KR

FR

= 14,89%

= 20%2. Cyperus kyillingiaKR

9 x 100 %

FR

= 19,14 %

= 20 %

3. Euphorbia hirtaKR

FR

= 21,3 %

= 15%

4. Cylosorus aridusKR

FR

= 25,53 %

= 25 %

5. Borreria latifolia

KR

FR

= 19,14 %

= 20 %

DR

DR

= 16,26%

= 19,56%

DR

DR

= 20,14%

= 24,70%

DR

= 19,32%

NJD

NJD

NJD= 17,03NJD

NJD= 19,50NJD

NJD= 18,81

NJD

NJD= 25,07

NJD

NJD= 58,46 Pembahasan

Dari hasil percobaan didapat bahwa gulma yang banyak ditemukan adalam petak percobaan, yaitu spesies Cyctosorus aridus dan gulma paling sedikit ditemukan adalah gulma Axonopus compresus yang dapat merusak atau menjadi pesaing yang bagi tanaman budidaya.Hal ini esuai dengan pernyataan dari (Nasution, 1986) yang menyatakan bahwa kerugian yang ditumbulkan oleh gulma antara lain pengaruh saingan atau kompotisi dan mengurangi ketersedian hara serta mendorong perkembangan penyakit akar putih pada tanaman budidaya.

Keuntungan identifikasi gulma dengan metode garis, yaitu mudah dalam identifikasi dan pengambilan gulma, selain itu alat yang digunakan juga hanya sedikit, yaitu pacak dan tali plastik, serta buku identifikasi dan data yang didapat di lahan atau petak percobaan lebih akurat. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari (Anderson, 1977) yang menyatakan bahwa gulma sebagai tumbuhan yang hidup pada tempat yang tak terbatas atau yang tumbuhan yang tak dikehendaki oleh manusia.

Dari data percobaan yang paling banyak menempati garis tiap plot yaitu gulma Cyclosorus aridus yang memiliki jumlah KR 25,53 % dan NJD 25,07 bila dibandingkan dengan gulma Borreria latifolia yang hanya memiliki nilai KR 19,14 % namun memiliki nilai NJD yang paling banyak diantara gulma yang ada dalam plot percobaan yaitu dengan nilai NJD 58,46. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari (Sukman,2002) yang menyatakan bahwa program yang tepat dalam pengendalian gulma yang memuaskan perlu difikirkan terlebih dahulu pengetahuan biologis dari gulma dan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan gulma tersebut.

Gulma yang didapat pada lahan percobaan yaitu gulma berdaun lebar, berdaun sempit, teki-tekian dan pakis-pakisan. Gulma yang terdapat pada lahan percobaan ialah gulma dari golongan gulma monokotil dan dikotil. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari (Tarigan, dkk, 1987) yang menyatakan bahwa gulma yang termasuk golongan monokotil adalah jenis gulma berdaun sempit aau gulma jenis rumput-rumputan, sedangkan golongan gulma dikotil adalah gulma berdaun lebar dan juga gulma jenis teki-tekian atau sedges.

Gulma pakisan yang terdapat pada lahan percobaan adalah pakisa-pakisan yang dapat berkembang biak dengan melalui spora sedangkan pembiakan biji dilakukan oleh gulma semusim atau tahunan yaitu Euphorbia hirta dan Borreria latifolia. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari (Triharso,1984) yang menyatakan bahwa gulma dapat berkembang biak dengan cara vegetatif maupun genetatif, sedangkan biji dihasilkan secara secara vegetatif sedangkan generative dengan cara thizoma, stolon, rimpang, dll.KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan1. Pada lahan petak percobaan spesies gulma yang terbanyak adalah ditemukan adalah Cyclosorus aridus.2. Spesies gulma yang paling sedikit atau yang tidak dominan adalah gulma spesies Axonopus compresus.3. Dari data percobaan, gulma yang diperoleh dari lahan atau petak percobaan adalah Axonopus compresus, Cyperus kylingia, Euphorbia hirta, Cyclosorus adirus, Borerria latifolia.4. Berdasarkan hasil percobaan NP log NP gulma tertinggi terdapat pada spesies gulma Borerria latifolia, yakni sebesar 103,29 %.

5. Berdasarkan hasil percobaan pencegahan gulma tersebut harus menggunakan herbisida baik kontak maupun sistemik.

SaranSeharusnya praktikan lebih teliti dalam mengidentifikasi gulma yang ada dilapangan percobaan dan mengetahui cara perhitungan gulma yang sudah dikeringkan.DAFTAR PUSTAKAAnderson, W. P. 1977. Weeds Sains : Principle. West Publishing company. New York.

Barus, E. 2003. Pengendalian gulma di perkebunan. Kanisius. Yogyakarta.

Crafts. 1973. Weeds Control. MC Graw Hill Publishing Company. New Delhi.

Direktorat jenderal Perkebunan. 1983. Gulma dan cara pengendalian pada budidaya prkebunan. Departemen Pertanian. Jakarta.

Nasution, U. 1986. Gulma dan pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatera Utara dan Aceh. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Tanjung Morawa.

Radosecich, S. R. and J. S. Hold., 1984. Weeds Ecology Implibitions for vegetation management. John Willey ad Son. New York.Rukmana, R. dan Sugandi., 1999. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Kanisius. Yogyakarta.Sukman, Y. dan Yakub., 1995. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Tarigan, M. U., G. Sinuraya dan E. Purba., 1987. Ilmu Gulma dan Pengelolaan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

Triharso. 1994. Dasar Dasar Perlindungan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.

_1288548158.unknown

_1288548441.unknown

_1288548628.unknown

_1288548898.unknown

_1288549402.unknown

_1288549458.unknown

_1288549504.unknown

_1288548962.unknown

_1288549335.unknown

_1288548931.unknown

_1288548775.unknown

_1288548854.unknown

_1288548686.unknown

_1288548550.unknown

_1288548564.unknown

_1288548484.unknown

_1288548302.unknown

_1288548390.unknown

_1288548361.unknown

_1288548227.unknown

_1288548292.unknown

_1288548213.unknown

_1288547835.unknown

_1288548056.unknown

_1288548157.unknown

_1288548026.unknown

_1288547770.unknown

_1288547816.unknown

_1288547645.unknown