tugas 2_pak kliwon
TRANSCRIPT
Penalaran
Hewan mengembangkan pengetahuan untuk kelangsungan hidup (survival)
Manusia mengembangkan pengetahuan untuk mengatasi kebutuhan hidup: Memikirkan hal baru Menjelajah ufuk Hidup bagi manusia bukan hanya sekedar untuk kelangsungan
hidup▪ Manusia mengembangkan kebudayaan▪ Memberi makna dalam kehidupan▪ Manusia ---memanusiakan---kehidupannya
Manusia memiliki tujuan hidup Manusia memiliki mampu mengembangkan
pengetahuan Pengetahuan menjadikan manusia sbg makhluk khas
Pengetahuan
Dua hal yang mendasari kemampuan manusia untuk mengembangkan pengetauan: Bahasa sebagai simbol untuk mengkomunikasikan
informasi dan jalan pikliran yang melatar belakangi informasi
Penalaran yaitu kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu
Manusia sebagai makhluk berpikir, merasa, mengindra, dan totalitas pengetahuannya berasal ketiga sumber tersebut; disamping wahyu yang merupakan komunikasi sang pencipta dg makhluknya.
Hakekat Penalaran
Manusia sebagai makhluk berpikir, merasa, bersikap, bertindak. Bersumber pada pengetahuan
Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Benar atau kebenaran bersifat relatif artinya tiap orang
berbeda Tiap jalan berpikir memiliki kriteria kebenaran sebagai
landasan proses penemuan kebenaran tersebut Jadi penalaran merupakan suatu proses
penemuan kebenaran dimana tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenaran masing-masing.
Ciri-ciri Penalaran
Dua ciri:1. Suatu pola logika berpikir yang secara luas
(Logika)---cara berpikir logis Kegiatan berpikir menurut suatu pola
tertentu, logika tertentu.▪ Konotasi jamak (plural) bukan tunggal (singular)
2. Bersifat analitik Penalaran ilmiah – kegiatan analisis yang
mempergunakan logika ilmiahJadi perasaan dan intuisi merupakan kegiatan berfikir yang non-analitik
Jenis pengetahuan
Pengetahuan sebagai usaha mencari kebenaran,
1. Didapat secara aktif melalui penalaran, perasaan dan intuituif;
2. Didapat secara pasif – wahyu– dipercaya atau tidak tergantung keyakinan
Penalaran ilmiah merupakan gabungan deduktif dan induktif, deduktif – rasionalisme; induktif empirisme.
Logika Air + Wiski = Mabuk Air + TKW = Mabuk Air + Tuak = Mabuk Jadi Air memabukkan
Untuk mendapatkan pengetahuan yang mempunyai kebenaran maka proses berpikir harus dilakukan suatu cara tertentu. Penarikan kesimpulan dianggap sahih (valid) Cara penarikan ini disebut logika. Jadi logika adalah pengkajian untuk berpikir secara sahih▪ Logika induktif adalah penarikan kesimpulan dari kasus-kasus
individual nyata menjadi kesimpulan yang besifat umum▪ Logika deduktif adalah penarikan kesimpulan dari hal besifat
umum nyata menjadi kesimpulan yang kasus individual (khusus)
Induksi
Penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang besifat umum: Kambing punya mata Gajah punya mata Singa, kucing dan binatang lainnya punya mata Semua binatang punya mata
Keuntungan kesimpulan yang besifat umum:a) Ekonomis: merupakan esensi dan fakta-faktab) Dimungkinkan proses penalaran selanjutnya
(deduktif ataupun induktif)
Deduktif
Penarikan kesimpulan dari hal besifat umum nyata menjadi kesimpulan yang kasus individual (khusus)
Penarikan kesimpulan mempergunakan pola berpikir silogismus.Semua makhluk mempunyai mataSi Poltak adalah seorang makhluk Jadi si Poltak mempunyai mata
Ketepatan penarikan kesimpulan tergantung 3 hal: Premis mayor Permis minor Penarikan kesimpulan
Semuanya harus benar
Sumber Pengetahuan
Cara mendapatkan pengetahuan yang benar:
Rasio •Rasionalisme
Pengalaman
•empirisme
Rasionalisme
Metode deduktif Premis yang dipakai dalam
penalarandidapatkan dari ide yang dianggapnya jelas dan dapat diterima – idealisme
Pengalaman tidak menghasilkan prinsip, hanya dengan mengetahui prinsip yang didapat lewat penalaran rasional maka dapat dimengerti kejadian di alam sekitar
Ide bersifat a-priori dan pra pengalaman (a-historis) yang didapat manusia lewat penalaran rasional
Rasionalisme
Masalah utama yang dihadapi adalah Evaluasi dari kebenaran premis-premis yang
dipakai dalam penalaran deduktif.▪ Karena premis berasal dari penalaran rasional yang
bersifat abstrak dan terbebas dari pengalaman maka evaluasi semacam ini tak dapat dilakukan.
▪ Akan didapat bermacam-macam pengetahuan mengenai satu obyek tertentu tanpa adanya suatu konsensus yang dapat diterima oleh semua pihak.
▪ Pemikiran rasional cenderung untuk bersifat solipsistik (hanya dianggap benar dalam kerangka pemikiran tertentu yang berada dalam benak orang yang berpikir tersebut) dan subyektif
Empirisme
Pengetahuan didapat lewat pengalaman yang konkrit, gejala-gejala alamiah bersifat konkrit dan dapat dinyatakan lewat tangkapan panca indera manusia.
Gejala memiliki karakteristik, terdapat pola keteraturan, kesamaan dan pengulangan.
Dapat disusun pengetahuan melalui penarikan kesimpulan dari gejala fisik individual nyata menjadi kesimpulan yang besifat umum
Empirisme
Masalah utama yang timbul: Pengetahuan yang dikumpulkan cenderung
untuk menjadi suatu kumpulan fakta, belum konsisten dan sangat dimungkinkan bisa terjadi kontradiksi.▪ Pertama, harus terdapat suatu kerangka pemikiran
yang memberi latar belakang mengapa Y mempunyai hubungan dengan Y, sebab kalau tidak, maka pada hakikatnya semua fakta dalam dunia fisik bisa saja dihubungkan dalam kaitan kausalitas
▪ Pengalaman ditangkap melalui pancaindra, dimana pancaindra manusia memiliki keterbatasan, sangat memungkinkan terjadi kesalahan.
Intuisi dan wahyu
Intuisi didapat tanpa melalui proses penalaran, bersifat personal dan tidak bisa diramalkan
Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan Tuhan, didasari keyakinan.
Kriteria Kebenaran
Teori kebenaran --- didasarkan pada kriteria 1. Teori koherensi – yaitu suatu pernyataan
dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
a) Matematika – aksiomab) Fakta lain– silogisme
2. Teori korenspondesi – yaitu suatu pernyataan dinyatakan benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Kriteria Kebenaran
3. Teori pragmatis – yaitu suatu pernyataan dinyatakan benar jika penyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Jika pernyataan atau konsekuensi dari pernyataan
itu mempunyai kegunaan praksis dalam kehidupan manusia