tugas 2 kel.3b.pptx
DESCRIPTION
tentang ft dTRANSCRIPT
Slide 1
Kelompok 3B
Dyca Herliana K D
Febie Fauzia Ilham
Resya Nur Aulia
Rijalul Fikri
Wulida Tatsa
Praktikum FTC: Panic breathing, Pursed Lip breathing, Diaphhragmatic breathing
--- Program studi DIII Fisioterapi Universitas Indonesia ---
1. Panic Breathing
Pengertian
Serangan-serangan panik melibatkan reaksi kecemasan yang intens disertai dengan gejala-gejala fisik.
Serangan panik terjadi secara tiba-tiba dan mencapai puncak intensitas dalam 10-15 menit
Serangan panik biasanya disertai dengan hiperventilasi.
Hiperventilasi adalah keadaan napas yang berlebihan akibat kecemasan yang mungkin disertai dengan histeria atau serangan panik.
Orang yang hiperventilasi merasa dirinya tidak memiliki cukup oksigen padahal yang terjadi adalah sebaliknya.
Ciri-ciri Serangan Panik
Tachycardia (denyut jantung cepat)
Berkeringat
Gemetar
Nafas pendek
Sensasi seperti tercekik
Sakit atau perasaan tak nyaman di dada
Perasaan mual atau tanda-tanda distres abdominal lainnya
5
Perasaan pusing, ketidakseimbangan, kepala enteng, atau seperti mau pingsan
Perasaan aneh atau tidak riil tentang lingkungannya (derealisasi) atau perasaan asing tentang dirinya sendiri (depersonalisasi)
Perasaan takut kehilangan kendali atau akan menjadi gila
Takut akan mati
Mati rasa atau sensasi kesemutan
Merasa kedinginan atau kepanasan
Menurut DSM IV TR (APA, 2000)
Prosedur
Posisi relaksasi (berbaring, duduk atau berdiri)
Pasien diminta mengontrol pernapasannya dengan pursed lips breathing
Setelah pasien bisa mengontrol pernapasannya, dilanjutkan dengan diafragma breathing.
Teknik latihan
Menghirup kembali Co2 (CO2 reabsorbsi)
Tujuan: untuk mencegah pengeluaran Co2.
Alat: paper bag.
Cara pemakaian : letakkan paper bag di mulut lalu suruh penderita untuk bernapas di dalam paper bag
2. Deep Breathing untuk Relaksasi
Tujuan: Untuk relaksasi stress yang tinggi
Teknik : Ada berbagai teknik dalam deep breathing, tapi yang paling sederhana adalah duduk di kursi dengan punggung lurus dan letakkan tangan penderita pada lengan kursi.
3. Advanced inhale-hold-exhale deep breathing
Tujuan: menggabungkan kedua manfaat dua latihan pernapasan di atas, sehingga bagus untuk mereka yang menderita kecemasan berat dan serangan panik.
Teknik: yang digunakan sama dengan deep breathing, duduk dengan punggung yang lurus.
Untuk latihan ini, perlu menjaga ritme detak jantung yang baik. Penderita akan melakukan setidaknya 10 siklus napas, dan setiap siklus akan terdiri dari tiga tahap:
Tarik napas, hitung selama 5 detakan jantung
Tahan napas, hitung selama 7 detakan jantung
Buang napas, hitung selama 9 detakan jantung
2. Pursed lip breathing
Pengertian
Satu cara paling sederhana untuk mengontrol napas.
Pursed lip breathing menyediakan cara cepat dan mudah untuk memperlambat kecepatan bernapas, membuat setiap napas lebih efektif dengan ekshalasi secara lambat dan perlahan dengan mengerucutkan bibir (mencucu)
Tujuan
Mengontrol pola nafas
Meningkatkan ventilasi
Menimbulkan relaksasi
Membuat saluran udara terbuka lebih lama dan mengurangi kerja pernapasan
Memperpanjang pernafasan untuk memperlambat laju pernapasan
Mengurangi udara yang terperangkap di paru-paru
Indikasi
Sesak nafas (saat istirahat/dengan tenaga)
Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Pernafasan tidak teratur
Prosedur
Inspirasi melalui hidung sebanyak 2 hitungan, dan rasakan paru-paru seperti terisi dengan udara.
Ekspirasi dengan mengerucutkan/mencucukan bibir, keluarkan udara perlahan sebanyak 4 hitungan.
Saat ekpirasi hindari tenaga berlebih di abdominal.
Keluarkan nafas dengan normal, jangan memaksa ekspirasi dan menahan nafas ketika melakukan pursed lip breathing.
Ulangi langkah ini sampai pernapasan Anda melambat. Lakukan secara berulang hingga pola pernafasan lebih berirama dan tidak terasa sesak.
3. Diaphragmatic Breathing
Pengertian
Teknik pernapasan yang dilakukan dengan mengkontraksikan otot diafragma.
Latihan ini seringkali digunakan dengan disertai pelaksanaan teknik pernapasan pursed-lip.
Tujuan
Meningkatkan volume alur napas,
Menurunkan frekuensi respirasi dan residu fungsional,
Memperbaiki ventilasi dan memobilisasi sekresi mukus pada saat drainase postural.
Meredakan stress dan panik: Menstimulasi pengeluaran hormon endorfin untuk relaksasi
Mengurangi kerja napas,
meningkatkan perjalanan (turun atau naik) dari diafragma
Indikasi
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK): Meningkatkan pola pernapasan pasien dan ventilasi.
Pasca Bedah Toraks: Diberikan setelah operasi secepat mungkin saat pasien sadar
Selama persalinan: Mengembangkan kemampuan relaksasi dan efisiensi untuk pertukaran udara selama relaksasi.
Pectus excavatum.
Pasca operasi cesar: Untuk menjaga ventilasi paru dan meringankan stres pasca operasi cesar
Lymphedema Ekstremitas Atas atau Bawah: Harus diperhatikan untuk menghindari menahan nafas dan Valsalva manuver.
Mencegah dan Menghilangkan Dyspnea Periodik: (sesak nafas)
Kontraindikasi
Seluruh latihan diaphragma breathing tidak memiliki kontraindikasi, namun terdapat hal-hal yang harus diperhatikan.
Precaution
Pastikan pasien dalam keadaan yang nyaman.
Periksa pasien untuk tidak secara aktif mengkontraksikan perut mereka karena pergerakan abdominal harus secara pasif dan tidak adanya tahanan selama bernafas
Prosedur
Siapkan pasien dalam posisi santai di mana gravitasi akan membantu diafragma, seperti semi-fleksi.
Pastikan pasien tidak bernapas dengan otot-otot aksesori inspirasi, terapis merelaksasikan otot aksesori tersebut.
Tempatkan tangan Anda pada rektus abdominis tepat di bawah anterior costal
Pasien bernapas secara perlahan-lahan dan dalam melalui hidung, diikuti dengan perut naik sedikit.
Kemudian beritahu pasien untuk relaks dan menghembuskan napas perlahan melalui mulut.
Praktek ini dilakukan pasien selama tiga atau empat kali dan kemudian istirahat. Jangan biarkan pasien hiperventilasi.
Jika pasien mengalami kesulitan menggunakan diafragma saat inspirasi, perintahkan pasien melakukan sniffing. Tindakan ini sekaligus memfasilitasi diafragma.
Agar pasien dapat mandiri, pasien meletakkan tangannya sendiri di bawah anterior costal (Gbr. 25.10).
Tangan pasien harus naik sedikit saat inspirasi dan jatuh saat ekspirasi.
Setelah pasien mengerti jaga bahu pasien agar tetap rileks, dan latihan diafragma breathing dalam berbagai posisi (duduk, berdiri), dan selama kegiatan (Berjalan, naik tangga).
Terima Kasih
Referensi
Kisner, C. Colby, L. A. Therapeutic exercise. 5th ed. Philadelphia: davis company; 2007.
Harden, B. Cross, J. Broad, M. A. Respiratory physiotherapy. 2nd ed. British: Elsevier Churcill livingstone; 2009.
Hoeksema, Susan nolen. Abnormal psycology fourth edition. 2007. McGraw-Hill International editions.
Nevid, S. Jeffrey; Spencer A Rathus; Beverley Greene. Abnormal psycology in a changing world : fifth edition. 2003. Pearson education, inc. New Jersey.
Wells, Andrian. Cognitive therapy of anxiety disoder.1997. John wiley & Sons Ltd
Green, Robert J.,Jr. Natural Therapies for Emphysema and COPD: Relief and Healing for Chronic Pulmonary Disorder.2007.Canada
Nurun, N. S.; Purba,Ambrosius;Defi, Irma Ruslina.Maret 2014. Efektivitas Latihan Incentive Spirometry dengan Latihan Pernapasan Diafragma terhadap Fungsi Paru, Kapasitas Fungsional, dan Kualitas Hidup Penderita Asma Bronkial Alergi. MKB, Volume 46 No. 1.Bandung
Kompasiana.2012,10 Agustus. Manfaat Teknik Pernafasan Perut untuk Kesehatan. Di akses 10 maret 2015 dari http://lenterakecil.com/penulisan-daftar-pustaka-dari-internet/
http://my.clevelandclinic.org/health/diseases_conditions/hic_Understanding_COPD/hic_Pulmonary_Rehabilitation_Is_it_for_You/hic_Pursed_Lip_Breathing
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/patientimages/000267.htm
http://www.panic-attacks.co.uk/course/4-panic-attack-symptoms-hyperventilation-over-breathing/
http://www.calmclinic.com/anxiety/treatment/breathing-exercises