tugas 2

22
MAKALAH FASE-FASE PEMIKIRAN DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH : AIK 4 DOSEN PENGAMPU : BAPAK KHOIRI, M. AG DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 1. WAHYU NUR HIDAYAT (131020100077) 2. NUR DWI SUSUANTO (131020100064) FAKULTAS TEKNIK

Upload: testthinkae

Post on 13-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

maap

TRANSCRIPT

MAKALAHFASE-FASE PEMIKIRAN

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGASMATA KULIAH : AIK 4DOSEN PENGAMPU : BAPAK KHOIRI, M. AG

DISUSUN OLEHKELOMPOK 31. WAHYU NUR HIDAYAT (131020100077)2. NUR DWI SUSUANTO (131020100064)

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. WbPuji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah AIK4 FASE-FASE PEMIKIRAN ini dengan baik.Dalam pembuatan makalah ini, penyusun tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :1. Bapak KHOIRI, M. AG, Selaku Deosen Pembibing.2. Orang tua, yang sudah mendukung kami hingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.3. Semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah praktikum ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun penyusun menyadari banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Untuk itu penyusun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, sangat penyusun harapkan demi perkembangan penyusun kearah yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Sidoarjo, April 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata PengantariiDaftar IsiiiiI. Pendahuluan1II. Tujuan1III. Rumusan Masalah1IV. Pemahasan2A. Perkembangan Pemikiran2B. Pandangan Islam Terhadap Ilmu Pengetahuan4C. Fase-Fase Pemikiran Manusia6V. Penutup9Daftar Pustaka

ii

I. PENDAHULUANPengetahuan yang diketahui seperti saat ini terjadi tidak secara tiba-tiba seperti sekarang adanya, tetapi mengalami proses panjang terlebih dahulu sebelum akhirnya dinyatakan sebagai sebuah pengetahuan dengan kebenaran yang bisa diuji. Perjalanan sebuah ilmu pengetahuan ini tak lepas dari proses perkembangan pemikiran manusia. Dengan modal rasa ingin tahu yang tinggi, manusia mendobrak dinding-dinding penasarannya tentang suatu hal. Perkembangan pemikiran manusia yang berbeda-beda dari masa ke masa rupanya mengalami beberapa tahapan yang perlu diketahui. Oleh karena itu, makalah ini hadir sebagai jawaban atas pertanyaan seperti apa proses manusia menjalankan pemikirannya dalam rangka melahirkan sebuah ilmu pengetahuan.Manusia sebagai makhluk yang berpikir dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong manusia untuk mengenal, memahami dan menjelaskan gejala-gejal aalam, baik alam besar (makrokosmos), maupun alam kecil (mikrokosmos), serta berusaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dari dorongan rasa ingin tahu dan usahauntuk memahami dan memecahkan masalah, menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan. Secara fisik, manusia memang lemah jika dibandingkan dengan hewan. Tetapi secara rohaniah, manusia memiliki akal budi dan kemauan yang sangat kuat.

II. TUJUANa) Untuk memenuhi tugas AIKb) Sumber referensi pembelajaranc) Memberikan informasi tentang Fase-fase Pemikiran Manusia

III. RUMUSAN MASALAHa) Perkembangan pemikiranb) Fase-fase pemikiranIV. PEMAHASANA. Perkembangan PemikiranAdanya perkembangan pemikiran manusia dimulai dari zaman Babylonia (kurang lebih 650 SM) dimana orang percaya kepada mitos, ramalan nasib berdasarkan perbintangan, bahkan percaya adanya banyak dewa. Pengetahuan itu mereka peroleh dengan berbagai cara antara lain, prasangka, intuisi atau kemampuan memahami, trial dan errorPengetahuan pada manusia yang diperoleh melalui cara ini banyak sekali, yaitu sejak zaman manusia purba sampai sekarang. Banyak pula penemuan hasil coba-coba sangat bermanfaat bagi manusia, misalnya: ditemukannya redaman kulit kina untuk obat penyakit malaria. Penemuan dengan cara coba-coba ini jelas sangat tidak efisien untuk cara menemukan suatu kebenaran.Perkembangan pemikiran manusia ini dari zaman ke zaman terus berubah bahkan bertambah, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya :a) Rasa ingin tahuIlmu Penge tahuan bermula dari rasa ingin tahu (curiousity). Perasaan ini merupakan salah satu cirri khas manusia. Rasa ingin tahu berkembang, baik tentang dirinya sendiri maupun benda-benda di sekelilingnya dan rasa yang seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya.Manusia selalu merasa ingin tahu, maka sesuatu yang belum terjawab dikatakan wallahualam, artinya Allah yang lebih mengetahui atau wallahualambissawab yang artinya Allah mengetahui sebenarnya. Perkembangan lebih lanjut dari rasa ingin tahu manusia ialah untuk memenuhi kebutuhan non fisik atau kebutuhan alam pikirannya, untuk itu manusia mereka-reka sendiri jawabannya.

b) MitosRasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan ataupun pengalaman. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu. Sebagai contoh "Mengapa gunung meletus?", karena tak tahu jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban: "Yang berkuasa dari gunung itu sedang marah". Dengan menggunakan jalan pemikiran yang sama munculah anggapan adanya "Yang kuasa didalam suatu benda" seperti di dalam hutan lebat, sungai yang besar, pohon yang besar, matahari, bulan, atau adanya raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana bulan. Pengetahuan baru yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang kita sebut dengan mitos.Mitos itu timbul disebabkan antara lain karena keterbatasan alat indera manusia misalnya: 1. Alat Penglihatan Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata. Demikian juga jika benda yang dilihat terlalu jauh, maka mata tak mampu melihatnya. 2. Alat Pendengaran Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 perdetik. Getaran di bawah 30 atau di atas 30.000 perdetik tak terdengar. 3. Alat Pencium dan Pengecap Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap maupun diciumnya. manusia hanya bisa membedakan 4 jenis masa yaitu rasa manis, asam, asin dan pahit. Bau seperti parfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenal oleh hidung kita. Melalui bau, manusia dapat membedakan satu benda dengan benda yang lain namun tidak semua orang bisa melakukannya.

4. Alat Perasa Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin namun sangat relatif sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat observasi yang tepat.

B. Pandangan Islam terhadap Ilmu PengetahuanIslam sebagai agama yang membawa peradaban baru tentu memiliki batasan terhadap peradaban itu sendiri, sehingga tujuan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dari peradaban sebelumnya bisa tercapai. Peradaban Islam memiliki empat karakteristik fundamental; Pertama, peradaban Islam bersifat universal (al-alamiyah), bahwa peradaban Islam tidak dibatasi oleh letak geografis, generasi, kurun waktu, suku, bangsa dan penyekat-penyekat lainnya. Dalam hadis, secara tegas Nabi Muhammad saw. Menyatakan universalitas risalahnya. : : ...[footnoteRef:2]. [2: Abu Bakar Ahmad ibn Al-Husayn Al-Baihaqi, Syuab Al-Iman, Maktabah Syamilah 2, juz 2, hal. 177.]

Diriwayatkan dari Jabir ibn Abdillah Al-Anshary, ia berkata: Rasulullah saw bersabda, Aku diberikan lima hal yang tidak pernah diberikan kepada seorang Nabipun sebelumku. Setiap Nabi diutus khusus untuk kaumnya saja, sementara aku diutus untuk golongan ras merah, hitam dan seterusnya...Dalam hadis lain, juga dijelaskan: ...[footnoteRef:3]. [3: Muhammad ibn Afifi Al-Khudary, Nur Al-Yaqin fi Sirat Sayyid Al-Mursalin (Beirut: Dar Al-Marifah, 2004), hal. 30.]

Demi Allah yang Tiada Tuhan selain Dia, Sungguh aku adalah utusan Allah untuk kalian dan untuk seluruh umat manusia.Kedua, Tawhid. Islam merupakan sebuah sistem yang terbangun dari sebuah komitmen terhadap tawhid, ke-Esaan Allah swt. Sebagai sebuah sistem, tentunya Islam memiliki keterlibatan dan manifestasi-manifestasi historis dalam bentuk hukum, pemikiran teologi, dan kebudayaan. Karakteristik ini menguatkan karakteristik pertama, di mana kualitas seseorang dalam Islam bukan didasarkan pada strata sosial, tetapi didasarkan kepada kualitas ketakwaannya kepada yang maha Esa. Hal ini berbeda dengan peradaban lainnya yang mengklasifikasikan masyarakatnya kepada beberapa kelompok; kelas elit, kelas menengah, dan kelas alit.Ketiga, Al-Tawazun wa al-Wasthiyah (keseimbangan dan moderat). Dalam Islam, harus ada balance antara aspek materi (madiyah) dan non-materi (ruhiyah). Kebahagian, dalam perspektif Islam, hanya bisa diraih dengan mengintegrasikan dan menyeimbangkan antara kedua aspek tersebut. Islam juga mengharuskan umatnya untuk menyeimbangkan antara dimensi akal dan wahyu, ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum. Kata ilm sendiri dalam al-Quran dengan berbagai bentuknya terulang sebanyak 854 kali. Kata ini digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan. Ilm dari segi bahasa berarti kejelasan, karena segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan. Dalam pandangan al-Quran, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan. Manusia, dalam pandangan al-Quran memiliki potensi untuk meraih ilmu dan mengembangkannya dengan seizin Allah. Oleh karena itu, bertebaran ayat yang memerintahkan manusia menempuh berbagai cara untuk mewujudkan hal tersebut. Berkali-kali pula al-Quran menunjukkan betapa tinggi kedudukan orang-orang yang berpengetahuan.Keempat, peradaban Islam memeliki karakter Al-Shibghoh Al-Akhlaqiyah (menekankan pada aspek moral). Dalam sistem kehidupan, Islam memiliki sistem nilai yang luhur dalam setiap aspek kehidupan; ekonomi, budaya, politik, berbangsa, bernegara dan sebagainya. [footnoteRef:4]. [4: Abu Bakar Ahmad ibn Al-Husayn Al-Baihaqi, Sunan Al-Baihaqi Al-Kubra (Mekkah: Dar Al-Baz, 1994), Juz 10, hal. 191.]

Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.C. Fase-Fase Pemikiran ManusiaManusia membutuhkan beberapa komponen untuk dapat berfikir diantaranya1. FaktaManusia membutuhkan fakta yang akan dijadikan objek berfikirnya.2. InderaUntuk dapat menyerap fakta-fakta yang akan dipikirkan. Seperti mata untuk dapat melihat, peraba, pendengaran, dan indera yang lainnya.3. OtakMerupakan organ yang berfungsi untuk menterjemahkan setiap fakta yang diserap. 4. InformasiTanpa informasi manusia tidak dapat untuk memahami fakta yang sedang dihadapinya. Menurut Auguste comte (1798-1857), dalam sejarah perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung tiga tahap:

1. Fase TeologisTahap ini menjadi ciri dunia sebelum tahun 1300. Selama masa itu, system ide utama dititik beratkan padake percayaan bahwa kekuatansupranatural dan figur-figur religius, yang berwujud manusia, menjadi akar segalanya. Secara khusus dunia sosial dan fisik dipandang sebagai dua hal yang dibuat Tuhan. Intinya pada tahap Teologis ini seseorang mengarahkan rohnya pada hakikat batiniah segala sesuatu, kepada sebab pertama, dan tujuan terakhir segala sesuatu, kepada sebab pertama, dan tujuan terakhir segala sesuatu. Menurut Comte pada tahap ini, manusia berkeyakinan bahwa setiap benda-benda merupakan ungkapan dari supernaturalisme. Tahap ini bisa disebut sebagai tahap kekanak-kanakan dimana manusia tidak mempunyai daya kritis sama sekali.2. Fase MetafisikTahap ini menurut Comte berlangsung antara tahun 1300 sampai dengan 1800. Era ini dicirikan oleh kepercayaan bahwa kekuatan abstrak seperti alam, dapat menjelaskan segalanya. Tahap metafisik sebenarnya hanya mewujudkan suatu perubahan saja dari zaman teologik, karena ketika zaman teologik manusia hanya mempercayai suatu doktrin tanpa mempertanyakannya, hanya doktrin yang dipercayai. Dan ketika manusia mencapai tahap metafisika ia mulai mempertanyaan dan mencoba mencari bukti-bukti yang meyakinkannya tentang sesuatu dibalik fisik.Tahap metafisik menggantikan kekuatan-kekuatan abstrak atau entitas-entitas dengan manusia. Ini adalah tahap peralihan dimana alam berpikir manusia sudah menanyakan tentang fenomena-fenomena yang ada di sekitar dirinya.

3. Fase PositifTahap ini yang diperkirakan terjadi pada tahun 1800 dan seterusnya, merupakan tahap pamungkas dari hokum tiga tahap, atau bisa disebut tahap final. Tahap positif berusaha untuk menemukan hubungan seragam dalam gejala.Pada zaman ini seseorang tahu bahwa tiada gunanya untuk mempertanyakan pengetahuan yang mutlak, baik secara teologis ataupun secara metafisika. Orang tidak mau lagi menemukan asalmuasal dan tujuan akhir alam semesta, atau melacak hakikat yang sejati dari segala sesuatu dan dibalik sesuatu. Pada zaman ini orang berusaha untuk menemukan hokum segala sesuatu dengan berbagi eksperimen yang akhirnya menghasilan fakta-fakta ilmiah, terbukti dan dapat dipertanggung jawabkan (secaraempiris).Tingkatan berpikir pada manusia:a. Berpikir dangkal yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui proses berpikir yang hanya melihat sesuatu dan membuat kesimpulan tanpa disertai pemahaman. Pemikiran ini diperoleh dengan cara sekedar mengindera fakta dalam otak tanpa mengaitkannya dengan informasi sebelumnya.b. Berpikir mendalam yaitu upaya berpikir lebih mendalam untuk memahami fakta dan mengaitkannya dengan informasi. Pemikiran ini dilakukan secara berulang-ulang untuk mencari informasi yang lebih banyak lagi.c. Berpikir cemerlang yaitu berpikir mendalam untuk mengkaji suatu obyek yang akan diteliti dan mengkaitkannya dengan fakta untuk bisa sampai pada keseimpulan yang benar.

V. PENUTUPIlmu Pengetahuan merupakan aspek terpenting dalam perkembangan peradaban. Dalam Islam, ilmu pengetahuan mendapatkan perhatian serius sebagaimana terkandung dalam ayat-ayat al-Quran maupun hadis-hadis Nabi. Pemaknaan dan pemahaman terhadap kedua sumber itu yang menyebabkan perbedaan generasi umat Islam dari awal hingga sekarang. Interptreasi itu pulalah yang menyebabkan gairah inteletual dalam lembaran sejarah peradaban Islam mengalami fluktuasi.Secara garis besar, fase-fase peikiran manusia berlangsung dalam tiga tahap yaitu : 1) Fase Teologis yang menjadi ciri dunia sebelum tahun 1300 yang bisa disebut sebagai tahap kekanak-kanakan dimana manusia tidak mempunyai daya tarik sama sekali karena ketika zaman teologik manusia hanya mempercayai suatu doktrin tanpa mempertanyakannya, 2) Fase metafisik yaitu berlangsung antara tahun 1300 sampai dengan 1800 yang dicirikan oleh kepercayaan bahwa kekuatan abstrak seperti alam dapat menjelaskan segalanya dengan mulai mempertanyakan dan mencoba mencari bukti-bukti yang meyakinkannya tentang sesuatu dibalik fisik, 3) Fase positif diperkirakan terjadi pada tahun 1800 dan seterusnya yang mempunyai cirri seseorang tahu bahwa tiada gunanya untuk mempertanyakan pengetahuan yang mutlak, baik secara teologis ataupun secara metafisika,

DAFTAR PUSTAKA

Sumber sepenuhnya dari internet dan berikut alamat website sebagai referensi kami untuk menulis makalah ini : http://filsafat.kompasiana.com/2013/12/11/bagaimana-pemikiran-filsafat-positivisme-menurut-auguste-comte--617643.html http://nurmaliaandriani95.blogspot.com/2013/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html http://awisbermimpi.blogspot.com/2011/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html https://www.academia.edu/4823938/Perkembangan_Ilmu_Pengetahuan dalam_Peradaban_Islam http://maulanabdulaziz.blogspot.com/2013/02/perkembangan-pemikiran-manusia.html